Anda di halaman 1dari 23

BAB I

PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Negara bagaikan suatu kebudayaan. Ia tidak bisa hidup sendiri. Keberhasilan yang
dicapai dari negara oleh negara lain, sebagian besar Negara tetangga atau negara yang berada
dalam satu kawasan bertemu. Untuk disetujui diperlukan satu sistem perpolitikan yang berisi
hubungan antar negara-negara yang terkait dibahas diatas permukaan bumi ini. Sistem politik
ini dinamakan Geopolitik yang disetujui dan diterapkan oleh Negara di sekitanya dan tidak
terkecuali Indonesia. Indonesia pun harus memiliki sistem Geopolitik yang cocok diterapkan
dengan kepulauannya yang unik dan letak geografis Indonesia diatas permukaan planet bumi.
Geopolitik Indonesia tiada lain adalah wawasan nantara. Wawasan nusantara tidak
mengandung unsur-unsur yang menentang, cara pandang bangsa Indonesia tentang diri dan
lingkungannya berdasarkan ide nasionalnya yang dilandasi pancasila dan UUD 1945 yang
mengandung aspirasi bangsa Indonesia yang merdeka, berdaulat, dan bermartabat serta
menjiwai tata cara hidup dan mempertimbangkan kebijaksanaanya untuk mencari tujuan.
Wawasan nantara juga sering dimaknai sebagai cara pandang, cara memahami, cara
menghayati, cara bertindak, berfikir dan bertingkah laku bagi bangsa Indonesia sebagai hasil
interaksi proses psikologis.
Pada awalnya geostrategi diartikan sebagai geopolitik untuk kepentingan militer atau
perang. Di Indonesia geostrategi diartikan sebagai metode untuk mewujudkan cita-cita
proklamasi, diterapkan dalam Mukadimah UUD 1945, melalui proses pembangunan nasional.
Karena tujuan itulah maka ia menjadi doktrin pembangunan dan diberi nama Ketahanan
Nasional. Mengingat geostrategi Indonesia memberikan arahan tentang bagaimana membuat
strategi pembangunan guna menciptakan masa depan yang lebih baik, lebih aman, dan
sebagainya, maka ia menjadi sangat berbeda dengan yang digagaskan oleh Haushofer, Ratzel,
Kjellen dan sebagainya.
Indonesia tentu saja mewaspadai perkembangan yang terjadi di kawasan Asia Pasifik.
Penyebab perbedaan letak geografis Indonesia di jalur lintas lalu lintas internasional, maka
setiap pergolakan berapapun tingkat konsentrasi pasti mempengaruhi Indonesia. Tambahan
jalur suplai kebutuhan dasar Jalur pasokan minyak dari Timur Tengah dan Teluk Persia ke
Jepang dan Amerika Serikat, misalnya, seIndonesiar 70% pelayarannya melewati kapal
Indonesia. Karenanya, sangat wajar bila diperlukan. Selat Malaka, Selat Sunda, Selat Lombok,
Selat Makasar, Selat Ombai Wetar, dan lain-lain. Pasukan Beladiri Jepang secara teratur dan
teratur mengadakan operasi jarak jauh untuk mengatur daerah yang mereka sebut sebagai "garis
hidup," yaitu, radius meningkat 1000 mil laut untuk mengumpulkan seluruh Asia Tenggara.
Hal yang sama juga dilakukan Cina, Australia, India, termasuk yang diperkirakan terjadi pada
jalur-jalur vital oleh negara-negara di seIndonesiarnya (termasuk Indonesia).
1
B. Rumusan Masalah
1. Apakah pengertian geopolitik itu sendiri dari beberapa teori geopolitik?
2. Bagaimana wawasan nantara sebagai landasan geopolitik?
3. Bagaimana otonomi daerah itu?
4. Bagaimana studi kasus terkait geopolitik indonesia?

C. Tujuan Penulisan
1. Mengetahui pengertian geopolitik itu sendiri dari beberapa teori geopolitik.
2. Mengetahui makna wawasan nusantara sebagai landasan geopolitik.
3. Mengetahui Bagaimana otonomi daerah itu.
4. Mengetahui Bagaimana studi kasus terkait geopolitik indonesia.

2
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian Geopolitik
Geopolitik berasal dari dua kata, yaitu "geo" dan "politik". Maka, Membahas pengertian
geopolitik, tidak terlepas dari pembahasan tentang masalah geografi dan politik. “Geo” artinya
Bumi / Planet Bumi. Menurut Preston E. James, geografi mempersoalkan tata ruang, yaitu
sistem dalam hal menempatkan suatu ruang di permukaan Bumi. Dengan demikian geografi
bersangkut-paut dengan interrelasi antara manusia dengan Lingkungan tempat lolos.
Sementara politik, selalu terkait dengan kekuasaan atau pemerintahan.

Dari beberapa pengertian di atas, pengertian geopolitik dapat lebih disederhanakan lagi.
Geopolitik adalah suatu studi yang mengkaji masalah-masalah geografi, sejarah dan ilmu
sosial, dengan masalah bagi percaturan politik internasional. Geopolitik mengkaji makna
strategis dan politis di suatu wilayah geografi, yang memuat lokasi, luas serta sumber daya
alam wilayah tersebut. Geopolitik memiliki 4 unsur pembangun, yaitu situasi geografis, politik
dan strategi, hubungan timbal balik antara geografi dan politik, serta unsur-unsur politik.

Hal ini berkaitan langsung dengan peran-peran geopolitik. Adalah peran-peran tersebut adalah:

1. Berusaha menghubungkan negara dengan potensi alam yang tersedia;

2. Menghubungkan suatu pemerintahan dengan situasi alam;

3. Menentukan bentuk dan corak politik luar dan dalam negeri;

4. Menggariskan pokok-pokok haluan negara, misalnya pembangunan;

5. Berusaha untuk meningkatkan posisi dan kedudukan negara berdasarkan teori negara
sebagai, dan teori-teori geopolitik lainnya;

6. Membenarkan tindakan-tindakan ekspansi yang dilakukan oleh suatu negara.

Sebagai Negara kepulauan, dengan masyarakat yang berbhinneka, Negara Indonesia


memiliki kekuatan tanpa keraguan sekaligus kelemahan. Kekuatannya terletak pada posisi dan
keadaan geografi yang strategis dan kaya sumber daya alam. Sementara kelemahannya terletak
pada wujud kepulauan dan beragam masyarakat yang harus disatukan dalam satu bangsa dan
satu tanah udara, disediakan telah diperjuangkan oleh para pendiri Negara ini. Dorongan yang
kuat untuk mewujudkan persatuan dan kesatuan Indonesia pada momentum tahun 1928 dan

3
kemudian diselesaikan dengan perjuangan kemerdekaan yang puncaknya terjadi pada saat
proklamasi kemerdekaan Indonesia 17 Agustus 1945.

Negara penyelenggara Republik Indonesia sebagai sistem kehidupan nasional


bersumber dari dan bermuara di atas landasan ideal pandangan hidup dan konstitusi Undang-
Undang Dasar 1945. dalam pelaksanaannya bangsa Indonesia tidak bebas dari interaksi dan
interelasi dengan lingkungan, baik lingkungan regional maupun internasional. Dalam hal ini
bangsa Indonesia perlu memiliki prinsip-prinsip dasar sebagai pedoman agar tidak terombang-
ambing dalam memperjuangkan kepentingan nasional untuk mencapai tujuan-tujuan dan
tujuan nasionalnya. Salah satu pedoman bangsa Indonesia adalah wawasan nasional yang
berpijak pada wujud wilayah nusantara sehingga disebut dengan wawasan nusantara.
Kepentingan nasional yang penting bagi bangsa Indonesia adalah upaya menjamin persatuan
dan kesatuan wilayah, bangsa, dan segenap aspek kehidupan nasionalnya. Karena hanya
dengan perjuangan inilah bangsa dan Negara Indonesia dapat tetap eksis dan dapat melanjutkan
perjuangan menuju masyarakat yang dicita-citakan.

