Disusun Oleh:
1. Wahyuningsih (222180019)
2. Wafa Inas Fauziyyah (222180034)
3. Nurlita Risma Adilah (222180050)
Assalamu’alaikum Wr. Wb
Puji syukur ke hadirat Allah S.W.T yang telah memberikan rahmat dan
hidayah-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan tugas makalah mata kuliah
Pendidikan Kewarganegaraan dengan judul “Hak Asasi Manusia” dengan tepat
waktu dan tanpa halangan apapun.
Tujuan penyusunan makalah ini untuk memenuhi tugas Pendidikan
Kewarganegaraan dan sebagai bahan pembelajaran sehingga dapat menambah
wawasan bagi pembaca serta bagi kami sendiri. Makalah kami disusun sesuai
dengan tema yang telah ditentukan.
Selain itu, kami dari kelompok 7 sadar bahwa makalah yang kami susun
jauh dari kata sempurna oleh sebab itu kami mengharap kritik dan saran dari
pembaca terutama dari dosen apabila ada banyak kekurangan dan kesalahan,
untuk membantu menyempurnakan makalah kami karena keterbatasan
kemampuan kami.
Akhir kata semoga makalah yang kami susun bermanfaat bagi para
pembaca.
Wassalamu’alaikum Wr.Wb
Tim Penyusun
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR............................................................................................2
DAFTAR ISI...........................................................................................................3
BAB I PENDAHULUAN.......................................................................................4
1.1 Latar Belakang..............................................................................................4
1.2 Rumusan Masalah.........................................................................................6
1.3 Tujuan............................................................................................................6
BAB II PEMBAHASAN........................................................................................7
2.1 Pengertian Hak Asasi Manusia.......................................................................7
2.2 Macam-Macam Hak Asasi Manusia..............................................................8
2.3 Hak dan Kewajiban Warga Negara..............................................................11
BAB III PENUTUP..............................................................................................13
3.1 Kesimpulan...................................................................................................13
3.2 Saran.............................................................................................................13
DAFTAR PUSTAKA...........................................................................................14
BAB I
PENDAHULUAN
Hak merupakan unsur normatif yang melekat pada diri setiap manusia yang
dalam penerapannya berda pada ruang lingkup hak persamaan dan hak kebebasan
yang terkait dengan interaksinya antara individu atau instansi. Hak asasi manusia
adalah hak dan kebebasan fundamental bagi semua orang, tanpa memandang
kebangsaan, jenis kelamin, asal kebangsaan atau etnis, ras , agama, bahasa, atau
status lainnya. Hak asasi mencakup hak sipil dan politik, seperti hak untuk hidup,
kebebasan dan kebebasan berekspresi. Selain itu, ada juga hak sosial, budaya dan
ekonimi, termasuk hak untuk berpartisipasi dalam kebudayaan, hak atas pangan,
hak untuk bekerja dan hak atas pendidikan. Hak asasi manusia dilindungi dan
didukung oleh hukum dan perjanjian internasional dan nasional. Hak asasi
manusia memiliki beberapa karakteristik khusus yaitu: hak asasi manusia berlaku
sama untuk semua orang, hak asasi manusia bersifat universal hak itu sealalu
sama untuk semua orang di seluruh dunia.
Secara teoritis Hak Asasi Manusia adalah hak yang melekat pada diri manusia
yang bersifat kodrati dan fundamental sebagai suatu anugerah Allah yang harus
dihormati, dijaga, dan dilindungi. Hakikat Hak Asasi Manusia sendiri adalah
merupakan upaya menjaga keselamatan eksistensi manusia secara utuh melalui
aksi keseimbangan antara kepentingan perseorangan dengan kepentingan umum.
Begitu juga upaya menghormati, melindungi, dan menjunjung tinggi Hak Asasi
Manusia menjadi kewajiban dan tanggung jawab bersama antara individu,
pemerintah (Aparatur Pemerintah baik sipil maupun militer), dan negara.
1.2 Rumusan Masalah
1.3 Tujuan
Menurut Jan Matenson, HAM adalah hak-hak yang melekat pada manusia,
yang tanpa dengannya manusia mustahil dapat hidup sebagai manusia (Baharudin
Lopa, 1996:1). Menurut Lopa, HAM adalah hak-hak yang diberikan langsung
oleh Tuhan Yang Maha Pencipta (hak-hak yang bersifat kodrati). Menurut
Mariam Budiardjo HAM adalah hak-hak yang dimiliki oleh manusia yang telah
diperoleh dan dibawanya bersamaan dengan kelahiran dan kehadirannya dalam
hidup masyarakat. Hak ini ada pada manusia tanpa membedakan bangsa, ras,
agama, golongan, jenis kelamin, karena itu bersifat asasi dan universal. Dasar dari
semua hak asasi adalah bahwa semua orang harus memperoleh kesempatan
berkembang sesuai dengan bakat dan cita-citanya. (Mariam Budiardjo, 1982:120).
