Anda di halaman 1dari 15

KOMUNIKASI DAN MOTIVASI

I. PENDAHULUAN
Di dalam mewujudkan partisipasi masyarakat tersebut
diperlukan usaha untuk mengkomunikasikan program-program
pembangunan. Penyebaran informasi pembangunan yang sudah
dilakukan sampai sekarang dilakukan melalui media komunikasi dari
komunikator ke komunikan, baik yang ditangani pemerintah desa
maupun dengan media tradisional yang berlaku pada sistem sosial
masyarakat. Selain itu juga melalui masyarakat resmi. Komunikasi
yang efektif sangat berpengaruh dalam keberhasilan proses
pembangunan yang ada di desa.

II. PENGERTIAN KOMUNIKASI


Di dalam kelompok masyarakat, komunikasi dapat diartikan
sebagai saluran untuk menerima informasi yang berguna bagi mereka,
hubungan mereka dengan pemerintah atau pihak-pihak lain, hubungan
mereka untuk memperoleh pengetahuan, ketrampilan bahkan bantuan
teknis maupun permodalan. Merupakan wadah untuk mendorong dan
mempertinggi motivasi serta merupakan alat, sarana yang
memungkinkan kelompok mencapai tujuan dengar baik. Pesan yang
akan disampaikan oleh pengirim pesan (komunikator) haruslah
diterima dan dimengerti sama oleh penerima pesan (komunikan).
Sehingga komunikasi dinyatakan sebagai suatu proses
penyampaian pesan oleh komunikator kepada komunikan melalui
media yang menimbulkan, efek tertentu.
III. UNSUR KOMUNIKASI
Dari proses terjadinya komunikasi dapat disimpulkan unsur-
unsur yang terdapat dalam berkomunikasi adalah sebagai berikut :
a. Pemberi Pesan (komunikator)
Adalah orang yang menyampaikan pesan.
b. Pesan (berita)
Adalah suatu hal yang dikomunikasikan atau disampaikan.
c. Media (saluran)
Adalah alat untuk menyampaikan pesan.
d. Penerima Pesan (komunikan)
Adalah orang yang menerima pesan.
e. Hasil (efek)
Adalah sesuatu yang ingin dicapai dari kegiatan komunikasi.

Kelima unsur-unsur di atas dapat dilihat dari sebuah contoh


sebagai berikut : Pemerintah menginformasikan pelaksanaan suatu
program Bedah Rumah kepada masyarakat desa melalui surat kabar
dan te!evisi. Program Bedah Rumah adalah suatu program khusus
untuk pengentasan kemiskinan. Program ini ditujukan untuk rumah
tangga miskin yang memiliki rumah tidak layak huni. Dari contoh di
atas dapat diuraikan sebagai berikut :
a. Pemberi pesan (komunikator) adalah pemerintah yang
menginformasikan program Bedah Rumah sebagai suatu cara
untuk pengentasan kemiskinan .
b. Pesan atau berita yakni Program Bedah Rumah
c. Penerima pesan (komunikan) adalah masyarakat desa
d. Saluran adalah media yang digunakan yakni televisi ataupun surat
kabar yang digunakan untuk menginformasikan pesan tersebut.
e. Hasil (efek) adalah program yang diterima dan dilakukan oleh
masyarakat desa.
Dari contoh tersebut, hal-hal yang perlu diperhatikan adalah :
Pengirim pesan merasakan suatu kebutuhan untuk me!akukan
komunikasi, kemudian ia menyusun keinginan-keinginan tersebut
dalam.bentuk lambang lambang atau kata-kata. Langkah berikutnya
pengirim pesan menyampaikan atau menyalurkan simbol-simbol
komunikasi itu melalui media atau saluran komunikasi. Bagi penerima
pesan, ketika mendengar atau melihat simbol-simbol itu maka dia
segera memberikan arti yang bermakna bagi dirinya. Akhirnya,
pengirim pesan dapat mengatakan bahwa dia sudah berhasil
menyampaikan pesannya jika terjadi reaksi dari penerima pesan
sesuai dengan maksud yang diinginkannya.

