Anda di halaman 1dari 20

MAKALAH HAK ASASI MANUSIA (HAM)

Oleh kelompok 3 :
Nama : Riyandi Hamundu (1801024)
Lisda Adinan (1801012)
Anjalia Masbait (1801011)
Lavenia Tano (1801015)
Winda L Tamarol
Gloria Dina
Pratiwi Cahya Lamate
Cyska

PROGRAM STUDI S1 KEPERAWATAN


SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN (STIKES)
MUHAMMADIYAH MANADO 2018/2019
KATA PENGANTAR
            Segala puji dan syukur penulis sampaikan kehadirat Allah SWT, shalawat dan salam juga
disampaikan kepada junjungan Nabi Besar Muhammad SAW. Serta sahabat dan keluarganya,
seayun langkah dan seiring bahu dalam menegakkan agama Allah.Dengan kebaikan beliau telah
membawa kita dari alam kebodohan ke alam yang berilmu pengetahuan.
Dalam rangka melengkapi tugas dari mata kuliah Kewarganegaraan pada Program Studi
Hukum Ekonomi Syari’ah Mu’amalah PTI AL-HILAL SIGLI dengan ini penulis mengangkat
judul “Hak Asasi Manusia”.
Dalam penulisan makalah ini, penulis menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari
kesempurnaan, baik dari cara penulisan, maupun isinya.
Oleh karena itu penulis sangat mengharapkan kritikan dan saran-saran yang dapat
membangun demi kesempurnaan makalah ini.

Wassalam
Penulis,
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR......................................................................................................................
DAFTAR ISI....................................................................................................................................

BAB I       PENDAHULUAN


A.    Latar Belakang.........................................................................................................................
B.    Rumusan Masalah.....................................................................................................................
C.    Tujuan penulisan.......................................................................................................................

BAB II       PEMBAHASAN


A.    Pengertian Hak asasi manusia...........................................................................................................
B.     Sejarah perkembangan HAM di Indonesia.......................................................................................
C.     Macam-macam HAM........................................................................................................................
D.    Pelaksanaan Ham dalam Islam..........................................................................................................
E.  Contoh-Contoh Kasus Pelanggaran HAM.........................................................................................
F.   Upaya Perlindungan dan Pemajuan HAM di Indonesia....................................................................
G.  Partisipasi /Peran serta Masyarakat dalam Upaya Perlindungan dan Pemajuan...............................

BAB III    PENUTUP


A. Kesimpulan........................................................................................................................................
B. Saran..................................................................................................................................................

DAFTAR PUSTAKA.......................................................................................................................
BAB I
PENDAHULUAN

A.    Latar Belakang


           Hak merupakan unsur normatif yang melekat pada diri setiap manusia yang dalam
penerapannya berada pada ruang lingkup hak persamaan dan hak kebebasan yang terkait dengan
interaksinya antara individu atau dengan instansi.Hak juga merupakan sesuatu yang harus
diperoleh.Masalah HAM adalah sesuatu hal yang sering kali dibicarakan dan dibahas terutama
dalam era reformasi ini.HAM lebih dijunjung tinggi dan lebih diperhatikan dalam era reformasi
dari pada era sebelum reformasi.
              Perlu diingat bahwa dalam hal pemenuhan hak, kita hidup tidak sendiri dan kita hidup
bersosialisasi dengan orang lain. Jangan sampai kita melakukan pelanggaran HAM terhadap
orang lain dalam usaha perolehan atau pemenuhan HAM pada diri kita sendiri. Maka dengan ini
penulis mengambil judul “Pelanggaran Hak Asasi Manusia Terhadap Tenaga Kerja Diluar
Negri Yang Berasal Dari   Daerah”.

B.     Rumusan Masalah


1.      Menjelaskan pengertian hak asasi manusia
2.      Menjelaskan sejarah perkembangan HAM di Indonesia
3.      Menjelaskan macam-macam HAM
4.      Menjelaskan pelaksanaan HAM dalam Islam

C.    Tujuan Penulisan


            Adapun tujuan kami dalam menyusun makalah ini adalah disamping untuk memenuhi
tugas dalam perkuliahan juga agar kami khususnya dan semua mahasiswa pada umumnya
mampu memahami Hak asasi manusia.
BAB II
PEMBAHASAN

