MK. PENDIDIKAN
KEWARGANEGARAAN
SKOR NILAI :
NIM : 2202411020
SEPTEMBER 2021
1
Excecutive Summary
Hak asasi manusia adalah hak dan kebebasan fundamental bagi semua orang, tanpa
memandang kebangsaan, jenis kelamin, asal kebangsaan atau etnis, ras, agama, bahasa
atau status lainnya. Hak asasi manusia mencakup hak sipil dan politik, seperti hak untuk
hidup, kebebasan dan kebebasan berekspresi. Selain itu, ada juga hak sosial, budaya dan
ekonomi, termasuk hak untuk berpartisipasi dalam kebudayaan, hak atas pangan, hak
untuk bekerja dan hak atas pendidikan. Hak asasi manusia dilindungi dan didukung
oleh hukum dan perjanjian internasional dan nasional. Deklarasi Universal Hak Asasi
Manusia (UDHR) adalah dasar dari sistem internasional untuk perlindungan hak asasi
manusia. Deklarasi tersebut diadopsi oleh Sidang Umum PBB pada 10 Desember 1948,
untuk melarang kengerian Perang Dunia II agar tidak berlanjut. 30 pasal UDHR
menetapkan hak sipil, politik, sosial, ekonomi dan budaya semua orang. Ini adalah visi
martabat manusia yang melampaui batas dan otoritas politik dan membuat pemerintah
berkomitmen untuk menghormati hak-hak dasar setiap orang. UDHR adalah pedoman
di seluruh pekerjaan Amnesty International. Dua nilai kunci menjadi dasar konsep hak
asasi manusia. Yang pertama adalah “martabat manusia” dan yang kedua adalah
“persamaan”. Hak asasi manusia sebenarnya adalah definisi (percobaan) dari standar
dasar yang diperlukan untuk kehidupan yang bermartabat. Universalitas mereka
berasal dari keyakinan bahwa orang harus diperlakukan sama. Kedua nilai kunci ini
hampir tidak kontroversial. Itulah sebabnya hak asasi manusia didukung oleh hampir
semua budaya dan agama di dunia. Orang-orang pada umumnya setuju bahwa
kekuasaan negara atau sekelompok individu tertentu tidak boleh tidak terbatas atau
sewenang-wenang. Tujuannya harus menjadi yurisdiksi yang menjunjung tinggi
martabat kemanusiaan semua individu dalam suatu negara. Penegakan hak asasi
manusia terjadi karena adanya pelanggaran hukum yang dilakukan. Penegakan dan
perlindungan hak asasi manusia di Indonesia mengalami kemajuan pada tanggal 06
November 2000, yaitu Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) mengesahkan Undang-undang
Nomor 26 Tahun 2000 mengenai Pengadilan Hak Asasi Manusia (HAM) yang
diundangkan pada tanggal 23 November 2000. Pembentukan Komnas Ham dan
Pengadilan HAM juga merupakan sebuah kemajuan dalam penegakan dan pengadilan
tentang hak asasi manusia di Indonesia.
2
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah melimpahkan rahmat
dan karunianya kepada penulis, sehingga penulis dapat menyelesaikan tugas CJR
pendidikan kewarganegaraan dengan baik dan tepat pada waktunya.
Ucapan terima kasih kepada semua pihak yang tela berkontribusi sehingga CJR
ini telah disusun dengan maksimal dan mendapatkan bantuan dari berbagai pihak
sehingga dapat memperlancar pembuatan tugas ini.
Penulis menyadari sepenuhnya bahwa masih banyak kekurangan baik dari segi
susunan kalimat maupun tata bahasanya. Oleh karena itu penulis menerima kritik dan
saran dari pembaca agar dapat memperbaiki tugas ini.
