Anda di halaman 1dari 4

Papua, kaya akan sumber daya alam

tetapi kemiskinan tinggi.

Indonesia merupakan negara yang mempunyai penduduk sangat padat


terutama di kota-kota besar. Dengan jumlah penduduk yang sangat padat tersebut,
membuat Indonesia banyak mengalami masalah dibidang ekonomi, salah satunya
adalah masalah kemiskinan. Jika dipandang dari aspek ekonomi, kemiskinan
menunjuk pada gap antara lemahnya purchasing power dan keinginan dalam
memenuhi kebutuhan dasar. Menurut Bank Dunia , definisi kemiskinan adalah
kehilangan kesejahteraan (well-being) yang artinya kondisi serba kekurangan
yang mengakibatkan seseorang tidak mampu mencapai derajat hidup layak.
Secara umum, kemiskinan didefinisikan sebagai kondisi saat seseorang atau
sekelompok orang tidak mampu memenuhi hak-hak dasarnya untuk
mempertahankan dan mengembangkan kehidupan yang bermartabat. Kemiskinan
menyebabkan ketidakmampuan masyarakat dalam mencukupi kebutuhan dasar
seperti pangan, pendidikan, dan kesehatan. Ketidakmampuan masyarakat dalam
memenuhi kebutuhan pangan pada akhirnya berpengaruh terhadap
ketidakmampuan memenuhi kebutuhan gizi. Hal ini menyebabkan adanya
penurunan tingkat kesehatan masyarakat. Selain berdampak pada kesehatan,
kemiskinan juga mengakibatkan seseorang tidak mampu memenuhi kebutuhan
akan pendidikannya. Tingkat pendidikan yang rendah menyebabkan masyarakat
semakin tidak mampu bersaing dalam angkatan kerja. Pada akhirnya terciptalah
pengangguran, dan masyarakat miskin tidak dapat keluar dari lingkaran
kemiskinan. Kemiskinan merupakan masalah global yang dihadapi dan menjadi
perhatian orang di dunia. Negara miskin masih dihadapkan antara masalah
pertumbuhan dan distribusi pendapatan yang tidak merata. Sementara itu, banyak
negara berkembang yang mengalami pertumbuhan ekonomi yang tinggi namun,
kurang memberikan manfaat bagi penduduk miskinnya.
Indonesia sebagai salah satu negara berkembang yang selalu dihadapkan
pada masalah kemiskinan yang tidak bisa diabaikan. Badan Pusat Statistik (BPS)
mencatat penduduk miskin Indonesia pada Maret 2019 sebesar 25,14 juta
penduduk. Angka ini menurun 810 ribu penduduk dibanding periode yang sama
tahun sebelumnya. Jika dilihat dari persentase jumlah penduduk, penduduk miskin
hingga Maret 2019 tercatat 9,41% atau menurun dibandingkan tahun sebelumnya
9,8%.

Dari jumlah tersebut, persentase penduduk miskin di desa mencapai


12,85% sementara kota sebesar 6,89%. Sementara jika dilihat dari sebaran
provinsi, Papua menduduki provinsi termiskin di Indonesia dengan tingkat
kemiskinan 27,53% dan DKI Jakarta menjadi provinsi dengan tingkat kemiskinan
terendah yakni 3,47%. Mengapa hal ini bisa terjadi? Papua merupakan Provinsi
dengan tingkat pengangguran rendah namun memiliki tingkat kemiskinan yang
tinggi. Data kemiskinan Badan Pusat Statistik(BPS) menunjukkan bahwa
kemiskinan di Papua memiliki variasi spasial. Persentase penduduk miskin
pedesaan di Papua adalah 8 kali persentase penduduk miskin di perkotaan.

Lalu, apa yang menyebabkan Papua memiliki tingkat kemiskinan yang tingggi?

Dari berbagai pendapat para ahli, berbagai faktor penyebab kemiskinan,


dapat dikelompokkan ke dalam beberapa faktor yaitu:

 Faktor kondisi alam dan lingkungan, seperti meningkatnya


kerusakan lingkungan, distribusi sumber daya yang tidak merata,
dan bencana alam yang sering terjadi.
 Faktor penduduk, yaitu tingginya pertumbuhan penduduk sehingga
menekan sumber daya alam dan adanya migrasi penduduk dari
perdesaan ke perkotaan.
 Faktor eksploitasi yang terjadi antarkelas, antarkelompok,
antarwilayah, dan antarnegara, termasuk adanya hubungan
ekonomi internasional yang tidak seimbang antara negara maju dan
negara berkembang.
 Faktor kelembagaan dan struktural seperti adanya berbagai
kebijakan pemerintah yang tidak tepat dan cenderung mengabaikan
daerah perdesaan.
 Faktor teknologi yang merupakan salah satu faktor yang sangat
penting dalam mendorong dan meningkatkan produktivitas usaha
tani atau pertanian, yang juga merupakan mata pencaharian utama
dari mayoritas penduduk perdesaan termasuk di dalamnya
penduduk miskin di negara berkembang.

