Anda di halaman 1dari 4

Dinamika Komunikasi Vertikal di Organisasi Biro

Contoh organisasi biro: Biro Humas di Kementrian Sekretariat Negara Republik Indonesia

Sebagaimana diketahui, dalam organisasi pada umumnya putusan dibuat oleh manjer puncak
dan dialirkan ke bawah kepada orang-orang yang melaksanakannya. Arus informasi dapat
terjadi melalui komunikasi formal maupun komunikasi informal baik dalam bentuk lisan
maupun tulisan. Komunikasi menjadi efektif jika keterbukaan diantara manajer puncak
dengan karyawan pelaksanaan terjaga dengan baik. Demikian juga sebaliknya, dari karyawan
pelaksana kepada manajer puncak. Oleh karena itu, untuk mendorong agar seluruh karyawan
berkontribusi untuk menyumbangkan ide/gagsan maka hendaknya arah komunikasi bebas
mengalir vertikal ke bawah, vertikal ke atas, horizontal, dan diagonal (melintas antar bagian
dalam bagan organisasi).

a. Komunikasi Vertikal Ke Bawah


Arah komunikasi vertikal ke bawah adalah informasi yang mengalir dari jabatan yang
lebih tinggi kepada mereka yang lebih rendah atau kepada bawahan. Komunikasi vertikal
ke bawah antara lain adalah berupa informasi perintah, penugasan, pengarahan, dan
evaluasi. Contoh adalah :
KOMUNIKASI

PERAN ANTAR PERAN PERAN KEPUTUSAN


PRIBADI INFORMASIONAL
Wirausaha
Tokoh/Figur Monitoring
Pemecah Masalah
Manajer Penyebar Informasi
Pengalokasi Sumber Daya
Penghubung Juru Bicara
Negosiator

Pada gambar diatas terlihat suatu proses penyampain intruksi direktur kepada kepala
divisi marketing sehubungan dengan rencana peluncuran produk baru. Kepala divisi
marketing selanjutnya menyampaikan pesan tersebut kepada kepala bagian promosi.
Kepala bagian promosi menyampaikan informasi tersebut kepada karyawan yang terkait
dengan penugasan atas kegitan peluncuran produk baru.
Variable Dimensi Indicator

Komunikasi Vertikal 1. Pimpinan

Internal 2. Bawahan

3. Timbal balik

4. Instruksi

5. Petunjuk

6. Penjelasan

7. Laporan

8. Saran

9. Pengaduan

Hambatan Sosio antro psikologis


Proses komunikasi berlangsung dalam konteks situasional. Ini berarti bahwa
komunikator harus memperhatikan situasi ketika komunikasi dilangsungkan. Sebab
situasi amat berpengaruh terhadap kelancaran komunkasi, terutama situasi yang
berhubungan dengan factor-faktor sikologis, antropologis, psikologis.

Hambatan sosiologis
Seorang sosiolog jerman bernama Ferdinand Tonnies mengklasifikasikan kehidupan
manusia dalam masyarakat menjadi dua jenis pergaulan yang ia namakan
gemeinschaft dan gesellschaft. Gemeinchasaft adallah pergaulan hidup yang bersifat
pribadi, statis dan tak rasional, seperti pergaulan di kantor atau dalam organisasi.

Hambatan antropologis
Manusia, meskipun satu sama lain sama dalam jenisnya sebagai makhluk
‘homosapiens’, tetapi di takdirkan berbeda dalam banyak hal berbeda dala postur,
warna kulit, dan kebudayaan, yang pada kelanjutannya berbbeda dalam gaya hidup,
norma, dan kebiasaan, dan bahasa. Dalam melancarkan komunikasinnya seseorang
komunikator tidak akan berhasil bila tidak mengenal siapa komunikan yang dijadikan
sasarannya yang dimaksudkan dengan ‘siapa’ disini bukan nama yang disandang
melainkan ras apa, bangsa apa, atau suku apa. Dengan mengenal dirinya akan
mengenal kebudayaannya, norma hidup, kehidupannya, kebiasaanya, dan bahsannya.

