Anda di halaman 1dari 16

URGENSI PENDIDIKAN BAGI ANAK

MAKALAH

Disusun Guna Memenuhi Tugas Mata Kuliah Manajemen Keluarga Sakinah


Dosen Pengampu: Muchimah, S.H.I,. M.H.

Disusun Oleh:

1. Ini Lu’luatul Marati ( 1917302054)


2. Fakih Abdul Rozak ( 1917302057 )
3. Nur Afifah ( 1917302071 )
4. Arif Febriyantoro ( 1917302075 )

PROGRAM STUDI HUKUM KELUARGA ISLAM


FAKULTAS SYARIAH

UIN PROF. KH. SAIFUDDIN ZUHRI


PURWOKERTO
2022
URGENSI PENDIDIKAN BAGI ANAK

A. Pendidikan Terhadap Anak

Pendidikan merupakan hal yang sangat penting dalam kehidupan sehari-hari.


Melalui pendidikan, manusia bisa mengembangkan potensi yang ada di dalam dirinya
untuk terus berkembang sesuai dengan kebutuhan zaman. Dengan kata lain, pendidikan
adalah suatu modal bagi manusia untuk dapat bertahan hidup. Menurut para ahli,
pendidikan anak sejak dini membuat mereka bisa berinteraksi dalam hubungan sosial.
Dalam hal ini anak-anak mulai bermain dan belajar bersama dengan teman-temannya
melalui interaksi sosial yang terjadi. Kegiatan ini dapat membantu mereka untuk
mengelola stres hingga menyelesaikan masalah. 1 Pendidikan terhadap anak sebagai
berikut:

1. Pendidikan Iman

Pendidikan iman adalah suatu usaha untuk membantu dan mempermudah


perkembangan iman seorang melalui benih-benih iman yang ditaburkan Allah ke
dalam dirinya menuju kedewasaan iman. Pendidikan iman dalam keluarga adalah
pendidikan utama dan pertama bagi anak, sebab dalam keluargalah anak akan
mendapatkan pendidikan iman baik melalui pengarahan, didikan, teguran yang
sewajarnya bagi anak, bimbingan, serta komunikasi yang baik antara orang tua dan
anak. Keluarga adalah tempat pertama bagi anak-anak untuk menerima pendidikan
iman dan mempraktekkannya. Dalam hal ini orang tua mengambil peran utama yaitu
untuk menampakkan kasih Allah, dan mendidik anak-anak agar mengenal dan
mengasihi Allah. Orang tua tidak boleh melepas kendali dalam pendidikan iman anak.
tanggung jawab seorang pendidik terhadap orang-orang yang berada dipundaknnya
berupa tanggung jawab pengajaran dan pendidikan iman. Ini sesungguhnya bukan
tanggung jawab kecil dan ringan, karena tanggung jawab ini telah dituntut sejak
seorang anak dilahirkan hingga ia mencapai usia remaja, bahkan sampai ia menginjak

1
https://www.ef.co.id/englishfirst/kids/blog/mengapa-pendidikan-anak-sejak-dini-penting/
Diakses pada 25 Oktober 2022 pukul 21.00.

1
dewasa yang sempurna. Tanggung jawab pendidikan iman adalah meningkat anak-
anak dengan dasar-dasar keimanan sejak ia mengerti, membiasakan dengan rukun
iman dan rukun islam sejak ia memahami dan mengajarkan kepadanya dasar-dasar
syariat sejak usia tamyiz. Menumbuhkan dasar-dsar pendidikan iman dan ajaran islam
sehingga anak akan terikat dengan islam baik akikat atau ibadah.

Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam melaksanakan tanggung jawab imam


terhadap seorang anak diantaranya:

a. Membuka kehidupan anak dengan kalimat lailaha illaullah sebagaimana nabi saw
bersabda: “bacakanlah kepada anak-anak kamu kalimat pertama dengan(lailaha
illaullah)(tiada tuhan selain allah)”.
Rahasianya adalah agar kalimat tauhid dan syiar islam itu menjadi yang pertama
masuk kedalam pendengaran anak. Jelas bahwa upaya ini mempunyai pengaruh
yang sangat kuat terhadap penanaman dasar-dasar akidah, tauhid dan iman bagi
anak.
b. Mengenalkan hukum-hukum halal dan haram kepada anak sejak dini Hal ini
dimaksudkan agar anak ketika tumbuh dewasa, ia telah mengenal perintah Allah,
seehingga ia segera melaksanakannya dan mengerti larangan-larangannya
sehingga menjauhinya.
c. Mendidik anak untuk mencintai rasul, keluarganya dan membaca Al-Quran
d. Menyuruh anak untuk beribadah (shalat) ketika telah memasuki usia 7 tahun 2