Minimnya infrastruktur yang terkait pendidikan, kesehatan dan


kesejahteraan masyarakat diduga menjadi penyebab kemiskinan di Papua. Maka
diperlukan data yang akurat untuk membangun masyarakat Papua. Tingkat
pendidikan, kesehatan dan kesejahteraan merupakan barometer BPS dalam
mengukur tingkat kemiskinan orang atau keluarga. Semakin tinggi tingkat
pendidikan dan kesejahteraan masyarakat suatu kabupaten/kota diharapkan
semakin sejahtera masyarakatnya. Pada akhirnya inilah yang membuat
orang/keluarga bisa keluar dari garis kemiskinan.

Belum meratanya program pembangunan, khususnya di pedesaan, luar


Pulau Jawa, daerah terpencil, dan daerah perbatasan, khususnya Papua. Masih
terbatasnya akses masyarakat miskin terhadap pelayanan dasar. Kondisi
kemiskinan sangat dipengaruhi oleh fluktuasi harga kebutuhan pokok. Fluktuasi
ini berdampak besar pada daya beli masyarakat miskin. Sehubungan dengan itu,
upaya penanggulangan kemiskinan melalui stabilisasi harga kebutuhan pokok
harus dilakukan secara komprehensif dan terpadu. Hal ini bertujuan agar
penanggulangan kemiskinan, baik di pedesaan maupun perkotaan dapat berjalan
secara efektif dan efisien.

Aksesibilitas di wilayah ini cenderung sulit akibat dari kondisi topografi


wilayah yang dipisahkan oleh pegunungan, lembah, ataupun tersebar di pulau-
pulau kecil. Kondisi keterisolasian ini pun menyebabkan terhambatnya mobilitas
penduduk, distribusi barang dan jasa, hingga penyelenggaraan layanan dasar
kepada masyarakat. Selain itu, bencana alam seperti tanah longsor, kekeringan,
dan banjir memperparah kondisi kemiskinan karena hilangnya aset masyarakat
ataupun rusaknya fasilitas publik pada wilayah yang terkena bencana.

Terkait akses terhadap layanan dasar, kurangnya tenaga dan fasilitas


kesehatan serta pendidikan masih menjadi tantangan yang kerap dihadapi di
Kawasan Timur Indonesia khususnya Papua. Pola pikir masyarakat yang masih
mementingkan upacara dan pesta adat berbiaya besar dengan mengorbankan
kebutuhan pendidikan ataupun gizi turut mempengaruhi rendahnya kualitas
sumber daya manusia di wilayah ini. Lebih lanjut, karakter masyarakat yang
cenderung cepat puas dan kurang bijak dalam memanfaatkan bantuan dan dana
desa menyebabkan produktivitas masyarakat tidak berkembang optimal. Jika
dikaitkan dengan rendahnya investasi masuk ke wilayah ini, keterbatasan kualitas
sumber daya manusia menjadi salah satu faktor penyebabnya.

Dari data BPS, kabupaten Mimika dan kota Jayapura merupakan dua
kabupaten/kota yang paling baik secara ekonomi. Ini terjadi karena tingkat
pendidikan, infrastruktur kesehatan dan kesejahteraan masyarakat kedua
kabupaten/kota ini tertinggi. Masyarakat Kota Jayapura rata-rata per tahun
mengeluarkan uang sekitar Rp 14 juta, sedangkan di Nduga hanya Rp 3,6 juta per
orang per tahun. Sangat minimnya infrastruktur yang terkait pendidikan,
infrastruktur yang terkait kesehatan dan infrastruktur yang terkait kesejahteraan di
kabupaten Nduga.

Dalam mengatasi masalah kemiskinan di Papua, berbagai kebijakan


pemerintah untuk menurunkan angka kemiskinan diarahkan ke dalam bentuk
peningkatan kesejahteraan penduduk miskin. Upaya untuk mengurangi jumlah
penduduk miskin didorong oleh berbagai kebijakan lintas sektor mengarah pada
penciptaan kesempatan usaha bagi masyarakat miskin, pemberdayaan masyarakat
miskin, peningkatan kemampuan masyarakat miskin, serta pemberian
perlindungan sosial bagi masyarakat miskin.

Anda mungkin juga menyukai