Anda di halaman 1dari 18

KATA PENGANTAR

Om Swastyastu,
Puji syukur kami panjatkan kehadapan Ida Sang Hyang Widhi Wasa atas Asung Kerta
Wara Nugraha Ida, kami diberi kelancaran dalam menyelesaikan makalah mata kuliah
pengantar bisnis yang berjudul ”MENGUKUR OUTPUT DALAM PENDAPATAN
NASIONAL“ dapat kami selesaikan tepat pada waktunya.
Kami berharap makalah ini dapat berguna dalam rangka menambah wawasan serta
pengetahuan kita mengenai bagaimana cara mengukur output dalam pendapatan nasional.
Kami menyadari bahwa makalah ini terdapat kekurangan dan jauh dari kata sempurna. Oleh
sebab itu kami berharap adanya kritik, saran dan usulan demi perbaikan makalah yang telah
kami buat di masa yang akan datang, mengingat tidak ada sesuatu yang sempurna tanpa saran
yang membangun.
Semoga makalah sederhana ini dapat menambah wawasan bagi para pembaca..
Sebelumnya kami mohon maaf dan apabila terdapat kesalahan kata - kata yang kurang
berkenan dalam hati, dan kami mohon kritik dan saran yang membangun demi perbaikan di
masa depan.
Om Santih,Santih,Santih, Om

Penulis

1
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR …………………………………………………………………1


DAFTAR ISI ………………………………………………………………………….. 2
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang ………………………………………………………………………3
1.2 Rumusan Masalah …………………………………………………………… ……..3
1.3 Tujuan Penulisan …………………………………………………………………….3

BAB II PEMBAHASAN
2.1 Pengertian Produk Dan Pendapatan Nasional…………………………………………..5
2.2 Barang Akhir, Barang Antara,Nilai Tambah, Dan Perhitungan Ganda ………………..7
2.3 Harga Konstan Dan Harga Berlaku……….……..……………………………………..10
2.4 Produk Nasional Netto Dan Pendapatan Siap Konsumsi .……………………………..10
2.5 Produk Nasional Bruto Dengan Metode Produksi, Pendapatan Dan Pengeluaran……..11

BAB III PENUTUP


3.1 Kesimpulan ………………………………………………………………………….... 16

DAFTAR PUSTAKA …………………………………………………………………..17

2
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 LATAR BELAKANG

Seorang manusia membutuhkan materi ( uang ) untuk memenuhi kebutuhan hidupnya yang begitu
banyak. Materi ( uang ) sangat berkaitan dengan pendapatan, dalam hal ini materi ( uang ) merupakan
salah satu bentuk pendapatan. Lalu apa itu pendapatan? Dalam pengertian umum, pendapatan adalah
hasil pencahrian berupa uang atau materi lainnya yang didapat dari suatu usaha, yang kemudian akan
digunakan untuk memenuhi kebutuhan hidup. Jadi, pendapatan memegang peranan penting dalam
kehidupan seorang manusia, dengan pendapatan yang berupa materi mereka dapat membuat
peramalan, perencanaan, dan pengaplikasian yang lebih baik dalam kehidupannya, terutama yang
berkaitan dengan kehidupannya. Conth, seorang pegawai negeri memperoleh pendapatan ( gaji )
setiap bulan, dari jumlah pendapatannya itu dia akan membuat suatu anggaran pengeluaran seperti
biaya makan, listrik, air, dan lain – lain untuk jangka waktu satu bulan. Dia akan berusaha untuk
memenuhi kebutuhannya sesuai dengan banyaknya pendapatan yang diperoleh. Pendapatan menjadi
aspek yang sangat penting dari setiap bentuk usaha.Di Negara kita ini, berbagai sektor usaha seperti
pertanian, perkebunan, industri, pariwisata, perbankan dan masih banyak sektor yang lain berlomba –
lomba menghasilkan pendapatan yang tinggi guna menghidupi usaha yang mereka jalani agar tetap
bisa bertahan. Di lain sisi, kegiatan perekonomian yang dilakukan oleh berbagai sektor juga akan
memberikan pendapatan nasional Negara. Pendapatan nasional merupakan tolak ukur berhasil atau
tidaknya suatu Negara meningkatkan pertumbuhan ekonominya.
Pendapatan nasional adalah ukuran nilai output berupa barang dan jasa yang dihasilkan suatu
Negara dalam periode tertentu atau jumlah seluruh penadapatan yang diterima oleh masyarakat dalam
suatu Negara dalam satu tahun. Pendapatan nasional memiliki peran yang sangat vital bagi sebuah
Negara, karena pendapatan nasional merupakan salah satu tolak ukur keberhasilan perekonomian
suatu Negara. Mengingat konsep pertumbuhan ekonomi sebagai tolak ukur penilaian Pendapatan
Nasional dan Pertumbuhan ekonomi nasioanal sudah terlanjur diyakini serta di terapakan secara luas,
maka kita tidak boleh ketinggalan dan mau tidak mau juga harus berusaha mempelajari hakekat dan
sumber – sumber pertumbuhan ekonomi tersebut. Dengan pendapatan nasional, akan terlihat tingkat
kemakmuran suatu Negara, semakin tinggi pendapatan nasional suatu Negara maka dapat dikatakan
semakin tinggi juga tingkat kesejahteraan rakyatnya.

