Anda di halaman 1dari 15

MAKALAH

PANCASILA GEOPOLITIK (WAWASAN NUSANTARA)

Disusun oleh : kelompok 4

Rahmatia (123332120)
Siti Nurfadhillah (123292119)
Brian hanorsian (123102105)
Yosephina Yunita Ongirwalu (123122109)

SEKOLAH TINGGI ILMU KEPERAWATAN


STIK FAMIKA MAKASSAR
TA 2022/2023
KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum WR. WB

Dengan menyebut nama Allah SWT yang Maha Pengasih lagi Maha Panyayang,
Kami panjatkan puja dan puji syukur atas kehadirat-Nya, yang telah melimpahkan rahmat,
hidayah, dan inayah-Nya kepada kami, sehingga kami dapat menyelesaikan makalah tentang
Geopolitik: Wawasan Nusantara yang Insya Allah bermanfaat bagi mahasiswa maupun
khalayak umum.

Makalah ini telah kami susun dengan proses analisis dan diskusi yang maksimal dan
mendapatkan bantuan dari berbagai pihak serta beberapa sumber terpercaya sehingga dapat
memperlancar pembuatan makalah ini. Untuk itu kami menyampaikan banyak terima kasih
kepada semua pihak yang telah berkontribusi dalam pembuatan makalah ini.

Terlepas dari semua itu, Kami menyadari sepenuhnya bahwa masih banyak
kekurangan baik dari segi susunan kalimat, tata bahasanya serta isi dari makalah. Oleh karena
itu dengan tangan terbuka kami menerima segala saran dan kritik dari pembaca agar kami
dapat memperbaiki makalah ilmiah ini sehingga mendekati kesempurnaan.
    
    Akhir kata kami berharap semoga makalah ilmiah tentang Geopolitik: Wawasan Nusantara
ini insyaallah bermanfaat terhadap pembaca.

Makassar, 4 Desember 2022

Rahmatia

1
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR........................................................................................................1

DAFTAR ISI.......................................................................................................................2

BAB I PENDAHULUAN...................................................................................................3

A. Latar Belakang...................................................................................................3

B. Rumusan Masalah..............................................................................................4

C. Tujuan Penulisan................................................................................................4

BAB II PEMBAHASAN....................................................................................................5

2.1 Pengertian geopolitik.........................................................................................5

2.2 Politik multikultural...........................................................................................6

2.3 pengertian wawasan nusantara.......................................................................... 7

2.4 kedudukan wawasan nusantara..........................................................................8

2.5 unsur dasar wawasan nusantara.........................................................................8

2.6 Kaitan wawasan nusantara dengan otonomi daerah.........................................10

2.7 Peranan wawasan nusantara di Indonesia.........................................................12

BAB III PENUTUP ..........................................................................................................14

2
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Negara adalah sekumpulan orang yang menempati wilayah tertentu dan diorganisasi
oleh pemerintah negara yang sah, yang umumnya memiliki kedaulatan. Negara Indonesia
adalah Negara yang terdiri dari beberapa kepulauan yang tersebar dari Sabang sampai
Merauke dan ber-ideologi kan pancasila sebagai dasar Negara.
Ratzel mengemukakan bahwa geopolitik merupakan kekuatan total suatu Negara
untuk mewadahi pertumbuhan kondisi dan kedudukan geografinya. Secara sederhana
geopolitik tadi dapat didefinisikan sebagai, “ ilmu yang mempelajari tentang potensi, yang
dimiliki suatu bangsa atas dasar jati dirinya dan merupakan kekuatan serta kemampuan untuk
ketahanan nasional.
Dari pengertian ini dapat disimpulkan bahwa geopolitik adalah penerapan geografi politik ke
dalam praktik politik Negara.
Istilah wawasan nusantara terdiri dari dua buah kata yakni wawasan dan nusantara.
Wawasan berasal dari kata “wawas” yang berarti pandangan, tinjauan atau penglihatan
inderawi. Akar kata ini membentuk kata “mawas” yang berarti memandang, meninjau atau
melihat. Sehingga wawasan dapat berarti cara pandang, cara meninjau, atau cara melihat.
Sedangkan Nusantara berasal dari kata “nusa” yang berarti pulau – pulau, dan “antara” yang
berarti diapit di antara dua hal (dua benua yaitu benua Asia dan benua Australia serta dua
samudera yakni samudera Pasifik dan samudera Hindia).
Wawasan nusantara adalah sikap dan cara pandang warga negara Indonesia yang
didasarkan pada UUD 1945 dan Pancasila. Dalam menjalankan wawasan nusantara,
diutamakan untuk memenuhi kesatuan wilayah dan menghargai perbedaan yang ada untuk
mencapai tujuan nasional.
Konsep wawasan nasional setiap bangsa berbeda. Hal ini berkaitan dengan profil diri
bangsa sejarah, pandangan hidup, ideology, budaya dan sudah barang tentu ruang hidupnya,
yaitu geografi. Kedua unsur pokok profil bangsa dan geografi inilah yang harus diperhatikan
dalam membuat konsep geopolitik bangsa dan Negara.

