Anda di halaman 1dari 17

MAKALAH

Pancasila dan HAM/KAM

DISUSUN OLEH :

Aidini dwi aulia(2320203861206086)

HASANUDDIN(2320203861206100)

Lutfiani(2320203861206096)
Nikmatul ulya(2320203861206085)2

Makalah Disusun Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Pancasila

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS ISLAM


INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI PAREPARE
2023
KATA PENGANTAR
Tiada kalimat yang pantas penulis ucapkan kecuali rasa syukur kepada Tuhan Yang Maha
Esa atas selesainya makalah yang berjudul “Pancasila dan HAM/KAM”. Penulis sangat berharap
semoga makalah ini dapat menambah pengetahuan dan pengalaman bagi pembaca. Bahkan kami
berharap lebih jauh lagi agar makalah ini bisa pembaca praktikkan dalam kehidupan sehari-hari.

Bagi kami sebagai penyusun merasa bahwa masih banyak kekurangan dalam penyusunan
makalah ini karena keterbatasan pengetahuan dan pengalaman kami. Untuk itu kami sangat
mengharapkan kritik dan saran yang membangun dari pembaca demi kesempurnaan makalah ini.
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR.....................................................................................................................2
DAFTAR ISI...................................................................................................................................3
BAB I...............................................................................................................................................4
PENDAHULUAN...........................................................................................................................4
A. Latar Belakang......................................................................................................................4
B. Rumusan Masalah.................................................................................................................5
C. Tujuan...................................................................................................................................5
BAB II.............................................................................................................................................6
PEMBAHASAN..............................................................................................................................6
A. HAM.....................................................................................................................................6
B. KAM......................................................................................................................................10
C. Keseimbangan HAM dan KAM............................................................................................14
BAB III..........................................................................................................................................16
PENUTUP.....................................................................................................................................16
A. Kesimpulan.........................................................................................................................16
DAFTAR PUSTAKA....................................................................................................................17
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Hak merupakan unsur normatif yang melekat pada diri setiap manusia yang dalam
penerapannya berada pada ruang lingkup hak persamaan dan hak kebebasan yang terkait dengan
interaksinya antara individu atau dengan instansi. Hak juga merupakan sesuatu yang harus
diperoleh. Masalah HAM adalah sesuatu hal yang sering kali dibicarakan dan dibahas terutama
dalam era reformasi ini. HAM lebih dijunjung tinggi dan lebih diperhatikan dalam era reformasi
dari pada era sebelum reformasi.

Perlu diingat bahwa dalam hal pemenuhan hak, kita hidup tidak sendiri dan kita hidup
bersosialisasi dengan orang lain. Jangan sampai kita melakukan pelanggaran HAM terhadap
orang lain dalam usaha perolehan atau pemenuhan HAM pada diri kita sendiri. Hanya saja
pemenuhan HAM kadang tidak sesuai dengan apa yang semestinya dilakukan oleh tiap
individu. Maka dari itu, Penulis ingin menjelaskan dan meninjau kembali hak asasi manusia
dalam kehidupan sehari-hari. Dan makalah ini dibuat dengan judul “ HaM yang masih perlu
ditinjau kembali “1

Hak asasi manusia adalah hak dasar yang dimiliki manusia sejak manusia itu
dilahirkan.Hak asasi dapat dirumuskan sebagai hak yang melekat dengan kodrat kita sebagai
manusia yang bila tidak ada hak tersebut, mustahil kita dapat hidup sebagai manusia.Hak ini
dimiliki oleh manusia semata – mata karena ia manusia, bukan karena pemberian masyarakat
atau pemberian negara. Maka hak asasi manusia itu tidak tergantung dari pengakuan manusia
lain, masyarakat lain, atau Negara lain. Hak asasi diperoleh manusia dari Penciptanya, yaitu
Tuhan Yang Maha Esa dan merupakan hak yang tidak dapat diabaikan.2