A.    Pengertian Hak Asasi Manusia


             Menurut Teaching Human Rights yang diterbitkan oleh Perserikatan Bangsa-Bangsa
(PBB), hak asasi manusia (HAM) adalah hak-hak yang melekat pada setiap manusia, yang
tanpanya manusia mustahil dapat hidup sebagai manusia. Hak hidup, misalnya, adalah klaim
untuk memperoleh dan melakukan segala sesuatu yang dapat membuat seseorang tetap hidup.
Tanpa hak tersebut eksistensinya sebagai manusia akan hilang.
            Senada dengan pengertian HAM di atas adalah pernyataan awal hak asasi manusia yang
dikemukakan oleh John Locke. Menurut John Locke, hak asasi manusia adalah hak-hak yang
diberikan langsung oleh Tuhan Yang Maha Pencipta sebagai sesuatu yang bersifat kodrati. 
Karena sifatnya yang demikian, maka tidak ada kekuasaan apapun di dunia ini yang dapat
mencabut hak asasi setiap manusia.HAM adalah hak dasar yang dibawa manusia sejak lahir
sebagai anugrah Tuhan Yang Maha Esa; bukan pemberian manusia atau lembaga kekuasaan.
             Hak asasi manusia ini tertuang dalam UU Nomor 39 Tahun 1999 tentang Hak Asasi
Manusia.  Menurut UU ini, hak asasi manusia adalah seperangkat hak yang melekat pada hakikat
dan keberadaan manusia sebagai makhluk Tuhan dan merupakan anugerah-Nya yang wajib
dihormati, dijunjung tinggi, dan dilindungi oleh Negara, hokum, pemerintah dan setiap orang
demi kehormatan serta perlindungan harkat dan martabat manusia.Berikut ini pengertian HAM
menurut beberapa ahli:
1.      Prof. Dr Dardji darmodiharjo, sh, HAM adalah hak-hak dasar / pokok yang dibawa manusia
sejak lahir sebagaianugrahtuhan yang maha esa.
2.      Laboratorium pancasila IKIP Malang.HAM adalah hak yang melekat pada martabat manusia
sebagai insan ciptaan TuhanYang Maha Esa.
3.      Prof. Mr. Kuntjono Purbo Pranoto.HAM adalah hak yang dimiliki manusia menurut kodratnya
yang tidakdipisahkan hakikatnya.
4.      Menurut pendapat Jan Materson (dari komisi HAM PBB), dalam Teaching Human Rights,
United Nations sebagaimanadikutip Baharuddin Lopa menegaskan bahwa HAM adalah hak-hak
yang melekat pada setiap manusia, yang tanpanyamanusia mustahil dapat hidup sebagai
manusia.
5.      John Locke menyatakan bahwa HAM adalah hak-hak yang diberikan langsung oleh Tuhan Yang
Maha Pencipta sebagaihak yang kodrati.(Mansyur Effendi, 1994).

B.     Sejarah Perkembangan HAM di Indonesia

1.      Periode sebelum kemerdekaan

              Pemikiran HAM dalam periode sebelum kemerdekaan dapat dijumpai dalam sejarah
kemunculan organisasi pergerakan nasional, seperti Boedi Oetomo (1908), Serikat Islam (1911),
Indische Partij (1912), Partai Komunis Indonesia (1920), Perhimpunan Indonesia (1925), dan
Partai Nasional Indonesia (1927). Lahirnya organisasi pergerakan nasional itu tidak bisa
dilepaskan dari sejarah pelanggaran HAM yang dilakukan oleh penguasa colonial, penjajahan,
dan pemerasan hak-hak masyarakat terjajah. Puncak perdebatan HAM dilontarkan oleh para
tokoh pergerakan nasional seperti, Soekarno, Agus Salim, Mohammad Natsir, Mohammad
Yamin, K.H. Mas Mansyur, K.H. Wachid Hasyim, Mr. Maramis, terjadi dalam siding-sidang
BPUPKI. Dalam sidang BPUPKI tersebut para tokoh nasional berdebat dan berunding
merumuskan dasar-dasar ketatanegaraan dan kelengkapan Negara yang menjamin hak dan
kewajiban Negara dan warga Negara dalam Negara yang hendak diproklamirkan.
           Dalam sejarah pemikiran HAM di Indonesia, Boedi Oetomo mewakili organisasi
pergerakan nasional mula-mula yang menyuarakan kesadaran berserikat dan mengeluarkan
pendapat melalui petisi-petisi yang ditujukan pada pemerintah colonial maupun lewat tulisan di
surat kabar. Inti dari perjuangan Boedi Oetomo adalah perjuangan akan kebebasan berserikat dan
mengeluarkan pendapat melalui organisasi massa dan konsep perwakilan rakyat.
                   Diskursus HAM terjadi pula dikalangan tokoh pergerakan Serikat Islam seperti
Tjokro Aminoto, H. Samanhudi, Agus Salim.Mereka menyuarakan pentingnya usaha-usaha
untuk memperoleh kehidupan yang layak dan bebas dari penindasan dan diskriminasi rasial yang
dilakukan pemerintah colonial.Berbeda dengan pemikiran HAM di kalangan tokoh nasionalis
sekuler, para tokoh SI mendasari perjuangan pergerakannya pada prinsip-prinsip HAM dalam
ajaran Islam.
2.      Periode setelah kemerdekaan

a.      Periode 1945-1950


Sepanjang periode ini, wacana HAM bisa dicirikan pada:
Bidang sipil dan politik:
a)      UUD 1945 (Pembukaan, pasal 26-30, penjelasan pasal 24 dan 25)
b)      Maklumat Pemerintah 1 November 1945
c)      Maklumat Pemerintah 3 November 1945
d)     Maklumat pemerintah 14 November 1945
e)      KRIS, khususnya bab V, pasal 7-33
f)       KUHP pasal 99

