Anda di halaman 1dari 18

TUGAS MATAKULIAH PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN

GEOPOLITIK SEBAGAI WAWASAN NUSANTARA DAN


GEOSTRATEGIS SEBAGAI KETAHANAN NEGARA

DOSENPEMBINA : ROY FACHRABY GINTING, SH, M.Kn

DIKERJAKAN OLEH
KELOMPOK 9 :

KETUA : THERESIA AMANDA (190305087)


ANGGOTA : IRVAN RAJAGUKGUK (190305046)
LEA VICENZA (190305047)
MEYDINA ANGGREYNI (190305090)

KELAS : ITP B

PROGRAM STUDI ILMU DAN TEKNOLOGI PANGAN


FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
MEDAN
2019
KATA PENGANTAR

Puji syukur ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa karena berkat rahmat dan bimbingan-Nya
makalah ini dapat diselesaikan sesuai dengan rencana. Makalah yang berjudul “Geopolitik sebagai
wawasan nusantara serta geostrategi sebagai ketahanan ” ini sebagai pemenuhan tugas dari Dosen
Pembina Pendidikan Kewarganegaraan.

Tidak lupa kami juga mengucapkan banyak terimakasih atas bantuan dari pihak yang telah
berkontribusi untuk menyelesaikan makalah ini. Dan harapan kami semoga makalah ini dapat
menambah pengetahuan dan pengalaman bagi para pembaca dan untuk ke depannya dapat
memperbaiki bentuk maupun menambah isi makalah agar menjadi lebih baik lagi.

Karena keterbatasan pengetahuan maupun pengalaman kami, kami yakin masih banyak
kekurangan dalam makalah ini, Oleh karena itu kami sangat mengharapkan saran dan kritik yang
membangun dari pembaca demi kesempurnaan makalah ini.

Tim penyusun

Kelompok 9

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR……………………………………………….……...i
DAFTAR ISI………………………………………………………….…….ii
BAB I. PENDAHULUAN…………………………………………………1
1.1 Latar Belakang ...………………………………………………...1
1.2 Rumusan Masalah... ………………………...…………………...2
1.3 Tujuan …...…………………………………………………...….3
BAB II. PEMBAHASAN………………………………………………….4
2.1 Pengertian Geopolitik
2.2 Pengertian Geopolitik menurut para ahli
2.3 Konsep Geopolitik
2.4 Indonesia Sebuah Negara Kepulauan
2.5 Wawasan Nusantara sebagai Wawasan Geopolitik Indonesia
BAB 1
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Indonesia merupakan suatu negeri yang amat unik. Hanya sedikit negara di dunia, yang bila
dilihat dari segi geografis, memiliki kesamaan dengan Indonesia. Negara-negara kepulauan di
dunia, seperti Jepang dan Filipina, masih kalah bila dibandingkan dengan negara kepulauan
Indonesia. Indonesia adalah suatu negara, yang terletak di sebelah tenggara benua Asia,
membentang sepanjang 3,5 juta mil, atau sebanding dengan seperdelapan panjang keliling Bumi,
serta memiliki tak kurang dari 13.662 pulau.
Jika dilihat sekilas, hal tersebut merupakan suatu kebanggaan dan kekayaan, yang tidak ada
tandingannya lagi di dunia ini. Tapi bila dipikirkan lebih jauh, hal ini merupakan suatu kerugian
tersendiri bagi bangsa dan negara Indonesia. Indonesia terlihat seperti pecahan-pecahan yang
berserakan. Dan sebagai 13.000 pecahan yang tersebar sepanjang 3,5 juta mil, Indonesia dapat
dikatakan sebagai sebuah negara yang amat sulit untuk dapat dipersatukan. Maka, untuk
mempersatukan Bangsa Indonesia, diperlukan sebuah konsep Geopolitik yang benar-benar cocok
digunakan oleh negara.
Pada awalnya geostrategi diartikan sebagai geopolitik untuk kepentingan militer atau perang.
Di Indonesia geostrategi diartikan sebagai metode untuk mewujudkan cita-cita proklamasi,
sebagaimana tercantum dalam Mukadimah UUD 1945, melalui proses pembangunan nasional.
Karena tujuan itulah maka ia menjadi doktrin pembangunan dan diberi nama Ketahanan
Nasional
Geopolitik tidak terlepas dari pembahasan mengenai masalah geografi dan politik. Geopolitik
adalah suatu studi yang mengkaji masalah-masalah geografi, sejarah dan ilmu sosial, dengan
merujuk kepada percaturan politik internasional. Negara tidak akan pernah mencapai persamaan
yang sempurna dalam segala hal.
Keadaan suatu negara akan selalu sejalan dengan kondisi dari kawasan geografis yang
mereka tempati. Hal yang paling utama dalam mempengaruhi keadaan suatu negara adalah
kawasan yang berada di sekitar negara itu sendiri, atau dengan kata lain, negara-negara yang
berada di sekitar (negara tetangga) memiliki pengaruh yang besar terhadap penyelenggaraan
suatu negara.
Geopolitik dibutuhkan oleh setiap negara di dunia, untuk memperkuat posisinya terhadap
negara lain, untuk memperoleh kedudukan yang penting di antara masyarakat bangsa-bangsa,
atau secara lebih tegas lagi, untuk menempatkan diri pada posisi yang sejajar di antara negara-
negara raksasa. Dari uraian di atas, dapat disimpulkan bahwa keadaan geografi suatu negara
sangat mempengaruhi berbagai aspek dalam penyelenggaraan negara yang bersangkutan, seperti
pengambilan keputusan, kebijakan politik luar negeri, hubungan perdagangan.

