Anda di halaman 1dari 21

KATA PENGANTAR

Dengan mengucapakn puji syukur pada Tuhan Yang Maha Esa , akhirnya saya dapat
juga menyelesaikan makalah ini, makalah yang saya bikin ini berjudul Identitas Nasional
sebagai Karakter Bangsa materinya tentang :
1.
2.
3.
4.
5.

Identitas nasional
Sejarah kelahiran faham nasionalisme
Perbedaan hakikat bangsa dan negara
Identitas nasional sebagai karakter bangsa
Proses berbangsa dan bernegara
Makalah ini dibuat untuk menyelesaikan tugas akhir pendidikan Kewarganegaraan ,

selain itu saya juga ingin mengetahui pembentukkan identitas nasional sebagai karakteristik
bangsa . Keberhasilan makalah ini tidak lepas dari dukungan beberapa pihak terkait . pihak
pustaka yang telah menberikan saya untuk meminjam buku , dan teman saya telah
menyumbangkan ide-ide dan pikiran .
Saya menyadari makalah ini masih banyak kekurangan dan jauh dari kesempurnaan .
oleh karena itu saya menharapkan masukan dan kritikan yang membangun untuk
menyempurnakan makalah . Saya berharap hasil makalah ini dapat bermamfaat bagi siapapun
yang membutuhkannya . semoga makalah sederhana ini dapat melengkapi pengetahuan kita
tentang Identitas Nasional sebagai karakteristik Bangsa .

Padang , 25 february 2016


Penulis

DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR................................................................................................ i
DAFTAR ISI.............................................................................................................. ii
1

BAB 1 PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG MASALAH...............................................................1
B. RUMUSAN MASALAH............................................................................... 2
C. TUJUAN........................................................................................................ 2
BAB II ISI DAN PEMBAHASAN
A.
B.
C.
D.

IDENTITAS NASIONAL .............................................................................


SEJARAH KELAHIRAN FAHAM NASIONALISME .............................. 4
PERBEDAAN HAKEKAT BANGSA DAN NEGARA .............................. 6
IDENTITAS NASIONALISME SEBAGAI KARAKTER BANGSA ........ 10

BAB III PENUTUP


A. KESIMPULAN.............................................................................................. 20
B. SARAN.......................................................................................................... 21
DAFTAR PUSTAKA

BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG

Pada hakikatnya manusia tidak dapat memenuhi kebutuhannya sendiri , manusia


senantiasa membutuhkan orang lain. Pada hakikatnya manusia hidup secara berkolompokkelompok manusia dalam kelompok akan membentuk suatu organisasi yang berusaha
mengatur dan mengarahkan tercapaynya tujuan hidup yang besar yaitu hidup dalam suatu
negara , negara merupakan suatu organisasi yang terbentuk , dan mempunyai pemerintah
yamg sama . Bangsa dan Negara ini memiliki ciri khas yang membedakan bangsa dan negara
laing di dunia . ciri khas sebuah bangsa merupakan identitas dari bangsa yang bersangkutan .
ciri khas negara indonesia negara hukum dan menjunjung tinggi HAM.
1.2.

BAB II
PEMBAHASAN
A. Identitas Nasional

Identitas adalah sifat khas yang menerangkan dan sesuai dengan kesadaran diri
pribadi sendiri, golongan sendiri, kelompok sendiri, komonitas sendiri, atau Negara sendiri.
Mengacu kepada pengertian ini, identitas tidak terbatas pada individu semata tetapi berlaku
pula pada suatu kelompok. Sedangkan kata nasional merupakan identitas yang melekat pada
kelompok-kelompok yang lebih besar yang diikat oleh kesamaan-kesamaan, baik pisik
seperti budaya, agama dan bahasa maupun non fisik seperti keinginan, cita-cita, dan tujuan.
Himpunan kelompok-kelompok inilah yang kemudian disebut dengan istilah identitas bangsa
atau identitas nasional yang pada akhirnya melahirkan tindakan kelompok (collective action)
yang diwujutkan dalam bentuk organisasi atau pergerakan-pergerakan yang diberi atributatribut nasional. Kata nasional sendiri tidak dapat dipisahkan dari kemunculan konsep
nasionalisme sebagaimana akan dijelaskan kemudian.
Beberapa pendapat ahli mendefinisikan pengertian Identitas Nasional
a) Menurut Kaelan dan Zubaidi adalah setiap bangsa bangsa di dunia ini maka setiap
bangsa di dunia ini akan memiliki identitas sendiri-sendiri sesuai dengan keunikan ,
sifat ,ciri-ciri serta karakter dari bangsa tersebut.
b) Menurut Erwin adalah sifat khas yang melekat pada suatu bangsa atau yang lebih
dikenal sebagai kebribadian suatu bangsa .

Identitas nasional adalah suatu ciri yang dimiliki suatu bangsa, secara fisiologi yang
membedakan bangsa tersebut dengan bangsa yang lainnya. Berdasarkan pengertian tersebut
maka setiap bangsa di dunia ini akan memiliki identitas sendiri-sendiri sesuai dengan
keunikan, sifat, ciri-ciri serta karakter dari bangsa tersebut. Demikian pula dengan hal ini
sangat ditentukan oleh proses bagaimana bangsa tersebut terbentuk secara historis
Identitas nasional tersebut pada dasarnya menunjuk pada identitas-identitas yang
sifatnya nasional. Identitas nasional bersifat buatan dan sekunder. Bersifat buatan karena
identitas nasional itu dibuat, dibentuk dan disepakati oleh warga bangsa sebagai identitasnya
setelah mereka bernegara. Bersifat sekunder karena identitas nasional lahir belakangan bila
dibandingkan dengan identitas kesukubangsaan yang memang telah dimiliki warga bangsa itu
secara askriptif. Sebelum memiliki identitas nasional, warga bangsa telah memiliki identitas
primer yaitu identitas kesukubangsaan.

