Anda di halaman 1dari 15

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Persaingan yang ada di berbagai bidang usaha, baik bidang usaha manufaktur maupun
jasa, menuntut organisasi untuk dapat menciptakan keunggulan bersaing. Organisasi harus
dapat menerapkan suatu strategi yang tepat agar persaingan organisasi dapat berhasil dengan
baik, hal ini perlu agar dapat mengungguli organisasi pesaing, sehingga organisasi dapat
tumbuh dan berkembang secara berkesinambungan. Organisasi harus dapat mengetahui
kekuatan, kelemahan, peluang, dan ancaman yang dimiliki agar mengetahui, memahami,
serta menerapkan suatu strategi yang baik. Analisis Strengths,Weaknesses, Opportunities, dan
Threats (SWOT) dilakukan secara internal dan eksternal organisasi. Analisis internal
dilakukan untuk mengetahui kekuatan dan kelemahan organisasi, sedangkan analisis
eksternal untuk mengetahui peluang yang dapat ditangkap, dan ancaman yang dihadapi
organisasi. Analisis SWOT ini penting sebagai bagian organisasi untuk perumusan
manajemen strategi yang akan dijalankan organisasi agar siap bersaing dan tidak dipandang
sebelah mata oleh organisasi lainnya.

Wahyudi (1996:49-50) mengemukakan bahwa terdapat dua faktor yang menyebabkan


suatu organisasi melakukan analisis terhadap lingkungan baik lingkungan internal maupun
eksternal antara lain organisasi tidak berdiri sendiri tetapi berinteraksi dengan bagian-bagian
dari lingkungannya yang selalu berubah setiap saat serta pengaruh lingkungan yang sangat
rumit dan kompleks dapat mempengaruhi kinerja banyak bagian yang berbeda dari sebuah
organisasi. Analisis SWOT mengidentifikasi kekuatan, kelemahan, peluang, dan ancaman
yang dihadapi organisasi. Kekuatan dan kelemahan yang diidentifikasi oleh penilaian
lingkungan internal, sedangkan peluang dan ancaman yang diidentifikasi oleh penilaian
lingkungan eksternal (Dyson, 2004). Menganalisis lingkungan internal dan eksternal dengan
menggunakan SWOT membantu untuk menentukan situasi saat ini dan untuk
mengidentifikasi prospek utama dan tantangan yang signifikan. Jika digunakan dengan benar,
SWOT dapat memberikan dasar yang baik untuk perumusan kebijakan.

Persaingan sangat penting bagi keberhasilan atau kegagalan suatu organisasi, baik
persaingan dalam organisasi manufaktur maupun organisasi jasa. Persaingan menentukan
kegiatan yang perlu bagi organisasi untuk dapat berprestasi, seperti inovasi, budaya yang
mendukungatau implementasi hal-hal yang baru.Sebagian besar organisasi di Indonesia
memiliki kecenderungan hanya memusatkan perhatian pada usaha untuk mencapai
keuntungan atau laba semaksimal mungkin. Usaha yang dilakukan pada umumnya hanya
memperhatikan biaya produk yang dihasilkan baik itu berupa barang maupun jasa, namun
pada persaingan yang semakin ketat ini, setiap organisasi dituntut memiliki suatu keunggulan
yang dapat dijadikan senjata untuk menghadapi persaingan. Dengan kata lain, setiap

1
organisasi dituntut untuk mempunyai suatu kunci penting agar tetap memiliki eksistensi yang
tinggi dalam kelangsungan hidup bisnisnya.

1.2 Rumusan Masalah

a. Apa yang dimaksud dengan analisis SWOT


b. Apa pengertian dari manajemen strategi
c. Apa manfaat manajemen strategi

2
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 STRATEGI PUBLIC RELATIONS

Menurut Ahmad S.Adnan Putra,MA,MS pakar humas dalam naskahnya berjudul Prs
Strategy, Arti strategi adalah bagian terpadu dari suatu rencana (Plan), sedangkan rencana
merupakan produk dari suatu perencanaan (planning) , pada akhirnya perencanaan adalah
salah satu fungsi dasar dari proses management.
Pola strategi public relations menurut Ahmad S.Adnan Putra,MA,MS presiden institute
bisnis dan management jayakarta, batasan pengertian strategi public relations berbunyi:
“Alternatif optimal yang di pilih untuk di tempuh guna mencapai tujuan public relations
dalam kerangka suatu rencana public relations (pulic relations plane)”
public relations bertujuan untuk menegakkan dan mengembangkan suatu citra yang
menguntungkan (favorable image) bagi perusahaan/organisasi, atau produk barang dan jasa
terhadap para stakeholders (khalayak sasaran berkaitan public internal dan public external).
Strategi kegiatan public relations di arahkan pada upaya menggarap presepsi para
stakeholders sebagai tempat akarnya sikap tindak dan presepsi mereka pada akhirnya akan
tercipta suatu opini dan citra yang menguntungkan.