Bidang ekonomi, social, dan budaya:


a)      UUD 1945 (Pasal 27, 31, 33, 34, penjelasan pasal 31-32)
b)      KRIS pasal 36-40

b.      Periode 1950-1959


             Menurut catatan Bagir Manan, masa gemilang sejarah HAM Indonesia pada masa ini
tercermin pada lima indicator HAM:
a)      Munculnya partai-partai politik dengan beragam ideology
b)      Adanya kebebasan pers
c)      Pelaksanaan pemilihan umum secara aman, bebas, dan demokratis
d)     Control parlemen atas eksekutif
e)      Perdebatan HAM secara bebas dan demokratis

c.       Periode 1959-1966


                Periode ini merupakan masa berakhirnya Demokrasi Liberal, digantikan oleh system
demokrasi terpimpin yang terpusat pada kekuasaan Presiden Soekarno.Melalui system demokrasi
terpimpin kekuasaan terpusat di tangan presiden.Presiden tidak dapat dikontrol oleh parlemen,
sebaliknya parlemen dikendalikan oleh presiden.Kekuasaan presiden bersifat absolut, bahkan
dinobatkan sebagai Presiden RI seumur hidup.Akibat langsung dari model pemerintahan yang
sngat individual ini adalah pemasungan hak-hak asasi warga Negara.Semua pandangan politik
masyarakat diarahkan harus sejalan dengan kebijakan pemerintah yang otoriter. Dalam dunia
seni misalnya, atas nama revolusi pemerintahan Presiden Soekarno menjadi lembaga kebudayaan
rakyat yang berafilasi kepada PKI sebagai satu-satunya lembaga seni yang diakui. Sebaliknya
lembaga selain Lekra dianggap anti pemerintah atau kontra-revolusi.

d.      Periode 1966-1998


            Diantara butir penolakan pemerintah Orde Baru terhadap konsep universal HAM adalah:
a)      HAM  adalah produk pemikiran barat yang tidak sesuai dengan nilai-nilai luhur budaya bangsa
yang tercermin dalam pancasila
b)      Bangsa Indonesia sudah terlebih dahulu mengenal HAM sebagaimana tertuang dalam rumusan
UUD 1945 yang lahir lebih dulu dibandingkan dengan Deklarasi Universal HAM
c)      Isu HAM sering kali digunakan oleh Negara-negara barat untuk memojokkan Negara yang
sedang berkembang seperti Indonesia.

e.       Periode pasca orde baru


            Kesungguhan pemerintahan B.J. Habibie dalam perbaikan pelaksanaan HAM
ditunjukkandengan pencanangan program HAM yang dikenal dengan istilah Rencana Aksi
Nasional HAM, pada Agustus 1998. Agenda HAM ini bersandarkan pada empat pilar, yaitu:
1)      Persiapan pengesahan perangkat Internasional di bidang HAM
2)      Dimensi informasi dan pendidikan bidang HAM
3)      Penentuan skala prioritas pelaksanaan HAM
4)      Pelaksanaan isi perangkat Internasional di bidang HAM yang telah diratifikasi melalui
perundang-undangan nasional.
                  Komitmen pemerintah terhadap penegakan HAM juga ditunjukkan dengan
pengesahan UU tentang HAM, pembentukan Kantor Menteri Negara Urusan HAM yang
kemudian digabung dengan Departemen Hukum dan Perundang-undanganmenjadi Departemen
Kehakiman dan HAM, penambahan pasal-pasal khusus tentang HAM dalam Amandemen UUD
1945, penerbitan inpres tentang pengarusutamaan gender dalam pembangunan nasional,
pengesahan UU tentang pengadilan HAM. Pada tahun 2001, Indonesia juga menandatangani dua
protocol hak anak, yakni protocol yang terkait dengan larangan perdagangan, prostitusi,dan
pornografi anak. Menyusul kemudian, pada tahun yang sama pemerintah membuat beberapa
pengesahan UU di antaranya tentang perlindungan anak, pengesahan tentang penghapusan
kekerasan dalam rumah tangga, dan penerbitan keppres tentang Rencana Aksi Nasional (RAN)
HAM Indonesia tahun 2004-2009.
Perkembangan pemikira HAM dibagi dalam 4 generasi, yaitu:
1.      Generasi pertama berpendapat bahwa pemikiran HAM hanya berpusat pada bidang hukum dan
politik. Fokuspemikiran HAM generasi pertama pada bidang hukum dan politik disebabkan oleh
dampak dan situasi perang duniaII, totaliterisme dan adanya keinginan Negara-negara yang baru
merdeka untuk menciptakan sesuatu tertib hukumyang baru.
2.      Generasi kedua pemikiran HAM tidak saja menuntut hak yuridis melainkan juga hak-hak sosial,
ekonomi, politik danbudaya. Jadi pemikiran HAM generasi kedua menunjukan perluasan
pengertian konsep dan cakupan hak asasimanusia.Pada masa generasi kedua, hak yuridis kurang
mendapat penekanan sehingga terjadi ketidakseimbangandengan hak sosial-budaya, hak
ekonomi dan hak politik.
3.      Generasi ketiga sebagai reaksi pemikiran HAM generasi kedua. Generasi ketiga menjanjikan
adanya kesatuan antarahak ekonomi, sosial, budaya, politik dan hukum dalam suatu keranjang
yang disebut dengan hak-hak melaksanakanpembangunan. Dalam pelaksanaannya hasil
pemikiran HAM generasi ketiga juga mengalami ketidakseimbangandimana terjadi penekanan
terhadap hak ekonomi dalam arti pembangunan ekonomi menjadi prioritas utama,sedangkan hak
lainnya terabaikan sehingga menimbulkan banyak korban, karena banyak hak-hak rakyat
lainnyayang dilanggar.
4.      Generasi keempat yang mengkritik peranan negara yang sangat dominant dalam proses
pembangunan yangterfokus pada pembangunan ekonomi dan menimbulkan dampak negative
seperti diabaikannya aspek kesejahteraanrakyat. Selain itu program pembangunan yang
dijalankan tidak berdasarkan kebutuhan rakyat secara keseluruhanmelainkan memenuhi
kebutuhan sekelompok elit.Pemikiran HAM generasi keempat dipelopori oleh Negara-negara
dikawasan Asia yang pada tahun 1983 melahirkan deklarasi hak asasi manusia yang disebut
Declaration of the basic Duties of Asia People and Government.