Unsur-unsur pembentuk identitas yaitu:


1. Suku bangsa: adalah golongan sosial yang khusus yang bersifat askriptif (ada sejak
lahir), yang sama coraknya dengan golongan umur dan jenis kelamin. Di Indonesia
terdapat banyak sekali suku bangsa atau kelompok etnis dengan tidak kurang 300
dialeg bangsa.
2. Agama: bangsa Indonesia dikenal sebagai masyarakat yang agamis. Agama-agama
yan tumbuh dan berkembang di nusantara adalah agama Islam, Kristen, Katolik,
Hindu, Budha dan Kong Hu Cu. Agama Kong H Cu pada masa orde baru tidak diakui
sebagai agama resmi negara. Namun sejak pemerintahan presiden Abdurrahman
Wahid, istilah agama resmi negara dihapuskan.
3. Kebudayaan: adalah pengetahuan manusia sebagai makhluk social yang isinya adalah
perangkat-perangkat atau model-model pengetahuan yang secara kolektif digunakan
oleh pendukung-pendukungnya untuk menafsirkan dan memahami lingkungan yang
dihadapi dan digunakan sebagi rujukan dan pedoman untuk bertindak (dalam bentuk
kelakuan dan benda-benda kebudayaan) sesuai dengan lingkungan yang dihadapi.
4. Bahasa: merupakan unsure pendukung Identitas Nasonal yang lain. Bahsa dipahami
sebagai system perlambang yang secara arbiter dientuk atas unsure-unsur ucapan
manusia dan yang digunakan sebgai sarana berinteraksi antar manusia.
Dari unsur-unsur Identitas Nasional tersebut dapat dirumuskan pembagiannya
menjadi 3 bagian sebagai berikut : Identitas Fundamental, yaitu pancasila merupakan falsafah
bangsa, Dasar Negara, dan Ideologi Negara Identitas Instrumental yang berisi UUD 1945 dan
tata perundangannya, Bahasa Indonesia, Lambang Negara, Bendera Negara, Lagu
Kebangsaan Indonesia Raya. Identitas Alamiah, yang meliputi Negara kepulauan
(Archipelago) dan pluralisme dalam suku, bahasa, budaya, dan agama, sertakepercayaan.
Identitas nasional Indonesia merupakan ciri-ciri yang dapat membedakan negara
Indonesia dengan negara lain. Identitas nasional Indonesia dibuat dan disepakati oleh para
pendiri negara Indonesia. Identitas nasional Indonesia tercantum dalam konstitusi Indonesia
yaitu Undang-Undang Dasar 1945 dalam pasal 35-36C. Identitas nasional yang menunjukkan
jati diri Indonesia diantaranya adalah sebagai berikut:
Identitas Nasional Indonesia :
5

1. Bahasa Nasional atau Bahasa Persatuan yaitu Bahasa Indonesia


2. Bendera negara yaitu Sang Merah Putih
3. Lagu Kebangsaan yaitu Indonesia Raya
4.

Lambang Negara yaitu Pancasila

5. Semboyan Negara yaitu Bhinneka Tunggal Ika


6.

Dasar Falsafah negara yaitu Pancasila

7. Konstitusi (Hukum Dasar) negara yaitu UUD 1945


8. Bentuk Negara Kesatuan Republik Indonesia yang berkedaulatan rakyat
9. Konsepsi Wawasan Nusantara
10. Kebudayaan daerah yang telah diterima sebagai Kebudayaan Nasional
Identitas Nasional indonesia yaitu terdiri dari :
1. Bahasa Nasional atau Bahasa Persatuan yaitu Bahasa Indonesia
2. Bendera negara yaitu Sang Merah Putih
3. Lagu Kebangsaan yaitu Indonesia Raya
4. Lambang Negara yaitu Pancasila
5. Semboyan Negara yaitu Bhinneka Tunggal Ika
6. Dasar Falsafah negara yaitu Pancasila
7. Konstitusi (Hukum Dasar) negara yaitu UUD 1945
8. Bentuk Negara Kesatuan Republik Indonesia yang berkedaulatan rakyat
9. Konsepsi Wawasan Nusantara
10. Kebudayaan daerah yang telah diterima sebagai Kebudayaan Nasional

B. Sejarah Kelahiran Faham Nasionalisme


Sejarah nasionalisme ini pertama kali berkembang pertama kali di eropa pada abad ke
18 dan lahirnya faham ini diikuti dengan terbentuknya negara kebangsaan . pada mulanya
terbentuknya negara kebangsaan dilatarbelakangi oleh faktor-faktor objektif , seperti
persamaan keturunan , adat istiadat , tradisi dan agama . akan tetapi , kebangsaan yang
dibentuk atas dasar nasionalisme lebih menekankan kemauan untuk hidup bersama dalam
negara kebangsaan.
6