1.2 RUMUSAN MASALAH


1. Apa itu Produk Dan Pendapatan Nasional
2. Pengertian dan akuntansi Barang Akhir, Barang Antara,Nilai Tambah, Dan Perhitungan
Ganda
3. Apa itu Harga Konstan Dan Harga Berlaku
4. Pengertian Produk Nasional Netto Dan Pendapatan Siap Konsumsi

5. Pengertian Produk Nasional Bruto Dengan Metode Produksi, Pendapatan Dan Pengeluaran

1.3 TUJUAN

3
 Adapun tujuan penulisan makalah ini agar pembaca dapat memperluas wawasantentang
pendapatan nasional khususnya di negara Indonesia, untuk mengetahui seberapa besar
dan sejauh mana pertumbuhan ekonomi Negara kita dan bagaiman cara supaya Ekonomi
Indonesia juga dapat meningkat seperti halnya dengan negara – negara maju.
Meningkatkan pendapatan nasional supaya rakyat dinegara Indonesia dapat makmur
seperti di Negara – negara maju, serta bagaiman cara – cara untuk menghitung
pendapatan nasional.  

4
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Produk Dan Pendapatan Nasional

2.1.1 Produk
Dalam ilmu bisnis, Produk adalah barang atau jasa yang diproduksi dan dapat
diperjualbelikan. Sedangkan dalam ilmu marketing, Produk adalah apappun yang dapat
ditawarkanke pasar dan dapat memuaskan keinginan atau kebutuhan. Produk berasal dari
baghasa inggris yaitu product yang artinya sesuatu yang diproduksi oleh tenaga kerja atau
sejenisnya.

2.1.2 Pendapatan Nasional


Pendapatan nasional adalah jumlah pendapatan yang diterima oleh seluruh rumah
tangga keluarga (RTK) di suatu negara dari penyerahan faktor-faktor produksi dalam satu
periode, biasanya selama satu tahun.

 Konsep Pendapatan Nasional

Produk Domestik Bruto (GDP)

Produk domestik bruto (Gross Domestic Product) merupakan jumlah produk, baik
barang maupun jasa, yang dihasilkan oleh unit-unit produksi di dalam batas wilayah suatu
negara atau domestik selama satu tahun. GDP memiliki rumus sebagai berikut:

GDP = Pendapatan Masyarakat DN (dalam negeri) + Pendapatan Asing DN

Dalam perhitungan GDP, barang atau jasa yang dihasilkan oleh perusahaan maupun
instansi asing terkait juga termasuk, asalkan wilahnya masih dalam wilayah suatu negara atau
domestik tersebut. Misalnya ada perusahaan X dari Jerman yang mempunyai cabang di
Indonesia, barang atau jasa yang dihasilkannya termasuk ke dalam GDP. Barang yang
dihasilkan termasuk modal yang belum diperhitungkan, maka bersifat bruto atau kotor.