2. Pendidikan Moral

Moral merupakan salah satu aspek penting dalam perkembangan dan


kehidupan manusia. Keberadaan moral akan membawa keharmonisan dalam
kehidupan apabila dilaksanakan sesuai dengan moral yang berlaku. Pendidikan moral
pada anak usia dini merupakan salah satu upaya yang dilaksanakan untuk

2
Chairunnisa," Tanggung Jawab Pendidikan Iman Pada Anak Usia Dini", Jurnal
Foramadiahi,Vol.10.no.01,2018,IAIN Ternate,hlm.86.

2
memberikan kesadaran tentang moral pada anak sejak dini. Anak akan mampu
melaksanakan moral yang ada jika diberikan pendidikan moral yang dilaksanakan
dengan optimal oleh orang tua dan lembaga pendidikan di luar rumah. Pelaksanaan
pendidikan moral harus dilaksanakan secara terus-menerus, karena hasil dari
pendidikan moral tidak dapat dilihat dalam waktu yang singkat, namun
membutuhkan waktu yang cukup lama untuk membentuk sikap dan kebiasaan
bermoral anak. Hal itulah yang menjadi alasan bahwa pendidikan moral harus
dilaksanakan sejak usia dini. 3

Syamsu Yusuf LN menjelaskan bahwa perkembangan moral pada anak-anak


dapat berlangsung melalui beberapa cara, yaitu: (1) pendidikan langsung melalui
penanaman pengertian tentang tingkah laku yang benar dan salah atau yang baik dan
buruk oleh orang tua, guru, atau orang dewasa lainnya. (2) identifikasi dengan cara
meniru penampilan atau tingkah laku moral orang dewasa yang menjadi idolanya. (3)
proses coba-coba dengan cara mengembangkan tingkah laku moral secara coba-coba.
Tingkah laku yang mendatangkan pujian atau penghargaan akan terus dikembangkan,
sementara tingkah laku yang mendatangkan hukuman atau celaan akan
dihentikannya. 4

3. Pendidikan Fisik

Melalui pendidikan fisik menjadi pendidikan yang disiapkan untuk tumbuh


kembang seorang anak sehingga fisiknya dapat tumbuh secara kuat dan sehat. para
pendidik juga memiliki urgensi untuk bertanggungjawab terhadap pembentukan fisik
dan jasmani. Hal tersebut dengan alasan bahwa tanggungjawab tersebut dilakukan
agar anak bisa tumbuh dan dewasa dengan fisik yang sehat, kuat dan memiliki jiwa
yang selalu bersemangat.

3
Mulianah Khaironi," Pendidikan Moral pada Anak Usia Dini", Jurnal Golden Age, Vol.
1,No.1,2017, Universitas Hamzanwadi,hlm.13.
4
Syamsul Yusuf LN, Psikologi Perkembangan Anak dan Remaja, (Bandung: PT Remaja
Rosdakarya,2011),hlm. 134.

3
a. Kewajiban Memberikan Nafkah Kepada Keluarga dan Anak
Seorang ayah yang memberikan nafkah kepada anaknya akan diberikan pahala
yang besar dari Allah SWT.Adapun yang termasuk dalam nafkah yang wajib
dipenuhi oleh seorang ayah terhadap keluarganya adalah memberikan makanan,
minuman, tempat tinggal, pakaian sehingga mereka memiliki jasmani yang sehat
dan terhindar dari penyakit.
b. Mengikuti Aturan-Aturan Kesehatan dalam Makan dan Minum

Gaya hidup sehat hendaknya menjadi sebuah kebiasaan anak dan menjadi
karakter. Nabi Muhammad SAW telah memberikan petunjuk dalam persoalan
makan seperti menghindarkan diri dari mengkonsumsi makanan yang
mengandung racun.

c. Membentengi Diri dari Penyakit Menular

Kewajiban seorang pendidik terlebih para ibu apabila di antara anak-anaknya


ada yang terserang penyakit menular, hendaknya memisahkannya dengan
anaknya yang sehat. Sehingga penyakit tidak menyebar dan wabah bisa
tercegah. Sehingga melalui hal tersebut sangat terlihat bagaiamana Nabi
Muhammad sangat memperhatikan kesehatan jasmani.

