Anda di halaman 1dari 16

KONSEP HAM DI INDONESIA

Diajukan untuk memenuhi salah satu tugas Mata kuliah Pendidikan Pancasila dan
Kewarganegaraan

Dosen Pengampu : H. Wahyudi, S. H., M.H., C. M. L.

Disusun Oleh :

Ladia Noni Meilani


14012200180
1 E Ilmu Komputer

UNIVERSITAS BINA BANGSA

2022
KATA PENGANTAR

Alhamdulillah, puji dan syukur kehadirat Allah SWT. yang telah


memberikan rahmat dan karunia-Nya. Tak lupa sholawat beserta salam saya
panjatkan kepada Nabi Muhammad SAW., sehingga saya selaku penulis dapat
menyelesaikan makalah yang berjudul “KONSEP HAM DI INDONESIA”.
Adapun makalah ini disusun untuk memenuhi tugas dalam Mata Kuliah
Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan.

Dalam proses penyusunan makalah ini tidak akan terlaksana dengan baik
tanpa bantuan, bimbingan dan dorongan dari berbagai pihak. Oleh karena itu,
dengan segala kerendahan hati saya menyampaikan terimakasih kepada :

1. H. Wahyudi, S. H., M.H., C. M. L., selaku dosen pengampu yang telah


membimbing dan memberikan ilmu yang sangat bermanfaat bagi saya.
2. Orang tua saya yang senantiasa memberikan dukungan dan doa untuk
saya.
3. Semua pihak yang telah membantu saya, baik secara langsung maupun
tidak langsung sehingga dapat terselesaikannya makalah ini.

saya selaku penulis menyadari sepenuhnya bahwa dalam penyusunan


makalah ini masih banyak kekurangan, sehingga saran dan kritik yang bersifat
membangun sangat saya harapkan dari berbagai pihak. Demikian makalah ini saya
susun, saya sangat berharap makalah ini dapat menambah wawasan dan
pengetahuan bagi pembaca.

Serang, 19 Januari 2023

Penulis

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ............................................................................................. i

DAFTAR ISI ............................................................................................................ ii

BAB I PENDAHULUAN ................................................................................... 1

A. Latar Belakang Masalah .................................................................... 1

B. Rumusan Masalah .............................................................................. 1

C. Tujuan Makalah ................................................................................. 1

BAB II PEMBAHASAN ...................................................................................... 2

A. Pengertian Hak Asasi Manusia .......................................................... 2

B. Sejarah Hak Asasi Manusia ............................................................... 5

C. Sejarah HAM di Indonesia ................................................................ 7

D. Ciri-ciri Hak Asasi Manusia .............................................................. 8

E. Tujuan Hak Asasi Manusia ................................................................ 8

BAB III PENUTUP .............................................................................................. 11

A. Kesimpulan ........................................................................................ 11

B. Saran .............................................................................................. 11

DAFTAR PUSTAKA ............................................................................................. 13

ii
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Hak asasi manusia (HAM) sebagai gagasan serta kerangka konseptual


tidak lahir secara tiba-tiba sebagaimana kita lihat dalam Universal Declaration of
Human Right 10 Desember 1948, namun melalui suatu proses yang cukup
panjang dalam sejarah peradaban manusia. Awal perkembangan HAM dimulai
ketika ditandatangani Magna Charta (1215), oleh Raja Jhon Lacklaand. kemudian
juga penandatanganan Petition of Right pada tahun 1628 oleh Raja Charles I.
Dalam hubungan inilah maka perkembangan hak asasi manusia ini sangat erat
hubungannya dengan perkembangan demokrasi. Indonesia merupakan negara
hukum yang mana di dalam negara hukum selalu ada pengakuan dan perlindungan
terhadap hak asasi manusia. Semua manusia akan mendapat perlakuan yang sama
kedudukannya dalam hukum, sosial, ekonomi, dan kebudayaan. 1

B. Rumusan Masalah
a. Apa Pengertian Hak Asaasi Manusia?
b. Bagaimana Sejarah Hak Asasi Manusia ?
c. Bagaimana Sejarah HAM di Indonesia?
d. Apa ciri-ciri Hak Asasi Manusia?
e. Bagaimana Tujuan Hak Asasi Manusia?
C. Tujuan Penulisan
a. Untuk mengetahui pengertian Hak Asasi Manusia.
b. Untuk mengetahui sejarah Hak Asasi Manusia.
c. Untuk mengetahui sejarah HAM di Indonesia.
d. Untuk mengetahui ciri-ciri Hak Asasi Manusia.
e. Mengetahui Tujuan Hak Asasi Manusia.