1
Surbakti, K., & Si, M. (2019). KAJIAN MENGENAI PENTINGNYA BASIS DATA BAGI SEKOLAH SAAT INI. JURNAL
CURERE, 2(2).
2
Surbakti, K. (2018). FOSTERING OF FEMALE PRISONERS IN TANJUNG GUSTA PENITENTIARY OF MEDAN.
PROCEEDING: THE DREAM OF MILLENIAL GENERATION TO GROW, 216-225.
Sebagai manusia, ia makhluk Tuhan yang mempunyai martabat yang tinggi. Hak asasi
manusia ada dan melekat pada setiap manusia. Oleh karena itu, bersifat universal, artinya berlaku
di mana saja dan untuk siapa saja dan tidak dapat diambil oleh siapapun. Hak ini dibutuhkan
manusia selain untuk melindungi diri dan martabat kemanusiaanya juga digunakan sebagai
landasan moral dalam bergaul atau berhubungan dengan sesama manusia.

B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana Sejarah Hak Asasi Manusia di Indonesia?
2. Bagaimana hak asasi manusia?
3. Bagaimana pengertian kewajiban kasasi manusia?
4. Mengetahui Keseimbangan HAM dan KAM

C. Tujuan
Tulisan ini bertujuan untuk menambah wawasan pembaca, Agar pembaca mengetahui
Hak Asasi Manusia dan Kewajiban Asasi Manusia. Selain itu untuk mengetahui pentingnya
Keseimbangan Hak Asasi Manusia dan Kewajiban Asasi Manusia
BAB II

PEMBAHASAN

A. HAM
1. Pengertian HAM

Dari Indonesia tidak ada tokoh-tokoh yang diakui secara internasional sebagai pelopor
HAM. Namun bukan berarti di Indonesia tidak ada perjuangan untuk menegakkan HAM.
Perjuaangan menegakkan HAM dimulai sejak adanya penjajahan di Indonesia. Perjuangan ini
tidak semata-mata hanya perlawanan mengusir penjajah, namun lebih jauh dari itu pada dasarnya
juga merupakan perjuangan untuk menegakkan HAM.3

Indonesia mengalami penjajahan berabad-abad. Pada masa itu banyak sekali pelanggaran
HAM seperti penculikan, kerja paksa, pembantaian, penyiksaan, pemindasan, kesewang-
wenangan yang merupakan fenomena umum yang terjadi. Tidak ada kebebasan, keadilan,
perasaan, rasa aman, yang terjadi adalah ekploitasi besar-besaran terhadap manusia dan
kekayaan alam Indonesia untuk kepentingan penjajah.

Pada masa penjajahan Belanda masyarakat Indonesia dibedakan menjadi tiga strata
sosial. Pembedaan kela-kelas dalam masyarakat ini mempunyai implikasi yang luas. Ada
diskriminasi di segala bidang kehidupan ekonomi, politik, soaial, pendidikan dan hukum. Ketiga
strata sosial itu adalah: masyarakat Eropa sebagai kelas pertama, masyarakat Timut Asing
(China, India Arab) sebagai kelas dua dan masyarakat Irlander sebagai masyyarakat kelas tiga.
Perlakuan manusia yang didasarkan pada diskriminasi inilah yang bertentangan dengan harkat
dan martabat manusia sebagai makhluk Tuhan yang sederajat. Kondisi semacam ini
mendorong tokoh-tokoh pejuang untuk mengangkat senjata. Tonggak-tonggak sejarah
perjuangan HAM adalah sebagai berikut :4

1. Kebangkitan Nasional (20 Mei 1908)


3
Surbakti, K. (2018). FOSTERING OF FEMALE PRISONERS IN TANJUNG GUSTA PENITENTIARY OF MEDAN.
PROCEEDING: THE DREAM OF MILLENIAL GENERATION TO GROW, 216-225.
4
Nyoman Sarikat Putra Jaya, Beberapa Pemikiran Ke Arah Pengembangan Hukum Pidana, Citra Aditya Bakti,
Bandung, 2008.
2. Sumpah Pemuda (28 Oktober 1928)

3. Proklamasi Kemerdekaan (17 Agustus 1945); merupakan puncak perjuangan untuk


menghapuskan penjajahan dengan penetapan Undang-undang Dasar 1945 yang
didalamnya terkandung pengakuan HAM.