Oleh karena itu, wawasan nusantara adalah geopolitik Indonesia. Konsep dasar
geopolitik Indonesia terkonsentrasi di Indonesia, yaitu ruang tak berkembang, yang kini
berkembang tidak hanya berdasarkan struktur geografis, tetapi juga dalam konteks keseluruhan
(Suradinata; Sumiarno: 2005).

B. Teori -Teori Geopolitik

Geopolitik berasal dari kata ”geo” atau bumi dan politik berarti kekuatan yang
didasarkan pada pertimbangan dasar dalam menentukan alternatif nasional untuk mewujudkan
tujuan nasional. Beberapa pendapat dari pakar-pakar Geopolitik antara lain sebagai berikut:

1. Pemandangan Ajaran Frederich Ratzel

Pada abad ke-19 Frederich Ratzel merumuskan untuk pertama kalinya Ilmu Bumi Politik
sebagai hasil penelitiannyayang ilmiah dan universal.Pokok-pokok ajaran Frederich Ratzel
adalah:

a. Dalam hal-hal tertentu pertumbuhan Negara dapat dianalogikan dengan pertumbuhan


organisme yang meningkatkan ruang partisipasi, melalui proses kelahiran, pertumbuhan,
pengembangan, pemeliharaan hidup, menyusut dan mati.

4
b. Negara identik dengan ruang yang ditempati oleh kelompok politik dalam arti kekuatan.
Makin luas potensi ruang tersebut, makin besar kelompok politik itu tumbuh.

c. Semua bangsa dalam keberlangsungan hidup tidak terlepas dari hukum alam.Hanya bangsa
yang unggul saja yang dapat bertahan hidup terus dan langgeng.

d. Semakin tinggi budaya suatu bangsa, semakin besar kebutuhannya akan sumber daya alam.
Jika wilayah hidup tidak mendukung bangsa, maka akan mencari pemenuhan kebutuhan
kekayaan alam.

e. Hal ini melegitimasikan ekspansi hukum pembangunan atau dinamika pembangunan


koordinasi pembangunan, kegiatan (ekonomi, perdagangan, perindustrian) harus diimbangi
oleh pemekaran wilayah, batas-batas negara sesuai dengan hakikatnya sementara. Jika ruang
hidup Negara tidak dapat memenuhi persyaratan, ruang itu dapat disetujui dengan mengubah
batas-batas Negara dengan baik melalui jalan perjuangan atau perang.

f. Ilmu pengetahuan tentang politik berdasarkan diskusi Ratzel tentang bagaimana mengatasi
dua aliran, sedangkan yang satu pada kekuatan di darat, sementara yang lain pada kekuatan di
laut. Ratzel melihat adanya persaingan antara kedua aliran itu, sehingga ia mengemukakan
pendapat yang baru, yaitu dasar-dasar suprastruktur geopolitik kekuatan total / komprehensif
tentang negara harus mampu mewadahi pertumbuhan persyaratan dan kedudukan geografinya.
Pemikiran Ratzel menyatakan ada yang menentang antara struktur atau kekuatan politik dan
geografi dan perkembangan atau perkembangan Negara yang dianalogikan dengan budidaya.

2. Pemandangan Ajaran Sir Halford Mackinder

Teori ahli geopolitik pada dasarnya menganut konsep kekuatan dan mencetuskan
wawasan benua, yaitu konsep kekuatan di darat. Ajarannya menyatakan barang siapa yang bisa
menguasai "Daerah Jantung" yaitu Eurasia (Eropa dan Asia) ia akan dapat menguasai "Pulau
Dunia" yaitu Eropa, Asia, dan Afrika. Selanjutnya barang siapa yang bisa dikuasai dunia
akhirnya.

3. Pemandangan Ajaran Sir Walter Raleigh dan Alfred Thyer Mahan

Kedua ahli ini memiliki visi "Wawasan Bahari" yaitu kekuatan di lautan. Ajarannya
mengatakan bahwa barang yang menguasai lautan akan menguasai "perdagangan". Menguasai
perdagangan berarti menguasai "Kekayaan Dunia" sehingga pada akhirnya menguasai dunia.

5
4. Pemandangan Ajaran W.Mitchel, A.Saversky, Giulio Douhet, dan John Frederik Charles
Fuller.

Keempat ahli geopolitik menentukan kekuatan di udara yang paling menentukan.


Mereka menghasilkan teori “Wawasan Dirgantara” yaitu konsep kekuatan di udara. Kekuatan
di udara yang diharapkan memiliki kekuatan yang dapat diandalkan untuk menangkis dan
melumpuhkan kekuatan lawan dengan tantangannya sendiri agar lawan tidak mampu
menyerang lagi.

5. Ajaran Nicholas J. Spykman

Ajaran ini menghasilkan teori yang mengimbangi teori Batas Daerah (rimland) yaitu
teori wawasan kombinasi yang mendukung kekuatan darat, laut dan udara. Dalam
pelaksanaanya, teori ini disesuaikan dengan keperluan dan kondisi suatu negara.

C. Wawasan Nusantara sebagai Landasan Geopolitik.

Ditinjau dari tataran pendapat / konsepsi yang berlaku di Indonesia, wawasan nusantara
adalah geopolitik, Indonesia yang merupakan pra-syarat bagi terwujudnya cita-cita nasional
yang tertuang dalam UUD 1945 dan Pancasila. Konfigurasi Indonesia adalah unik dengan ciri-
ciri demografi, antropologi, meteorologi dan latar belakang sejarah yang memberi peluang
pada desintegrasi bangsa. Tidaklah mengherankan karena para pendiri Republik sejak dini
telah mendirikan landasan-dasar geopolitik Indonesia melalui ikrar sumpah pemuda,
sedangkan amanatnya adalah satu nusa, yang berarti keutuhan ruang nusantara; satu bangsa
yang merupakan landasan kebangsaan Indonesia; satu bahasa yang merupakan faktor
pemersatu seluruh ruang nusantara bersama isinya.

Kebangsaan Indonesia terdiri dari 3 unsur geopolitik yaitu: Rasa Kebangsaan, Paham
Kebangsaan dan Semangat Kebangsaan. Ketiga-tiganya menyatu utuh menjadi jiwa bangsa
Indonesia dan sekaligus pendorong tercapainya cita-cita proklamasi. Rasa kebangsaan adalah
suplimasi dari sumpah pemuda dan menyatukan tekad menjadi bangsa yang kuat, setuju dan
disegani antara bangsa-bangsa di dunia ini. Paham kebangsaan yang merupakan pengertian
yang melingkupi tentang apa dan bagaimana bangsa itu menciptakan bagaimana mewujudkan
masa depan Ia mewakili intisari dari visi warga bangsa tentang kemana bangsa ini harus di
bawa ke masa depan di dalam lingkungan yang mendapat tantangan. Secara formal paham
kebangsaan dap at dibina melalui proses pendidikan dan pembahasan dalam bentuk materi
tentang wawasan, mediasi, doktrin dan strategi pembangunan nasional, sejarah dan budaya

6
bangsa. Untuk itu para perancang materi harus benar-benar memiliki visi dan pengetahuan
tentang kebangsaan serta meminta pendapatnya dengan kepentigan geopolitik. Semangat
kebangsaan atau nasionalisme merupakan produk akhir dari sinergi rasa kebangsaan dengan
paham kebangsaan. Banyak pakar yang membahas tentang konsepsi tentang rasa kebangsaan
dan wawasan tentang masa lalu. Dengan demikian maka geopolitik hanya akan efektif untuk
dilandasi oleh wawasan kebangsaan yang mantap, karena tanpa itu ia tidak lebih hanya
permainan politik saja, sebab wawasan kebangsaan akan membuat ikrar satu bangsa terwujud
dan bangsa yang bisa mewujudkan satu nusa dengan berbekal landasan satu bahasa. Oleh
karena itu keberadaan amanat yang demikian, maka wawasan nusantara dirujuk ke dalam
konsepsi tentang

1. Kesatuan Politik

Kesatuan politik disadari kepentingannya untuk mewujudkan pulau-pulau di wilayah


nusantara menjadi satu kesatuan yang utuh sebagai tanah udara. Ini berarti bahwa tidak ada
lagi laut bebas di antara pulau-pulau tersebut, sehingga laut di antara pulau-pulau itu berubah
dari pemisah menjadi pemersatu tanah air nusantara.