Nasionalisme berasal dari kata nasional atau nation (bahasa Inggris) atau natie
(bahasa Belanda) yang artinya bangsa. Nasional artinya kebangsaan. Bangsa adalah
sekelompok manusia yang diam di wilayah tertentu dan memiliki hasrat serta kemauan untuk
bersatu, karena adanya persamaan nasib, cita-cita dan tujuan. Dengan demikian nasionalisme
dapat diartikan semangat kebangsaan, yaitu semangat cinta kepada bangsa dan negara. Suatu
paham yang menyadarkan harga diri suatu kelompok masyarakat sebagai suatu bangsa.
Dengan kata lain nasionalisme adalah suatu paham yang menyatakan bahwa kesetiaan
tertinggi seseorang ditujukan kepada negara kebangsaannya.
Nasionalisme untuk pertama kalinya muncul di Eropa pada akhir abad ke 18.
Lahirnya paham nasionalisme diikuti dengan terbentuknya negara-negara kebangsan yang
dilatarbelakangi oleh faktor-faktor persamaan keturunan, bahasa, adat-istiadat, tradisi dan
agama. Akan tetapi paham nasionalisme lebih menekankan kemauan untuk hidup bersama
dalam negara kebangsaan. Rakyat Amerika Serikat tidak menyatakan satu keturunan untuk
membentuk suatu negara, sebab disadari bahwa penduduk AS terdiri dari berbagai suku, asal
usul, adat-istiadat dan agama yang berbeda. Nasionalisme timbul karena unsur-unsur sebagai
berikut:
a.
b.
c.
d.
e.

ikatan rasa senasib dan seperjuangan;


bertempat tinggal dalam satu wilayah yang sama;
campur tangan bangsa lain (penjajahan) dalam wilayahnya;
persamaan ras (tetapi hal ini tidak mutlak);
keinginan dan tekad bersama untuk melepaskan diri dari belenggu kekuasaan
absolut agar manusia mendapatkan hak-haknya secara wajar sebagai warga
negara.

Kebangkitan nasional yang muncul di negara-negara Eropa dipengaruhi dan


mengakibatkan hal-hal sebagai berikut:

a. Pecahnya revolusi di prancis (1789)


Masyarakat Prancis sebelum terjadi Revolusi Perancis terdiri atas kaum bangsawan,
pengusaha, dan pedagang (borjuis) dan kaum jelata (proletar). Kaum borjuis menindas
kehidupan kaum proletar. Pada suatu masa, kaum proletar menuntut kaum borjuis agar
bersedia menjamin hak-hak asasinya yang berupa kebebasan dan persamaan. Tuntutan itu
7

diilhami pemikiran Rousseau yang tertuang di dalam buku berjudul Du Contract Social
(Perjanjian Sosial). Selain itu, rakyat sebagai suatu bangsa juga menuntut pembagian
kekuasaan politik yang adil, yaitu kekuasaan raja harus dibatasi oleh undang-undang dan
rakyat harus mempunyai wakil dalam parlemen. Dalam pemerintahan pun harus ada tiga
kekuasaan yang satu sama lain terpisah, yaitu kekuasaan legislatif, eksekutif, dan yudikatif.
Tuntutan itu diilhami oleh karya besar Montesquieu yang disebut Trias Politica. Penguasaan
beberapa negara di Eropa oleh Napoleon menimbulkan semangat kebangsaan dan persatuan
di antara beberapa negara tersebut untuk bergabung dalam suatu koalisi melawannya.
b. Revolusi Industri di Inggris
Revolusi Industri di Inggris yang didasari paham liberal melahirkan golongan
kapitalis yang menjurus pada tindakan imperialisme. Dalam praktik imperialisme tentu
terjadi pengurangan kemerdekaan, perampasan hak asasi, hak politik, serta eksploitasi
ekonomi terhadap daerah jajahan. Akibat perlakuan yang sewenang- wenang dari penjajah,
semangat nasionalisme rakyat di daerah jajahan bangkit untuk mencapai kemerdekaan dan
berdaulat penuh.
c. Lahirnya Nasionalisme di Eropa
Munculnya nasionalisme di Eropa karena pengaruh Revolusi Industri dan Revolusi
Perancis. Semangat persaingan yang bebas dari paham liberalisme menimbulkan
chauvinisme/ultranasionalisme, suatu paham nasionalisme yang berlebihan. Nasionalisme di
eropa melahirkan kolonialisme yaitu nafsu untuk memperoleh tanah jajahan sebayak
mungkin. Dengan demikian negara-negara di Eropa menjelma menjadi imperialisme, yang
saling berlomba untuk mencari dan mendapatkan tanah jajahan di luar wilayahnya dengan
sasaran Asia dan Afrika. Banyak negara yang dikuasai oleh bangsa-bangsa Eropa yang
berpaham liberal dan kapital. Bangsa-bangsa Eropa cenderung menindas bangsa-bangsa yang
dijajah. Dampaknya bangkitlah semangat nasionalisme di negara-negara jajahan yang
diwujudkan dalam bentuk revolusi atau perang hingga mencapai kemerdekaan. Gerakan
nasionalisme untuk memperoleh kemerdekaan terjadi di negaranegara sebagai berikut.