1.2 Rumusan Masalah


Adapun masalah yang dapat dirumuskan dari makalah ini adalah sebagai berikut:
1. Apa yang dimaksud dengan Geopolitik ?
2. Bagaimana konsep Geostrategi Indonesia ?
3. Apa yang dimaksud dengan wawasan nusantara ?
4. Apa yang dimaksud dengan Geostrategis ?
5. Bagaimana latar belakang filosofi ?
1.3 Manfaat dan Tujuan
Adapun Tujuan penulisan makalah ini adalah:
1. Untuk memenuhi Tugas Kewarganegaraan
2. Untuk Mengetahui pengertian Geopolitik
3. Untuk Menjelaskan konsep Geostrategi Indonesia
4. Untuk Mengetahui hubungan Geopolitik dengan Geostrategi
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 PENGERTIAN GEOPOLITIK


Geopolitik adalah kekuatan dan kekuasaan yang dikembangkan berdasarkan pada
pemahaman tentang paham perang dan damai disesuaikan dengan kondisi dan konstelasi geografi
Indonesia.
Ada dua pengertian yang terkandung dalam konsep geopolitik yaitu:
1. geopolitik sebagai ilmu : memberikan wawasan obyektif akan posisi
kita sebagai suatu bangsa yang hidup berdampingan dan saling
berinteraksi dengan negara lain dalam pergaulan dunia.
2. Geopolitik sebagai ideology (landasan ilmiah bagi tindakan politik
suatu negara): hendak menjadikan wawasan tersebut sebagai cara
pandang kolektif untuk melangsungkan, memelihara dan
mempertahankan semangat kebangsaan

2.2.PENGERTIAN GEOPOLITIK MENURUT PARA AHLI


Berikut adalah pengertian geopolitik menurut beberapa ahli.
1. Frederick Ratzel (1897)
Ratzel marupakan tokoh yang terkenal mempunyai Teori Geopolitik. Pendapat dari
Frederick Ratzel ini juga disebut dengan Teori Ruang. Ratzel menyatakan bahwa “Negara dalam
hal- hal tertentu dapat disamakan dengan organism, yaitu mengalami fase kehidupan dalam
kombinasi dua tau lebih antara lahir, tumbuh, berkembang, mencapai puncak, surut, kemudian
mati”. Inti ajaran Ratzel ini adalah ruang yang ditempati oleh kelompok- kelompok politik (negara-
negara) yang mengembangkan hukum ekspansionisme baik di bidang gagasan, perutusan, maupun
bidang produk.

2. Karl Houshoffer (1896 – 1946)


Pendapat dari Karl Houshiffer mengenai geopolitik ini juga disebut atau dikenal dengan
Teori Ekspansionisme. Karl Houshoffer dalam teori ekspansionismenya mengajarkan paham
geopolitik ini sebagai ajaran ekspansionisme dalam bentuk politik geografi yang mempunyai titik
berat pada persoalan- persoalan strategi perbatasan, ruang hidup dari bangsa dan juga tekanan
rasial, ekonomi dan sosial sebagai faktor yang mengharuskan pembagian baru kekayaan di dunia.
Pandangan Karl Haushofer ini berkembang di Jerman di bawah kekuasaan Adolf Hitler, juga
dikembangkan ke Jepang dalam ajaran Hako Ichiu yang dilandasi oleh semangat militerisme dan
juga fasisme. Pokok- pokok dari teori Haushofer ini pada dasarnya menganut teori Kjellen yang
sudah dibahas sebelumnya.

3. Sir Harold Mackinder


Mackinder ini merupakan penganut teori kekuatan, yang mencetuskan wawasan benua
sebagai konsep pengembangan kekuatan darat. Teorinya menyetakan bahwa “barang siapa
menguasai daerah jantung (haertland) yaitu benua di dunia seperti Eropa- Asia akan dapat
menguasai pulau- pulau dunia dan akhirnya akan menjadi pengusas dunia.
Teori ahli Geopolitik yang satu ini menganut “konsep kekuatan”. Ia mencetuskan wawasan benua
yaitu konsep kekuatan di darat. Ajaran ilmuwan ini menyatakan bahwa barang siapa dapat
menguasai “daerah jantung”, yakni Eropa dan Asia akan dapat menguasai “pulau dunia” yaitu
Eropa, Asia, Afrika dan akhirnya dapat menguasai dunia.

4. Sir Walter Raleigh dan Alfred Mahan


Pendapat dari kedua ahli tersebut sering dikenal sebagai wawasan bahari. Teori Raleigh
dan Mahan ini pada dasarnya merupakan teori kekuatan lautan atau kekuatan bahari. Mereka
mengatakan bahwa siapa saja yang menguasai lautan akan menguasai jalur perdagangan dunia,
yang berarti menguasai kekuatan kekuatan dunia sehingga akhirnya akan dapat mengusai dunia.
Barang siapa menguasai lautan akan dapat menguasai perdagangan. Dan menguasai perdagangan
berarti menguasai kekayaan dunia, dan pada akhirnya kan menguasai dunia.

5. Hagget
Geopolitik atau Geografi politik menurut Hagget merupakan suatu cabang cabang ilmu
geografimanusia yang bidang kajiannya adalah aspek keruangan pemerintahan atau kenegaraan
yang meliputi hubungan regional, hubungan internasional, dan juga pemerintahan atau kenegaraan
dipermukaan bumi.
Menurut Hagget ini, dalam geografi politik lingkungan geografi dijadikan suatu dasar
perkembangan dan juga hubungan kenegaraan. Hagget juga menyatakan bahwa bidang kajian
geografi politik ini relatif luas, seperti aspek keruangan, aspek politik, aspek hubungan regional
hingga internasional.

6. Preston E. James
Menurut Preston E. James, geografi dalam geopolitik ini mempersoalkan tata ruang publik
untuk kehidupan, yakni sistem dalam hal menempati suatu ruang yang ada di permukaan bumi.
Dengan demikian, geografi mempunyai sangkut paut dengan interrelasi antara manusia dengan
lingkungan tempat hidupnya. Sedangkan politik merupakan suatu hal yang selalu berhubungan
dengan kekuasaan atau pemerintahan.
Dalam studi Hubungan Internasional, geopolitik merupakan sautu kajian yang memperlihatkan
masalah atau hubungan internasional dari sudut pandang ruang ataupun geosentrik tertentu. Makna
dari Geopolitik ini sebenarnya dapat diringkas dan disederhanakan lagi.
Yakni, geopolitik merupakan suatu studi yang mengkaji masalah- masalah geografi, sejarah, dan
juga ilmu sosial, dengan merujuk kepada politik internasional. Geopolitik ini adalah suatu bidang
yang mengkaji makna strategis dan juga makna politis suatu wilayah geografi, yang meliputi
lokasi, luas serta jenis jenis sumber daya alam yag berada di wilayah tersebut.
Geopolitik ini mempunyai 4 unsur yang pembangun yang meliputi keadaan geografis, politik dan
strategi, hubungan timbal balik antara geografi dan juga politik, serta unsur kebijaksanaan.