2. Kesatuan Ekonomi

Kegiatan ekonomi meminta ruang gerak dan ini dapat disediakan melalui proses
transisiasi. Akan tetapi, akan tetapi, harus, sesuai, harus, sesuai, sendiri, sendiri,,,,,,,,,,,,,, &
nbsp; Setelah kegiatan ekonomi diberikan ruang gerak yang memadai maka perlu dijaga
kesatuaanya diseluruh wilayah negara, antara berlakunya satu mata uang tunggal dengan
rupiah. Pada saat krisis ekonomi memuncak dan nilai tukar rupiah sangat labil, maka
mencairlah hubungan ekonomi karena untuk sementara para bertema ekonomi bertransaksi
dengan dolar AS.

3. Kesatuan Sosial Budaya.

Bangsa Indonesia mewujudkan realisasi atas dasar kesepakatan bukan atas dasar
sejarah atau geografi. Dalam BPUPKI yang terjadi di antara para tokoh pendiri Republik ini
tentang apa itu bangsa Indonesia dan apa yang wilayah Negara Indonesia.Kesatuan sosial
budaya merupakan sublimasi dari rasa paham dan semangat kebangsaan. Tanpa memandang
suku, ras, dan agama juga berasal dari, perasaan perasaan satu yang diperlukan untuk berasal
dari yang sama-sama pada pemahaman kebangsaan Indonesia.

4. Kesatuan Hankam.

7
Makna utama dari kesatuan hukum adalah masalah bidang hankam, khusus keamanan
dan pembelaan negara adalah tanggung jawab bersama.

Hankamrata memiliki 3 ciri utama yaitu:

a. Orientasi pada rakyat, karena memang diperuntukkan terciptanya rasa aman dan keamanan
rakyat.

b. Pelibatannya adalah semesta, yang maknanya adalah setiap warga dan setiap fasilitas dapat
dilibatkan di dalam usaha Hankam

c. Digelarnya di wilayah nusantara, yang maknanya setiap unit wilayah harus di upayakan agar
dapat menggalang ketahanan masing-masing.

Secara geografis, hanya ada TNI dan Polri sebagai unit pengamanan yang berarti tidak
diperbolehkan ada unit yang dikembangkan di luat itu. Karena dianggap demikian, pemilikan
senjata api dikeluarkan kecuali mendapat azin dari Polri untuk kepentingan khusus. Pegawai
pemerintah dengan tugas khusus juga dipersiapkan sebagai alat pertahanan diri mengingat
bidang tugasnya yang membawakan keamanan bagi diri sendiri.

D. Studi Kasus Terkait Geopolitik Indonesia.

Pulau kecil yang tenang dan indah tiba-tiba menjadi hiruk pikuk suara gemuruh kapal-
kapal keruk. Kapal tersebut dengan serakahnya menyedot pasir, benda mati dan seluruh
mahkluk hidup yang ada di dalamnya. Semua diangkut ke kapal tongkang yang sudah
menunggu 'lapar'. Ke mana kapal itu pergi? Ya, muatan kapal Ditarik ke negara tetangga,
Singapura. Isinya dimuntahkan di negeri itu. Inilah gambaran nyata sebagian besar warga
negara Indonesia yang sedang melakukan eksploitasi tanah airnya demi kepentingan pribadi.

Mereka tidak mempedulikan dampak kerusakan lingkungan yang diakibatkannya.


Biota laut bersama isinya hancur-lebur. Ekosistem laut rusak menjadi bencana yang siap
mengintai masyarakat sekitar yang tak berdosa.

Dampak langsung dari kerusakan yang paling dirasakan oleh masyarakat Pesisir yang
lebih besar dari pada perikanan. Kegundahan mereka sudah terlihat sejak kapal-kapal keruk
menuju wilayah tangkapan ikan.

Hasil ikan yang diperoleh menjadi berkurang. Hal ini terjadi seluruh isi laut disedot
tanpa melihat bulu. Tidak hanya pasir yang diangkat, tetapi telur-telur, anak ikan, karang, dan
biota lainnya juga ikut musnah.

8
Dampak jangka panjang yang ditimbulkan dari kegiatan penambangan adalah pulau
kecil. Hal tersebut dapat mengubah sistem laut di Indonesia. Salah satu pulau kecil dari ribuan
pulau yang sebagian besar adalah Pulau Nipah. Pulau tak berpenghuni di Provinisi Kepulauan
Riau itu sangat penting perannya. Karena pulau ini merupakan tanda dari batas negara
Indonesia dengan Singapura.

Bayangkan jika pulau itu benar-benar sudah rusak atau hilang, yang diuntungkan adalah
Singapura. Mereka dapat mengklaim luas wilayah negaranya bertambah. Direktur Pusat Kajian
Pembangunan Kelautan dan Peradaban Maritim Muhamad Karim mengatakan, penambangan
pasir laut di sekitar kepulauan Riau telah berlangsung sejak tahun 1970-an. Penambangan
tersebut sebagian besar untuk memenuhi permintaan negara tetangga, Singapura.

“Bagi Singapura, penambangan pasir yang dibutuhkan untuk mendapatkan wilayah


daratan mereka. Sementara bagi bangsa Indonesia, khususnya masyarakat Kepulauan Riau,
penambangan pasir tidak mendatangkan kesejahteraan. Yang rusak ekosistem, dan tenggelam
pulau kecil, ”ungkapnya.

Sebuah penambangan pasir laut memiliki banyak pengaruh negatif. Kerusakan yang
muncul salah satunya adalah perubahan morfologi dasar laut menjadi tidak beraturan.
Perubahan itu terkait langsung dengan kehidupan biota laut dan lingkungan di atasnya, seperti
ekosistem dan abrasi. "Diperlukan, diperlukan pengaturan khusus agar lokasi pe¬nambangan
tidak dilakukan pada satu titik," terangnya.

Menyangkut masalah penambangan ilegal atau pencurian pasir,, bagi negara kegiatan
penambangan pasir ilegal akan membawa kerugian yang cukup besar. Negara akan kehilangan
Penghasilan dari devisa, pajak, dan cukai. Hukum tidak pernah mampu mendukung kegiatan
ilegal / pencurian pasir. "Beberapa kasus seperti penangkapan kapal pengeruk Ratu Belanda
dan Geopotek berbendera Belanda tidak pernah sampai ke proses hukum,"

Volume eksploitasi yang tidak terkendali juga menyebabkan suplai pasir di pasar
menjadi besar. Posisi Singapura sebagai satu-satunya pembeli telah membentuk pasar pasir
Riau menjadi pasar monopsoni. Suplai pasir yang besar membuat harga pasir jatuh. Di sisi lain,
Singapura mampu menarik harga pasir.