IV. PRINSIP KOMUNIKASI


Ada beberapa prinsip yang harus diperhatikan dalam
berkomunikasi antara lain : Pada saat kita melakukan suatu
komunikasi kita tidak boleh mempunyai prasangka atau praduga
terlebih dahulu. Setiap kegiatan komunikasi harus dilakukan secara
sungguh-sungguh, misalnya menjadi pembicara yang baik atau
menjadi pendengar yang baik. Dalam proses ini kita tidak boieh
melakukan penilaian awal baik kepada pembicara maupun kepada
para pendengar.
Dalam setiap kegiatan komunikasi, kita harus diawali oleh
adanya pendapat dan sikap yang mendasari kejadian komunikasi yaitu
untuk mengetahui dan memahami sesuatu persoalan atau bahkan
bermaksud mencarikan jalan keluar persoalan tersehut. Setiap pelaku
komunikasi apapun status dan kedudukannya harus dapat
menempatkan dirinya dengan status dan kedudukannya dan tidak
bertindak sebagai penguasa atau orang yang serba tahu.
Setiap kegiatan komunikasi kita harus mampu menjadi
pengamat yang baik, artinya bersikap teliti dan tidak melakukan
intreprestasi sebelum kegiatan komunikasi selesai.
V. JENIS KOMUNIKASI
Dalam proses komunikasi dikenal jenis-jenis komunikasi yang
antara lain terdiri dari :
a. Komunikasi pribadi yang terdiri dari :
1. Komunikasi dengan diri sendiri,
Jenis komunikasi ini terjadi apabila kita berkomunikas dengan
din kita sendiri. Pada tahap komunikasi dengan diri kita
sendiri, kita memproses dan menafsirkan informasi mentah
yang kita peroleh untuk membuat keputusan. Pada tahap
inilah yang sesungguhnya akan menentukan diterima atau
ditolaknya suatu informasi dalam kegiatan komunikasi.
2. Komunikasi antar orang,
Komunikasi ini terjadi apabila hubungan antara satu individu
dengar individu yang lain, baik dalam bentuk verbal, maupun
non verbal. Komunikasi ini terjadi biasanya secara berpasang-
pasangan yang melibatkan paling tidak dua orang dalam suatu
kejadian.
b. Komunikasi Kelompok,
Komunikasi kelompok adalah komunikasi yang berlangsung
antara seorang komunikator dengan lebih dari dua orang
komunikan.
c. Komunikasi Masa
Komunikasi yang menggunakan media massa. Adapun ciri-ciri
komunikasi massa tersebut sebagai berikut:
1. Sumber utama dalam komunikasi massa adalah organisasi
komunikasi atau insan yang terlembagakan,
2. Pesan bersifat umum
3. Komunikasi berlangsung satu arah,
4. Komunikasi bersifat beragam
5. Medianya bersifat keserempakan,
6. Alih reaksi tidak terjadi secara langsung.
Catatan :
Dalam Ke!ompok, komunikasi efektif selain pada rapat
anggota/pertemuan rutin juga dapat dilakukan dengan kunjungan ke
rumah masing-masing anggota.