“Geopolitik” kata ini berasal dari politik geo. Politik dan geo berarti bumi. Politik berarti
kesatuan masyarakat. Geopolitik bisa juga di sebut dengan wawasan nusantara.
2.3 KONSEP GEOPOLITIK
•Konsep persatuan dan kesatuan, mengandung makna segenap komponen bangsa untuk
bersatu padu karena bangsa Indonesia yang heterogen dan majemuk serta hidup di dalam wilayah
kepulauan NKRI.
•Konsep Bhineka Tunggal Ika, mengajak segenap komponen bangsa bahwa
keanekaragaman suku, etnis, agama, spesifikasi daerah adalah realita yang harus di dayagunakan
untuk memajukan bangsa dan negara.
•Konsep kebangsaan, mengajak segenap komponen bangsa untuk memiliki persepsi yang
sama tentang kebangsaan Indonesia, bahwa bangsa Indonesia lahir karena adanya kehendak
segenap komponen bangsa yang terdiri dari kelompok-kelompok masyarakat yang heterogen dan
majemuk untuk bersatu, memiliki latar belakang sejarah yang sama, mempunyai cita-cita dan
tujuan untuk hidup bersama dan hidup dalam wilayah yang sama sebagai satu kesatuan ruang
hidup yaitu Negara Kesatuan Republik Indonesia.
•Konsep Negara Kebangsaan, menggugah kesadaran segenap komponen bangsa untuk
memiliki persepsi yang sama tentang konsep negara kebangsaan mengedepankan prinsip satu
kesatuan wilayah.
•Konsep Negara Kepulauan, mengajak segenap komponen bangsa untuk memiliki persepsi
yang sama tentang negara kepulauan, yaitu sebagai kawasan laut yang ditaburi pulau-pulau. Untuk
itu wilayah laut harus di pandang sebagai media pemersatu bangsa.
•Konsep Geopolitik, mengajak seluruh komponen bangsa untuk memiliki persepsi yang
sama tentang konstelasi geografi Indonesia, yang posisi strategis Indoneisa antara dua kawasan
besar dunia (Samudra Hindia dan Pasifik) dengan sumber kekayaan alamnya merupakn suatu
potensi bila bangsa dan masyrakat Indonesia bisa memanfaatkan dan menjadi kerawanan jika
bangsa dan masyarakat Indoensia tidak mampu memanfaatkan

2.4 INDONESIA SEBUAH NEGARA KEPULAUAN


1. Zaman Kolonial Belanda
2. Deklarasi Djuanda
Deklarasi Djuanda, yang menyatakan:
a. Bahwa bentuk geografi Indonesia sebagai suatu negara kepulauan memiliki sifat dan corak
tersendiri.
b. Bahwa menurut sejarah sejak dulu kala kepulauan Indonesia merupakan satu kesatuan.
c. Bahwa batas laut teritorial yang termaktub dalam Ordonansi 1939 memecah keutuhan territorial
Indonesia karena membagi wilayah daratan Indonesia ke dalam bagian-bagian terpisah dengan
teritorialnya sendiri-sendiri.
Tujuan inti Deklarasi Djuanda adalah:
a. Perwujudan bentuk wilayah NKRI yang utuh dan bulat.
b. Penentuan batas-batas wilayah negara Indonesia disesuaikan dengan asas negara kepualuan
(Archipelagic State Principle).
c. Pengaturan lalu lintas damai pelayaran yang lebih menjamin keselamatan dan keamanan NKRI
konsep negara kepulauan dalam
Deklarasi Djuanda ditetapkan sebagai “Wawasan dalam mencapai tujuan pembangunan
Nasional”.
2.5 WAWASAN NUSANTARA SEBAGAI GEOPOLITIK INDONESIA
1. Pengertian dan Hakikat
Kata wawasan mengandung arti pandangan, tinjauan, penglihatan atautanggap inderawi,
sedangkan istilah nusantara dipergunakan untuk menggambarkan kesatuan wilayah perairan dan
gugusan pulau-pulau Indonesia yang terletak di antara Samudera Pasifik dan Samudera Indonesia
serta di antara benua Asia dan benua Australia. Untuk membina dan menyelenggarakan kehidupan
nasional, bangsa Indonesia merumuskan suatu landasan visional yang dapat membangkitkan
kesadaran untuk menjamin persatuan dan kesatuan dalam kebhinekaan yang menjadi cara pandang
bangsa Indonesia tentang diri dan lingkungannya. Landasan visional ini dikenal dengan istilah
Wawasan Kebangsaan atau Wawasan Nasional dan diberi nama Wawasan Nusantara

Wawasan nusantara adalah cara pandang suatu bangsa tentang diri dan lingkungannya yang
dijabarkan dari dasar falsafah dan sejarah bangsa itu sesuai dengan posisi dan kondisi geografi
negara untuk mencapai tujuan atau cita-cita nasionalnya.

Ada beberapa pengertian wawasan nusantara, diantaranya sebagai berikut :


1) Pengertian Wawasan Nusantara berdasarkan Ketetapan MPR Tahun 1993 dan 1998 tentang
GBHN adalah sebagai berikut :
Wawasan Nusantara yang merupakan wawasan nasional yang bersumber pada Pancasila dan
berdasarkan UUD 1945 adalah cara pandang dan sikap bangsa Indonesia mengenai diri dan
lingkungannya dengan mengutamakan persatuan dan kesatuan bangsa serta kesatuan wilayah
dalam menyelenggarakan kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara untuk mencapai
tujuan nasional.
2) Pengertian wawasan Nusantara menurut Prof. DR. Wan Usman (Ketua Program S-2 PKN-UI)
:
“Wawasan Nusantara adalah cara pandang bangsa Indonesia mengenai diri dan tanah airnya
sebagai negara kepulauan dengan semua aspek kehidupan yang beragam”. Hal tersebut
disampaikannya pada waktu lokakarya Wawasan Nusantara dan Ketahanan Nasional di
Lemhannas pada bulan Januari Tahun 2000. ia juga menjelaskan bahwa Wawasan Nusantara
merupakan geopoltik Indonesia.
3) Pengertian Wawasan Nusantara menurut Kelompok Kerja Wawasan Nusantara yang diusulkan
menjadi Ketetapan MPR dan dibuat di Lemhannas tahun 1999 adalah sebagai berikut :
“Cara pandang dan sikap bangsa Indonesia mengenai diri dan lingkungannya yang serba beragam
dan bernilai strategis dengan mengutamakan persatuan dan kesatuan wilayah dalam
menyelenggarakan kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara untuk mencapai tujuan
nasional.”

