Anda di halaman 1dari 13

HAK ASASI MANUSIA (HAM)

Diajukan untuk memenuhi tugas mata kuliah kewarganegaraan

Disusun Oleh:
Kelompok 6
1. Atika 21222061085
2. Mahda A 21222061096
3. Rudi Sucpito 21222061087

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN


UNIVERSITAS ISLAM AL IHYA KUNINGAN
2022

5
KATA PENGANTAR

Segala puji syukur kami panjatkan ke hadirat Allah SWT dengan karunia
dan hidayah-Nya kami dapat menyelesaikan makalah ini dan dapat diselesaikan
dengan baik. Shalawat dan salam semoga senantiasa terlimpah-curahkan kepada
seorang reformis sejati, pembawa risalah suci yakni Nabi Muhammad SAW yang
telah membawa umat manusia keluar dari kubangan lumpur jahiliyah menuju
jalan yang diridhai oleh Allah SWT.
Makalah Pendidikan Kewarganegaraan ini membahas tentang Hak Asasi
Manusia.. Dengan disusunnya makalah ini penulis mengharapkan agar pembaca
dapat memahami isi dari makalah tersebut. Mempunyai rasa kesadaran untuk
berpartisipasi dalam kemajuan negara dan menekankan kepada masyarakat untuk
menjunjung Hak dan kewajiban Warga Negara Indonesia agar masyarakat dapat
menuntut haknya dan memenuhi ke Pendahuluan
Terwujudnya makalah ini tidak terlepas dari bimbingan yang telah di
berikan oleh berbagai pihak. Terima kasih kepada rekan sekalian atas kerja keras
dan dukungannya. Tentunya makalah ini belum sepenuhnya sempurna, masih
banyak kekurangan yang mungkin perlu kritikan dan saran dari pembaca.

Kuningan, Maret 2022

Penyusun

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR....................................................................................I
DAFTAR ISI...................................................................................................II
BAB I PENDAHULUAN ..............................................................................1
A. Latar Belakang masalah....................................................................1
B. Rumusan Masalah..............................................................................2
BAB II HAK ASASI MANUSIA(HAM) .....................................................3
A. Pengertian Ham.................................................................................3
B. Ciri-Ciri Pokok Ham.........................................................................3
C. Sejarah HAM ....................................................................................4
D. HAM dalam Perundang-Undangan Nasional....................................5
E. Pelanggaran HAM dan Pengadilan HAM........................................5
BAB III PENUTUP .......................................................................................7
A. Kesimpulan .....................................................................................7
B. Saran ................................................................................................7
DAFTAR PUSTAKA.....................................................................................8

ii
iii
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar belakang
Hak Asasi Manusia merupakan hak dasar yang dimiliki dan melekat dalam
diri setiap individu manusia dalam suatu Negara. Dalam UU Nomor 39
Tahun 1999 tentang Hak Asasi Manusia, disebutkan bahwa Hak Asasi
Manusia adalah seperangkat hak yang melekat pada hakikat dan
keberadaan manusia sebagai makhluk Tuhan Yang Maha Esa dan
merupakan anugerah-Nya yang wajib dihormati, dijunjung tinggi dan
dilindungi oleh Negara, hukum, Pemerintah, dan setiap orang demi
kehormatan serta perlindungan harkat dan martabat manusia1. Artinya,
dengan adanya ketentuan mengenai Hak Asasi Manusia tersebut, Negara
wajib hadir untuk melindungi setiap hak individu warga negaranya,
sehingga dapat secara bebas untuk memperoleh kehidupan yang layak,
mengembangkan diri, mengekspresikan gagasan dan kreativitasnya, serta
mengoptimalkan peran dan sumbangsihnya terhadap kesejahteraan hidup
manusia secara luas. Dalam UUD 1945 Pasal 28I ayat (1) juga disebutkan
bahwa perlindungan, pemajuan, penegakan, dan pemenuhan hak asasi
adalah tanggung jawab Negara, terutama pemerintah. Demikian juga bunyi
pasal 8 UU No. 39 Tahun 1999 tentang Hak Asasi Manusia. Bunyi pasal-
pasal tersebut kemudian dipertegas lagi dalam Pasal71 dan Pasal 72 UU
No. 39/1999, yang menyatakan bahwa Pemerintah wajib dan bertanggung
jawab menghormati, melindungi, menegakkan, dan memajukan hak asasi
manusia yang diatur dalam Undang-undang ini, peraturan perundang-
undangan lain, dan hukum Internasional tentang hak asasi manusia yang
diterima oleh Negara Republik Indonesia. Dalam Pasal 18 UUD 1945
tersebut secara jelas disebutkan bahwa pemerintahan daerah, baik provinsi
maupun kabupaten atau kota, merupakan bagian dari Negara Kesatuan
Republik Indonesia. Dengan demikian, jika dihubungkan
dengan pasal 28 I ayat (4) UUD 1945 maka pemerintahan daerah
bertanggung jawab juga terhadap perlindungan, penghormatan, dan
pemajuan hak asasi manusia. Disisi lain juga, berdasarkan Pasal 1 ayat 2