1) Gerakan nasionalisme di Amerika Serikat menuntut persamaan hak dan status warga
negara yang sederajat dengan warga negara di Inggris. Gerakan nasionalisme yang
dipimpin George Washington itu akhirnya berhasil memperoleh kemerdekaan (1783).
2) Gerakan nasionalisme di Amerika Latin menentang penjajahan Spanyol dan Portugal.
Gerakan yang dipimpin Simon Bolivar itu akhirnya berhasil mencapai kemerdekaan.
Gerakan itu berlangsung dari tahun 1815 sampai dengan tahun 1828 yang diilhami
oleh Revolusi Amerika (17741783) dan Revolusi Prancis (17891815).
3) Gerakan nasionalisme di Jerman di bawah pimpinan Otto von Bismark (18621890)
berhasil mengalahkan musuh-musuhnya (Denmark, Austria, dan Prancis). Gerakan itu
kemudian melahirkan negara kesatuan Jerman dan menobatkan Kaisar Wilhem I di
Istana Versailles sebagai penguasa Jerman (1871).
4) Gerakan nasionalisme di Asia dan Afrika, antara lain terjadi di negara Jepang, Cina,
India, Turki, Mesir, dan Indonesia. Gerakan nasionalisme di Asia dan Afrika pada
akhirnya melahirkan negara-negara yang merdeka dan terbebas dari belenggu
penjajahan bangsa Barat.
d. Lahirnya Nasionalime di Asia dan Afrika
Nasionalisme di Asia dan Afrika merupakan gerakan yang menentang imperialisme
dan kolonialisme bangsa-bangsa barat, maksud dari nasionalisme Asia dan Afrika adalah
aliran yang mencerminkan kebangkitan bangsa-bangsa Asia dan Afrika sebagai reaksi
terhadap imperialisme dan kolonialisme bangsa-bangsa barat.
Faktor-faktor yang mendorong timbulnya nasionalisme di Asia dan Afrika adalah
a) Penjajahan bangsa-bangsa barat yang menimbulkan penderitaan dan kesensaraan.
b) Kenangan kejayaan masa lampau sebagai negara yang jaya , seperti Indonesia pada
masa kejayaan Sriwijaya dan Majapahit.
c) Munculnya kaum intelektual yang menjadin pengerakan nasional.
d) Kemenangan Jepang atas Rusia tahun 1905 yang mendorong bangsa-bangsa di Asia
dan Afrika bangkit melawan penjajahan bangsa-bangsa Barat.
Nasionalime bangsa-bangsa di Asia dan Afrika memiliki tiga aspek dan tiga tujuan yaitu:
a) Aspek politik , bertujuan untuk mengusir penjajahan asing untuk mendapatkan
kemerdekaan .

b) Aspek sosial ekonomi , berusaha menghentikan ekploitasi ekonomi asing dan


bertujuan untuk membangun masyarakat baru yang bebas dari penderitaan dan
kesengsaraan , serta kemelaratan.
c) Aspek budaya, berusaha untuk mengenai dan menhilangkan kembali budaya asli
nenek moyang yang kemudian dengan perkembangan zaman.

e. Lahirnya Nasionalisme Indonesia


Timbulnya paham nasionalisme bangsa Indonesia tidak lepaskan dari situasi politik
pada abad ke 20 pada masa itu semangat menentang kolonialisme Belanda mulai muncul
dikalangan penghuni pribumi. Ada 3 pemikiran besar tentang watak nasionalisme Indonesia
yang menjadi pada masa sebelum kemerdekaan yakni faham ke islaman . maxisme dan
nasionalisme Indonesia . para analis nasionalisme beranggapan bahwa islam memegam
peranan penting dalam pembentukan nasionalisme sebagaimana di indonesia.
John Kautsky ( dalam Lengge, 1993 ) menyatakan bahwa peranan sebagai
pemrakarsa utama dalam mengerakkan dukungan rakyat dan mengorganisir suatu pergerakan
politik nasional dimainkan oleh kaum intelektual yang telah menyerap sejumlah wawasan
dan nilai peradaban barat melalui pendidikan yang disediakan oleh negara penjajahan dan
merasa frutasi karena keterbatasan kesempatan politik dan kesempatan lain dalam rezim
kolonial
Menurut seorang pengamat nasionalisme George Mc. Turman Kahin, bahwa islam
bukan saja merupakan mata rantai yang mengikat tali persatuan melainkan juga merupakan
simbol persamaan nasib menetang penjajahan asing dan penindasan yang berasal dari agama
lain.
Dengan demikian Nasionalisme di Indonesia merupakan suatu fenomena yang
beragam dan dapat dibedakan fase-fasenya dari awal sampai akhir, antara mereka yang
berfikir di dalam kerangka kebangkitan kembali islam dan di dalam kerangka politik , serta
antara orang-orang yang terutama menghendaki kemerdekaan dan kekuasaan belanda dengan
orang-orang yang menhendaki kemerdekaan dengan adanya perubahan sosial yang radikal.
Semua itu tergantung pada diri masing-masing yang terkadang semuanya masih mempunyai
tujuan yang sama meski cara yang di tempuh berbeda-beda.
C. Perbedaan Hakekat Bangsa Dan Negara
10