 ISI WAWASAN NUSANTARA


Isi wawasan nusantara tercermin dalam perspektif kehidupan manusia Indonesia dalam
eksistensinya yang meliputi cita-cita bangsa dan asas manunggal yang terpadu.
Cita-cita bangsa Indonesia yang tertuang di dalam Pembukaan UUD 1945 yang menyebutkan :
1) Negara Indonesia yang merdeka, bersatu, berdaulat adil dan makmur.
2) Rakyat Indonesia yang berkehidupan kebangsaan yang bebas.
3) Pemerintah negara Indonesia melindungi segenap bangsa Indonesia dan seluruh tumpah darah
Indonesia dan untuk memajukan kesejahteraan umum, mencerdaskan kehidupan bangsa, dan ikut
melaksanakan ketertiban dunia yang berdasarkan kemerdekaan, perdamaian abadi dan keadilan
sosial.

2.Latar Belakang Filosofi


Wawasan Nusantara sebagai geopolitik Indonesia dikembangkan berdasarkan latar belakang
filosofi sebagai berikut:
a. Falsafah Pancasila
Wawasan Nusantara dikembangkan berdasarkan falsafah Pancasila yang mengandung nilai-nilai
keimanan dan ketaqwaan, keadilan dan keberadaban, persatuan dan kesatuan, musyawarah untuk
mencapai mufakat, serta kesejahteraan guna menciptakan suasana damai dan tenteram menuju
kebahagiaan dan kelangsungan hidup bangsa dan negara Indonesia dari generasi ke generasi.

b. Aspek Kewilayahan Nusantara


Kondisi objektif geografi Indonesia terletak pada posisi silang yang sangat strategis, dan memiliki
karakteristik yang berbeda dengan negara lain. Hal tersebut menjadi aspek yang melatarbelakangi
pengembangan Wawasan Nusantara. Kondisi objektif geografi Indonesia mengandung beraneka
ragam kekayaan alam baik yang di dalam maupun di atas permukaan bumi, potensi di udara dan
ruang antariksa dan jumlah penduduk yang besar yang terdiri atas berbagai suku yang masing-
masing memiliki budaya, adat istiadat/ tradisi, dan pola kehidupan yang beraneka ragam.

c. Aspek Sosial Budaya


Wawasan Nusantara juga dikembangkan berdasarkan kondisiobjektif bangsa Indonesia yang
beraneka ragam budaya, adat istiadat, agama, dan bahasa serta sistem masyarakat dan organisasi
kemasyarakatannya. Kepemilikan itu merupakan warisan yang diterima secara emosional dan
bersifat mengikat secara kuat ke dalam, karena itu sangat sensitive sifatnya. Faktor-faktor negatif
secara sosial-budaya dapat menimbulkan disintegrasi atau perpecahan bangsa secara bersama-
sama oleh seluruh rakyat Indonesia, oleh karenanya harus diupayakan untuk dihilangkan.

d. Aspek Kesejarahan
Bangsa Indonesia lahir di atas perjalanan sejarah yang sangat panjang, sedangkan semangat
kebangsaan untuk menjadi bangsa merdeka ditandai dengan lahirnya Organisasi Budi
Utomo.Proklamasi 17 Agustus 1945 merupakan buah dari perjuangan yang dilandasi semangat
tersebut. Oleh karena itu semangat kebangsaan yang telah dibangun susah payah oleh generasi
terdahulu seharusnya dapat tetap dipelihara dan dipertahankan oleh generasi saat ini. Wawasan
Nusantara dikembangkan berdasarkan aspek kesejarahan atas dasar pengalaman sejarah yang tidak
menerima terulangnya perpecahan dalam lingkungan bangsa dan negara Indonesia.

3.Kedudukan Wawasan Nusantara


a. Wawasan Nusantara sebagai Wawasan Nasional Indonesia diciptakan oleh bangsa Indonesia
dan dijalankan oleh seluruh rakyat Indonesia dalam upaya mencapai dan mewujudkan cita-cita dan
tujuan nasional.

b. Wawasan Nusantara dalam paradigma nasional dapat dilihat dari


tingkat kedudukannya sebagai berikut:
1) Pancasila sebagai falsafah dan ideologi bangsa berkedudukan sebagai landasan idiil
2) UUD 1945 sebagai landasan konstitusi negara berkedudukansebagai landasan konstitusional
3) Wawasan Nusantara sebagai visi nasional berkedudukan sebagai landasan visional
4) Ketahanan nasional sebagai konsepsi nasional berkedudukan sebagai landasan konsepsional
5) RPJM sebagai politik dan strategi nasional atau sebagai kebijakan dasar nasional berkedudukan
sebagai landasan operasional.

4. Asas Wawasan Nusantara


Merupakan ketentuan-ketentuan dasar yang harus dipatuhi, ditaati,dipelihara dan diciptakan agar
terwujud demi tetap taat dan setianya komponen/unsur pembentuk bangsa Indonesia
(suku/golongan) terhadap kesepakatan (commitment) bersama, terdiri dari:
1) Kepentingan bersama
2) Keadilan
3) Kejujuran
4) Solidaritas
5) Koordinasi/ kerjasama
6) Kesetiaan terhadap ikrar bersama

5.Fungsi Wawasan Nusantara


Wawasan nusantara memiliki berfungsi sebagai pedoman, dorongan, rambu-rambu serta motivasi
dalam menentukan segala kebijakan, perbuatan, keputusan dan tindakan bagi penyelenggaraan
negara dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara.