Septi Butarbutar
3
DAFTAR ISI
EXCECUTIVE SUMMARY ……………………….....…………………………………… i
KATA PENGANTAR ………………………....………..………….……………….….... iii
DAFTAR ISI ……………………………………………………..…………….......…..…… iv
BAB I PENDAHULUAN
A. Rasionalisasi pentingnya CJR ……………………………...….………………... 1
B. Tujuan penulisan CJR ………………………………………….......….………....… 1
C. Manfaat penulisan CJR ……………………………………….......……………….. 1
D. Identitas jurnal yang direview …………………....…………….…...…...…… 2
BAB II RINGKASAN ISI JURNAL
A. Ringkasan jurnal utama …………………………………….…...……….…..…... 3
B. Ringkasan jurnal pembanding …………………………….….……….......…… 5
BAB III PEMBAHASAN
A. Pembahasan isi jurnal ……………………………………….....……….………… 7
B. Kelebihan dan kekurangan jurnal ……………………….……………..…….. 9
BAB IV PENUTUP
A. Kesimpulan ………………………………………………………….…........….……. 12
B. Rekomendasi …………………………………………………......….……….……... 12
DAFTAR PUSTAKA …………………………………………....……………...……..… 13
4
BAB I
PENDAHULUAN
A. Rasionalisasi Pentingnya CJR
Dalam penyusunan Critical Journal Review ini penulis menggunakan dua buah jurnal
yang akan dijadikan bahan kritik. Dalam penentuan jurnal, penulis harus mencari dan
memerhatikan isi jurnal, sehingga penulis dapat mengangkatnya sebagai bahan
kritikan, dalam hal ini meliputi materi mengenai Pengembangan Bahan Ajar. Penulisan
Critical Journal Review ini akan membantu kita dalam memahami apa itu Hak Asasi
Manusia.
B. Tujuan Penulisan
Adapun tujuan dari penulisan CJR ini yaitu :
1. Untuk mengetahui dan memahami apa itu Hak Asasi Manusia.
2. Untuk meningkatkan motivasi pembaca mengenai Hak Asasi Manusia.
3. Agar memudahkan para pembaca untuk mengetahui bagaimana penulisan jurnal
yang di kritik.
4. Untuk memenuhi salah satu tugas KKNI dalam mata kuliah Pendidikan
Kewarganegaraan.
C. Manfaat Penulisan
Bagi Penulis :
1. Untuk memenuhi tugas KKNI, yaitu Critical Journal Review (CJR).
2. Untuk melatih penulis dalam mengkritisi isi jurnal.
3. Untuk melatih kreativitas penulis dalam menilai suatu jurnal.
Bagi Pembaca :
1. Menambah wawasan dan pengetahuan pembaca mengenai Hak Asasi
Manusia.
2. Menjadi bahan panduan dalam mengkritisi dan membandingkan beberapa
jurnal.
D. Identitas Jurnal yang direview
Jurnal Utama
Judul Artikel : Kebebasan Beragama Sebagai Bagian Dari Hak Asasi Manusia
5
Volume/ No : 10 / 1
ISSN : 2579-8553
Halaman : 57-67
DOI : http://dx.doi.org/10.30641/ham.2019.10.57-67
Jurnal Pembanding
Judul Artikel : Perlindungan dan Penegakan Hak Asasi Manusia
(HAM) di Indonesia
Nama Jurnal : Jurnal Hukum
Edisi terbit : Vol 2, No. 2, September 2018
Pengarang artikel : Susani Triwahyuningsih
Kota terbit : Jakarta
Nomor ISSN : P (2580-8656), E (2580-3883)
Alamat Situs : http://journal.umpo.ac.id/index.php/LS/article/view/1242
6
BAB II
RINGKASAN ISI JURNAL
Jurnal Utama
A. Latar Belakang
Hak adalah sesuatu yang diperoleh dan melekat pada setiap orang, dimana hak
ini dimiliki oleh setiap orang tanpa terkecuali. Hak Asasi Manusia (HAM) adalah hak
istimewa yang dimiliki oleh setiap orang yang didapatkan sejak dia lahir. Hak asasi
manusia ini dilindungi negara dan hukum, oleh karena itu di Indonesia sendiri ada yang
bertanggung jawab dalam menegakkan dan melindungi hak asasi manusia yaitu Komisi
Nasional Hak Asasi Manusia (Komnas HAM). Hak asasi manusia sangat penting bagi
keberlangsungan hidup manusia dan demi kesejahteraan serta kenyamanan
masyarakat.
