Anda di halaman 1dari 17

Tugas Hukum dan Etika Media Massa

Analisis Wacana Van Dijk Terhadap Berita “94 Tersangka Kerusuhan Papua”
Di Majalah tempo

Dosen Pembimbing : Farida Hanim, S.Sos., M.I.Kom

Nama : Katie Stevani

NIM : 170904097
Departemen Ilmu Komunikasi

Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik

Universitas Sumatera Utara

2019

Landasan Teori

1. Pengertian Analisis Wacana

Kata “wacana” banyak digunakan oleh berbagai bidang ilmu pengetahuan mulai dari ilmu
bahasa, psikologi, sosiologi, politik, komunikasi, sastra, dan sebagainya. Namun demikian,
secara spesifik pengertian dan batasan istilah wacana sangat beragam. Menurut Roger Fowler
menyebutkan bahwa wacana adalah komunikasi lisan atau tulisan yang dilihat dari titik
pandang kepercayaan, nilai, dan kategori yang masuk di dalamnya; kepercayaan disini
mewakili pandangan dunia; sebuah organisasi atau representasi dari pengalaman. .

Analisis wacana yang menggunakan pandangan kritis memperlihatkan keterpaduan:

(a) analisis teks;

(b) analisis proses, produksi, konsumsi, dan 35 distribusi teks; serta

(c) analisis sosiokultural yang berkembang disekitar wacana itu.

Analisis bahasa kritis lebih konkret dengan melihat bagaimana gramatika bahasa membawa
posisi dan makna ideologi tertentu. Dengan kata lain, aspek ideologi itu diamati dengan
melihat pilihan bahasa dan struktur tata bahasa yang dipakai. Bahasa, baik pilihan kata
maupun struktur gramatika, dipahami sebagai pilihan oleh seseorang untuk diungkapkan
membawa makna ideologi tertentu.

Paradigma kritis memahami realitas bukan dibentuk oleh alam (nature), bukan alami, tetapi
dibentuk oleh manusia. Ini tidak berarti setiap orang membentuk realitasnya sendiri-sendiri,
tetapi orang yang berada dalam kelompok dominanlah yang menciptakan realitas, dengan
memanipulasi, mengkondisikan orang lain agar mempunyai penafsiran dan pemaknaan
seperti yang mereka inginkan.

Layaknya media, suatu media mempunyai ideologi dan sudut pandang tertentu terhadap suatu
permasalahan. Media memandang suatu pemberitaan dari sudut pandang tertentu agar
masyarakat mempunyai pemaknaan dan penafsiran yang sama. Melalui bahasa, realitas itu
dibuat oleh kelompok dominan yang berkuasa

2. Analisis Wacana Model Teun van Dijk


Model analisis wacana banyak dikembangkan oleh beberapa tokoh seperti Roger Fowler,
Theo Van Leeuwen, Sara Mills, Norman Fairclough, dan Teun A Van Dijk. Model Teun A
Van Dijk inilah yang paling sering dipakai dalam menganalisis suatu media, karena Van
Dijk mengelaborasi elemen-elemen wacana sehingga bisa diaplikasikan secara praktis.
Model yang dipakai Van Dijk ini sering disebut sebagai “Kognisi Sosial”. Menurutnya
penelitian atas wacana tidak hanya didasarkan atas analisis teks semata, karena teks
merupakan hasil dari suatu praktik produksi yang harus juga diamati.

Model Van Dijk menggambarkan berbagai masalah yang kompleks dan rumit. Van Dijk juga
melihat bagaimana struktur sosial, dominasi, dan kelompok kekuasaan yang ada dalam
masyarakat dan bagaimana kognisi/ pikiran dan kesadaran yang membentuk dan berpengaruh
terhadap teks tertentu. Wacana oleh Van Dijk digambarkan mempunyai tiga dimensi: teks,
kognisi sosial, dan konteks sosial. Inti analisis Van Dijk adalah menggabungkan ketiga
dimensi wacana tersebut ke dalam satu kesatuan analisis.

Model analisis Van Dijk dapat digambarkan sebagai berikut:

Teks

Kognisi Sosial

Konteks Sosial

Dimensi wacana menurut Teun A Van Dijk :

Dimensi Teks

Van Dijk melihat suatu teks terdiri dari beberapa struktur/tingkatan yang masing-masing
bagian saling mendukung. Van Dijk membaginya ke dalam tiga tingkatan:

1. Struktur makro. Ini merupakan makna global/ umum dari suatu teks yang dapat dipahami
dengan melihat topik dari suatu teks. Tema wacana ini bukan hanya isi, tetapi juga sisi
tertentu dari suatu peristiwa.

