Anda di halaman 1dari 7

DAFTAR ISI

DAFTAR ISI........................................................................................................................................1
PENDAHULUAN................................................................................................................................2
Pencetus Teori..................................................................................................................................2
Sejarah Teori...................................................................................................................................2
PERMASALAHAN.............................................................................................................................3
PEMBAHASAN...................................................................................................................................3
CONTOH KASUS...............................................................................................................................5
ANALISIS KASUS..............................................................................................................................6
DAFTAR PUSTAKA..........................................................................................................................6

1
PENDAHULUAN

Pencetus Teori
Paul F. Lazarsfeld lahir di Vienna, Austria, pada tahun 1901. Dia dibesarkan dan
dididik di sana, menerima gelar Ph.D. dalam matematika terapan dari Universitas Vienna
tahun 1925. Disertasinya adalah sebuah aplikasi dari teori Einstein gravitasi dengan
pergerakan planet Merkurius. Pada tahun 1925 ia mendirikan sebuah lembaga penelitian yang
didedikasikan untuk penerapan psikologi untuk masalah sosial dan ekonomi. Ini adalah yang
pertama dari empat universitas yang berhubungan dengan sosial terapan lembaga penelitian
didirikan oleh Lazarsfeld, yang lain adalah Pusat Penelitian di University of Newark, Kantor
Riset Radio di Princeton University, dan Biro Riset Terapan Sosial di Universitas Columbia.
Lazarsfeld meninggal pada tanggal 30 agustus 1976.
Kepentingan utama Lazarsfeld ini adalah metodologi penelitian sosial dan
pengembangan institut untuk pelatihan dan penelitian dalam ilmu sosial. Karena orisinalitas
dan keragaman ide-idenya, energi dan daya tarik pribadi, gaya yang unik kolaborasi dengan
siswa dan kolega, dan produktivitas lembaga penelitian yang didirikan, pengaruhnya terhadap
sosiologi dan penelitian sosial - baik di Amerika Serikat dan di Eropa - sangat mendalam.
Kolaborator dan siswa belajar banyak dari dia dan memberikan kontribusi besar terhadap
ketenarannya. Sebagian besar tulisan utamanya yang turut menulis, dan banyak dari hari kerja
nya terdiri dari mendengarkan, berbicara, dan menginstruksikan murid-muridnya, kolega, dan
rekan kerja: di kelas, di kantornya, di taksi, di apartemennya, pada sarapan, makan siang, dan
makan malam, di papan tulis, atau mondar-mandir kantornya dengan cerutu, atau duduk di
klub fakultas dengan koktail Manhattan ganda di tangan, Lazarsfeld jarang itu atau bekerja
sendiri, dan ia selalu bekerja.

Sejarah Teori
Konsep komunikasi dua tahap (two step flow of communication) pada awalnya
berasal dari Paul Felix Lazarsfeld, Bernard Berelson dan Hazel Gaudet yang berdasarkan
pada penelitiannya menyatakan bahwa ide-ide seringkali datang dari radio dan surat kabar
yang ditangkap oleh pemuka pendapat (opinion leaders) dan dari mereka ini berlalu menuju
penduduk yang kurang giat. Hal ini pertama kali diperkenalkan oleh Lazarsfeld pada tahun
1944. Kemudian dikembangkan oleh Elihu Katz di tahun 1955. Pada awalnya para ilmuan
berpendapat bahwa efek yang diberikan media massa berlaku secara langsung seperti yang

2
dikatakan oleh teori jarum suntik. Akan tetapi Lazarsfeld mempertanyakan kebenarannya.
Pada saat itu, mungkin saja dia mempertanyakan apa hubungan antara media massa dan
masyarakat pengguna media massa saat kampanye pemilihan presiden berlangsung. Selain itu
keingintahuan Lazarsfeld terhadap apa saja efek yang diberikan media massa pada
masyarakat pengguna media massa pada saat itu serta cara media massa menyampaikan
pengaruhnya terhadap masyarakat.
Untuk itu Lazarsfeld memanfaatkan pemilihan umum presiden Amerika pada tahun
1940. Lazarsfeld mencari tahu cara kerja media dalam mempengaruhi opini publik mengenai
calon presiden Amerika yang berkampanye melalui media massa. Lazarsfeld dan beberapa
rekannya memilih daerah Erie County di Ohio serta Elmira di New York sebagai tempat
penelitian. Penelitian dilakukan dengan metode kuantitatif pada bulan Mei hingga November
1940. Fokusnya terhadap pengaruh interpersonal dalam penyampaian pesan. Hal tersebut
bertujuan untuk mengetahui bagaimana sebenarnya keputusan media dibuat. Ternyata
ditemukan hal yang sangat menarik bahwa hanya 5% responden yang mengaku bahwa
mereka menglami perubahan sikap setelah melihat pesan media secara langsung. Selebihnya
pemilih mengatakan bahwa hal yang sedikit banyak berpengaruh dalam pembuatan opini
mereka adalah interaksi dengan orang terdekat seperti keluarga atau teman. “Hubungan
pribadi tampak lebih sering dan lebih efektif daripada media massa dalam memengaruhi
keputusan pemilihan” (Katz, 1957: 63). Berbekal data ini, Katz dan Lazarsfeld
mengembangkan two step-flow communication.