Persoalan penambangan ilegal muncul karena tumpang tindihnya perizinan. Sebagian


perusahaan penambangan menggunakan izin pemerintah daerah, seperti Gubernur atau Bupati.
Ada pula yang menggunakan izin Kementerian Pertambangan dan Energi.

9
“Tumpang tindih perizinan telah menimbulkan kesemrawutan mengambil pasir di banyak
kapal. Hal ini membuat kegiatan penambangan tidak terdata dengan baik. Diperkirakan sulit
untuk dieksploitasi. ”” Paparnya.

Kegiatan penambangan pasir laut, kata Karim, yang paling mendesak membawa
masalah besar bagi masyarakat, khususnya perikanan di kepulauan Riau. Pengerukan besar-
besaran, langsung tergantung pada sumber daya ikan, sehingga aktivitas ekonomi di sektor
perikanan semakin terancam.

“Penyedotan pasir telah mengubah ekosistem pantai, terutama membalik pitoplankton


dan zooplakton sebagai makanan ikan dan juvenil ikan. Hal ini akan berdampak buruk bagi
industri perikanan yang selanjutnya akan mengalahkan pendapatan masyarakat pesisir,
khusunya nelayan, sebagian besar nelayan tradisional, ”kata Karim.

Secara geopolitik,, penambangan pasir untuk wilayah negara lain memunculkan kasus
baru dikemudian hari. Yaitu, diskusi batas laut antara Indonesia dengan Singapura.
Penambahan luas wilayah otomatis akan menambah klaim wilayah mereka. “Penambahan
wilayah tersebut terarah ke selatan atau wilayah Indonesia. Maka wilayah laut Indonesia secara
otomatis akan berkurang. Dengan kata lain negara Singapura melakukan ekspansi teritotial
langsung ke wilayah laut Indonesia. Perluasan wilayah Singapura tampak dari wilayah luas
633 kilometer persegi pada 1991, pada 2001 menjadi 760 km2 atau bertambah 20 persen.

“Mengambil keputusan itu, untuk mengatasi masalah yang timbul perlu pelarangan
dinyatakan untuk penambangan pasir laut. Terlebih, dari berbagai penelitian yang pernah
dikerjakan. Di negera lain tidak ada yang mendukung penambangan pasir berskala besar,
”katanya.

Besarnya berdampak negatif pada penambangan pasir laut, dan bukan perencanaan
yang baik dan terkendali. Keadaan ini semakin meningkat. Pemutakhiran destruktif mencoba
otonomi daerah yang tidak dibarengi penyiapan kelengkapan tas dan izin koordinasi yang jelas.

“Jika sebelum berlakunya, Undang-Undang Nomor 22 Tahun 2004 tentang


Pemerintahan Daerah hanya memerlukan kurang dari 10 perusahaan yang mendapat izin
menambang pasir laut di sekitar kunjungan Riau. Namun sekarang berkembang hingga
mencapai 200 perusahaan. Sebagian besar izin pertam¬ba baru diberikan oleh pemerintah
daerah, baik provinsi maupun kabupaten, ”terangnya.

10
Laju perkembangan perizinan ini, bukan saja semakin meningkatkan keseimbangan
ekosistem, tetapi juga telah menyebabkan jatuhnya harga pasir lantaran volume produksi
dengan pembeli satu-satunya, Singapura. Kasus Terkait juga tidak tertutup diterbitkan di
tempat lain di seluruh kunjungan Indonesia.

Hal yang sama juga disoroti Direktur Eksekutif Walhi Berry Nahdian Furqon. Menurut
Berry, dampak jangka pendek dari pengerukan pasir laut adalah perubahan bentang alam.
Hilangnya pulau kecil menyebabkan ekosistem laut yang sudah tertata rapi menjadi rusak.

“Dalam proses penambangan tingkat tinggi kekeruhan udara sangat tinggi. Ini tidak
bisa ditoleransi. Terumbu karang tercemar, kematian biota di hukum pun tak bisa
dikembalikan. Hanya beberapa jenis biota yang bisa bertahan, ”katanya.

Berry mengatakan, yang paling ditakutkan adalah kehancuran permanen. “Tidak


mudah memilih eksistem laut seperti semula. Butuh waktu lama untuk memulihkan semua
kerusakan, ”terang pria yang dikaruniai dua anak tersebut. Berry berlanjut, pengerukan pasir
laut juga menyebabkan abrasi pantai. Wilayah Indonesia terus bertambah.

Untuk mengatasi masalah tersebut, mengimbau para penegak hukum dan memberikan
izin kepada anggota, serta menindaklanjuti persetujuan penambangan pasir. “Jangan mudah
memberi perizinan. Sebaiknya kaji dulu berdampak pada lingkungan yang akan terjadi ke
depan, ”tegasnya.

E. Pengertian Geostrategis

Salah satu strategi yang memanfaatkan kondisi geografis dalam menentukan kebijakan,
tujuan, dan fasilitas untuk mencapai tujuan. Geostrategi Indonesia diartikan pula sebagai
metode untuk mewujudkan cita-cita proklamasi yang disetujui diamanatkan dalam pembukaan
dan UUD 1945. Ini diperlukan untuk mendukung dan mendukung bangsa dalam masyarakst
majemuk dan heterogen melalui Pembukaan dan UUD 1945.

Atau Geostrategi adalah suatu strategi dalam memanfaatkan lingkungan dalam upaya
mewujudkan cita-cita proklamasi dan tujuan nasional. Dan geostrategi Indonesia merupakan
strategi dalam memanfaatkan konstelasi geografi negara Indonesia untuk menentukan
kebijakan, tujuan, dan sarana-sarana dalam mencapai tujuan nasional bangsa Indonesia.

Geostrategi Indonesia dirumuskan dalam wujud Ketahanan Nasional. Geostrategi


Indonesia tiada lain adalah ketahan nasional Ketahanan Nasional mrpk kondisi dinamik untuk

11
setiap bangsa yang berisi keuletan dan ketangguhan yang mengandung kemampuan
mengembangkan nasional, di dalam membantu dan memperbaiki ATHG baik yang ada di luar
dalam, yang langsungg pun identitas, perjuangan hidup bangsa dan Negara serta perjuangan
mengejar tujuan nasional. Tannas diperlukan bukan hanya konsepsi politik saja yang
diperlukan sebagai menunjang syarat-syarat pemerintah, seperti Hukum dan Ketertiban,
Kesejahteraan dan kemakmuran, Pertahanan dan keamanan, keadilan yuridis dan keadilan
sosial, kebebasan rakyat.

1. Salah satu strategi yang digunakan untuk mencapai tujuan, yaitu kebijakan, tujuan, fasilitas
untuk mencapai tujnas.

2. Geostrategi Indonesia diartikan pula sebagai metode untuk mewujudkan cita-cita proklamasi
yang diamanatkan dalam pembukaan dan UUD 1945.

3. Ini diperlukan untuk mencapai dan mempertahankan bangsa dalam masyarakst majemuk dan
heterogen berdasarkan Pembukaan dan UUD 1945.

4. Geostrategi Indonesia dirumuskan dalam wujud Ketahanan Nasional. Geostrategi Indonesia


tiada lain adalah ketahanan nasional.

5. Negara Ketahanan merupakan negara maju yang menyediakan keuletan dan ketangguhan
yang membutuhkan pengembangan nasional, di dalam menangani dan mengatasi semua
AGHT yang datang langsung dari luar atau dalam yang langsung dan tidak langsung
melakukan hubungan Negara dan perjuangan mencapai tujuan nasional.