Hak asasi dibagi dalam dua jenis yakni hak asasi individual dan hak asasi
sosial. Hak asasi individual sebagai hak fundamental yang melekat pada pribadi
manusia individual ialah hak hidup dan perkembangan hidup. Seperti hak atas
kebebasan batin, kebebasan menganut agama, kebebasan dalam hidup pribadi, hak
atas nama baik, hak untuk kawin dan hak membentuk keluarga. Sedangkan hak
asasi sosial merupakan hak yang melekat pada pribadi manusia sebagai mahluk
sosial yang meliputi hak ekonomis, sosial dan kultural. Seperti hak untuk
memenuhi kebutuhan hidup (pangan, sandang), kesehatan, kerja, pendidikan.
Hak warga negara adalah suatu kewenangan yang dimiliki oleh warga negara
guna melakukan sesuatu sesuai peraturan perundang-undanga. Dengan kata lain
hak warga negara merupakan suatu keistimewaan yang menghendaki agar warga
negara diperlakukan sesuai keistimewaan tersebut. Sedangkan kewajiban warga
negara adalah suatu keharusan yang tidak boleh ditinggalkan oleh warga negara
dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara. Kewajiban negara
dapat pula diartikan sebagai suatu sikap atau tindakan yang harus diperbuat oleh
seseorang warga negara sesuai keistimewaan yang ada pada warga lainnya.
Kewajiban berasal dari kata wajib. Menurut Prof. Dr. Notonegoro (Filsafat
Dan Idiologi, 1975) wajib adalah beban untuk memberikan sesuatu yang
semestinya dibiarkan atau diberikan melulu oleh pihak tertentu tidak dapat oleh
pihak lain manapun yang pada prinsipnya dapat dituntut secara paksa oleh yang
berkepentingan. Kewajiban pada intinya adalah sesuatu yang harus dilakukan.
Disini kewajiban berarti suatu keharusan maka apapun itu jika merupakan
kewajiban kita harus melaksaakannya tanpa ada alasan apapun itu. Wujud
hubungan antara warga negara dengan negara adalah pada umumnya adalah
berupa peranan (role). Peranan pada dasarnya adalah tugas apa yang dilakukan
sesuai dengan status yang dimiliki, dalam hal ini sebagai warga Negara.
1. Setiap orang wajib menghormati hak asasi orang lain dalam tata tertib
kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara. (Pasal 28J ayat 1
UUD 1945)
2. Di dalam menjalankan hak dan kebebasannya setiap orang wajib tunduk
kepada pembatasan-pembatasan yang ditetapkan oleh Undang-Undang
dengan maksud semata-semata untuk menjamin pengakuan serta
penghormatan atas hak dan kebebasan orang lain, dan untuk memenuhi
tuntutan yanga adil sesuai dengan pertibangan moral, keamanan, dan
ketertiban umum dalam suatu masyarakat demokratis. (Pasal 28J ayat 2
UUD 1945)
3. Setiap orang wajib ikut serta dalam upaya pembelaan Negara sesuai
dengan ketentuan peraturan perundang-undangan. (Pasal 68 UU
No.39/1999)
4. Setiap warga Negara berkewajiban ikut serta dalam usaha pertahanan dan
keamanan. (Pasal 30 UUD 1945)
5. Setiap warga Negara wajib menjunjung hukum dan pemerintahan Negara
Kesatuan Republik Indonesia. (Pasal 27 UUD 1945)
6. Setiap warga Negara wajib mengikuti pendidikan dasar dan pemerintah
wajib membiayainya. (Pasal 31 ayat 2 UUD 1945)
2.4 HUBUNGAN BANGSA, NEGARA, DAN WARGA NEGARA (STATUS,
ASAS, DAN SYARAT KEWARGANEGARAAN)
Bangsa, didalam suatu bangsa hal penunjang sekaligus komponen bangsa adalah
kesamaan. Kesamaan berarti latar belakang yang serupa dengan warga negara
lainnya. Suatu bangsa terbentuk berdasarkan ciri khas suatu bangsa seperti dalam
berbahasa serta perilaku dalam bersosial budaya yang memicu timbulnya rasa
persatuan dan keinginan membentuk suatu pemerintahan.
Sejarah telah membuktikan bahwa para founding father telah meletakan pondasi
dan dasar negara yang menjadi karakter bangsa. Karakter Bangsa merupakan
cermin karakter ke-khasan suatu bangsa yang dapat dipengaruhi oleh sesuatu yang
sudah ada dan yang di usahakan pemerintah demi kemajuan bangsanya. Suatu
karakter bangsa meliputi nasionalisme serta rasa cinta kepada tanah air yang harus
dimiliki oleh warganegara, karena warga negara merupakan aspek penting sebagai
tonggak yang bisa memajukan serta mempersatukan bangsa maka dari itu warga
negara perlu adanya kesadaran jiwa nasionalisme.
a)Rakyat
b)Wilayah
c)Pemerintah
2.Sifat Negara
a)Memaksa
b)Monopoli
c)Bentuk-Bentuk Negara
b) Warga negara merupakan salah satu unsur hakiki dan unsur pokok dari suatu
negara yang memiliki hak dan kewajiban yang perlu dilindungi dan dijamin
pelaksanaannya.