1
UU Nomor 23 tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah, Pemerintahan
Daerah adalah penyelenggaraan urusan pemerintahan oleh pemerintah
daerah dan dewan perwakilan daerah menurut asas otonomi dan tugas
pembantuan dengan prinsip otonomi seluas-luasnya dalam sistem dan
prinsip Negara Kesatuan Republik Indonesia sebagaimana dimaksud
dalam UUD 1945. Jadi, pemerintah daerah merupakan wakil pemerintah
yang berada di daerah.
Pada dasarnya pemerintah pusat merupakan penanggung jawab utama
kewajiban melaksanakan hak asasi manusia internasional dalam suatu
Negara. Tindakan illegal otoritas publik, termasuk yang dilakukan
pemerintah daerah, adalah tanggung jawab negara bahkan jika tindakan
tersebut berada di luar kewenangan hukumnya atau bertentangan dengan
undang-undang dan instruksi-instruksi dalamnegerinya. Namun demikian,
meskipun pemerintah pusat adalah penanggung jawab utama, pemerintah
daerah juga bertanggung jawab dalam mengemban kewajiban untuk
melaksanakan hak asasi manusia. Dalam hal ini kedudukan pemerintah
daerah sebagai wakil pemerintah di daerah, merupakan pelengkap bagi
pelaksanaan kewajiban pemenuhan hak asasi manusia.

B. Rumusan masalah
1. Apa pengertian Hak asasi manusia?
2. Maksud dari hak asasi manusia dalam perundang-undangan nasional?

2
BAB II
HAK ASASI MANUSIA (HAM)

1. Pengertian dan Ciri Pokok Hakikat HAM


 HAM adalah hak-hak dasar yang dimiliki oleh manusia, sesuai dengan
kodratnya (Kaelan: 2002).
 Menurut pendapat Jan Materson (dari komisi HAM PBB), dalam
Teaching Human Rights, United Nations sebagaimana dikutip
Baharuddin Lopa menegaskan bahwa HAM adalah hak-hak yang
melekat pada setiap manusia, yang tanpanya manusia mustahil dapat
hidup sebagai manusia.
 John Locke menyatakan bahwa HAM adalah hak-hak yang diberikan
langsung oleh Tuhan Yang Maha Pencipta sebagai hak yang kodrati.
(Mansyur Effendi, 1994).
 Dalam pasal 1 Undang-Undang Nomor 39 Tahun 1999 tentang HAM
disebutkan bahwa “Hak Asasi Manusia adalah seperangkat hak yang
melekat pada hakekat dan keberadaan manusia sebagai makhluk
Tuhan Yang Maha Esa dan merupakan anugerah-Nya yang wajib
dihormati, dijunjung tinggi, dan dilindungi oleh negara, hukum,
pemerintah dan setiap orang, demi kehormatan serta perlindungan
harkat dan martabat manusia”
2. Ciri Pokok Hakikat HAM
Berdasarkan beberapa rumusan HAM di atas, dapat ditarik kesimpulan
tentang beberapa ciri pokok hakikat HAM yaitu:
 HAM tidak perlu diberikan, dibeli ataupun diwarisi. HAM adalah bagian
dari manusia secara otomatis.
 HAM berlaku untuk semua orang tanpa memandang jenis kelamin, ras,
agama, etnis, pandangan politik atau asal-usul sosial dan bangsa.