d. Mengobati Penyakit

Berobat memiliki pengaruh untuk membantu penyembuhan terhadap penyakit


yang sedang dialami. Orang tua dan para pendidik hendaknya melaksanakan
petunjuk dari Nabi Muhammad SAW untuk memberikan perhatian terhadap
anakanak ketika mereka mendapat musibah terserang penyakit.

e. Menerapkan Prinsip Tidak Boleh Membahayakan Diri Sendiri dan Orang Lain

Wajib bagi para pendidik terlebih para ibu untuk mengarahkan anak-anaknya
dalam mengetahui masalah kesehatan dan sarana-sarana pencegahan dalam
upaya menjaga kesehatan anak dan menjaga kesehatan anak dan ketahanan

4
tubuhnya. Orang tua juga berkewajban untuk berkonsultasi kepada para ahli
dalam rangka menjaga tubuh agar terhindar dari berbagai macam penyakit.

f. Membiasakan Anak Gemar Berolahraga dan Menaiki Tunggangan.

Agama Islam mengajak para pendidik untuk mengajarkan anak-anak untuk


berolahraga renang, melempar dan menunggang kuda. Hal tersebut menjadi
kebiasaan yang sangat baik dibeirkan kepada anak-anak untuk membiasakan
fisik yang sehat dan terlatih.

g. Menanamkan Karakter Bersungguh-Sungguh dan Perwira Kepada Anak

Orang tua wajib dan bertanggung jawab untuk memelihara anak anak mereka
sejak kecil dan menanamkan ke dalam jiwa mereka5

4. Pendidikan Rasio

Kata rasio berasal dari bahasa inggris ratio yang berarti pemikiran
menggunakan akal sehat, akal budi, nalar. Sedangkan rasional mempunyai makna,
Menurut pikiran dan pertimbangan yang logis menurut pikiran yang sehat, cocok
dengan akal. 6 Pendekatan rasional dalam pendidikan, adalah sebuah pendekatan
dalam membentuk kepribadian anak dengan cara memberikan pemahaman yang
benar dan tepat tentang sesuatu perbuatan yang akan dikerjakan. Hal ini dapat
dilakukan antara lain dengan memberikan ceramah tentang topik yang menarik dan
dapat dicerna oleh kemampuan akal anak.

5. Pendidikan Kejiwaan

Guna membantu memahami kehidupan anak dan membantu mengatasi


permasalahannya, orang tua dan pendidik harus mengetahui psikologi adaptasi dalam

5
Auladina Shalihah, " Tanggungjawab Orang Tua Terhadap Pendidikan Fisik Anak ( Telaah
Pemikiran DR. Abdullah Nashihih Ulwan dalam Kitab Tarbiyatul Aulad), Jurnal Pendidikan Agama Islam,
Vol. 4, no.2,2021, Universitas Islam Negeri Antasari Banjarmasin,hlm. 30.
6
Tim Penyusun Kamus Pusat Pembinaan dan Pengembangan Bahasa, Kamus Besar
Bahasa Indonesia (Jakarta: Balai Pustaka, 2005), hal 933.

5
lingkup ilmu kesehatan jiwa. Sebelum membahas tentang kesehatan jiwa anak
terlabih dahulu perlu diketahui tantang pengertian ilmu kesehatan jiwa. Ilmu
kesehatan jiwa dikenal sebagai,”Ilmu mengadaptasikan jiwa atau target persentuhan
atau penyatuan pribadi, penerimaan seseorang terhadap diri sendiri dan penerimaan
orang lain terhadap dirinya, yang kesemuanya itu bermuara pada perasaan bahagia
dan kesenangan jiwa.

Dalam psikologi, adaptasi disebut sebagai proses dinamika yang


berkesinambungan yang dituju oleh seseorang untuk mengubah tingkah lakunya,
supaya muncul hubungan yang selaras antara dirinya dengan lingkungannya.
Maksudnya lingkungan disini, mencakup segala sesuatu yang dapat mempengruhi
seluruh kemampuan dan kekuatan-kekuatan yang ada disekeliling seseorang. Semua
itulah yang sangat berperan mendukung jerih payahnya sehingga berhasil mencapai
kehidupan rohani yang mantap. Lingkungan ini dibagi menjadi tiga, yaitu,
lingkungan alam, lingkungan masyarakat, dan lingkungan diri sendiri.