Produk Nasional Bruto (GNP)

Produk Nasional Bruto (Gross National Product) adalah nilai produk, baik barang
maupun jasa, yang dihasilkan oleh penduduk suatu negara (nasional) selama satu tahun,
termasuk yang dihasilkan oleh warga negara tersebut di luar negeri. Jadi, jika ada seorang

5
pria asal Indonesia yang menjual pakaian di Vietnam, barang atau jasa yang dihasilkannya
termasuk ke dalam GNP. Berikut adalah cara menghitung GNP:

GNP = Pendapatan WNI DN + Pendapatan WNI LN (luar negeri) – Pendapatan Asing


DN
Produk Nasional Netto (NNP)
NNP = GNP – depresiasi (penyusutan barang modal)
Penyusutan adalah penggantian barang modal dengan peralatan produksi yang dipakai
dalam proses produksi. Biasanya bersifat taksiran, yang dapat menyebabkan terjadinya
kekeliruan meskipun relatif keci.

Pendapatan Nasional Netto (NNI)

Pendapatan Nasional Netto (Net National Income) adalah pendapatan yang dihitung
menurut jumlah balas jasa yang diterima oleh masyarakat sebagai pemilik faktor produksi.
Berikut adalah cara menghitung NNI:

NNI = NNP – Pajak Tidak Langsung

Pajak tidak langsung adalah pajak yang bebannya dapat dialihkan kepada pihak lain seperti
pajak hadiah, pajak penjualan, dan lain-lain.

Pendapatan Perseorangan (PI)

Pendapatan perseorangan (Personal Income) merupakan jumlah pendapatan yang


diterima oleh setiap orang dalam masyarakat, temasuk pendapatan yang diperoleh tanpa
melakukan kegiatan apapun. Misalnya gaji seorang karyawan kantoran, maupun pendapatan
wiraswasta yang didapatkan secara berantai.

PI = NNI – Pajak Perusahaan – Iuran – Laba Ditahan + Transfer Payment

Transfer Payment adalah penerimaan-penerimaan yang bukan merupakan balas jasa


produksi, melainkan diambil sebagian dari pendapatan nasional tahun lalu. Seperti
pembayaran dana pensiunan, tunjangan pengangguran, dan sebagainya.

Pendapatan yang siap dibelanjakan

Memiliki nama lain disposable income, pendapatan ini adalah pendapatan yang siap
untuk dimanfaatkan guna membeli barang dan jasa konsumsi dan selebihnya menjadi
tabungan yang disalurkan menjadi investasi.

DI = PI – Pajak Langsung

6
Pajak langsung adalah pajak yang bebannya tidak dapat dialihkan kepada pihak lain, seperti
pajak pendapatan.

 Pendapatan negara dapat dihitung dengan tiga pendekatan, yaitu:


1 Pendekatan pendapatan, dengan cara menjumlahkan seluruh pendapatan (upah, sewa,
bunga, dan laba) yang diterima rumah tangga konsumsi dalam suatu negara selama satu
periode tertentu sebagai imbalan atas faktor-faktor produksi yang diberikan
kepada perusahaan.
2 Pendekatan produksi, dengan cara menjumlahkan nilai seluruh produk yang dihasilkan
suatu negara dari bidang industri, agraris, ekstraktif, jasa, dan niaga selama satu periode
tertentu. Nilai produk yang dihitung dengan pendekatan ini adalah nilai jasa dan barang
jadi (bukan bahan mentah atau barang setengah jadi).
3 Pendekatan pengeluaran, dengan cara menghitung jumlah seluruh pengeluaran untuk
membeli barang dan jasa yang diproduksi dalam suatu negara selama satu periode
tertentu. Perhitungan dengan pendekatan ini dilakukan dengan menghitung pengeluaran
yang dilakukan oleh empat pelaku kegiatan ekonomi negara, yaitu: Rumah tangga
(Consumption), pemerintah (Government), pengeluaran investasi (Investment), dan selisih
antara nilai ekspor dikurangi impor (X - M).