PERMASALAHAN
Teori ini menyatakan bahwa informasi dari media yang bergerak dalam dua tahap yang
berbeda. Pertama, individu (pemimpin opini) yang memperhatikan media massa dan pesan
yang menerima informasi tersebut. Pemimpin opini menyampaikan interpretasi mereka
sendiri di samping isi media yang sebenarnya ke khalayak. 'Pengaruh pribadi' Istilah ini
diciptakan untuk merujuk pada proses intervensi antara pesan langsung media dan reaksi
utama penonton untuk pesan itu. Teori aliran dua langkah telah meningkatkan pemahaman
kita tentang bagaimana media massa mempengaruhi keputusan keputusan.

PEMBAHASAN
“Teori ini menyatakan bahwa pesan-pesan media massa tidak seluruhnya mencapai massa
audience secara langsung, sebagian besar berlangsung secara bertahap. Tahap pertama dari
media massa kepada orang-orang tertentu di antara mass audience (opinion leaders) yang
bertindak selaku gate-keepers; dari sini pesan-pesan media diteruskan kepada anggota-
anggota mass audience yang lain sebagai tahap yang kedua sehingga pesan-pesan media
akhirnya mencapai seluruh penduduk (Wiryanto, 2000: 23).”

3
Berikut adalah contoh gambaran model komunikasi dua tahap : 

pesan-pesan
pesan-pesan X
 
media massa
media X
X

  opinion
opinion leaders
leaders
X = opinion leaders
  O = Khalayak
khalayak
khalayak = Pesan
feedback
feedback

Gambar : Wiryanto, 2000: 24

Gambar : Ardianto, Lukiati, Karlinah, 2007: 69

Para pemimpin opini dan khalayak secara keseluruhan adalah mass audience. Pada umumnya
pemimpin opini lebih banyak bersentuhan dengan media massa dibandingkan dengan
khalayak. Karena posisinya, pemimpin opini mempunyai pengaruh atas khalayaknya. Melalui
pemimpin opini, pesan-pesan dari media mendapatkan efek yang kuat. Tahap pertama dari
media massa ke pemimpin opini adalah komunikasi massa, sedangkan tahap kedua dari
pemimpin opini kepada khalayak adalah komunikasi antarpribadi.
 Anggota-anggota dari khalayak (mass audience nonleader) yang menerima secara langsung
pesan-pesan media, tetapi mempunyai efektivitas di dalam komunikasi setelah melalui
penerjemahan lebih lanjut dari pemimpin opini. Tanpa pemimpin opini, walaupun pesan-
pesan sampai kepada  khalayak secara langsung, komunikasi cenderung tidak efektif karena
audiens adalah tidak aktif (passive). Sebagaimana dipahami bersama bahwa media massa
kurang efektif di dalam mengubah perilaku khalayaknya, karena media massa hanya akan

4
membuat khalayak sadar (aware) akan suatu masalah (Ardianto, Lukiati, Karlinah,  2007:
69).
Kelebihan dan Kekurangan Teori
Kelebihan Teori :  
a. Membantu kita dalam memusatkan perhatian atas adanya hubungan yang
komplementer atau hubungan saling melengkapi antara komunikasi massa dan
komunikasi antarpribadi, atau antara saluran media massa dan saluran antarpribadi. 
b. Adanya peranan aktif dari pemuka-pemuka pendapat atau pemimpin opini dan cara-
cara berkomunikasi tatap muka yang dipandang mempunyai peranan penting dalam
setiap situasi komunikasi, khususnya bagi masyarakat-masyarakat yang sedang
membangun. 
c. Memberikan kerangka kerja (kemudahan) yang secara konseptual dapat dipakai guna
meneliti gejala komunikasi massa yang amat kompleks. 
d. Mendorong dilakukannya studi-studi yang lebih mendalam, sehingga berhasil
merangsang timbulnya teori-teori lain tentang komunikasi massa.
 