Bila dikaitkan dengan tujuan dari pendidikan kejiwaan yang digagas oleh
Abdullah Nashih Ulwan sangat relevan, sebab menurut beliau bahwa tujuan dari
pendidikan ini adalah untuk membentuk, membina dan menyeimbangkan
kepribadian anak. Hal itu dengan harapan agar anak pada masa dewasanya dapat
terhindar dari berbagai macam gangguan kejiwaan. Dari pernyataaan Abdullah
Nashih Ulwan tersebut dapat diketahui dengan jelas bahwa maksud dari pendidikan
kejiwaan ini bagi anak adalah untuk mendidik anak semenjak anak mulai mengerti
supaya berani terbuka, mandiri, suka menolong, bisa mengendalikan amarah dan
senang kepada seluruh bentuk keutamaan jiwa dan moral. 7

6. Pendidikan Sosial

7
Asnawan, Tanggung Jawab Pendidikan Kejiwaan Anak Bagi Orang Tua, Jurnal Falasifa. Vol. 3,
No. 1, Maret 2012. Hlm. 8-9.

6
Perkembangan sifat sosial anak adalah sifat kodrat yang dibawa oleh anak
sejak lahir, mula-mula berkembang terbatas dalam keluarga, yang makin lama
bertambah luas. Dengan masa menentang, anak mulai kurang puas hanya bergaul
dengan keluarga dan ingin memperluasnya dengan anggota masyarakat terdekat.
Ia mulai mencari teman-teman sebaya untuk berkelompok dalam permainan
bersama, makin lama ruang lingkungan pergaulannya makin meluas. Anak
manusia lahir tidak dilengkapi insting yang sempurna untuk dapat menyesuaikan
diri dalam menghadapi lingkungan. Anak perlu masa belajar yang panjang
sebagai persiapan untuk dapat secara tepat berhubungan dengan lingkungan
secara konstruktif. Awal pendidikan terjadi setelah anak manusia mencapai
penyesuaian jasmani (anak dapat berjalan sendiri, dapat makan sendiri, dapat
menggunakan tangan sendiri) atau menapaki kebebasan fisik dan jasmani.
Perkembangan yang dialami oleh anak adalah perkembangan jasmani dan rohani.
Pendidikan yang dilakukan Oleh keluarga, besar artinya dalam membentuk
perilaku anak, pola tingkah laku anak Dibentuk dalam lingkungan keluarga.

Pola asuh yang diberikan orang tua kepada anak Memberikan corak
perilaku anak, contohnya perilaku anak yang selalu ingin menang Sendiri, ingin
selalu diperhatikan kawannya, bisa jadi ia hidup dengan pola asuh sebagai Anak
yang selalu dimanjakan, selalu dituruti keinginannnya. Anak yang selalu pesimis
Dengan kemampuan dirinya, tidak percaya diri bisa jadi dibesarkan dengan cara
over aktif atau pencelaan atas kemampuan anak oleh orang tua atau lingkungan
sekitarnya. Orang tua Sebagai guru pertama bagi anak. Dari orang tua setiap anak
memperoleh kasih sayang dan Kecintaan yang mutlak. Rumah keluarga Muslim
adalah utama tempat anak-anak Dibesarkan melalui keluarga Islam. Keluarga
Muslim adalah keluarga yang mendasarkan Aktivitasnya pada pembentukan
keluarga yang sesuai dengan syariat Islam.

Nilai-nilai sosial menurut Zubaidi terdiri atas beberapa sub nilai, antara
lain:

