Anda di halaman 1dari 72

SKRIPSI

HUBUNGAN POLA MAKAN DAN STRES DENGAN


KEJADIAN GASTRITIS PADA MAHASISWA
PRODI KEPERAWATAN FAKULTAS
ILMU KESEHATAN UNIVERSITAS
MUHAMMDIYAH MANADO

DISUSUN OLEH
SARITA ADAM
1801054

PROGRAM STUDI NERS


FAKULTAS ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MANADO
2022
SKRIPSI

HUBUNGAN POLA MAKAN DAN STRES DENGAN


KEJADIAN GASTRITIS PADA MAHASISWA
PRODI KEPERAWATAN FAKULTAS ILMU
KESEHATAN UNIVERSITAS
MUHAMMDIYAH
MANADO

Skripsi Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Mencapai Gelar Sarjana


Keperawatan Disusun Dan Diajukan Oleh :

SARITA ADAM
1801054

Kepada

PROGRAM STUDI NERS


FAKULTAS ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MANADO
2022

SKRIPSI

2
HUBUNGAN POLA MAKAN DAN STRES DENGAN
KEJADIAN GASTRITIS PADA MAHASISWA
PRODI KEPERAWATAN FAKULTAS ILMU
KESEHATAN UNIVERSITAS
MUHAMMDIYAH
MANADO

Yang disusun dan diajukan oleh :


SARITA ADAM
1801054
Telah berhasil di pertahankan di hadapan Dewan Penguji pada tanggal
September 2022 dan di terima sebagai bagian persyaratan yang di perlukan
untuk memperoleh gelar Sarjana Keperawatan pada Program Studi Ners
Fakultas Ilmu Kesehatan, Universitas Muhammadiyah Manado.

PANITIA PENGUJI
Penguji I : Ns. Silvia D. Mayasari Riu, S.Kep., M.Kep

Penguji II : Ns. Helly Katuuk, S.Kep., M,Kep

Penguji III : Ns. Irma M. Yahya, S.Kep., M.Kes

Mengetahui,
Dekan Ketua Program Studi Ners
Fakultas Ilmu Kesehatan

Ns. Hj.Zainar Kasim, S.Kep., M.Kes Ns. Silvia D. Mayasari Riu S.Kep., M.Kep
NIDN. 0928125801 NIDN. 0905098601

3
PERNYATAAN KEASLIAN SKRIPSI

Yang bertanda tangan di bawah ini, saya :


Nama : Sarita Adam
NIRM : 1801054
Program Studi : Ners Fakultas Ilmu Kesehatan, Universitas Muhammadiyah
Manado
Judul Skripsi : Hubungan pola makan dan stress dengan kejadian gastritis
pada mahasiswa prodi keperawatan fakultas ilmu
kesehatan universitas muhammadiyah manado

Menyatakan bahwa skripsi saya ini asli dan belum pernah diajukan untuk
mendapatkan gelar akademik Sarjana baik di Universitas Muhammadiyah
Manado maupun di Perguruan Tinggi lain. Dalam skripsi ini tidak terdapat
karya atau pendapat yang perna di tulis atau di publikasikan orang lain, kecuali
secara tertulis dengan jelas dicantumkan sebagai acuan dalam naskah dengan di
sebutkan nama dan di cantumkan dalam daftar rujukan.
Apabila dikemudian hari ada klaim dari pihak lain maka akan menjadi
tanggung jawab saya sendiri, bukan tanggung jawab dosen pembimbing atau
pengelolah Program Studi Ners Universitas Muhammadiyah Manado dan saya
bersedia menerima sanksi sesuai dengan peraturan yang berlaku, termaksud
pencabutan gelar Sarjana yang telah saya peroleh.
Demikian surat pernyataan ini saya buat dengan sebenarnya tanpa ada
paksaan dari pihak manapun.

Manado, September 2022


Yang Menyatakan

Sarita Adam

4
CURICULUM VITAE

A. Identitas Pribadi
Nama : Sarita Adam
NIRM : 1801054
TTL : Popayato, 14 Mei 2000
Jenis Kelamin : Perempuan
Agama : Kristen
Anak : ke 2
Alamat : Desa Londoun, Kec. Popayato Timur, Kab. Pohuwato
Kode pos : 96466
No Telepon : 085242646123
Email : saritaadam16@gmail.com

B. Riwayat Pendidikan
1. Sekolah Dasar Inpres Londoun, Tamat Tahun 2012
2. Sekolah Menengah Pertama Negeri 1 Popayato Timur, Tamat Tahun 2015
3. Sekolah Menengah Kejuruan Kesehatan Muhammdiyah Randangan, Tamat
Tahun 2018
4. Universitas Muhammadiyah Manado Masuk Tahun 2018

5
PERSETUJUAN PEMBIMBING

SKRIPSI

HUBUNGAN POLA MAKAN DAN STRES DENGAN


KEJADIAN GASTRITIS PADA MAHASISWA
PRODI KEPERAWATAN FAKULTAS
ILMU KESEHATAN UNIVERSITAS
MUHAMMDIYAH MANADO

Diajukan Oleh :

SARITA ADAM

1801054

Telah Disetujui Oleh :

Pembimbing I

Ns. Irma M. Yahya, S.Kep., M.Kes


NIDN : 0915019102

Pembimbing II

Ns. Nelfa Fitria Takahepis, S.Kep., M.Kep


NIDN : 1607038401

6
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur dipanjatkan kepada ALLAH SWT karena atas berkat,

anugrah dan Rahmat-NYA, akhirnya penulis dapat menyelesaikan skripsi ini

yang berjudul “Hubungan Pola makan dan stress dengan gastritis pada mahasiswa

Prodi keperawatan fakultas ilmu kesehatan Universitas Muhammadiyah Manado”.

Skripsi ini disusun sebagai salah satu syarat untuk menempuh Sarjana

Keperawatan pada Program Studi Ners Fakultas Ilmu Kesehatan, Universitas

Muhammadiyah Manado.

Penulis mengakui bahwa dalam penulisan skripsi ini masih banyak

kekurangan. Hal ini di sebabkan karena keterbatasan kemampuan, pengetahuan

dan pengalaman yang di miliki penulis. Walaupun demikian penulis berharap

skripsi ini dapat bermanfaat baik untuk penulis maupun pihak lain yang menaruh

minat terhadap masalah ini.

Dalam penyusunan skripsi ini, penulis telah mendapat banyak bimbingan,

bantuan dan dukungan dari berbagai pihak. Oleh karena itu, pada kesempatan ini

penulis mengucapkan terima kasih serta penghargaan setinggi-tingginya kepada :

1. Agust A. Laya, SKM., M.Kes Selaku Rektor Universitas Muhammadiyah

Manado yang telah memberikan izin dalam melaksanakan penelitian dan

dalam hal ini juga sebagai Dewan Penguji II yang tentunya telah memberikan

saya masukan, dukungan serta bimbingan dalam penyusunan skripsi ini.

7
2. Ns. Hj. Zainar Kasim, S.Kep., M.Kes Selaku Dekan Fakultas Ilmu Kesehatan

yang telah membantu penulis selama proses pendidikan baik dalam bentuk

arahan, motivasi serta bimbingan.

3. I Made Rantiasa, SKP., M.Kes Selaku Wakil Dekan Fakultas Ilmu Kesehatan

Sekaligus Dewan Penguji I saya yang tentunya telah memberikan saya

masukan, dukungan serta bimbingan dalam penyusunan Skripsi ini.

4. Ns. Hj. Silvia Dewi Mayasari Riu, S.Kep., M.Kep., Selaku Ketua Program

Studi Ners yang selalu memberi dukungan dan motivasi dan ilmu yang

bermanfaat bagi penulis selama study.

5. Ns. Sri Wahyuni,S.Kep., M.Kes Selaku Sekertaris Program Studi Ners yang

turut serta membantu penulis dalam proses penyelesaian pendidikan.

6. Ns. Irma M. Yahya,S.Kep., M.Kes yang dalam hal ini sebagai dosen

pembimbing I dan juga sebagai dewan penguji III saya, yang telah

memberikan arahan, bimbingan, dukungan serta motivasi tiada henti dalam

menyelesaikan proses penyusunan skripsi ini.

7. Ns. Nelfa Fitria Takahepis, S,Kep., M.Kep selaku dosen pembimbing II saya,

yang tentuhnya dalam hal ini sangat turut serta dalam memberikan arahan dan

masukan selama bimbingan serta motivasi yang tiada henti dalam

menyelesaikan proses penyusunan skripsi ini.

8. Seluruh dosen beserta staf Universitas Muhammadiyah Manado yang telah

memberikan saya kemudahan serta motivasi kepada penulis selama mengikuti

pendidikan di bangku kuliah.

8
9. Seluruh Responden yang telah memberikan waktu dan informasi dalam

penelitian ini.

10. Terima kasih yang paling tulus teruntuk sosok figur hidup ini. Tidak lain

untuk Papa Fery Adam yang dalam hal ini sebagai kepala keluarga yang selalu

ada dalam setiap persoalan berkaitan dengan perkulian. Terima kasih pula

untuk sosok figur mama Selfian Wayo. Terima Kasih untuk setiap iringan

Doa, arahan, motifasi, kasih serta sayang yang begitu tulus dalam setiap tahap

perkulian ini dari awal masuk kulia sampai bisa di tahap ini dalam proses

kehidupan ini bisa terlewati salah satunya pada jenjang pendidikan di bangku

perguruan tinggi. Terima kasih untuk saudara prempuan saya sebagai figur

seorang kakak Tidak lain untuk Rutsally adam Terima kasih atas doa dan

topangan sehinga semua hal yang selalu ada di saat ada kendala di perkulian

Semoga keringat dan air mata dalam perjuangan kalian membawa kalian pada

kebahagian.

11. Seluruh keluarga besar Adam-wayo yang tidak dapat penulis sebutkan satu per

satu, terima kasih atas segala doa, dukungan serta motivasi yang turut

mengantarkan penulis untuk sampai pada jenjang pendidikan ini.

12. Terima kasih juga ku persembahkan kepada orang spesial Hermawan

Dwiyanto serta para sahabat dan teman-temanku yang senantiasa menjadi

penyemangat di kota perantauan Manado.Tidak lain adalah Rifky Mokoginta,

Ribka Lanongbuka, Arni Lajulu, Fadhillah Bachmid, Fatrawati Bahuwa,

Rahmawaty Sasaerilah, Arfanji Saputra, Juanda Umanailo, Wandi Fataruba,

Iswayudi Firmansayah Tome, Mustika Renny Repa, Devi Enjelin, Heldy

9
sadale, Tresa kawangung, serta seluruh teman-teman Angkatan 2018 terima

kasih untuk dukungan, arahan serta kebersamaannya.

Penulis berharap skripsi ini dapat bermanfaat bagi penulis dan para

pembaca akhinya kritik dan saran yang membangun untuk kesempurnaan

skripsi ini tetap penulis harapkan.

Manado, September

2022

Penulis

Sarita Adam

10
BAB I
PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG

Menurut Dinkes pada Tahun 2018 Penyakit Gastritis masih menjadi 10

masalah kesehatan terbesar, gastritis pada umumnya sering di kenal dengan

isitilah sakit “maag” atau sakit ulu hati yang di akibatkan pola makan yang

tidak bijaksana yaitu memakan makanan yang mengiritasi lambung, makanan

yang sangat berbumbu, dan makanan yang terinfeksi dapat menyebabkan

kejadian gastritis (Smeltzer, 2018).

Menurut data WorId HeaIth Organization (WHO) angka kejadian

gastritis di dunia, diantaranya Inggris 22,0%, China 31,0%, Jepang 14,5%,

Kanada 35,0%, dan Perancis 29,5%. Sekitar 583.635 insiden terjadinya

gastritis di Asia Tenggara dari jumlah penduduk setiap tahunnya. Prevalensi

gastritis yang dikonfirmasi melalui endoskopi pada populasi yang terdapat di

Shanghai sekitar 17,2% yang secara substantial lebih tinggi dari pada populasi

yang terdapat di barat yang berkisar 4,1% dan bersifat asimptomatik (WHO,

2017). Prevalensi kejadian gastritis di Indonesia yaitu 274,396 kasus dari

238,452,952 jiwa penduduk. Menurut data dari Departemen Kesehatan RI

angka presentase kejadian gastritis di Indonesia adalah 40,8% (Anshari, 2019).

