PENDAHULUAN
pendidikan formal, nonformal, dan informal di sekolah dan luar sekolah, yang
pendidikan yang akan dicapai, yaitu; (1) spiritual keagamaan, (2) pengendalian
diri, (3) kepribadian,(4) kecerdasan, (5) akhlaq mulia, dan (6) keterampilan. Untuk
mencapai kelima fokus tersebut hanya dapat dicapai melalui sarana yang disebut
dengan pendidikan. Karena itu, pendidikan memiliki peran yang sangat penting
tertentu. Dalam arti luas, pendidikan mencakup setiap proses yang membentuk
berlangsung seumur hidup, karena seseorang harus mempelajari cara berfikir dan
1
2
Pada masa usia dini adalah masa-masa keemasan (golden age) untuk
menuntut ilmu. Menurut para ahli anak yang berada pada usia dini dikatakan
sebagai masa emas (golden age) karena anak sedang berkembang dengan pesat
dan luar biasa. Anak usia dini sering disebut anak pra-sekolah, memiliki masa
peka dalam perkembangannya dan terjadi pematangan fungsi fisik dan psikis yang
anak usia dini dapat dilaksanakan pada jalur formal, nonformal dan informal.
Pendidikan Anak Usia Dini pada jalur pendidikan formal berbentuk Taman
Kanak-Kanak (TK), Raudhatul Athfal (RA), atau bentuk lain yang sederajat.
Pendidikan Anak Usia Dini pada jalur pendidikan nonformal berbentuk Kelompok
Bermain (KB), Taman Penitipan Anak (TPA), atau bentuk lain yang sederajat.
Pendidikan Anak Usia Dini pada jalur pendidikan informal berbentuk pendidikan
yang harus diperhatikan serta perlu dikembangkan agar seluruh potensi yang ada
pada anak dapat berkembang maksimal ke arah yang lebih baik. Sebab pada masa-
3
Ibid
3
Dengan anak mengikuti pendidikan pra-sekolah seperti playgroup atau yang lain
semacamnya maka anak memiliki kemantangan sosial yang baik di mana anak
menjadi mandiri, disiplin dan mudah diarahkan untuk menyerap ilmu pengetahuan
secara optimal.
menanamkan nilai- nilai agama pada anak, agar menjadi pedoman hidupnya.
Pentingnya menanamkan nilai- nilai agama pada anak agar ia mengetahui nilai-
nilai agama dan menerapkannya dalam kehidupan sehari-hari. Pada saat ini anak
dini kurang dalam mengembangkan nilai-nilai agama sepeti belum terbiasa tertib
saat sholat, tidak bisa membaca al-Qur’an, belum terbiasa membaca doa sehari-
mengucapkan salam.
memberitakan kasus anak usia dini yang berbincang kurang sopan, suka meniru
adegan kekerasan, suka meniru perilaku orang dewasa yang semestinya belum
dilakukan oleh anak-anak, bahkan perilaku bunuh diripun sudah mulai ditiru oleh
pengembangan diri. Munculnya perilaku yang tidak sesuai pada norma serta aturan
4
Farida Agus Setiawati, "Pendidikan Moral dan Nilai-Nilai Agama Pada Anak Usia Dini:
Bukan Sekedar Rutinitas", Jurnal Paradigma, No. 2, Juli 2006, hlm. 42-48
4
yang berlaku dikarenakan anak meniru pada hal-hal yang bersifat kurang tepat .5
Dari kasus tersebut, sangat penting peran guru untuk menanamkan nilai
agama dan moral pada anak sejak dini. Guru harus mampu memberikan
pendidikan yang terbaik bagi anak. Setiap orang tua menginginkan anaknya
berakhlak yang baik serta memiliki sopan santun yang tinggi kepada orang lain.
pendidikan yang maksimal terkait nilai agama dan moral kepada anak.