3
B.  Rumusan Masalah
1.Apa yang dimaksud dengan geopolitik Indonesia ?
2. Bagaimana perkembangan geopolitik di Indonesia ?
3. Apa yang dimaksud dengan wawasan nusantara ?
4. Bagaimana kedudukan wawasan nusantara di Indonesia ?
5. Bagaimana peranan wawasan nusantara di Indonesia ?

C. Tujuan Penulisan
1. Untuk mengetahui apa yang dimaksud dengan geopolitik Indonesia.
2. Untuk mengetahui perkembangan geopolitik di Indonesia.
3. Untuk mengetahui apa yang dimaksud dengan wawasan nusantara.
4. Untuk mengetahui bagaimana kedudukan wawasan nusantara di Indonesia.
5. Untuk mengetahui bagaimana peranan wawasan nusantara di Indonesia

4
BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Geopolitik

Geopolitik secara etimologis berasal dari dua kata dalam bahasa yunani yaitu Geo
yang berarti Bumi dan politea yang berarti politik secara kasar dapat diartikan sistem atau hal
yang berkaitan dengan perpolitikan di suatu kawasan di bumi, secara umum Geopolitik di
Indonesia dapat diartikan pandangan masyarakat terhadap diri, lingkungan dan negara yang
berlandaskan Pancasila dan UUD 1945.

Geopolitik mendapat perhatian besar dalam masa sebelum Perang Dunia 2 dengan
tokoh Rudolf Kiellen (1864-1933) yang menganggap bahwa disamping faktor ekonomi dan
antropologi, geografi memengaruhi karakter dan kehidupan nasional dari rakyat dan karena
itu mutlak harus diperhitungkan dalam menyusun politik luar negeri dan politik nasional,
dengan menggunakan analisis dan argumentasi Geopolitik kekalahan Nazi dapat
diperhitungkan seperti faktor ras, lebensraum, faktor ekonomi dan sosial

Di Indonesia yang termasuk archipelago-state atau negara kepulauan eksistensi


Geopolitik sangat besar mencakup desentralisasi, distribusi ekonomi, bahasa dan budaya
daerah, antropologi serta berhubungan dengan Geostrategis seperti menjaga garis pantai
terhadap penangkapan ikan yang ilegal serta perbatasan negara untuk memelihara keamanan
bangsa terhadap negara lain1

Pemikiran Rudolf Kiellen dengan teori kekuatan mengatakan bahwa negara adalah
kesatuan politik yang menyeluruh serta satuan biologis yang memiliki intelektualitas yang
jika dalam keindonesian adalah masyarakat heterogen dan multikultur, pendapat lain oleh
friederich Ratzel dengan teori ruang mengatakan bangsa yang berbudaya tinggi akan
membutuhkan sumber daya manusia yang tinggi dan akhirnya mendesak wilayah bangsa
yang primitif, menurut konteks ini bisa dimaknakan bahwa manusia akan melakukan
perluasan wilayah untuk kelangsungan hidup dimana dalam masa abad pertengahan
diwujudkan dengan penaklukan, penjajahan untuk mencari wilayah baru, lebensraum nazi
juga bisa dikatakan termasuk kedalam teori ini dimana mereka mencari ruang baru untuk
tinggal dan mendesak bangsa yang menurut mereka dibawah mereka.

