Dosen Pengampuh :
Mata Kuliah :
Oleh :
Kelas 7A Keperawatan Kelompok 3
1. Rahmawati Sasaerila (1801094)
2. Riyandi Hamundu (1801062)
3. Mustika Reni (1801018)
يم
ِ س ِم هللاِ ال َّر ْحم ِن ال َّر ِح
ْ ِب
Segala puji saya haturkan kepada Allah SWT dan semoga hidayah dan
inayah selalu tercurahkan kepada saya sehinggah bisa menyelesaikan makalah ini.
Shalawat beserta salam kepada Nabi Muhammad SAW, yang telah
membawa umatnya dari alam yang tidak tahuan ke alam yang penuh dengan ilmu
pengetahuan. Saya berterimakasih kepada pihak-pihak yang telah membantu dalam
penyusunan makalah ini. Semoga makalah yang saya susun ini dapat berguna bagi
saya khususnya dan pembaca pada umumnya.
Adapun dalam penyususnan makalah ini terdapat berbagai kesalahan baik
dalam penulisan atau penempatan kata serta dalam mendefinisikan isi makalah.
Oleh karana itu kritik dan saran dari para pembaca sangat penulis harapkan.
Wassalamu’alaikum Warohmatullahi Wabarokatuh
Manado, 2021
2
Daftar Isi
KATAPENGANTAR...................................................................................................2
DAFTAR ISI.................................................................................................................3
BAB I PENDAHULUAN............................................................................................4
1.1. Latar
Belakang...................................................................................................4
1.2 Rumusan Masalah.............................................................................................5
1.3 Tujuan Penulisan................................................................................................5
1.4 Manfaat Penulisan.............................................................................................5
BAB II PEMBAHASAN.............................................................................................6
2.1 Pengertian Sistem Muskuloskeletal.................................................................6
2.2 Anatomi Sistem Muskuloskeletal.....................................................................6
2.3 Muskuler / Otot.................................................................................................7
a. Fungsi Sistem Muskulos...............................................................................7
b. Jenis-jenis Otot..............................................................................................7
c. Struktur Mikroskopis Otot............................................................................8
d. Tendon..........................................................................................................9
e. Ligamen......................................................................................................10
f. Skeletal / Sistem Rangka............................................................................10
2.4 Trend dan Issue Keperawatan Sistem Muskuloskeletal...............................12
3.1 Kesimpulan............................................................................................16
3.2 Saran.....................................................................................................16
BAB IV DAFTAR PUSTAKA..........................................................................17
3
BAB I
PENDAHULUAN
Pada tahun 2007, perawat di Amerika Serikat menduduki peringkat ketujuh diantara
seluruh pekerja yang menderita MSDs, dan insiden cedera \muskuloskeletal 4.62/100 perawat
per tahun (Shafiezadeh, 2011). Data dari The Taiwan National Health Insurance Research
Database selama tahun 2004 – 2010, dari 3914 perawat, 3004 orang perawat menderita
MSDs (76.24%). Namun keterangan dari Kementerian Kesehatan Republik Indonesia tahun
2007, di Indonesia belum terdapat data yang signifikan sehubungan bahaya di rumah sakit
khususnya keluhan muskuloskeletal. Sedangkan, literatur dan penelitian sebelumnya lebih
banyak dilakukan pada pekerja industri.
Anatomi adalah ilmu yg mempelajari suatu bangun atau suatu bentuk dengan mengurai-
uraikannya ke dalam bagian-bagiannya. Dilihat dari sudut kegunaan, bagian paling penting
dari anatomi khusus adalah yang mempelajari tentang manusia dengan berbagai macam
pendekatan yang berbeda. Dari sudut medis, anatomi terdiri dari berbagai pengetahuan
tentang bentuk, letak, ukuran, dan hubungan berbagai struktur dari tubuh manusia sehat
4
sehingga sering disebut sebagai anatomi deskriptif atau topografis. Kerumitan tubuh manusia
menyebabkan hanya ada sedikit ahli anatomi manusia profesional yang benar-benar
menguasai bidang ilmu ini; sebagian besar memiliki spesialisasi di bagian tertentu seperti
otak atau bagian dalam.
Anatomi tubuh sangat penting untuk dipelajari khususnya bagi mahasiswa kesehatan.