3
 HAM tidak bisa dilanggar. Tidak seorangpun mempunyai hak untuk
membatasi atau melanggar hak orang lain. Orang tetap mempunyai HAM
walaupun sebuah Negara membuat hukum yang tidak melindungi atau
melanggar HAM (Mansyur Fakih, 2003).

3. Sejarah Ham
a) Magna .Charta
Pada umumnya para pakar di Eropa berpendapat bahwa lahirnya
HAM di kawasan Eropa dimulai dengan lahirnya magna Charta yang
antara lain memuat pandangan bahwa raja yang tadinya memiliki
kekuasaan absolute (raja yang menciptakan hukum, tetapi ia sendiri tidak
terikat dengan hukum yang dibuatnya), menjadi dibatasi kekuasaannya
dan mulai dapat diminta pertanggung jawabannya dimuka
hukum(Mansyur Effendi,1994).

b) The..American..Declaration
Perkembangan HAM selanjutnya ditandai dengan munculnya The
American Declaration of Independence yang lahir dari paham Rousseau
dan Montesquuieu. Mulailah dipertegas bahwa manusia adalah merdeka
sejak di dalam perut ibunya, sehingga tidaklah logis bila sesudah lahir ia
harus dibelenggu.

c) The..French..Declaration
Selanjutnya, pada tahun 1789 lahirlah The French Declaration
(Deklarasi Perancis), dimana ketentuan tentang hak lebih dirinci lagi
sebagaimana dimuat dalam The Rule of Law yang antara lain berbunyi
tidak boleh ada penangkapan tanpa alasan yang sah. Dalam kaitan itu
berlaku prinsip presumption of innocent, artinya orang-orang yang
ditangkap, kemudian ditahan dan dituduh, berhak dinyatakan tidak
bersalah, sampai ada keputusan pengadilan yang berkekuatan hukum tetap
yang menyatakan ia..bersalah.

4
d) The..Four..Freedom
Ada empat hak kebebasan berbicara dan menyatakan pendapat, hak
kebebasan memeluk agama dan beribadah sesuai dengan ajaran agama
yang diperlukannya, hak kebebasan dari kemiskinan dalam Pengertian
setiap bangsa berusaha mencapai tingkat kehidupan yang damai dan
sejahtera bagi penduduknya, hak kebebasan dari ketakutan, yang meliputi
usaha, pengurangan persenjataan, sehingga tidak satupun bangsa berada
dalam posisi berkeinginan untuk melakukan serangan terhadap Negara
lain ( Mansyur Effendi,1994).
4. HAM dalam Perundang-Undangan Nasional
Dalam perundang-undangan RI paling tidak terdapat bentuk hukum
tertulis yang memuat aturan tentang HAM. Pertama, dalam konstitusi (UUD
Negara) diantaranya Pasal 28 A - J Tentang HAM . Kedua, dalam ketetapan
MPR (TAP MPR). Ketiga, dalam Undang-undang. Keempat, dalam peraturan
pelaksanaan perundang-undangan seperti peraturan pemerintah, keputusan
presiden dan peraturan pelaksanaan lainnya.
Kelebihan pengaturan HAM dalam konstitusi memberikan jaminan
yang sangat kuat karena perubahan dan atau penghapusan satu pasal dalam
konstitusi seperti dalam ketatanegaraan di Indonesia mengalami proses yang
sangat berat dan panjang, antara lain melalui amandemen dan referendum,
sedangkan kelemahannya karena yang diatur dalam konstitusi hanya memuat
aturan yang masih global seperti ketentuan tentang HAM dalam konstitusi RI
yang masih bersifat global. Sementara itu bila pengaturan HAM dalam bentuk
Undang-undang dan peraturan pelaksanaannya kelemahannya, pada
kemungkinan seringnya mengalami perubahan.
5. Pelanggaran HAM dan Pengadilan HAM
Pelanggaran HAM adalah setiap perbuatan seseorang atau kelompok
orang termasuk aparat negara baik disengaja ataupun tidak disengaja atau
kelalaian yang secara hukum mengurangi, menghalangi, membatasi dan atau
mencabut HAM seseorang atau kelompok orang yang dijamin oleh Undang-
Undang ini, dan tidak didapatkan atau dikhawatirkan tidak akan memperoleh
penyelesaian hukum yang berlaku (UU No. 26/2000 tentang pengadilan