BAB II

PEMBAHASAN
1
Didi Nazmi. Konsepsi Negara Hukum. Angkasa Raya: Padang. 1992. hal 50.

1
A. Pengertian Hak Asasi Manusia

HAM merupakan hak yang melekat pada hakekat dan keberadaan manusia
sebagai machluk Tuhan yang Maha Esa, dan merupakan anugerahNya yang
wajib dihormati, dijunjung tinggi dan dilindungi oleh negara, hukum,
pemerintah, dan setiap orang demi kehormatan serta perlindungan harkat dan
martabat manusia. 2

Pengertian HAM menurut Jan Materson dalam ungkapan yaitu Human


rights could be generally defines as those rights which are inherent in our
nature and without which we can not live as human being ( HAM adalah hak-
hak yang secara inheren melekat dalam diri manusia, dan tanpa hak itu
manusia tidak dapat hidup sebagai manusia). Oleh sebab itu, sifatnya yang
dasar dan pokok HAM sering dianggap sebagai hak yang tidak dapat dicabut
atau dihilangkan oleh siapapun, bahkan tidak ada kekuasaan apapun yang
memiliki keabsahan Dengan kata lain, HAM perlu mendapat jaminan oleh
Negara atau Pemerintah, maka siapa saja yang a harus mendapat sangsi yang
tegas. Akan tetapi HAM tidak berarti bersifat mutlak tanpa batas, karena batas
HAM seseorang adalah HAM yang melekat pada orang lain. Jadi disamping
Hak Azasi ada Kewajiban Azasi; yang dalam hidup kemasyarakatan
seharusnya mendapat perhatian telebih dahulu dalam pelaksanannya. Jadi
memenuhi kewajiban terlebih dahulu, baru menuntut hak.

HAM merupakan kodrat yang melekat dalam diri setiap manusia sejak ia
dilahirkan kedunia. Secara kodrati antara lain manusia mempunyai hak
kebebasan. Rosevelt mengemukakan, bahwa dalam hidup bermasyarakat dan
bernegara manusia memiliki empat kebebasan ( The Four Freedoms ), yaitu :

a) kebebasan untuk berbicara dan menyatakan pendapat ( Freedom of


Speech);
b) kebebasan beragama ( Freedom of Religie )kebebasan dari rasa
takut ( Freedom from Fear )

2
Chainur Arrasjid, Dasar-dasar Ilmu Hukum, Sinar Grafika, 2000, h. 14

2
c) kebebasan dari kemelaratan ( Freedom from Want )
Dasar negara kita Pancasila mengandung pemikiran bahwa manusia
diciptakan oleh Tuhan yang Maha Esa mengandung dua aspek, yaitu aspek
individualis (pribadi) dan aspek sosialis (bermasyarakat). Oleh karena itu
kebebasan setiap orang dibatasi oleh hak asasi orang lain. Ini berarti setiap
orang mengemban kewajiban mengakui dan menghormati hak asasi orang
lain.3

Kewajiban ini juga berlaku bagi setiap organisasi pada tataran manapun,
terutama Negara dan Pemerintah. Dengan demikian negara dan pemerintah
bertanggung jawab untuk menghormati, melindungi, membela, dan menjamin
hak setiap warga negara dan penduduknya tanpa diskriminasi Tindakan
diskriminatif terjadi apabila ada pembatasan, pelecehan atau pengucilan 82
yang langsung ataupun tidak langsung membedakan manusia atas dasar
agama, suku, ras, etnik, kelompok, golongan, status sosial, status ekonomi,
jenis kelamin, bahasa, keyakinan politik; yang berakibat mengurangi /
menghapus pengakuan HAM dan kebebasan dasar dalam kehidupan baik
individual maupun kelompok dalam bidang politik, ekonomi, hukum, sosial,
budaya, dan aspek kehidupan lainnya.