Strategi public relations di bentuk dua komponen yang saling terkait erat yaitu

Komponen Pembentukan strategi PRs


Komponen sasaran Satuan atau segmen yang akan di garap
Komponen sarana Panduan atau bauran sarana untuk menggarap suatu sasaran

Tahap-tahap kegiatan strategi public relations


1. Komponen sasaran umumnya para stakeholders dan publik yang mempunyai
kepentingan yang sama. Sasaran umum secara structural dan formal yang di persempit
melalui upaya segmentasi, dan menjadi landasan segmentasi adalah “Seberapa jauh
sasaran itu mengandung opini bersama, mengandung potensi controversial dapat
mempengaruhi bagi masa depan organisasi, lembaga, nama perusahaan, dan produk
menjadi perhatian sasaran khusus. Yang di maksud sasaran khusus adalah publik
sasaran.
2. Komponen sarana: strategi public relations berfungsi menggarap ketiga
kemungkinan tersebut yaitu (Change, Conservation, Crystallization) dari
stakeholders di segmentasikan menjadi publik sasaran yaitu :

Komponen Strategi public relations

3
Mengukuhkan Conservation Terhadap opini yang aktif-Pro, (Proponen)
Mengubah atau Change Terhadap opini yang aktif-kontra (Oponen)
Mengkeristalisasai Crystallizatio Terhadap opini yang pasif (uncommitted)

Perace dan Robinson, mengembangkan langkah-langkah strategy management sebagai


berikut :

1. Menentukan mission perusahaan. Termasuk didalamnya adalah pernyataan yang


umum mengenai maksud pendirian (purpose), filosofi, dan sasaran (goals).
2. Mengembangkan company profile yang mencerminkan kondisi intern perusahaan dan
kemampuan yang dimilikinya.
3. Penilaian terhadap lingkungan ekstern perusahaan, baik dari segi semangat kompetitif
maupun secara umum.
4. Analisis terhadap peluang yang tersedia dari lingkungan (yang melahirkan pilihan-
pilihan).
5. Identifikasi atas pilihan yang dikehendaki yang tidak dapat digenapi untuk memenuhi
tuntutan misi perusahaan.
6. Pemilihan strategi atas objektif jangka panjang dan garis besar strategi yang
dibutuhkan untuk mencapai objektif tersebut.
7. Mengmbangkan objektif tahunan dan rencana jangka pendek yang selarah dengan
objektif jangka panjang dan garis besar strategi.
8. Implementasi atas hasil hal-hal diatas dengan menggunakan sumber-sumber yang
tercantum pada budget anggaran dan mengawinkan rencana tersebut dengan sumber
daya manusia, struktur, teknologi, dan sistem balas jasa yang memungkinkan.
9. Review dan evaluasi atas hal-hal yang telah dicapai dalam setiap periode jangka
pendek sebagai suatu proses untuk melakukan kontrol dan sebagai input dalam
mengambil keputusan di masa depan. (Kasali, 1994:43)

Istilah strategi manajemen sering disebut rencana strategi atau rencana jangka panjang
untuk menetapkan garis besar tindakan. Lamanya waktu yang akan dicakup tentu bervariasi.
Dahulu para ahli menyebut sekitar 25 tahun, namun dewasa ini jarang sekali perushaan yang
berani menetapkan arahnya untuk 25 tahun kedepan. Sebagian besar membuatnya dalam
kurun 5-10 tahun. Alasannya, perubahan yang terjadi belakangan ini sangat sulit diterka
arahnya. Setiap perubahan saling mengalir, sehingga perkiraan terjauh yang dapat diduga
menjadi amat terbatas (kalasi, 1994:34).

Kasali menyebut rencana jangka panjang merupakan pegangan untuk menyusun rencana
teknis dan langkah komunikasi sehari-hari. Supaya dapat bertindak secara strategis, kegiatan
public relations harus menyatu praktisi public relations menerapkan program kerjanya:
1. Menyampaikan fakta dan opini baik yang beredar didalam maupun di luar organisasi.
Fakta dan opini dapat diperoleh dari media massa dalam kurun waktu tertentu,
naskah-naskah pidato pimpinan, produk publikasi perusahaan serta wawancara
dengan pihak penting.