Penyakit Gastritis menurut Dinas Kesehatan Kota Manado dari data yang

di dapatakan pada Tahun 2019 penyakit Gastritis termasuk dalam urutan ke 4

dengan jumlah pederita 10.260 kemudian pada tahun 2020 penyakit ini masih

11
berada di urutan ke 4 dengan jumlah 7.846 orang yang mengalami penyakit

ini.

Prevalensi lihat dari usia gastritis dapat menyerang semua tingkat

usia,namun dari beberapa survei yang dilakukan didapatkan data bahwa

gastritis lebih sering menyerang usia remaja tingkat akhir (Shalahuddin, 2018).

Pernyataan ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Astuti pada

tahun 2020, bahwa penyakit gastritis lebih sering dialami oleh rentang usia 17-

25 tahun yang merupakan kategori usia remaja tingkat akhir (Astuti & Wulandari,

2020). dalam hal ini kejadian gastritis terjadi di kalangan mahasiswa dilihat dari

prevelensi umur di sebabkan kejadian ini terjadi karena di kalangan

mahasiswa sering sekali tidak menjaga pola makan yang teratur dan juga di

akibatkan oleh faktor sebagai pelajar masih banyak tugas-tugas dan mengikuti

kegiatan-kegiatan lain yang harus di penuhi sehinga sering kali terlambat

makan dan mengalami stres dalam membagi waktu untuk memenuhi

kebutuhan sebagai seorang mahasiswa.

kalangan mahasiswa bisa mendapatkan apapun dengan mudah salah

satunya persoalan makanan, bisa dilihat dari pola makan mahasiswa sekarang

jauh dari kata sehat karena kebiasaan-kebiasaan yang buruk seperti sering

mengkonsumsi junk food, makan tidak tepat pada waktunya, makan tanpa

memperhatikan kebersihan lingkungan sekitarnya dan tidak memperhatikan

gizi dari makanan yang dikonsumsi, hal ini akan berdampak lebih buruk lagi

ketika seseorang dalam kondisi stress seperti cemas, takut, beban kerja yang

berlebihan atau terburu-buru ketika mengerjakan sesuatu dapat mengakibatkan

12
produksi asam lambung akan naik, jika kadar asam lambung meningkat maka

dapat mengiritasi mukosa lambung dan jika dibiarkan dapat menjadi penyebab

terjadinya gastritis (Ausrianti, 2019). Sistem persyarafan dari otak berhubungan

langsung dengan lambung, saat seseorang stres tanpa disadari memicu

produksi asam lambung yang berlebih. Asam lambung inilah yang

menyebabkan rasa nyeri pada lambung sehingga terjadi gastritis (Mustika, 2021).

Penyakit Gastritis ini bila tidak diatasi dengan cepat maka dapat menimbulkan

pendarahan sehingga banyak darah yang keluar dan berkumpul di lambung,

selain itu juga dapat menimbulkan tukak lambung ataupun kanker lambung

sehingga dapat menyebabkan kematian (Merita et al., 2018).

Dalam hal ini telah melakukan survey awal pada mahasiswa semester

enam prodi S1 keperawatan pada tanggal 20 Mei 2022 dengan melakukan

wawancara secara langsung peda 10 orang mahasiswa dengan hasil survey di

dapatkan data ada 75 orang mahasiswa Keperawatn yang mengalami gastritis,

penyakit ini juga menyerang salah satu mahasiswa Prodi farmasi sehingga

mengalami kematian yang di akibatkan oleh salah satu faktor pola makan yang

tidak teratur yang disebabkan oleh tuntutan sebagai seorang mahasiswa

mereka banyak mengerjakan tugas-tugas, kegiatan praktek lapangan dan juga

tidak bisa membagi waktu sehingga sering kali mereka mengalami stress,

tingkat stress yang di alami mahasiswa ini sudah masuk padat tingkat stress

sedang di karenakan mahasiswa sudah mengalami sulit tidur, daya konsentrasi

menurun dan mengalami gangguan pada lambung sehingga terjadi kejadian

13
gastritis hal ini juga dapat menyebabkan kematian dan sudah terjadi pada salah

satu mahasiswa Universitas Muhammdiyah Manado.

Berdasarkan data di atas, peneliti tertarik ingin mengajukan Penelitian

dengan judul “Hubungan Pola Makan dan Stres Dengan kejadian Gastritis

pada Mahasiswa Tingkat III ” penelitian ini dilakukan untuk mengetahui

apakah ada nya hubungan Terhadap Pola Makan Dan Stress Pada Mahasiswa

tingkat III Universitas Muhammadiyah Manado.

B. RUMUSAN MASALAH

Berdasarkan uraian latar belakang di atas, maka peneliti menyusun

rumusan masalah dalam penelitian ini, yaitu apakah ada" Hubungan Pola

Makan dan Stres dengan kejadian Gastritis pada Mahasiswa Tingkat III

Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas Muhammadiyah Manado?

C. TUJUAN PENELITIAN

1. Tujuan Umum

Diketahui Hubungan Pola Makan dan stress dengan kejadian Gastritis

pada Mahasiswa Tingkat III Falkultas ilmu Kesehatan Universitas

Muhammadiyah Manado.

2. Tujuan Khusus

a. Diidentifikasi pola Makan di Mahasiswa Tingkat III Universitas

Muhammadiyah Manado.

b. Diidentifikasi Stress di Mahasiswa Tingkat III Universitas

Muhammadiyah Manado

14
c. Dianalisa Hubungan kejadian gastritis pada Mahasiswa Tingkat III

Universitas Muhammadiyah Manado.

d. Dianalisa Hubungan Pola Makan dan stress dengan kejadian gastritis

pada mahasiswa Tingkat III Universitas Muhammdiyah Manado.

D. MANFAAT PENULISAN

1. Manfaat Teoritis

Manfaat dari hasil penelitian ini diharapkan dapat menambah ilmu di

bidang keperawatan Dengan Mata kulia KDP, terutama pengetahuan

mengenai bagaimana Pola makan Dan Stres Dalam kejadian Gastritis.

2. Manfaat Praktis

a. Bagi peneliti manfaat dari hasil penelitian diharapkan peneliti

mendapatkan pengetahuan tentang penggunaa adanya Hubuangan

Pola Makan dan Stres Dengan kejadian Gastritis.

b. Bagi mahasiswa manfaat dari hasil penelitian diharapkan mahasiswa

dapat menggunakan informasi Tentang adanya Hubungan Antara Pola

makan dan Stress dengan Kejadian Gastritis sehingga diharapkan

Mahasiswa Tingkat III dapat bisa menjaga dan Mengantur pola

Makan dan tingkat Sress Untuk dapat menurunkan kejadian Gastritis

c. Bagi Praktik kesehatan manfaat dari hasil penelitian diharapkan dapat

menambah wawasan terutama mengenai cara penggunaan Pola makan

dan stress untuk mencengah Terjadi peningkatan penyakit Gastritis

pada mahasisawa Tingkat III.

15
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

A. KONSEP POLA MAKAN

1. Definisi Pola Makan

Pola makan merupakan perilaku paling penting yang dapat

mempengaruhi keadaan gizi, hal ini disebabkan oleh kuantitas dan kualitas

makanan dan minuman yang dikonsumsi akan mempengaruhi tingkat

kesehatan individu dan masyarakat, gizi optimal sangat penting untuk

pertumbuhan normal serta perkembangan fisik dan kecerdasan seluruh

kelompok umur, gizi yang tidak optimal berkaitan dengan kesehatan yang

buruk, yaitu yang memiliki faktor risiko penyakit tidak menular seperti

penyakit kardiovaskular, diabetes, serta kanker yang merupakan penyebab

utama kematian di Indonesia (PGS Kemenkes RI, 2018).

Pola makan merupakan cara atau usaha mengenai pengaturan jenis

makanan, jumlah makanan maupun proporsi dari suatu makanan, dengan

maksud tertentu seperti untuk mempertahankan kesehatan, status nutrisi

dari seseorang, serta mencegah atau membantu kesembuhan penyakit Pola

makan berpengaruh pada keadaan status gizi dilihat dari kualitas maupun

kuantitas makanan dan merupakan cara atau usaha tertentu dengan

16
mempertahankan keadaan kesehatan, status nutrisi, dan mencegah atau

membantu kesembuhan dari suatu penyakit. (Fatimah & Nadia, 2020).

2. Pola Menu Seimbang

Pedoman Umum Gizi Seimbang (PUGS) adalah alat untuk memberikan

penyuluhan pangan dan gizi kepada masyarakat luas dalam rangka

memasyarakatkan gizi seimbang. PUGS mengusung 10 pesan dasar gizi

seimbang yang dianjurkan untuk dilaksanakan oleh masyrakat, yaitu :

a. Syukuri dan nikmati aneka ragam makanan setiap kali makan

b. Banyak makan sayuran dan cukup buah-buahan

c. Biasakan mengkonsumsi lauk-pauk yang mengandung protein tinggi

d. Biasakan konsumsi aneka ragam makanan pokok

e. Batasi konsumsi pangan manis, asin, dan berlemak

f. Biasakan sarapan

g. Minum air yang cukup dan aman

h. Biasakan membaca label pada kemasan pangan

i. Cuci tangan pakai sabun dengan air jernih mengalir

j. Lakukan aktivitas fisik yang cukup dan pertahankan berat badan

normal.

Makna dari pesan diatas secara keseluruhan yaitu untuk menyadarkan

masyarakat pentingnya pola makan yang beranekaragam untuk

meningkatkan mutu gizi. Selain pesan untuk masyarakat luas kementrian

17
kesehatan RI juga mempunyai pesan gizi seimbang untuk remaja akhir,

penjelasannya adalah sebagai berikut:

1) Biasakan makan 3 kali sehari (pagi, siang, dan malam) bersama

keluarga

2) Biasakan mengonsumsi ikan dan sumber protein lainnya

3) Perbanyak mengonsumsi sayuran dan cukup buah-buahan

4) Biasakan membawa bekal makanan dan air putih dari rumah

5) Batasi mengonsumsi makanan cepat saji, jajanan, dan makanan

selingan yang manis, asin, dan berlemak

6) Biasakan menyikat gigi sekurang-kurangnya dua kali sehari setelah

makan pagi dan sebelum tidur

7) Hindari merokok

3. Frekuensi Pola Makan Teratur

Pola makan sehat merupakan makanan seimbang dengan beraneka

ragam zat gizi dalam takaran yang cukup dan tidak berlebihan (Harahap VY,

2017). Pola makan yang sehat bisa dilihat dari 4 yaitu jenis, jumlah, jadwal,

Frekuensi makan.

a. Jumlah

Jumlah makanan merupakan berapa banyak makanan yang masuk

dalam tubuh kita disini bisa porsi penuh atau separurh porsi. Jumlah

makanan yang dimakan bisa diukur dengan timbangan atau

18
menggunakan ukuran rumah tangga. Makanan yang ideal harus

mengandung energy dan zat gizi esensial (komponen bahan makanan

yang tidak dapat disintesis oleh tubuh sendiri tetapi diperlukan dalam

kesehatan dan pertumbuhan) dalam jumlah yang cukup (Sulistyoningsih,

2017). Jumlah dan jenis makanan sehari – hari merupakan cara makan

seorang individu atau kelompok orang dengan mengkonsumsi makanan

mengandung karbohidrat, protein, sayur mayor dan buah buahan.

Frekuensi makan 3 kali sehari dengan makan selingan pagi dan siang

mencapai gizi tubuh yang cukup, pola makan yang berlebihan dapat

mengakibatkan kegemukan bahkan sampai obesitas pada tubuh (Willy,


dkk., 2018).

b. Jenis makan

Tubuh manusia perlu adanya asupan makanan yang mengandung

gizi seimbang. Menurut Pedoman Umum Gizi Seimbang (PUGS) bahan

makanan dikelompokkan menjadi 3 fungsi utama zat gizi, sebagai

berikut :

1. Sumber energy bisa didapatkan pada padi dan sereal diperoleh seperti

beras, jagung, dan gandum selain itu bisa diperolah dari tanaman

umbi yaitu singkong, dan talas. Sumber energy lainnya juga dapat

diperoleh dari hasil olahan seperti tepung, mie, roti, sereal dan lain

sebagainya (Almatsier S, 2018).

2. Sumber protein dapat diperoleh pada sumber protein hewai serta

sumber protein nabati. Protein hewani didapatkan pada

19
dagigdagingan, telur, serta keju, sedangkan protein nabati

didapatkan dari kacang berupa kedelai, kacang tanah, kacang hijau,

kacang merah dan kacang polong,dan degala jenis olahannya


(Almatsier S, 2018).