2. Superstruktur adalah kerangka suatu teks: bagaimana struktur dan elemen wacana itu
disusun dalam teks secara utuh.

3. Struktur mikro adalah makna wacana yang dapat diamati dengan menganalisis kata,
kalimat, proposisi, anak kalimat, parafrase yang dipakai dan sebagainya
Struktur/ elemen wacana yang dikemukakan Van Dijk ini dapat digambarkan sebagai berikut:

Elemen Wacana Teks Van Dijk

Struktur Hal yang diamati Elemen


Wacana
TEMATIK Topik
Struktur Makro Tema atau topik yang
dikedepankan dalam suatu
berita
SKEMATIK Skema atau Alur
Superstruktur Bagaimana bagian dan
urutan berita diskemakan
dalam teks berita utuh

SEMANTIK Latar, Detil,


Makna yang ingin ditekankan Maksud,
Struktur Mikro dalam teks berita. Misal, Praanggapan,
dengan memberi detil pada Nominalisasi
satu sisi atau membuat
eksplisit satu sisi dan
mengurangi sisi lain

SINTAKSIS Bentuk kalimat,


Struktur Mikro Bagaimana kalimat (bentuk, Koherensi, Kata
susunan) yang dipilih ganti

STILISTIK Leksikon
Struktur Mikro Bagaimana pilihan kata
yang dipakai dalam teks
berita

RETORIS Grafis, Metafora,


Struktur Mikro Bagaimana dan dengan cara eskpresi
penekanan dilakukan

Keterangan :

Elemen wacana Teun A Van Dijk :

1. Tematik

Elemen tematik menunjuk pada gambaran umum dari suatu teks. Bisa juga disebut sebagai
gagasan inti, ringkasan, atau yang utama dari suatu teks/ naskah dalam film. Secara harfiah
tema berarti “suatu yang telah diuraikan”, atau “sesuatu yang telah ditempatkan”. Kata ini
berasal dari kata Yunani thitenai yang berarti menempatkan atau meletakkan .
Menurut Budiman disebutkan bahwa sebuah tema bukan merupakan hasil dari perangkat
elemen yang spesifik, melainkan wujud-wujud kesatuan yang dapat kita lihat di dalam teks/
naskah atau bagi cara-cara yang kita lalui agar beraneka kode dapat terkumpul dan koheren.
Tematisasi merupakan proses pengaturan tekstual yang diharapkan pembaca sedemikian
sehingga dia dapat memberikan perhatian pada bagian-bagian terpenting dari teks, yaitu
tema.

Menurut Teun A Van Dijk, topik menggambarkan tema umum dari suatu teks berita, topik ini
akan didukung oleh subtopik satu dan subtopik lain yang saling mendukung terbentuknya
topik umum. Subtopik ini juga didukung oleh serangkaian fakta yang ditampilkan yang
menunjukkan dan menggambarkan subtopik, sehingga dengan sub bagian yang mendukung
antara satu bagian dengan bagian yang lain, teks secara keseluruhan membentuk teks yang
koheren dan utuh.

2. Skematik

Skematik adalah kerangka suatu teks bagaimana struktur dan elemen wacana itu disusun
dalam teks secara utuh. Dalam sebuah novel, teks umumnya mempunyai skema atau alur dari
pendahuluan sampai akhir. Alur tersebut menunjukkan bagaimana bagian-bagian dalam teks
disusun dan diurutkan sehingga membentuk kesatuan arti.

Menurut Van Dijk, arti penting dari skematik adalah strategi penulis untuk mendukung topik
tertentu yang ingin disampaikan dengan menyusun bagianbagian dengan urutan tertentu.
Skematik memberikan tekanan mana yang didahulukan, dan bagian mana yang bisa
kemudian sebagai strategi untuk menyembunyikan informasi penting. Upaya penyembunyian
itu dilakukan dengan menempatkan dibagian akhir agar terkesan kurang menonjol, karena
dengan menampilkan dibagian tertentu suatu bagian merupakan proses penonjolan tertentu
dan menyembunyikan bagian yang lain.