5
2.2 Politik multikultural

Tantangan terhadap multikulturalisme adalah pengakuan terhadap kelompok


minoritas yang menuntut identitas dan penerimaan terhadap perbedaan budaya. Banyak
perdebatan mengenai multikultural misalnya mereka yang menentang multikultural sering
mengatakan bahwa hal ini menjadikan minoritas terkotak-kotak dan mengganggu integrasi
dalam masyarakat, para pendukung multikultural menanggapi bahwa kepedulian akan
integrasi menceminkan imperialisme budaya.

Satu sumber keragaman budaya adalah kehadiran bersama lebih dari satu bangsa
didalam suatu negara tertentu, dimana bangsa berarti komunitas historis, banyak demokrasi
barat adalah multi bangsa, misalnya sejumlah minoritas di Amerika Serikat termasuk orang
indian, Puerto Rico, keturunan cicanos yang memiliki keinginan mencari otonomi didalam
negara itu bukan meningaglkan negara ketika mereka bergabung mereka memperoleh politik
khusus dengan pemerintahan sendiri pengadilan hak dan perjanjian sendiri.

Kebanyakan dari kelompok-kelompok itu secara relativ kecil dan geografis terpencil.
Banyak demokrasi barat lainnya juga multi bangsa karena telah secara paksa memasukan
penduduk asli atau karena dibentuk oleh federasi yang kurang lebih suka rela dari dua atau
kebudayaan Eropa. Beberapa pengamat mendeskripsikan loyalitas bersama sebagai bentuk
identitas nasional untuk itulah negara multi bangsa dan perasaan loyalitas bersama
menunjukan patriotisme bersama.

Secara jelas suatu negara dapat menjadi multi bangsa karena penjajahan penaklukan
atau konfederasi dari komunitas bangsa. Sebenarnya sejarah pengabaian minoritas bangsa di
dunia terikat dengan kepercayaan Eropa mengenai imferioritas masyarakat asli yang
menempati tanah sebelum dihuni oleh orang-orang Eropa.2

6
2.3 Pengertian Wawasan Nusantara

Menurut etimologis Wawasan Nusantara berasal dari kata Wawasan dan Nusantara.
Wawasan berasal dari kata wawas (bahasa Jawa) yang berarti pandangan, tinjauan atau
penglihatan indrawi. Selanjutnya muncul kata mawas yang berarti memandang, meninjau
atau melihat. Wawasan artinya pandangan, tinjauan, penglihatan, tanggap indrawi. Wawasan
berarti pula cara pandang, cara melihat.

Nusantara berasal dari kata Nusa dan Antara. Nusa artinya pulau atau kesatuan
kepulauan. Antara artinya menunjukan letak antara dua unsur. Nusantara artinya kesatuan
kepulauan yang terletak antara dua benua, yaitu benua Asia dan Australia dan dua samudra,
yaitu Samudra Hindia dan Pasifik. Berdasarkan pengertian modern, kata “nusantara”
digunakan sebagai pengganti nama Indonesia.

Menurut terminologis wawasan nusantara menurut sebagai berikut.

a. Pengertian wawasan nusantara menurut prof. Wan usman


“Wawasan nusantara adalah cara pandang bangsa Indonesia mengenai diri dan tanah
airnya sebagai negara kepulauan dengan semua aspek kehidupan yang beragam.”
b. Pengertian wawasan nusantara dalam GBHN 1998
Wawasan nusantara adalah cara pandang dan sikap bangsa Indonesia mengenai diri
dan lingkungannya, dengan mengutamakan persatuan dan kesatuan bangsa serta
kesatuan wailayah dalam penyelenggaraan kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan
bernegara.
c. Pengertian wawasan nusantara menurut kelompok kerja wawasan nusantara untuk
diusulkan menjadi Tap. MPR, yang dibuat Lemhannas tahun 1999
“Cara pandang dan sikap bangsa Indonesia mengenai diri dan lingkungannya yang
serba beragam dan bernilai strategis dengan mengutamakan persatuan dan kesatuan
bangsa serta kesatuan wilayah dalam penyelenggaraan kehidupan bermasyarakat,
berbangsa, dan bernegara untuk mencapai tujuan nasional.”