6. Ketahanan nasional diperlukan bukan hanya konsepsi politik semata-mata sebagai


kebutuhan dalam menunjang keberhasilan pemerintah, seperti Hukum dan Ketertiban,
Kesejahteraan dan kemakmuran, Pertahanan dan keamanan, keadilan yuridis dan keadilan
sosial, kebebasan rakyat.

7. Menggunakan pemikiran Berpikir Pancasila yang dibahas-integral, dalam IPTEK dikenal


dengan pemikiran kesisteman. Sedangkan sub sistemnya terdiri dari aspek kekuatan alamiah
dan aspek kekuatan sosial.

8. Dalam pengaturan dan penyelenggaraan negara (kehidupan nasional) masalah keamanan dan
kesejahteraan ibarat sebagai koin. Satu sisi merupakan gambaran kesejahteraan, sisi yang lain
adalah gambaran keamanan.

9. Ketahanan Nasional merupakan salah satu dari masing-masing aspek kehidupan sosial.

12
F. Faktor-Faktor Yang Menyebabkan Disintegrasi Bangsa

Secara keseluruhan, integrasi antara antar-non-kekuatan bangsa, sehingga hubungan


menjadi rumit dan pada saat penggantian azas kekeluargaan diambil. Selama periode antara
disetujui Pemilu 1999 hingga selesainya SU MPR merupakan periode di mana para elit politik
mendemonstrasikan secara vulgar cara-cara menyulut dis-terpadu bangsa. Terlalu salahkah jika
pengikutnya masing-masing menyanyikan irama serupa?

Jika dilihat dari segi geopolitik dan geostrategi maka anasir dis-difasilitasi dapat
dibedakan antara anasir luar dan dalam negeri.

1. Anasir Luar

Sejak sirnanya Uni Soviet, Barat muncul sebagai pemenang ideologi dan sekaligus
diterima sebagai pemenang “budaya”. Dalam suasana ephoria semacam itu muncullah
keyakinan dalam masyarakat Barat bahwa nilai-nilai yang mereka anut adalah unggul dan
harus dipaksakan ke seluruh jagat raya dengan rumusan itu sistem nilai yang mereka anut
memiliki kebenaran dan juga berlaku validitas universal. Sebagai contoh salah satu tujuan
strategi Amerika Serikat di kawasan Asia Pasifik mendukung dan mendukung proses advokasi
(tentu saja koordinasiasi sesuai dengan yang berlaku di sana). Ini adalah bagian dari dokumen
Pentagon yang logikanya hanya berwarna militer. Sudah barang tentu tujuan yang dapat
dilaporkan diterbitkan menjadi bentuk nyata dalam bentuk terbuka atau tertutup (subversi)
dengan menghalalkan segala cara,

Tindakan terbuka antara lain memberikan bantuan Peningkatan kualitas SDM


Indonesia, khusus generasi muda, melalui penyediaan informasi luas dan terbuka, bantuan
pendidikan di luar negeri, transportasi siswa, tenaga profesional, dan sebagainya. Upaya
terbuka ini dengan sangat mudah ditumpangi dengan kebebasan berfikir dan mengemukakan
pendapat, mendukung budaya Barat, dan sebagainya. Seharusnya misi wahana dapat dilakukan
wahana yang baik untuk maksud tersebut; Selain film atau sinetron. Sementara tindakan
tertutup, antara lain, bisa terdiri dari pengadudombaan antara kekuatan dalam masyarakat,
mempengaruhi pemilihan pejabat penting (pergantian pimpinan presiden), perumusan
perubahan dan sebagainya.

Usaha merekapun mendapat dukungan dari berbagai peluang dalam melancarkan


tindakan subversi, antara lain, keberadaan bibit pertentangan yang multi dimensi di dalam
negeri, adanya kerumitan korupsi dan money politic, dan sebagainya, serta ditambah lagi

13
dengan menghadirkan fakta-fakta yang menunjukkan intelegen dan TNI yang sekarang terus
dihujat sehingga tumpul sekali

Pertanyaan lanjutannya adalah: “Apakah Indonesia akan selalu menjadi sasaran


intervensi dan subversi asing?” Jawabnya “ya”, karena beberapa hal:

a. Secara geopolitik Indonesia “mendesak” Jalur Komunikasi Laut (SLOC) atau jalur pelayaran
vital seluruh Samudera Pasifik dan Samudera Hindie, sehingga Indonesia harus dibuat pro-
Barat dan sekurang-efektif untuk keperluan barat. Terlebih lagi antara 7 (tujuh) selat strategis
dunia, 4 (empat) berada di dalam wilayah kedaulatan Indonesia. Sudah barang tentu, menurut
pandangan geopolitik Alfred Thayer Mahan Indonesia memiliki daya tawar yang kuat termasuk
cat choke dalam pengontrol lalu lintas laut yang melewati SLOC.

b. Dalam perkembangan, pihak Barat terhadap perkembangan Islam yang dashyat, mereka
melihat Indonesia merupakan negara yang moderat. Karena itu pantas untuk Indonesia, agar
tetap moderat dan bersahabat. Untuk itu harus dilakukan berbagai bentuk subversi.

c. Potensi Indonesia sebagai penjuru Asean (atau memiliki Posisi Daya di Asia Tenggara),
dengan wilayah yang luas ½ (setengah) dari seluruh wilayah Asia Tenggara. “Memegang”
Indonesia berarti “memegang” Asean dan ini merupakan aset politik yang luar biasa dalam
kerangka membendung Cina yang oleh pihak Barat dipersepsikan sebagai tantangan masa
depan. Karena kita sekalian tidak boleh naif, dengan menggembar-gemborkan pemilihan
presiden tidak akan melakukan intervensi luar. Indonesia terlalu “berharga” untuk dibiarkan
jatuh dalam lingkaran pengaruh yang tidak / kurang bersahabat dengan Barat.

Strategi Dalam Melewati Ancaman dari luar

Dalam perdebatan anasir-anasir luar perlu disusun satu geostrategi dengan


memperhatikan partisipasi dunia terkait satu sama lain dengan derajat persetujuan yang
semakin tinggi. Geostrategi itu juga dilandasi dengan kesadaran bahwa Ketahanan Nasional
saja disetujui cukup untuk menjamin rasa aman rakyat maupun pembangunan nasional,
pengadaan tidak didukung oleh Ketahanan Regional. Kerucut Ketahanan Kerucut Ketahanan
merupakan salah satu arsitektur kolaborasi, yang berbasis bidang visualisasi kerjasama spasial
di bidang vertikalnya adalah visualisasi dari kerjasama industri yang terproyeksikan oleh
daerah. Kerucut Ketahanan harus dibina bersama-sama agar manfaatnya dapat terwujud yaitu
“penyangga” atau “selubung” untuk Ketahanan Nasional kita. Arsitektur demikian ini adalah

14
representasi dari kesadaran ruang yang harus terus dihidupkan agar dapat mencapai visi politik
luar negeri (termasuk politik ekonomi) dan politik pertahanan.