VI. FUNGSI KOMUNIKASI


a. Membangun Hubungan Menang - Menang
1. Analisis Transaksional
Istilah Analisis Transaksional/Transactional Analysist (TA)
berkembang dari anggapan bahwa setiap komunikasi antar
manusia adalah suatu "transaksi". Pola komunikasi yang
merupakan rangkaian transaksi dapat berhasil dan
memuaskan, pihak-pihak yang berkomunikasi, dapat juga
gagal.
Analisis transaksional, ialah metode yang menyelidiki
hubungan timbal balik antar individu orang dengan
menentukan bagian-bagian apa dari partner-partner hubungan
itu ikut bermain.
2. Status Ego
Dalam diri setiap orang terdapat tiga status ego : Ego Orang
Tua, Ego Dewasa dan Ego Anak-anak. Ketiga ego ini
membentuk perasaan-perasaan yang mempengaruhi pola
reaksi/tingkah laku seseorang. Biasanya status ego mana yang
berperan pada saat tertentu ditentukan oleh tuntutan dari
situasi pada saat tertentu. Jadi secara sederhana dapat
dijelaskan bahwa seorang yang mempunyai kemampuan
penyesuaian diri yang baik, adalah orang yang dapat
beradaptasi terhadap lingkungan berdasarkan status ego yang
dituntut oleh lingkungannya. Ketiga status ego tersebut
berperan berganti-ganti sesuai dengan situasi.
Persoalan rnuncul apabila seseorang dengan status ego
tartentu tidak memperoleh reaksi dari status ego mitra
komunikasinya.
Karakteristik masing-masing status ego adalah sebagai
berikut :
1) Status Ego Orang tua :
Pada dasarnya status ego orang tua berupa nilai-nilai yang
diajarkan oleh orang tua, bahwa : orang tua selalu benar
dan unggul, orang tua selalu mengatakan "kerja keras, jujur,
taati peraturan, dan sebagainya". Orang tua umumnya
menasehati, mendukung, merasa selalu benar dan tahu
segalanya. Jika seseorang mengkomunikasikan gagasan
yang merupakan aktualisasi dari nilai-nilai ini, berarti pada
saat itu status ego orangtua yang sedang berperan.
2) Status Ego Dewasa :
Seperti status ego orang tua, status ego dewasa ini juga
terbentuk sejak kecil. Nilai-nilai yang menjadi cirinya, adalah
: rasional, berpedoman pada kaidah-kaidah logika. Tindakan
dewasa selalu berpedoman pada rasio, dan oleh karenanya
dapat dipertanggungjawabkan, mempunyai alasan-alasan
yang masuk akal, mampu mengendalikan emosi, runtut dan
bertanqgungjawab.
3) Status Ego Anak-anak :
Status ego anak-anak terbentuk menyerupai karakter anak-
anak, yang cenderung lugu, bicara apa adanya. Pada status
ego ini, kanak-kanak cenderung mengatakan apa vang
disenangi atau sebaliknya. Minta dilindungi, minta disayang,
suka bermain dan sebagainya.
b. Mempengaruhi Perilaku Orang Lain.
Fungsi komunikasi untuk mempengaruhi orang lain dapat dijelaskan
melalui teori sebagai berikut :
 Gradasi motif A. Maslow
Mempengruhi orang lain melalui komuniukasi adalah
menyesuaikan rangsangan dengan tingkat motivasi seseorang.
 Teori 2 Faktor dari Herzberg
a. Faktor Pendorong :
Bila faktor ini ada maka akan mendorong, namun bila tidak ada
tidak akan berpengaruh apa-apa.
b. Faktor Perawat :
Bila faktor ini ada tidak akan berpengaruh apa-apa, tetapi bila
tidak ada akan melemahkan motivasi.
 Perpaduan teori A. Maslow dan Herzberg :

Faktor Herzberg Maslow

Pendorong  Pekerjaan itu sendiri  Pemenuhan diri (self


 Prestasi actualization)
 Tanggung jawab  Dihormati, prestise,
 Penghargaan diakui (self esteem)
 Status
Perawat  Hubungan antar personil  Dimiliki, diperhatikan
 Supervisi (love/belonging)
 Kebijakan dan administrasi  Keamanan fisik dan
organisasi psikologis, jaminan
 Keamanan kerja hidup (safety)
 Kondisi pekerjaan  Fisiologis, bertahan
 Gaji hidup (psychological)
 Kehidupan sosial pribadi