Berdasarkan pendapat-pendapat di atas, secara sederhana wawasan berarti cara pandang


bangsa Indonesia terhadap diri dan lingkungannya. Diri yang dimaksud adalah diri bangsa
Indonesia sendiri serta nusantara sebagai lingkungan tempat tinggalnya3

2.4 Kedudukan Wawasan Nusantara


3

7
Wawasan Nusantara berkedudukan sebagai visi bangsa.Visi adalah keadaan atau rumusan
umum mengenai keadaan yang diinginkan.Wawasan Nusantara merupakan visi bangsa yang
bersangkutan dalam menuju masa depan.Visi bangsa Indonesia sesuai dengan konsep
wawasan nusantara menjadi bangsa yang satu dengan wilayah yang satu dan utuh pula.
Wawasan nusantara juga merupakan ajaran yang diyakini kebenaranya oleh seluruh rakyat
dengan tujuan agar tidak terjadi penyesatan dan peyimpangan dalam rangka mencapai dan
mewujudkan tujuan nasional.

Kedudukan wawasan nusantara dalam paradigma nasional dapat dilihat dari stratifikasi
sebagai berikut :

a. Pancasila (dasar negara) sebagai landasan idiil.


b. UUD 1945 (konstitusi negara) sebagai landasan kontitusional.
c. Wawasan nusantara (visi bangsa) sebagai landasan visional.
d. Ketahanan nasional (konsepsi bangsa) sebagai landasan konsepsional.
e. GBHN (kebijakan dasar bangsa) sebagai landasan operasional.

Paradigma di atas perlu dijabarkan lebih lanjut dalam peraturan perundang-undangan.


Paradigma nasional ini secara struktural dan fungsional mewujudkan keterkaitan hierarkis
piramidal dan secara instrumental mendasari kehidupan nasional yang berdimensi kehidupan
bermasyarakat, berbangsa dan bernegara4.

2.5 Unsur dasar wawasan nusantara

Konsepsi wawasan nusantara mengandung 3 unsur dasar, yaitu wadah, isi, dan tata laku.
Ketiga unsur dapat di jelaskan sebagai berikut

1. Wadah (contour)

wadah kehidupan masyarakat, berbangsa dan bernegara meliputi seluruh wilayah


indonesia yang memiliki sifat serba nusantara dengan kekayaan alam dan penduduk serta
aneka ragam budaya.setelah menegara dalam negara kesatuan republik indonesia,angsa
indoesia memiliki organasasi kenegaraan yang merupakan wadah berbagai kegiatan
kenegaraan dalam wujud supra struktur politik,sedangkan sebagai wadah kehidupan
bermasyarakat adalah berbagai kelembagaan dalam wujud infrastruktur politik

2. Isi (content)
4

8
isi adalah aspirasi bangsa yang berkembang di masyarakat dan cita-cita serta tujuan
nasional yang terdapat dalam pembukuan UUD 1945.untuk mencapai aspirasi yang
berkembang di masyarakat maupun cita-cita dan tujuan nasional seperti yang di sebut di
atas,bangsa indonesia harus mampu menciptakan persatuan dan kesatuan dalam kebhinekaan
dan dalam kehidupan nasional yang berupa politik,ekonomi,sosial budaya,dan hamkan.isi
menyangkut 2 hal esensial.

1. Realisasi aspirasi bangsa sebagai kesepakatan bersama dan perwujudan pencapaian cita-
cita.

2. Persatuan dan kesatuan dalam kebhinekaan yang meliputi semua aspek kehidupan
nasional.

3. Tata Laku (conduct)

Merupakan hasil interaksi antara wadah dan isi yang terdiri dari tingkah laku
batiniyah dan lahiriyah.tatalaku batiniyah mencerminkan jiwa semangat dan mentalitas yang
baik dari bangsa indonesia.adapun tatalaku lahiriyah terdiri dari tindakan perbuatan dan
perilaku dari bangsa indonesia yang akan mencerminkan identitas jati diri atau kepribadian
bangsa indonesia berdasarkan kekeluargaan dan kebersamaan yang memiliki rasa bangga dan
cinta terhadap bangsa dan tanah air sehingga menimbulkan nasionalisme yang tinggi semua
aspek kehidupan nasional5.

2.6 Kaitan wawasan nusantara dengan otonomi daerah

9
Wawasan nusantara menghendaki adanya persatuan bangsa dan keutuhan wilayah
nasional . pandangan untuk tetap perlunya persatuan bangsa dan keutuhan wilayah ini
merupakan modal berharga dalam melaksanakan pembangunan.