1) Hakikat Bangsa dan Unsur-Unsur Pembentuk Bangsa


Sebelum membahas tentang hakikat Bangsa dan Negara, sebaiknya memulai
pembahasan dari pemahaman tentang hakikat manusia, karena manusia merupakan unsur
utama dalam pembentukan suatu bangsa dan negara. Dalam bahasa Sansekerta, manusia
berasal dari kata manu atau dalam bahasa Latin men yang berarti berpikir dan berakal budi.
Secara mendasar dan menjadi kodratnya, manusia dapat digolongkan sebagai
makhluk individu dan makhluk sosial. Manusia sebagai makhluk individu adalah makhluk
ciptaan Tuhan Yang Maha Esa yang paling mulia yang terdiri dari jiwa dan raga yang dibekali
akal budi, perasaan, keinginan dan keyakinan yang berdiri sendiri dan bertanggung jawab
atas dirinya. Manusia sebagai makhluk individu mempunyai harapan, keinginan, cita-cita dan
kebutuhan yang berbeda-beda antara manusia satu dengan yang lainnya Manusia sebagai
makhluk sosial maksudnya adalah manusia dalam memenuhi kebutuhan hidupnya tidak
mungkin dapat melakukannya sendiri, melainkan membutuhkan bantuan dan kerjasama
dengan orang lain. Aristoteles menyebut manusia sebagai zoon politicon, artinya manusia
pada dasarnya adalah makhluk yang selalu ingin bergaul dan berkumpul dengan sesama
manusia lainnya. Sebagai makhluk sosial, manusia menjadi bagian dari manusia lainnya yang
hidup dalam suatu lingkungan, dimulai dari lingkungan keluarga, lingkungan masyarakat
sampai yang lebih luas yaitu bagian dari lingkungan Negara. Oleh karena itu, manusia harus
saling menyesuaikan diri atau beradaptasi agar perbedaan-perbedaan yang dibawa secara
kodrat sebagai makhluk individu tidak merusak lingkungan mereka dan manusia hidup
damai.

a) Pengertian Bangsa
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia pengertian bangsa diartikan sebagai
kelompok masyarakat yang memiliki persamaan asal keturunan, adat, budaya dan sejarahnya
serta memiliki pemerintahan sendiri. Contohnya, seperti bangsa Indonesia yang lahir karena
adanya persamaan-persamaan seperti adat, bahasa, budaya,cita-cita, sejarah dan wilayah.
Istilah bangsa sering disebut juga dengan rakyat, namun sesungguhnya pengertian bangsa dan
rakyat itu berbeda. Oleh karena itu, para ahli ilmu Negara membedakan pengertian bangsa
dengan rakyat. Perbedaan tersebut adalah sebagai berikut :
1. Dikatakan bangsa apabila manusia itu terorganisasi secara politik.
11

2. Dikatakan rakyat apabila manusia itu terorganisasi secara sosiologis misalnya adat,
budaya, perasaan dan agama.
b) Unsur-Unsur Pembentuk Bangsa
Sekalipun belum terdapat kesamaan atau kesepahaman antara para ahli kenegaraan
dalam mendefinisikan bangsa, namun mereka memiliki kesamaan dalam menentukan faktor
objektif tentang terbentuknya Negara. Kesamaan pandangan itu adalah bahwa secara umum
bangsa terbentuk karena adanya unsur-unsur :
1.
2.
3.
4.
5.
6.

Rasa kesatuan dan persatuan,


Kesamaan keturunan,
Adat istiadat,
Budaya,
Bahasa, dan
Cita-cita.

Lahirnya bangsa dan Negara Indonesia didasarkan pada unsur-unsur sebagai berikut :
1.
2.
3.
4.
5.

Adanya kesamaan sejarah,


Adanya persamaan nasib,
Adanya kesamaan budaya,
Adanya kesamaan wilayah, dan
Adanya kesamaan cita-cita.

2) Hakikat Negara dan Unsur-Unsur Pembentuk Negara


a) Pengertian Negara
Istilah Negara terjemahan dari staat (Belanda), state (Inggris), etat (Prancis), statum
(Latin), dan Lo Stato (Italia). Dalam bahasa Sansekerta istilah Negara berasal dari kata nagari
atau Negara yang artinya wilayah, kota atau penguasa. Adapum menurut Kamus Besar
12

Bahasa Indonesia, Negara adalah kelompok sosial yang menduduki wilayah atau daerah
tertentu yang diorganisasi dibawah lembaga politik dan pemerintah yang efektif, mempunyai
kesatuan politik dan kedaulatan sehingga berhak menentukan tujuan nasionalnya.
Negara merupakan organisasi yang memiliki karakteristik sebagai berikut :
1. Suatu organisasi kekuasaan yang teratur.
2. Kekuasaannya bersifat memaksa dam monopoli.
3. Suatu organisasi yang bertugas mengurus kepentingan bersama
dalam masyarakat.
4. Persekutuan yang memiliki wilayah tertentu dan dilengkapi alat
perlengkapan Negara.

b) Sifat Hakikat Bangsa


Negara memiliki sifat-sifat khusus yang merupakan manifestasi kedaulatan yang
dimilikinya dan yang membedakannya dari organisasi lain yang juga memiliki kedaulatan.
Sifat-sifat khusus Negara adalah sebagai berikut :
1. Sifat Memaksa
Sifat memaksa berarti Negara memiliki kekuasaan untuk menggunakan kekerasan
fisik secara legal agar peraturan undang-undang ditaati. Dengan sifat memaksa ini diharapkan
penertiban dalam masyarakat tercapai dan tindakan anarki dapat dicegah.
2. Sifat Monopoli
Sifat monopoli berarti Negara memegang monopoli dalam menetapkan tujuan
bersama masyarakat. Dalam hal ini, Negara dapat melarang suatu aliran kepercayaan atau
politik tertentu yang membahayakan kehidupan berbangsa dan bernegara.
3. Sifat Mencakup Semua (All-Encompassing, All-Embracing)
Sifat mencakup semua berarti seluruh peraturan undang-undang dalam suatu Negara
berlaku untuk semua orang yang terlibat didalamnya tanpa kecuali.
c) Asal Mula Terjadinya Negara
Dalam mengkaji asal mula terjadinya Negara, dalam pandangan para ahli kenegaraan
dapat dibedakan melalui empat pendekatan, yaitu pendekatan primer, pendekatan sekunder,
pendekatan fakta sejarah dan pendekatan teoritis.
13

