Anda di halaman 1dari 6

Faktor penghambat perkembangan moral agama anak

1. Gizi buruk yang mengakibatkan energi dan tingkat kekuatan menjadi rendah.
Kenapa? Karena Gizi yang memperlancar metabolisme tubuh anak,
meningkatkan tumbuh-kembang anak, meningkatkan imunitas, regenerasi sel otak,
dan membantu anak untuk melakukan aktivitasnya sehari-hari. Anak yang kurang
gizi / gizi buruk tentunyaa sangat sulit untuk melakukan interaksi di lingkungan
sekitar sehingga sulit pula mendaptkan pengalaman-pengalaman baik tentang
keagamaan maupun moral. Makanya kenapa sangat dibutuhkan asupan gizi yang
baik dan memadai sejak usia dini, supaya organ-orang serta sel-sel otak anak
berkembang dengan baik dan tentunya matang dalam menerima stimulasi2 dari
luar.
2. Tidak adanya kesempatan untuk belajar apa yg diharapkan kelompok sosial dimana
anak tersebut tinggal. Biasanya terjadi pada anak yang tidak diberikan kebebasan
untuk bermain atau bersosialisasi di lingkungan sekitarnya. Orang tua terlalu
mengekang, membatasi pergaulan anak sehingga anak kurang dalam belajar terkait
nam.
3. Tidak adanya bimbingan dalam belajar, ini lebih ke anak yang berada dalam pola suh
permisif. Anak dibiarkan melakukan segala sesuatu yg ingin di lakukan tanpa adanya
Batasan-batasan dari org tua, orang tua tidak memberikan bimbingan kepada anak
terkait tingkah laku yang baik dan buruk sehingga nantinya anak akan semena2, lari
dari rasa tanggung jawab karena tidak dibimbingan sejak dini, tidak dbimbing dalam
hal belajar.
4. Rendahnya motivasi, anak harus selalu diberikan pujian, harus selalu diberikan
penghargaan supaya anak bisa semangat dan terus menurus berbuat kebaikan,
berbuat hal-hal yang positif. Nah sebaliknya anak yang kurang motivasi akan kurang
melakukan sesuatu yang baik pula karena mereka anak berfikir bahwa melakukan
perbuatan yang baik dan buruk sama saja, tidak ada bedanya atau impact nya untuk
mereka, makanya kenapa dibutuhkan motivasi yang kuat dalam hal penanaman nilai
moral dan agama anak.
Alteratif yang perlu dilakukan untuk mengatasi problem dalam pengembangan NAM
adalah :
a. Penataan fisik, hasil penelitian menunjukkan bahwa penataan fisik sangat penting
dalam memperkuat karakter anak. Lingkungan fisik ditata sedemikian rupa sehingga
menciptakan lingkungan yang asri, nyaman dan aman bagi anak. Seperti ruang di
tata rapi dan bersih yang akan menumbuhkan karakter ikut bertanggung jawab anak
atas kebersihan itu. Tata ruang diatur sesuai dengan fungsinya, Halaman sekolah
ditata sebagai lingkungan yang sehat dan juga berperan sebagai tempat bermain
dari sumber belajar bagi anak2 di sekolah, terutama anak untuk mengembangkan
karakter NAM. Ruang kelas dengan berbagai sumber belajar dan APE ditata
sedemikian rupa sehingga mudah diakses oleh anak untuk mengembangkan
kemampuan NAM. Ruang toilet dan kamar mandi disediakan dibagian belakang yang
dijaga kebersihannya, anak diajak ikut menjaga kebersihan toilet tersebut.
Mengajarkan kepada anak untuk masuk kamar mandi dengan menggunakan kaki
kiri, disiplin mematikan air dan listrik sebelum meninggalkan toilet. Jika sekolah
memiliki kantin, dijadikan sebagai warung kejujuran.
b. Penataan social emosional, ketika anak mengalami hambatan emosi dalam
berinteraksi social brdasarkan NAM, akan lebih mudah diatasi dengan terapi music
sehingga suasana menjadi menyenangkan. Terapi music bisa digunakan untuk
mengembangkan kecerdasan musical. Suasana menyenangkan itu menumbuhkan
rasa aman dan nyaman bagi anak sehingga mudah meneriman NAM ke dalam
perilaku sehari-hari. “Asmaul Husna”- Ar Rahman, ar Rahim, al malik, al kudus,
assalam, al-mukmin, al muhaimin, al aziz. “Rukun Iman” – Allah, malaikat, rasul,
kitab, kiamat, takdir,
c. Penataan spiritual. Suasana sekolah dan kelas dibuat religious dengan pembiasaan
mengucapkan salam, berdoa, Latihan shalat berjamaah, melatih anak memimpin
berdoa sebelum dan sesudah pembelajaran, menyanyi lagu keagamaan,
memperingati hari besar keagamaan, menyantuni dan bersedekah anak yatim dan
orang miskin.
d. Penataan budaya, dilakukan agar terdapat suasana budaya yang kondusif bagi anak
untuk belajar dan bermain. Lingkungan budaya itu akan menjadi sumber belajar bagi
anak. Pembelejaran budaya anak melalui pembiasaan dan bermain sehingga
suasana terasa aman dan menyenangkan. Seperti budaya matabe dll.