Perkembangan pemikiran HAM dunia bermula dari:


1.      Magna ChartaPada umumnya para pakar di Eropa berpendapat bahwa lahirnya HAM di kawasan
Eropa dimulai denganlahirnya magna Charta yang antara lain memuat pandangan bahwa raja
yang tadinya memiliki kekuasaanabsolute (raja yang menciptakan hukum, tetapi ia sendiri tidak
terikat dengan hukum yang dibuatnya), menjadidibatasi kekuasaannya dan mulai dapat diminta
pertanggung jawabannya dimuka hukum(MansyurEffendi,1994).
2.      The American declarationPerkembangan HAM selanjutnya ditandai dengan munculnya The
American Declaration of Independence yanglahir dari paham Rousseau dan Montesquuieu.
Mulailah dipertegas bahwa manusia adalah merdeka sejak didalam perut ibunya, sehingga
tidaklah logis bila sesudah lahir ia harus dibelenggu.
3.      The French declarationSelanjutnya, pada tahun 1789 lahirlah The French Declaration (Deklarasi
Perancis), dimana ketentuan tentanghak lebih dirinci lagi sebagaimana dimuat dalam The Rule of
Law yang antara lain berbunyi tidak boleh adapenangkapan tanpa alasan yang sah. Dalam kaitan
itu berlaku prinsip presumption of innocent, artinya orang-orang yang ditangkap, kemudian
ditahan dan dituduh, berhak dinyatakan tidak bersalah, sampai ada keputusanpengadilan yang
berkekuatan hukum tetap yang menyatakan ia bersalah.
4.      The four freedomAda empat hak kebebasan berbicara dan menyatakan pendapat, hak kebebasan
memeluk agama danberibadah sesuai dengan ajaran agama yang diperlukannya, hak kebebasan
dari kemiskinan dalam Pengertiansetiap bangsa berusaha mencapai tingkat kehidupan yang
damai dan sejahtera bagi penduduknya, hakkebebasan dari ketakutan, yang meliputi usaha,
pengurangan persenjataan, sehingga tidak satupun bangsaberada dalam posisi berkeinginan
untuk melakukan serangan terhadap Negara lain ( Mansyur Effendi,1994).

C.    Macam-macam HAM


1.      Berdasarkan Ketetapan MPR No. XVII/MPR/1998
HAM adalah hak-hak dasar yang melekat pada diri manusia secara kodrati, universal dan
abadi sebagai anugerah Tuhan YME, meliputi hak untuk hidup, hak berkeluarga, hak
mengembangkan diri, hak keadilan, hak kemerdekaan, hak berkomunikasi, hak keamanan, dan
hak kesejahteraan yang oleh karena itu tidak boleh diabaikan atau dirampas oleh siapapun
Macam-macam HAM yang tercantum dalam TAP MPR di atas :
a.       Hak untuk hidup
b.      Hak berkeluarga dan melanjutkan keturunan
c.       Hak keadilan
d.      Hak kemerdekaan
e.       Hak atas kebebasan informasi
f.       Hak kemananan
g.      Hak kesejahteraan
h.      Kewajiban
i.        Perlindungan dan pemajuan