3. Sumber zat pengatur terdapat pada sayuran dan buah-buahan,

terutama pada sayur dengan warna hijau, yang biasa terdapat pada

dedaunan seperti daun singkong, bayem. Pada buah biasanya

terdapat pada buah dengan warna orange atau jingga, terdapat pada

buah mangga, nanas, apel dll (Almatsier S, 2018).

c. Frekuensi makan

Frekuensi makan merupakan gambaran berapa kali makan dalam

sehari yang meliputi makan pagi, makan siang, makan malam, dan

makan selingan (Depkes RI, 2017). Pola makan yang baik dan benar

mengandung karbohidrat,lemak, protein, vitamin serta mineral.Makanan

selingan diperlukan jika porsi dalam makanan utama yang dikonsumsi

belum terpenuhi, makanan selingan tidak boleh berlebihan karena dapat

menyebabkan nafsu makan utama menurun akibat kekenyangan (Sari,


2017).

Frekuensi makan balita sangat berbeda dengan orang dewasa, hal

ini porsi makan balita lebih sedikit karena balita kebutuhan gizi pada

balita lebih sedikit daripada dewasa. Selain itu pola makan balita harus

mempunyai kandungan air dan serat yang sesuai, tekstur makanannya

cenderung lunak dan memberikan rasa kenyang (Komsatiningrum, 2019).

20
d. Jadwal makan

Jadwal makan dapat menentukan frekuensi makan dalam sehari

dengan rutinitas pola makan optimal yakni terdapat 3 makanan utama

dengan jarak 3 jam, jadwal ini bisa dimodifikasi sesuai kebutuhan asal

tetap dalam waktu 3 jam (Tjokoprawiro, 2019).

4. Pola Makan Tidak Teratur

Pola makan yang buruk adalah kebiasaan mengonsumsi makanan sehari

hari yang tidak sehat. Pola makan yang buruk bisa berisiko pada kesehatan

tabuh. Dirangkum dari beberapa sumber pola makan yang tidak sehat seprti

a. Melewatkan sarapan, sarapan dibutuhkan karena untuk menjaga

konsentrasi saat melakukan aktivitas, menu sarapan tentunya harus

disesuaikan dan dapat memenuhi nutrisi yang dibutuhkan.

b. Terlalu banyak mengkonsumsi minuman manis, mnuman manis akan

membuat gula darah naik dan lebih berisiko terkena penyakit

diabetes, selain itu minuman manis juga dapat menyebabkan

obesitas.

c. Terlalu sering mengkonsumsi gorengan juga dapat mempengaruhi

peningkatan kalori dan peningkatan kolesterol.

d. Konsumsi junk food ternyata kandungan didalamnya terdapat 80%

21
lemak jenuh, konsumsi junk food yang berlebihan akan

menyebabkan obesitas dan penyakit lainnya.

e. Kurangnya konsumsi sayur dan buah, hal ini tubuh membutuhkan

serat untuk membantu pencernaan selain itu kurangnya makan sayur

juga dapat menyebabkan hipertensi dan risiko lainnya.

f. Makan larut malam akan membuat berat badan naik dan menjadikan

obesitas, selain itu juga dapat menyebabkan asam lambung naik di

siang hari (Anggie Irfansyah, 2020)

5. Pola Makan Menurut Usia Remaja akhir

Perlu Anda ketahui bahwa kebutuhan nutrisi berubah seiring

bertambahnya usia sehingga diperlukan penyesuaian pola makan secara

teratur. Berikut mengatur pola makan berdasarkan tingkat usia yang bisa

Anda terapkan dalam kehidupan sehari-hari:

a. Usia 17-25 Tahun

Pada usia 17-25 Tahun, tantangannya adalah untuk

mempertahankan diet sehat dengan perubahan gaya makan yang

signifikan mengalami peningkatan. Bagi wanita, pertumbuhan telah

berhenti di usia ini namun massa tulang terus bertambah hingga usia

30 tahun. Guna mendukung perkembangan tulang yang sehat, berikut

pola makan yang sebaiknya Anda terapkan:

1) Mengonsumsi tiga makanan yang kaya kalsium per hari,

misalnya susu atau produk susu rendah lemak

2) Mendapat asupan vitamin D yang cukup

22
3) Membatasi kafein tidak lebih dari 2-3 cangkir per hari

4) Mengurangi atau menghilangkan kebiasaan minum alkohol

dan merokok

Sementara bagi pria, meningkatkan massa otot dan performa fisik

menjadi prioritas pada usia ini. Tak heran, jika Anda juga mungkin

mengonsumsi suplemen nutrisi yang kaya protein. Akan tetapi, meski

berfokus pada protein jangan lupa untuk mengonsumsi buah dan sayur.

B. STRES

1. Pengertian Stres

Niam ( dalam Nevid dkk, 2018) mengatakan bahwa istilah stress dalam

psikologi menunjukkan suatu tekanan atau tuntutan yang dialami individu

atau organisme agar ia beradaptasi atau menyesuaikan diri.

Menurut Saputri & Sugiharto ( dalam Miramis, 2019 ) mengatakan

bahwa stres yaitu segala masalah atau tuntutan penyesuaian diri yang dapat

mengganggu keseimbangan kita dan bila kita tidak mampu mengatasinya

dengan baik, maka akan muncul gangguan pada badan ataupun jiwa kita.

Stres yaitu suatu kondisi tertekan yang disebabkan karena adanya

ketidaksesuaian antara tuntutan yang diterima oleh individu dengan

kemampuan untuk mengatasinya (Saputri & Sugiharto, 2020).

Selain itu (Purwati & Rahmandani, 2018) mengatakan bahwa stres

akademik adalah stres yang terjadi karena adanya tekanan-tekanan dalam

kondisi persaingan akademik yang semakin meningkat untuk menunjukkan

23
prestasi dan keunggulan individu yang membuat mereka merasa terbebani

oleh adanya tuntutan dan tekanan tersebut.

Dari beberapa pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa stres adalah

keadaan dimana individu dihadapkan pada suatu keadaan atau tuntutan

yang tidak mampu di atasi dengan baik sehingga hal tersebut menyebabkan

individu merasa tertekanan.

2. Jenis-Jenis Stres

Tekanan yang dihadapi seseorang tidak hanya menimbulkan stress yang

negatif (distress), akan tetapi bisa juga menjadi stress yang positif

a. Stres positif

merupakan stres yang mengacu kepada adanya ketega normal pada

individu untuk meelakukan segala sesuatu yang menyenangkan,

merangsang, menggairahkan dan menggetarkan. Stres positif bekerja

untuk meningkatkan kinerja seseorang. Stres positif dapat membuat

seseorang untuk memnghasilkan suatu karya yang kreatif dan menjadi

produktif. Respon stres yang seperti ini dapat membuat seseorang lebih

siap dan waspada untuk menghadapi permasalahhan yang akan muncul.

b. Stres negatif

merupakan stres yang dapat membuat seseorang menjadi bosan,

jenuh, pusing, bahkan frustasi serta tidak menghasilkan sesuatu yang

berguna.

3. Aspek-Aspek Stres

24
Oktavia dkk (dalam Sarafino & Smith, 2018) mengatakan bahwa

mahasiswa yang sedang mengalami stres dapat dilihat dari beberapa aspek,

yaitu:

a. Aspek Fisiologis

Reaksi fisik yang dapat timbul karena stres yakni sulit bernafas,

sering buang air kecil, merasa lemas, kerongkongan terasa kering, mual,

gemetar, keringat dingin, pusing, dan jantung berdetak kencang.

b. Aspek Psikologis

Aspek psikologis terdiri menjadi beberapa bagian, yaitu:

1) Psikologi Emosi

Yaitu gejala psikologis yang akan dirasakan ketika individu

sedang mengalami stres. Adapun gejala yang muncul seperti

depresi, gugup, sedih, perasaan bersalah yang berlebihan, cemas,

mudah tersinggung, mudah marah, dan gelisah.

2) Psikologis Kognitif

Merupakan gangguan pada fungsi berpikir, seperti khawatir

tentang sesuatu masa depan yang belum pasti terjadi, berupa

perasaan terancam, membayangkan sesuatu yang menakutkan, sulit

berkomunikasi, khawatir akan hal yang tidak penting, takut

25
penilaian buruk, sulit berkonsentrasi, mudah lupa, tidak mampu

membuat keputusa

3) Psikologis Perilaku

Gangguan perilaku yang muncul akibat stres seperti, bolos

kuliah, mengurung diri di kamar, menunda-nunda mengerjakan

tugas kuliah, takut bertemu dosen, ketidakmampuan untuk

bersosialisasi, gangguan dalam hubungan interpersonal dan peran

sosial.

4. Tingkat Stres

(Rasmun, 2018) mengatakan bahwa stres terbagi menjadi 3 tingkatan

yaitu stres ringan, stres sedang dan stres berat. Stres ringan merupakan

stres yang tidak merusak aspek fisiologis seseorang. Stres ringan pada

dasarnya terjadi pada setiap orang seperti lupa, ketiduran, kemacetan.

Biasanya, stres ringan hanya terjadi dalam beberapa menit atau beberapa

jam. Selain itu, stres sedang terjadi lebih lama yakni dari beberapa jam

hingga beberapa hari dan stres berat merupakan stres yang berlangsung

beberapa minggu sampai beberapa tahun.

5. Faktor Penyebab Stres

Sudarya dkk., 2017) mengatakan bahwa faktor- faktor penyebab stres

dapat berupa pengaruh internal seperti kondisi tubuh/fisik dan konflik

pribadi, maupun pengaruh eksternal seperti keluarga yang kurang

harmonis, orang tua yang otoriter, masalah ekonomi, dan lingkungan

26
masyarakat. Selain itu, adapun Sutjiato dkk (dalam Heiman & Kariv, 2017)

mengatakan bahwa penyebab dari stres dapat dipengaruhi oleh faktor

internal dan faktor eksternal. Adapun faktor internal yang berasal ari dalam

diri individu mahasiswa sendiri misalnya kondisi fisik, motivasi, dan tipe

kepribadian dari mahasiswa itu sendiri. Faktor eksternal biasanya berasal

dari luar individu seperti keluarga, pekerjaan, fasilitas, lingkungan, dosen

dan lain-lain.

Gamayanti dkk (dalam septiani, 2017) mengatakan bahwa terdapat

beberapa sumber utama stres, yaitu:

a. Life Event (Peristiwa dalam hidup)

kejadian penting secara psikologis yang terjadi dalam kehidupan

seseorang, seperti perubahan pada posisi/ jabatan, perceraian, kehilangan

anggota keluarga atau masalah-masalah sehari-hari.

b. Frustration (frustasi)

Suatu keadaan yang muncul yang disebabkan oleh tidak

terpuaskannya suatu tujuan atau motif seseorang.

c. Conflict (konflik)

Suatu keadaan yang dimana terdapat terdapat dua atau lebih motif

yang tidak terpuaskan karena motif-motif itu saling berkaitan satu sama

lain.

d. Pressure (tekanan)

27
Suatu situasi dimana individu merasa terpaksa atau dipaksa untuk

tidak melakukan hal-hal yang diinginkannya. Tekanan yang kecil, tetapi

bila bertumpuk-tumpuk dapat menjadi stres yang hebat.

e. Cemas

C. KONSEP GASTRITIS

1. Definisi Gastritis

Gastritis merupakan salah satu gangguan pencernaan akibat pola

makan, dan hampir 10 persen penduduk dunia menderita gastritis Gastritis

ini merupakan suatu peradangan atau pendarahan pada mukosa lambung

yang disebabkan oleh faktor iritasi, infeksi, dan ketidakteraturan dalam pola

makan, misalnya telat makan, makan terlalu banyak, makan cepat, makan

makanan yang terlalu banyak bumbu pedas, mengkonsumsi protein tinggi,

kebiasaan mengkonsumsi makan-makanan pedas, dan minum kopi terlalu

berlebihan (Huzaifah, 2017).

Gastritis merupakan peradangan yang mengenai mukosa lambung.

Peradangan ini dapat menyebabkan pembengkakan lambung sampai

terlepasnya epitel mukosasuferpisial yang menjadi penyebab terpenting

dalam gangguan saluran pencernaan,pelepasan epitel dapat merangsang

timbulnya inflamasi pada lambung (Sukarmin,2019).