7
1. Pengabdian
Memilih di antara dua alternatif yaitu merefleksikan sifat-sifat Tuhan yang
mengarah menjadi pengabdi pihak lain (Ar-Rahman dan Ar-Rahim) atau
pengabdi diri sendiri. pengabdi pihak lain bukan berarti tidak ada perhatian
sama sekali yang berarti bunuh diri. Tetapi senantiasa berusaha mencintai
orang lain seperti mencintai diri sendiri. Perhatianya sama besar baik terhadap
diri sendiri maupun pihak lain.
2. Tolong Menolong
Q.S. Al- Maidaah ayat 2 menjelaskan akan wajibnya tolong menolong dalam
kebaikan dan takwa serta dilarang tolong menolong dalam perbuatan dosa
dan pelanggaran. Dalam ayat ini Allah Ta’ala memerintahkan seluruh
manusia agar tolong menolong dalam mengerjakan kebaikan dan takwa yakni
sebagian kita menolong sebagian yang lainnya dalam mengerjakan kebaikan
dan takwa.
3. Kekeluargaan
Kekeluargaan kalau di dalam anggota keluarga sendiri memang hal ini mudah
didapatkan dan dirasakan. Tetapi ketika sudah berada di luar lingkup keluarga
sendiri rasanya akan sedikit sulit untuk mendapatkannya. Sebenarnya untuk
mendefinisikan kekeluargaan dengan kata-kata itu terasa sangat sulit dan
sangat sulit untuk dijawab. Kita merasakannya dan tidak bisa
mengungkapkannya.
4. Kesetiaan
Rangkaian kata-kata dalam Q.S. Al-An‟am: 162-163 sering kita ucapkan
langsung kepada alllah dalam setiap sholat kita, sebagai bukti kesetiaan dan
kepasrahan diri kita seutuhnya kepada Allah SWT. Setia dan rela hanya Allah
lah Tuhan kita. Dengan begitu kita sudah menyatakan kepatuhan segalanya
untuk Allah, sholat, ibadah, hidup, bahkan mati pun hanya untuk Allah
semata.
5. Kepedulian

8
Kepedulian sosial dalam Islam terdapat dalam bidang akidah dan keimanan,
tertuang jelas dalam syari‟ah serta jadi tolak ukur dalam akhlak seorang
mukmin. Konsep kepedulian sosial dalam Islam sungguh cukup jelas dan
tegas. Bila diperhatikan dengan seksama, dengan sangat mudah ditemui dan
masalah kepedulian sosial dalam Islam terdapat dalam bidang akidah dan
keimanan, tertuang jelas dalam syari‟ah serta jadi tolak ukur dalam akhlak
seorang mukmin. 8

B. BEBERAPA HAL YANG URGEN UNTUK MENGANTARKAN ANAK


YANG UNGGUL, SHALIH, DAN SHALIHAH

Anak adalah anugerah terindah dan Allah SWT bagi setiap orang tua.
Kehadirannya begitu dinantikan. Karena anak bisa menjadi penghibur di kala duka,
dan mampu menjadi penumbuh semangat kerja keras bagi orang tuanya. Walau
terkadang juga, anak bisa menjadi penghalang lancarnya segala aktivitas orang tua,
mengganggu waktu istirahat. Dalam mendidik anak orang tua hendaknya berperan
sesuai dengan fungsinya. Masing-masing saling mendukung dan membantu.

Bila salah satu fungsi rusak, anak akan kehilangan identitas. Pembagian tugas
dalam Islam sudah jelas, peran ayah tidak diabaikan, tapi peran ibu menjadi hal
sangat penting dan menentukan. Ada beberapa hal yang perlu diperhatikan oleh para
orang tua Muslim dalam mendidik anak:

1. Orang tua perlu memahami apa yang dimaksud dengan pendidikan anak dan
tujuannya.
2. Banyak menggali informasi tentang pendidikan anak.
3. Memahami kiat mendidik anak secara praktis. Dengan demikian setiap gejala
dalam tahap-tahap pertumbuhan anak dapat ditanggapi dengan cepat.

8
Zakiyah Kholidah, Pendidikan Nilai-Nilai Sosial Bagi Anak Dalam Keluarga Muslim, Jurnal Studi
Keislaman, Vol. 3, No. 1, Maret 2013. hlm. 90-92.

9
4. Sebelum mentransfer nilai, kedua orang tua harus melaksanakan lebih dulu
dalam kehidupan sehari-hari. Karena di usia kecil, anak-anak cerdas cenderung
meniru dan merekam segala perbuatan orang terdekat.
5. Bersegeralah mengajarkan dan memotivasi anak untuk menghafal Al-Quran.
Kegunaannya di samping sejak dini mengenalkan Yang Maha Kuasa pada anak,
juga untuk mendasari jiwa dan akalnya sebelum mengenal pengetahuan yang
lain.
6. Menjaga lingkungan si anak, harus menciptakan lingkungan yang sesuai dengan
ajaran yang diberikan pada anak.
7. Memang usaha mendidik anak tidaklah semudah membalik tangan. Perlu
kesabaran dan kreativitas yang tinggi dari pihak orang tua.9

Sayyid Qutb, yang mempunyai ayah sebagai panutannya: "Semasa kecilku,


ayah tanamkan ketaqwaan kepada Allah dan rasa takut akan hari akhirat. Engkau tak
pernah memarahiku, namun kehidupan sehari-harimu telah menjadi teladanku,
sebagaimana prilaku orang yang ingat akan hari akhir ada empat pokok yang harus
ditanamkan kepada anak.