1. Pendekatan Primer
Berdasarkan pendekatan primer terjadinya Negara dimulai dari masyarakat hukum
paling sederhana kemudian berkembang ke tingkat yang lebih maju dan kompleks yang dapat
digambarkan sebagai berikut :
a. Suku (genootschap), merupakan perkembangan awal terjadinya Negara yang dimulai
dari kehidupan manusia dalam lingkungan keluarga yang kemudian berkembang
menjadi kelompok-kelompok dan akhirnya menjadi suku-suku. Suku dipimpin oleh
seseorang yang disebut Primus Inter Pares yang artinya orang yang pertama berkuasa
dan berpengaruh diantara yang sederajat.
b. Kerajaan (rijk), pada fase ini suku-suku berkembang semakin besar dan luas, suku
terkuat menaklukan suku-suku lain yang lebih kecil dan lemah dan akhirnya kepala
suku terkuat didaulat untuk memimpin suku-suku yang ditaklukan kemudian muncul
kerajaan.
c. Negara Nasional (staat), pada tahap ketiga ini awalnya pemerintahan dipimpin oleh
seorang raja yang berkuasa secara absolut. Kekuasaan mutlak dipegang oleh raja,
rakyat dipaksa untuk tunduk dan taat pada kemauan dan kehendak raja.
d. Negara Demokrasi (democratisch natie), fase ini merupakan fase terakhir dari
perkembangan Negara secara primer, dimana rakyat telah memiliki kesadaran untuk
berpartisipasi dalam penyelenggaraan pemerintahan Negara.
2. Pendekatan Sekunder
Berdasarkan pendekatan ini, terjadinya Negara merupakan sebuah kenyataan yang
tidak dapat dipungkiri atau dielakkan. Negara lahir karena adanya keinginan atau cita-cita
rakyat yang diwujudkan melalui sebuah revolusi rakyat untuk mencapai kemerdekaan dan
lahirlah negara.
3. Pendekatan Fakta Sejarah
a.
b.
c.
d.
e.
f.
g.

Penduduk (occupatie),
Peleburan (fusi),
Penyearahan (cessie),
Penguasaan (anexatie),
Penaikan (accesie),
Pembentukan baru (inovation),
Pemisahan (separatist), dan
14

h. Proklamasi (proclamation).
4. Pendekatan Teoritis
Pendekatan teori adalah bagaimana asal mula terbentuknya Negara melalui metode
filosofis tanpa mencari bukti-bukti sejarah tentang hal tersebut. Pendekatan teori dilakukan
dengan dugaan-dugaan berdasarkan pemikiran logis. Teori-teori terjadinya Negara terjadi atas
teori Ketuhanan, teori perjanjian masyarakat, teori kekuasaan dan teori hukum alam.

d) Unsur-unsur Pembentuk Negara


Unsur-unsur pembentuk Negara dapat dibedakan menjadi dua, yaitu :
1. Unsur utama (konstitutif) adalah unsur-unsur yang harus terpenuhi oleh berdirinya
suatu negara. Unsur-unsur tersebut terdiri atas wilayah atau daerah, rakyat,
pemerintah yang berdaulat.
a. Wilayah atau daerah
Wilayah atau daerah merupakan tempat berpijak atau berdirinya suatu negara dengan
batas-batas tertentu yang dapat dibedakan menjadi daratan, laut, udara, dan wilayah
ekstrateritorial.
b. Rakyat
Rakyat adalah kumpulan manusia yang hidup bersama dalam suatu masyarakat
penghuni suatu negara, meskipun mereka ini mungkin berasal dari keturunan dan memiliki
kepercayaan yang berbeda.
c. Pemerintah yang Berdaulat
Pemerintah yang berdaulat berarti pemerintah yang memegang kekuasaan tertinggi di
dalam negaranya dan tidak berada di bawah kekuasaan pemerintah negara lain.

2. Unsur tambahan (deklaratif) adalah unsur yang sifatnya menyatakan, bukan unsur
mutlak. Unsur tersebut yaitu berupa pengakuan oleh negara lain.
15

a. Pengakuan oleh Negara lain


Pengakuan oleh Negara lain didasarkan pada hokum internasional. Pengakuan itu
bersifat deklaratif, bukan konstitutif.
Menurut Oppenheimer dalam bukunya International Law, sebagaimana dikutip oleh Muchtar
Affandi (1986) pengakuan oleh negara lain terhadap berdirinya suatu negara semata-mata
merupakan syarat konstitutif untuk menjadi an international person. Dalam kedudukan itu
keberadaan negara sebagai kenyataan fisik (pengakuan de facto) secara formal dapat
ditingkatkan kedudukannya menjadi suatu judicial fact (pengakuan de jure).