Hak asasi diberbagai aspek kehidupan dapat dijelaskan sebagai berikut :

a) Hak asasi politik (political right), yaitu hak untuk ikut serta dalam
pemerintahan, hak memilih dan dipilih dalam Pemilu, hak mendirikan
partai dan sebagainya
b) Hak asasi ekonomi ( property right ), hak untuk memiliki sesuatu,
membeli dan menjualnya, serta memanfaatkannya.
c) Hak asasi hukum ( right of legal equality ) , yaitu hak untuk mendapat
perlakuan yang sama dalam hukum dan pemerintahan. Serta hak untuk
mendapatkan perlakuan yang sama dalam tata cara peradilan dan
perlindungan ( prosedural right ). Misalnya peraturan dalam, penangkapan,
penggeledahan, peradilan dan sebagainya.
3
UU HAM No. 39 tahun 1999 pasal 1

3
d) Hak asasi sosial dan kebudayan ( social and culture right ), misalnya hak
untuk memilih pendidikan, mengembangkan kebudayaan dan sebagainya.
e) Hak atas pribadi ( personal right ), yang meliputi kebebasan menyatakan
pendapat, kebebasan memeluk agama dan sebagainya.
Tindakan diskriminatif tersebut diatas merupakan pelanggaran HAM,
baik yang bersifat vertikal (dilakukan aparat negara terhadap warga negara
atau sebaliknya ) maupun horisontal ( antar warga negara sendiri); dan
tidak sedikit yang masuk dalam kategori pelanggaran HAM berat ( gross
violation of human right ).

Yang dimaksud pelanggaran HAM berat meliputi 3 : 3 Muhtas Majda El,.


Dimensi Dimensi HAM.

A. Pembunuhan massal ( genocide )


B. Pembunuhan sewenang-wenang atau pembunuhan diluar putusan
pengadilan ( arbitrary atau extra yudicial killing )
C. Penyiksaan
D. Penghilangan orang secara paksa
E. Perbudakan
F. Diskriminasi yang dilakukan secara sistematis (systematic discrimination).
Secara konseptual dapat dikemukakan bahwa yang dimaksud
“Pelanggaran HAM” adalah : Setiap perbuatan orang atau kelompok baik
disengaja ataupun tidak secara melawan hukum mengurangi atau
menghalangi atau membatasi HAM seseorang atau kelompok yang
dijamin oleh UU dikhawatirkan tidak akan memperoleh penyelesaian
hukum yang adil dan benarberdasarkan mekanisme hukum yang berlaku.

B. Sejarah Hak Asasi Manusia


1. Periode 1908-1945

Konsep pemikiran HAM telah dikenal oleh Bangsa Indonesia


terutama sejak tahun 1908 lahirnya Budi Utomo, yakni di tahun mulai
timbulnya kesadaran akan pentingnya pembentukan suatu negara bangsa

4
(nation state) melalui berbagai tulisan dalam suatu Majalah Goeroe Desa.
Konsep HAM yang mengemuka adalah konsep-konsep mengenai hak atas
kemerdekaan, dalam arti hak sebagai bangsa merdeka yang bebas
menentukan nasib sendiri (the rights of self determination). Namun HAM
bidang sipil, seperti hak bebas dari diskriminasi dalam segala bentuknya
dan hak untuk mengeluarkan pikiran dan pendapat mulai juga
diperbincangkan.4

2. Periode 1950-1959

Meskipun usia RIS relatif singkat, yaitu dari tanggal 27 Desember


1949 sampai 17 Agustus 1950, namun baik sistem kepartaian multi partai
maupun sistem pemerintahan parlementer yang dicanangkan pada kurun
waktu pertama berlakunya UUD 1945, masih berlanjut. Kedua sistem
yang menumbuh kembangkan sistem politik demokrasi liberal atau
parlementer tersebut semakin berlanjut setelah Indonesia kembali menjadi
negara kesatuan dengan berlakunya UUDS 1950 pada periode 17 Agustus
1950- 5 Juli 1959. Bahkan pada periode ini suasana kebebasan yang
menjadi semangat demokrasi liberal sangat ditenggang, sehingga dapat
dikatakan bahwa baik pemikiran maupun aktualisasi HAM pada periode
ini mengalami “pasang” dan menikmati “bulan madu”.5