5
HAM). Sedangkan bentuk pelanggaran HAM ringan selain dari kedua bentuk
pelanggaran HAM berat itu.
Kejahatan genosida adalah setiap perbuatan yang dilakukan dengan
maksud untuk menghancurkan atau memusnahkan seluruh atau sebagian
kelompok bangsa, ras, kelompok etnis dan kelompok agama. Kejahatan
genosida dilakukan dengan cara membunuh anggota kelompok,
mengakibatkan penderitaan fisik atau mental yang berat terhadap anggota-
anggota kelompok, menciptakan kondisi kehidupan kelompok yang akan
mengakibatkan kemusnahan secara fisik baik seluruh atau sebagiannya,
memaksakan tindakan-tindakan yang bertujuan mencegah kelahiran di dalam
kelompok, dan memindahkan secara paksa anak-anak dari kelompok tertentu
ke kelompok lain (UU No. 26/2000 tentang pengadilan HAM).
Sementara itu kejahatan kemanusiaan adalah salah satu perbuatan yang
dilakukan sebagai bagian dari serangan yang meluas atau sistematik yang
diketahuinya bahwa serangan tersebut tujukan secara langsung terhadap
penduduk sipil berupa pembunuhan, pemusnahan, perbudakan, pengusiran
atau pemindahan penduduk secara paksa, perampasan kemerdekaan atau
perampasan kebebasan fisik lain secara sewenang-wenang yang melanggar
(asas-asas) ketentuan pokok hukum internasional, penyiksaan, perkosaan,
perbudakan seksual, pelacuran secara paksa atau bentuk-bentuk kekerasan
seksual lain yang setara, penganiayaan terhadap suatu kelompok tertentu atau
perkumpulan yang didasari persamaan paham politik, ras, kebangsaan, etnis,
budaya, agama, jenis kelamin atau alasan lain yang telah diakui secara
universal sebagai hal yang dilarang menurut hukum internasional,
penghilangan orang secara paksa, dan kejahatan apartheid.
Pelanggaran terhadap HAM dapat dilakukan oleh baik aparatur negara
maupun bukan aparatur negara (UU No. 26/2000 tentang pengadilan HAM).
Karena itu penindakan terhadap pelanggaran HAM tidak boleh hanya
ditujukan terhadap aparatur negara, tetapi juga pelanggaran yang dilakukan
bukan oleh aparatur negara. Penindakan terhadap pelanggaran HAM mulai
dari penyelidikan, penuntutan, dan persidangan terhadap pelanggaran yang

6
terjadi harus bersifat non-diskriminatif dan berkeadilan. Pengadilan HAM
merupakan pengadilan khusus yang berada di lingkungan pengadilan umum

BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
 Hak asasi manusia Hak Asasi Manusia merupakan hak dasar yang
dimiliki dan melekat dalam diri setiap individu manusia dalam suatu
Negara.
 Pelanggaran ham, adalah setiap perbuatan seseorang atau kelompok
orang termasuk aparat negara baik disengaja ataupun tidak disengaja.
 Pelanggaran terhadap HAM dapat dilakukan oleh baik aparatur negara
maupun bukan aparatur negara (UU No. 26/2000 tentang pengadilan
HAM).
Dalam perundang-undangan RI paling tidak terdapat bentuk
 hukum tertulis yang memuat aturan tentang HAM. Pertama, dalam
konstitusi (UUD Negara) diantaranya Pasal 28 A - J Tentang HAM .
Kedua, dalam ketetapan MPR (TAP MPR). Ketiga, dalam Undang-
undang. Keempat, dalam peraturan pelaksanaan perundang-undangan
seperti peraturan pemerintah, keputusan presiden dan peraturan
pelaksanaan lainnya.

B. Saran
Kita sebagai warga indonesia harus menjaga hak asasi manusia dan
mengindari pelanggaran hak asasi manusia. Baik sengaja maupun tidak
disengaja karna hak asasi manusia meliputi hukum yang tertera di dalam
undang-undang.

7
DAFTAR PUSTAKA

http://sakauhendro.wordpress.com/demokrasi-dan-politik/pengertian-demokrasi/.
http://mklh11demokrasi.blogspot.com/.
http://apadefinisinya.blogspot.com.

Anda mungkin juga menyukai