2. Anatomi Fisiologi

Gaster atau lambung Ventrikulum atau maag atau lambung atau gaster

merupakan saluran makanan yang paling dapat mengembang lebih besar

terutama pada epigastrium Bagian gaster atau ventrikulum ini terdiri atas :

28
a. Osteum kardiak adalah bagian akhir esofagus yang masuk ke dalam

lambung

b. Fundus fentrikuli adalah bagia yang menonjol ke atas terletak

disebelah kiri osteum kardiak biasanya terisi gas

c. Korpus ventrikuli adalah badan lambung setinggi osteum kardiak

lekukan pada bagian bawah kurvatura minor.

d. Kurvatura minor terletak disebelah kanan lambung dari osteum

kardiak sampai pilorus

e. Kurvatura mayor terletak disebelah kiri osteum kardiak melalui

fundus ventrikuli menuju kekanana sampai pilorus inferior

f. Antrium pilorus adalah bagian lambung berbentuk seperti tabung

mempunyai otot tebal yang membentuk sfingter pilorus

Fungsi gaster antara lain :

a) Tempat berkumpulnya makanan, menghancurkan, dan

menghaluskan makanan oleh peristaltik lambung dan getah

lambung

b) .Mempersiapkan makanan untuk dicerna oleh usus dengan

semua makan dicairkan dan dicampurkan dengan asam

hidroklorida.

c) Mengubah protein menjadi pepton oleh pepsin

d) Membekukan susu dan kasein yang dikeluarkan oleh renin

3. Patofisilogi

29
1. Gastritis Akut Zat iritasi yang masuk ke dalam lambung akan

mengiitasi mukosa lambung. Jika mukosa lambung teriritasi ada

2 hal yang akan terjadi :

a. Karena terjadi iritasi mukosa lambung sebagai kompensasi

lambung. Lambung akan meningkat sekresi mukosa yang

berupa HCO3, di lambung HCO3 akan berikatan dengan

NaCL sehingga menghasilkan HCI dan NaCO3.Hasil dari

penyawaan tersebut akan meningkatkan asam lambung.Jika

asam lambung meningkat maka akan meningkatkan mual

muntah, maka akan terjadi gangguan nutrisi cairan &

elektrolit.

b. Iritasi mukosa lambung akan menyebabkan mukosa inflamasi,

jika mukus yang dihasilkan dapat melindungi mukosa

lambung dari kerusakan HCL maka akan terjadi hemostatis

dan akhirnya akan terjadi penyembuhan tetapi jika mukus

gagal melindungi mukosa lambung maka akan terjadi erosi

pada mukosa lambung. Jika erosi ini terjadi dan sampai pada

lapisan pembuluh darah maka akan terjadi perdarahan yang

akan menyebabkan nyeri dan hypovolemik.

2. Gastritis kronik disebabkan oleh gastritis akut yang berulang sehingga

terjadi iritasi mukosa lambung yang berulang-ulang dan terjadi

penyembuhan yang tidak sempurna akibatnya akan terjadi atrhopi

kelenjar epitel dan hilangnya sel pariental dan sel chief. Karena sel

30
pariental dan sel chief hilang maka produksi HCL. Pepsin dan fungsi

intinsik lainnya akan menurun dan dinding lambung juga menjadi tipis

serta mukosanya rata, Gastritis itu bisa sembuh dan juga bisa terjadi

perdarahan serta formasi ulser.Inflamasi dalam waktu lama pada

lambung disebabkan baik oleh bakteri H. phylori, Obat obatan (NSAID,

aspirin, sulfanomida steroid, digitalis) dan Kafein. Obat-obatan

(NSAID, aspirin, sulfanomida steroid, digitalis) dapat mengganggu

pembentukan sawat mukosa lambung, sedangkan H. phylori akan

melekat pada epitel lambung yang berakibat menghancurkan lapisan

mukosa lambung sehingga menurunkan barrier lambung terhadap asam

dan pepsin. Salah satu yang menyebabkan inflamasi dalam waktu lama

adalah kafein, kafein dapat menurunkan produksi bikarbonat yang dapat

berakibat menurunkan kemampuan protektif terhadap asam (Joyce


M.Black & Jane Hokanson Hawks, 2019).

Dari menurunkan barrier lambung terhadap asam dan pepsin akan

berakibat difusi kembali asam lambung dan pepsin. Setelah itu, akan

terjadi inflamasi dan erosi mukosa lambung. Inflamasi akan membuat

nyeri epigastrium akan memunculkan masalah Nyeri akut sehingga

menurunkan sensori untuk makan dan akan berakibat menjadi anoreksia,

mual, ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh, muntah,

kekurangan volume cairan, erosi mukosa lambung akan menurunkan

tonus dan peristaltik lambung serta mukosa lambung kehilangan

integritas jaringan. Dari menurunnya tonus dan peristaltik lambung,

31
maka akan terjadi refluk isi duodenum kelambung yang akan

menyebabkan mual, serta dorongan ekspulsi isi lambung kemulut dan

akhirnya muntah Dengan adanya anoreksia, mual dan muntah akan

memunculkan masalah ketidakseimbangan nutrisi: kurang dari

kebutuhan tubuh, selain itu dengan adanya muntah, mukosa lambung

kehilangan integritas jaringan berakibat terjadinya perdarahan yang akan

memunculkan masalah kekurangan volume cairan (Joyce M Black & Jane


Hokanson Hawks, 2018).

4. Etiologi

Penyebab utama gastritis adalah bakteri Helicobacter pylori, virus,

atau parasite lainnya juga dapat menyebakan gastritis. Kontributor

gastritis akut adalah meminum alkohol secara berlebihan, infeksi dari

kontaminasi makanan yang dimakan, dan penggunaan kokain.

Kortikosteroid juga dapat menyebabkan gastritis seperti NSAID aspirin

dan ibuprofen. (Dewit, Stromberg & Dallred, 2018).

Menurut Smeltzer (2019) penyebab Gastritis yaitu:

a. Pola makan

Orang yang memiliki pola makan tidak terartur mudah terserang

penyakit gastritis atau maag. Pada waktu isi perut harus diisi tetapi

32
dibiarkan kosong atau ditunda waktu pengisiannya, asam lambung akan

mencerna lapisan mukosa lambung, sehingga timbul rasa nyeri.

b. Rokok

Akibat negative dari rokok, sesungguhnya sudah mulai terasa pada

waktu orang baru mulai menghisap rokok. Dalam asap rokok yang

dihisap, terdapat kurang lebih 300 macam bahan kimia, diantaranya

acrolein, nikotin, asap rokok, gas CO. Nikotin itulah yangm enghalangi

terjadinya rasa lapar. Itu sebabnya seseorang menjadi tidak lapar karena

merokok, sehingga akan meningkatkan asam lambung dan dapat

menyebabkan gastritis.

c. Kopi

Zat yang terkandung dalam kopi adalah kafein, kafein ternayata

dapat menimbulkan perangsangan terhadap susunan saraf pusat (otak),

system pernafasan, system pembuluh darah dan jantung. Oleh sebab itu

tidak heran bila meminum kopi dalam jumlah yang wajar (1-3cangkir)

tubuh kita terasa segar, bergairah, daya pikir lebih cepat, tidak mudah

lelah atau mengantuk. Kafein dapat menyebabkan stimulasi system

saraf pusat sehingga dapat meningkatkan aktivitas lambung dan sekresi

hormone gastrin pada lambung dan pepsin. Sekresi asam yang

meningkat dapat menyebabkan iritasi dan inflamasi pada

mukosalambung sehingga terjadi gastritis.

d. Helicobakter Pylori

33
Helicobakter Pylori adalah kuman gram negatif, basil yang

berbentuk kurva dan batang Helicobakter Pylori adalah suatu bakteri

yang menyebabkan peradangan lapisan lambung yang kronis (gastritis)

pada manusia.Infeksi H.pylori ini sering diketahui sebagai penyebab

utama terjadi ulkus peptikum dan penyebab tersering terjadinya

gastritis.

e. Makanan pedas

Mengkonsumsi makanan pedas secara berlebihan akan merangsang

system pencernaan, terutama lambung dan usus kontraksi. Hal ini akan

mengakibatkan rasa panas dan nyeri di ulu hati yang disertai dengan

mual dan muntah. Gejala tersebut membuat penderita semakin

berkurang nafsu makannya.Bila kebiasaan mengkonsumsi makanan

pedas lebih dari 1x dalam seminggu selama minimal 6 bulan dibiarkan

terus menerus dapat menyebabkan iritasi pada lambung yang disebut

dengan gastritis.

f. Terlambat makan

Secara alami lambung akan terus memproduksi asam lambung setiap

waktu dalam jumlah yang kecil, setelah 4-6 jam setelah makan biasanya

kadar glukosa dalam darah telah banyak terserap dan terpakai sehingga

tubuh akan merasakan lapar dan pada saat itu jumlah asam lambung

terstimulasi. Bila seseorang telat makan sampai 2-3 jam, maka asam

lambung yang diproduksi semakin banyak dan berlebih sehingga dapat

34
mengiritasi mukosa lambbung serta menimbulkan rasa nyeri disekitar

epigastrium.

g. Usia

Kejadian gastritits di Negara berkembang banyak menegenai usia

dini. usia muda dan dewasa termasuk dalam kategori usia produktif,

dimana usia produktif lebih berisiko terkena gastritis. Dimana pada

usia tersebut merupakan usia dengan berbagai kesibukan karena

pekerjaan dan kegiatan-kegiatan lainnya. Sehingga lebih cenderung

untuk terpapar faktor-faktor yang meningkatkan risiko untuk terkena

gastritis, terkait dengan pola makan yang tidak teratur dan stress di

tempat kerja serta pola hidup yang tidak sehat.

h. Stress psikis

Produksi asam lambung akan meningkat pada keadaan stress,

misalnya pada beban kerja berat, panik dan tergesa-gesa. Kadar asam

lamung yang meningkat dapat mengiritasi mukosa lambung dan jika hal

itu dibiarkan, lama kelamaan akan menyebabkan terjadinya gastritis

5. Manifestasi Klinik

Menurut Smeltzer (2019) dikutip Ardiansyah (2020), manifestasi

gastritis cukup bervariasi, mulai dari keluhan ringan hingga muncul

pendarahan pada saluran cerna bagian atas. Pada beberapa pasien,

gangguan ini tidak menimbulkan gejala yang khas. Manifestasi klinis

gastritis akut dan kronis hampir sama, yaitu diantaranya:

35
1. Manifestasi Klinis Gastritis Akut

Manifestasi klinis Gastritis akut dan gejala-gejalanya adalah:

a. Anoreksia

b. Nyeri pada epigastrium

c. Mual dan muntah

d. Perdarahan saluran cerna (hematemesis melena)

e. Anemia (tanda lebih lanjut)

2. Manifestasi Klinis Gastritis Kronis

Manifestasi klinis Gastritis kronis dan gejala-gejalanya adalah:

a. Mengeluh nyeri ulu hati

b. Anoreksia

c. Nausea

Adapun tanda dan gejala gastritis menurut Wim de Jong (2017)

dikutip Amin & Hardhi (2019)

1. Gastritis Akut: nyeri epigastrium, mual, muntah, dan perdarahan

terselubung maupun nyata. Dengan endoskopi terlihat mukosa

lambung hyperemia dan odem mungkin juga ditemukan erosi dan

perdarahan aktif.

2. Gastritis Kronik: kebanyakan gastritis asimptomatik, keluhan lebih

berkaitan dengan komplikasi gastritis atrofik, seperti tukak lambung,

defisiensi zat besi, anemia pernisiosa, dan karsinoma lambung.

D. PEMBAHASAN MAHASISWA TINGKAT III

36
Pada Tingkat III atau sudah masuk semester lima dan enam mata kuliah

atau pembelajaran yang masuk semakin berat di kerenakan sudah tidak

bersifat dasar lagi,sudan banyak-banyak Tugas dan harus bisa membagi waktu

di semester ini mereka sudah mulai mengikuti kerja praktek lapangan dan

harus mengurangi kegiatan-kegiatan lain, sehingga mahasiswa Tingkat III

sudah Tidak bisa mengantur Pola makan Dan stress mereka hal ini dapat

terjadi kejadian Gaskritis di Tingkat ini sehingga peneliti menelitih di Tingkat

III

E. Keterkaitan pola makan, stres dengan gastritis

Pola makan yang tidak teratur akan menyebabkan lambung menjadi

sensitive dan asam lambung mengalami peningkatan sehinga sulit untuk

beradaptasi, jika hal ini terjadi dalam jangka waktu lama akann terjadi

kelebihan asam lambung yang mengakibatkan mukosa lambung menjadi

irittasi, selain itu pada keadaan stress seperti cemas, takut, beban kerja yang

berlebihan atau terburu ketika mengerjakan sessuatu tubuh akan mengalami

perubahan psikologis saat merespon stres, perubahan ini mempenagaruhi

fungsi organ yang ada di dalam tubuh sehinga mengalami penurunan kinerja

organ tubuh yang di atur oleh resepr otak maka kondisi stress akan

37
mengakibatkan tubuh mudah lelah dan dapat menyerang salah satu orga tubuh

yaitu sistem pencernaan memicu perubahan hormonal sehingga menyerang

sel-sel pada asam lambung untuk memproduksi asam lambung secara

berlebihan, jika hal ini berlangsung dalam waktu yang lama dapat

meneyebakan terjadi gastritis.