3. Periode 1959-1966

Memasuki periode kedua berlakunya UUD 1945 yaitu sejak


dikeluarkannya Dekrit Presiden 5 Juli 1959, gagasan atau konsepsi
Presiden Soekarno mengenai demokrasi terpimpin dilihat dari sistem
politik yang berlaku yang berada di bawah kontrol atau kendali Presiden.
Dalam perspektif pemikiran HAM, terutama hak sipil dan politik, sistem
politik demokrasi terpimpin tidak memberikan keleluasaan ataupun
menenggang adanya kebebasan berserikat, berkumpul dan mengeluarkan

4
Bagir Manan, Perkembangan Pemikiran dan Pengaturan Hak Asasi Manusia di Indonesia,
Alumni, Bandung, 2001.
5
Ibid, hal. 32.

5
pikiran dengan tulisan. Di bawah naungan demokrasi terpimpin, pemikiran
tentang HAM dihadapkan pada restriksi atau pembatasan yang ketat oleh
kekuasaan, sehingga mengalami kemunduran (set back) sebagai sesuatu
yang berbanding terbalik dengan situasi pada masa Demokrasi
Parlementer.

4. Periode 1966-1998

Pemberontakan G30S/PKI tanggal 30 September 1966 yang diikuti


dengan situasi chaos mengantarkan Indonesia kembali mengalami masa
kelam kehidupan berbangsa. Presiden Soekarno mengeluarkan Supersemar
yang dijadikan landasan hukum bagi Soeharto untuk mengamankan
Indonesia. Masyarakat Indonesia dihadapkan kembali pada situasi dan
keadaan dimana HAM tidak dilindungi. Hal ini disebabkan oleh pemikiran
para elite kekuasaan terhadap HAM. Umumnya era ini ditandai oleh
pemikiran HAM adalah produk barat. Pada saat yang sama Indonesia
sedang memacu pembangunan ekonomi dengan mengunakan slogan
“pembangunan” sehingga segala upaya pemajuan dan perlindungan HAM
dianggap sebagai penghambat pembangunan. Hal ini tercermin dari
berbagai produk hukum yang dikeluarkan pada periode ini, yang pada
umumnya bersifat restriktif terhadap HAM.

5. Periode 1998 - Sekarang

Pada tahap ini Pemerintah melakukan represi terhadap segala


bentuk perlawanan yang menyebabkan kelompok tertindas dalam
masyarakat menyampaikan informasi ke masyarakat internasional. Konflik
berdarah yang dimulai di Jakarta, ditandai dengan terbunuhnya pada
Jenderal, disusul dengan munculnya konflik langsung yang melibatkan
tentara, penduduk sipil serta orang-orang yang dianggap simpatisan PKI.
Banyaknya norma HAM internasional yang diadopsi dalam peraturan
perundang-undangan nasional melalui ratifikasi dan institusionalisasi.
Beberapa kemajuan dapat dilihat dari berbagai peraturan perundang-

6
undangan HAM yaitu diintegrasikannya HAM dalam perubahan UUD
1945 serta dibentuknya peraturan perundangan HAM.6

C. Sejarah HAM di Indonesia


Hak Asasi Manusia di Indonesia dianggap sakral, diperjuangkan
sepenuh jiwa, serta sangat sejalan dengan kehidupan berbangsa dan
bernegara. Indonesia telah ikut bersama negara lain untuk
memperjuangkan HAM, memasukan rasa kemanusian dalam perundangan,
sebab hal tersebut merupakan fundamental. Pancasila sebgai dasar negara
Indonesia sepenuhnya mendukung dan menjungjung tinggi penegakan
Hak Asasi Manusia.

Diawal kemerdekaan Indonesia, tokoh seperti Mochammad Hatta


merupakan orang yang paling vocal dalam menyuarakan HAM.Indonesia
dalam memperjuangkan haknya sebagai bangsa harus melewati beberapa
fase, seperti halnya pembentukan organisasi. Organisasi yang didirikan
tersebut mewadahi banyak orang dimana untuk merasa sadar bersama-
sama memiliki hak-hak yang harus diperjuangkan dan dicapai. Organisa –
oraganisasi yang dibangun memperjuangkan hak – hak masyarakat dengan
cara berbeda, namum pada hakikatnya memiliki tujuan yang sama untuk
menghapuskan
kolonialisme di tanah Indonesia. Sehingga dengan begitu, masyarakat
Indonesia dapat menjadi manusia yang seutuhnya karena hak
kemanusiaannya terpenuhi.Sebagai contoh, Budi Oetomo
memperjuangkan hak masyarakat dan kemanusian lewat petisi-petisi dan
surat yang disampaikan kepada kolonial belanda waktu itu. Kemudian ada
Sarekat Islam yang berusa memperjuangkan hak-hak kemanusiaan dan
menghilangkan diskriminasi secara rasial.

