Disusun oleh :
kelompok 8
Puji dan syukur kami panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, karena atas rahmat
dan hidayat-Nyalah penulis dapat menyusun dan menyelesaikan makalah yang berjudul
“MAKALAH PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN HAK ASASI MANUSIA
(HAM)“sebagai salah satu tugas mata kuliah “Pendidikan Kewarganegaraan”. Penulis juga
mengucapkan terimakasih kepada semua pihak yang telah memberikan informasi yang
sebagian besar bersumber dari internet.
Penulis juga menyadari apabila dalam penulisan makalah ini masih banyak
kekurangan dan jauh dari kata sempurna. Oleh sebab itu, penulis sangat mengharapkan kritik
dan saran yang membangun guna menyempurnakan makalah ini agar dikemudian hari
makalah ini bisa menjadi acuan dalam menyusun makalah-makalah atau tugas-tugas
selanjutnya.Penulis juga meminta maaf, apabila dalam penulisan makalah ini terdapat
kesalahan dalam pengetikan yang membuat pembaca kebingungan dalam memahami maksud
tulisan.
Penulis
DAFTAR ISI
Kata i
pengantar ............................................................................................................
Daftar ii
isi .....................................................................................................................
BAB I PENDAHULUAN
B. Rumusan masalah
1. Apa pengertian HAM ?
2. Bagaimana sejarah dan perkembangan HAM ?
3. Bagaimana issue-issue tentang HAM ?
4. Bagaimana HAM berdasarkan UUD 1945 ?
C. Tujuan
1. Mengetahui pengertian HAM
2. Mengetahui sejarah dan perkembangan HAM
3. Mengetahui issue-issue tentang HAM
4. Mengetahui peraturan HAM berdasarkan UUD 1945
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian HAM
Hak asasi manusia adalah hak dan kebebasan fundamental bagi semua orang, tanpa
memandang kebangsaan, jenis kelamin, asal kebangsaan atau etnis, ras, agama, bahasa atau
status lainnya.
Hak asasi manusia mencakup hak sipil dan politik, seperti hak untuk hidup, kebebasan
dan kebebasan berekspresi.Selain itu, ada juga hak sosial, budaya dan ekonomi, termasuk
hak untuk berpartisipasi dalam kebudayaan, hak atas pangan, hak untuk bekerja dan hak
atas pendidikan.
Hak asasi manusia dilindungi dan didukung oleh hukum dan perjanjian internasional dan
nasional.Deklarasi Universal Hak Asasi Manusia (UDHR) adalah dasar dari sistem
internasional untuk perlindungan hak asasi manusia.Deklarasi tersebut diadopsi oleh Sidang
Umum PBB pada 10 Desember 1948, untuk melarang kengerian Perang Dunia II agar tidak
berlanjut.30 pasal UDHR menetapkan hak sipil, politik, sosial, ekonomi dan budaya semua
orang.Ini adalah visi martabat manusia yang melampaui batas dan otoritas politik dan
membuat pemerintah berkomitmen untuk menghormati hak-hak dasar setiap orang.UDHR
adalah pedoman di seluruh pekerjaan Amnesty International.
B. Sejarah HAM atau Hak Asasi Manusia, Sudah Ada Sejak 600 SM
Menurut Ketetapan MPR-RI Nomor XVII tahun 1998, Hak Asasi Manusia (HAM)
adalah hak dasar pada diri manusia yang sifatnya kodrati, universal, dan abadi sebagai
karunia Tuhan Yang Maha Esa.Hak ini berfungsi untuk menjamin kelangsungan hidup,
kemerdekaan, dan perkembangan manusia dan masyarakat yang tidak boleh diganggu gugat
dan diabaikan oleh siapapun.
Titik penting upaya penegakan HAM di dunia terjadi ketika Deklarasi Universal HAM
lahir pada 10 Desember 1948.Meski demikian, sejak dahulu semua komunitas telah
memiliki sistem keadilan sendiri yang berguna untuk memastikan kesejahteraan para
anggotanya.
Melansir dari laman Human Rights Library University of Minnesota, kitab Weda,
Alkitab, Alquran, dan Kode Hammurabi merupakan sumber tertulis tertua yang membahas
tentang hak dan tanggung jawab masyarakat. Namun para ahli sejarah umumnya merujuk
pemikiran para filsuf Barat.
Berikut adalah sejarah HAM di dunia:
1) Pemikiran tentang HAM Sebelum Masehi
Mengutip jurnal Hak Asasi Manusia: Tinjauan dari Aspek Historis dan Yuridis tulisan
Sri Rahayu Wilujeng, sejak 600 SM negarawan Athena bernama Solon menyusun undang-
undang untuk menjamin keadilan dan persamaan bagi setiap warga negara.
Kemudian Sokrates dan Plato menekankan agar warga berani melakukan kontrol sosial
kepada pemerintah yang mengabaikan keadilan dan kebebasan manusia.Sementara itu,
Aristoteles menganjurkan persamaan bagi warga negara dalam bidang pemerintahan tanpa
adanya diskriminasi.Ini membuktikan bahwa gagasan tentang hak asasi manusia telah
berkembang sejak lampau.
2) Hukum Kodrati Thomas Aquinas dan John Locke
Melansir jurnal Sejarah Perlindungan Hak-hak Asasi Manusia dalam Kaitannya dengan
Konsepsi Negara Hukum tulisan Retno Kusniati, gagasan mengenai HAM bersumber dari
teori hak kodrati (natural rights theory) yang dipelopori Thomas Aquinas. Menurutnya
semua manusia dianugerahi hak kodrati yang menyatakan bahwa setiap individu adalah
makhluk otonom.John Locke, filsuf Inggris yang juga pendukung hukum kodrati
berpandangan bahwa semua individu dikaruniai hak alamiah berupa hak hidup, kebebasan,
dan hak milik.