membedakan antara yang baik dan buruk. Untuk itu pengembangan dari nilai
agama keterkaitan terhadap budi pekerti anak, sopan santun, dan juga kemauan
penanaman nilai agama dan juga nilai moral pada anak sejak usia dini penting
Selain orang tua, guru juga memiliki peranan penting terhadap nilai agama dan
juga nilai moral anak. Berbagai upaya yang orang tua lakukan untuk menanamkan
nilai agama dan moral anak antara lain mengenalkan kepada anak Tuhan itu siapa,
di rumah, membiasakan anak untuk sholat lima waktu, mengajak anak ke rutinan
terhadap sesama, membedakan hal yang baik dan hal yang kurang baik, dan masih
5
Farida Agus Setiawati…, hlm. 42-48
6
Didik Supriyanto, "Perkembangan Nilai Agama dan Moral Anak dan Pendidikan
Keagamaan Orang Tua", Vol. 3, No. 1, Maret 2015, hlm. 87-105
5
banyak cara yang dilakukan oleh orang tua kepada anaknya di TK Ananda.7
rendah. Hal ini tercermin ketika ada anak didik ada yang belum bisa sepenuhnya
pembelajaran yang dilaksanakan oleh guru kurang bervariasi dan sebagaian besar
dan sikap yang dimunculkan anak terhadap pembelajaran hanya acuh tak acuh,
sehingga tidak terjadinya umpan balik yang baik sebagai respon yang diterimanya.
Solusi yang dapat diberikan antara lain adalah dengan mengubah kegiatan
dapat berhasil dan berjalan maksimal. Salah satu kegiatan yang dapat
media poster bergambar, yaitu melalui poster bergambar yang disediakan oleh
7
Hasil Observasi siswa TK Ananda. Senin, 22 Juli 2022. Pukul 09.00
6
agama dalam diri baik itu sikap dan perbuatannya, meningkatkan perhatian dan
penting bagi anak usia dini sebagai dasar pembentukan sikap dan perilakunya di
Media gambar bersifat konkret karena anak dapat melihat benda secara
nyata dalam bentuk tiruan, sehingga anak tidak salah membayangkan suatu benda.
Media gambar juga dapat mengatasi ruang dan waktu karena dengan media
Kegiatan berbicara melalui gambar tidak hanya dilakukan di dalam kelas tetapi
juga bisa dilaksanakan di luar kelas seperti di halaman sekolah. Anak diberi tugas
RIAU.
B. Penegasan Istilah
1. Peranan
2. Guru
pendidikan anak usia dini jalur pendidikan formal, pendidikan dasar, dan pendidikan
menengah.9
3. Penanaman
8
Departemen Pendidikan Nasional, Kamus Besar Bahasa Indonesia, (Jakarta : Balai Pustaka,
2007), Ed. Ke-3, Cet. Ke- 4, hlm. 854
9
Muhammad Rahman, Kode Etik Profesi Guru, (Jakarta : Prestasi Pustaka Jakarta, 2014),
hlm. 50
8
bagaimana usaha seorang guru menanamkan nilai-nilai dalam hal ini adalah
berasal dari bahasa latin vale’re yang artinya berguna, mampu akan berdaya,
orang.11
4. Nilai Keagamaan
sebagai makhluk individu dan sebagai makhluk sosial, baik itu berupa norma
Agama adalah suatu sistem kepercayaan kepada tuhan yang dianut oleh
Menurut Soeparno media adalah suatu alat yang dipakai sebagai saluran
serta perhatian siswa agar proses belajar terjadi. Pengertian media dari
dapat berlangsung.15
Poster adalah gambar pada selembar kertas berukuran besar yang digantung
atau ditempel. Poster merupakan alat untuk mengiklankan sesuatu, sebagai alat
Menurut Nana Sudjana poster adalah media yang kuat dengan warna,
pesan dan maksud untuk menangkap perhatian orang yang lewat, tetapi
yang berukuran besar yang digantung atau ditempel yang menggunakan warna
yang kuat yang dapat menyampaikan pesan dan maksud kepada pembaca
C. Permasalahan
1. Identifikasi Masalah
15
Dadan Djuanda, Pembelajaran…hlm. 102
16
Nana Sudjana & Ahmad Rivai, Media Pengajaran. (Bandung : Sinar Baru Algensindo,
2002) hlm. 51
10
b. Nilai agama yang telah tertanaman namun masih ada anak yang tidak
2. Pembatasan Masalah
diperoleh ruang lingkup penelitian yang jelas. Agar permasalahan yang dikaji
dalam penelitin ini dapat dikaji secara mendalam dan lebih terarah maka perlu
adanya pembatasan pada penelitian ini yaitu mengenai peran orang tua dalam
penanaman nilai-nilai agama melalui media poster bergambar pada anak usia
3. Rumusan Masalah
bergambar di TK Ananda?
bergambar di TK Ananda?