4
2. Menelusuri dokumen resmi perusahaan dan mempelajari perubahan yang terjadi
secara historis, perubahan tersebut umumnya disertai perubahan sikap perusahaan
terhadap public atau sebaliknya
3. Melakukan analisis SWOT (strengths, Weakness, Opprortunitiess dan Threats)
komponen Strengths dan Weakness dikaji dari dalam perusahaan, dan opportunities
dan Threats dikaji dari lingkungan diluar organisasi. Peluang dan ancaman dapat
muncul dari unsur-unsur seperti peraturan pemerintah, kecemburuan serta pandangan
masyarakat, perubahan struktur kependudukan, situasi, ekonomi, perubahan politik
dan tekanan yang muncul. Meski tidak perlu menganalisis hal-hal yang diluar
jangkauannya, seorang praktisi PRs perlu melaksanakan analisis yang berbobot
mengenai persepsi dari luar dan dalam perusahaan atas SWOT yang dimiliki.
Misalnya menyangkut masa depan industri yang ditekuninya, citra yang dimiuliki
perusahaan, kultur yang dimiliki serta potensi lain yang dimiliki perusahaan.

Strategi manajemen mempunyai area kegiatan dalam tiga lapisan, yaitu:

1) Lapisan korporat atau organisasi secara menyeluruh. Seperti direktur utama, pejabat
teras, atau yang lain termasuk orang-orang yang mengambil keputusan strategis pada
lapisan atas. Kedudukan PRs idealnya ditempatkan pada posisi ini. artinya PRs diberi
tugas yang amat strategis dan mempunyai jalur yang langsung kepada pemegang
saham, top eksekutif dan masyarakat.
2) Lapisan bisnis atau lapisan khusus dimana duduk para kepala cabang dengan
kebijakan yang menyangkut pemilihan segmen pasar dan jasa.
3) Lapisan fungsional dimana terdapat fungsi operasi, seperti keuangan, akunting,
sumber daya manusia, pemasaran atau bahkan public relations, yang dituntut menjalin
hubungan dengan pihak-pihak yang strategis dan sering dianggap sebagai juru bicara.

a. Program Strategi
Setelah memilih salah satu komponen sarana atau perpaduan dari sarana strategi
public relations tersebut diatas melaui taktikal: pengukuhan (conservation), mengubah
(change), dan mengkristalisasi ( crystallization) berbagai opin publik sebagai sasaran.
Selanjutnya ditentukan sarana taktial atau strategi PR melalui program dan fungsi –
fungsi manajemen Humas/ PR, dengan merujuk dari salah satu atau perpaduan
starategi :program pendekatan dengan cara membeli (purchasing), jalur penekanan atau
kekuatan (pressure & power), jalur membujuk (Persuation), jalur pengampuan atau
merangkul (patronage). Landasan secara umum dalam proses penyusunan startegi public
relations, menurut Ahmas S. AdnanPutra dalam makalah “PR Strategy”, yang berkaitan
dengan fungsi – fungsi PR/Humas secara integral melekat pada manajemen suatu
perusahaan atau lembaga yaitu:

1. Mengidentifikasi permasalahan yang muncul

5
2. Identifikasi unit sasarannya
3. Mengevaluasi mengenai pola dan kadar sikap tindak unit sebagai sasarannya.
4. Mengidentifikasi tentang struktur kekuasaan pada unit sasaran.
5. Pemilihan opsi atau unsur taktikal strategi Public Relations.
6. Mengidetifikasi dan evaluasi terhadap perubahan kebijakan atau peraturan
pemerintahan dan lain sebagainya.
7. Menjabarkan strategi publicRelations, dan taktik atau cara menerapka langkah –
langkah program yang telah direncanakan, dilaksanakan, mengkomunikasikan, dan
penilaian evaluasi hasil kerja.

b. Komponen Membentuk Strategi

Dalam pembentukan strategi korporat akan dipengaruhi oleh unsur-unsur tertentu


yang berkaitan dengan lingkungan, kondisi, visi atau arah, tujuan dan sasaran dari suatu pola
yang menjadi dasar budaya perusahaan bersangkutan (corporate culture) yang antara lain:

 Secara makro, lingkungan perusahaan atau lembaga tersebut akan dipengaruhi oleh
unsur-unsur : Kebijakan umum dan budaya yang dianut; sistem perekonomian dan
teknologi yang dikuasai oleh organisasi bersangkutan.
 Secara mikro, tergantung dari : misi perusahaan, sumber-sumber dimiliki yang
bersangkutan sumber daya manusia dan sumber daya guna lainnya yang dikuasai,
sistem pengorganisasian, dan rencana atau program dalam jangka pendek atau janhka
panjang, serta tujuan dan sasarannya yang hendak dicapai.