F. Penelitian Terkait

1. Pada Penelitian Kintan Aulia Amanda penelitian ini adalah mengetahui

apakah ada hubungan pola makan dan stress dengan kejadian gastritis pada

mahasiwa Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas Ibn Khaldun Bogor 2021

Hasil analisis bivariat menunjukan tidak ada hubungan antara pola makan

dengan kejadian gastritis dengan P value = 0,565 dan juga terdapat

hubungan antara tingkat stress dengan kejadian gastritis dengan P value =

0,003. Kesimpulan dari penelitian ini adalah tidak ada hubungan antara

pola makan dengan kejadian gastritis dan ada hubungan antara stres

dengan kejadian gastritis.

2. Pada Penelitia Oleh Kusnadi et. al., 2020 dengan judul “hubungan Pola

Makan dan Stres dengan Kejadian Gastritis Mahasiswa Program Studi

IlmuKeperawatan Stik Siti Khadijah” Hasil penelitian menunjukkan

responden dengan usia dewasa sebanyak 28 responden (54,9%)

lebihbanyak dibandingkan dengan usia remaja sebanyak 23 responden

(45,1%), responden jenis kelamin perempuan sebanyak 45 responden

(88,2%) lebih banyak dibandingkan dengan responden jenis kelamin laki-

laki sebanyak 6responden (11,8%), responden pola makan kurang baik

38
sebanyak 29 responden (56,9%) lebih banyak dibandingkandengan pola

makan baik sebanyak 13 responden (25,5%) dan pola makan buruk

sebanyak 9 responden (17,6%),responden dengan stres ringan sebanyak 39

responden (76,5%) lebih banyak dibandingkan dengan respondendengan

stres sedang sebanyak 12 responden (23,5%), responden yang mengalami

gastritis sebanyak 29 responden(56,9%) lebih banyak dibandingkan

dengan responden yang tidak mengalami gastritis sebanyak 22 responden

(43,1%). Adanya hubungan pola makan dengan kejadian gastritis p-value

0,014, adanya hubungan stres dengan kejadian gastritis p-value 0,026.

Diharapkan bagi mahasiswa untuk dapat menjaga pola makan dan

menghindaristres yang dapat menyebabkan terjadinya gastritis.

3. Pada Penelitian oleh Menurut Ausrianti (2019) Deangan Judul “Hubungan

Pola Makan Dan Stres Dengan Kejadian Gastritis Pada Mahasiswa

Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas Ibn Khaldun” hasil penelitian ini

menunjukkan adanya hubungan antara stres dan pola makan dengan

kejadian gastritis. Responden yang memiliki resiko stres berpeluang 5,2

kali untuk menderita gastritis. Sementara itu responden yang memiliki

pola makan tidak baik mempunyai peluang 4,2 kali untuk menderita

gastritis.Penelitian ini memiliki tujuan untuk mengetahui hubungan pola

makan dan stres yang terdiri dari variabel independen yaitu pola makan

dan stres dan variabel dependen yaitu kejadian gastritis pada mahasiswa

Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas Ibn Khaldun Bogor tahun 2021.

39
4. Pada Penelitian oleh La Ode Muhammad Taufi (2019) dengan judul”

hubungan dan pengaruh stres dan pola makan dengan kejadian

kekambuhan gastritis” Hasil : Stres varibel memiliki hubungan dengan

kekambuhan gastritis yang ditunjukkan dengan nilai p 0,001 dengan

kekuatan hubungan yang sangat lemah yaitu dengan nilai r = 0,280.

Variabel diet berhubungan dengan variabel kekambuhan gastritis

(p=0,001) dan memiliki kekuatan hubungan yang sangat lemah (r=0,274).

secara simultan variabel stres dan pola makan berpengaruh terhadap

variabel kekambuhan gastritis (p=0,001). Secara parsial variabel stres dan

diet juga berpengaruh terhadap variabel relaps gastritis dengan nilai p

masing-masing 0,009 dan 0,011. Besar pengaruh variabel bebas terhadap

variabel terikat adalah 1,512 untuk variabel stres (pengaruh positif) dan

1,024.Kesimpulan : Stres dan variabel diet memiliki hubungan yang

efektif secara statis. Variabel stres berpengaruh negatif terhadap pola

makan Variabel stres dan pola makan berpengaruh

40
BAB III
KERANGKA KONSEP PENELITIAN

A. Kerangka Konsep

Dari hasil tinjauan kepustakaan serta kerangka teori tersebut serta masalah

penelitian yang telah dirumuskan tersebut, maka dikembangkan suatu

kerangka konsep penelitian adalah suatu uraian dan visualisasikan hubungan

atau kaitan antara konsep satu terhadap konsep lainnya, atau variable yang

satu dengan yang lain dari masalah yang ingin diteliti (Notoadmodjo, 2017).

Kerangka konsep adalah suatu uraian dan visualisasi tentang hubungan

atau kaitan antara konsep- konsep at au variabel- variabel yang akan diamati

atau diukur melalui penelitian yang akan dilakukan (Notoatmodjo, 2017).

Variabel Independen Variabel Dependen

POLA MAKAN

GASTRITIS

STRES

Keterangan :

: Diteliti

: Garis penghubung

Gambar 3.1 : Kerangka konsep Hubungan Pola Makan dan Stres dengan
kejadian Gastritis

B. Hipotesis Penelitian

41
Hipotesis merupakan jawaban sementara terhadap rumusan masalah

penelitian, dimana rumusan masalah penelitian telah nyatakan dalam bentuk

kalimat pertanyaan (Sugiyono, 2017).

Ha: Ada Hubungan Pola Makan dan Stres dengan kejadian Gastritis pada

Mahasiswa

C. Variabel Penelitian

1. Variabel independen/bebas: Pola Makan dan Stres

2. Variabel dependen/terkait: kejadian Gastritis

D. Definisi Operasional

Definisi operasional merupakan penjelasan semua variabel dan istilah

yang akan digunakan dalam penelitian secara operasional sehingga akhirnya

mempermudah peneliti dalam mengartikan makna penelitian. Pada definisi

operasional akan dijelaskan secara padat mengenai unsur penelitian yang

meliputi bagaimana caranya menentukan variabel dan mengukur suatu

variabel (Setiadi., 2017).

Tabel 3.1 : Definisi operasional penelitian Hubungan Pola Makan dan Stres Dengan
kejadian Gastrtis

42
Definisi Skala
No Variabel Parameter Alat ukur Skor
Operasional ukur
1. Independent: Pola makan 1.Frukensi kuesioner Ordinal Teratur : <
Pola Makan adalah makan 37,5
Frekuensi 2.Jadwal Tidak
makan yang makan Teratur: ≥
tidak teratur 3.Jenis 37.5
serta kualitas makan
makan yang
kurang baik
yang sering
di komsumsi
oleh
mahasiswa

2. Independen: Stres adalah 1.Aspek kuesioner Ordinal 1. Stres


Stres suatu Stres ringan:
Kondisi 2.Tingkat < 37,5
yang di Stres 2. Stres berat
alami oleh 3.Faktor : ≥3 7.5
mahasiswa Stres
karena
Tekanan
Tugas-
Tugas dan
Tanggug
jawab
Sebagai
mahasiswa

3. Dependen: Gastritis 1.Mengalami kuesioner Ordinal Akut : <15


Gastritis adalah Gastritis Akut Kronis: ≥15
kejadian 2. Mengalami
yang terjadi Gastritis
akibat dari Kronis
Pola makan
yang Tidak
teratur dan
Stres yang
berlebihan
pada
mahasiswa

43
BAB IV
METODE PENELITIAN

A. Desain Penelitian

Penelitian ini menggunakan desain penelitian deskriptif analitik dengan

pendekatan cross sectional. Penelitian cross sectional merupakan penelitian

yang dilakukan untuk mengetahui hubungan antara variabel-variabel yang

44
diteliti dan pengumpulan datanya bisa dilakukan dalam waktu yang

bersamaan (Sugiyono, 2016).

B. Tempat dan Waktu Penelitian

1. Tempat Penelitian

Penelitian ini telah dilakukan di Mahasiswa Tingkat III Prodi

keperawatan Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas Muhammdiyah Manado

2. Waktu.Penelitian……

Penelitian ini telah dilaksanakan pada dari tanggal 28 Juni-1 Juli 2022

C. Populasi dan Sampel

1. Populasi

Populasi adalah keseluruhan subjek atau totalitas subjek penelitian

yang dapat berupa orang, benda,suatu hal yang di dalamanya diperoleh dan

atau memberikan informasi (data) penelitian (ismiyanto,2017). Populasi

penelitian ini adalah 60 orang mahasiswa Tingkat III.

2. Sampel

Sampel adalah sebagaian atau wakil populasii yang di teliti. Jika

kita hanya akan menelitih sebagian dari populasi, maka penelitihan ini di

sebut sampel.

Teknik pengambilan sampel yang digunakan dalam penelitian ini

adalah Total sampling dimana jumalah sampel sama dengan populasi.

45
Total sampling adalah teknik penentuan sampel bila semua anggota

populasi digunakan sebagai sampel. (Sungiyono,2017). sampel pada

penelitian ini berjumlah 60 orang.

D. Kriteria Inklusi dan Ekslusi

Sampel yang akan di ikutsertakan dalam penelitian ini adalah yang

memenuhi kriteria sebagai berikut:

1. Kriteria Inklusi

a. Mahasiswa Tingkat III Prodi keperawaatan yang berada di Fakultas

Ilmu Kesehatan Universitas Muhammdiayah Manado

b. Mahsiswa dengan riwayat Gastritis

c. Mahasiwa yang bersedia menjadi responden.

2. Kriteria ekslusi

a. Mahasiswa yang Izin atau Sakit

b. Mahasiswa yang Cuti

E. Instrumen Penelitian

Instrumen penelitian adalah alat atau fasilitas yang digunakan oleh

peneliti dalam mengumpulkan data agar pekerjaannya lebih mudah dan

hasilnya lebih baik (cermat, lengkap dan sistematis) sehingga lebih mudah

diolah (Saryono, 2016).

1. Variabel Independen.

Instrumen penelitian digunakan untuk variabel Independe Pola Makan

adalah menggunakan lembar kuisioner. Kusioner ini menggunakan skala

likert yang terdiri dari lima belas Pertanyaan dan empat pilihan jawaban.

46
Perhitungan skor ini menggunakan skor median

n = (jumlah pertanyan x skor tertinggi) + (jumlah pertanyaan x skor terendah)

Median = (15 x 4) + (10 x 1)


2

Median = 60 + 10 : 2 = 37,5

Jadi, jika nilai median < 37,5 maka Teratur, Jika nilai median ≥ 37,5 maka

tidak teratur

2. Variabel Independen

Instrumen yang digunakan pada variabel Independen Stres adalah

(Kuesioner) untuk mempermudah dan menghindari kesalahan kegiatan

yang akan dilakukan dan juga sebagai acuan. Kusioner ini menggunakan

skala likert yang terdiri dari lima belas pertanyaan dan empat pilihan

jawaban. Perhitungan skor ini menggunakan skor median

n = (jumlah pertanyan x skor tertinggi) + (jumlah pertanyaan x skor terendah)

Median = (15 x 4) + (10 x 1)


2

Median = 60 + 10 : 2 = 37,5

Jadi, jika nilai median < 37,5 maka Stres ringan Jika, nilai median ≥ 37,5

maka Stres berat

3. Variabel Dependen

Instrumen yang digunakan pada variabel Dependen adalah (Kuesioner)

Gastritis untuk mempermudah dan menghindari kesalahan kegiatan yang

akan dilakukan dan juga sebagai acuan. Kusioner ini menggunakan skala

47
Guttmen yang terdiri dari sepuluh pertanyaan dan dua pilihan jawaban.

Perhitungan skor ini menggunakan skor median

n = (jumlah pertanyan x skor tertinggi) + (jumlah pertanyaan x skor terendah)

Median = (10 x 2) + (10 x 1)


2

Median = 20 + 10 : 2 = 15

Jadi, jika nilai median < 15 maka Akut Jika, nilai median ≥15 maka

kronik.