1. Tujuan Penelitian
Ananda.
Ananda.
2. Manfaat Penelitian
a. Manfaat Teoritis
12
b. Manfaat praktis
hidupnya.
belajarnya.
- Penelitian ini diharapkan dapat menjadi dasar dan acuan bagi para
pembelajaran
anak-anak.
gelar sarjana Strata satu (S1) pada jenjang Pendidikan Islam Anak Usia
Dini.
BAB II
KAJIAN TORITIS
A. Kerangka Teori
a. Pengertian Nilai
sesuatu yang pantas atau tidak pantas dikerjakan. Dari pengertian tersebut
makna.17
nilai dalam tujuh jenis yaitu: 1) nilai ilmu pengetahuan, 2) nilai ekonomi,
pada penelitian ini nilai keagamaan menjadi bahasan yang paling utama
pada tema penelitian ini. Dengan nilai keagamaan diharapkan para peserta
17
Chabib Thoha, Pendidikan Islam, (Yogyakarta : Pustaka Pelajar,1996), hlm. 60
18
Chabib Thoha, Pendidikan…. hlm. 64
13
14
pertumbuhan total seorang peserta didik dan tidak dibatasi oleh pada
adalah benar dan penting.19 Oleh karena itu pendidikan keagamaan dalam
keluarga tidak hanya melibatkan orang tua saja akan tetapi seluruh
hakiki. Peran orang tua tidak hanya berupa pengajaran tetapi berupa peran
lhal), untuk anak lebih efektif dan lebih mantap daripada pendidikan
1) Aqidah, dengan intisari tauhid yang juga merupakan ajaran sejak nabi
membawa ajaran baru, tetapi meneruskan pesan tauhid dari semua nabi
19
Musleh Herry, Kenalkan agama sejak dini, Diakses dari http://pesantren. or.id.29.
masterwebnet.com/dalwa.bangil/cgi--bin. Pada tanggal 15 Juni 2022, jam 19.15 WIB
15
syahadat yang pertama, yakni : Lã Ilaha Illa Allah (tiada Tuhan selain
sehari-hari.
3) Akhlak, sebagai tata cara berbuat atau sebagai aturan, tidak hanya
bersikap dan berperilaku terhadap Allah SWT. Tata aturan itu bersifat
universal, berlaku untuk semua orang pada setiap masa dan tempat.
dalam Islam, seluruh tindakan dan upaya yang dilakukan dalam rangka
mengisi kehidupan ini akan dapat bernilai ibadah, jika dilakukan karena
Allah semata.20
manusia.
mendalam.
pengertian yaitu :
21
Tholkhah Hasan, Pendidikan Anak Usia Dini Dalam Keluarga, ( Jakarta : Mitra Abadi
Press, 2009), hlm. 92
18
dengan menjauhi dan menjaga diri dari sesuatu yang tidak diridlai
Allah.
mata demi memperoleh ridla Allah dan bebas dari pamrih lahir
besar atau kecil, lahir atau bathin, karena keyakinan yang tidak
kembali kepadaNya.22
22
Musleh Herry, Kenalkan Agama Sejak Dini, Diakses dari http://pesantren
.or.id.29.masterwebnet.com/dalwa.bangil/cgi--bin. pada tanggal 15 Maret 2022, jam 19.15 WIB
19
kepada anak usia dini, diantaranya: anak mulai ada minat atau ketertarikan,
yang positif di dalam diri, makhluk sosial dan hamba Allah. Supaya minat
anak tumbuh subur dan terus berkembang, maka anak harus dilatih dengan
kegiatan.
untuk taat dan apa yang dirasakan baik dan apa yang dianggap
menghasilkan hadiah.23
Perkembangan agama pada anak usia dini usia 3-6 tahun termasuk
the fairly tale stage (tingkat dongeng), pada tingkatan ini anak menghayati
Menurut Sugeng Haryadi dalam Mansur kehidupan pada masa ini masih
pun anak masih menggunakan konsep fantasi yang diliputi oleh dongeng
23
Mansur, Pendidikan Anak Usia Dini dalam Islam, (Yogyakarta : Pustaka Pelajar, 2005), hlm.