2.2 STRATEGI OPERASIONAL PRs

Aktivitas utama PRs secara operasional harusnya berada diposisi yang sedekat
mungkin dengan pimpinan puncak organisasi (top management), dengan harapan :

a. Dengan posisi PRs yang dekat dengan pimpinan tersebut akan lebih mengetahui secra
lebih jelas dan rinci mengenai suatu sistem terpadu tentang pola perencanaan;
kebijakan; keputusan yang diambil; visi dan arah tujuan organisasi bersangkutan agar
tidak terjadi kesalahan dalam penyampaian pesan dan informasi yang berasal dari
lembaga/organisasi kepada publiknya.
b. Agar akivitas PRs dalam mewakili lembaga/organisasi tersebut dapat dipertegas
tentang batas-batas wewenang dan tanggung jawab dalam memberikan keterangan
(sebagai juru bicara). Kemudian kegiatan PRs akan selalu mengetahui secara jelas
“apa dan bagaimana” segi pelaksanaan dari keputusan dan kebijaksanaan pimpinan
organisasi tersebut.
c. Dimungkinkan untuk menghadiri setiap rapat atau pertemuan pada tingkat pimpinan,
agar dapat mengetahui secara langsung dengan tepat tentang “latar belakang” suatu

6
perencanaan; kebijaksanaan; arah hingga tujuan yang hendak dicapai baik jangka
panjang maupun jangka pendek.
d. Agar bisa berhubungan secara langsung dengan pimpinan puncak, sehingga fungsi
kehumasan dapat berjalan optimal, antisipasif dan dapat melaksanakan berbagai
macam perencanaan, peranan komunikasi, atau dengan kewenangan yang ada akan
mampu mengatasi masalah yang mungkin akan timbul tanpa diduga sebelumnya.
e. Agar dapat menjalankan fungsi PRs secara aktif dan bertindak dinamis serta fleksibel
sebagai narasumber atau mengatur saluran informasi baik kedalam mauoun keluar,
untuk menghindari sikap pasif dalam menghadapi tantangan atau masalah.
f. Agar mampu melakukan tindakan mulai dari memonitor, merekam, menganalisis,
menelaah hingga mengevaluasi setiap reaksi (feed back), khususnya dalam upaya
penilaian sikap tindak serta mengetahui persepsi masyarakat (penerimaan publik dan
bukan publik) sebagai suatu akibat yang ditimbulkan dari keputusan yang diambil dan
kebijaksaan yang telah dijalankan.
g. Dapat secara langsung memberikan sumbangan saran/ide dan rencana/program kerja
dalam rangka untuk memperbaiki atau mempertahankan nama baik kepercayaan dan
citra perusahaan terhadap publiknya. Termasuk upaya menjembatani atau
mnyerasikan antara kebijaksanaan/keputusan organisasi/lembaga dengan kepentingan,
keinginan dan upaya memperoleh dukungan dan partisipasi dari publiknya.

Disamping itu Humas berfungsi untuk menciptakan iklim yang kondusif dalam
mengembangkan tanggung jawab serta partisipasi antara pejabat Humas/PR dan masyarakat
(khalayak sebagai sasaran) untuk mewujudkan tujuan bersama, melalui berbagai macam
aspek-aspek pendekatan atau strategi Humas, yaitu:

1. Strategi operasional
Melalui pelaksanaan program Humas yang dilakukan dengan pendekatan
kemasyarakatan (sociologi approach), melalui mekanisme sosial kultural dan nilai-
nilai yang berlaku di masyarakat. hal ini dapat dilihat bahwa cermin opini publik atau
kehendak masyarakat yang terekam pada setiap berita atau surat pembaca dan lain
sebagainya yang dimuat di berbagai media massa.

Artinya pihak Humas mutlak bersikap atau berkemampuan untuk mendengar (listening),
dan bukan sekedar hear mengenai aspirasi yang ada di dalam masyarakat, baik menyangkut
etika, mora; maupun nilai-nilai kemasyarakatan yang dianut itu merupakan acuan dalam
strategi operasional kehumasan.