 Kekurangan Teori :
a. Memberikan kesan bahwa yang aktif dalam mencari dan menyebarkan pesan-pesan
media adalah pemimpin opini. Sebaliknya, khalayak (mass audience) pada umumnya
tidak lebih hanya sebagai sekumpulan individu-individu yang pasif. 
b. Keaktifan para pemimpin opini ini dintroduksikan dengan maksud untuk memberikan
dorongan utama dimulainya tahap kumunikasi. Kenyataannya pemimpin opini dapat
aktif atau pasif. Meraka ada yang aktif mencari khalayak dan ada yang tidak mencari
khalayak passive.
c. Terlampau menekankan peranan pemimpin opini sebagai penyalur pesan-pesan media
massa sehingga seakan-akan mereka sangat bergantung pada media massa untuk
pesan-pesan yang akan diteruskan lebih lanjut. Sebaliknya, penelitian komunikasi
yang lebih baru menunjukkan, mereka juga memperoleh pesan-pesan dari saluran lain
dan bukan semata-mata dari media massa.
d. Pada tahun terciptanya teori ini 1940 tidak memperhitungkan perlakuan yang
berbeda-beda atas saluran oleh para penerima. Penelitian terbaru yaitu tentang teori
divusi dan inovasi menunjukkan , orang-orang yang pertama mengenal atau menerima
ide-ide baru ternyata orang-orang yang lebih banyak memanfaatkan jasa media
dibandingkan dengan mereka yang mengenal atau mengadopsi ide-ide baru itu
belakangan. dapat dikatan bahwa pemimpin opini bisa dibilang sebagai early adaptor.

5
CONTOH KASUS
Ismail Husen adalah seorang pria berdarah Ternate, kelahiran Minahasa 42 tahun yang lalu
ini, berupaya mencari informasi selengkap-lengkapnya tentang Vasektomi dari beberapa
teman LSM manca negara. Vasektomi sendiri adalah prosedur bedah minor dimana
deferentia vasa (saluran sperma) terputus dan kemudian diikat atau ditutup untuk mencegah
sperma memasuki aliran itu. Vasektomi adalah salah satu program KB. Sebagai seorang
aktifis perempuan Ismail pun mengikuti konseling yang ada di Jakarta, di konseling tersebut
dijelaskan pul tentang vasektomi.
Ismail memutuskan untuk melakukan vasektomi karena beberapa hal yang berkaitan dengan
upayanya meningkatkan kualitas hidup keluarganya yang telah dikaruniai lima orang anak.
Ismail tak hanya giat ber-KB untuk dirinya saja, ia juga rajin mengajak para suami di
Minahasa dan sekitarnya untuk peduli membantu para istri dengan mengikuti program KB. Ia
menilai, di wilayahnya banyak sekali keluarga yang berada dalam kondisi ekonomi terbatas,
tapi memiliki banyak sekali anak. Alhasil kini sudah lebih dari 3000 orang suami yang
mengikuti program KB di Minahasa Selatan, bahkan menurut Ismail, tahun 2012 ini ia dan
pihak BKKBN setempat mentargetkan 1000 suami lagi yang akan melakukan program KB
dengan cara vasektomi.

ANALISIS KASUS

Pesan : program KB yaitu vasektomi


Media : konseling yang ada di Jakarta
Pemimpin Opini : Ismail Husen. Merupakan pemimpin opini aktif karena beliau mencari
informasi tentang vasektomi dan juga beliau merupakan seorang aktivis perempuan di
daerahnya tersebut.
Khalayak : para pria di Minahasa yang memiliki banyak sekali anak.

6
DAFTAR PUSTAKA

Ardianto, Elvinaro, Lukiati Komala dan Siti Karlinah. 2007. Komunikasi Massa:  suatu
pengantar. Edisi Revisi. Bandung: Simbiosa Rekatama Media.
Severin, Werner J dan James W. Tankard. 2008.  Teori Komunikasi: Sejarah, Metode,
dan Terapan di Dalam Media Massa. Edisi Kelima. Jakarta: Kencana Prenada Media
Grup.
Wiryanto. 2000. Teori Komunikasi Massa. Jakarta: PT Grasindo.

Anda mungkin juga menyukai