6.Tujuan Wawasan Nusantara


Tujuan wawasan nusantara terdiri dari dua, yaitu :
a. Tujuan nasional, dapat dilihat dalam Pembukaan UUD 1945, dijelaskan bahwa tujuan
kemerdekaan Indonesia adalah “untuk melindungi segenap bangsa Indonesia dan seluruh
tumpah darah Indonesia dan untuk mewujudkan kesejahteraan umum, mencerdaskan
kehidupan bangsa , dan berpartisipasi dalam melaksanakan ketertiban dunia yang
berdasarkan kemerdekaan perdamaian abadi dan keadilan sosial “.
b. Tujuannya adalah untuk membawa kesatuan ke dalam semua aspek dari kedua kehidupan
alam dan sosial, dapat disimpulkan bahwa tujuan bangsa Indonesia menjunjung tinggi
kepentingan nasional, dan kepentingan daerah untuk mengatur dan membina
kesejahteraan, perdamaian dan bangsawan dan martabat manusia di seluruh dunia.
c. Wawasan Nusantara bertujuan mewujudkan nasionalisme yang tinggidi segala aspek
kehidupan rakyat Indonesia yang lebih mengutamakankepentingan nasional daripada
kepentingan individu, kelompok,golongan, suku bangsa, atau daerah. Hal tersebut bukan
berartimenghilangkan kepentingan – kepentingan individu, kelompok, sukubangsa atau
daerah. Kepentingan – kepentingan tersebut tetapdihormati, diakui, dan dipenuhi, selama
tidak bertentangan dengankepentingan nasional atau kepentingan masyarakat
banyak.Nasionalisme yang tinggi di segala bidang kehidupan demi tercapainyatujuan
nasional tersebut merupakan pancaran dari makin meningkatnyarasa, paham, dan semangat
kebangsaan dalam jiwa bangsa Indonesiasebagai hasil pemahaman dan penghayatan
konsepsi visional WawasanNusantara.
7.Unsur-Unsur Dasar Wawasan Nusantara
1) Wadah
a. Wujud Wilayah
Batas ruang lingkup wilayah nusantara ditentukan oleh lautan yang di dalamnya terdapat gugusan
ribuan pulau yang saling dihubungkan oleh perairan. Oleh karena itu Nusantara dibatasi oleh
lautan dan daratan serta dihubungkan oleh perairan didalamnya.

b. Tata Inti Organisasi


Sistem pemerintahan, menganut sistem presidensial. Presiden memegang kekuasaan bersadarkan
UUD 1945. Indonesia adalah Negara hukum ( Rechtsstaat) bukan Negara kekuasaan(Machtsstaat)

c. Tata Kelengkapan Organisasi


Wujud tata kelengkapan organisasi adalah kesadaran politik dan kesadaran bernegara yang harus
dimiliki oleh seluruh rakyat yang mencakup partai politik, golongan dan organisasi masyarakat,
kalangan pers seluruh aparatur negara.

8. Arah dan Sasaran Wawasan Nusantara


1) Arah pandang ke Dalam
Arah pandang ke dalam bertujuan menjamin perwujudan persatuan kesatuan segenap aspek
kehidupan nasional, baik aspek alamiahmaupun bangsa aspek sosial. Arah pandang ke dalam
mengandung arti bahwa bangsa Indonesia harus peka dan berusaha untuk mencegah dan mengatasi
sedini mungkin faktor-faktor penyebab timbulnya disintegrasinya bangsa dan harus
mengupayakan tetap terbina dan terpilihnya persatuan dan kesatuan dalam kebinekaan.
2) Arah pandang ke Luar
Arah pandang luar ditujukan demi terjaminnya kepentingan nasional dalam dunia yang serba
berubah maupun kehidupan dalam negeri serta dalam melaksanakan ketertiban dunia berdasarkan
kemerdekaan, perdamaian abadi, dan keadilan sosial. serta kerja sama dan saling hormat
menghormati. Arah pandangan ke luar mengandung arti bahwa dalam kehidupan internasionalnya,
bangsa Indonesia harus berusaha mengamankan kepentingan nasionalnya dalam semua aspek
kehidupan, baik politik, ekonomi, sosial budaya maupun pertahanan dan keamanan demi
tercapainya tujuan nasional sesuai dengan yang tertera pada pembukaan UUD 1945.

9. Implementasi Wawasan Nusantara


Penerapan Wawasan Nusantara harus tercermin pada pola pikir, pola sikap dan pola tindak yang
senantiasa mendahulukan kepentingan negara.
1) Implementasi dalam kehidupan politik, adalah menciptakan iklim penyelenggaraan negara yang
sehat dan dinamis, mewujudkan pemerintahan yang kuat, aspiratif, dipercaya.
2) Implementasi dalam kehidupan ekonomi, adalah menciptakan tatanan ekonomi yang benar-
benar menjamin pemenuhan dan peningkatan kesejahteraan dan kemakmuran rakyat secara merata
dan adil.
3) Implementasi dalam kehidupan sosial budaya, adalah menciptakan sikap batiniah dan lahiriah
yang mengakui, menerima dan menghormati segala bentuk perbedaan sebagai kenyataan yang
hidup di sekitarnya dan merupakan karunia Sang Pencipta.
4) Implementasi dalam kehidupan pertahanan dan keamanan, adalah menumbuhkan kesadaran
cinta tanah air dan membentuk sikap bela negara pada setiap WNI.
10. Tantangan Implementasi
1) Pemberdayaan masyarakat
Kondisi pembangunan nasional secara menyeluruh belum meratasehingga menimbulkan
keterbelakangan, kemiskinan, dankesenjangan sosial di masyarakat. Hal ini dapat merupakan
ancaman bagi tetap tegak dan utuhnya NKRI.
2) Globalisasi
Perkembangan IPTEK khususnya dibidang teknologi informasi, komunikasi, dan transportasi
mempengaruhi pola piker bangsa Indonesia bahwa dunia menjadi transparan tanpa mengenal batas
negara. Dalam tingkat kwalitas sumber daya manusia di Indonesia yang masih terbatas,
pemahaman tersebut merupakan ancaman bagi persatuan dan kesatuan.
3) Era baru kapitalisme
Era baru kapitalisme diterapkan oleh negara-negara kapitalis dengan terus berusaha
mempertahankan eksistensinya di bidang ekonomi dengan menekan negara-negara berkembang
melalui isu global yang mencakup demokrasi, hak asasi manusia, dan lingkungan hidup demi
kepentingan mereka. Hal ini dapat meruntuhkan sikap, pendirian dan kesadaran bangsa Indonesia
terhadap nilai-nilai falsafah Pancasila dan rasa kebangsaan.
4) Kesadaran warga negara
a. Pandangan Indonesia tentang Hak dan Kewajiban
Manusia Indonesia mempunyai kedudukan, hak dan kewajiban yang sama. Hak dan kewajiban
dapat dibedakan namun tidak dapat dipisahkan.
b. Kesadaran bela negara
Dalam mengisi kemerdekaan perjuangan yang dilakukan adalah perjuangan non fisik untuk
memerangi keterbelakangan, kemiskinan, kesenjangan sosial, memberantas KKN, menguasai
Iptek, meningkatkan kualitas SDM, transparan dan memelihara persatuan. Dalam perjuangan non
fisik, kesadaran bela negara mengalami penurunan yang tajam dibandingkan pada perjuangan
fisik.

