1. Komunikasi dari atasan pada bawahan penyampaian pesan dari orang yang dalam hierarki
Tujuan
Kombis memiliki tujuan yang telah ditetapkan sebelum sejalan dengan pencapaian tujuan
organisasi
Pertukaran
Informasi
Saluran
Simbol/Sinyal
Pada lingkaran internal (kotak di tengah) kegiatan bisnis harus mencapai keseimbangan dalam
lingkup tersebut dengan cara membangun komunikasi dan relasi yang harmonis antara pemilik,
manajemen, dan karyawan.
o Lingkungan eksternal yang secara langsung atau tidak mempengaruhi kegiatan bisnis
(teknologi, politik, sosial, fisik)
--> menghindari kegagalan dalam mencapai tujuan organisasi/lembaga
Dinamakan variabel karena komponen2 dalam lingkungan komunikasi bisnis dapat memberikan
pengaruh dan wujudnya tidak akan sama pada setiap kegiata kom atau bersifat dinamis.
Variabel sumber/komunikator
Contoh : jika seorang satpan meminjam uang ke Bank sebesar milyaran rupiah, tentu tidak akan
di acc pihak bank. Tetapi jika seorang pengusaha yang meminjam, tentu akan berbeda
kondisinya.
Reaksi dari respon saat menerima respon dipengaruhi oleh kredibilitas komunkator. Kredibilitas
dinilai dari :
Dapat dipercaya / aman apakah satpam dapat diberikan pinjaman milyaran rupiah?
Sulit dipercaya jika ada bank yang memberikan pinjaman kepada satpam sebesar
milayaran rupiah.
Dinamisme (seperti sifat agresif, empatik, tegas, aktif, dan energik) Satpam tersebut
melum tentu memiliki sifat dinamisme dalam memperjuangkan pencapaian tujuan
organisasi/lembaga bisnis.
Variabel pesan
Pesan merupakan pengetahuan, gagasa, pendapat, atau instruksi yang disampaikan komunikator
kepada komunikan (orang lain, divisi lain, atau lembaga lain). Disampaikan secara persinal atau
impersonal dengan menggunakan simbol/sinyal tertentu. Berupa verbal/nonverbal.
Dalam komunikasi bisnis, terdapat teknik penyusunan pesan, agar komunikasi yang dilakukan
dapat berjalan dengan efektif. Pesan yang disampaikan juga bisa mencapai tujuan komunikasi
dan tujuan organisasi.
Variabel penerima/komunikan
Komunikan/penerima menentukan bagaimana cara kita berkomunikasi. Saat melakukan
komunikasi, komunikator akan memperhatikan dan memperhitungkan siapa komunikannya.
Dalam komunikasi bisnis, publik yang menjadi komunikan sangat beragam (karyawan, manajer,
pemegang saham, distributor, mitra bisnis, pemasok, konsumen, pemerintah, dll) memiliki
karakteristik yang berbeda, sehingga pendekatan yang digunakan untuk berkomunikasi juga
berbeda pula.
Contoh, dengan pendekatan daerah, pendekatan psikologis, atau pendekatan gaya hidup
Variabel konteks
Konteks komunikasi bersifat alamiah (komunikasi sehari2 dengan teman di kantor) dan konteks
yang bersifat diciptakan (rapat sambil pariwisata). Konteks komunikasi sangat berpengaruh
terhadap keberhasilan komunikasi bisnis.
Variabel saluran
Komunikasi yang dilakukan pasti memerlukan saluran komunikasi tertentu, seperti saluran untuk
berkomunikasi dengan massa/banyak orang disebut dengan media massa, atau komunikasi antar
2 orang berjauhan dapat dilakukan dengan telp. Jika komiunikasi antar tatap muka, suara yang
digunakan sebagai saluran komunikasi.
Sifat dari variabel saluran juga berbagai macam, jika bersifat pribadi maka saluran yang
digunakan dapat menggunakan telp/surat. Jika bersifat umum/publik dapat menggunakan media
massa.
Variabel efek
Perubahan pengetahuan pada diri komunikan, dari tidak tahu menjadi tahu, terjadi perubahan
sikap, dan dapat ditimbulkan dengan perilaku.