Sebab ketika sudah di rumah sakit sebagai tenaga kesehatan dituntut untuk dapat melayani
pasien. Untuk itulah makalah ini dibuat, sebagai langkah awal untuk mempelajari anatomi
tubuh manusia.
1. Tujuan Umum
2. Tujuan Khusus
Mahasiswa dapat mengetahui apa saja tren dan isu Keperawatan Tentang sistem
Muskuloskeletal
1.4 Manfaat penulisan
Memberikan informasi untuk meningkatkan kesadaran perawat Instalasi Gawat
Darurat ketika beraktivitas sehingga faktor yang berhubungan dengan kejadian keluhan
muskuloskeletal dapat diminimalisir. dan bagi Isntitusi pendidikan Hasil penelitian dapat
digunakan sebagai bahan bacaan dan pertimbangan perlunya adanya materi Occupational
Health Nursing atau kesehatan dan keselamatan kerja bagi mahasiswa keperawatan.
5
BAB II
PEM BAHASAN
Sistem muskuloskeletal merupakan sistem tubuh yang terdiri dari otot (muskulo)dan
tulang-tulang yang membentuk rangka (skelet). Otot adalah jaringan tubuhyang
mempunyai kemampuan mengubah energi kimia menjadi energi mekanik(gerak).
Sedangkan rangka adalah bagian tubuh yang terdiri dari tulang-tulang yangmemungkinkan
tubuh mempertahankan bentuk, sikap dan posisi.
1. Kerangka tubuh
2. Proteksi
4. perpindahan tempat.
5. Hemopoesis
6. Deposit Mineral
6
2. Skeletal/Rangka : Tulang dan sendi
1. Pergerakan. Otot menghasilkan gerakan pada tulang tempat otot tersebut melekat
dan bergerak dalam bagian organ internal tubuh.
1. Kontrakstilitas. Serabut otot berkontraksi dan menegang, yang dapat atau tidak
melibatkan pemendekan otot.
2. Eksitabilitas. Serabut otot akan merespons dengan kuat jika distimulasi oleh impuls
saraf.
4. Elastisitas. Serabut otot dapat kembali ke ukuran semula setelah berkontraksi atau
meregang.
b. Jenis-jenis otot
7
Otot rangka, merupakan otot lurik, volunter, dan melekat pada rangka.
1. Serabut otot sangat panjang, sampai 30 cm, berbentuk silindris dengan lebar
berkisar antara 10 mikron sampai 100 mikron.
2. Setiap serabut memiliki banyak inti yang tersusun di bagian perifer.
3. Kontraksinya sangat cepat dan kuat.
8
2) Otot polos unit tunggal (viseral) ditemukan tersusun dalam
lapisan dinding organ berongga atau visera. Semua serabut dalam lapisan mampu
berkontraksi sebagai satu unit tunggal. Otot ini dapat bereksitasi sendiri atau
miogenik dan tidak memerlukan stimulasi saraf eksternal untuk hasil dari aktivitas
listrik spontan.
Otot Jantung
1) Merupakan otot lurik
2) Disebut juga otot seran lintang involunter
3) Otot ini hanya terdapat pada jantung
4) Bekerja terus-menerus setiap saat tanpa henti, tapi otot jantung juga mempunyai
masa istirahat, yaitu setiap kali berdenyut.
Struktur Mikroskopis Otot Jantung
• Mirip dengan otot skelet
• Gambar .1
Kerja Otot
1. Fleksor (bengkok) >< Ekstentor (meluruskan)
2. Supinasi(menengadah) >< Pronasi (tertelungkup)
3. Defresor(menurunkan) >< Lepator (menaikkan)
4. Sinergis (searah) >< Antagonis (berlawanan)
5. Dilatator(melebarkan) >< Konstriktor (menyempitkan)
6. Adduktor(dekat) >< Abduktor (jauh)
d. Tendon
Tendon adalah tali atau urat daging yang kuat yang bersifat fleksibel, yang
terbuat dari fibrous protein (kolagen). Tendon berfungsi melekatkan tulang dengan
otot atau otot dengan otot.
9
Gambar.2
Tendon
e. Ligamen
Ligamen adalah pembalut/selubung yang sangat kuat, yang merupakan jaringan
elastis penghubung yang terdiri atas kolagen. Ligamen membungkus tulang dengan
tulang yang diikat oleh sendi.
Beberapa tipe ligamen :
1. Ligamen Tipis
Ligamen pembungkus tulang dan kartilago. Merupakan ligament kolateral yang ada di
siku dan lutut. Ligamen ini memungkinkan terjadinya pergerakan.