 Teori Peluang
Tingkat motivasi seseorang cenderung tinggi ketika peluang
keberhasilan berada pada posisi 50% : 50%. Lebih dari itu atau
kurang dari itu akan cenderung melemah.
VII. HAMBATAN DALAM KOMUNIKASI
Dalam berkomunikasi sering terjadi salah paham, hal ini
disebabkan karena unsur-unsur yang terdapat dalam proses
komunikasi tersebut ada yang tidak berjalan dengan semestinya.
Begitu pu!a dalam berkomunikasi antara pendamping dengan
masyarakat, kadang-kadang dapat menimbulkan hubungan yang tidak
baik. Untuk itu kita harus mempelajari ha!-hal yang dapat menghambat
proses berkomunikasi. Hambatan yang terdapat dalam unsur-unsur
proses komunikasi adalah sebagai berikut :
a. Ditinjau dari penyampai pesan (komunikator)
1. Keterampilan berkomunikasi, yaitu kemampuan menulis dan
membaca serta kemampuan menggunakan daya pikir, sikap
mental, percaya diri dan yakin pada ide/pesan yang
dikomunikasikan.
2. Pengetahuan, yakni pengetahuan tentang isi pesan, proses
komunikasi dan pengetahuan tentang karakteristik penerima
pesan.
3. Sistem sosial, misalnya siapa teman-temannya, apa
rencananya dan apa latar belakangnya.
4. Kebudayaan, yaitu bagaimana kebudayaan dengan tata nilai
tertentu mempengaruhi tindakan dan sikap seseorang dalam
berkomunikasi.
b. Ditinjau dari pesan
1. Kode/sandi yang digunakan, simbol yang disusun secara
sistematik serta mempunyai arti tertentu harus sesuai dengan
kemampuan fisik, sosial, budaya, pihak-pihak yang
berkomunikasi dan mudah dimengerti orang lain.
2. Isi pesan, yaitu apakah isi pesan yang disampaikan sudah
sesuai dengan kebutuhan pelaku komunikasi.
3. Perlakuan terhadap pesan, yaitu bagaimana pesan
disampaikan dan dikemas sesuai dengan saluran komunikasi
yang dipakai.
c. Ditinjau dari Saluran/Medium
Media atau saluran yang digunakan harus tepat pilih,
disesuaikan dengan isi pesan yang akan disampaikan dan sasaran
yang akan dituju. Media atau sa!uran yang akan dipakai harus
bersifat umum (bahasa, isyarat dan lain-lain).
d. Ditinjau dari Penerima Pesan (komunikan)
1. Ketrampilan berkomunikasi misalnya kemampuan berbahasa
yang serupa dengan pihak komunikan, atau menggunakan
bahasa tubuh (gerak gerik, isyarat) pada orang yang tidak
dapat berbicara/gagu.
2. Sikap mental, yaitu bagaimana komunikan menerima suatu
pesan yang disampaikan padanya? Apakah bersifat terbuka,
sinis atau bagaimana?

Dalam me!angsungkan suatu komunikasi ada beberapa rintangan-


rintangan yang dapat timbul antara lain :
a. Sifat Egois
Sifat egois dicirikan oleh keinginan untuk selalu memikirkan
kepentingan din sendiri, tindakan atau kebijaksanaan yang
diambil juga didasari pada pertimbangan pribadi. Akibatnya,
pelaku komunikasi yang bersifat egois seperti ini cenderung
kurang menghargai keterangan-keterangan yang
dikomunikasikan oleh orang lain kepadanya.
b. Sifat Emosional
Sifat emosional seseorang atau sekelompok orang yang terlibat
dalam proses komunikasi sangat mempengaruhi terjadinya
proses komunikasi yang efektiif. Orang yang emosional akan
mudah tersinggung dan cenderung menilai sesuatu dari segi
negatif sehingga setiap kegiatan, komunikasi yang dilakukannya
cenderung menghasilkan komunikasi yang tidak eflektif.
c. Sifat Prasangka
Prasangka yang timbul dalam interaksi antara komunikator dan
komunikan yang tidak harmonis akan menimbulkan kecurigaan
sehingga setiap informasi yang didengarnya akan cenderung
dihubungkan dan diinterpretasikan dari sisi yang negatif.
d. Pengalaman Masa Lampau
Pengalaman masa lampau seorang pengirim pesan yang
pernah menimbulkan kesan yang tidak baik, akan jauh lebih
sulit dalam mengkomunikasikan pesannya.
e. Lingkungan Fisik
Lingkungan fisik yang kurang menguntungkan seperti tempat
pengap, hujan deras, udara panas, dan suasana yang gaduh
akan rnembuat orang sulit untuk berkonsentrasi menerima
pesan-pesan komunikasi yang sedang dikomunikasikan.
f. Perbedaan Status
Perbedaan status antara komunikator dan komunikan seperti
tingkat pendidikan dan budaya acap kali merupakan hambatan
yang paling sering ditemui dalam suatu kegiatan komunikasi.
g. Permusuhan
Seorang komunikan yang mempunyai rasa permusuhan
terhadap komunikator akan cenderung bersifat apatis dan
antipati terhadap setiap informasi yang didengarnya.
h. Kharisma
Kharisma (daya tarik) yang dimiliki seorang pengirim pesan
yang menyampaikan pesannya dengan cara yang meyakinkan
dan menarik cenderung mengakibatkan penerima pesan
terpaku dan tidak menanyakan apa isi pesan yang sebenarnya.
i. Stereotipe
Stereotipe merupakan gambaran tertentu mengenai pribadi
seseorang menurut golongannya sukunya, jenis kelamin dan
berbagai pengaofongar, lainnya.
j. Pembelaan Diri
Membela diri merupakan rintangan yang sering menimbulkan
permusuhan, pertentangan dalam suatu kegiatan komunikasi. Ini
sering pada orang yang tidak merasa pasti akan kemampuan
dirinya, sehingga pertanyaan-pertanyaan yang diajukan kepadanya
acap kali ditafsirkan sebagai tuduhan atau keinginan untuk menguji.