Komunikasi yang Efektif
Komunikasi yang efektif terjadi jika terdapat aliran informasi dua arah antara komunikator dan
komunikan dan informasi tersebut sama-sama direspon sesuai dengan harapan kedua pelaku
komunikasi tersebut. Ada lima aspek yang harus dipahami dalam membangun komunikasi yang
efektif, yaitu:
Kejelasan (clarity), bahasa maupun informasi yang disampaikan harus jelas. Dalam
kehidupan sehari-hari, seringkali kita mendengar ucapan seperti ini: ‘Masalah ininya
belum dianukan’. Akan lebih mudah dipahami maknanya bila kata ini diganti kata buku
dan kata anu diganti bagi.
Ketepatan (accuracy), bahasa dan informasi yang disampaikan harus betul-betul
akurat/tepat
Konteks (contex), bahasa dan informasi yang disampaikan harus sesuai dengan keadaan
dan lingkungan dimana komunikasi itu terjadi.
Alur (flow), keruntutan alur bahasa dan informasi akan sangat berarti dalam menjalin
komunikasi yang efektif
Budaya (culture), aspek ini tidak hanya menyangkut bahasa dan informasi, tetapi juga
tata krama atau etika
Ada beberapa strategi yang perlu diperhatikan dalam menciptakan suatu komunikasi yang
efektif, yaitu:
Ketahui mitra bicara (audience), kita harus cerdik dalam memilih kata-kata yang
digunakan dalam menyampaikan informasi atau buah pikiran kita. Bahasa yang dipakai
harus sesuai dengan bahasa yang mudah dipahami oleh audience kita.
Ketahui tujuan, tujuan kita berkomunikasi akan sangat menentukan cara kita
menyampaikan informasi
Perhatikan konteks, pada saat berkomunikasi keadaan atau lingkungan sangat berperan
dalam memperjelas informasi yang disampaikan.
Pelajari kultur, kultur atau budaya, habit atau kebiasaan orang atau masyarakat juga perlu
diperhatikan dalam berkomunikasi.
Pahami bahasa, pahami bahasa orang lain yang menjadi mitra komunikasi sebagai bentuk
penghargaan tehadap lawan bicara.
Sebuah riset menunjukkan bahwa dalam komunikasi verbal, khususnya pada saat presentasi,
keberhasilan meyampaikan informasi 55% ditentukan oleh bahasa tubuh (body language),
postur, isyarat dan kontak mata – 38% ditentukan oleh nada suara dan hanya 7% saja yang
ditentukan oleh kata-kata (Mechribian dan Ferris seperti dikutip oleh Endang Lestari dan MA.
Mailiki). Riset lain juga menunjukkan bahwa komunikasi akan lebih efektif apabila disampaikan
secara bersamaan antara bahasa lisan dengan bahasa tulisan.
Agar komunikasi non verbal dapat dibangun dengan efektif, beberapa hal di bawah ini dapat
menjadi pertimbangan :
Cara berpakaian. Cara berpakian telah mengkomunikasikan siapa dan apa status
seseorang, baik dalam pekerjaan sehari-hari maupun dalam waktu-waktu tertentu (rapat,
kunjungan resmi/tidak resmi, pesta)
Waktu. Dalam berkomunikasi hendaknya memanfaatkan waktu sebaik-baiknya
Tempat. Dalam berkomunikasi hendaknya memperhitungkan tempat yang tepat untuk
mencapai tujuan komunikasi kita.
Komunikasi didunia kerja yang sering dilakukan adalah komunikasi intern antara atasan dan
bawahan, maupun dengan rekan sejawat. Komunikasi ke atas adalah komunikasi yang mengalir
dari tingkat yang lebih rendah (bawahan) ke tingkat yang lebih tinggi (penyelia), biasanya
berbentuk pertanyaan, feedback, saran/usulan. Pentingnya komunikasi ke atas:
Sedangkan komunikasi kebawah merupakan informasi mengalir dari jabatan berotoritas tinggi ke
otoritas lebih rendah. Informasi dari atasan ke bawahan biasanya berupa:
Informasi tentang bagaimana melakukan pekerjaan.
Informasi tentang dasar pemikiran untuk melakukan pekerjaan.
Informasi tentang kebijakan dan praktik organisasi.
Informasi tentang kinerja pegawai.
Informasi untuk mengembangkan rasa memiliki tugas (sense of mission)