1. Membiasakan Shalat
Memerintahkan anak-anak untuk melakukan dan membiasakan shalat
merupakan sesuatu yang amat penting dalam kehidupan mereka, karenanya hal
itu juga ditekankan oleh Nabi kita Muhammad Saw, di dalam suatu hadits beliau
bersabda: “Suruhlah anak-anakmu mengerjakan shalat ketika mereka berumur
tujuh tahun. Dan pukullah mereka jika tak mau mengerjakannya ketika mereka
telah berumur sepuluh tahun.” (HR. Abu Daud). Penegasan akan keharusan
mendirikan shalat oleh setiap anak merupakan sesuatu yang sangat penting untuk
dilakukan orang tua terhadap anaknya, hal ini karena shalat memiliki kedudukan
yang sangat penting, yakni sebagai tiang agama yang bila seorang muslim
meninggalkannya, sebagaimana bangunan tanpa tiang, maka bangunan itu akan

9
Abdullah Nashih Ulwan, Pendidikan Anak Dalam Islam, Jilid 1, Bagian Kedua: Pasal I: Tanggung
Jawab Pendidikan Iman) hal 148.

10
hancur dan ini berarti bisa hancur juga keIslaman dirinya bahkan dia bisa jatuh
ke derajat orang-orang kafir dalam arti dia sudah seperti orang kafir karena orang
kafir itu tidak shalat. Pengaruh shalat itu sendiri dalam kehidupan seorang
muslim juga sangat besar, yakni dapat mencegah dirinya dari perbuatan keji dan
munkar sebagaimana firman Allah yang artinya: "dan dirikanlah shalat.
Sesungguhnya shalat itu mencegah dari (perbuatan-perbuatan) keji dan munkar"
(QS 29:45).
Dalam kaitan membiasakan anak untuk melakukan shalat, maka orang
tua juga harus membiasakan anaknya untuk terbiasa juga melakukan shalat
berjamaah di masjid bagi anaknya yang laki-laki, hal ini tidak hanya akan
memperoleh pahala yang jauh lebih besar, tapi juga mengandung didikan
kemasyarakatan yang yang sangat tinggi, mulai dari interaksi, perkenalan hingga
nantinya merintis dan menjalin kerjasama dengan masyarakat muslim dalam hal-
hal yang baik. Oleh karena itu orang tua zaman sekarang juga harus menjadi
seperti Luqman terhadap anaknya yang amat menekankan agar sang anak
melakukan shalat, apalagi banyak sekali hikmah shalat yang amat memberikan
pengaruh positif dalam kehidupan seorang muslim. 10
1. Melibatkan Anak Dalam Amar Ma'ruf.
Kebaikan merupakan sesuatu yang pasti diketahui oleh setiap orang,
maka kebaikan itu disebut juga dengan ma'ruf yang artinya dikenal, namun
karena manusia kadangkala terpengaruh atau didominasi oleh hawa
nafsunya, meskipun dia tahu bahwa kebaikan atau yang ma'ruf itu harus
dilakukan tetap saja tidak dilakukannya, makanya di dalam Islam ada
perintah untuk melakukan apa yang disebut dengan amar ma'ruf
(memerintahkan yang baik) kepada orang lain. Kalau Luqman menegaskan
keharusan ini kepada anaknya, itu artinya ada pengaruh yang sangat positif
dalam diri seseorang, paling tidak dengan memerintahkan kebaikan pada

10
Abdullah Nashih Ulwan, Pendidikan Anak Dalam Islam, Jilid 1, Bagian Kedua: Pasal
I: Tanggung Jawab Pendidikan Keimanan. Hal. 167