3. Semantik

Pengertian umum semantik adalah disiplin ilmu bahasa yang menelaah makna suatu lingual,
baik makna leksikal maupun makna gramatikal. Semantik (arti) dalam skema Van Dijk
dikategorikan sebagai suatu makna lokal (local meaning), yakni makna yang muncul dari
hubungan antar kalimat, hubungan antar proposisi yang membangun makna tertentu dalam
suatu bangunan teks. Semantik tidak hanya mendefinisikan bagian mana yang terpenting dari
struktur wacana, tetapi juga yang mengiringi ke arah sisi tertentu dari suatu peristiwa.
Strategi semantik selalu dimaksudkan untuk menggambarkan diri sendiri atau kelompok
sendiri secara positif, sebaliknya menggambarkan kelompok lain secara buruk, sehingga
menghasilkan makna yang berlawanan. Dengan kata lain, semantik tidaka hanya
mendefinisikan bagaimana yang penting dari struktur wacana, tetapi juga menggiring ke arah
sisi tertentu dari suatu peristiwa.

Beberapa strategi semantik yaitu:

A. Latar
Latar merupakan elemen wacana yang dapat menjadi alasan pembenar gagasan yang diajukan
dalam suatu teks. Latar adalah bagian berita atau cerita yang mempengaruhi semantik (arti)
yang ditampilkan. Latar yang dipilih menentukan arah kemana makna suatu teks itu dibawa.
Latar dapat menjadi alasan pembenar gagasan yang diajukan dalam suatu teks. Oleh karena
itu, latar teks merupakan elemen yang berguna karena dapat membongkar apa maksud yang
ingin disampaikan oleh penulis.

B. Detail

Elemen wacana detail berhubungan dengan kontrol informasi yang ditampilkan seseorang
(komunikator). Komunikator menampilkan informasi yang menguntungkan dirinya dan citra
baik secara berlebihan dan digambarkan secara detail. Sebaliknya, ia akan menampilkan
informasi dalam jumlah sedikit (bahkan kalau perlu tidak disampaikan) kalau hal itu
merugikan kedudukannya. Elemen detail merupakan strategi bagaimana penulis
mengekspresikan sikapnya dengan cara yang implisit. Sikap atau wacana yang dikembangkan
oleh wartawan kadangkala tidak perlu disampaikan secara terbuka, tetapi dari detail bagian
mana yang dikembangkan dan mana detail yang dibesarkan, akan menggambarkan
bagaimana wacana yang dikembangkan oleh media.

C. Maksud

Elemen wacana maksud, hampir sama dengan elemen detail. Elemen maksud melihat
informasi yang menguntungkan komunikator akan diuraikan secara eksplisit dan jelas.
Tujuan akhirnya adalah publik hanya disajikan informasi yang menguntungkan komunikator.
Dalam konteks media, elemen maksud menunjukkan bagaimana secara implisit dan
tersembunyi penulis menggunakan praktik bahasa tertentu untuk menonjolkan basis
kebenarannya dan secara implisit pula menyingkirkan versi kebenaran lain.

4. Sintaksis

Secara etimologis, kata sintaksis secara etimologis berarti menempatkan bersama-sama kata-
kata menjadi kelompok kata atau kalimat. Menurut Ramlan sintaksis ialah bagian atau cabang
dari ilmu bahasa yang membicarakan seluk beluk wacana, kalimat, klausa, dan frase. Dalam
elemen sintaksis ada beberapa strategi elemen yang mendukung, yaitu: a. Koherensi
Koherensi adalah pertalian atau jalinan antar kata, atau kalimat dalam teks. Dua buah kalimat
yang menggambarkan fakta yang berbeda dapat dihubungkan sehingga tampak koheren.
Sehingga, fakta yang tidak berhubungan sekalipun dapat menjadi berhubungan ketika
seseorang menghubungkannya.

B. Bentuk Kalimat

Bentuk kalimat adalah segi sintaksis yang berhubungan dengan cara berpikir logis, yaitu
prinsip kausalitas. Bentuk kalimat ini bukan hanya persoalan teknis kebenaran tata bahasa,
tetapi menentukan makna yang dibentuk oleh susunan kalimat. Dalam kalimat yang
berstruktur aktif, seseorang menjadi subyek dari pernyataannya, sedangkan dalam kalimat
pasif, seseorang menjadi obyek dari pernyataannya.