Pengaruh pengasuhan terhadap perkembangan moral agama anak


Selain guru di sekolah, orang tua adalah pendidik yang berperan penting dalam
mengembangkan aspek perkembangan bagi anak usia dini. Orang tua wajib memahami
berbagai pola perilaku yang dimiliki masing-masing anak, bisa dilihat dari gaya bicaranya,
bahasa yang digunakan, bergaul dengan lingkungan yang seperti apa, dan masih banyak hal
yang bisa dilihat langsung oleh orang tua.
Konteks pengasuhan keluarga menjadi pusat sosialisasi bagi anak dalam perilaku dan
pembentukan disiplin. Dalam hal ini anak-anak secara bertahap dari waktu ke waktu akan
mengalami proses internalisasi yang pada akhirnya akan membuat anak berusaha secara
mandiri untuk mengatur kehidupannya. Oleh karena itu orang tua harus mendukung dan
melakukan hal yang efektif dan konstruktif saat pengasuhan anak dalam masa-masa tumbuh
kembangnya termasuk dalam hal penanaman moral agama.
Berdasarkan hal tersebut yang menjadi pusat utama pengasuhan dalam membentuk
perilaku anak adalah keluarga. Sebagai seorang anak, tertutama anak usia dini mereka akan
meniru gaya bahasa org di lingkungan keluaeganya dan meniru tingkah laku dari budaya
keluarganya. Pola asuh yang diberikan orang kepada anak memberikan pengaruh yang sangat
besar terhadap perkembangan anak termasuk moral agama. Pernah dikatakan oleh salah satu
konsultan “Bunda Elly Risman”, “anak butuh ibunya, anak usia 0-8 tahun itu membutuhkan
asuhan langsung dari ibunya. Peran ibu semestinya di pegang langsung oleh Ibu sang anak,
bukan di serahkan ke pembantu. Selain itu dibutuhkan komunikasi yang kuat antara orang tua
dan anak. Hubungan tersebut dapat diwujudkan dalam bentuk komunikasi efektif dan relasi
emosional dan motivasi.
Dari pernyataan tersebut, kita bisa sama2 tau bahwa ternyata peran keluarga terutama
ibu amat sangat berperan penting di usia emas ini. Makanya banyak yang berpendapat
mengapa harus ibu kandung? Karena ibu kandung memiliki jiwa yang penyayang dengan
anaknya, memiliki ikatan batin yg kuat sehingga jika orang tua teruatam ibu yang mengasuhnya
dalam masa usia emas ini akan lebih memudahkan dalam memasukkan nilai-nilai agama dan
moral pada anak, anak juga akan tumbuh sesuai dengan ajaran yang diajarkan ibunya, baik
secara perkataan/nasehat maupun praktek langsung.
Selain itu kelekatan dengan ibu dianggap sangat penting untuk mengembangkan
sosialisasi awal dan pengembangan kepekaan terhadap orang lain atau empati. Perilaku ibu
yang responsive, peka dan memiliki control konsisten juga dapat meningkatkan kepatuhan dari
anak. Kelekatan adalah ikatan emosional yang dibentuk seorang idividu dengan orang lain yang
bersifat spesifik dan mengikat dalam suatu kedekatan yang bersifat kekal.
Ikatan kelekatan memiliki beberapa elemen :
a. Ikatan tersebut adalah hubungan emosi dengan seseorang yang special. Attachment
merupakan suatu ikatan emosional yang kuat yang dikembangkan anak melalui
interaksinya dengan orang yang mempunyai arti khusus dalam kehidupannya, biasanya
orang tua.
b. Hubungan tersebut menimbulkan rasa aman, nyaman dan kesenangan. Artinya semua