D. Ciri-ciri Hak Asasi Manusia

6
Sejarah Perlindungan Hak Hak Asasi Manusia, Konsepsi Negara Hukum

7
1. Ham tidak diberikan kepada seseorang, melainkan merupakan hak
semua orang, baik itu hak sipil, politik, ekonomi, sosial dan hak
budaya.

2. Hak tidak dapat dicabut, dihilangkan atau diserahkan.

3. Ham bersifat hakiki yaitu hak yang sudah ada sejak manusia dalam
kandungan.

4. Ham sifatnya universal sehingga berlaku bagi semua manusia


tanpa memandang status, suku, gender dan perbedaan lainya.

E. Tujuan Hak Asasi Manusia


Cakupan Hak Asasi Manusia (HAM) sangatlah luas, baik HAM
yang bersifat individual (perseorangan) maupun HAM yang bersifat
komunal atau kolektif (masyarakat). Upaya penegakannya juga sudah
berlangsung selama berabad-abad dan tujuan HAM pada dasarnya adalah
sama. Walaupun di berbagai belahan dunia termasuk Indonesia, penegakan
HAM secara eksplisit baru terlihat sejak berakhirnya perang Dunia II dan
semakin intensif sejak akhir abad ke-20. Sudah banyak juga dokumen
yang dihasilkan tentang hal itu, yang dari waktu ke waktu terus bertambah.
Sejumlah negara juga telah melangkah jauh dalam mencapai
standar internasional dan tujuan HAM, yang di antaranya dilakukan
dengan mendirikan Komisi Nasional (Komnas) untuk HAM. Terlepas dari
segata motivasi dan latar belakang pendiriannya, Komisi Nasional HAM
di sejumlah negara Asia dan Pasifik kebanyakan didirikan atas saran
Perserikatan Bangsa-Bangsa (United Nations) dengan bantuan dari negara-
negara yang dipandang lebih maju dalam hal implementasi HAMnya.
Tujuan HAM adalah melindungi hak manusia untuk hidup dengan
harga diri, yang meliputi hak untuk hidup, hak atas kebebasan, dan hak
keamanan. Hidup dengan harga diri berarti bahwa manusia harus memiliki
sesuatu seperti tempat yang layak untuk tinggal dan makanan yang cukup.
Artinya, untuk mencapai tujuan HAM ini manusia harus dapat

8
berpartisipasi dalam masyarakat, menerima pendidikan, bekerja,
mempraktikkan ajaran agamanya, berbicara dalam bahasanya sendiri, dan
hidup dengan damai.
Tujuan HAM yang lainnya adalah sebagai alat untuk melindungi
manusia dari kekerasan dan kesewenang-wenangan. HAM
mengembangkan sikap saling menghargai antara manusia. HAM
mendorong tindakan yang dilandasi kesadaran dan tanggung jawab untuk
menjamin bahwa hak-hak orang lain tidak dilanggar. Misalnya, kita
memiliki hak untuk hidup bebas dari segala bentuk diskriminasi, tapi di
saat yang sama, kita memiliki tanggung jawab untuk tidak
mendiskriminasi orang lain. Sebagaimana terlansir Hak Asasi Manusia
dalam Pancasila yaitu :
1. Sila Pertama
Sila "Ketuhanan Yang Maha Esa" menjamin hak kebebasan untuk
memeluk agama, melaksanakan ibadah serta menghormati perbedaan
agama.
2. Sila Kedua
Sila "Kemanusiaan yang Adil dan Beradab" menempatkan setiap
warga negara memiliki hak-hak dan kewajiban yang sama di mata
hukum.
3. Sila Ketiga
Sila "Persatuan Indonesia" menjelaskan adanya persatuan di antara
warga negara dengan semangat rela berkorban dan menempatkan
kepentingan bangsa di atas kepentingan pribadi.
4. Sila Keempat
Sila "Kerakyatan yang Dipimpin oleh Hikmat Kebijaksanaan dalam
Permusyawaratan Perwakilan" dilihat dari kehidupan bernegara,
pemerintah, dan bermasyarakat yang demokratis.
5. Sila Kelima
Sila "Keadilan Sosial Bagi Seluruh Rakyat Indonesia" yaitu
mengakui hak milik seseorang dan dilindungi pemanfaatannya oleh

9
negara.