46
20
masa lalu, mungkin menurut pandangan orang dewasa cara berpikir dan
tingkah laku anak tersebut tidak logis, anak mulai suka meniru, suka
kaki maupun tangan. Anak-anak pada tahapan ini juga mulai belajar atau
perkembangannya terlebih anak itu berada di usia emas (golden age). Hal
24
Ibid…, hlm. 49
25
Tholkhah Hasan, Pendidikan…, hlm. 78
21
Sesuai dengan yang dimiliki maka sifat agama yang tumbuh mengikuti
faktor dari luar diri mereka. Mereka telah melihat dan mengikuti apa-apa
yang dikerjakan oleh orang dewasa dan orang tua mereka tentang
sangat mudah untuk menerima ajaran dari orang dewasa mereka walaupun
Mansur membagi bentuk dan sifat agama pada diri anak menjadi :
pula egoisnya.
dengan manusia.
meniru.
6) Rasa heran dan kagum, merupakan tanda dan sifat keagamaan terakhir
anak. Rasa kagum pada anak belum bersifat kritis dan kreatif, hal ini
rasa takjub pada anak- anak, dengan demikian kompetensi dan hasil
belajar yang perlu dicapai pada aspek pengembangan moral dan nilai-
26
Mansur, Pendidikan…, hlm. 53-55
24
Menurut H. Una Nilai adalah suatu tipe kepercayaan yang berada dalam
dengan alam semesta, agar kehidupan manusia terbina dan dapat meraih
27
Tim Penyusun Kamus Pusat Pembinaan Dan Pengembagan Bahasa Departemen Pendidikan
dan Kebudayaan, Pusat Pembinaan dan Pengembangan Bahasa, Kamus Besar Bahasa Indonesia,
(Jakarta : Balai Pustaka, 1990), hlm. 690
28
Chabib Thoha, Pendidikan Islam, (Yogyakarta : Pustaka Pelajar, 1996), hlm. 60
29
Ajat Sudrajat, dkk, Din Al-Islam, (Yogyakarta : UNY Press, 2008), hlm. 36
25
karena itu dalam memilih suatu metode yang akan dipergunakan dalam
program kegiatan anak, pendidik perlu mempunyai alasan yang kuat dan
1) Metode Bermain
2) Metode Pembiasaan
30
Muhammad Said Mursi, Melahirkan Ilmu Pendidikan Anak Masya Allah, (Jakarta :
Cendekia, 2008), hlm. 68
31
Mansur, Pendidikan…, hlm. 133-134
26
yang diamalkan.32
3) Metode Cerita
pendidikan.
dan indahnya ciptaan Tuhan Yang Maha Esa, selain itu pengalaman
5) Metode Keteladanan
6) Metode Demonstrasi
33
Syaiful Bahri Djamarah, Guru dan Anak Didik dalam Interaksi Edukatif, (Jakarta :
Rieneka Cipta, 2000), hlm. 202
34
Ramayulis, Ilmu Pendidikan Islam, (Jakarta : Kalam Mulia, 2002), hlm. 154
35
Muhibbin Syah, Psikologi Pendidikan dengan Pendekatan Baru, (Bandung : Rosda
Karya, 2000), hlm. 23
28
perolehnya.36
3. Peranan Guru
baik di sekolah maupun luar sekolah”. Ini berarti bahwa seorang guru,
dimiliki oleh seorang guru, baik dari segi pengetahuan, keterampilan dan
kepada anak didik dalam perkembangan jasmani dan rohaninya agar mencapai
makhluk Allah khalifah di muka bumi, sebagai makhluk sosial dan individu
wewenang, dan hak seorang PNS dalam suatu organisasi yang dalam
bersifat mandiri.
Guru adalah Pegawai Negeri Sipil yang diberi tugas, wewenang dan
pendidikan di sekolah.
peserta didik pada pendidikan anak usia dini jalur pendidikan formal,
tahun 2005 bab 2 pasal 4 yang akan dijadikan indikator pada penelitian.
Guru adalah seorang pendidik yang menjadi tokoh dan panutan bagi
hlm. 50
38
Ibid, hlm. 53
30
pembentukan kompetensi
sama yang baik dalam merumuskan tujuan secara jelas dalam proses
pembelajaran.
kepada jalan yang benar apabila mengalami persoalan yang negatif yang
peserta didik
31
didik.