E. Identitas Nasionalisme Sebagai Karakter Bangsa


Menurut Prof. Koento Wibisono:
a. Identitas nasional manifestasi nilai budaya bangsa dengan ciri khas
b. Identitas Nasional Indonesia merupakan nilai budaya ratusan suku yang
dihimpun dala kesatuan Indonesia menjadi ciri khas yang tercermin dalam
pandangan hidup bangsa .
c. Identitasa Nasional bersifat terbuka , sesuai dengan budaya yang menjadi
akar yang selalu terbuka .
d. Identitas Nasional selalu terbuka , sesuai dengan budaya yang menjadi jati diri
bangsa indonesia .
Indentitas nasional Indonesia adalah sifat khas yang menjadi jati diri bangsa Indonesia
. Indentitas nasional Indonesia diuraikan dengan jelas dalam UUD 1945 , yakni
1. Bahasa negara adalah bahasa Indonesi
2. Falsafat negara adalah Pancasila
3. Lagu kebangkitan adalah Indonesia Raya
4. Lambang negara adalah Garuda Pancasila
5. Samboyan negara adalah Bhineka Tunggal Ika
6. Bendera negara adalah sang Saka Merah Putih
7. Konstitusi negara Indonesia adalah UUD 1945
8. Bentuk negara adalah negara Kesatuan Rakyat Indonesia
9. Landasan visional adalah wawasan nusantara
10. Landasan konseptual adalah ketahanan nasional
11. Kebudayaan nasional adalah kebudayaan kebudayaan daerah.
Identitas nasional sebagai karakter ideal bangsa adalah ciri khas/karakter bnagsa
indonesia yang dinamis dan mencerminkan perilaku berbudaya yang berdasarkan atas nilainilai pancasila .pembentukan identitas dan karakter bangsa sebagai saran bagi pembentukan
16

pola pikir dan sikap mental , memajukan adab dan kemampuan bangsa , merupakan tugas
utama dari pembangunan kebudayaan nasional.
Sesuai internal manusia dan masyarakat memiliki intuisi dan aspirasi untuk mencapai
kemajuan . sedangkan secara eksternal , pengaruh dari luar selalu mendorong masyarakat ,
yang dinilai statis , untuk breaksi terhadap rasangan-rangsangan dari mingkungan .
Rangsangan besar dari lingkungan pada saat ini datang dari media masa , melalui
penberitahuan maupun pembentukan opini. Pengaruh inetrnal dan eksternal ini merupakan
faktor strategis bagi terbentuk suatu kebudayaan nasional. Sistem dan media komunikasi
menjadi sarana strategis yang dapat memupuk identitas nasional dan kesadaran nasional.
a. Proses Berbangsa Dan Bernegara
Proses berbangsa yang menegara menberikan gambaran tentang bagaiman
terbentuknya bangsa dimana sekelompok manusia yang berada didalamnya merasa sebagai
bagian dari bangsa. Pada zaman modern adanya negara lazimnya dibenarkan oleh anggapan
atau pandangan manusia . ada banyak perbedaan konsep tentang kenegaraan yang dilandasi
oleh pemikiran ideologis. Demikian pula halnya dengan bangsa indonesia memilki beberapa
konsep tentang terbentuknya bangsa indonesia . ini dapat dilihat lewat alinea pertama
pembukaan UUD 1945 merumuskan bahwa adanya NKRI ialah karena adanya kemerdekaan
adalah hak segala bangsa sehingga penjajahan yang bertentangan dengan perikemanusian dan
perikeadilan harus dihapuskan .
Dan alinia kedua pembukaan UUD 1945 bangsa indonesia beranggapan bahwa
terjadinya Negara merupakan prose atau rangkaian tahap-tahap yang berkesinambungan .
secara ringkas , prose tersebut adalah sebagai berikut :
a. Perjuangan pergerakan kemerdekaan Indonesia
b. Proklamasi atau pintu gerbang kemerdekaan
c. Keadaan bernegara yang nilai-niali dasarnya ialah medeka , bersatu , berdaulat , adil
dan makmur.
Bangsa indonesia menerjemahkan secara terperinci perkembangan teori kenegaraan
tentang terjadinya Negara Kesatuan Republik Indonesia .
1. Terjadinya NKRI merupakan suatu proses yang tidak sekedar dimulai dari proklamasi
. Perjunagan kemerdekaan mempunyai peran khusus dalam pembentukan ide-ide
dasara yang dicita-citakan
2. Proklamasi baru mrengantarkan bangsa indonesia sampai ke pintu gerbang
kemerdekaan . adanya proklamasi tidak bearti bahwa kita telah selesai bernegara

17

3. Keadan bernegara yang dicita-citakan belum tencapai halnya adanya pemerintah ,


wilayah , dan bangsa melainkan harus kita isi untuk menuju keadaan merdeka ,
berdaulat , bersatu , adil dan makmur.
4. Terjadinya negara adalah kehendak seluruh bangsa bukanlah sekedar keinginan
golongan yang kaya dan yang pandai atau golongan lemah yang menentang golongan
ekonomi yang kuat seperti dalam teori makmur .
5. Religiositas yang tampak pada terjadinya negara menunjukan kepercayaan bangsa
indonesia terhadap Tuhan Ynag Maha Esa .
Demikian terjadinya neagara menurut bangsa indonesia dan nampak yang diharapkan
akan muncul dalam bernegara . Proses bangsa yang bernegara di indonesia diawali dengan
adanya pengakuan yang sama atas kebenaran hakiki dan kesejahteraan yang merupakan
gambaran kebenaran secara faktual dan otentik.