2.      Berdasarkan UU No. 39 Tahun 1999 tentang HAM :


HAM adalah seperangkat hak yang melekat pada hakikat dan keberadaan manusia
sebagai makhluk Tuhan YME dan merupakan anugerah-Nya yang wajib dihormati, dijunjung
tinggi, dan dilindungi oleh Negara, hukum, pemerintahan, dan setiap orang demi kehormatan
serta perlindungan harkat dan martabat manusia
HAM menurut UU No. 39/1999 di atas meliputi :
a.       Hak untuk hidup
b.       Hak berkeluarga dan melanjutkan keturunan
c.       Hak mengembangkan diri
d.       Hak keadilan
e.       Hak kemerdekaan (kebebasan pribadi)
f.        Hak rasa aman
g.       Hak kesejahteraan
h.       Hak turut serta dalam pemerintahan
i.        Hak wanita dan anak

3.      Berdasarkan UUD 1945 (amandemen) dicantumkan HAM ini pada Pasal 28A s.d28J
a.       Pasal 28A  : mempertahankan hidup dan keturunan
b.      Pasal 28B  : membentuk keluarga, keturunan dan perlindungan anak dari kekerasan dan
diskriminasi
c.       Pasal 28C  : mengembangkan dan memajukan diri, serta mendapat pendidikan dan manfaat dari
Iptek
d.      Pasal 28D  : pengakuan yang sama di hadapan hukum, hak untuk bekerja dan kesempatan yang
sama dalam pemerintahan
e.       Pasal 28E  : kebebasan beragama, meyakini kepercayaan, memilih kewarganegaraan, memilih
tempat tinggal, kebebasan berserikat, berkumpul dan berpendapat
f.       Pasal 28F   : berkomunikasi dan memperoleh informasi
g.      Pasal 28G  : perlindungan diri pribadi, keluarga, kehormatan, martabat, dan harta benda, serta
bebas dari penyiksaan
h.      Pasal 28H  : hidup sejahtera lahir dan batin, memperoleh layanan kesehatan
i.        Pasal 28I   : tidak dituntut atas dasar hukum yang berlaku surut dan bebas dari perlakuan
diskriminatif
j.        Pasal 28J   : berkewajiban menghargai hak orang dan pihak lain serta tunduk kepada pembatasan
UU

Kegiatan-kegiatan pokok penegakan hukum dan HAM meliputi hal-hal berikut:


1.      Pelaksanaan Rencana Aksi Nasional Hak Asasi Manusia (RANHAM) dari 2004-2009 sebagai
gerakan nasional
2.      Peningkatan efektifitas dan penguatan lembaga / institusi hukum yang fungsi dan tugasnya
menegakkan hak asasi manusia
3.      Peningkatan upaya penghormatan persamaan terhadap setiap warga Negara ..
4.      Peningkatan koordinasi dan kerja sama yang menjamin efektifitas penegakan hukum dan HAM.
5.      Pengembangan system manajemen kelembagaan hukum yang transparan.
6.      Peninjauan serta penyempurnaan berbagai konsep dasar dalam rangka mewujudkan proses
hukum yang lebih sederhana, cepat, dan tepat serta dengan biaya yang terjangkau oleh semua
lapisan masyarakat.