C. Kata Ganti

Kata ganti merupakan elemen untuk memanipulasi bahasa dengan menciptakan suatu
komunitas imajinatif. Dalam analisis wacana, kata ganti merupakan alat yang dipakai oleh
komunikator untuk menunjukkan dimana posisi seseorang dalam wacana. Dalam
mengungkapkan sikapnya, seseorang dapat menggunakan kata ganti “saya” atau “kami” yang
menggambarkan bahwa sikap tersebut merupakan sikap resmi komunikator semata-mata.

5. Stilistik

Stilistik adalah style, yaitu cara yang digunakan seseorang penulis untuk menyatakan
maksudnya dengan menggunakan bahasa sebagai sarana. Gaya bahasa beraneka ragam yaitu
ragam lisan dan tulisan, ragam non sastra dan sastra, karena gaya bahasa adalah cara
menggunakan bahasa dalam konteks tertentu oleh orang tertentu dan untuk maksud tertentu.

6. Retoris

Strategi dalam level retoris disini adalah gaya yang diungkapkan ketika seseorang berbicara
atau menulis. Misalnya dengan pemakaian kata yang berlebihan (hiperbolik), atau bertele-
tele. Retoris mempunyai fungsi persuasif, dan berhubungan erat dengan bagaimana pesan itu
ingin disampaikan kepada khalayak.
Artikel Majalah Tempo
Analisis Wacana Van Dijk
1. Superstruktur (Skematik)
Skematik atau alur pada paragraf pertama dimulai pada 10 Oktober 2019 , Kepolisian
Daerah menetapkan 94 orang ditetapkan sebagai tersangka dalam kerusuhan di Wamena.
Dari 13 tersangka , 10 orang ditahan. Sedangkan tiga tersangka buron. Menurut kamal ,
tiga buron itu ditengarai menjadi provokator dari kerusuhan di Wamena. Kerusuhan di
Wamena pda september lalu dipicu oleh seorang seorang guru sekolah menengah atas
yang melontarkan ujaran rasial kepada siswanya. Hal ini membuat massa turun ke jalan
kemudian merusak dan membakar rumah pendatang serta gedung pemerintah. Korban
yang ditimbulkan oleh kerusuhan ini sebanyak 33 orang tewas dan puluhan orang luka-
luka. Asep Adil selaku kepala umum bagian markas kepolisian RI mengatakan polisi
akan menjamin keselamatan warga Wamena dengan mengirimkan 6000 personel dari
pasukan gabungan tentara nasional dan kepolisian militer yang bertugas mengamankan
kerusuhan yang terjadi di wamena.

2. Struktur Mikro ( Semantik , Latar , Detil , Maksud , dan Nominalisasi)


Latar , pada artikel ini adalah ….. menetapkan 94 tersangka sebagai tersangka dalam
sejumlah kerusuhan dua bulan terakhir di lima daerah di Papua.

Elemen detail dapat dilihat paragraf pertama sampai paragraf kedua yang menetapkan
jumlah tersangka kerusuhan papua dan dari jumlah tersangka terdapat 13 tersangka , dan
10 orang ditahan. Sedangkan 3 tersangka buron. Teks ini juga menjelaskan kronologis
pemicu kerusuhan di papua yang bermula dari ujaran rasial yang dilontarkan oleh guru
sekolah menegah atas , serta dampak dari ujaran tersebut. Jumlah korban kerusuhan ini
juga dijelaskan secara detail oleh penululis …. Sebanyak 33 orang tewas dan puluhan
orang luka-luka (paragraf kedua)

Maksud yaitu : Asep Adil selaku Kepala Bagian Penerangan Umum Markas Besar
Kepolisian RI mengatakan polisi akan menjamin keselamatan warga Wamena (paragraf
terakhir). Dari kalimat di atas jelas sekali maksud yang akan disampaikan kepada
pembaca agar warga tidak khawatir akan kerusuhan ini khususnya di Papua dengan
mengutip kata Asep Adil.