4. Media Poster
terlebih dahulu akan dibahas media poster bergambar satu per satu.Media
berasal dari bahasa latin yang mempunyai arti “antara”. Makna tersebut
direncanakan oleh penyaji kepada siswa sehingga apa yang menjadi tujuan
Menurut AECT:
pembelajaran dan penyampaian pesan dan isi pelajaran pada saat itu. Di
39
Ahmad Rohani, Media Instruksional Edukatif (Jakarta : Rineka Cipta, 1997), hlm. 2
40
Zakiah Drajat, Ilmu Pendidikan Islam. ( Jakarta : Bumi Aksara, 1992 ), hlm. 254
33
informasi.41
suara saja, seperti radio, casette recorder, piringan audio. Media ini
pendengaran.
Media visual ini ada yang menampilkan gambar diam seperti foto,
41
Azhar Arsyad, Media Pengajaran (Jakarta : PT. Raja Grafindo Persada, 2000), hlm. 15
34
karena meliputi kedua jenis media yang pertama dan yang kedua,
Penggunaan media ini tidak terbatas oleh ruang atau tempat, serta
atau tempat.
gelap.
didapat.
khusus.
mengemukakan bahwa:
tujuan pembelajaran”.42
Kerucut pengalaman Edgar Dale ini pada saat ini dianut secara luas
42
Syaiful Bahri Djamarah, Guru dan Anak Didik (Jakarta : PT. Rineka Cipta, 2005), hlm. 12
36
untuk menentukan alat bantu atau media apa yang sesuai agar siswa
imajinasi siswa, dan sebagai sarana untuk bertukar ide diantara mereka.
Media poster ini juga merupakan cara yang memungkinkan siswa untuk
43
Wina Sanjaya, Strategi Pembelajaran, ( Jakarta : Kencana, 2008), hlm. 35
37
2) Gambar tersebut di buat dengan warna yang menarik (di atas kertas
atau karton yang agak tebal) sehingga dapat menarik perhatian siswa.
3) Guru meminta siswa untuk menebak gambar yang ada di dalam poster.
tempat yang mudah dibaca oleh anak (tidak terlalu tinggi) Pekerjaan anak
mudah; tidak bercampur dengan yang lain dan materi di poster bergambar
samping kanan ke dinding samping kiri kelas, atau diatur pada meja
dalam cara poster dipajang di depan kelas dan prakteknya dapat dilakukan
38
Apabila teori menjalankan sholat yang benar dan baik telah dimiliki
para murid dengan panduan poster yang telah terpajang di depan kelas.
Atau dapat juga dilakukan, guru memilih seorang murid yang paling
memberi contoh lagi tentang pelaksanaan yang baik dan benar jika ada
berarti guru telah memberi pengalaman kepada peserta didik, baik bagi
asuh.44
lebih serius dalam menerima pelajaran. Terlebih pada waktu mata pelajaran
banyak strategi pembelajaran yang lebih menarik yang bisa diterapkan oleh
dapat meningkatkan minat belajar peserta didik yang begitu antusias untuk
44
Zakiah Daradjat, Ilmu … , hlm. 296
40
isi ajaran atau pendidikan yang ada dikurikulum. Dan sumber pesan itu
sendiri bisa guru, peserta didik, orang lain, ataupun media pendidikan,
mereka terhadap nilai-nilai keagamaan, dalam hal ini adalah tata cara
sholat.
Oleh karena itu guru harus mandiri dan kreatif. Guru harus
diajarkan.
keagamaan sangat baik, yaitu agar menambah minat belajar peserta didik
45
Arief S. Sadiman, Media Pendidikan (Jakarta : Raja Grafindo Persada, 2005), hlm.144
41
dengan menggunakan media sebagai alat penyampai pesan satu arah dan
peserta didik lebih fokus dengan materi yang diajarkan.46 Poster dapat
dan minatnya.47
tetapi dia mampu pula untuk memengaruhi dan memotivasi tingkah laku
Poster dapat dibuat di atas kertas, kain, batang kayu, seng, dan yang
kebutuhan.