Ketahanan tingkat regional, di mana para pelakunya merupakan negara-negara


berdaulat hanya bisa terwujud sebagai saling percaya, saling menghargai yang diciptakan
dalam bentuk kolaborasi se-erat-eratnya atas dasar manfaat bersama. Kebersamaan yang multi-
dimensi ini membahas bidang politik, ekonomi, budaya dan keamanan. Mengambil luasnya
ruang yang ada maka arsitektur kolaborasi dibuat tiga dimensi sebagai berikut:

a. Secara spasial, ruang dibagi menjadi Kawasan Strategis Utama, Kawasan Strategis pertama,
Kawasan Strategis kedua dan ketiga. Masing-masing kawasan strategis memiliki dampak yang
berbeda terhadap Ketahanan Nasional kita.

b. Adalah Asean / Asia Tenggara (Kawasan A) yang kita anggap memiliki pengaruh

paling langsung seandainya terjadi apa-apa di kawasan ini oleh keharusan kita sangat penting
untuk membuat kebersamaan di kawasan ini. Karena itu seyogyanyalah kawasan Asean atau
proses Asean pada umumnya dibuat "batu sudut" dari politik Luar Negeri Indonesia.
Demikianlah seterusnya dengan kawasan-kawasan berikutnya yaitu B dan C yang memiliki
tingkat kesegaran dari yang timbul di masing-masing kawasan terhadap Indonesia.

c. Secara fungsional / vertikal, ruang kepentingan terbagi menjadi ruang kerja sama yang saling
mendukung dengan ruang kerja sub-regional (misalnya Asean) dan jika disetujui juga harus
saling mendukung dengan ruang kerja sama regional (misalnya APEC, ARF dsb-nya). Kita
tahu itu setiap anggota Asean menjalin kerjasama bilateral dengan banyak negara atau secara
multilateral. Akan tetapi mengingat setiap anggota Asean akan menerima traktat Asean dan
TAC, maka diharap atau bahkan dapat diasumsikan sebagai berbagai kerjasama yang dilakukan
tidak merugikan Asean; dan malah memperkokoh posisi Asean. Demikian juga pada
persetujuan setiap anggota Asean juga menjadi anggota ARF maupun APEC,

2. Anasir Dalam

Modernisasi disegala bidang ternyata telah memperlebar irisan pemilahan (belahan


sosial) ditengah-tengah masyarakat; sesuatu yang selalu berhasil dan obsesi para pendiri
republik. Mulai dari pemilihan bahasa nasional, yang bukan berasal dari bahasa daerah suku
yang disediakan dapat merupakan tidak integratif karena tidak lagi suku bangsa ini. Kita harus
selalu mengingat dan mengatakan pada bangsa kita menegara adalah berkat, karena itu harus
sesuai dengan kemajuan demokrasi.

15
Kerawanan yang melekat pada diri bangsa setiap saat dapat mengemuka menjadi tidak dis-
integratif yang mematikan, mereka antara lain adalah:

a. Ketimpangan pertumbuhan antara Indonesia bagian barat dengan pertumbuhan bagian timur;
dan juga antara Jawa dengan luar Jawa. Sesungguhnya hal ini bukan merupakan kesengajaan
pemerintah (sejak zaman kolonial) akan tetapi dapat dipersepsikan oleh keliru karena ada
ketidaksengajaan dari pihak Pusat untuk menelantarkan daerah-daerah yang kurang maju.
Lebih buruk lagi, ketimpangan yang terjadi diinterprestasikan sebagai ketidakadilan
pemerintah Pusat. Bagaimana hal ini pernah terjadi? Apa yang terjadi sekarang di Aceh,
Maluku dan Irian Jaya merupakan pengulangan dari yang pernah terjadi, atau dapat juga
dibahas karena Pusat tidak pernah belajar dari kesalahan masa lalunya. Sementara, dilihat lebih,
faktor curah hujan yang lebih banyak, tanah yang lebih subur, tersedianya tenaga terlatih yang
cukup mendorong Indonesia bagian barat lebih mudah berkembang. Sementara untuk masalah
pemasaran, jumlah penduduk yang besar merupakan sesuatu yang mendorong kegiatan
keuangan yang lebih cepat dari di timur; belum lagi sistem sirkulasi yang baik untuk distribusi
dalam negeri juga untuk eksport. Akan tetapi memang harus mempertimbangkan fakta-fakta
seperti ini akan selalu tercermin di timbunan yang menentang pemerintah pusat jika dicampuri
oleh keterlibatan para provokator seperti di Ambon dan tempat-tempat lainnya. Perasaan
tentang adanya ketidakadilan (belum tentu sepenuhnya benar) ditangan para petualang poitik
dapat menyelesaikan konflik SARA yang memang merupakan pembenahan sosial bangsa kita.
Sementara untuk masalah pemasaran, jumlah penduduk yang besar merupakan sesuatu yang
mendorong kegiatan keuangan yang lebih cepat dari di timur; belum lagi sistem sirkulasi yang
baik untuk distribusi dalam negeri juga untuk eksport. Akan tetapi memang harus
mempertimbangkan fakta-fakta seperti ini akan selalu tercermin di timbunan yang menentang
pemerintah pusat jika dicampuri oleh keterlibatan para provokator seperti di Ambon dan
tempat-tempat lainnya. Perasaan tentang adanya ketidakadilan (belum tentu sepenuhnya benar)
ditangan para petualang poitik dapat menyelesaikan konflik SARA yang memang merupakan
pembenahan sosial bangsa kita. Sementara untuk masalah pemasaran, jumlah penduduk yang
besar merupakan sesuatu yang mendorong kegiatan keuangan yang lebih cepat dari di timur;
belum lagi sistem sirkulasi yang baik untuk distribusi dalam negeri juga untuk eksport. Akan
tetapi memang harus mempertimbangkan fakta-fakta seperti ini akan selalu tercermin di
timbunan yang menentang pemerintah pusat jika dicampuri oleh keterlibatan para provokator
seperti di Ambon dan tempat-tempat lainnya. Perasaan tentang adanya ketidakadilan (belum
tentu sepenuhnya benar) ditangan para petualang poitik dapat menyelesaikan konflik SARA

16
yang memang merupakan pembenahan sosial bangsa kita. belum lagi sistem sirkulasi yang baik
untuk distribusi dalam negeri juga untuk eksport. Akan tetapi memang harus
mempertimbangkan fakta-fakta seperti ini akan selalu tercermin di timbunan yang menentang
pemerintah pusat jika dicampuri oleh keterlibatan para provokator seperti di Ambon dan
tempat-tempat lainnya. Perasaan tentang adanya ketidakadilan (belum tentu sepenuhnya benar)
ditangan para petualang poitik dapat menyelesaikan konflik SARA yang memang merupakan
pembenahan sosial bangsa kita. belum lagi sistem sirkulasi yang baik untuk distribusi dalam
negeri juga untuk eksport. Akan tetapi memang harus mempertimbangkan fakta-fakta seperti
ini akan selalu tercermin di timbunan yang menentang pemerintah pusat jika dicampuri oleh
keterlibatan para provokator seperti di Ambon dan tempat-tempat lainnya. Perasaan tentang
adanya ketidakadilan (belum tentu sepenuhnya benar) ditangan para petualang poitik dapat
menyelesaikan konflik SARA yang memang merupakan pembenahan sosial bangsa kita.

b. Mencairnya perekat ikatan dan persatuan bangsa di bawah tekanan globalisasi dan
modernisasi yang lebih mengedepankan hal-hal yang bersifat kasat mata.

c. Kemajuan yang antara lain ditandai oleh GNP, Penghasilan per kapita, produktivitas dalam
ton / jam atau ton / luas tanah, dan sebagainya, kemudahan mudah untuk memompakan hal-hal
yang sifatnya mental ideologis. Terlebih lagi dengan tingkah laku para remaja yang sangat
menggandrungi budaya global, maka masa depan wawasan kebangsaan sebagai perekat sosial
kelihatannya tidak terlalu menggembirakan; Hanya jika diberikan dengan mempertimbangkan
kenyataan tentang lembaga pendidikan hanya menyuguhkan persetujuan saja. Semua yang ada
di sini adalah sebagian besar bagi kemerosotan kedaulatan bangsa yang membahas tantangan
selanjutnya antara individualisme lain yang sangat diametral dengan azas kekeluargaan.
Tidaklah terlalu mengherankan karena rasa dilibas oleh logika dalam pertimbangannya dengan
Pancasil, Antara dengan mengatakan bahwa ideologi merupakan salah satu syarat bagi
berdirinya satu negara karena itu menciptakan apa yang disetujui, disediakan dikeramatkan.
Itulah kira0kira argumen dari generasi mendatang yang hidup di dunia tanpa batas.

d. Primordialisme sebagai strategi politik dengan tujuan untuk mendukung lawan atau
pemaksaan kehendak. Ini adalah masalah yang kerap terjadi pada bangsa yang sangat
mengkhawatirkan oleh kelompok politik yang tidak yakin bahwa tujuan politik dapat dicapai,
apapun penyebabnya.