D.    Pelaksanaan HAM dalam Islam


              Islam adalah agama universal yang mengajarkan keadilan bagi semua manusia tanpa
pandang bulu.Sebagai agama kemanusiaan Islam meletakkan manusia pada posisi yang sangat
mulia.Manusia digambarkan oleh Al-Qr’an sebagai makhluk yang paling sempurna dan harus
dimuliakan. Bersandar dari pandangan kitab suci ini, perlindungan dan penghormatan terhadap
hak asasi manusia dalam islam tidak lain merupakan tuntutan dari ajaran islam yang wajib
dilakukan oleh setiap pemeluknya. Dalam Islam, sebagaimana dinyatakan oleh Abu A’la al-
Maududi, HAM adalah hak kodrati yang dianugerahkan Allah SWT.kepada setiap manusia dan
tidak  dapat dicabut atau dikurangi oleh kekuasaan atau badan apa pun. Hak-hak yang diberikan
Allah itu bersifat permanen dan kekal.
              Wacana HAM bukanlah sesuatu yang baru dalam sejarah peradaban islam. Para ahli
mengatakan wacana HAM dalam islam jauh lebih awal dibandingkan dengan konsep HAM yang
muncul di barat. Terdapat tiga bentuk HAM dalam Islam.Pertama, hak dasar (hak daruri),
sesuatu dianggap hak dasar apabila hak tersebut dilanggar, bukan hanya membuat manusia
sengsara, tetapi juga hilang eksistensinya.Bahkan hilang harkat kemanusiaanya.Contoh
sederhana hak ini diantaranya adalah hak untuk hidup, ha katas keamanan, dan hak untuk
memiliki harta benda.Kedua, hak sekunder, yakni hak-hak yang apabila tidak dipenuhi akan
berakibat pada hilangnya hak-hak dasarnya sebagai manusia. Misalnya, jika seseorang
kehilangan haknya untuk memperoleh sandang pangan yang layak, maka akan berakibat
hilangnya hak hidup. Ketiga, hak tersier, yakni hak yang tingkatannya lebih rendah dari hak
primer dan sekunder.
              Konsep islam tentang HAM dapat dijumpai dalam sumber utama Islam , Al-Qur’an dan
hadits. Sedangkan implementasi HAM dapat dirujuk pada praktik kehidupan sehari-hari Nabi
Muhammad SAW., yang dikenal dengan sebutan sunnah (tradisi) Nabi Muhammad. Tonggak
sejarah peradaban islam sebagai agama HAM adalah lahirnya deklarasi Nabi Muhammad di
Madinah yang biasa dikenal dengan Piagam Madinah.
                  Terdapat 2 prinsip pokok HAM dalam Piagam Madinah.Pertama,semua pemeluk
Islam adalah satu umat walaupun mereka berbeda suku bangsa.Kedua, hubungan antar
komunitas muslim dengan nonmuslim didasarkan pada prinsip-prinsip:
1.    Berinteraksi secara baik dengan sesame tengga
2.    Saling membantu dalam menghadapi musuh bersama
3.    Membela mereka yang teraniaya
4.    Saling menasehati
5.    Menghormati kebebasan beragama
                 Pandangan inklusif kemanusiaan Piagam Madinah kemudian menjadi semangat
deklarasi HAM Islam di Kairo, deklarasi ini dikenal dengan nama Deklarasi Kairo yang lahir
pada 5 Agustus 1990. Selain sebagai agama yang sangat menjunjung tinggi prinsip-prinsip
keadilan gender dan kebebasan berkeyakinan, islam sangat mengecam segala perbuatan manusia
yang merusak ekosistem bumi atau lingkungan hidup. Bumi dan segala isinya adalah titipan
Allah kepada umat manusia yang harus dipelihara kelestarian dan kemanfaatannya bagi
kesejahteraan hidup manusia.Sejalan dengan pandangan ini, munculnya isu-isu tentang HAM
dan lingkungan hidup.Hubungan antara HAM dengan lingkungan hidup adalah bahwa kerusakan
suatu ekosistem bumu dapat mengancam kelangsungan hidup suatu kelompok
masyarakat.Penggundulan hutan, kawasan dataran tinggi, dan hutan lindung yang dilindungi
undang-undang di suatu kawasan dapat berakibat pada bencana alam banjir dan longsoryang
sangat merugikan.
                Terkait dengan itu, tindakan merusak kelestarian lingkungan hidup merupakan bagian
dari pelanggaran HAM.Sayangnya, masih banyak pihak yang kurang menyadari bahwa
perusakan alam, penggundulan hutan dan industrialisasi dalam skala besar misalnya, dapat
berakibat pada perubahan iklim dan cuaca dalam skala luas yang melampaui batas-batas Negara.
Perubahan iklim yang disebabkan industrialisasi di Negara-negara maju, misalnya, akan sangat
berpengaruh.

E.  Contoh-Contoh Kasus Pelanggaran HAM


1.      Terjadinya penganiayaan pada praja STPDN oleh seniornya dengan dalih pembinaan yang
menyebabkan meninggalnya Klip Muntu pada tahun 2003.
2.      Dosen yang malas masuk kelas atau malas memberikan penjelasan pada suatu mata kuliah
kepada mahasiswa merupakan pelanggaran HAM ringan kepada setiap mahasiswa.
3.      Para pedagang yang berjualan di trotoar merupakan pelanggaran HAM terhadap para pejalan
kaki, sehingga menyebabkan para pejalan kaki berjalan di pinggir jalan sehingga sangat rentan
terjadi kecelakaan.
4.      Orang tua yang memaksakan kehendaknya agar anaknya masuk pada suatu jurusan tertentu
dalam kuliahnya merupakan pelanggaran HAM terhadap anak, sehingga seorang anak tidak bisa
memilih jurusan yang sesuai dengan minat dan bakatnya.
5.      Kasus Babe yang telah membunuh anak-anak yang berusia di atas 12 tahun, yang artinya hak
untuk hidup anak-anak tersebut pun hilang
6.      Masyarakat kelas bawah mendapat perlakuan hukum kurang adil, bukti nya jika masyarakat
bawah membuat suatu kesalahan misalkan mencuri sendal proses hukum nya sangat cepat, akan
tetapi jika masyarakat kelas atas melakukan kesalahan misalkan korupsi, proses hukum nya
sangatlah lama
7.      Kasus Tenaga Kerja Wanita (TKW) yang bekerja di luar negeri mendapat penganiayaan dari
majikannya
8.      Kasus pengguran anak yang banyak dilakukan oleh kalangan muda mudi yang kawin diluar
nikah
F.   Upaya Perlindungan dan Pemajuan HAM di Indonesia
1. Pembentukan Komisi Nasional Hak Asasi Manusia (Komnas HAM)
2. Pembentukan  Komisi Kebenaran dan Rekonsiliasi
3. Adanya pengadilan hak asasi manusia dan pengadilan HAM Ad HOC
4. Dibentuknya KPP (Komisi Penyelidikan Pelanggaran HAM untuk berbagai kasus HAM di
Indonesia
5. Dimasukkannya rumusan hak asasi manusia dalam UUD 1945
Sedangkan Upaya pemerintah dalam menegakkan HAM:
a)  Pembentukan lembaga-lembaga penegakkan HAM, seperti Komnas HAM.
b)  Pemberdayaan hukum dari lembaga-lembaga hukum yang ada.