2.2 Pengertian dan Akuntansi : Barang akhir, barang antara, nilai tambah
dan perhitungan ganda

 Barang akhir 
Barang akhir  atau (final good) adalah barang yang di hasilkan oleh berbagai kegiatan
ekonomi dan dapat di gunakan untuk memenuhi kebutuhan masyarakat. Barang akhir
dapat di bedakan ke dalam dua golongan , yaitu:
a. Barang tahan lama ( durable good ), misalnya mobil, televisi,almari es , perabot rumah
tangga.
b. Barang tidak tahan lama ( non- durable good ) misalnya makanan segar , buah-buahan ,
sayur-sayuran .

 Barang antara 

7
Barang antara  ( intermediate good ) . Barang-barang yang belum menjadi barang aktif
dan masih akan di proses lagi sebelum sebelum dapat di gunakan oleh konsumen di
namakan barang antara. contoh nya besi baja dan tekstil.
Barang antara adalah meliputi bahan baku maupun bahan penolong yang belum melalui
proses pengolahan ataupun sudah melalui proses pengolahan dan biasanya habis
dipakai dalam proses produksi atau umur pemakainnya relative pendek (kurang dari
satu tahun

 Nilai tambah
Nilai Tambah adalah nilai yang ditambahkan oleh suatu perusahaan ke bahan-bahan
dan jasa-jasa yang dibelinya melalui produksi dan usaha-usaha pemasarannya.
nilai tambah berlaku dalam perhitungan GDP apabila suatu perusahaan memproses
barang mentah hingga memproduksinya menjadi barang jadi. Contoh nilai tambah
dapat dilihat pada table 1 berikut :

- Tabel 1. Perhitungan Nilai Tambah

No Sektor Produksi Nilai Nilai Nilai


Output Input Tambah
(Rp.) (Rp.) (Rp.)

1. Nelayan  300 0 300

2. Pabrik Penggilingan  400 300 100


ikan

3. Pabrik Pengolahan  600 400 200


Ikan
4. Pabrik Pengalengan  800 600 200
(pengemasan)

5. Pabrik pembekuan 1000 800 200


(cool storage)