Nominalisasi yang terdapat pada paragraf pertama yaitu … “ sebanyak 13 orang menjadi
tersangka kerusuhan di Wamena sedangkan 3 tersangka buron. “sebanyak 33 orang tewas
dan puluhan orang luka-luka. Ribuan pendatang mengungsi dari Wamena” ( paragraf
pertama baris kesembilan sampai baris kesepuluh)

Struktur Mikro (Stilistik , Leksikon)


Pemilihan Leksikon yang dipilih adalah … “Pasukan Gabungan Tentara Indonesia”,
Kepolisian RI , Warga Wamena (paragraf terakhir) dan kata “ orang tewas” yang berarti
bisa meninggal , dibunuh, terbunuh , wafat , terlihat pada kalimat “sebanyak 33 orang
tewas”( paragraf pertama baris kesepuluh).
Struktur Mikro (Retoris , Grafis dan Metafora)
Elemen grafis yaitu kata “buron” pada paragraf pertama baris ke empat diberi tanda petik
di atas dibandingkan kata-kata lainnya. Hal ini menunjukkan penekanan kata “buron”
yang memiliki arti negatif yang berarti orang yang dikejar polisi atau orang yang
melarikan diri dari penjara.

Elemen ekspresi , terlihat dari cara penulis menyakinkan pembaca dengan mengukutip
kata-kata dari orang orang yang memiliki peran penting dalam kerusuhan di papua seperti
Kepala Bagian Umum Markas Kepolisian RI dengan menugaskan 6000 personel dari
Pasukan Gabungan Tentara Nasional dan Kepolisian Militer.
Analisis Wacana Van Dijk
Struktur Wacana Hal Yang Diamati Elemen
Struktur Makro Tematik  94 orang ditetapkan
Tema/Topik yang sebagai tersangka
dalam kerusuhan
dikedepankan dalam suatu
Papua
berita  13 orang dari 94
orang yang
ditetapkan sebagai
tersangka dalam
kerusuhan Papua ,
juga menjadi
tersangka dalam
kerusuhan wamena.

Superstruktur Skematik  Kepolisian Daerah


Papua menetapkan
Bagaimana bagian dan
94 orang sebagai
urutan berita diskemakan tersangka dalam
kerusuhan Papua ,
dalam teks utuh.
dimana 13 orang dari
jumlah itu
merupakan tersangka
kerusuhan di
Wamena .
 Sebanyak 33 orang
tewas dan puluhan
orang luka luka
 Asep Adil Saputra
selaku Kepala Bagian
Umum Markas
Kepolisian RI
mengatakan bahwa
polisi akan menjamin
keselamatan warga
Wamena.
 Kerusuhan di
Wamena dipicu oleh
seorang guru sekolah
menengah atas yang
melontarkan ujaran
rasial kepada
siswanya.
 Sebanyak 6.000
personel dari
Pasukan Gabungan
Tentara Nasional dan
Kepolisian Militer
yang bertugas
mengamankan
kerusuhan yang
terjadi di Papua.
 Dulu aksi
demonstran
bergantung pada
kepala suku tapi
sekarang semua
sudah langsung turun
ke lapangan

Struktur Mikro Semantik Latar :


Makna yang ingin
1.Tempat :5 Daerah di
ditekankan dalam teks
Papua diantaranya : Kota
berita, misalnya dengan
Jayapura, Kabupaten
member detil pada satu sisi
Deiyai , Kota Timika ,
atau membuat eksplisit satu
Wamena (Kabupaten
sisi dan mengurangi detil jayawijaya) dan Oksibil
sisi lain. (Kabupaten Pegunungan
Bintang). 2.Waktu : 10
Oktober 2019
3.Suasana : Demontrasi dan
kerusuhan namun lambat
laun suasana menjadi lebih
aman karena tindakan aparat
polisi yang bertindak cepat
dengan menugaskan 6.000
personel turun ke lapangan.
Detail
Penulis memberikan
penjelasan yang sangat
lengkap tentang penyebab
kerusuhan yang terjadi di
papua dan jumlah tersangka
yang terlibat dalam kasus ini
Maksud
Elemen maksud pada
paragraph terakhir (ke-3)
Asep Adil selaku kepala
bagian penerangan Umum
Markas Besar Kepolisian
mengatakan polisi menjamin
keselamatan warga Wamena
agar warga Wamena tidak
perlu resah akan kerusuhan
yang terjadi di Papua.
Sintaksis Nominal
Bagaimana kalimat (bentuk,  Dari 13 tersangka ,
susunan) yang dipilih. 10 0rang ditahan
sedangkan 3
tersangka buron.
 Sebanyak 33 orang
tewas dan puluhan
orang luka luka.
 Ribuan pendatang
mengungsi dari
Wamena.