F. Teknik Pengumpulan Data

1. Data Primer

Data yang menyangkut karakteristik responden serta yang berkaitan

dengan variabel penelitian yang dikumpulkan melalui wawancara

langsung dan diberikan lembar kuisioner pada saat di berikan penyuluhan

oleh peneliti.

2. Data Sekunder

Data sekunder adalah data yang tidak didapat secara langsung dari

objek penelitian.

G. Teknik Analisa Data

1. Analisa Univariat

Analisis univariat dalam penelitian ini adalah variabel independen

yaitu hubungan Pola makan dan stress dengan kejadian Gastritis pada

mahasisawa Tingkat III. Data ordinal disajikan dalam bentuk frekuensi

48
dan persentase analisis berupa data umum dan khusus. Analisa univariat

adalah data yang diperoleh oleh hasil pengumpulan data disajikan dalam

bentuk tabel distribusi frekuensi, dan grafik (Saryono, 2016).

Analisa univariat dilakukan untuk mendapatkan gambaran distribusi

dan frekuensi dari variabel independen dan dependen. Data disajikan

dalam bentuk tabel dan interpretasi, dengan menggunakan ditribusi

frekuensi :

( P= Fn x 100 %)

Ket :

P = Presentasi

F = Frekuensi

N = Jumlah Sampel

2. Analisa Bivariat

Metode analisis statistik yang digunakan adalah uji Statistik chi squere

dimana untuk dapat mengetahui Hubungan masing-masing variabel

independen (bebas) dengan variabel dependen (terikat) (Ghazali,

2018:98), pengujian ini dilakukan dengan kriteria apabila nilai signifikan

49
≤ 0,05 maka hipotesis diterima, dan apabila nilai signifikan >0,05 maka

hipotesis ditolak.

H. Etika Penelitian

Dalam melakukan penelitian, peneliti memperhatikan masalah etika

penelitian. Etika penelitian meliputi (Alimul, 2017).

1. Informen Concent (informasi unutk responden)

Sebelum melakukan tindakan penelitian menjelaskan maksud dan

tujuan riset yang akan dilakukan. Jika responden bersedia untuk diteliti

maka responden harus menandatangani lembar persetujuan tersebut

dan tidak memaksa.

2. Anonimity (tanpa nama)

Untuk menjaga kerahasiaan dalam penelitian, maka peneliti tidak

mencantumkan nama pada lembar pengumpulan data cukup dengan

memberi nomor kode pada masing-masing lembar yang hanya

diketahui oleh peneliti.

3. Confidentiality (kerahasiaan)

Kerahasia respoden dijamin oleh peneliti hanya kelompok data dan

tertentu saja yang di sajikan atau di laporkan hasil rise

50
BAB V
PEMBAHASAN

A. Hasil Penelitian

1. Gambaran Lokasi Penelitian

a. Lokasi Universitas Muhammadiyah Manado

51
Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan (STIKES) Muhammadiyah

Manado adalah satuan pendidikan tinggi yang menyelenggarakan

pendidikan professional dan akademik dalam satu cabang ilmu

pengetahuan dan teknologi dibawah naungan perserikatan

Muhammadiyah. STIKES Muhammadiyah Manado berdiri sejak

tanggal 17 Maret 2008 sesuai dengan Nomor SK MENDIKNAS RI :

048/D/O.2008. namun pada tanggal 16 Februari 2022 STIKES

Muhammadiyah Manado Telah Resmi Menjadi UNIMAN (Universitas

Muhammadiyah Manado) sesuai dengan SK KIMENRISTEK DIKTI

RI No. 77/E/O/2022.

Perserikatan Muhammadiyah sebagai Badan Hukum adalah

pendiri, penyelenggaraan dan pemilik semua asset STIKES.

Kebebasan akademik yang dimiliki Civitas Academik STIKES

Muhammadiyah Manado untuk secara bertanggung jawab dan mandiri

melaksanakan kegiatan akademik yang terkait dengan pendidikan dan

pengembangan, keagamaan dan ilmu pengetahuan teknologi kesenian

secara bertanggung jawab dan mandiri UNIMMAN menyelenggarakan

program pendidikan professional akademik maupun program profesi.

b. Letak Geografis

Universitas Muhammadiyah Manado terletak di Jl. Pandu

Molas. Kel. Pandu Lingk III. Kec. Bunaken, Manado-Sulawesi

Utara

c. Visi dan Misi

52
1) Visi

Universitas Muhammadiyah Manado akan menjadi perguruan

tinggi terkemuka dan unggul dalam menghasilkan tenaga

kesehatan yang professional, memiliki integritas iman dan taqwa,

berilmu pengetahuan serta berakhlakul karimah yang mampu

memberikan pelayanan kesehatan yang berkualitas tahun 2032.

2) Misi

a) Meningkatkan mutu penyelenggaraan pendidikan tenaga

kesehatan yang memiliki integritas, bertaqwa terhadap Tuhan

Yang Maha Esa, memiliki keunggulan kompetensi pada

profesinya, berwawasan luas, memiliki kepekaan sosial,

mengabdi dalam mengembangkan pengetahuan, teknologi dan

seni dibidang kesehatan.

b) Meningkatkan mutu penyelenggaraan penelitian untuk

pengembangan ilmu pengetahuan dan teknologi bidang

kesehatan.

c) Meningkatkan mutu penyelenggaraan pengabdian kepada

masyarakat sebagai penerapan ilmu untuk meningkatkan

kemaslahatan masyarakat.

d) Meningkatkan kerja sama dengan Instansi terkait untuk

pengembangan institusi dalam menghasilkan lulusan yang

bermutu.

2. Karakteristik Responden

53
a. Karakteristik Responden Berdasarkan Umur

Tabel. 5.1 Distribusi frekuensi responden berdasarkan kategori umur mahasiswa


Tingkat III S1 Keperawatan Di Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas
Muhammdiyah Manado (n=60)

Umur Banyaknya Responden


Frequency (f) Precent (%)
17-25 Tahun 60 100.0
Total 60 100.0
Sumber Data Primer 2022

Berdasarkan hasil pada table 5.1 di dapatkan data distribusi

frekuensi responden pada kategori umur terbanyak yaitu umur 17-25

Tahun Sebanyak 60 responden (100.0%).

b. Karekteristik Responden Berdasarkan Jenis Kelamin

Tabel. 5.2 Distribusi frekuensi responden berdasarkan kategori Jenis kelamin


Mahasiswa Tingkat III S1 Keperawatan Di Fakultas Ilmu Kesehatan
Universitas Muhammdiyah Manado (n=60)

Jenis Kelamin Banyaknya Responden


Frequency (f) Precent (%)
Laki-Laki 8 13.3
Prempuan 52 86.7
Total 60 100.0
Sumber Data Primer 2022

Berdasarkan hasil pada table 5.2 di dapatkan data distribusi frekuensi

responden pada kategori jenis kelamin terbanyak oleh prempuan yaitu

sebanyak 52 responden (86.7%).

c. Karekteristik Responden Berdasarkan tempat Tinggal

Tabel. 5.3 Distribusi frekuensi responden berdasarkan kategori Jenis kelamin


Mahasiswa Tingkat III S1 Keperawatan Di Fakultas Ilmu Kesehatan
Universitas Muhammdiyah Manado (n=60)

Jenis Kelamin Banyaknya Responden


Frequency (f) Precent (%)
Di rumah 4 6.7
Di Kos 56 93.3
Total 60 100.0
Sumber Data Primer 2022

54
Berdasarkan hasil pada table 5.3 di dapatkan data distribusi frekuensi

responden pada kategori tempat tinggal terbanyak oleh Mahasiswa

yang tempat tinggalnya di kos sebanyak 56 responden (93.3%).

3. Analisa Univariat

a. Karakteristik responden berdasarkan Pola makan

55
Tabel 5.4 Distribusi frekuensi responden berdasarkan Pola makan Mahasiswa tingkat III
Keperawatan di Univeritas Muhammdiyah Manado (n=60).

Pola Makan Banyaknya Responden


Frequency (f) Precent (%)
Teratur 15 25.0
Tidak teratur 45 75.0
Total 60 100.0
Sumber Data Primer 2022

Berdasarkan hasil pada table 5.4 di dapatkan data distribusi

frekuensi responden Pola Makan menunjukan bahawa sebagain besar

responden Pola makan yaitu tidak Teratur sebanyak 45 responden

dengan Persentasi (75.0 %), sedangkan responden yang pola makan

teratur sebanyak 15 responden dengan (25.0%).

b. Karakteristik responden Berdasarkan Stres

Table 5.5 Distribusi frekuensi responden berdasarkan Stres Mahasiswa tingkat III
Keperawatan di Univeritas Muhammdiyah Manado (n=60).

Stres Banyaknya Responden


Frequency (f) Precent (%)
Stres ringan 16 26.7
Stres Berat 44 73.3
Total 60 100.0
Sumber Data Primer 2022

Berdasarkan hasil pada table 5.5 di dapatkan data distribusi

frekuensi responden Pola Makan menunjukan bahawa sebagain besar

responden Stres yaitu Stres Berat sebanyak 44 responden dengan

Persentasi (73.3 %), sedangkan responden yang Stres Ringan sebanyak

16 responden dengan (26.7%).

c. Karakteristik responden Berdasarkan Gastritis

Table 5.6 Distribusi frekuensi responden berdasarkan Gastritis Mahasiswa tingkat III
Keperawatan di Univeritas Muhammdiyah Manado (n=60).

Banyaknya Responden

56
Gastritis Frequency (f) Precent (%)
Akut 16 26.7
Kronis 44 73.3
Total 60 100.0
Sumber Data Primer 2022

Berdasarkan hasil pada table 5.6 di dapatkan data distribusi

frekuensi responden Pola Makan menunjukan bahwa sebagain besar

responden Gastritis yaitu Kronis sebanyak 44 responden dengan

Persentasi (73.3 %), sedangkan responden yang Akut sebanyak 16

responden dengan (26.7%).

4. Analisa Bivariat

a. Untuk Melihat Hubungan Pola Makan dengan kejadian Gastritis Pada

Mahasiswa tingkat III Keperawatan di Univeritas Muhammdiyah Manado.

Tabel 5.7 Analisa Hubungan Pola makan dengan Gastritis pada Mahasiswa tingkat III
Keperawatan di Univeritas Muhammdiyah Manado (n=60).

Pola Gastritis
Makan
Akut Kronis Total OR P
F % F % f %

Teratur 13 21.7 2 3.3 15 25.0


91.000 0,000
Tidak 3 5.0 42 70.0 45 75.0
Teratur
Total 16 26.7 44 73.3 60 100.0

Berdasarkan dari hasil tabulasi tabel silang hubungan pola makan

dengan Gastritis Pada mahasiswa Tingkat III Keperawatan di dapatkan

hasil dari total 45 responden (73.3%) yang mengalami pola makan Tidak

57
teratur dan gastritis Kronis sebanyak 42 responden dengan peresentase

(70.0%) kemudian pola makan tidak teratur dan gastritis Akut sebanyak 3

responden dengan peresentasi (5.0%). Kemudian dari total 15 responden

(25.0) yang mengalami pola makan teratur dan gastritis akut 13 (21.7%)

sedangkan pola makan Teratur dan gastritis Kronis sebanyak 2 (3.3%).

Hasil uji statistic chi-square di dapatakan ρ= 0.001 di mana niali ρ

value lebih kecil dari α = 0,05 yang artinya HO ditolak Ha diterima dimna

terdapat hubungan antara Pola makan dengan gastritis. Selain itu

didapatkan nilai odd ratio (OR) sebanyak 91.000 yang artinya responden

pola makan Mahasiswa yang kurang baik berpeluang 91.000 kali

mengalami gastritis kronis.

b. Untuk Melihat Hubungan Stres dengan kejadian Gastritis Pada Mahasiswa

tingkat III Keperawatan di Univeritas Muhammdiyah Manado.

Table 5.8 Analisa Hubungan Stres dengan Gastritis pada Mahasiswa tingkat III Keperawatan
di Univeritas Muhammdiyah Manado (n=60).