G. Ketahanan Nasional Sebagai Perwujudan Geostrategi Indonesia

17
Geostrategi adalah suatu strategi dalam memanfaatkan kondisi geografi negara dalam
menentukan kebijakan, tujuan, dan sarana sebagai upaya untuk mencapai tujuan-proklamasi
dan tujuan nasional. (Mendukung Kondisi Lingkungan dalam mencapai tujuan politik). Selain
itu, Geostrategi juga untuk mewujudkan, mempertahankan integrasi bangsa dalam masyarakat
majemuk dan heterogin.

Geostrategi Indonesia diartikan sebagai metode untuk mewujudkan cita-cita proklamasi


yang disetujui diamanatkan dalam pembukaan dan UUD 1945. Diperlukan untuk mewujudkan
dan mendukung pembangunan bangsa di masyarakat majemuk dan heterogen sesuai
Pembangunan dan UUD 1945. Geostrategi Indonesia memberi arahan tentang mencari tahu
strategi pengembangan dukungan mewujudkan masa depan yang lebih baik, aman, dan
sejahtera. Oleh karena itu, geostrategi Indonesia merupakan geopolitik untuk kepentingan
politik dan perang, yang diperlukan untuk kepenting kesejahteraan dan keamanan. Geostrategi
Indonesia dirumuskan dalam wujud Ketahanan Nasional dan geostrategi Indonesia tiada lain
adalah ketahanan nasional.

Sumber daya alam dan jumlah serta sumber daya yang diperlukan Indonesia Tahun
1978 geostrategi Indonesia ditegaskan dalam bentuk rumusan ketahanan nasional, metode, dan
doktrin dalam pemmbangunan nasional. Ketahanan Nasional merupakan suatu sistem yang
dinamis yang mengandung suatu bangsa yang menyediakan keuletan dan ketangguhan yang
mengandung kemampuan mengembangkan nasional di dalam dan mengatasi segala kesulitan,
kesulitan, tantangan yang berasal dari dalam maupun dari luar yang langsung atau tidak
langsung, pengamanan, identifikasi, pengaruh hidup Bangsa dan negara serta perjuangn
nasional.

H. Contoh Kasus Geostrategi

Proses marjinalisasi terbalik antara penduduk kota Poso dan penduduk pedalaman
Kabupaten Poso, yang memperlebar jurang sosial antara penduduk asli dan pendatang. Maksud
saya, di pedalaman Poso tiga suku penduduk asli yang terdiri dari beragama Kristen - yaitu
Lore, Pamona, dan Mori - meningkatkan marjinalisasi di bidang ekonomi, politik, dan budaya,
membandingkan dengan para pendatang, mereka ini tidak lagi menjadi tuan di tanahnya sendiri
. Tetapi sebaliknya, di kota Poso - lokasi di mana kerusuhan meletus dan kerusakan paling
parah terjadi - adalah turunan pendatang dari Gorontalolah yang paling sulit diperbandingkan
dengan penduduk asli yang bermukim di kota Poso, sebelum kerusuhan 1998-2000.

1. Marjinalisasi penduduk asli beragama Kristen di pedalaman Kabupaten Poso:

18
Mari saya jelaskan dulu proses marjinalisasi yang dihuni oleh tiga suku penduduk asli
yang beragama Kristen di pedalaman Kabupaten Poso. Pertama-tama, marjinalisasi ekonomi
mereka alami, sebagian besar juga strategi penginjilan oleh para misionaris Belanda, yang
kemudian diteruskan oleh GKST, yang tidak menumbuhkan kelas menengah yang mampu
berwiraswasta dan bersaing dengan para pendatang.

Strategi pendidikan Zending dan kemudian GKST lebih mengfasilitasi transformasi


profesi dari petani menjadi pegawai (ambtenaar), baik pegawai pemerintah maupun pegawai
gereja. Ini sangat berbeda dengan strategi penginjilan di Tana Toraja dan Minahasa, di mana
sudah muncul banyak pengusaha tangguh berkaliber nasional. Agama baru yang disebarkan
oleh para misionaris itu, seperti di banyak tempat di Nusantara, juga menggunakan
desakralisasi alam dan pelunturan hak ulayat. Ini pada mulanya lebih berlaku di tanah-tanah
yang ditanami tanaman perdagangan, seperti cengkeh, sementara di daerah yang ditanami padi
berbagai upacara yang berakar di agama suku, misalnya padungku, pesta syukur saat panen,
masih berlaku. Tapi lama kelamaan, hak ulayat sudah mulai meluntur juga di daerah pertanian
padi.

Transformasi sosial-ekonomi yang mula-mula berjalan lambat kemudian dipacu


pembangunan pembangunan Jalan Raya Trans-Sulawesi, yang transisi arus besar-besaran dari
Sulawesi Selatan ke Sulawesi Tengah. Arus migran Bugis, Makassar, Mandar, Luwu, dan
Toraja semakin memacu peralihan penguasaan tanah dari penduduk asli ke pendatang.

Permintaan tanah oleh pendatang kemudian bersinerji dengan penjualan tanah oleh
penduduk asli untuk membiayai pendidikan anak-anak mereka, dan selesai dari pendidikan
tertier, tanah dijual lagi untuk membiayai sogokan untuk menjadi pegawai negeri, yang di
daerah Palopo dan Palu sudah naik dari Rp 15 juta s / d Rp 25 juta, untuk pos-pos yang tidak
terlalu basah di bidang pendidikan. Bayangkan berapa lagi yang harus dibayar untuk dinas-
dinas yang lebih basah, seperti PU, Dinas Pendapatan Daerah, Bank Pembangunan Daerah,
dan lain-lain.

Sementara marjinalisasi ekonomi penduduk asli beragama Kristen Berjalan , muncul


juga marjinalisasi di bidang politik. Kemunculan tokoh-tokoh penduduk asli Kristen di bidang
politik terhambat oleh rivalitas di antara kelompok tiga etno-linguistik itu (Pamona, Mori, dan
Lore), dan tidak kalah hebatnya, di antara anak - anak suku Pamona sendiri.

Sementara itu, muncullah generasi muda beragama Islam yang juga sudah
berpendidikan tertier, baik yang berasal dari masyarakat turunan Gorontalo dan Jawa di kota

19
Poso, juga dari suku-suku asli yang dominan Muslim, seperti Tojo dan Bungku. Mereka juga
memulai lebih banyak posisi di bidang pemerintahan, dan untuk mencapai tujuan mereka,
mulai lebih banyak berkiprah di berbagai partai, ormas, dan organisasi lain yang dapat
memberikan paspor ke pusat kekuasaan, seperti ICMI, Golkar, dan untuk saat pengiriman,
Partai Daulat Rakyat (PDR), yang dibentuk oleh para pendukung Menteri Koperasi & UKM,
Adi Sasono. Kompetisi yang semakin tajam ini semakin sulit diantisipasi oleh generasi muda
terpelajar yang beragama Kristen.