VIII. KOMUNIKASI YANG EFEKTIF


Komunikasi kelompok dirumuskan sebagai hubungan antara
pribadi Individu-individu sebagian dari kelompok masyarakat
cenderung menjalin saling hubungan, dimana salah satu diantaranya
adalah dengan cara menjalin komunikasi secara terbuka.
Komunikasi kelompok sasaran adalah hubungan antara
anggota kelompok, yang mana anggota kelompok adalah sebagian
dari anggota masyarakat yang menjalin hubungan dengan
pendamping dan instansi yang terkait, salah satu anggotanya menjalin
komunikasi secara terbuka baik dengan pembina maupun sesama
anggota lainnya.
Komunikasi kelompok dapat digolongkan menjadi 2 jenis
penerima pesan (komunikan), yaitu:
1. Penerima pesan (komunikan) kelompok kecil.
Komunikan kelompok kecil adalah komunikasi yang dilakukan oleh
komunikator dapat berlangsung dengan salah seorang anggota
kelompok dengan tatap muka.
2. Penerima pesan (komunikan) kelompok besar.
Suatu komunikan kelompok besar adalah komunikasi yang
dilakukan komunikator tidak dapat langsung dengan anggota
kelompok dengan tatap muka tetapi melaiui diskusi antar
kelompok.
IX. MOTIVASI
Motivasi adalah dorongan aktif dari seseorang yang
mengakibatkan dia mau melakukan sesuatu dengan tujuan mencapai
suatu yang diinginkan. Perbedaan motivasi antar orang di dalam
melakukan sesuatu hal diwarnai oleh motif orang yang bersangkutan
di dalam rnelakukan sesuatu.

Adanya dorongan/motivasi dalam menghadapi sesuatu akan


berbeda cara pemecahannya tergantung pada tingkat kebutuhan, yaitu
:
a. Kebutuhan perwujudan diri sehingga mampu untuk menyadari
potensi yang dimilikinya.
b. Kebutuhan sosial yaitu, kebutuhan menjadi anggota kelompok
masyarakat dan diterima sebagai anggota penuh.
c. Kebutuhan untuk memperoleh keamanan dan kesehatan, yaitu
bebas dari ketakutan.
d. Kebutuhan untuk dihargai dan kebutuhan untuk memperoleh
reputasi.
e. Kebutuhan fisik, yaitu: kebutuhan bertahan untuk hidup (sandang
dan pangan).

Tujuan motivasi adalah :


1. Mengajak seseorang untuk berbuat sesuatu,
2. Mengajak seseorang untuk menyadari pemanfaatan atas potensi
dirinya.

Untuk menggerakkan kelompok masyarakat sehingga dapat


termotivasi untuk mengembangkan usaha ekonominya, maka perlu
melakukan teknis sebagai berikut:
a. Melibatkan kelompok dalam proses penemuan masalah dan
melihat masalah itu perlu diatasi, Pada umumnya kegagalan kita
dalam membina kelomipok, disebabkan oleh ketidak berhasilan
rnengajak kelompok melihat permasalahan seperti cara kita
melihatnya. Kalau kelompok masih menganggap permasalahan
itu bukan bagian masalah dia, maka perlu penyadaran lebih lanjut.
Yang menjadi prinsip adalah bahwa antara kelompok dan unsur
perubahan harus sama-sama terlibat dalam suatu proses
mengetahui permasalahan.
b. Melibatkan kelompok dalam proses penentuan prioritas, tentang
apa yang dikerjakan lebih dahulu, tergantung dari cara ketompok
melihat permasalahan yang dihadapi.
c. Melibatkan kelompok di dalam proses pengambilan kebijakan.
Setelah permasalahan diketahui bersama, kemudian kelompok
diminta untuk menunjukkan cara-cara penanggulangannya sesuai
dengan kemampuan dan sumbei daya yang mereka miliki.
d. Melibatkan kelompok dalam proses pelaksanaan.
e. Melibatkan masyarakat untuk menilai perkembangan yang sudah
dicapai dan usaha-usaha perbaikan untuk masa mendatang.