11
orang lain, kita yang memerintah akan memiliki beban mental akan
keharusan kita melakukan kebaikan itu, apalagi bila kita menganjurkan
orang lain untuk melakukan kebaikan itu sementara kita sendiri tidak
melakukannya, maka Allah justru akan memurkai kita, di dalam Al-Qur'an
Allah berfirman yang artinya: "Hai orang-orang yang beriman, mengapa
kamu mengatakan apa yang tidak kamu perbuat. Amat besar kebencian di
sisi Allah bahwa kamu mengatakan apa yang tidak kamu kerjakan" (QS
61:2-3). Bila seorang anak dilibatkan dalam memerintahkan kebaikan,
kepada orang lain, paling tidak dia akan mencintai kebaikan itu untuk
kepentingan dirinya sendiri.
2. Melibatkan Anak Dalam Nahi Munkar.
Sesuatu yang bathil atau tidak benar sebenarnya tiap orang telah
mengetahuinya, maka manusia pada dasarnya akan selalu mengingkari
segala bentuk yang tidak benar, ini sebabnya yang tidak benar atau yang
bathil itu disebut dengan munkar. Namun karena manusia seringkali dikuasai
oleh hawa nafsunya, sesuatu yang mestinya diingkari malah dilakukannya.
Oleh karena itu di dalam Islam ada perintah untuk melakukan nahi munkar
(mencegah manusia dari kemungkinan melakukan kemunkaran) dan seorang
anak harus dilibatkan dalam aktivitas nahi munkar itu, karena tugas adalah
tugas setiap 40 muslim yang sejak kecil seorang anak sudah diikutsertakan
di dalamnya. Dengan melakukan tugas nahi munkar, paling tidak seseorang
membenci pada kemunkaran sehingga dia tidak akan melakukannya.
Dalam melaksanakan tugas nahi munkar, seorang muslim harus
melakukannya sesuai dengan kemampuan masing-masing meskipun hanya
dengan hatinya yakni dengan do'a agar seseorang tidak melakukan
kemunkaran atau dengan menanamkan rasa benci terhadap kemunkaran itu
di dalam hatinya, mencegah kemunkaran dengan hati ini merupakan ukuran
bagi selemah-lemahnya iman, Rasulullah Saw bersabda: “Barangsiapa
melihat kemunkaran, hendaklah dia mencegah dengan tangannya, bila tidak
mampu hendaklah dia mencegah dengan lisannya dan bila tidak mampu juga

12
hendaknya dia mencegah dengan hatinya, itulah selemah-lemahnya iman.”
(HR.Muslim). Dengan amar ma'ruf dan nahi munkar, seorang muslim berarti
telah memenuhi kriteria sebagai umat terbaik sebagaimana yang disebutkan
Allah dalam Al-Qur'an yang artinya: "Kamu adalah umat yang terbaik yang
dilahirkan untuk manusia, menyuruh kepada yang ma'ruf dan mencegah dari
yang munkar dan beriman kepada Allah" (QS 3:110).
3. Menanamkan Kesabaran Atas Kesulitan Hidup.
Menjadi muslim yang baik, apalagi kalau terlibat dalam amar ma'ruf
dan nahi munkar, tidak selalu bisa berjalan mulus dalam menjalani kehidupan
ini dalam arti sangat mungkin adanya hambatan dan kesulitan-kesulitan hidup
ini. Sejarah perjalanan umat manusia telah membuktikan kepada kita betapa
banyak orang-orang yang melaksanakan amar ma'ruf dan nahi munkar harus
menghadapi berbagai kesulitan dalam hidupnya, mulai dari kesulitan dalam
hubungan dengan manausia, kesulitan ekonomi sampai kepada nyawa yang
terancam.

Oleh karena itu sangat tepat apa yang dinasihatkan Luqman kepada
anaknya agar sang anak sabar terhadap hal-hal yang menimpa dirinya
sebagai konsekuensi dari keimanan dan pembuktiannya, khususnya dalam
hal amar ma'ruf dan nahi munkar. Nasihat ini memang sangat penting agar
seorang anak tidak putus dalam kesulitan hidupnya lalu menghalalkan segala
cara untuk memperoleh sesuatu yang berarti telah meninggalkan prinsip
yang diperjuangkannya dalam amar ma'ruf dan nahi munkar itu sendiri.
Manakala seseorang memiliki kesabaran dalam hidupnya, maka Allah akan
selalu bersama dengannya, Allah berfirman yang artinya: "Hai orang-orang
yang beriman, jadikanlah sabar dan shalat sebagai penolongmu,
sesungguhnya Allah beserta orang-orang yang sabar" (QS 2:153).