2. Pendekatan persuasif dan edukatif


Fungsi Humas adalah menciptakan komunikasi dari arah timbal balik dengan
menyebarkan informasi dari organisasi kepada pihak publiknya, baik .... mendidik dan

7
memberikan penerangan maupun dengan melakukan pendekatan persuasif, agar
tercipta saling pengertian, menghargai, pemahaman, toleransi, dan lain sebagainya.

3. Pendekatan tanggung jawab sosial humas


Menumbuhkan sikap bahwa tujuan dan sasaran yang hendak dicapai tersebut: bukan
memperoleh keuntungan sepihak dari publik sasarannya (masyarakat), tetapi
memperoleh keuntungan bersama (benevitas), yang terampil dalam memadukan
keuntungan dengan motivasi tanggung jawab sosialnya.

4. Pendekatan kerja sama


Berupaya membina hubungan yang harmonis antara organisasi dengan berbagai
kalangan, baik ditujukan hubungan ke dalam (internal relations) maupun hubungan
ke luar (eksternal relations) untuk meningkatkan kerja sama. Humas berkewajiban
memasyarakat misi instansi yang diwakilinya dan agar diterima oleh.. atau mendapat
dukungan masyarakat (publik sasarannya). Dalam menyelenggarakan hubungan baik
dengan publiknya (community relations), untuk memperoleh opini publik dan
perubahan sikap yang positif bagi kedua belah pihak (mutual understanding).

5. Pendekatan koordinatif dan integratif

Untuk memperluas peranan Humas/PR di masyarakat, maka fungsi Humas dalam arti
sempit hanya mewakili lembaga/institusinya, tetapi peranan lebih luas berpartisipasi dalam
menunjang program pembangunan nasional dan mewujudkan Ketahanan Nasional di bidang:
Politik, ekonomi, sosial budaya (Poleksosbud) dan Hankamnas.

Misalnya secara pro-aktif mengkampanyekan program KB Nasional, GN-OTA (Gerakan


Nasional Orang Tua Asuh), Kadarkum (Kesadaran Hukum) dan kampanye sistem dialogis
untuk menyukseskan Pemilu secara integratif melalui koordinasi Bako-Humas (Badan
Koordinasi Humas) kedinasan pemerintah dengan bekerja sama dengan organisasi profesi
Perhumas (Perhimpunan Humas) dan lain sebagainya.

Dalam upaya untuk menjalin berbagai hubungan dengan publik internal dan publik
eksternal, dapat ditarik suatu pengertian yang mencakupi “apa dan bagaimana” peranan
Humas di berbagai kegiatan di lapangan, yaitu:

a. to inform (menginformasikan).
b. to explain (menerangkan).
c. to suggest (menyarankan).
d. to persuade (membujuk).
e. to invite (mengundang).
f. to convince (meyakinkan).

2.3 MANAJEMEN STRATEGI HUMAS

8
Manajemen strategi humas merupakan rencana strategis perusahaan/organisasi dalam
jangka panjang, yaitu untuk menetapkan suatu perencanaan umum atau memprediksi jangka
panjang dalam kurun waktu tertentu kedepan. Sesuai dengan fungsi humas, yaitu selain
terkait erat dengan fungsi manajemen perusahaan untuk mencapai tujuan bersama,
manajemen strategi humas yang prinsipny menyelenggarakan komunikasi dua arah timbal
balik (reciprocal two ways traffic communication) anatara lembaga dengan pihak public
sebagai khalayak sasarannya atau sebaliknya.

Sebagai landasan perencanaan dan program kerja manajemen strategi Humas, yaitu
secara garis besar memenuhi faktor-faktor sebagai berikut:

1. Melakukan atau merencanakan sesuatu “S.W.O.T”, yaitu untuk memprediksi


sejauh mana sumber-sumber daya kekuatan atau kemampuan dan posisi
kelemahan, yang dilihat dari segi internalnya. Kemudian sejauh mana
pengevaluasian mengenai kesempatan atau peluang yang ada dan bahkan berupa
ancaman yang dating dari segi eksternalnya.

2. Mengevaluasi mengenai: perencanaan, pengorganisasian, koordinasi, pelaksanaan,


pengkomunikasian, dan pencapaian tujuan yang diharapkan dimasa-masa
mendatang khususnya, dan mencapai tujuan bersama yang terintegrasi dengan
tujuan organisasi lembaga pada umumnya.

3. Melaksanakan manajemen dan aktivitas Humas berdasarkan pengumpulan fakta,


perencanaan, komunikasi, dan pengevaluasian.