Gastritis
Stres
Akut Kronis Total OR P
F % F % F %

Stres 12 20.0 4 6.7 16 26.7


ringan 30.00 0,001
Stres 4 6.7 40 66.7 44 73.3
berat
Total 16 26.7 44 73.3 60 100.0

Berdasarkan dari hasil tabulasi table silang hubungan pola makan

dengan Gastritis Pada mahasiswa Tingkat III Keperawatan di dapatkan

hasil dari total 44 responden (73.3%) yang mengalami Stres berat dan

58
gastritis Kronis sebanyak 40 responden dengan peresentase (66.7%)

kemudian Stres berat dan gastritis akut sebanyak 4 dengan peresentasi

(6,7%). Kemudian dari total 16 responden (26.7) yang mengalami Stres

ringan dan gastritis akut 12 Responden (20.0%) sedangkan stress ringan

dan gastritis kronis sebanyak 4 responden (6.7%).

Hasil uji statistic chi-square di dapatakan ρ= 0.001 di mana niali ρ

value lebih kecil dari α = 0,05 yang artinya HO ditolak Ha diterima dimna

terdapat hubungan antara Stres dengan gastritis. Selain itu didapatkan nilai

odd ratio (OR) sebanyak 30.000 yang artinya responden Stres berat

Mahasiswa berpeluang 30.000 kali mengalami gastritis kronis.

B. Pembahasan

a. Hubungan pola makan dengan kejadian gastritis pada mahasiswa tingkat

III keperawatan, berdasarkan hasil Penelitian ini di laksanakan pada

tanggal 28 Juni-1 Juli 2022 sebanayak 60 responden pada mahasiswa

Tingkat III Universitas Muhammdiyah Manado. Penelitian Ini

mengunakan metode metode Analitik Deskriptif dengan pendekatan Cross

Sectional, penelitian ini mengunakan teknik Total sampling yang

memenuhi kriteria inklusi.

Berdasarkan hasil tabulasi silang hubungan pola makan dengan

kejadian gastritis pada mahsiswa tingkat III Universitas Muhammdiyah

Manado yang di lakukan pada 60 responden yang di peroleh Pola Makan

tidak teratur dengan kejadian Gastritis Kronis sebanyak 42 responden

(70.0%). Sedangkan Pola makan tidak teratur dengan gastritis akut

59
sebanyak 3 responden (5.0%). Kemudian Pola makan teratur dengan

kejadian gastritis Kronis sebanyak 2 responden (3.3%) sedangkan pola

makan teratur dengan kejadian gastritis akut sebanyak 13 responden

(21.7%) .Hasil uji statistic Chi-Square di dapatakan nilai ρ= 0.001 di

mana niali ρ value lebih kecil dari α = 0,05 yang artinya HO ditolak Ha

diterima dimana terdapat adanya hubungan antara Pola makan dengan

kejadian gastritis pada mahasiwa tingkat III Fakultas Kesehatan

Universitas Muhammdiyah Manado. Selain itu juga di dapatakan nilai odd

ratio (OR) sebanyak 91.000 yang artinya responden pola makan

Mahasiswa yang kurang baik berpeluang 91.000 kali mengalami gastritis

kronis

Hal Ini dapat membuktikan bahwa adanya hubungan antara pola

makan yang memiliki Pola makan yang tidak teratur akan membuat

lambung sulit untuk beradaptasi , jika hal ini berlangsung lama produksi

lambung akang berlebihan sehingga dapat mengiritasi dinding mukosa

pada lambung (Notoatmodjo, 2017). Lambung yang mengalami ganggguan

akibat iritasi meningkatnya produksi asam lambung sehingga

menyebabkan perubahan keseimbangan kondisi dalam tubuh sehingga

berdampak terhadap perubahan pola makan, akibat perubahan pola makan

tersebut yang menyebabkan gastritis (Agustianto.2018).

Hasil penelitian ini juga sesuai dengan penelitian Hermeliza (2018),

membuktikan adanya hubungan pola makan dan kejadian gastritis

sebanyak 72% dengan ρ value sebesar (0.003) . Gastritis muncul karena

60
tubuh berproduksi lambung berlebih, tubuh akan memproduksi asam

lambung dalam jumlah di atas normal dan juga mengikis lambung atau

mukosa, yang pada akahinya meniembulkan rasa perih, yang kita kenal

seabagai gastritis. Sedangkan kejadian gastritis berdasarakan pola makan

didasarkan porsi besar dapat menyebabkan refluksi isi lambung,

komsumsi jenis makan pedas, asam dan yang berlemak yang

menyebabkan kekuatan dinding lambung menurun dan bisa menimbulkan

luka pada lambung sehingga menyebabkan lambung terasa nyeri.

Faktor Lainnya juga mempengaruhi berdasarkan umur menunjukan

sebanyak 60 responden dengan Umur 17-25 tahun di lihat dari beberapa

survei yang dilakukan didapatkan data bahwa gastritis lebih sering

menyerang usia remaja tingkat akhir (Shalahuddin, 2018). Pernyataan ini

sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Astuti pada tahun 2020,

bahwa penyakit gastritis lebih sering dialami oleh rentang usia 17-25 tahun

yang merupakan kategori usia remaja tingkat akhir (Astuti & Wulandari, 2020).

dalam hal ini kejadian gastritis terjadi di kalangan mahasiswa dilihat dari

prevelensi umur di sebabkan kejadian ini terjadi karena di kalangan

mahasiswa sering sekali tidak menjaga pola makan yang teratur.

Faktor lain juga bisa terjadi berdasarkan jenis kelamin menunjukan

bahwa sebagaian besar berjenis kelamin Prempuan yaitu 52 responden

dengan peresentasi Sedangkan sebagian kecil berjenis kelamin Laki-laki

yaitu 8 responden dengan Peresentasi Dari data di atas bahawa prempun

lebih banyak mengalami kejadian gastritis dari pada laki-laki hal ini di

61
sebabkan oleh kareana perempuan lebih banyak memperhatikan citra

tubuh sehingga banyak dari mereka yang menunda bahkan mengurangi

porsi makan sesuai kebutuhan agar memiliki postur tubuh yang sempurna,

hasil penelitian ini juga sejalan dengan penelitian yang di lakukan oleh

Pancardo dkk pada tahun 2018 di pasaribu bahwa prempuan lebih besar

resiko terkena gastritis dari pada laki-laki hal ini di sebabkan lebih sering

terlamat makan dan banyak aktivitas yang dilakukan oleh prempuan,

kurangnya kepedulian dan sering mengomsusi makan yang kurang sehat.

Dari hasil analisa terdapat 2 responden dengan pola makan teratur

dengan kejadian gastritis kronis hal ini dapat terjadi akibat responden

memeliki pola makan teratur makan 3 kali sehari tetapi memiliki jam

makan tidak sesuai dengan pedoman umum gizi seimbang (PUGS), yaitu

makan pada pagi hari jam 06.00-07.00 wita dengan menu harus ounya

kesimbangan sesuai kebutuhan tubuh, tetapi responden di pagi hari hanya

mengkomsumi makan seperti cemilan tidak sehat dan berkalori tinggi

sehigga kurang dari porsi kebutuhan tubuh responden, di malam hari

menurut pedoman umum gizi seimbang (PUGS) makan tidak bisa lewat

dari jam 18.00 wita biasanya pada mahasiswa makan sebelum tidur

sehingga melewati jam yang di tentukan, berbaring terlalu cepat setelah

makan juga bisa menyebabkan mulas dan mual karena posisi ini

memungkinkan asam lambung mudah naik ke kerongkongan dan

menyebabkan rasa nyeri di dada Rahman ed.al 2018.

Menurut peneliti

62
b. Hubungan Stres dengan kejadian Gastritis pada mahasiswa tingkat III

Berdasarkan hasil tabulasi silang yang di lakukan pada 60 responden yang

di peroleh Stres berat dengan kejadian gastritis Kronis sebanyak 40

responden (66.7%). Sedangkan Stres berat dengan gastritis akut sebanyak

4 responden (6.7%). Kemudian stress ringan dengan kejadian gastritis

Kronis sebanyak 4 responden (6.7%) sedangkan stress ringan dengan

kejadian gastritis akut sebanyak 12 responden (20.0%) . Hasil uji statistic

Chi-Square di dapatakan nilai ρ= 0.001 di mana niali ρ value lebih kecil

dari α = 0,05 yang artinya HO ditolak Ha diterima dimana terdapat adanya

hubungan antara stres dengan kejadian gastritis pada mahasiwa tingkat III

Fakultas Kesehatan Universitas Muhammdiyah Manado. Selain itu juga di

dapatakan nilai odd ratio (OR) sebanyak 30.000 yang artinya responden

pola makan Mahasiswa yang kurang baik berpeluang 30.000 kali

mengalami gastritis kronis.

Hal ini dapat membuktikan bahwa adanya hubungan antara stress

dengan gastritis, stress dapat mempengaruhi semua bagian dari kehidupan

seperti menyebabkan perubahan perilaku, fisik, pikiran, mental dan

emosional. Semua organ tubuh kinerjanya dipengaruhi dan dikontrol oleh

otak, maka ketika reseptor otak mengalami kondisi stres, hal ini

dapatmenyebabkan terjadinya perubahan asam lambung lebih tinggi yang

dapat menyebabkan gastritis. Stres mengakibatkan penurunan semua

kinerja organ tubuh, organ tubuh kerjanya diatur oleh reseptor otak maka

ketika reseptor otak mengalami kondisi stres akan mengakibatkan tubuh

63
akan mudah lelah hal tersebut akan menganggu kinerja saah satunya pada

sistem pencernaan yang tidak sempurna sehingga bisa menyebabkan

gastritis (Uwa et al., 2019)

Hasil penelitian ini juga sesuai dengan penelitian Kintan Aulia

Amanda (2021) Berdasarkan hasil uji statistik yang dilakukan diperoleh

nilai P value = 0,003 yang berarti P < α (0,05) sehingga bisa dikatakan

bahwa terdapat hubungan yang bermakna antara stres dengan kejadian

gastritis. Stres lebih banyak terjadi karena adanya ketidakmampuan

seseorang untuk menghadapi beban pekerjaan diluar kapasitasnya. Tubuh

akan mengalami perubahan psikologik saat merespons stres, perubahan ini

akan mempengaruhi fungsi organ yang ada didalam tubuh, salah satunya

yaitu organ pencernaan., jika hal ini berlangsung dalam waktu yang lama

dapat menyebabkan terjadinya gastritis (Mappagerang, 2017).

Faktor lain juga bisa terjadi berdasarkan tempat tinggal

menunjukan bahwa sebagaian besar Mahasiswa tinggal di kos-kosan yaitu

ada 56 responden, Sedangkan sebagian kecil mahasiswa tinggal di rumah

orang tua yaitu ada 4 responden dari data di atas bahwa mahasiswa yang

tingga di kos lebih sering mengalami gastritis dari pada mahasiswa yang

tinggal di rumah hal ini sejalan dengan penelitian yang di lakukan oleh

Anggita (2012) yang menyatakan bahwa terdapat hubungan tempat tinggal

terbanyak responden adalah koslebih beresiko terjadinya gastrtitis, faktor

yang dapat menyebabkan mahasiswa yang tinggal di kos untuk terkena

gastritis , seperti kesibukan yang padat karena manajemen waktu, mereka

64
sering menunda makan, selain itu juga mahasiswa sering tidak

memperhatikan makan yang di beli hanya sekedar mengisi perut kosong


ika (2018).

Dari hasil analisa terdapat 4 responden yang mengalami stres

ringan dengan kejadian gastritis kronis, beberapa hal yang dapat menurut

menurut Dwi Utami (2019) hal ini dapat di pengarhui pola hidup yang di

alami responden seperti di tuntun untuk Jadi mandiri di tengah

keterasingan jauh dari rumah seringan megalami stress dan lebih banyak

mengalami kesulitan daham hala ini makan yang di komsumsi dari pada

pola hidup yang hidup di rumah karena ada pengawasan orang tua yang

bisa memenuhi kebutuhan makan yang di komsumsi sehingan hal ini

mengalami kejadian gastritis kronis (Mustika,2021).

Menurut peneliti stress dapat menyebabkan gastritis karena pada

saat anda mengalami stres maka akan terjadi perubahan horomonal dalam

tubuh, perubahan itulah yang dapat merangsal sel-sel di dalam lambung

memproduksi asam secara berlebihan, asam yang berlebihan menimbulkan

perih, nyeri dan kembung pada lambung.