GEOSTRATEGI INDONESIA
A. Pengertian Geostrategi
Geostrategi berasal dari kata geografi dan strategi. Geografi merujuk kepada ruang hidup nasional,
wadah, atau tempat hidupnya bangsa dan negara Indonesia. Strategi diartikan sebagai ilmu dan
seni menggunakan semua sumber daya bangsa untuk melaksanakan kebijaksanaan tertentu dalam
keadaan perang dan damai. Atas dasar pengertian sederhana diatas, bangsa Indonesia memandang
geostrategi sebagai strategi dalam memanfaatkan keadaan atau konstelasi geografi negara
Indonesia untuk menentukan kebijakan tujuan, dan sarana-sarana guna mewujudkan cita-cita
proklamasi dan tujuan nasional bangsa Indonesia.
B. Wujud Geostrategi Indonesia
Guna mewujudkan cita-cita proklamasi dan tujuan nasional yang telah diamanatkan oleh
Pembukaan UUD 1945 diperlukan suatu rumusan strategi yang dianggap mampu menciptakan
masa depan yang aman dan sejahtera. Geostrategi Indonesia dirumuskan bukan untuk kepentingan
politik menguasai bangsa lain atau perang, tetapi sebagai kondisi, metode, dan doktrin untuk
mengembangkan potensi kekuatan nasional di dalam melaksanakan pembangunan nasional guna
merealisasikan amanat Pembukaan UUD 1945 di dalam mewujudkan cita-cita proklamasi bangsa
Indonesia yang merdeka, bersatu, berdaulat, adil dan makmur; serta mewujudkan tujuan nasional:
melindungi segenap bangsa Indonesia dan seluruh tumpah darah Indonesia dan untuk mewujudkan
kesejahteraan umum, mencerdaskan kehidupan bangsa, dan ikut melaksanakan ketertiban dunia
yang berdasarkan kemerdekaan, perdamaian abadi, dan keadailan sosial. Geostrategi Indonesia 3
Program Studi Pendidikan Kerwarganegaraan | Hibah Pembelajaran Non Konvensional
Geostrategi Indonesia selanjutnya dirumuskan dalam wujud konsep Ketahanan Nasional (National
Endurance) Republik Indonesia.
C. Sejarah dan Konsep Ketahanan Nasional Republik Indonesia
1. Inspirasi Membangun Ketahanan Nasional
Sejarah Indonesia, khususnya sejak proklamasi kemerdekaan 17 Agustus 1945, mencatat bahwa
di dalam dinamika mengisi kemerdekaannya, bangsa Indonesia terus-menerus dihadapkan pada
berbagai kesulitan, tantangan, dan ancaman yang berasal baik dari dalam negeri maupun dari luar
negeri yang hampir membinasakan kelangsungan hidupnya. Berbagai macam kesulitan dan
ancaman itu meliputi seluruh bidang kehidupan nasional. Kondisi ini secara langsung ataupun
tidak langsung menimbulkan dampak negatif terhadap seluruh aspek kehidupan nasional, baik
aspek alamiah maupun aspek sosial/ kemasyarakatan, mempengaruhi dan membahayakan
kelangsungan hidup dan eksistensi NKRI. Meskipun demikian, atas berkat rahmat Tuhan Yang
Maha Kuasa, ternyata sampai saat ini bangsa Indonesia masih dapat mempertahankan
kelangsungan hidup. Kemampuan bangsa Indonesia mempertahankan negara untuk tetap tegak
berdiri karena bangsa Indonesia memiliki keuletan dan ketangguhan yang dibimbing oleh
kesadaran, pengakuan, dan kemauan untuk mengembangkan kekuatan nasional, didasari oleh
landasan idiil Pancasila, landasan konstitusional UUD 1945, dan landasan visional Wawasan
Nusantara. Kenyataan sejarah itulah yang memberi inspirasi bangsa Indonesia untuk membangun
Ketahanan nasional di masa kini dan masa yang akan datang. Istilah keuletan dan ketangguhan
merupakan dua hal yang membentuk Ketahanan Nasional. Dinamika ketahanan nasional dapat
dipelajari dari gerak langkah bangsa Indonesia di dalam mengisi kehidupan nasionalanya.
2. Pokok Pikiran Ketahanan Nasional Republik Indonesia
Pokok-pokok pikiran yang mendasari Ketahanan Nasional bagi bangsa Indonesia adalah:
Geostrategi Indonesia 4 Program Studi Pendidikan Kerwarganegaraan
a. Eksistensi manusia Indonesia
sebagai manusia berbudaya Sebagai manusia berbudaya, manusia mengadakan hubungan dengan
alam sekitarnya dalam usaha memenuhi kebutuhan material dan spiritual dengan menggunakan
kemampuannya.
b. Tujuan nasional bangsa Indonesia
Dalam konteks manusia Indonesia yang berbudaya sebagai warga organisasi negara Indonesia
memiliki kewajiban dan tanggung jawab mewujudkan tujuan nasional sebagaimana ditetapkan
dalam Pembukaan UUD 1945 Alenia 4.
c. Falasafah dan Ideologi Pancasila
Makna falsafah dan ideologi bangsa yang tercantum dalam Pembukaan UUD 1945 terkandung
dalam:
(1) Alenia I : bermakna bahwa kemerdekaan adalah hak segala bangsa dan penjajahan
bertentangan dengan hak asasi manusia.
(2) Alenia II : bermakna bahwa adanya masa depan yang harus diraih.
(3) Alenia III : bermakna bahwa bila negara ingin mencapai cita-cita maka kehidupan berbangsa
dan bernegaraan harus mendapat ridho Tuhan yang merupakan dorongan spiritual. (4) Alenia IV :
bermakna bahwa cita-cita yang telah ditetapkan harus mampu dicapai oleh bangsa Indonesia
melalui ruang hidup NKRI.
3. Konsep Ketahanan Nasional Republik Indonesia
Soekarno, ketika menerima defile di Banda Aceh pada tahun 1958, menyampaikan pernyataan
harapannya bahwa untuk menjadi bangsa yang besar bangsa Indonesia harus memiliki tiga syarat