Hak asasi manusia ada berbagai macam yaitu terlahir bebas dan mendapat
perlakuan yang sama, hak untuk hidup, hak tanpa diskriminasi, hak tanpa perbudakan,
kebebasan dilindungi hukum, hak privasi, hak kebebasan bergerak, hak berkebangsaan,
hak menikah dan berkeluarga, hak berekspresi, kebebasan beragama dan berpikir, hak
jaminan sosial, hak untuk bekerja, hak atas pendidikan, hak atas dunia yang adil, dan
masih banyak lagi. Oleh karena itu, kali ini akan membahas lebih dalam lagi tentang
kebebasan beragama yang merupakan salah satu hak asasi manusia.
7
C. Metode Penelitian
Penelitian ini menggunakan metode yuridis normatif dengan pendekatan
kualitatif, yaitu dengan mengumpulkan dan memanfaatkan informasi terkait dengan
permasalahan. Penelitian ini sifatnya adalah analis deskriptif, yaitu penelitian yang
menggambarkan dan menganalisis bagaimana kebebasan beragama itu adalah bagian
dari hak asasi manusia, dimana peran dan sinergi antar lembaga negara dalam
melindungi hak asasi manusia. Sumber data dalam penelitian ini adalah data sekunder
yang terdiridari buku, literatur,peraturan-peraturan hukum, media cetak dan internet.
Teknik Analisis dalam penelitian ini menggunakan teori menurut Miles dan Huberman,
terdapat tiga teknik analisis data dalam penelitian kualitatif yaitu reduksi data,
penyajian data dan penarikan kesimpulan. Proses ini berlangsung terus-menerus
selama penelitian berlangsung, bahkan sebelum data benar-benar terkumpul.
Jurnal Pembanding
A. Pendahuluan
Secara teoritis HAM adalah hak yang melekat pada diri manusia yang bersifat kodrati
dan fundamental sebagai suatu anugerah Allah yang harus dihormati, dijaga dan
dilindungi. Hakekat HAM sendiri adalah merupakan upaya menjaga keselamatan
eksistensi manusia secara utuh melalui aksi keseimbangan antara kepentingan
perseorangan dengan kepentingan umum. HAM diperoleh dari penciptanya yaitu Tuhan
Yang Maha Esa, merupakan hak yang tidak dapat diabaikan sebagai manusia, ia
makhluk Tuhan yang mempunyai yang tinggi. HAM ada dan melekat pada setiap
manusia, oleh karena itu bersifat universal, artinya berlaku dimana saja dan untuk siapa
saja serta tidak dapat diambil oleh siapapun. Hak ini dibutuhkan manusia selain untuk
melindungi diri dan martabat kemanusiaannya juga digunakan sebagai landasan moral
dalam bergaul atau berhubungan dengan sesama manusia. Dalam hukum dasar negara
Indonesia yaitu dalam UUD RI 1945 (sebelum diamandemen), istilah Hak Asasi Manusia
(HAM) tidak terdapat baik dalam Pembukaan, Batang Tubuh maupun Penjelasannya,
tetapi tercantum Hak Warga Negara dan Hak Penduduk yang dikaitkan dengan
kewajibannya, antara lain tercantum dalam pasal 27, 28, 29, 30, dan 31. Meskipun
8
demikian, bukan berarti HAM kurang mendapat perhatian, karena susunan peraturan
UUD 1945 tersebut adalah inti-inti dasar kenegaraan. Dari pasal-pasal tersebutlah
terdapat 5 (lima) pokok mengenai HAM yang terdapat dalam Batang Tubuh UUD RI
1945.