TOTAL 1000

8
Berdasarkan table 1 diatas dapat dijelaskan bahwa :

 Saat Nelayan menjual ikan di pabrik penggilingan ikan seharga Rp. 300, maka pabrik
penggilingan ikan akan mengeluarkan uang sebesar Rp. 300 untuk membeli ikan.
Namun nilai input nelayan sebesar 0, artinya ikan belum menjadi input pabrik
penggilingan dan ikan beluim masuk tahap pemrosesan (tidak ada biaya produksi),
sehingga nilai tambah nelayan sama dengan nilai output ikan sebesar Rp. 300.
 Ikan dari nelayan seharga Rp. 300 menjadi input pabrik penggilingan, kemudian
pabrik melakukan proses penggilingan ikan menjadi tepung, sehingga output produksi
sebesar Rp. 400. Nilai tambah pabrik penggilingan ikan sebesar Rp. 100.
 Tepung ikan dibeli pabrik pengolahan ikan dari pabrik penggilingan sebesar Rp 400,
tepung ikan menjadi input perusahaan pengolahan ikan, perusahaan pengolahan ikan
melakukan proses penambahan bumbu untuk menjadi surimi, sehingga output surimi
ikan menjadi Rp. 600. Nilai tambah perusahaan menjadi Rp. 200.
 Surimi ikan dibeli perusahan pengemasan dari pabrik pengolahan sebesar Rp. 600,
surimi menjadi input perusahaan pengemasan. Pabrik mengemas surimi sehingga biaya
output pengemasan surimi sebesar Rp. 800. Nilai tambah pabrik pengemasan sebesar
Rp. 200.
  Pabrik pembekuan membeli surimi seharga Rp 800 dari perusahan pengemasan
surimi ikan sehingga surimi menjadi input pabrik pembekuan. Pabrik pembekuan
melakukan proses pembekuan surimi menggunakan teknologi pendingin, sehingga
output menjadi Rp 1000. Nilai tambah pabrik pembekuan sebesar Rp. 200.
 Total nilai tambah dari seluruh sector produksi sebesar Rp. 1000. Jumlah nilai tambah
harus sama dengan niali output barang jadi akhir sebesar Rp. 1000. Nilai tambah
muncul akibat proses produksi yang dilakukan pabrik, mengolah barang mentah
menjadi barang jadi. Nilai tambah dapat berupa sewa, upah, gaji dan profit
(keuntungan) dari pabrik pengolahan.

Untuk menghitung nilai GDP suatu negara, maka yang digunakan dalam
perhitungan  adalah total nilai tambah (nilai output - nilai input), bukan total dari nilai
output. Sehingga dapat disimpulkan bahwa, nilai tambah merupakan nilai selisih
antara nilai penjualan perusahaan dengan nilai pembelian bahan mentah serta

9
jasa dari perusahaan lain.  Perhitungan GDP menggunakan nilai tambah adalah untuk
menghindari perhitungan ganda atas barang input yang dibeli pada perusahaan lain.

 Penghitungan ganda
Penghitungan ganda dalam akuntansi adalah kesalahan di mana transaksi dihitung lebih
dari sekali, untuk alasan apa pun.Ha Tetapi dalam akuntansi sosial itu juga mengacu
pada masalah konseptual dalam praktik akuntansi sosial, ketika upaya dilakukan untuk
memperkirakan nilai baru yang ditampbahkan oleh output bruto, atau nilai total
investasi.

2.3 pengertian dan akuntansi : Harga konstan dan harga berlaku

 Harga konstan diukur dengan menggunakan dasar harga tahun sebelum-sebeumnya


sehingga faktor inflasi dapat dihilangkan sedangkan
 Harga berlaku menggukur menggunakan dasar harga tahun lalu sehingga msih ada
faktor inflasinya.

PDB Harga Berlaku Dan Harga Konstan

Menghitung nilai hasil PDB dengan menggunakan harga berlaku dapat memberi hasil
yang menyesatkan, karena pengaruh inflasi. Untuk memperoleh gambaran yang lebih
akurat, maka perhitungan PDB sering menggunakan perhitungan berdasarkan harga
konstan. Hasil perhitungan ini menghasilkan nilai PDB atas harga konstan. Yang
dimaksud dengan harga konstan adalah harga yang dianggap tidak berubah.

Untuk memperoleh PDB harga konstan, kita harus menentukan tahun dasar (based
year), yang merupakan tahun di mana perekonomian berada dalam kondisi baik/stabil.
Harga barang pada tahun tersebut kita gunakan sebagai harga konstan.

Deflator = (Harga tahun t : Harga tahun t-1) x 100%

Manfaat dari perhitungan PDB harga konstan, selain dengan segera dapat mengetahui
apakah perekonomian mengalami pertumbuhan atau tidak, juga dapat menghitung
perubahan harga (inflasi).