Disamping itu, sabar juga menjadi salah satu kunci utama dalam
mencapai keberhasilan dalam perjuangan menegakkan agama Allah di muka
bumi ini, Allah berfirman yang artinya: "Hai orang-orang yang beriman,

13
bersabarlah kamu dan kuatkanlah kesabaranmu dan tetaplah bersiap siaga (di
perbatasan negerimu) dan bertaqwalah kepada Allah, supaya kamu
beruntung" (QS 3:200). Dari sini semakin kita sadari bahwa mendidik anak
agar menjadi Shaleh atau muslim yang sejati bukanlah sesuatu yang mudah,
karena itu diperlukan perhatian yang besar dari orang tua terhadap anak-
anaknya dalam proses pendidikan dan salah satu perhatian yang besar itu
adalah dengan memberikan nasihatnasihat yang padat makna sebagaimana
yang dilakukan Luqman kepada anaknya, apalagi nasihat itu berangkat dari
rasa kasih sayang yang dalam.

C. KESIMPULAN
Pendidikan adalah bagian penting dari kehidupan bermasyarakat. Hal ini
juga menjadi salah satu alasan mengapa pendidikan perlu ditanamkan sejak dini.
Pentingnya pendidikan perlu ditanamkan sejak dini dari dalam rumah, karena
awal kehidupan anak merupakan masa yang paling tepat dalam memberikan
dorongan ataupun upaya pengembangan agar anak dapat berkembang secara
optimal. Pendidikan usia dini merupakan upaya-upaya pendidikan yang dilakukan
dengan sadar untuk mengembangkan berbagai potensi yang dimiliki anak ,
dimana orangtua memiliki peranan penting di dalam pendidikan anak.
Sebagai orang tua tentulah menginginkan pendidikan yang terbaik bagi
anak-anaknya, oleh sebab itu selaku orang tua sudah seharusnya memahami dan
menyadari pentingnya memberikan pendidikan sedini mungkin kepada anak-
anaknya sesuai dengan ajaran islam, karena pendidikan yang diberikan pada masa
kecil, pengaruhnya akan lebih tajam dan lebih membekas.
Pendidikan merupakan suatu hal yang amat penting dan harus
diperhatikan oleh setiap orang tua, terutama mengenai pendidikan iman,
moral,fisik, rasio, kejiwaan, dan sosial. Pendidikan bagi anak adalah merupakan
bagian dari sistem pendidikan nasional yang memegang peranan penting dalam
rangka meletakan dasar-dasar perkembangan anak yang keberhasilannya akan
sangat mempengarughi perkembangan berikutnya hingga usia dewasa.

14
DAFTAR PUSTAKA

Asnawan. (2012). Tanggung Jawab Pendidikan Kejiwaan Anak Bagi Orang Tua,
Jurnal Falasifa. Vol. 3(1).
Chairunnisa. (2018). Tanggung Jawab Pendidikan Iman Pada Anak Usia Dini",
Jurnal Foramadiahi,10(01). IAIN Ternate.
https://www.ef.co.id/englishfirst/kids/blog/mengapa-pendidikan-anak-sejak-
dini-penting/ Diakses pada 25 Oktober 2022 pukul 21.00
Khaironi, Mulianah. (2017). Pendidikan Moral pada Anak Usia Dini", Jurnal
Golden Age, 1(1). Universitas Hamzanwadi
Kholidah, Zakiyah. (2013). Pendidikan Nilai-Nilai Sosial Bagi Anak Dalam
Keluarga Muslim. Jurnal Studi Keislaman, 3(1).
Nashih Ulwan, Abdullah. Pendidikan Anak Dalam Islam, Jilid 1, Bagian Kedua:
Pasal I: Tanggung Jawab Pendidikan Iman
Shalihah, Auladina. (2021). "Tanggungjawab Orang Tua Terhadap Pendidikan
Fisik Anak ( Telaah Pemikiran DR. Abdullah Nashihih Ulwan dalam
Kitab Tarbiyatul Aulad), Jurnal Pendidikan Agama Islam,(4) 2.
Universitas Islam Negeri Antasari Banjarmasin.
Tim Penyusun Kamus Pusat Pembinaan dan Pengembangan Bahasa, Kamus
Besar Bahasa Indonesia. (2005). Jakarta: Balai Pustaka.
Yusuf LN, Syamsul. (2011). Psikologi Perkembangan Anak dan Remaja,
Bandung: PT Remaja Rosdakarya.

15

Anda mungkin juga menyukai