1. Asas ius sanguinis Asas ius sanguinis adalah asas dalam menentukan
kewarganegaraan seseorang berdasarkan keturunan, bukan negara kelahiran.
2. Asas ius soli Asas ius soli adalah asas yang menentukan
kewarganegaraanseorang berdasarkan negara tempat kelahiran, diindonesia asas
ini diberlakukan terbatas bagi anak-anak sesuai dengan ketentuan yang diatur
undang-undang.
1.Usia 18 tahun
2.Tinggal di Indonesia
6.Tidak dipidana
9.Membayar kas
Negara dan warga negara memiliki suatu kesatuan penting jika seorang
warga negara ingin memperoleh haknya maka seorang warga negara harus
menyelesaikan kewajibannya. Hubungan emosiaonal antara negara dengan warga
negaranya sangat kuat. Negara tidak memaksa suatu warganya untuk mewajibkan
membela negaranya , Namun jika suatu negara mengalami situasi buruk yang
menyebabkan negara tersebut mengalami kerugian, maka warganya tidak akan
pernah menerimanya.
Hubungan antara bangsa dan negara memiliki kaitan yang erat dengan
sekelompok masyarakat yang mendiami suatu wilayah tertentu. Baik dalam
konteks sosial maupun dalam konteks politik. Istilah bangsa atau nasion, natie dan
nation muncul karena pada hakikatnya manusia adalah makhluk individu
sekaligus makhluk sosial yang menempatkan eksistensinya di dalam kebersamaan.
Istilah bangsa mengandung dua pengertian, yaitu bangsa dalam konteks
geneologis-antropologis dan bangsa dalam dalam konteks politik. Bangsa dalam
konteks geneologis-antropologis merupakan pengertian bangsa yang bersifat
alamiah, yakni sekelompok orang yang mempunyai kesatuan asal turunan, bahasa,
yang diikat atas dasar persamaan darah atau gen yang mendiami suatu kawasan
atau daerah tertentu. Adapun bangsa dalam konteks politik merupakan
sekelompok orang yang rasa dan ikatan kesatuannya berdasarkan pada kesamaan
cita-cita, tujuan, nasib sehingga mendorong mereka untuk hidup bersama dalam
wilayah tertentu demi kelangsungan hidup dan eksistensi mereka.
- memiliki asal-usul dalam sejarah bersama dalam suatu bentuk ikatan atau
sentimen kolektif.
- memiliki bahasa, struktur sosial, dan sistem politik yang dikehendaki.
- adanya wilayah sebagai ruang hidup tempat bermukim dan mencari nafkah bagi
kelangsungan hidup.
Dalam kehidupan sosialnya, manusia membutuhkan suatu alat atau piranti dalam
suatu bentuk organisasi politik yang dapat mengatur pranata sosial politik dalam
kehidupan manusia, yaitu negara. Negara merupakan alat dari masyarakat yang
memiliki legitimasi kekuasaan untuk mengatur hubungan-hubungan manusia
dalam masyarakat serta menertibkan persoalan kekuasaan dalam masyarakat.
Adapun pengertian negara pada zaman Yunani kuno mengacu pada istilah polis,
yakni lingkungan negara kota yang di dalamnya warganegara turut serta dalam
permusyawaratan negara.
Sama halnya dengan sebuah bangsa, sesuatu bisa dikatakan negara jika memenuhi
unsur-unsur negara. Berikut ini yang termasuk unsur-unsur negara untuk
mengetahui perbedaan bangsa dan negara:
Tanpa adanya orang sebagai rakyat pada suatu negara maka pemerintahan tidak
akan berjalan. Rakyat juga berfungsi sebagai sumber daya manusia untuk
menjalankan aktivitas kehidupan sehari-hari.
- Adanya wilayah
3.1 Kesimpulan
HAM adalah hak-hak yang melekat pada manusia, yang tanpa dengannya
manusia mustahil dapat hidup sebagai manusia. HAM adalah hak-hak yang
dimiliki oleh manusia yang telah diperoleh dan dibawanya bersamaan dengan
kelahiran dan kehadirannya dalam hidup masyarakat.
Hak warga negara adalah suatu kewenangan yang dimiliki oleh warga negara
guna melakukan sesuatu sesuai peraturan perundang-undanga. Sedangkan
kewajiban warga negara adalah suatu keharusan yang tidak boleh ditinggalkan
oleh warga negara dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara.
Kewajiban negara dapat pula diartikan sebagai suatu sikap atau tindakan yang
harus diperbuat oleh seseorang warga negara sesuai keistimewaan yang ada pada
warga lainnya.
3.2 Sara
Kami sadar bahwa masih banyak kekurangan yang kami miliki, baik dari
tulisan maupun bahasa yang kami sajikan, oleh karena itu mohon di berikan
sarannya agar kami bisa membuat makalah lebih baik lagi. Semoga makalah ini
bisa bermanfaat bagi kita semua. Dan menjadi wawasan kita dalam memahami
materi manajemen pengelolaan kelas.
DAFTAR PUSTAKA
Baharudin Lopa, alqur’an dan HAM, PT Dana Bakti Prima Yasa, Yogyakarta,
1996.