ketahanan: nomnor satu Geostrategi Indonesia 5 Program Studi Pendidikan Kerwarganegaraan |
Hibah Pembelajaran Non Konvensional ketahanan militer, nomor dua ketahanan ekonomi, nomor
tiga ketahanan jiwa. Harapan itu sangat erat berkaitan dengan kelangsungan hidup bangsa dan
tetap tegaknya NKRI dalam eksistensinya sebagai negara-bangsa yang merdeka dan
berdaulat.Ditinjau secara antropologis, istilah ketahanan mengandung arti kemampuan manusia
atau suatu kesatuan manusia untuk tetap hidup. Ketahanan disini berisi keuletan dan ketangguhan
di dalam menghadapi dan mengatasi segala AGHT. Rumusan baku Ketahanan Nasional yang
harus dipahami sama bagi seluruh warga negara Indonesia adalah rumusan baku yang telah disusun
oleh Lemhannas (Lembaga Ketahanan Nasional), yakni: Ketahanan Nasional Indonesia adalah
kondisi dinamis bangsa Indonesia yang meliputi segenap aspek kehidupan nasional yang
terintegrasi, berisi keuletan dan ketangguhan yang mengandung kemampuan untuk
mengembangkan kekuatan nasional dalam menghadapi dan mengatasi segala AGHT baik yang
datang dari luar maupun dari dalam dan untuk menjamin identitas, integritas, kelangsungan hidup
bangsa Indonesia dan negara, serta perjuangan mencapai tujuan nasional.
4. Pengertian Konsepsi Ketahanan Nasional Republik Indonesia
Konsepsi Ketahanan Nasional Republik Indonesia adalah konsepsi pengembangan kekuatan
nasional melalui pengaturan dan penyelenggaraan kesejahteraan dan keamanan yang seimbang,
serasi, dan selaras pada seluruh aspek kehidupan secara utuh dan menyeluruh dan terpadu
berlandaskan Pancasila, UUD 1945, dan Wawasan Nusantara. Kesejahteraan berarti kemampuan
bangsa menumbuhkan dan mengembangkan nilai-nilai nasional terhadap AGHT dari luar ataupun
dari dalam negeri. Keamanan berarti kemampuan bangsa melindungi nilai-nilai nasional terhadap
AGHT dari luar ataupun dari dalam negeri. Geostrategi Indonesia 6 Program Studi Pendidikan
Kerwarganegaraan | Hibah Pembelajaran Non Konvensional Keuletan adalah usaha terus-menerus
secara giat dengan kemauan yang keras di dalam menggunakan segala kemampuan dan kecakapan
untuk mencapai cita-cita proklamasi dan tujuan nasional. Ketangguhan adalah kekuatan yang
menyebabkan seseorang atau sesuatu dapat bertahan kuat menanggulangi beban. Identitas adalah
ciri khas negara Indonesia dilihat secara holistik, yaitu negara yang dibatasi oleh wilayah,
penduduk, sejarah, pemerintah, dan tujuan nasional serta peranan yang dimainkannya di dalam
dunia internasional. Integritas adalah kesatuan yang menyeluruh di dalam kehidupan nasional
Indonesia, baik alamiah, sosial, potensi, maupun fungsional. Ancaman adalah hal atau usaha yang
bersifat mengubah atau merombak kebijaksanaan dan dilakukan secara konsepsional, kriminal,
serta politik. Gangguan adalah hal atau usaha yang berasal dari luar bertujuan melemahkan atau
menghalang-halangi secara tidak konsepsional. Hambatan adalah hal atau usaha yang berasal dari
dalam, bertujuan melemahkan atau menghalang-halangi secara tidak konsepsional. Tantangan
adalah hal atau usaha yang bertujuan menggugah kemampuan.
5. Hakikat Ketahanan Nasional Republik Indonesia
a. Hakikat Ketahanan Nasional Indonesia adalah keuletan dan ketangguhan bangsa yang
mengandung kemampuan mengembangkan kekuatan nasional untuk dapat menjamin
kelangsungan hidup bangsa dan negara di dalam mencapai tujuan nasional.
b. Hakikat Konsepsi Ketahanan Nasional Indonesia adalah pengaturan dan penyelenggaraan
kesejahteraan dan keamanan secara seimbang, serasi, dan selaras dalam seluruh aspek kehidupan
nasional.
6. Asas Ketahanan Nasional Republik Indonesia
a. Asas Kesejahteraan dan Keamanan Geostrategi Indonesia Kerwarganegaraan
Kesejahteraan dan keamanan bernilai intrinsic dan bersifat mendasar, berdampingan pada kondisi
apapun, pembangkit utama sistem kehidupan nasional.
b. Asas Komprehensif Integral
Sistem kehidupan nasional meliputi aspek alamiah dan aspek sosial dalam bentuk perwujudan
persatuan dan perpaduan yang selaras, serasi, dan seimbang didalam kehidupan nasional.
d. Asas Wawas Diri Sistem kehidupan nasional berinteraksi dengan lingkungan
sekelilingnya, hal tersebut dapat menimbulkan berbagai dampak, baik positif maupun negatif.
Untuk itu diperlukan sikap wawas diri ke dalam dan ke luar.
• Wawas ke dalam bertujuan menumbuhkan hakikat, sifat, dan kondisi kehidupan nasional
berdasarkan nilai-nilai kemandirian yang proporsional untuk meningkatkan kualitas derajat
kemandirian bangsa yang ulet dan tangguh.
• Wawas ke luar bertujuan untuk mengantisipasi dan berperan serta mengatasi dampak lingkungan
strategis luar negeri dan menerima kenyataan adanya interaksi dan pengaruh perkembangan dunia.
d. Asas Kekeluargaan Asas kekeluargaan mengandung keadilan, kearifan, kebersamaan,
kesamaan, gotong royong, tenggang rasa, dan tanggung jawab dalam kehidupan beermasyarakat,
berbangsa, dan bernegara.