4. Penyampaian analisis fakta secara actual yang ada beredar di masyarakat , baik
mengenai persepsi sikap, maupun opini dan lain sebagainya, berdasarkan
pengamatan atau penyelidikan tentang kliping berita yang disiarkan di berbagai
media.

Langkah-langkah manajemen strategi menurut J.A. Pears & R.B Robinson Jr.,
dalam bukunya strategic management; Strategy Formulation and Implementation,
Homewood, Illonis: Irwin, 1982, yang perlu diperhitungkan atau dipersiapkan sedemikian
rupa secara matang agar fungsi-fungsi dan tujuan strategi manajemen tersebut berhasil, yaitu
sebagai berikut:

a. Menentukan missi perusahaan yang jelas arah dan tujuannya, termasuk filosofis,
maksud pendirian, atau keberadaan lembaga bersangkutan di masyarakat.
b. Analisis data, informasi dan sumber publikasi lainnya mengenai kesempatan dan
peluang yang ada, dan memperhitungkan kemungkinan-kemungkinan mengenai
ancaman yang akan dihadapi di masa-masa mendatang.
c. Mengidentifikasi atas pilihan-pilihan tersebut untuk memenuhi tuntutan misi dan
visi perusahaan bersangkutan untuk menentukan manajemen stratejiknya.

9
d. Pemilihan strategi atas obyektivitas jangka panjang, dan garis kebijakan umum
strategi yang dibutuhkan.
e. Mengembangkan tujuan perencanaan tahunan dalam jangka pendek yang selaras
dengan tujuan dalam jangka panjang serta penetapan garis besar strategi
perusahaan tersebut.
f. Penilaian atas lingkungan ektersnal perusahaan. Baik segi kompetisi, motivasi,
persepsi, opini, dan penilaian secara umum.
g. Mengembangkan publikasi perusahaan missal company profile, dll.
h. Pengimplementasian hal tersebut diatas dengan memanfaatkan sumber dana yang
terkait dengan perencanaan sumber daya manusia, teknologi, dan system balas
jasa yang memungkinkan.
i. Mengevaluasi mengenai apa yang telah dicapai dalam periode jangka pendek.

Dikaitkan dengan pokok bahasan tersebut di atas, maka public relations dapat
memberikan kontribusinya dalam proses strategic management melalui 2 cara, pertama
melaksanakan fungsi atau peranannya sebagai bagian dari manajemen stratejik
perusahaan/organisasi, misalnya melakukan fungsi RACE- research, action,planning,
communication, and evaluating- dalam upaya untuk mendefinisikan misi, sarana dan
objektivitas oganisasi. Keterlibatan public relation dapat ditempatkan pada lapisan korporat,
khususnya dalam memberikan sumbang saran, ide dan gagasan lainnya untuk menentukan
kebijakan umum dan sebelum pihak perusahaan menentukan keputusan-keputusan pada
tahap-tahapan setiap lapisan bisnis dan fungsional organisasi selanjutnya dari hasil masukan
pihak public relations/Humas tersebut.

Kedua, pihak public relations/Humas dapat berperan dalam manajemen strategi, dengan
mengelola secara strategis tujuan utama organisasi dengan mengorbankan aktivitas dalam
jangka pendeknya (taktik) , tetapi lebih diarahkan kepada tujuan yang lebih umum atau
menyeluruh (comprehensive) semua tingkatan strategi organisasi dan dalam jangka panjang.

2.4 MANFAAT MANAJEMEN STRATEGI

Menurut Agustinus Sri Wahyudi (1996:19), manfaat yang dapat diperoleh oleh
organisasi dalam menerapkan manajemen strategi, secara garis besarnya yaitu:

1. Memberikan arah dan tujuan yang jelas dalam jangka panjang.


2. Membantu organisasi beradaptasi pada perubahan yang akan mungkin terjadi di masa-
masa datang.
3. Menciptakan suatu operasional dan fungsional manajemen perusahaan akan lebih
efektif dalam menghadapi persaingan yang kian tajam.
4. Mengidentifikasi keunggulan komperatif suatu organisasi dalam lingkungan yang
semakin beresiko tinggi.

10
5. Aktivitas pembuatan strategi akan mempertinggi kemampuan perusahaan untuk
mencegah munculnya berbagai masalah di masa-masa mendatang.
6. Keterikatan karyawan dalam pembuatan strategi akan lebih memotivasi dalam tahap-
tahap pelaksanaannya.
7. Aktivitas yang saling tumpang tindih antar unit atau divisi dapat dihindarkan.