Wawasan nusantara juga mengajarkan perlunya kesatuan sistem politik,sistem


ekonomi,sistem sosial,sistem budaya,dan sistem keamanan pertahanan-keamanan dalam
dilingkup negara nasional indonesia. Cerminan dari semangat persatuan itu di wujudkan
dalam bentuk dalam

Namun demikian semangat perlunya kesatuan dalam berbagai aspek kehidupan itu
jangan sampai menimbulkan negara kekuasaan negara menguasai segal aspek dalam
kehidupan bermasyarakat trmasuk menguasai hal dan kewenangan yang ad di daerah di
indonesia. Tiap tiap daerah sebagai wilayah (ruang hidup) hendaknya diberi kewenangan
mengatur dan mengelola sendiri urusannya adlam rangka mendapatkan keadilan dan
kemakmuran.

Oleh karena itu lah dalam menyelenggarakan pemerintahannya NKRI menganut asas
desentralisasi, bukan sentralisasi. Desentralisasi artinya,penyerahan urusan pemerintah dari
atas kebawah pemerintah dibawahnya untuk menjadi urusan rumah tangganya. Negara
kesatuan degan sistem desentralisasi dalam menjalankan pemerntahannya memberikan
kesempatan dan keleluasaan kepada daerah untuk menyelenggarakan kekuasaan. Kekuasaan
terbagi antara pemerintah pusat dan daerah . daerah memiliki hak otonomi untuk
meneyelenggarakan kekuaaan . deentralisasi inilah yang menghasilkan otonomi di indonesia

Negara kita melaksanakan otonomi daerah karena melaksanakan UUD 1945 pasal 18.
Jadi, landasan hukum melaksanakan otonomi daerah adalah pasal 18 UUD 1945 yang
berbunyi sebagai berikut .

1. Negara kesatuan republik indonesia dibagi atas daerah daerah propinsi dan daerah
propinsi itu di bagi atas kabupaten dan kota, yang tiap tiap propinsi,
kabupaten,dan kota itu mempunyai pemerintahan daerah, yang diatur oleh undang
undang
2. Pemerintah daerah propinsi,daerah kabupaten dan kota menatur dan mengurus
sendriri urusan pemerinahan menurut asas otonomi dan tugas pembantuan .
3. Pemerintaha daerah propinsi,daerah kabupaten,dan kota memiliki dewan
perwakilan rakyat yang anggotanya dipilih melalui pemilihan umum

10
4. Guberbur ,bupati,wali kota masing masing sebagai kepala pemerintah daerah
propinsi,kabupaten,dan kota dipilih secara demokratis
5. Pemerinah daerah menjalankan otonomi seluas luasnya,kecuali urusan
pemerintahan yang oleh undang undang di tentukan sebagai urusan pemerintah
pusat
6. Pemerintaha daerah berhak berhak meneapkan peraturan daerah dan peraturan
lain untuk melaksanakn otonomi dan tugas pembantuan
7. Susunan dan tata cara penyelenggaraan pemerintahan daerah diatur dalam undang
undang .

Untuk menyelenngarakan akan pemerintah didaerah dibentuk undang undang organik


sebagai pelaksanaan dari pasal 18 UUD 1945. Undang tersebut adalah undang undang nomor
32 tahun 2004 tentag pemerintah daerah. Undang undang ini menggantikan undang undang
nomor 22 tahun 1999 tentang pemerintaha daerah. Pengganti dari undang undang nomor 5
tahun 1974 tentang pokok pemerintahan di daerah6