10
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan

HAM merupakan hak yang melekat pada hakekat dan keberadaan manusia
sebagai machluk Tuhan yang Maha Esa, dan merupakan anugerahNya yang wajib
dihormati, dijunjung tinggi dan dilindungi oleh negara, hukum, pemerintah, dan
setiap orang demi kehormatan serta perlindungan harkat dan martabat manusia.

Hak Asasi Manusia di Indonesia dianggap sakral, diperjuangkan sepenuh jiwa,


serta sangat sejalan dengan kehidupan berbangsa dan bernegara. Indonesia telah ikut
bersama negara lain untuk memperjuangkan HAM, memasukan rasa kemanusian
dalam perundangan, sebab hal tersebut merupakan fundamental. Pancasila sebgai
dasar negara Indonesia sepenuhnya mendukung dan menjungjung tinggi penegakan
Hak Asasi Manusia.

Tujuan HAM adalah melindungi hak manusia untuk hidup dengan harga diri,
yang meliputi hak untuk hidup, hak atas kebebasan, dan hak keamanan. Hidup
dengan harga diri berarti bahwa manusia harus memiliki sesuatu seperti tempat yang
layak untuk tinggal dan makanan yang cukup. Artinya, untuk mencapai tujuan HAM
ini manusia harus dapat berpartisipasi dalam masyarakat, menerima pendidikan,
bekerja, mempraktikkan ajaran agamanya, berbicara dalam bahasanya sendiri, dan
hidup dengan damai.

B. Saran

Dengan demikianlah makalah ini dibuat. Untuk mengkaji makalah ini maka,
pada bab penutup ini memberikan catatan kecil yang tertuang dalam bentuk saran
saran di antaranya :

11
1. Saran Umum

Setelah sebagai sarana pendidikan dan pelatihan juga sebagai sarana


sosialisasi permasalahan yang berkaitan dengan makalah ini di harapkan dapat
berperan aktif sebagai penyampaian informasi kepada siswa lain mengenai
perkembangan Ilmu Sains.

2. Saran khusus oleh karena kami atau saya berharap kepada kalian yang terlibat
dalam pembuatan makalah matkul ini, yaitu dengan memanfaatkan apa yang
tertuang dalam pikiran kalian sebagai bentuk rasa semangat kita untuk
menjalankan tugas dengan sebaik baiknya dan bermanfaat bagi yang lain nya.

12
DAFTAR PUSTAKA

Austin, John. The Province of The Jurisprudence Determined, W. Rumble (ed).


Cambrige: Cambrige University, 1995.
Budiardjo, Miriam. Dasar-Dasar Ilmu Politik. Jakarta: Gramedia, 1983.

Davidson, Scott. Hak Asasi Manusia : Sejarah, Teori, dan Praktik dalam
Pergaulan Internasional. Jakarta: Grafiti, 1994.

Davies, Peter. Hak Asasi Manusia : Tinjauan Perspektif Sejarah. Jakarta:


Yayasan Obor Indonesia, 1994.

Donnely, Jack. Universal Human Rights in Theory and Practice. Ithaca and
London: Cornell University Press, 2003.

HAM, Komnas. Lembar Fakta HAM. Jakarta: Komnas HAM, 2005.

Manan, Bagir. Perkembangan Pemikiran Hak Asasi Manusia di Indonesia.


Bandung: Alumni, 2001.

Smith, Rhona K. Hukum HAM . Yogyakarta: Pusham UII, 2009.

Sulistyo, Hermawan. Palu Arit di Ladang Tebu : Pembantaian Massal yang


Terlupakan. Jakarta: Gramedia, 2000.

13

Anda mungkin juga menyukai