2. Ligamen jaringan elastik kuning.
Merupakan ligamen yang dipererat oleh jaringan yang membungkus dan memperkuat
sendi, seperti pada tulang bahu dengan tulang lengan atas.
Gambar.3
Ligamen
Skeletal disebut juga sistem rangka, yang tersusun atas tulang-tulang. Tubuh kita
memiliki 206 tulang yang membentuk rangka. Bagian terpenting adalah tulang
10
belakang.
11
e. Tulang kompak dan spongiosa dikelilingi oleh membran tipis yang disebut
periosteur, membran ini mengandung:
- Bagian luar percabangan pembuluh darah yang masuk ke dalam tulang
- Osteoblas
2. Tulang Spongiosa
a. Tersusun atas ”honeycomb” network yang disebut trabekula.
b. Struktur tersebut menyebabkan tulang dapat menahan tekanan.
c. Rongga antara trebakula terisi ”red bone marrow” yang mengandung
pembuluh darah yang memberi nutrisi pada tulang.
d. Contoh, tulang pelvis, rusuk,tulang belakang, tengkorak dan pada ujung tulang
lengan dan paha.
Klasifikasi Tulang berdasarkan Bentuknya
1. Tulang panjang, contoh: humerus, femur, radius, ulna
2. Tulang pendek, contoh: tulang pergelangan tangan dan
pergelangan kaki
3. Tulang pipih, contoh: tulang tengkorak kepala, tulang rusuk
dan sternum
4. Tulang tidak beraturan contoh : vertebra, tulang muka, pelvis
Pembagian Sistem Skeletal
Axial / rangka aksial, terdiri dari :
1) Tengkorak kepala / cranium dan tulang-tulang muka
2) Columna vertebralis / batang tulang belakang
3) Costae / tulang-tulang rusuk
4) Sternum / tulang dada
Appendicular / rangka tambahan, terdiri dari :
1) Tulang extremitas superior
a. korset pectoralis, terdiri dari scapula (tulang berbentuk segitiga) dan clavicula
(tulang berbentuk lengkung).
b. lengan atas, mulai dari bahu sampai ke siku.
c. lengan bawah, mulai dari siku sampai pergelangan tangan.
d. Tangan
12
2.4 Tren dan isu Keperawatan Pada Sistem Muskuloskeletal
Satu pekerja di dunia meninggal setiap 15 detik karena kecelakaan kerja dan 160
pekerja mengalami sakit akibat kerja dan angka kematian dikarenakan kecelakaan dan
penyakit akibat kerja (PAK) sebanyak 2 juta kasus setiap tahun. Masalah kesehatan di
Indonesia menunjukkan bahwa sekitar 40,5% penyakit yang diderita pekerja
berhubungan dengan pekerjaannya diantaranya penyakit MSDs sebanyak 16%.
13
Data dari Puskesmas Rumbio Jaya (2011), dalam pencatatannya menyebutkan
terdapat 10 kasus penyakit pada pekerja informal yang terdiri dari penyakit gangguan
sendi dan musculoskeletal, serta di posisi kedua dengan jumlah kasus 30 dari 146
kasus penyakit yang ada. Hal tersebut dapat menyebabkan masalah kecacatan seperti
dislokasi tulang dan sendi. Muskuloskeletal disorders (MSDs) merupakan gangguan
pada sistem muskuloskeletal yang disebabkan oleh pekerjaan dan performansi kerja
seperti postur tubuh tidak alamiah, beban, durasi dan frekuensi serta faktor individu
(usia, masa kerja, kebiasaan merokok, IMT dan jenis kelamin).
14
Latihan ini mampu meningkatkan fleksibilitas otot leher, membantu mengurangi
spasme pada otot leher, meningkatkan lingkup gerak sendi yang terbatas, serta
mengembalikan postur leher pada posisi yang anatomis. Standar penatalaksaan
fisioterapi di klinik memberikan modalitas berupa Microwave Diathermy (MWD).
MWD adalah modalitas thermal yang mampu menjangkau jaringan yang lebih dalam
yang mampu memberikan efek terapi untuk mengurangi problematika patologis
jaingan lunak.