G.  Partisipasi /Peran serta Masyarakat dalam Upaya Perlindungan dan Pemajuan


§   Menyampaikan laporan atau pengaduan atas terjadinya pelanggaran HAM kepada KOMNAS
HAM atau lembaga berwenang lainnya.
§   Masyarakat juga dapat kerjasama dengan KOMNAS HAM untuk meneliti, memberikan
pendidikan, dan memperluas informasi mengenai HAM pada segenap lapisan masyarakat.
Peran serta dan upaya perlindungan, pemajuan, penghormatan dan penegakan HAM di
Indonesia, tidak terlepas dari kesadaran internal atas perkembangan opini dunia terhadap
masalah-masalah demokratisasi dan hak asasi manusia. Hal ini dapat kita lihat pada Pembuakaan
UUD 1945 dan Batang Tubuhnya yang mencumkan prinsip-prinsip pelaksanaan HAM.
Dalam perkembangan lebih lanjut, peran serta dan upaya pemajuan, perlindungan,
penghormatan dan penegakan HAM di Indonesia dilakukan melalui hal-hal berikut :
1.   Pada tanggal 7 Juni 1993, telah diupayakan berdirinya Komisi Nasional Hak Asasi Manusia
(Komnas HAM) sebagai tindak lanjut Lokakarya tentang HAM yang diselenggarakan oleh
Departemen Luar Negeri RI dengan dukungan Perserikatan Bangsa Bangsa (PBB). Salah satu
tujuan pembentukan Komnas HAM adalah untuk meningkatkan perlindungan hak asasi manusia.
Demi mewujudkan tujuan tersebut, maka Komnas HAM melakukan rangkaian kegiatan antara
lain :
a.  Menyebarluaskan wawasan nasional dan internasional mengenai hak asasi manusia baik kepada
masyarakat Indonesia maupun kepada masyarakat internasional
b. Mengkaji berbagai instrumen Perserikatan Bangsa-Bangsa tentang hak asasi manusia dengan
tujuan memberikan saran-saran mengenai kemungkinan aksesi dan/atau ratifikasinya.
c. Memantau dan menyelidiki pelaksanaan hak-hak asasi manusia serta memberikan pendapat,
pertimbangan, dan saran kepada badan pemerintah negara mengenai pelaksanaan hak asasi
manusia.
d. Mengadakan kerja sama regional dan internasional dalam rangka memajukan dan melindungi
hak asasi manusia.
2.  Pasca Orde Baru (era reformasi), perhatian terhadap upaya pemajuan, penghormatan dan
penegakan HAM di Indonesia semakin nyata, yakni dengan disahkannya Ketetapan MPR
No.XVII/MPR/1998 tentang Hak Asasi Manusia pada tanggal 13 November 1998.Dalam
ketetapan tersebut, MPR menugaskan kepada lembaga-lembaga negara dan seluruh aparatur
pemerintah untuk menghormati, menegakkan, dan menyebarluaskan pemahaman tentang
HAM.Selain itu, Presiden dan DPR juga ditugaskan untuk segera meratifikasi berbagai
instrumen internasional tentang HAM.
3.  Landasan bagi penegakan HAM di Indonesia semakin kokoh setelah MPR melakukan
amandemen terhadap UUD 1945. Dalam amandemen UUD 1945 tersebut persoalan HAM
mendapat perhatian yang khusus dengan ditambahkannya bab XA tentang Hak Asasi Manusia
yang terdiri atas pasal 28 A hingga 28 J. hal ini menunjukkan keseriusan Indonesia dalam
menegakkan hak asasi manusia.
4.   Tonggak lain dalam sejarah penegakkan hak asasi manusia di Indonesia adalah berdirinya
pengadilan HAM yang dibentuk berdasarkan Undang-Undang No. 26 tahun 2000. Pengadilan
HAM ini merupakan suatu pengadilan yang secara khusus menangani kejahatan pelanggaran
HAM berat yang meliputi kejahatan genosida dan kejahatan terhadap kemanusiaan.
5.  Pembentukan lembaga-lembaga yang menangani kejahatan HAM dan penyusunan beberapa
instrumen hukum pokok yang mengatur perlindungan terhadap HAM, secara nyata telah
mendorong penegakan HAM di Indonesia. Beberapa kasus kejahatan HAM yang terjadi pada
masa lalu kini mulai terkuak.seperti penanganan protes massa Tanjung Priok 1984, kerusuhan
dan penembakan mahasiswa pada Mei 1998.
6. Pembentukan Komisi Penyelidik Pelanggraan (KPP) HAM tahun 2003 yang mempunyai tugas
pokok untuk menyelidiki kemungkinan terjadinya pelanggaran HAM. Di antara kasus-kasus
tersebut bahkan kasus Tanjung Priok dan kasus Timor-Timur telah ditangani oleh Pengadilan
HAM.
7.  Di sisi lain, melalui berbagai Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM), banyak pihak melakukan
pembelaan dan bantuan hukum (advokasi) terhadap para korban kejahatan HAM.