4. UUD RIS dan UUDS 1950 secara implicit mencantumkan konsep HAM.

5. Sidang Umum MPRS tahun 1966 menetapkan Ketetapan MPRS Nomor


XIV/MPRS/1966 tentang Pembentukan Panitia Ad Hock untuk menyiapkan dokumen
rancangan Piagam HAM dan Hak serta Kewajiban Warga Negara. Namun setelah
meletusnya G30S/PKI masalah ini tertunda.

6. Tahun 1993 berdasarkan Keputusan Presiden Nomor 50 Tahun 1993 dibentuk Komisi
Hak Asasi Manusia.

7. Perumusan HAM mencapai kemajuan dengan dimasukkan masalah ini dalam GBHN
Tahun 1998.

8. Sidang Istimewa MPR 1998 telah berhasil merumuskan Piagam HAM secara ekplisit
lewat Ketetapan MPR-RI Nomor XVII/MPR/1998 tentang Pandangan dan Sikap Bangsa
Indonesia Terhadap HAM.

9. Ketetapan MPR Nomor XVII ini dijabarkan dalam Undang-undang RI Nomor 39 Tahun
2000 sebagai Hukum Positif bagi pelaksanaan HAM di Indonesia.

Konsep tentang HAM bangsa Indonesia dapat diruntut sejak Proklamasi Kemerdekaan:5

1) Proklamasi

Sebagai pernyataan kemerdekaan bagi bangsa Indonesia berimplikasi kebebasan bagi


rakyatnya. Kemerdekaan dan kebebasan inilah merupakan unsur dasar HAM.

2) Pembukaan UUD 1945

5
Muladi, Makalah Bahan Kulia MIH UNDIP yang berjudul; Globalisasi, Nilai-nilai Universal, Hukum, Demokrasi dan
HAM serata Ketahanan (ekonomi) Nasional, Jakarta 25 Juni 2011.
Pada alenia pertama dinyatakan bahwa kemerdekaan adalah hak segala bangsa. Menurut
Prof. Notonagoro setiap bangsa sebagai kesatuan golongan manusia merupakan diri pribadi
mempunyai hak kodrat dan hak moril untuk berdiri sebagai pribadi atau hidup bebas. Jika ada
bangsa yang tidak merdeka hal ini bertentangan dengan kodrat manusia. Lebih jauh lagi
dijelaskan dalam alinea ke empat, dimana terdapat Pancasila sebagai fundamen moral negara.
Sila kemanusiaan yang adil dan beradab mengandung ajaran tentang kemanusiaan dan keadilan
yang merupakan unsur-unsur HAM.6

3) Pancasila

Konsep HAM dalam Pancasila bertumpu pada ajaran sila kedua Kemanusiaan yang adil
dan beradab dalam kesatuan dengan sila-sila yang lain. Konsep HAM dalam Pancasila ini lebih
mendasar jika dijelaskan dalam tatanan filosofis. Pemahaman Pancasila sebgai filsafat bertitik
tolak dari hakekat sifat kodrat manusia sebagai manusia individu dan soaial. Konsep HAM
dalam Pancasila tidak hanya bedasarkan pada kebebasan individu namun juga mempertahankan
kewajiban sosial dalam masyarakat. Kebebasan dalam Pancasila adalah kebebasan dalam
keseimbangan antara hak dan kewajiban antara manusia sebagai individu dan sosial, manusia
sebagai makhluk mandiri dan makhluk Tuhan, serta keseimbangan jiwa dan raga.