INTERVENSI
Salah satu metode yang populer digunakan oleh fisioterapis untuk mengurangi
tightness otot adalah massage. Teknik massage yang digunakan adalah Deep Tissue
Massage (DTM) dengan tekanan yang lebih dalam dan gerakan yang pelan. Sedangkan
Massage memiliki beberapa efek secra umum, di antaranya adalah :
Deep Tissue Massage memiliki efek yakni mennonaktifkan trigger point pada otot
yang tightness. Tekanan yang diberikan pada teknik deep tissue massage dalam dan
pelan. Sehingga mampu menjangkau lapisan otot yang lebih dalam. Deep tissue
massage sangat efektif untuk mengatasi kasus tightness karena mampu mencapai
trigger point lebih tepat dan lebih dalam. Teknik massage yang diterapkan
memberikan efek relaksasi, ini terjadi karena teknik ini merangsang tubuh
melepaskan senyawa endorphine yang merupakan pereda rasa sakit. Endorphine juga
menciptakan perasaan nyaman. Penurunan nyeri pada teknik ini menstimulasi serabut
kulit sehingga nyeri dapat dihambat dan korteks serebri tidak menerima sinyal
rangsang nyeri tersebut, nyeri yang dirasakan akan berkurang. Ketika rasa nyeri
menghilang dan mendapat efek rileksasi sirkulasi darah akan lancar. Saat nyeri
15
berkurang akibat kerusakan struktur, maka secara fungsional, fungsi leher akan
terkoreksi dengan baik.
BAB III
PENUTUP
3.1. Kesimpulan
Sistem muskuloskeletal merupakan sistem tubuh yang terdiri dari otot (muskulo) dan
tulang-tulang yang membentuk rangka (skelet). Otot adalah jaringan tubuh yang
mempunyai kemampuan mengubah energi kimia menjadi energi mekanik (gerak).
Sedangkan rangka adalah bagian tubuh yang terdiri dari tulang-tulang yang
memungkinkan tubuh mempertahankan bentuk, sikap dan posisi.
Sebagian besar postur kerja pekerja memiliki tingkat risiko (menggunakan metode
REBA) dengan kategori sangat tinggi, sebagian besar pekerja mengalami keluhan
Musculoskeletal Disorders dengan tingkat keluhan kategori sedang, dan faktor postur
kerja mempunyai keeratan hubungan yang sangat kuat dengan kejadian keluhan
musculoskeletal disorders.
3.2. Saran
Saran yang dapat penulis rekomendasikan adalah perlunya upaya pembenahan sarana
perkuliahan, khususnya kursi perkuliahan dengan tujuan untuk mengurangi keluhan
16
muskuloskeletal pada mahasiswa. Disamping itu perlunya juga pergerakanpergerakan
kecil dari mahasiswa selama proses belajar mengajar untuk mengurangi kondisi duduk
statis yang biasa dilakukan oleh mahasiswa.
Beberapa hal yang dapat dilaksanakan oleh para pekerja seperti rutin berolahraga,
melakukan peregangan dan istirahat di sela-sela waktu kerja dapat mengurangi kelelahan
dan meningkatkan variasi aktivitas otot selama melakukan pekerjaan yang monoton
dalam waktu yang lama untuk mencegah timbulnya gangguan serta progesivitas dari
gangguan muskuloskeletal.
DAFTAR PUSTAKA
1. Tarwaka, Solichul H.A Bakri dan Lilik Sudiajeng, 2004. Ergonomi Untuk
Kesehatan, Keselamatan Kerja dan Produktivitas. Surakarta: Uniba Press.
2. Tarwaka. 2015. Ergonomi Industri Dasar-Dasar Pengetahuan Ergonomi dan
Aplikasi di Tempat Kerja, Badan Penerbit Harapan Press: Surakarta.
3. Kemenkes RI, 2014. Data Kecelakaan Kerja. Kemenkes RI : Jakarta. (online)
4. Depkes, 2005. Profil Masalah Kesehatan di Indonesia.
5. Evadariato, Nurdian &Endang Dwiyanti.
6. Asse, A. 2013. Intervensi Transverse Friction dan IFC posisi regang lebih baik
daripada hanya intervensi Transverse Friction dalam menurunkan Nyeri sindroma
Miofasial Trapezius desendens (Skripsi). Universitas Esa Unggul Jakarta
7. Winarti, T.M. 2012, Hubungan Forward Head Posture dengan Gangguan Sendi
Temporomandibula berdasarkan pengukuran linear (Skripsi). Universitas
Padjajaran Bandung.
17