rasa itu akan muncul bila dekat dengan seseorang yang dirasa lekat dengan dirinya.
c. Ketiadaan ikatan akan menimbulkan perasaan kehilangan atau kekecewaan. Artinya
ketika seseorang yang dirasa lekat denganya tidak berada disampingnya maka ia akan
merasa kehilangan.
Begitu pentingnya peran orang tua terhadap perkembangan anak ini. Ketika orang tua
tidak konsisten dalam disiplin mereka dan mengalami kesulitan dalam memantau kegiatan
mereka, maka anak akan berisiko memiliki masalah pada perilaku moralnya. Brooks
menjabarkan tujuan dari pengasuhan adalah :
 Menjamin Kesehatan fisik (gizi dan Kesehatan) dan kelangsungan hidup anak. Peran
orang tua memang sangat dibutuhkan untuk tumbuh kembang sang anak.
Bagaimanapun juga, anak harus mendapat asupan gizi yang cukup agar tumbuh sehat.
Seorang anak dikatakan sehat apabila pertumbuhan dan perkembangannya normal.
Anak yang sehat tentunya mampu untuk beraktivitas seperti bermain, berlari-lari, dan
memiliki keinginan untuk mencoba hal-hal yang baru. Kesehatan dan gizi memiliki
hubungan yang tidak dapat dipisahkan antara satu sama lain. Maka dari itu sangat
penting untuk orang tua dalam menjaga gizi yang seimbang pada anak yang masih
mengalami pertumbuhan.
Para orang tua harus selektif dalam apa yang akan dikonsumsi seorang anak.
Seperti sejak anak masih dalam kandungan, kesehatan anak perlu diperhatikan melalui
ibunya. Sang ibu harus memilih makanan yang bergizi dan berserat, sebab sari makanan
yg dimakan akan dimakan pula oleh bayinya. Setelah anak lahir, air susu ibu (ASI) wajib
diberikan kepada anak. Karena ASI merupakan makanan yang sangat baik untuk bayi
yang baru lahir. Begitupun dg usia prasekolah, 4 sehat 5 sempurna.
 Menyiapkan agar anak menjadi orang dewasa yang mandiri dan bertanggung jawab baik
secara ekonomi, social dan moral.
 Mendorong perilaku individu yang positif, termasuk cara penyesuaian diri, kemampuan
berinteraksi social dengan orang lain agar dapat bertanggung jawab dan bermanfaat
bagi lingkungan sekitar.
Teknik parenting merupakan metode dalam menanggapi tindakan anak dalam upaya
memfasilitasi perilaku yang dapat diterima secara social adalah :
1. Pemberian reward (pengahargaan) kepada anak asuh biasanya dalam bentuk
mainan, uang / makanan. Bentuknya dapat berupa waktu main yg lebih banyak,
memperbolehkann anak unutuk meminjam mainan yg disukainya. Pemberian
reward ini sesuatu yg spontan sebagai penghargaan atas Tindakan anak.
2. Time-out adalah proses bagi anak untuk menenangkan diri dan menyadari
kesalahannya. Jangan di marahi
3. Role modeling yaitu anak belajar dari mengamati tingkah laku, perbuatan, persepsi,
pemikiran, cara komunikasi dari pengasuh yg ada disekitarnya sehingga perilaku
positif dan cara komunikasi orang tua dapat ditiru oleh anak.
4. Encouragement merupakan dorongan dari orang tua untuk memperoleh perilaku
positif pada anak.
5. Attention ignore dapat dilakukan orang tua dengan memfokuskan perhatian pada
perbuatan baik yang dilakukan oleh anak, sehingg aakan mengulangi perbuatan
tersebut.

Anda mungkin juga menyukai