10
2.4 Pengertian dan akuntansi Produk Nasional Netto dan Pendapatan
Siap Konsumsi

 Produk Nasional Neto (Net National Product)

Produk Nasional Neto (PNN) diperoleh dari Produk Nasional Bruto (PNB) dikurangi
dengan penyusutan barang modal (capital goods). Karena nilai PNB merupakan nilai
kotor, untuk mendapatkan nilai bersihnya harus dikeluarkan depresiasinya. Hal ini
disebabkan di dalam PNB, investasi yang dipakai adalah investasi kotor, yaitu jumlah
investasi yang ditanam. Selain depresiasi tidak termasuk ke dalam transaksi ekonomi,
depresiasi atau penyusutan barang modal juga sudah disyaratkan dalam sistem
akuntansi.

Rumus : PNN = PNB – Depresiasi

 Pendapatan Perseorangan Siap Konsumsi


Pendapatan Perseorangan Siap Konsumsi (Personal Income Disposable) adalah
pendapatan perserorang yang dipakai oleh individu sendiri guna membiayai
konsumsinya atau ditabung.

Jadi, untuk menghitung besarnya pendapatan seseorang siap konsumsi adalah


dengan pendapatan perseorangan dikurangi pajak penghasilan.

2.5 Pengertian dan Akuntansi Produk Nasional Bruto dengan Metode


Produksi, Pendapatan dan Pengeluaran

Produk Nasional Bruto (Gross National Product)

Produk Nasional Bruto (PNB) adalah nilai barang dan jasa yang dihasilkan oleh setiap
warga negara dalam jangka waktu satu tahun, termasuk nilai barang dan jasa warga
negara tersebut yang berada di luar negeri, tetapi tidak termasuk nilai barang dan jasa
yang dihasilkan oleh warga negara asing di dalam negeri. Jadi, jika Anda ingin
mengetahui PNB Indonesia, berarti Anda harus menghitung jumlah barang dan jasa
yang dihasilkan oleh warga negara Indonesia (baik di Indonesia maupun di luar negeri),
tetapi tidak mengikut sertakan nilai barang dan jasa atau pendapatan warga negara

11
asing yang ada di Indonesia. Pendapatan faktor-faktor produksi luar negeri yang ada
dalam suatu perekonomian dinotasikan sebagai FPLN, sedangkan faktor-faktor
produksi di dalam negeri dinotasikan sebagai FPDN. PNB dapat dirumuskan sebagai
berikut :

PNB = PDB – (FPLN – FPDN)

Selisih antara FPLN dan FPDN adalah pendapatan faktor produksi neto dari luar negeri
(net factor income from abroad, selanjutnya disingkat FPNLN).

Jadi, PNB = PDB – FPNLN

Pada umumnya, untuk negara berkembang nilai PDB lebih besar dari nilai PNB. Hal ini
disebabkan penanaman modal asing di negara tersebut lebih besar dengan hasil produk
warga negaranya di luar negeri. Oleh karena itu, bagi negara berkembang umumnya
PDB lebih banyak digunakan dibandingkan PNB.

1. PRODUKSI
Berdasarkan pendekatan produksi, pendapatan nasional adalah barang dan jasa yang
diproduksi di suatu negara pada satu periode tertentu, biasanya satu tahun. Melalui
pendekatan ini, pendapatan nasional dihitung dengan menjumlahkan setiap nilai tambah
dari tiap proses produksi di dalam masyarakat termasuk warga negara asing dan
penduduk asli dari berbagai lapangan sector usaha negara dalam kurun waktu satu
periode yang biasanya satu tahun.

Jumlah output dari setiap sector merupakan jumlah output seluruh perekonomian.
Namun, ada kemungkinan output yang dihasilkan oleh suatu sector perekonomian
berasal dari output sector lain, atau merupakan input bagi sector ekonomi yang lainnya.
Dengan kata lain, jika dalam perhitungan tidak hati-hati akan mungkin terjadi
perhitungan ganda (double accounting). Akibatnya angka PDB bisa melambung
beberapa kali lipat dari angka yang sebenarnya.