3) Magna Charta
Mengutip dari Modul Hakikat dan Sejarah Perkembangan Hak Asasi Manusia (HAM)
tulisan Kusnadi, pada awal abad XII Raja John Lackland berkuasa di Inggris. Karena
sikapnya yang semena-mena, ia tidak disukai oleh berbagai lapisan masyarakat, mulai dari
rakyat biasa hingga bangsawan.Dengan menggunakan pengaruh yang dimiliki, para
bangsawan akhirnya berhasil mengajak Raja John untuk membuat perjanjian yang disebut
Magna Charta atau Piagam Agung.Magna Charta terdiri dari 63 aturan yang memuat hak-
hak yang harus diberikan untuk memerdekakan manusia. Isi Magna Charta antara lain:
a. Raja beserta keturunannya berjanji akan menghormati kemerdekaan, hak, dan
kebebasan Gereja Inggris.
b. Para petugas keamanan dan pemungut pajak akan menghormati hak-hak penduduk.
c. Polisi ataupun jaksa tidak dapat menuntut seseorang tanpa bukti dan saksi yang sah.
d. Seseorang yang bukan budak tidak akan ditahan, ditangkap, dinyatakan bersalah tanpa
perlindungan negara dan tanpa alasan hukum sebagai dasar tindakannya.
e. Apabila seseorang tanpa perlindungan hukum sudah terlanjur ditahan, raja berjanji
akan mengoreksi kesalahannya.
4) Bill of Rights
Tahun 1689 keluarlah Bill of Rights di Inggris yang berisi pembatasan kekuasaan raja
serta pengakuan terhadap hak-hak rakyat. Masih mengutip sumber yang sama, Bill of
Rights mengatur tentang:
a. Kebebasan dalam pemilihan anggota parlemen.
b. Kebebasan berbicara dan mengeluarkan pendapat.
c. Pajak, undang-undang dan pembentukan tentara harus seizin parlemen.
d. Hak warga negara untuk memeluk agama menurut kepercayaan masing-masing.
e. Parlemen berhak untuk mengubah keputusan raja.
3. Periode 1945-1950
Pemikiran HAM pada periode ini menekankan wacana untuk merdeka (Self Determination),
hak kebebasan untuk berserikat melalui organisasi politik mulai didirikan, serta hak
kebebasan untuk menyampaikan pendapat terutama di Parlemen.
4. Periode 1950-1959
Periode ini dikenal dengan periode parlementer, menurut catatan BagirManan, masa
gemilang sejarah HAM di Indonesia tercrmin dalam empat indikator HAM.munculnya
partai politik dengan berbagai idiologi, adanya kebebasan pers, pelaksanan pemilihan umum
secara aman, bebas dan demokratris, kontrol parlemen atas eksekutif.
5. Periode 1959-1966
Periode ini merupakan masa berakhirnya demokrasi liberal dan digantikan dengan
demokrasi terpimpin yang terpusat pada kekuasan persiden Seokarno, demokrasi terpimpin
(Guided Democracy) tidak lain sebagai bentuk penolakan presiden Seokarno terhadap
demokrasi parlementer yang dinilai merupakan produk barat.Melalui sistem demokrasi
terpimpin kekuasan terpusat di tangan persiden.Persiden tidak dapat dikontrol oleh
parlemen.Sebaliknya parlemen dikendalikan oleh persiden.Kekuasaan persiden Sokarno
bersifat absolut, bahkan dinobatkan sebagai persiden seumur hidup.Dan akhir pemerintahan
peresiden Seokarno sekaligus sebagai awal Era pemerintahan orde baru yaitu masa
pemerintahan persiden Seoharto.
6. Periode 1966-1998
Pada mulanya Orde Baru menjanjikan harapan baru bagi penegakan HAM di Indonesia.
Janji–janji Orde Baru tentang HAM mengalami kemunduran pesat pada tahu 1970-an
hingga 1980-an. Setelah mendapat mandat konstitusional dari siding MPRS. Orde Baru
menolak ham dengan alasan HAM dan Demokrasi merupakan produk barat yang
individualistik yang militeristik.Bertentangan dengan prinsip lokal Indonesia yang
berprinsip gotong-royong dan kekeluargaan.
B. Saran
Pada makalah ini masih terdapat beberapa kekurangan, kami menyadari hal tersebut oleh
karena itu, kami menerima segala bentuk masukan dan saran demi perbaikan pada makalah
kali ini.
Makalah ini dapat terselesaikan karena adanya pihak-pihak yang mendukung.Terutama
bagi dosen Pendidikan Kewarga Negaraan dan teman-teman.Kami mengucapkan banyak
terima kasih dan bagi semua pihak yang telah membantu menyelesaikan tugas ini.
DAFTAR PUSTAKA
https://hukum.uma.ac.id/2020/09/17/apa-itu-hak-asasi-manusia/
https://m.kumparan.com/amp/berita-hari-ini/sejarah-ham-atau-hak-asasi-manusia-sudah-
ada-sejak-600-sm-1vBEToAd8m2
https://www.sembilanbintang.co.id/perkembangan-ham-di-dunia-internasional-maupun-di-
indonesia/
https://www.amnesty.id/isu-ham-di-papua-masalah-serius/
https://rendratopan.com/2019/08/28/hak-asasi-manusia-berdasarkan-uud-1945/amp/
http://makalahhakasasimanusiaedysutriyadi.blogspot.com/2018/02/makalah-pendidikan-
kewarganegaraan-hak.html?m=1