B. Deskripsi
Penelitian ini menggunakan metode Library Research (penelitian kepustakaan), yaitu
yang mempelajari pustaka dan karya-karya ilmiah lainnya yang berkaitan dengan
masalah yang diteliti guna memperoleh landasan teori serta hukum yang berkaitan
dengan pembahasan atau masalah yang diteliti. Adapun materi yang dimuat dalam
penelitian ini yaitu terkait dengan upaya perlindungan HAM di Indonesia dan upaya
penegakan HAM di Indonesia. Secara obyektif prinsip perlindungan terhadap HAM
antara negara satu dengan negara lain adalah sama, tetapi secara subyektif dalam
pelaksanaannya tidak demikian, artinya pada suatu waktu ada persamaan hakikat
terhadap apa yang sebaiknya dilindungi dan diatur, tetapi pada saat yang bersamaan
ada perbedaan persepsi HAM antara negara yang satu dengan yang lain. Keadaan ini
lebih disebabkan oleh adanya perbedaan latar belakang ideologi, politik, ekonomi, sosial
budaya dan juga perbedaan kepentingan nasional dari masing-masing negara tersebut.
Perlindungan HAM dapat dilakukan terutama melalui pembentukan instrumen-
instrumen dan kelembagaan HAM. Juga dapat melalui berbagai faktor yang berkaitan
dengan upaya pencegahan HAM yang dilakukan individu maupun masyarakat dan
negara. Sementara itu, Upaya penegakan terhadap kasus pelanggaran HAM tergantung
apakah pelaku pelanggaran HAM itu masuk kategori berat atau bukan. Apabila
pelanggaran HAM masuk yang berat, maka penyelesaiannya melalui Peradilan Umum.
Dalam hal ini, penegakan HAM dapat dilakukan melalui jalur hukum dan jalur politik.
Dengan adanya perlindungan dan penegakan HAM, maka kehidupan bangsa Indonesia
yang beradab, tenteram, damai, dan sejahtera dapat diwujudkan.
9
BAB III
PEMBAHASAN
A. Pembahasan Isi Jurnal
Adapun kedua jurnal ini mengangkat topik kajian terkait dengan HAM di Indonesia,
hanya saja keduanya memiliki cakupan materi yang berbeda. Jurnal pertama membahas
tentang HAM secara khusus, sementara jurnal kedua membahas tentang HAM dalam
konteks yang lebih luas dan umum. Sehingga tidak menutup kemungkinan apabila
terdapat persamaan ataupun perbedaan dalam kedua jurnal.
a. Metode penelitian
Adapun metode penelitian yang digunakan dalam jurnal pertama ialah metode yuridis
normatif dengan pendekatan kualitatif, yaitu dengan mengumpulkan dan
memanfaatkan informasi terkait dengan permasalahan. Penelitian ini sifatnya adalah
analis deskriptif, yaitu penelitian yang menggambarkan dan menganalisis bagaimana
kebebasan beragama itu adalah bagian dari hak asasi manusia, dimana peran dan
sinergi antar lembaga negara dalam melindungi hak asasi manusia. Sementara jurnal
kedua menggunakan metode Library Research (penelitian kepustakaan), yaitu yang
mempelajari pustaka dan karya-karya ilmiah lainnya yang berkaitan dengan masalah
yang diteliti guna memperoleh landasan teori serta hukum yang berkaitan dengan
pembahasan atau masalah yang diteliti.
b. Kajian materi (HAM)
Secara teoritis HAM adalah hak yang melekat pada diri manusia yang bersifat kodrati
dan fundamental sebagai suatu anugerah Allah yang harus dihormati, dijaga dan
dilindungi. HAM adalah hak dasar yang dimiliki manusia sejak manusia itu dilahirkan.
Sementara itu, menurut Undang-Undang Nomor 39 Tahun 1999 HAM adalah
seperangkat hak yang melekat pada hakikat dan keberadaan manusia sebagai makhluk
ciptaan Tuhan Yang Maha Esa dan yang merupakan anugerah-Nya yang wajib
dilindungi oleh negara, pemerintah, hukum, dan setiap orang demi kehormatan serta
perlindungan harkat dan martabat manusia. Dari beberapa pengertian di atas, maka
dapat disimpulkan bahwa HAM adalah seperangkat hak yang ada di dalam diri manusia
sejak ia dilahirkan, yang dalam hal ini HAM bersifat kodrati dan fundamental sehingga
harus dihargai dan dilindungi, berlaku atas segala golongan sosial tanpa membedakan
unsur tertentu.
c. Perlindungan dan Penegakan HAM
Pada jurnal pertama, tidak dijelaskan bagaimana perlindungan dan penegakan HAM itu,
mungkin karena materi yang dipaparkan masih membahas HAM secara khusus.