2. Ciri-Ciri HAM

Hak Asasi Manusia memiliki ciri khusus yang tidak terdapat pada jenis hak lainnya.
Berikut ini adalah ciri khusus Hak Asasi Manusia:

a. HAM tidak diberikan kepada seseorang, melainkan merupakan hak semua orang, baik itu
hak sipil, hak politik, hak ekonomi, hak sosial, dan hak budaya.
b. HAM tidak dapat dicabut, dihilangkan, atau diserahkan
c. HAM bersifat hakiki, yaitu hak yang sudah ada sejak manusia lahir ke dunia
d. HAM sifatnya universal sehingga berlaku bagi semua manusia tanpa memandang status,
suku, gender, dan berpedaan lainnya
3. Macam-Macam HAM

6
Peter Mahmud Marzuki, Penelitian Hukum, Kencana, Jakarta, 2005
a) Hak Asasi Pribadi (Personal Rights) Ini merupakan hak asasi yang berhubungan dengan
kehidupan pribadi setiap individu. Beberapa contoh hak asasi pribadi diantaranya7
 Kebebasan untuk bepergian, bergerak, berpindah ke berbagai tempat.
 Kebebasan dalam menyampaikan pendapat.
 Kebebasan dalam berkumpul dan berorganisasi.
 Kebebasan dalam memilih, memeluk, dan menjalankan agama dan kepercayaan
sesuai keyakinan masing-masing individu.
b) Hak Asasi Politik (Political Rights) Ini merupakan hak asasi yang terkait dengan
kehidupan politik seseorang. Beberapa contoh hak asasi politik diantaranya:
 Hak untuk untuk dipilih dan memilih dalam suatu pemilihan.
 Hak dalam keikutsertaan kegiatan pemerintahan.
 Hak dalam mendirikan partai politik dan organisasi politik.
 Hak dalam membuat usulan petisi.
c) Hak Asasi Hukum (Legal Equality Rights) Ini adalah hak mendapatkan kedudukan yang
sama dalam hukum dan pemerintahan. Beberapa contoh hak asasi hukum diantaranya:
 Hak untuk mendapat perlakukan yang sama dalam hukum dan pemerintahan.
 Hak seseorang untuk menjadi Pegawai Negeri Sipil.
 Hak untuk mendapatkan perlindungan dan pelayanaan hukum.
d) Hak Asasi Ekonomi (Property Rigths) Ini merupakan hak masing-masing individu terkait
dengan kegiatan perekonomian. Beberapa contoh hak-hak asasi ekonomi diantaranya:
 Kebebasan dalam kegiatan jual-beli.
 Kebesasan dalam melakukan perjanjian kontrak.
 Kebebasan dalam penyelenggaraan sewa-menyewa dan hutang- piutang.
 Kebebasan dalam memiliki sesuatu.
 Kebebasan dalam memiliki pekerjaan yang pantas.
e) Hak Asasi Sosial Budaya (Social Culture Rights) Ini merupakan hak individu terkait
dengan kehidupan bermasyarakat. Beberapa contoh hak asasi sosial budaya diantaranya:
 Hak untuk menentukan, memilih, dan mendapatkan pendidikan.

7
Septi Nurwijayanti dan Nanik Prasetyoningsih, Politik Ketatanegaraan, Lab.hukum Universitas Muhammadiyah
Yogyakarta, Yogyakarta, 2007
 Hak untuk mendapatkan pengajaran.
 Hak untuk mengembangkan budaya yang sesuai dengan bakat dan minat
4. Pelanggaran Hak Asasi Manusia

Pelanggaran Hak Asasi Manusia adalah setiap perbuatan seseoarang atau kelompok orang
termasuk aparat negara baik disengaja maupun tidak disengaja atau kelalaian yang secara
melawan hukum mengurangi, menghalangi, membatasi dan atau mencabut Hak Asasi Manusia
seseorang ata kelompok orang yang dijamin oleh Undang-undang, dan tidak mendapatkan
atau dikhawatirkan tidak akan memperoleh penyelesaian hukum yang adil dan benar
berdasarkan mekanisme hukum yang berlaku (Pasal 1 angka 6 UU No. 39 Tahun 1999 tentang
HAM)