Stilistik Bentuk Kalimat


Bagaimana pilihan kata
 Jumlah tersangka
yang dipakai dalam teks
berita. yang ditangkap

dijelaskan secara
Retoris
detail , namun tidak
Bagaimana dan dengan cara
penekanan dilakukan. diberikan informasi

mengapa dijadikan

tersangka.

 Dari keseluruhan 94
tersangka tidak
dijelaskan secara
detail berapa jumlah
tersangka yang sudah
ditahan.

Leksikon
Pasukan Gabungan Tentara
Indonesia , Kepolisian RI ,
Warga Wamena , tewas.

Grafis
Sedangkan tiga tersangka
“buron” yang berarti orang
yang sedang dikejar  polisi 
atau orang yang melarikan
diri dari penjara.
Metafora : -
Ekspresi
Si penulis sangat ekspresif
dalam menuliskan berita
kepada pembaca dengan
menggunakan kata kata yang
meyakinkan dengan menulis
ungkapan dari kepala bagian
kepolisian RI atas hal yang
menimpa Papua.
Kesimpulan

Setelah menjelaskan dan menganalisa artikel mengenai 94 Tersangka Kerusuhan Papua di


majalah tempo dilihat dari dimensi teks Teun Van Tjik , antara lain :

Dari Segi Teks

A. Struktur Makro

Struktur Makro merupakan tematik / tema dari artikel majalah tempo “94 Tersangka
Kerusuhan Papua”. Tema umum yang terdapat dalam artikel ini mengenai masalah yang
menimpa lima daerah di papua diantaranya Kota Jayapura, Kabupaten Deiyai , Kota Timika ,
Wamena (Kabupaten jayawijaya) dan Oksibil (Kabupaten Pegunungan Bintang).

B. Superstruktur

Supersturktur merupakan skematik / skema. Skema dalam artikel “94 Tersangka Kerusuhan
Papua” adalah membahas mengenai jumlah tersangka kerusuhan papua dan kronologis
terjadinya kerusuhan di papua hingga jumlah korban kerusuhan papua. Diawali dari ujaran
seorang guru menengah atas yang melontarkan ujaran rasial kepada siswanya , yang
mengakibatkan kerusuhan di papua. Kerusuhan ini dilakukan oleh massa yang turun ke jalan
kemudian merusak dan membakar rumah pendatang serta gedung pemerintahan. Sebanyak 33
orang tewas dan puluhan korban luka luka yang diakibatkan oleh kerusuhan yang terjadi.

C. Struktur Mikro

Struktur yang paling rendah tingkatannya yaitu struktur mikro. Struktur Mikro di dalamnya
terdiri dari sintaksis , stilistik dan retoristik. Pada struktur mikro akan dijumpai pemakaian
kata-kata yang menunjuk dan memperkuat pesan bahwa artikel “94 Tersangka Kerusuhan Di
Papua” merupakan artikel tentang papua lebih tepatnya mengenai permasalahan yang dialami
Papua. Dalam Artikel ini teks ini mampu memaparkan segi tematik atau makna yang
ditekankan dengan baik , seperti pendeskripsian latar dan detail secara keseluruhan teks, dan
dalam pemilihan kata atau leksikon , kata kata yang dipakai memiliki pemilihan kata yang
menggambarkan kondisi Papua saat ini yang mengalami kerusuhan serta 94 orang yang sudah
ditetapkan sebagai tersangka. Melalui teks artikel , kita tidak hanya mengetahui isi dari suatu
artikel tersebut. Melainkan kita dapat mengetahui bagaimana penulis artikel “94 Tersangka
Kerusuhan Papua” mengungkapkan peristiwa ke dalam bahasa atau retorika tertentu , serta
mengetahui pesan apa yang hendak disampaikan oleh penulis.
Daftar Pustaka :

Rani , Abdul. Analis Wacana Sebuah Kajian. Malang: Bayu Media , 2004.

Muis, Abdoel. Jurnalistik Hukum Media Komunikasi Massa. Jakrta : PT. Dharu Anuttama, 1999.

Syamsuddin, Hamid. Hukum Pers Di Indonesia. Jakarta : Rineka Cipta , 2010.

McQuail , Denis. Teori Komunikasi Massa. Jakarta : Salemba Humanika, 2011.

Anda mungkin juga menyukai