Hambatan psikologis
Factor psikologis sering kali menjadi hambatan dalam komunikasi. hal ini umumnya
si komunikator sebelum melancarkan komunikasinnya belum melancarkan
komunikasinnya tidak mengkaji diri komunikan. Komunikasi sulit berhasil apabaila
komunnikan sedang sedih, bingung, marah, merasa kecewa, merasa iri hati, dan
kondisi psikologis lainnya.
Prasangka sebagai faktor psikologis dapat disebabkan oleh aspek antroplogis dan
sosiologis, dapat terjadi terhadap ras, bangsa, suku bangsa, agama partai politik,
kelompok, dan apa saja yang bagi seseorang suatu perangsang disebabkan dalam
pengalamannya pernah di beri kesan yang tidak enak atau kurang baik.

Hambatan sistematis
Kalau hambatan sosiologis, antropologis, psikologis terhadap pada pihak komunikan
maka hambatan sistematis terdapat pada diri komunikator. Factor sistematis
menyangukt bahasa yang dipergunakan komunikator sebagai ‘alat’ untuk
menyalurkan pikiran dan perasaannya kepada komunikan. Demi kelancaran
komjunikasinnya seorang komunikator harus benar-benar memperhatikan gangguan
sistematis ini, sebab salah ucap atau salah tulis dapat menimbulkan salah pengertian
atau salah tafsir, yang pada gilirannya bisa menimbulkan salah komunikasi. Sering
kali salah ucap disebabkan si komunikator berbicara terlalu cepat sehingga ketika
pikiran dan perasaan belum mantap terformulasikan, kata-kata sudah terlanjur
dilontarkan.

Hambatan mekanis
Hambatan mekanis dijumpai pada media yang dipergunakn dalam melancarkan
komunikasi. Banyak contoh yang kita alami dalam kehidupan sehari-hari; suara
telpon yang krotokan, ketikan huruf yang buram pada surat, suara yang hilang-muncul
pada pesawat radio, berita surat kabar yang sulit dicari sambungan kolomnya, gambar
yang meliuk-liuk pada pesawat televise, dan lain-lain.
Hambatan pada beberapa media tidak mungkin diatasi oleh komunikator, misalnya
hambatan yang dijumpai pada surat kabar, radio, dan televisi. Tetapi pada beberapa
media komunikator dapat saja mengatasinya dengan mengambil sikap tertentu,
misalnya ketika sedang menelpon, terganggu oleh krotokan, barang kali ia dapat
mengulanginya beberapa saat kemudian.
Hambata yang dijumpai pada surat, misalnya hurufketikan yang buram, dapat diatasi
dengan mengganti pita mesin tik atau mesin tiknya sendiri. Yang penting diperhatikan
dalam komunikasi ialah-seperti telah disinggug dimuka-sebelum suatu pesan
komunikasi dapat diterima secar rohani, terlebih dahulu harus dipastikan dapat
diterima secara indrawi, dalam arti kata bebas dari hambatan mekanis.

Hambatan ekologis
Hambatan ekologis disebabkan terjadi oleh gangguan lingkungan terhadap proses
berlangsungnya komunikasi jadi datangnya dari lingkungan. Contoh hambat ekologis
adalah suara riuh orang-orang /kebisingan lalu lintas, suara hujan atau petir, suara
pesawat terbang lewat, dan lain-lain pada saat komunikator sedang berpidato.
Tinjauan Dinamika Komunikasi Vertikal yang berlangsung di
Organisasi Birokrasi

Dosen Pengasuh: Dr. Sakhyan Asmara, MSP

Steffie Oktavia Tarigan


170904091

Program Studi Ilmu Komunikasi


Fakultas Ilmu sosial dan Ilmu politik
Universitas Sumatera Utara
Medan
2019

Anda mungkin juga menyukai