B. KAM
1. Pengertian

Kewajiban asasi manusia secara singkat dapat didefinisikan atau diartikan sebagai suatu
kewajiban dalam melaksanakan kehidupan. Hal ini tentu wajib dilakukan setiap manusia, dimana
pun mereka berada, tidak terikat oleh waktu dan tempat. Kewajiban asasi manusia merupakan
pasangan hak asasi manusia, sebab seperti yang telah kita sama-sama tahu, hak harus diimbangi
dengan kewajiban.8

Istilah kewajiban asasi manusia sendiri di Indonesia kurang populer dikalangan


masyarakat secara luas, padahal kam sendiri ada sebagai pembatas egoisme antar individu. Tidak
seperti halnya ham yang sering diperingati tiap tahun, kam seolah-oleh dilupakan begitu saja.
Dalam pendidikan dan pengajarannya pun terkesan diabaikan. Padahal jika tidak ada kewajiban
asasi manusia, maka ham tidak akan mungkin dapat ditegakan secara sempurna.

Dalam menjalankan hidup berbangsa dan bernegara seringkali kita lupa dengan
kewajiban asasi yang harus dipenuhi, yang ada hanya bagaimana hak- hak kita sebagai manusia
terpenuhi secara utuh. Manusia sebagai mahluk yang sempurna, sebenarnya memiliki
kemampuan membedakan mana yang baik dan buruk, baik bagi dirinya pribadi maupun bagi

8
Yudhanti, Ristina. "Pancasila dan Berbagai Permasalahan Aktual." Law Research Review Quarterly 2, No. 4 (2016):
599-610.
orang lain. Namun disisi lain, manusia memiliki sifat egois. Maka dari itu, adanya kewajiban
sebagai pengingat bagi setiap orang.9

Dengan memahami kewajiban menggunakan kesadaran penuh, maka akan tercipta


sebuah lingkungan dan hubungan yang kondusif dalam menjalankan kehidupan berbangsa dan
bernegara. Maka sudah sepantasnya setiap individu memiliki sifat dan prilaku yang baik,
memikirkan lingkungan dan sesama yang didisekitarnya.

Para ahli tentu memiliki penafsiran yang berbeda-beda mengenai kewajiban asasi
manusia. Akan tetapi secara garis besar mereka mengartikan KAM adalah sesuatu yang penting
dan wajib dipenuhi oleh setiap manusia kapanpun dan dimanapun.

Berikut ini merupakan pengertian KAM menurut para ahli:

● Menurut Prof Dr. Notonegoro

Prof Dr. Notonegoro mengartikan kewajiban asasi manusia sama halnya dengan
kewajiban-kewajiban lain, yaitu sebagai beban yang harus diberikan oleh pihak tertentu yang
memiliki kewajiban (dalam hal ini seluruh umat manusia).Kewajiban merupakan sesuatu yang
harus dilakukan tanpa terkecuali

● Menurut Curzon

Curzon mengelompokan kewajiban ke dalam 5 bagian, yaitu:

- Kewajiban mutlak, adalah kewajiban yang hanya tertuju pada diri sendiri,
dalam hal ini tidak melibatkan orang orang lain.

- Kewajiban publik, ialah kewajiban yang berkorelasi dengan kepentingan


atau hak khalayak. Sehingga mematuhi hak publik serta

- kewajiban perdata yang timbul dari hasil korelasi antara kewajiban perdata
dan haknya.

9
Arifin, Ridwan. “Revealing the Other Side of Human Rights Issue: How We Look to the Existed Various Problems”.
Journal of Indonesian Legal Studies 2, No. 1 (2017): 79-82. https://doi.org/10.15294/jils.v2i01.16642.
- Kewajiban positif, suatu kewajiban yang menghendaki dilakukan sesuatu,
sedangkan kewajban negatif adalah kebalikannya.

- Kewajiban universal atau umum, merupakan sebuah kewajiban yang


diberlakukan untu setiap orang tanpa terkecuali, kewajiban umum ini
merupakan kebalikan dari kewajiban khusus.

- Kewajiban primer, merupakan sebuah kewajiban yang muncul tidak


melawan hukum.