  BAB III
PENUTUP

A.    Kesimpulan
                           Hak asasi manusia ini tertuang dalam UU Nomor 39 Tahun 1999 tentang Hak
Asasi Manusia.  Menurut UU ini, hak asasi manusia adalah seperangkat hak yang melekat pada
hakikat dan keberadaan manusia sebagai makhluk Tuhan dan merupakan anugerah-Nya yang
wajib dihormati, dijunjung tinggi, dan dilindungi oleh Negara, hokum, pemerintah dan setiap
orang demi kehormatan serta perlindungan harkat dan martabat manusia.
Perkembangan pemikira HAM dibagi dalam 4 generasi, yaitu:
1.       Berpendapat bahwa pemikiran HAM hanya berpusat pada bidang hukum dan politik.
2.       Generasi kedua pemikiran HAM tidak saja menuntut hak yuridis melainkan juga hak-hak sosial,
ekonomi, politik danbudaya.
3.      Generasi ketiga menjanjikan adanya kesatuan antarahak ekonomi, sosial, budaya, politik
dan hukum dalam suatu keranjang yang disebut dengan hak-hak melaksanakan pembangunan.
4.      Generasi keempat yang mengkritik peranan negara yang sangat dominant dalam proses
pembangunan yang terfokus pada pembangunan ekonomi dan menimbulkan dampak negative
seperti diabaikannya aspek kesejahteraanrakyat.

                      Berdasarkan  TapMPR No. XVII/MPR/1998, HAM meliputi hak untuk hidup, hak
berkeluarga, hak mengembangkan diri, hak keadilan, hak kemerdekaan, hak berkomunikasi, hak
keamanan, dan hak kesejahteraan yang oleh karena itu tidak boleh diabaikan atau dirampas oleh
siapapun.
                         Konsep islam tentang HAM dapat dijumpai dalam sumber utama Islam , Al-
Qur’an dan hadits. Sedangkan implementasi HAM dapat dirujuk pada praktik kehidupan sehari-
hari Nabi Muhammad SAW., yang dikenal dengan sebutan sunnah (tradisi) Nabi Muhammad.
Tonggak sejarah peradaban islam sebagai agama HAM adalah lahirnya deklarasi Nabi
Muhammad di Madinah yang biasa dikenal dengan Piagam Madinah.
HAM adalah hak-hak dasar yang dimiliki oleh manusia sesuai dengan kiprahnya. Setiap
individu mempunyai keinginan agar HAM-nya terpenuhi, tapi satu hal yang perlu kita ingat
bahwa Jangan pernah melanggar atau menindas HAM orang lain.
HAM setiap individu dibatasi oleh HAM orang lain. Dalam kehidupan bernegara HAM
diatur dan dilindungi oleh perundang-undangan RI, dimana setiap bentuk pelanggaran HAM baik
yang dilakukan oleh seseorang, kelompok atau suatu instansi atau bahkan suatu Negara akan
diadili dalam pelaksanaan peradilan HAM, pengadilan HAM menempuh proses pengadilan
melalui hukum acara peradilan HAM sebagaimana terdapat dalam Undang-Undang pengadilan
HAM.

B.     Saran-saran
Sebagai makhluk sosial kita harus mampu mempertahankan dan memperjuangkan HAM
kita sendiri. Di samping itu kita juga harus bisa menghormati dan menjaga HAM orang lain
jangan sampai kita melakukan pelanggaran HAM. Dan Jangan sampai pula HAM kita dilanggar
dan dinjak-injak oleh orang lain.
Jadi dalam menjaga HAM kita harus mampu menyelaraskan dan mengimbangi antara
HAM kita dengan HAM orang lain.

DAFTAR PUSTAKA

Djarot, Eros & Haas, Robert. 1998. Hak-Hak Asasi Manusia dan Manusia (Human rightsand The

Media). Jakarta : Yayasan Obor Indonesia.

Prof. Dr. H. Zainudin Ali, M.A. 2006. Sosiologi Hukum. Jakrta : Sinar Grafika.

Kaelan. 2004. Pendidikan Pancasila. Yogyakarta : Paradigma.

Sadjiman, Djunaedi. 2009. Pendidikan Kewarganegaraan. Daerah :Tanpa Nama Penerbit.

Sumarsono, dkk. 2006. Pendidikan kewarganegaraan. Jakarta : Gramedia Pustaka Utama.

http://cari-carimakalah.blogspot.nl/2016/02/makalah-tentang-hak-asasi-manusia-ham.html

Anda mungkin juga menyukai