MANAJEMEN STRATEGI

Visi dan Misi

Analisa
Analisa Eksternal Analisa Internal
S.W.O.T

TUJUAN DAN SARANA

Strategi Generik Strategi Variasi


FEED BACK

PERENCANAAN
STRATEGI

Aplikasi Rencana Bisnis

Evaluasi dan Kontrol Rencana


Bisnis

2.5 ANALISIS SWOT

11
a. Pengertian Analisis SWOT

SWOT adalah singkatan dari kata-kata Strengths (S), Weakness (W), Opportunities (O) dan
Threats (T) yang artinya kekuatan, kelemahan, peluang dan ancaman. Sedangkan, Analisis
SWOT adalah identifikasi berbagai faktor secara sistematis untuk merumuskan strategi
perusahaan yang didasarkan pada logika yang dapat memaksimalkan kekuatan (strengths)
dan peluang (opportunities), namun secara bersamaan dapat meminimalkan kelemahan
(weaknesses) dan ancaman (threats).

Dalam buku Manajememen Internasional analisis SWOT adalah akronim dari strengths,
weaknesses, opportunities dan threats dalam perusahaan yang di samping memiliki kekuatan
tertentu juga pasti memiliki kelemahan, dan di samping mempunyai peluang yang dapat dan
perlu dimanfaatkan juga memiliki ancaman yang mau tidak mau harus dihadapi.
Dari pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa analisis SWOT adalah metode perencanaan
strategis yang digunakan untuk mengevaluasi kekuatan (strengths), kelemahan (weaknesses),
peluang (opportunities) dan ancaman (threats) dalam suatu perusahaan. Analisis ini
dilakukan untuk mengidentifikasi kondisi internal dan eksternal yang terlibat
sebagai inputan untuk perencanaan proses. Sehingga proses yang dirancang dapat berjalan
optimal, efektif dan efisien.

Analisis SWOT digunakan untuk melihat kekuatan, kelemahan, peluang dan ancaman yang
akan dihadapi oleh perusahaan. Dengan melihat kekuatan yang dimiliki serta
mengembangkan kekuatan tersebut dapat dipastikan bahwa perusahaan akan lebih maju
dibanding pesaing yang ada. Demikian juga dengan kelemahan yang dimiliki harus diperbaiki
agar perusahaan tetap eksis. Peluang yang ada harus dimanfaatkan
sebaik-baiknya oleh perusahaan agar produk-produk yang dikeluarkan bisa menjadi pilihan
bagi masyarakat dan ancaman yang akan dihadapi oleh perusahaan haruslah dihadapi dengan
mengembangkan strategi pemasaran yang baik.

b. Perumusan Analisis SWOT

Keberadaan Kinerja perusahaan dapat ditentukan oleh kombinasi faktor internal dan
eksternal. Kedua faktor tersebut dipertimbangkan dalam analisis SWOT yang
membandingkan antara faktor internal (kekuatan dan kelemahan) dan faktor eksternal
(peluang dan ancaman). Dalam membuat dan menentukan tujuan, sasaran dan strategi-
strategi yang akan diambil, di perlukan suatu analisis mendalam serta
menyeluruh mengenai lingkungan dimana perusahaan berada.

a. Analisis internal perusahaan

12
Analisis SWOT (strengths, weaknesses, opportunities, and threats) menjadi salah satu alat
yang berguna dalam dunia bisnis. Keberadaan suatu perusahaan diperlukan analisis internal
(kekuatan dan kelemahan) dan analisis eksternal (peluang dan ancaman) untuk mengetahui
faktor internal dan eksternal yang dimiliki perusahaan. Analisis tersebut adalah sebagai
berikut:
1) Analisis kekuatan (strength). Setiap perusahaan perlu menilai kekuatan yang
dimilikinya, penilaian tersebut dapat didasarkan pada faktorfaktor seperti teknologi, sumber
daya finansial, kemampuan kemanufakturan, kekuatan pemasaran, dan basis pelanggan yang
dimiliki. Kekuatan yang dimiliki oleh suatu perusahaan seperti kompetensi khusus yang
terdapat dalam organisasi yang berakibat pada pemilikan keunggulan komparatif oleh unit
usaha di pasaran. Dikatakan demikian karena satuan bisnis memiliki sumber, keterampilan,
produk andalan dan sebagainya yang membuatnya lebih kuat dalam memuaskan kebutuhan
pasar yang sudah direncanakan oleh satuan usaha yang bersangkutan.