2.7 Peranan wawasan nusantara di Indonesia

11
a. Perwujudan kepulauan nusantara sebagai kesatuan politik, dalam arti:
1. Bahwa kebulatan wilayah nasional dengan segala isi dan kekayaannya merupakan
satu kesatuan wilayah, wadah, ruang hidup dan kesatuan matra seluruh bangsa,
serta menjadi modal dan milik bersama bangsa;
2. Bahwa bangsa Indonesia yang terdiri dari berbagai suku dan berbicara dalam
berbagai bahasa daerah, memeluk dan meyakini berbagai agama dan kepercayaan
terhadap Tuhan Yang Maha Esa harus merupakan satu kesatuan bangsa yang bulat
dalam arti yang seluas-luasnya;
3. Bahwa secara psikologis, bangsa Indonesia harus merasa satu, senasib
sepenanggungan, se-Bangsa dan se-Tanah Air, serta mempunyai satu tekad dalam
mencapai cita-cita bangsa;
4. Bahwa Pancasila adalah satu-satunya falsafah serta ideologi bangsa dan Negara
yang melandasi, membimbing dan mengarahkan bangsa menuju tujuannya;
5. Bahwa seluruh kepulauan Nusantara merupakan satu kesatuan hukum nasional
yang mengabdi kepada kepentingan nasional.

b. Perwujudan kepulauan Nusantara sebagai satu kesatuan social dan budaya, dalam arti:
1. Bahwa masyarakat Indonesia adalah adala satu, peri kehidupan bangsa harus
merupakan kehidupan yang serasi dengan terdapatnya tingkat kemajuan
masyarakat yang sama, merata dan seimbang serta adanya keselarasan kehidupan
yang sesuai dengan kemajuan bangsa;
2. Bahwa budaya Indonesia pada hakikatnya adalah satu, sedangkan corak ragam
budaya yang ada menggambarkan kekeyaan budaya bangsa yang menjadi modal
dan landasan pengembangan budaya bangsa seluruhnya, yang hasil- hasilnya
dapat dimiliki oleh bangsa.

c. Perwujudan kepulauan Nusantara sebagai satu kesatuan ekonomi, dalam arti:

12
1. Bahwa kekayaan wilayah Nusantara baik potensial mapn efektif adalah modal dan
milik bersama bangsa, dan bahwa keperluan hidup sehari-hari harus tersedia
merata di seluruh wilayah tanah air;
2. Tingkat perkembangan ekonomi harus serasi dan seimbang di seluruh daerah,
tanpa meninggalkan ciri-ciri khas yang dimiliki oleh daerah-daerah dalam
pengembangan kehidupan ekonominya.
d. Perwujudan kepulauan Nusantara sebagai satu kesatuan pertahanan dan keamanan,
dalam arti:
1. Bahwa ancaman terhadap satu pulau atau satu daerah pada hakikatnya merupakan
ancaman terhadap seluruh bangsa dan Negara;
2. Bahwa tiap-tiap warga negara mempunyai hak dan kewajiban yang sama dalam
rangka pembelaan negara dan bangsa. 7

BAB III
7

13
KESIMPULAN

1. Geopolitik secara etimologis berasal dari dua kata dalam bahasa yunani yaitu Geo
yang berarti Bumi dan politea yang berarti politik secara kasar dapat diartikan sistem
atau hal yang berkaitan dengan perpolitikan di suatu kawasan di bumi, secara umum
Geopolitik di Indonesia dapat diartikan pandangan masyarakat terhadap diri,
lingkungan dan negara yang berlandaskan Pancasila dan UUD 1945.
2. Tantangan terhadap multikulturalisme adalah pengakuan terhadap kelompok
minoritas yang menuntut identitas dan penerimaan terhadap perbedaan budaya.
Satu sumber keragaman budaya adalah kehadiran bersama lebih dari satu bangsa
didalam suatu negara tertentu, dimana bangsa berarti komunitas historis, banyak
demokrasi barat adalah multi bangsa.
3. Menurut etimologis Wawasan Nusantara berasal dari kata Wawasan dan Nusantara.
Wawasan berasal dari kata wawas (bahasa Jawa) yang berarti pandangan, tinjauan
atau penglihatan indrawi. Selanjutnya muncul kata mawas yang berarti memandang,
meninjau atau melihat. Wawasan artinya pandangan, tinjauan, penglihatan, tanggap
indrawi. Wawasan berarti pula cara pandang, cara melihat.
4. Konsepsi wawasan nusantara mengandung 3 unsur dasar, yaitu wadah, isi, dan tata
laku.
5. Wawasan nusantara menghendaki adanya persatuan bangsa dan keutuhan wilayah
nasional . pandangan untuk tetap perlunya persatuan bangsa dan keutuhan wilayah ini
merupakan modal berharga dalam melaksanakan pembangunan.

14

Anda mungkin juga menyukai