65
BAB VI
PENUTUP

A. Kesimpuan

Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan di Mahasiswa Tingkat III

Keperawatan dan telah diuji dengan menggunakan Chi-Square maka

kesimpulan dalam penelitian ini adalah :

1. Sebagian besar Pola Makan di Mahasiswa Tingkat III Universitas

Muhammadiyah Manado

2. Sebagian besar Stres di Mahasiswa Tingkat III Universitas

Muhammadiyah Manado

3. Sebagian besar Hubungan kejadian gastritis pada Mahasiswa Tingkat

III Universitas Muhammadiyah Manado.

4. Ada Hubungan Pola Makan dan stres dengan kejadian gastritis pada

mahasiswa Tingkat III Universitas Muhammdiyah Manado.

B. Saran

66
1. Bagi Mahasiswa

Diharapkan penelitian ini menjadi sumber informasi bagi mahasiswa

terkait Hubungan Pola Makan Dan stress dengan Kejadian Gastritis Pada

mahasiswa Universitas Muhammdiyah Manado

2. Bagi Peneliti selanjutnya

Diharapkan penelitian ini dapat menjadi sumber literature untuk

peneliti selanjutnya Hubungan Pola Makan Dan stress dengan Kejadian

Gastritis Pada mahasiswa Universitas Muhammdiyah Manado

3. Tempat Penelitian

diharapkan Hasil dari penelitian ini dapat bahan pustaka untuk di

jadikan bahan pustaka untuk membantu Hubungan Pola Makan Dan stress

dengan Kejadian Gastritis Pada mahasiswa Universitas Muhammdiyah

Manado.

67
DAFTAR PUSTAKA

Almatsier S. (2018). Hubungan Pola Makan Dengan Gastritis Pada Remaja Di


Pondok Pesantren Daar El-Qolam Gintung, Jayanti, Tanggerang.

68
Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.
http://jurnal.uinsu.ac.id/index.php/contagion/article/view/9627.
Diakses pada tanggal 28 April. Jam 17.00

Alimul. (2017).Pengaruh Cognitive Behavioral Therapy (CBT) terhadap Self-


Esteem Pengguna Methamphetamine: Effect of Cognitive
Behavioral Therapy (CBT) on Self-Esteem of Methamphetamine
Users. Journal of Muslim Community Health, 3(2), 24-34.
http://jurnal.uinsu.ac.id/index.php/contagion/article/view/9627.
Diakses pada tanggal 10 Mei 2022. Jam 15.00

Anshari. (2019). Hubungan Pola Makan dengan Kejadian Gastritis pada


Mahasiswa Fakultas Pertanian di Universitas Lambung Mangkurat
Banjar baru. https://scholar.google.com/scholar?as_ylo=2022&q
diakses pada tanggal 28 April 2022. Jam 15.00

Astuti & Wulandari. (2020). Hubungan antara tingkat pengetahuan pola makan
dan stress pada remaja penderita gastritis wilayah kerja Puskesmas
Junrejo tahun 2020 (Doctoral dissertation, Universitas Islam Negeri
MaulanaMalikIbrahim).https://.google.com/?
hl=id&as_sdt=0%2C5&as_ylo.diakses pada tanggal 12 September
2022. Jam 14.30 dan tanggal 28 april 2022. Jam 15.30

Ausrianti, R. & Nurleni, N. (2019). Hubungan Pola Makan Dan Faktor Stress
Dengan Kejadian Gastritis Di Polikinik Penyakit Dalam RSUP Dr.
M Jamil Padang Tahun 2018. MENARA Ilmu, XIII(4), 105–112.
http://jurnal.uinsu.ac.id/index.php/contagion/article/view/9627.
diakses pada tanggal 28 April 2022. Jam 16.00

Depkes RI.(2017). konsumsi makan siang dan jajanan kaitannya dengan


produktivitas kerja dan status gizi remaja. Journal of Nutrition
College,11(2),126-134. https://scholar.google.com/scholar?
hl=id&as_sdt=0%2C5&as_ylo=2022&q di akses pada tanggal 10
Mei 2022 . jam 16.00

Fatimah,s., & nadia. (2020). peran media video animasi dalam meningkatkan
pengetahuan gizi ibu hamil. nursing care and health technology
journal (nchat), 2(1),207-217. https://scholar.google.com/scholar?
hl=id&as_sdt=0%2C5&as_ylo=2022&qhttps://
scholar.google.com/scholar?
hl=id&as_sdt=0%2C5&as_ylo=2022&q Di akses pada tanggal 12
mei 2022. Jam 15.30
Harahap vy. (2017). hubungan pola makan dengan kejadian gastritis wilayah kerja
puskesmas cinunuk. jurnal ilmiah kesehatan iqra, 8(1).
https:/.google.com/?hl=id&as_sdt=%2C5&as_ylo=2022&q Diakses
pada tanggal 12 mei 2022. Jam 16.30

69
Heiman & kariv. (2017) stress dan terhadap kejadian gastritis pada siswa
bintara. indonesian journal of health and medical, 2(1), 60-73.
http://jurnal.uinsu.ac.id/index.php/contagion/article/view/9627
Diakses pada tanggal 14 mei 2022 Jam 15.00

Huzaifah, (2017). gastritis yang terlibat dalam organisasi kemahasiswaan di


universitas islam negeri jakarta. uin syarif hidayatullah Jakarta.
http://jurnal.uinsu.ac.id/index.php/contagion/article/view/9627.
Diakses pada tanggal 16 Mei 2022. Jam 16.00

Ismiyanto.(2017) kepuasan mahasiswa terhadap pelayanan sarana dan prasarana


di politeknik darussalam palembang. jurnal ilmiah mahasiswa
kesehatan(jimpa), 2(1),171-182.
http://repository.radenintan.ac.id/17810/ .Di akses pada tanggal 16 Mei
2022. Jam 17.00

Ika.(2018). Pola Makan DenganGastritis.


https://repositori.usu.ac.id/bitstream/handle/123456789/23786/1570
46019.pdf?sequence=1&isAllowed=y. Diakses pada tanggal 08
september 15.00

Joyce m.black & jane hokanson hawks. (2019). kejadian gastritis diruang rawat
inap rsud nene mallomo kabupaten sidrap. jurnal ilmu kesehatan
pencerah,6,59–64.
https://repository.uinjkt.ac.id/dspace/handle/123456789/59451
Diakses pada tanggal 16 Mei 2022. Jam 18.00

Komsatiningrum. (2019). obesitas primer pada anak: diagnosis, patogenesis, dan


patofisiologi.kiblabukuutama.https://books.google.co.id/books?
hl=id&lr Di akses pada tanggal 17 Mei 2022. Jam 15.000

Mahendra, i. (2022). penerapan strategi pemasaran dalam meningkatkan volume


penjualan pada pt issu medika veterindo (doctoral dissertation, uin
sunangunungdjatibandung).https://scholar.google.com/scholar?
hl=id&as_sdt Di akses pada tanggal 20 Mei. Jam 18.00

Mappagerang. (2017). Hubungan Antara Stres dengan Kejadian Gastritis


diKlinikDhanang Husada Sukoharja.Skripsi: StikesKusumaHusada
Surakarta.
https://repositori.usu.ac.id/bitstream/handle/123456789/23786/1570
46019.pdf?sequence=1&isAllowed=y Di akses pada tanggal 089
September. Jam 16.00

Merita, m., sapitri, w. i., & sukandar, i. (2018). hubungan tingkat stress dan pola
konsumsi dengan kejadian gastritis di puskesmas pakuan baru

70
jambi.jurnal akademika baiturrahim, 5(1), 51–58.
http://jurnal.uinsu.ac.id/index.php/contagion/article/view/9627 Di
akses pada tanggal 17 Mei 2022. Jam 18.00

Mustika, a. m., dasuki, d., & saswati, n. (2021). gambaran pola makan dan stress
pada penderita gastritis di puskesmas simpang iv sipin kota jambi.
manuju: malayahayati nursing journal, 3(2), 174–180.
http://jurnal.uinsu.ac.id/index.php/contagion/article/view/9627
Di akses pada tanggal 17 Mei 2022. Jam 16.00

Notoatmodjo. (2017). Ilmu Perilaku Kesehatan . Jakarta : Rineka Ciptan


http://jurnal.uinsu.ac.id/index.php/contagion/article/download/9627/
5160 Di akses pada tanggal 08 September. Jam 16.00

Rahman ed al. (2018). Hubungan Kebiasaan Makan dengan Kejadian Gastritis di


Puskesmas Tamalate Kota Timur Kota Gorontalo.Skripsi:
Universitas Negeri Gorontalo.
http://repository.stikes-bhm.ac.id/648/1/1.pdf Di akses pada tanggal
19 September 2022. Jam 18.30
Saputri & Sugiharto. (2020).). hubungan stres dengan kejadian gastritis di klinik
ratanchauniversitashttp://jurnal.stikesalqodiri.ac.id/index.php/Jurnal_
STIKESAlQodiri/article/view/69 Di akses pada tanggal 24 Mei
2022. Jam 18.00

Sari, m., & ketut marjani, n. (2017). hubungan pola makan dengan kejadian
kekambuhan gastritis. motorik jurnal ilmu kesehatan, 17(1), 1-7.
tribhuwana tunggadewi (doctoral dissertation, fakultas ilmu
kesehatanuniversitastribhuwanatunggadewimalang).https://journal.lp
pm-unasman.ac.id/index.php/peqguruang/article/view/2545 Di akses
pada tanggal 24 Mei 2022. Jam 15.00

Setiadi. (2017). metode penelitian dan statistika dasar (suatu pendekatan praktis).
mediasainsindonesia.http://www.journal.stikeskendal.ac.id/index.php
/PSKM/article/view/716 Di akses pada tanggal 24 Mei 2022. Jam
17.00

Shalahuddin. (2018). gambaran pola makan dan drp’s gastritis pada pasien
dewasa rawat jalan di puskesmas sungai dua kabupaten
banyuasin. lumbung farmasi: jurnal ilmu kefarmasian, 3(1), 78-83.
http://www.ejurnal.poltekkestjk.ac.id/index.php/JKEP/article/view/
145 Di akses pada tanggal 20 Mei. Jam 20.00

Smeltzer. (2018). , hubungan pola makan dan stres dengan kejadian gastritis pada
mahasiswa fakultas ilmu kesehatan universitas ibn
khaldun. contagion: scientific periodical journal of public health and
coastal health, 3(2), 75-86..

71
http://www.ejurnal.poltekkes-tjk.ac.id/index.php/JKEP/article/view/
145 Di akses pada tanggal 20 Mei. Jam 19.00

Sulistyoningsih. (2017). wahyu dwi. hubungan pola makan dengan kesehatan


pencernaa.jurnalilmukesehatan56.http://jurnal.usahidsolo.ac.id/inde
x.php/JIKI/article/view/652.Di akses pada tanggal 20 Mei. Jam
21.00

Sukarmin.(2019).hubungan pola makan dengan kejadian gastritis pada pasien di


puskesmas palembang. jurnal keperawatan stikes muhammadiyah
palembang,1(1).https://journal.lppmunasman.ac.id/index.php/peqgur
uang/article/view/2545Di akses pada tanggal 24 Mei 2022. Jam
15.30

Sugiyono. (2017).metode penelitian untuk semua generasi. universitas indonesia


publishing.http://www.journal.stikeskendal.ac.id/index.php/PSKM/ar
ticle/view/716Di akses pada tanggal 24 Mei 2022. Jam 16.00

Tjokoprawiro. (2019). buku ajar ilmu kedokteran jiwa: pemeriksaan psikiatri.


airlanggauniversitypress.http://jurnal.stikesalqodiri.ac.id/index.php/
Jurnal_STIKESAlQodiri/article/view/69 Di akses pada tanggal 24
Mei 2022. Jam 18.30

Uwa et al.(2019). Hubungan Kebiasaan Makan dengan Kejadian Gastritis di


Puskesmas Tamalate Kota Timur Kota Gorontalo.Skripsi:
Universitas Negeri Gorontalo.
http://repository.stikes-bhm.ac.id/648/1/1.pdf Di akses pada tanggal
09 September 2022. Jam 18.30
Willy, dkk. (2018).hubungan pengetahuan dan sikap dengan perilaku gizi
seimbang pada mahasiswa fakultas kesehatan masyarakat universitas
hasanuddin di masa pandemi covid-19= the relationship of
knowledge and attitude with balanced nutrition behavior in students
of the faculty of public health, hasanuddin university in the covid-19
pandemic (doctoraldissertation,universitashasanuddin).https://schola
r.google.com/scholar?hl=id&as_sdt=0%2C5&qDiakses pada tanggal
24 Mei 2022. Jam 20.00

72

Anda mungkin juga menyukai