Teknik-teknik melibatkan kelompok yang telah diuraikan


tersebut, dapat disesuaikan dengan keadaan yang dihadapi. Namun
secara garis besar dapat dilihat bahwa proses tersebut terjadi pada
saat: perencanaan, pelaksanaan, dan penilaian (evaluasi). Jika
keterlibatan kelompok dalam ketiga proses tersebut dapat terjamin
maka proses yang dilaksanakan dapat dibina oleh mereka, sebab :
1. Telah ada rasa ikut memiliki atau apa yang dikerjakan bersama.
2. Rasa tanggung jawab sudah dibangkitkan sejak awal, dan justru
inilah yang paling dasar dalam proses keterlibatan atau motivasi
kelompok untuk terlibat, secara aktif dalam program
pengorganisasian kelompok.
Adapun prinsip motivasi di dalam melakukan teknis tersebut
adalah :
1. Harus terencana
2. Harus jelas tujuan dan sasarannya.
3. Harus sesuai dengan kebutuhan kelompok.
4. Tidak boleh rnenyinggung perasaan kelompok sasaran. Lebih baik
dilakukan dengan orang kunci.
5. Tidak boleh dengan kekerasan.
Teknik motivasi orang secara sederhana dapat digambarkan
sebagai berikut :
Ada 4 tipe orang yaitu :
1. Tipe (D1) Orang yang malas dan bodoh/tidak terampil,
2. Tipe (D2) Bodoh/tidak terampil tetapi rajin,
3. Tipe (D3) Orang yang terampil tetapi tidak rajin dan
4. Tipe (D4) Orang yang rajin dan terampil.

Adapun teknik membangkitkan motivasinya dapat dilihat pada


tabel berikut :

Tidak trampil Rajin, tetapi Tidak rajin, Rajin dan


dan tidak rajin tidak trampil tetapi trampil trampil
(D1) (D2) (D3) (D4)
Teknik  Penyadaran  Pelatihan  Penyadaran  Pemberian
Motivasi  Pelatihan  Penugasan  Konsultatif tanggung
 Penugasan  Pembinaan jawab
 Pembinaan  Konsultatif

X. KETRAMPILAN BERNEGOSIASI
Negosiasi yang berhasil memerlukan suatu ketrampilan yang
harus dipelajari dan dilatihkan. Ketrampilan tersebut meliputi :
a. Ketrampilan menentukan hakekat pertentangan
Mendiagnosa hakekat pertentangan merupakan langkah pertama
untuk bernegosiasi. Hal paling utama yang harus diputuskan
adalah pertentangan ideologis atau nilai-nilai.
b. Efektifitas dalam memulai konfrontasi
Sangat penting bahwa bila memulai konfrontasi orang tidak mulai
menyerang atau menyalahkan phak lain. Suatu reaksi bela diri
pada salah satu pihak biasanya menghambat penyelesaian
perbedaan-perbedaan. Cara yang paling efektif untuk memulai
konfrontasi adalah menyatakan apa akibat yang nyata dari konflik
tersebut.
c. Kemampuan untuk mendengarkan pandangan orang lain
Setelah memulai konfrontasi kita harus dapat mendengarkan
pandangan orang lain. Pertanyaan yang menggugah timbulnya
argumentasi harus dihindarkan. Kita harus berusaha tidak
mempertahankan diri, menuntut atau mengancam. Kita harus
dapat mendengarkan secara aktif.
d. Kemampuan pemecahan masalah
Dalam kondisi ini seseorang harus dapat menjelaskan inti
persoalan, menilai sejumlah cara pemecahan, menentukan
bersama pemecahan yang terbaik, merencanakan implementasi
pemecahan masalah serta menilai hasil pemecahan masalah.

Anda mungkin juga menyukai