Dari pemaparan di atas mengenai pengertian kewajiban hak asasi manusia dari para ahli
dapat disimpulkan bahwa KAM adalah pentuk pembatasan dari HAM. Kewajiban hak asasi
manusia merupakan kewajiban yang bersifat universal, mengikat kepada setiap manusia yang
hidup.

2. Contoh Kewajiban Asasi Manusia

Dalam kehidupan sehari-hari, kira-kira apa ya yang termasuk kedalam kewajiban asasi
manusia. Berikut merupakan contoh kewajiban asasi manusia atau yang disebut dengan KAM:

- Kewajiban kepada Tuhan, pada umumnya setiap orang telah bersepakat bahwa setiap dari
manusia memiliki kewajiban terhadap Tuhan yang harus ditunaikan atas karunia yang
telah diberikannya.
- Kewajiban sebagai manusia, manusia sebagai mahluk yang memiliki akal dan pikiran
bertanggung jawab atas hidupnya, menjaga segala sesuatu yang telah dianugrahkan
Tuhan.
- Kewajiban moral, buah dari sebuah pikiran dan akal salah satunya adalah moral yang
tercipta di masyarakat.
- Kewajiban sosial, manusia adalah mahluk sosial yang saling membutuhkan satu dengan
yang lainnya, sehingga manusia yang satu dengan yang lainnya memiliki kewajiban yang
sama.
- Kewajiban dalam keluarga, bisa dikatakan keluarga merupakan komunitas terkecil dalam
kehidupan kita, selain memiliki hak sebagai anggota keluarga, setiap anggota atau orang
yang ada dilingkungan tersebut memiliki kewajiban yang harus dipenuhi.
- Kewajiban atas pekerjaan, rasanya hal ini sudah sangat umum sekali, setiap orang yang
memiliki pekerjaan bertanggung jawab atas pekerjaannya.

Hakekatnya dalam kehidupan manusia ada dua dimensi kehidupan yaitu dimensi individu
dan dimensi sosial. Pada tataran individu, seseorang akan membangun pada dirinya praktek dan
pengembangan nilai yang akan mengarahkan berbagai tindakan dirinya dalm upaya mencapai
rasa puas diri.

3. Kewajiban Asasi Manusia.

Walaupun demikian rasa puas diri yang hendak dicapai dapat dibagi dalam dua gradasi
yaitu gradasi pertama adalah adanya kebutuhan dan keinginan yang bersifat individu. Pada
gradasi kedua yang bersifat lebih tinggi adalah kesadaran sosial juga mempunyai jenis kebutuhan
sosial dan keinginan sosial. Pada tataran individu, cara mencapainya tentu tidak diperkenankan
bila kehendak tersebut bila akan dieksekusi sudah jelas akan merugikan orang lain, demikian
pula pada level kehidupan sosial.

Pada tataran praktek, seseorang yang mempunyai self awareness yang akan dapat
membedakan antara kebutuhan dan keinginan. Peran agama yang merupakan rujukan nilai yang
akan membentuk dan memancarkan perilakunya disamping akar budayanya, bila
diaktualisasikan akan memancarkan pola praktek kewajiban manusia. Dalam konteks atau
semangat ini, maka semua agama telah jelas mengajarkan nilai-nilai toleransi dan pembentuk
motivasi perilaku luhur, baik untuk tujuan ke-akheratan maupun untuk tujuan ke- duniawi-an.

Demikian pula dalam konstruksi hubungan dan perilaku sosial, misalnya, agama Islam
telah memberikan rujukan nilai seperti mekanisme musyawarah dalam menyelesaikan persoalan,
kemudian tolong-menolong dalam hal kebaikan, tanpa melihat perbedaan agama, suku, status
sosial dll. Nilai-nilai seperti ini yang perlu dilakukan re-aktualisasinya dalam konstruksi
hubungan sosial dalam wadah Indonesia ini sehingga menumbuhkan proses- proses sinergitas-
positif. Bila keadaan ini yang terjadi maka proses pensejahteraan bangsa tentu akan lebih terpacu
atau lebih akseleratif. Karenanya dimensi hubungan horizontal dalam nilai-nilai agama ini yang
perlu mendapat prioritas dalam aktualisasi diri, baik sejak pemahamannya maupun dalam aspek
praktikalitasnya. Maka karakter yang membentuk perilaku ini sesungguhnya merupakan
kewajiban asasi manusia (KAM) sebagai makhluk ibadah.