18

BAB III
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Identitas Nasional adalah sebuah kesatuan yang terikat dengan wilayah dan selalu
memiliki wilayah , kesamaan sejarah

,sistem hukum/perundang undangan , hak dan

kewajiban serta pembagian kerja berdasarkan profesi dimana semua hal itu merupakan ciri
khas yang melekat pada bangsa itu sendiri atau ciri-ciri atau sifat khas bangsa indonesia yang
menbedakan dengan bangsa-bangsa lain didunia.
Sejarah nasionalisme ini pertama kali berkembang pertama kali di eropa pada abad ke
18 dan lahirnya faham ini diikuti dengan terbentuknya negara kebangsaan . pada mulanya
terbentuknya negara kebangsaan dilatarbelakangi oleh faktor-faktor objektif , seperti
persamaan keturunan , adat istiadat , tradisi dan agama . akan tetapi , kebangsaan yang
dibentuk atas dasar nasionalisme lebih menekankan kemauan untuk hidup bersama dalam
negara kebangsaan.
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia pengertian bangsa diartikan sebagai
kelompok masyarakat yang memiliki persamaan asal keturunan, adat, budaya dan sejarahnya
serta memiliki pemerintahan sendiri. Contohnya, seperti bangsa Indonesia yang lahir karena
adanya persamaan-persamaan seperti adat, bahasa, budaya,cita-cita, sejarah dan wilayah.
Istilah bangsa sering disebut juga dengan rakyat, namun sesungguhnya pengertian bangsa dan
rakyat itu berbeda. Oleh karena itu, para ahli ilmu Negara membedakan pengertian bangsa
dengan rakyat. Perbedaan tersebut adalah sebagai berikut :
1. Dikatakan bangsa apabila manusia itu terorganisasi secara politik.
2. Dikatakan rakyat apabila manusia itu terorganisasi secara sosiologis misalnya adat,
budaya, perasaan dan agama.
Sekalipun belum terdapat kesamaan atau kesepahaman antara para ahli kenegaraan
dalam mendefinisikan bangsa, namun mereka memiliki kesamaan dalam menentukan faktor
objektif tentang terbentuknya Negara. Kesamaan pandangan itu adalah bahwa secara umum
bangsa terbentuk karena adanya unsur-unsur : Rasa kesatuan dan persatuan, Kesamaan
keturunan, Adat istiadat, Budaya, Bahasa, dan Cita-cita
Istilah Negara terjemahan dari staat (Belanda), state (Inggris), etat (Prancis), statum
(Latin), dan Lo Stato (Italia). Dalam bahasa Sansekerta istilah Negara berasal dari kata nagari
19

atau Negara yang artinya wilayah, kota atau penguasa. Adapum menurut Kamus Besar
Bahasa Indonesia, Negara adalah kelompok sosial yang menduduki wilayah atau daerah
tertentu yang diorganisasi dibawah lembaga politik dan pemerintah yang efektif, mempunyai
kesatuan politik dan kedaulatan sehingga berhak menentukan tujuan nasionalnya.
Negara merupakan organisasi yang memiliki karakteristik sebagai berikut :
1.
2.
3.
4.

Suatu organisasi kekuasaan yang teratur.


Kekuasaannya bersifat memaksa dam monopoli.
Suatu organisasi yang bertugas mengurus kepentingan bersama dalam masyarakat.
Persekutuan yang memiliki wilayah tertentu dan dilengkapi alat perlengkapan Negara.

Unsur-unsur pembentuk Negara dapat dibedakan menjadi dua, yaitu :


Unsur utama (konstitutif) adalah unsur-unsur yang harus terpenuhi oleh berdirinya
suatu negara. Unsur-unsur tersebut terdiri atas wilayah atau daerah, rakyat, pemerintah yang
berdaulat.
Identitas nasional sebagai karakter ideal bangsa adalah ciri khas/karakter bnagsa
indonesia yang dinamis dan mencerminkan perilaku berbudaya yang berdasarkan atas nilainilai pancasila .pembentukan identitas dan karakter bangsa sebagai saran bagi pembentukan
pola pikir dan sikap mental , memajukan adab dan kemampuan bangsa , merupakan tugas
utama dari pembangunan kebudayaan nasional.
B. SARAN
Penulisan makalah ini jauh dari kesempurnaan , penulis meminta masukan, kritikan dan
saran bagi yang menbaca makalah ini , sebab penulis dalam tahap belajar dalam membuat
makalah ini , semoga makalah ini bisah bermamfaat bagi yang membaca dan bisah berguna
dalam mencari tugas.

20

DAFTAR PUSTAKA
Marlina , Serli. 2011. Buku Ajar, Pendidikan Kewarganegaraan . Padang : Fakultas Ilmu
Pendidikan UNP.
Winarno , Dwi . 2006. Paradigma Baru , Pendidikan Kewarganegaraan .Surakarta: Bumi
aksara .
Syamsir . 2009. Buku Ajar ,pendidikan Kewarganegaraan . Padang : AKBID Ranah Minang.
Kaelan . Zubaidi , Achmad . 2007 . Pendidikan kewarganegaraan . Yogyakarta : Paradigma.
Suteng , Bambang , dkk . 2007. Pendidikan kewarganegaraan SMA . Jakarta : PENERBIR
ERLANGGA.
Mansyur , Hamdan dkk. 2005. Pendidikan Kewarganegaraan . Jakarta : Gramedia Pustaka
Utama
http://id.shvoong.com/social-sciences/1747413-identitas-nasional-indonesia/#ixzz1r9Hd2dzU

21

Anda mungkin juga menyukai