Sedangkan menurut jurnal kedua, secara obyektif prinsip perlindungan terhadap HAM
antara negara satu dengan negara lain adalah sama, tetapi secara subyektif dalam
pelaksanaannya tidak demikian, artinya pada suatu waktu ada persamaan hakikat
terhadap apa yang sebaiknya dilindungi dan diatur, tetapi pada saat yang bersamaan
ada perbedaan persepsi HAM antara negara yang satu dengan yang lain. Yang dalam hal
ini, perlindungan HAM dapat dilakukan melalui instrument serta kelembagaan HAM.
10
Sementara penegakan HAM terhadap kasus pelanggaran HAM tergantung apakah
pelaku pelanggaran HAM itu masuk kategori berat atau bukan.
11
BAB IV
PENUTUP
A. Kesimpulan
Hak Asasi Manusia adalah hak istimewa yang melekat pada setiap manusia sejak lahir.
Negara memiliki tiga kewajiban terkait hak asasi manusia, yaitu menghormati, melindungi,
dan memenuhi. Di Indonesia terdapat berbagai peraturan untuk melindungi HAM. Namun,
Hak dalam kebebasan beragama atau berkeyakinan masih sering terjadi permasalahan.
Permasalahan yang terjadi adalah tingginya sikap intoleransi dalam masyarakat, dan beberapa
pemerintah juga ikut melanggar hak kebebasan beragama tersebut.
Ada dua lembaga yang memiliki tugas dan fungsi berkaitan dengan hak asasi manusia
yaitu Komisi Nasional Hak Asasi Manusia (Komnas HAM), dan Pengadilan Hak Asasi
Manusia (Pengadilan HAM). Pemerintah juga membuat panduan penegakan HAM yaitu
Rencana Aksi Nasional Hak Asasi Manusia (RANHAM). Peraturan perundang-undangan
tentang HAM dibuat pemerintah sebagai bentuk tertulis bahwa penegakan hak asasi manusia
sangat diperlukan dalam berbangsa dan bernegara. Masyarakat sangat diharapkan memiliki
pengetahuan tentang hak asasi dalam beragama dan melaksanakan ibadah. Masyarakat juga
diharapkan peka terhadap perbuatan-perbuatan yang toleransi, dan berani menentang
intoleransi. Oleh karena itu, dibutuhkan implementasi nyata dari sikap toleransi antar umat
beragama dalam melindungi hak asasi manusia.
B. Rekomendasi
Sebagai negara yang memiliki beragam agama dan keyakinan, seharusnya masyarakat
Indonesia harus lebih menerapkan nilai-nilai pancasila khususnya sila 1 dalam kehidupan
berbangsa dan bernegara. Masyarakat dan pemerintah juga harus bersama-sama
meningkatkan toleransi agar kerukunan tetap terjaga meskipun berbeda agama. Para
mahasiswa harus terus melanjutkan mengembangkan ketrampilan dalam mempengaruhi
pemerintah dalam membuat kebijakan publik. Yang perlu diingat adalah bahwa setiap
kebijakan akan memerlukan revisi, dan setiap waktu akan bermunculanlah masalah- masalah
baru yang ada dalam masyarakat yang tentunya akan memerlukan kebijakan baru. Membantu
membuat kebijakan publik dan ikut mengambil langkah-langkah yang diperlukan merupakan
tanggung jawab warga negara seumur hidup dalam pemerintahan yang berdaulat
12
Daftar Pustaka
Situmorang, V. H. (2019). Kebebasan Beragama Sebagai Bagian Dari Hak Asasi Manusia.
Jurnal HAM, 10(1), 57-67.
13