Maka dalam sebuah komunitas yang bernama bangsa yang dibangun atas kesamaan nilai-
nilai budaya, maka dalam wadah kebangsaan perlu dibangun sebuah konstruksi teologi yang
mampu keluar dari kesempitan (aliran) agama dan mampu mendorong umat menyapa baik
komunitas internalnya maupun yang di luarnya. Ada dua hal yang potensial yang dapat dicapai
dalam pengembangan teologi kebangsaan. Pertama, sikap bahwa manusia tidak mungkin dapat
hidup sendiri, maka dalam kesadaran ini “semangat memberi” (giver) merupakan sikap terbaik
sebagai pengganti dari sikap selalu menuntut hak, tanpa diimbangi dengan pengertian adanya
kewajiban (taker). Kedua, dalam beragama dan soal-soal keagamaan, yang mendorong manusia
sebagi makhluk ibadah untuk selalu berbuat baik dapat dikembangkan menjadi perilaku yang
baku dan menjadi sikap yang tidak ter- buru-buru atau mudah menggunakan alasan agama untuk
menghakimi orang lain.

C. Keseimbangan HAM dan KAM

Penerapan HAM pada dasarnya tidak ada yg absolut, karena dibalik HAM pasti ada
kewajiban asasi (KAM) yg harus kita tunaikan terhadap pihak/orang lain.

KAM adalah bentuk pasif dari tanggung jawab. Sesuatu yg dilakukan karena tanggung
jawab asasi adalah kewajiban asasi. Kewajiban tidak memperhitungkan untung atau balasan. Ia
dilakukan karena tuntutan suara hati (nurani), bukan karena pertimbangan pikiran. Ia adalah
suruhan dari dalam. Misalnya orang tua bersusah payah mengasuh anaknya, karena kewajiban
asasi.

Menurut Filsafat Pancasila (Dasar Negara dan Ideologi Negara) memberikan


kedudukan yang tinggi dan mulia atas martabat manusia, sebagai pancaran asas moral (sila I dan
II); karenanya ajaran HAM berdasarkan filsafat Pancasila yang bersumber asas normatif theism
religious, secara fundamental sbb:
- Bawa HAM adalah karunia dan anugerah Maha Pencipta (sila I dan II : hidup,
kemerdekaan dan hak milik/rezki) sekaligus untuk dinikmati dan disyukuri oleh umat
manusia.
- Bahwa menegakkan HAM senantiasa berdasarkan asas keseimbangan dengan kewajiban
asasi manusia (KAM). Artinya HAM akan tegak hanya berkat (umat) manusia
menunaikan KAM sebagai amanat Maha Pencipta
- Kewajiban asasi manusia (KAM) berdasarkan filsafat Pancasila ialah :

- Manusia wajib mengakui sumber (HAM:life, liberty, property) adalah Tuhan Maha
Pencipta (Sila ke 1)
- Manusia wajib mengakui dan menerima kedaulatan Maha Pencipta atas Semesta,
termasuk atas nasib dan takdir manusia
- Manusia wajib berterima kasih dan berkhidmat kepada Maha Pencipta (Tuhan Yang
Maha Esa) atas anugerah dan amanat yang dipercayakan kepada (kepribadian). Manusia
terikat dengan hokum alam dan hokum moral

Tegaknya ajaran HAM ditentukan oleh tegaknya asas keseimbangan HAM dan KAM,
sekaligus sebagai derajat (kualitas) moral dan martabat manusia.
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan
HAM adalah hak-hak dasar yang dimiliki oleh manusia sesuai dengan kiprahnya. Setiap
individu mempunyai keinginan agar HAM-nya terpenuhi, tapi satu hal yang perlu kita ingat
bahwa Jangan pernah melanggar atau menindas HAM orang lain.