7. Sifat Ketahanan Nasional Republik Indonesia


Ketahanan Nasional Indonesia memiliki sifat-sifat:
a. Mandiri
Ketahanan Nasional Indonesia percaya pada kemampuan dan kekuatan sendiri serta pada keuletan
dan ketangguhan yang mengandung prinsip tidak mudah menyerah, berdiri di atas identitas,
integritas, dan kepribadian bangsa. Kemandirian merupakan prasyarat untuk menjalin kerja sama
yang saling menguntungkan dalam perkembangan global.
b. Dinamis
Ketahanan Nasional Indonesia dapat meningkat atau menurun, tergantung pada situasi dan kondisi
bangsa, negara, serta lingkungan strategisnya. Upaya peningkatan Ketahanan Nasional harus
senantiasa berorientasi ke masa depan dan dinamikanya diarahkan untuk pencapaian kondisi
kehidupan nasional yang lebih baik.
c. Wibawa
Keberhasilan pembinaan Ketahanan Nasional secara berlanjut dan berkesinambungan akan
meningkatkan kemampuan dan kekuatan bangsa.
d. Konsultasi dan Kerja Sama
Konsepsi Ketahanan Nasional tidak mengutamakan sikap konfrontasi dan antagonis, tidak
mengandalkan kekuasaan dan kekuatan fisik semata, tetapi lebih mengutamakan sikap konsultatif,
kerja sama, serta saling menghargai dengan mengandalkan kekuatan moral dan kepribadian
bangsa.
Beberapa konsep Membangun Ketahanan Nasional
1. Konsep Hans J. Morgenthau
a. Stabilitas geografi
b. Kekuatan sumber daya alam
c. Kapasitas industri
d. Kesiapan militer
e. Kemampuan penduduk
f. Karakter bangsa yang berkualitas
g. Moril nasional yang kuat
h. Kualitas diplomasi
i. Kualitas pemerintahan
2. Konsep Alfred Thayer Mahan
Mahan berpendapat bahwa ketahanan nasional suatu bangsa dapat dibangun atas dasar pemenuhan
6 gatra:
a. Letak geografi
b. Bentuk wujud bumi
c. Luas wilayah
d. Jumlah penduduk
e. Watak nasional / bangsa
f. Sifat pemerintah
Berdasarkan konsep itu, Mahan juga menyatakan bahwa ketahanan nasional tidak hanya
bergantung pada luas wilayah daratan tetapi juga bergantung pada faktor luas akses ke laut dan
bentuk pantai dari wilayah negara, sehingga demikian ketahanan laut suatu negara dapat diciptakan
atas 4 faktor:
a. Situasi geografi
b. Kekayaan alam
c. Konfigurasi wilayah negara
d. Jumlah penduduk
3. Konsep Ray Cline
Cline menyatakan bahwa suatu negara dilihat atas dasar persepsi negara lain termasuk di dalamnya
persepi atas sistem penangkalannya. Cline menyusun 6 gatra yang diperlukan untuk membangun
ketahanan nasional suatu bangsa, yakni:
a. Perceived power, kekuatan nasional sebagaimana dipersepsikan oleh negara lain,
b. Critical mass, yaitu strategi antara potensi penduduk dengan geografi,
c. Kemampuan militer,
d. Kemampuan ekonomi,
e. Strategi nasional,
f. Tekad rakyat untuk mewujudkan strategi nasional.

4. Konsep Ketahanan Nasional Republik Indonesia


Konsep ketahanan nasional Indonesia dikembangkan oleh Lemhannas dan berisi daya keuletan
(tenacity) dan daya tahan (resistence atau resilience). Konsep ketahanan nasional Indonesia
melibatkan 8 gatra yang dikelompokkan ke dalam trigatra dan pancagatra. Oleh sebab itu, konsep
ketahanan nasional Indonesia disebut juga sebagai Konsep Astagatra. Unsur-unsurnya meliputi:
Trigatra berisi aspek alamiah, yang terdiri atas gatra/ bidang:Letak geografi negara (geografi),
Keadaan dan kekayaan alam (sumber kekayaan alam), Keadaan dan kemampuan penduduk
(kependudukan) dan Pancagatra berisi aspek sosial/ kemasyarakatan, meliputi gatra:Ideologi,
Politik, Ekonomi, Sosial- budaya, Pertahanan-keamanan. Antara trigatra dan pancagatra serta
antargatra terdapat korelasi dan interdependensi (saling ketergantungan), dan Lemhannas
menempatkan gatra ideologi sebagai yang pertama dalam pancagatra.Secara rinci akan dibahas
sebagai berikut :
BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan
1. Geopolitik merupakan suatu sistem politik atau peraturan-peraturan dalam wujud
kebijaksanaan dan strategi nasional yang didorong oleh aspirasi nasional geografik.
2. Geostrategi adalah suatu strategi dalam memanfaatkan kondisi geografi ystem dalam
menentukan kebijakan, tujuan, dan sarana sebagai upaya untuk mewujudkan cita-cita proklamasi
dan tujuan nasional
3. Secara konseptual, geopolitik Indonesia dituangkan dalam salah satu doktrin nasional
yang disebut Wawasan Nusantara dan politik luar negeri bebas aktif. sedangkan geostrategi
Indonesia diwujudkan melalui konsep Ketahanan Nasional yang bertumbuh pada perwujudan
kesatuan ideologi, politik, ekonomi, sosial budaya dan pertahanan keamanan.
4. Keadaan geografis Indonesia yang unik, menuntut sebuah konsep geopolitik khusus
yang dapat diterapkan dengan baik oleh bangsa Indonesia. Konsep geopolitik tersebut adalah
Wawasan Nusantara. Berbeda dengan pemahaman geopolitik negara lain yang cenderung
mengarah kepada tujuan ekspansi wilayah, konsep geopolitik Indonesia, atau Wawasan Nusantara,
justru bertujuan untuk mempertahankan wilayah. Wawasan Nusantara merupakan sebuah konsep
geopolitik yang paling tepat untuk negara Indonesia yang memiliki belasan ribu pulau yang
tersebar sepanjang jutaan mil.

3.2 Saran
Konsep geopolitik ini hendaknya terus diterapkan dan dikembangkan agar dapat mencapai
tujuan-tujuan Wawasan Nusantara yang telah ditetapkan, yaitu mewujudkan kesejahteraan,
ketenteraman dan keamanan bagi Bangsa Indonesia, dengan demikian ikut serta juga dalam
membina kebahagiaan dan perdamaian bagi seluruh umat manusia di dunia.

Anda mungkin juga menyukai