2) Analisis kelemahan (weaknesses). Merupakan keadaan perusahaan dalam menghadapi


pesaing mempunyai keterbatasan dan kekurangan dalam menguasai pasar. Keterbatasan dan
kekurangan ini menjadi penghalang serius bagi penampilan kinerja perusahaan. Dalam
praktek, berbagai keterbatasan dan kekurangan kemampuan tersebut bisa terlihat pada sarana
dan prasarana yang dimiliki atau tidak dimiliki, kemampuan dengan tuntutan pasar, produk
yang tidak atau kurang diminati oleh para konsumen.

b. Analisis eksternal perusahaan

1) Analisis peluang (opportunity). Peluang adalah berbagai situasi lingkungan yang


menguntungkan bagi suatu satuan bisnis. Setiap perusahaan memiliki sumber daya yang
membedakan dirinya dari perusahaan lain. Dipihak lain, perusahaan-perusahaan baru
bemunculan. Sehingga, peluang yang ada dalam perusahaan harus dimanfaatkan dengan
sebaik-baiknya.

2) Analisis ancaman (threats). Ancaman adalah tantangan yang diperlihatkan oleh suatu
kecenderungan atau suatu perkembangan yang tidak menguntungkan dalam lingkungan yang
akan menyebabkan kemerosotan perusahaan. Dengan demikian dapat dikatakan
bahwa ancaman adalah faktor-faktor lingkungan yang tidak menguntungkan suatu satuan
bisnis. Jika tidak diatasi, ancaman akan menjadi ganjalan bagi satuan bisnis yang
bersangkutan baik untuk masa sekarang maupun di masa depan.

BAB III

PENUTUP

13
3.1 KESIMPULAN

Pengertian atau definisi analisis SWOT (Strenght, Weakness. Opportunities, dan Threats).
Analisis SWOT adalah suatu metode penyusunan strategi perusahaan atau organisasi yang
bersifat satu unit bisnis tunggal. Ruang lingkup bisnis tunggal tersebut dapat berupa domestik
maupun multinasional. SWOT itu sendiri merupakan singkatan dari Strenght (S), Weakness
(W), Opportunities (O), dan Threats (T) yang artinya kekuatan, kelemahan, peluang, dan
ancaman atau kendala, dimana yang secara sistematis dapat membantu dalam
mengidentifikasi faktor-faktor luar (O dan T) dan faktor didalam perusahaan (S dan W).
Kata-kata tersebut dipakai dalam usaha penyusunan suatu rencana matang untuk mencapai
tujuan baik untuk jagnka pendek maupun jangka panjang.

Manajemen stratejik adalah suatu seni dan ilmu dari perbuatan (formulating), penerapan
(implementing) dan evalusi (evaluating) keputusan-keputusan strategis antar fungsi-fungsi
yang memungkinkan sebuah organisasi mencapai tujuan tujuannya (objectives) pada masa-
masa yang mendatang.

Manfaat yang dapat diperoleh oleh organisasi dalam menerapkan manajemen strategi,
secara garis besarnya yaitu:

1. Memberikan arah dan tujuan yang jelas dalam jangka panjang.


2. Membantu organisasi beradaptasi pada perubahan yang akan mungkin terjadi di masa-
masa datang.
3. Menciptakan suatu operasional dan fungsional manajemen perusahaan akan lebih
efektif dalam menghadapi persaingan yang kian tajam.
4. Mengidentifikasi keunggulan komperatif suatu organisasi dalam lingkungan yang
semakin beresiko tinggi.
5. Aktivitas pembuatan strategi akan mempertinggi kemampuan perusahaan untuk
mencegah munculnya berbagai masalah di masa-masa mendatang.
6. Keterikatan karyawan dalam pembuatan strategi akan lebih memotivasi dalam tahap-
tahap pelaksanaannya.
7. Aktivitas yang saling tumpang tindih antar unit atau divisi dapat dihindarkan.

DAFTAR PUSTAKA

14
Rosady, Ruslan. 1999. Manajemen HUMAS dan Manajemen Komunikasi. Jakarta: PT
RajaGarafindo Persada

Gassing, Syarifuddin., and Suryanto. 2016. Public Relations.Yogyakarta: CvAndi Offset

Gregory, Anna. 2004. Perencanaan dan Manajemen Kampanye Public Relations. Jakarta:
Erlangga

Soemirat, Soleh,. Ardianto, Elvinaro. 2018. Dasar-Dasar Public Relations. Bandung: PT.
Remaja RosdaKarya

15

Anda mungkin juga menyukai