Kewajiban asasi manusia secara singkat dapat didefinisikan sebagai suatu kewajiban
dalam melaksanakan kehidupan. Hal ini tentu wajib dilakukan setiap manusia, dimana pun
mereka berada, tidak terikat oleh waktu dan tempat.

Kewajiban asasi manusia merupakan pasangan hak asasi manusia, sebab seperti yang
telah kita sama-sama tahu, hak harus diimbangi dengan kewajiban. Istilah kewajiban asasi
manusia sendiri di Indonesia kurang populer dikalangan masyarakat secara luas, padahal kam
sendiri ada sebagai pembatas egoisme antar individu. Tidak seperti halnya HAM yang sering
diperingati tiap tahun, KAM seolah-oleh dilupakan begitu saja. Dalam pendidikan dan
pengajarannya pun terkesan diabaikan. Padahal jika tidak ada kewajiban asasi manusia, maka
ham tidak akan mungkin dapat ditegakan secara sempurna. Dalam menjalankan hidup berbangsa
dan bernegara seringkali kita lupa dengan kewajiban asasi yang harus dipenuhi, yang ada hanya
bagaimana hak-hak kita sebagai manusia terpenuhi secara utuh. Manusia sebagai mahluk yang
sempurna, sebenarnya memiliki kemampuan membedakan mana yang baik dan buruk, baik bagi
dirinya pribadi maupun bagi orang lain.

Pancasila menjamin kesetaraan hak asasi manusia bagi seluruh warga negara Indonesia,
serta memberikan jaminan bahwa penghormatan terhadap hak asasi manusia harus bersifat
universal. Pancasila memiliki nilai-nilai dasar yang memiliki semangat untuk penegakan hak
asasi manusia (HAM).
DAFTAR PUSTAKA
Arifin, Ridwan. “Revealing the Other Side of Human Rights Issue: How We Look to the Existed
Various Problems”. Journal of Indonesian Legal Studies 2, No. 1 (2017): 79-82.
https://doi.org/10.15294/jils.v2i01.16642.

Asri Wijayanti 2008 Sejarah perkembangan, Hak Asasi


Manusiahttp://kumpulanmakalhttps://makalah-update.blogspot.com/2012/11/makalah-
hak-asasi-manusia

Muladi, Makalah Bahan Kulia MIH UNDIP yang berjudul; Globalisasi, Nilai-nilai Universal,
Hukum, Demokrasi dan HAM serata Ketahanan (ekonomi) Nasional, Jakarta 25 Juni
2011.

Nyoman Sarikat Putra Jaya, Beberapa Pemikiran Ke Arah Pengembangan Hukum Pidana, Citra
Aditya Bakti, Bandung, 2008.

Peter Mahmud Marzuki, Penelitian Hukum, Kencana, Jakarta, 2005

Septi Nurwijayanti dan Nanik Prasetyoningsih, Politik Ketatanegaraan, Lab.hukum Universitas


Muhammadiyah Yogyakarta, Yogyakarta, 2007

Surbakti, K. (2018). FOSTERING OF FEMALE PRISONERS IN TANJUNG GUSTA


PENITENTIARY OF MEDAN. PROCEEDING: THE DREAM OF MILLENIAL
GENERATION TO GROW, 216-225.

Surbakti, K. (2018). FOSTERING OF FEMALE PRISONERS IN TANJUNG GUSTA


PENITENTIARY OF MEDAN. PROCEEDING: THE DREAM OF MILLENIAL
GENERATION TO GROW, 216-225.

Surbakti, K., & Si, M. (2019). KAJIAN MENGENAI PENTINGNYA BASIS DATA BAGI
SEKOLAH SAAT INI. JURNAL CURERE, 2(2).

Yudhanti, Ristina. "Pancasila dan Berbagai Permasalahan Aktual." Law Research Review
Quarterly 2, No. 4 (2016): 599-610.

Anda mungkin juga menyukai