12
Dalam perhitungan pendapatan nasional harus dihindari kemungkinan terjadinya
perhitungan ganda (double counting). Oleh karena itu pendekatan produksi
diperolehdengan menjumlahkan nilai tambah seluruh barang dan jasa yang dihasilkan.
Apabila disuatu negara terdapat beberapa sector, yaitu sector ekstraktif (E), agraris (A).
industry (I), niaga (N) dan jasa (J), maka nilai yang didapat disebut income yang
dirumuskan sebagai berikut :

NI = E + A + I + N + J

Nilai tambah adalah nilai produksi barang akhir yang dikurangi biaya bahan mentah. Di
dalamnya termasuk keuntungan sebagai balas jasa faktor kewirausahaan (pengusaha). Untuk
lebih memahami ini berikut contoh sederhana perhitungan pendapatan nasional menurut
pendekatan produksi, kita asumsikan bahwa perekonomian hanya terdiri dari satu sector saja
yaitu sector industry yang memproduksi sebuah pakaian. Sebuah pakaian terdiri dari beberapa
proses pembuatan dimulai dari kapas, benang, kain, lalu pakaian. Andai kata harga kapas
adalah Rp 5.000,00, harga benang Rp 10.000,00, harga kain Rp 20.000,00 dan harga pakaian
Rp 50.000,00 kita dapat menghitung nilai tambah dari sector produksi ini, perhatikan tabel
berikut

Nama Harga Nilai Perhitungan Nilai Tambah


Barang Tambah
Kapas Rp. Rp. Rp. 5.000,00 – 0 = Rp. 5.000,00
5.000,00 5.000,00
Benang Rp. Rp. Rp. 10.000,00 – Rp. 5.000,00 = Rp.
10.000,00 5.000,00 5.000,00
Kain Rp. Rp. Rp. 20.000,00 – Rp 10.000,00 = Rp.
20.000,00 10.000,00 10.000,00
Pakaian Rp. Rp. Rp. 50.000,00 – Rp. 30.000,00 = Rp
50.000,00 30.000,00 20.000,00
Total Rp. Rp.
85.000,00 50.000,00

Jadi nilai tambah sector produksi ini adalah Rp. 50.000,00, total nilai tambah inilah
yang akan dihitung sebagai pendapatan nasional yang akan dijumlahkan dengan sektor-
sektor yang lain.
2. PENDAPATAN

13
Berdasarkan pendekatan pendapatan, pendapatan nasional adalah seluruh pendapatan
yang diterima oleh pemilik faktor produksi yang disalurkan kepada Rumah Tangga
Produsen selama satu tahun. Pendapatan nasional berdasarkan pendekatan pendapatan
merupakan penjumlahan sewa, upah, bunga modal dan laba yang diterima masyarakat
pemilik faktor produksi selama satu tahun. Pendapatan Nasional menurut pendapatan
dapat dirumuskan sebagai berikut.

NI = r + w + I + p

Dimana:
NI = Natinal Income (pendapatan nasional)
r = rent (pemdapatan sewa)
w = wage (upah atau gaji)
i = interest (pendapatan bunga)
p = profit (keuntungan)

Contoh sederhana: katakanlah pada suatu hari para pemilik faktor produksi
mendapatkan balas jasa hasil dari faktor produksi yang mereka miliki yaitu hasil sewa
Rp. 150.000,00, gaji bekerja Rp. 100.000,00, hasil bunga pinjaman Rp. 75.000,00 dan
keuntungann bisnis Rp. 200.000,00 maka pendapatan nasional bisa kita ketahui dengan
menjumlahkan seluruh pendapatan.
NI = r + w + I + p
NI = 150.000 + 100.000 + 75.000 + 200.000
NI = Rp. 525.000,00