Mereka sudah jatuh, ditimpa tangga. Setelah memecahkan marjinalisasi di bidang


ekonomi dan politik, penduduk asli yang beragama Kristen mulai mengubah marjinalisasi di
bidang budaya, terutama di tahun-tahun lalu memecahkan pecah konflik Poso. Ada beberapa
faktor yang mendorong marjinalisasi itu, seperti sejumlah larangan Majelis Ulama Indonesia
(MUI), yaitu larangan bagi orang Islam berjabat salam di antara orang-orang yang berbeda
jenis kelamin dan bukan suami isteri; Larangan bagi orang Islam untuk mendapat selamat Natal
bagi kerabat dan kenalan mereka yang beragama Kristen; dan larangan mengadakan acara-
acara Natalan bersama di kantor-kantor pemerintah. Faktor-faktor lain yang semakin dominan
ICMI dalam rekrutmen dan promosi pegawai negeri, dominasi Muhammadiyah sebagai ormas
Islam yang puritan dan kurang simpatik terhadap budaya-budaya lokal; serta dominasi para
pendatang dari Sulawesi Selatan hingga tingkat imam mesjid dan melalui para dai perutusan
Pesantren Hidayatullah, Kaltim, sampai ke desa-desa, khususnya di Kecamatan Tojo dan Poso
Pesisir.

Marjinalisasi kultural terhadap penduduk asli yang beragama Kristen semakin


memuncak setelah para mujahidin dari berbagai lasykar membuat roda pemerintahan di kota
Poso. Lasykar-lasykar penganut aliran Wahabi dari Arab Saudi membeli semua perempuan
mengenakan jilbab di luar rumah. Mereka juga berlangganan modero, tari pergaulan Poso, di
tempat-tempat publik, melarang peredaran minuman beralkohol, termasuk saguer (nira pohon
aren), sampai-sampai menggunakan pemakaian logat Poso yang dipindahkan logat Manado di
tempat-tempat umum.

2. Marjinalisasi dan radikalisasi migran Muslim di kota Poso:

Sebelum melihat proses marjinalisasi dan sekaligus radikalisasi masyarakat migran


Muslim di kota Poso, kita perlu lebih dulu mengenal keragaman etnik penduduk kota Poso,
serta pelapisan sosial yang ada sebelum kerusuhan 1998.

20
Keragaman etnik penduduk kota Poso, merupakan suatu keadaan yang sejak awal ditolerir oleh
Raja Talasa Tua (Nduwa Talasa), penguasa adat terakhir kota Poso. Kata sang raja dalam
maklumatnya yang dibacakan di kantor raja Poso di kota Poso, tanggal 11 Mei 1947, jam 10
pagi:

Laut / Teluk Tomini tidak ada pagarnya

Laut / Teluk Tomini tidak ada pagarnya

Hai kamu orang Arab

Hai kamu orang Tionghoa

Hai kamu orang Jawa

Hai kamu orang Manado

Hai kamu orang Gorontalo

Hai kamu orang Parigi

Hai kamu orang Kaili

Hai kamu orang Tojo

Hai kamu orang Ampana

Hai kamu orang Bungku

Hai kamu orang Bugis - orang Wotu

Hai kamu orang Makassar

Jika kamu tidak menaati, kamu bisa pulang dengan baik ke kampung halamanmu
karena Tana Poso tidak boleh dikotori dengan darah (Damanik 2003: 41).

21
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
1. Geopolitik secara umum dapat diartikan sebagai posisi yang menentukan (politik yang
berdasar kepada konstelasi (letak dan posisi) geografi yang ditempati oleh setiap bangsa.
2. Wawasan nusantara dapat diartikan sebagai cara pandang, cara memahami, cara
menghayati, cara berpikir, bertindak, berfikir dan bertingkah laku bagi bangsa Indonesia
tentang diri dan lingkungannya berdasarkan ide nasionalisnya yang dilandasi Pancasila dan
UUD 1945, yang berkaitan dengan pandangan Indonesia yang merdeka, berdaulat dan
bermartabat serta menjiwai tata hidup dan ikuti kebijaksanaanya dalam mencapai tujuan
nasional.
3. Geostrategis yang berasal dari kata geo yang berarti bumi, dan strategi diartikan sebagai
usaha dengan menggunakan segala kemampuan atau sumber daya yang baik SDM atau
SDA untuk menjalankan kebijakan yang telah ditetapkan. Dalam pembicaraannya dengan
kisah tentang negara, geostrategi diartikan sebagai metode atau aturan-aturan untuk
mewujdkan cita-cita dan tujuan melalui proses pembangunan yang menyediakan arahan
tentang bagaimana membuat strategi pembangunan dan keputusan yang terukur dan
terimajinasi guna menghasilkan tampilan masa depan yang lebih baik, lebih aman dan
bermartabat.

B. Saran
1. Konsep geopolitik yang diterapkan terus dikembangkan dan dikembangkan agar dapat
mencapai tujuan-tujuan Wawasan Nusantara yang telah ditentukan, yaitu mewujudkan
kesejahteraan, ketenteraman dan keamanan untuk Bangsa Indonesia, dengan demikian ikut
serta dalam membina kebahagiaan dan mendukung bagi manusia di dunia.
2. Dalam penggabungan makalah ini kami yakin ada yang salah dalam pembuatannya, maka
dari itu kami meminta bantuan dari teman-teman semua untuk memberikan kritik dan saran
atas makalah yang telah kami buat, dan kami akan sangat membantu teman-teman
mahasiswa sekalian dapat mengkritik atau memberi saran guna memperbaiki
ketidaksempurnaan kami dalam membuat malalah ini.
3. Mengerti dan faham akan menjadi negara kita sendiri, baik sejarah maupun norma serta
undang-undang dan peraturan yang ada
4. Melakukan hal-hal positif yang membuat bangsa kita lebih hebat. Misalnya dengan prestasi
luar negeri Jadi bangsa lain melihat kita sebagai bangsa yang sangat dibutuhkan oleh
bangsa lain.terutama dalam Iptek.
5. Bersatu padu dalam ikatan persatuan tanpa perbedaan ras, suku dan agama

22
DAFTAR PUSTAKA

Harun, Djaenuddin, dkk. 2008. Pendidikan Kewarganegaraan. Jakarta: Pusat Perbukuan


Departemen Pendidikan Nasional
Rifdan, dkk. 2006. Pendidikan Kewarganegaraan. Makassar: Ikatan dosen pendidikan
Kewarganegaraan.
Soemiarno, S. 2006. Geopolitik Indonesia. Jayapura: disampaikan pada pelatihan nasional
Dosen MPK PKN di Perguruan Tinggi, Jayapura.
Prof. DR. H. Kaelan, MS dan Drs. H. Ahmad Zubaidi, M. Si. 2007. Pendidikan
Kewarganegaraan utuk Perguruan Tinggi. Yogyakarta: Penerbit Paradigma
Yogyakarta.
Harsawaskita, A. 2007. "Politik Kekuatan Besar di Asia Tengah: Suatu Tempat Geopolitik",
dalam Transformasi dalam Studi Hubungan Internasional. Bandung: Graha Ilmu.
Hidayat, I.Mardiyono. 1983. Geopolitik, Teori dan Strategi Politik dalam Hubungannya
dengan Manusia, Ruang dan Sumber Daya Alam. Surabaya: Usaha Nasional.
Makarim, NA2004.Geopolitik.Tersedia: http: //www.kompas.com/kompas cetak / 0412/28 /
utama [28 Maret 2007].
Poerwowidagdo, SJ1999. Geoekonomi, Abstraksi ekonominya di kepulauan RI. Tersedia: - [28
Maret 2007].
Sumarsono, S, et.al.2001. Pendidikan Kewarganegaraan. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama.

23

Anda mungkin juga menyukai