3. PENGELUARAN
Berdasarkan pendekatan pengeluaran, pendapatan nasional adalah jumlah pengeluaran
secara nasional untuk membeli barang serta jasa yang dihasilkan dalam suatu periode,
biasanya satu tahun. Jadi, berdasarkan metode pengeluaran, pendapatan nasional
merupakan penjumlahan seluruh pengeluaran yang dilakukan seluruh rumah tangga
pelaku ekonomi (Konsumen, Produsen, Pemerintah dan Masyarakat Luar Negri) dalam
suatu negara selama satu periode tertentu biasanya setahun. Hasil perhitungannya
disebut Produk Nasional Bruto (PNB) atau Gross National Product (GNP). Metode

14
penghitungan pendapatan nasional dengan pendekatan pengeluaran dihitung melalui
rumus sebagai berikut:

NI = C+I+G+(X-M)

Keterangan:
NI = National Income (pendapatan nasional)
C = Consumption (konsumsi)
I = Investment (investasi)
G = Government Expenditure (pengeluaran pemerintah)
X-M = Export-Import (Eksport – Import )

Contoh : Diketahui data dari pemerintah pada tahun 2015 sebagai berikut.

Pengeluaran konsumsi Rp. 10.000.000.000,00


Pemerintah Rp. 4.000.000.000,00
Pengeluaran pengusaha Rp. 12.000.000.000,00
Ekspor Rp. 14.000.000.000,00
Impor Rp 5.000.000.000,00

Hitunglah pendapatan nasional berdasarkan pendekatan pengeluaran.


Jawab:
NI = C + I + G + (X – M)NI = 10.000.000.000 + 12. 000.000.000 + 4.000.000.000 +
(14.000.000.000 – 5.000.000.000)
NI = 26.000.000.000 + 9.000.000.000
NI = Rp. 17.000.000.000,00

15
BAB III
PENUTUP

KESIMPULAN
Pendapatan nasional adalah ukuran nilai output berupa barang dan jasa yang dihasilkan suatu
Negara dalam periode tertentu atau jumlah seluruh penadapatan yang diterima oleh masyarakat
dalam suatu Negara dalam satu tahun. Pendapatan nasional memiliki peran yang sangat vital
bagi sebuah Negara, karena pendapatan nasional merupakan salah satu tolak ukur keberhasilan
perekonomian suatu Negara.
Konsep pendapatan nasional adalah sebagai berikut produk domestik bruto ( GDP ),
produk sasional bruto ( GNP ), pendapatan nasional netto ( NNI ), pendapatan
perseorangan ( PI ), pendapatan yang siap dibelanjakan ( DI ). Cara untuk menghitung
pendapatan nasional dengan cara pendekatan produksi, pendekatan pendapatan, dan
pendekatan pengeluaran. 
Manfaat penghitungan pendapatan nasional adalah agar pemerintah dapat menelaah
kembali struktur perekonomian yang kemudian dapat dijadikan bahan untuk membuat
kebijakan, dapat mengetahui tingkat penyebaran pendapatan yang kurang merata antar
daerah, dengan begitu pemerintah dapat membuka lapangan kerja baru di daerah yang
berpendapatan rendah, pemerintah dapat menentukan besarnya kontribusi berbagai
sektor perekonomian terhadap pendapatan nasional. Maksudnya, pemerintah dapat
meningkatkan sektor – sektor.

16
DAFTAR PUSTAKA

http://harisahmad.blogspot.com/2011/01/faktor-yang-mempengaruhi-pendapatan.
http://wardayadi.wordpress.com/materi-ajar/kelas-x/pendapatan-nasional-2/
http://murnywantis.wordpress.com/2013/07/03/ringkasan-materi-pendapatan-nasional/
http://www.materiakuntansi.com/perhitungan-pendapatan-nasional-dengan-pendekatan-
pengeluaran/
http://faiza-ulfa.blogspot.com/2012/03/metode-penghitungan-pendapatan-nasional.html
Wikipedia Bahasa Indonesia Tentang Pendapatan
Wikipedia Bahasa Indonesia Tentang Pendapatan Nasional
Warta Warga Gunadarma  

17
18

Anda mungkin juga menyukai