(1) Sederhana
(2) Menyajikan satu ide dan untuk mencapai satu tujuan pokok
(3) Berwarna
pendidikan, yakni;
(a) Autentik
(b) Sederhana
48
Arief S. Sadiman, dkk, Media Pendidikan, Pendidikan, Cet.7, (Jakarta : Raja Persada, 2003),
Cet.1, hlm. 46-47
43
(e) Gambar yang bagus belum tentu baik untuk mencapai tujuan
pembelajaran
Tidak setiap gambar yang bagus merupakan media yang bagus. Sebagai
media yang baik, gambar hendaklah bagus dari sudut seni dan sesuai
pembelajaran yang efisien dan efektif, isi dan tujuan pelajaran haruslah
49
Arif S. Sadiman, Media Pendidikan…, hlm. 20
50
Ronal H. Anderson, Pemilihan dan Pengembangan Media Untuk Pembelajaran, (Jakarta :
Rajawali, 1987), hlm. 5
44
siswa, baik dalam benak ataupun dalam bentuk aktifitas yang nyata,
dengan yang diharapkan dan sesuai dengan apa yang ingin dicapai.
Materi harus dirancang secara lebih benar dan sistematis agar dapat
didik.
yaitu:
1) Meningkatkan rasa
siswa.
11) Meyakinkan diri bahwa urutan dan kejelasan pikiran yang siswa
yang bermakna.14
51
Nana sudjana, dan Ahmad Rivai, Media Pengajaran (Bandung : Sinar Baru Algensindo,
2009), hlm. 56
47
siswa.
diinginkan.
52
Daryanto, Media Pembelajaran, (Bandung : Satu Nusa, 2012), hlm. 129
48
Karakter
a. Kelebihan
adalah:
53
Musfiqon, Pengembangan Media dan Sumber Pembelajaran (Jakarta : PT. Prestasi
Pustakarya, 2012), hlm. 19
49
disampaikan’.
4) Simple.
b. Kelemahan
melihatnya.
54
Musfiqon, Pengembangan Media dan Sumber Pembelajaran, (Jakarta : PT Prestasi Pustaka
karya. 2012), hlm. 19
50
yang lainnya.
Anak Penyandang Autis di SLB TPI Medan” yang disusun oleh Shomali
sebagai perbandingan skripsi yang peneliti susun saat ini. Dalam skripsi
Shomali mengenai dengan skripsi yang saya susun sehingga saya mengambil
skripsi ini agar dapat melihat perbandingan skripsi yang telah disusun oleh
Persamaan skripsi tersebut dengan skripsi yang peneliti bahas sama meneliti
Autis di SLB sementara peneliti meneliti pada Anak Usia Dini di TK Ananda
Tualang Siak.
55
Rudi Susilana dan Cepi Riyana, Media Pembelajaran Hakikat, Pengembangan
Pemanfaatan dan Penilaian, (Bandung : CV Wacana Prima, 2008), hlm. 25
51
Kemampuan Menulis Puisi oleh Siswa Kelas VIII SMP Negeri 3 Rantau Utara
signifikan terhadap kemampuan menulis puisi oleh siswa kelas VIII SMP
Perbedaan dari penelitian yang dilakukan peneliti ialah dimana pada penelitian
menulis puisi, sedangkan peneliti meninjau dari segi penggunaan media poster
nilai Pendidikan Agama Islam pada Anak Usia 5-6 Tahun di Bustanul Atfal
kepada anak sejak usia dini bahkan sejak dari dilahirkan. Pada hakikatnya
kelas merupakan suatu dunia komunikasi tersendiri antara guru dan siswa
56
Ika Wahyu Wulandari, dengan judul tesis “Pelaksanaan Pembelajaran Nilai-nilai Pendidikan
Agama Islam pada Anak Usia 5-6 Tahun di Bustanul Atfal Kemiling Bandar Lampung” (Universitas
Islam Negri Bandar Lampung, 2016)
52
sebagai media pembelajaran bencana gempa bumi sudah cukup layak karena
C. Kerangka Berfikir
antara variabel yang akan diteliti. Jadi, secara teoretis perlu dijelaskan hubungan
antar variabel.58
oleh anak sebagai sarana untuk berkomunikasi kepada orang lain yang
57
Septifanny Rahma Dityatullah dkk, Pengembangan Media Pembelajaran Pada Mata
Pelajaran dan aktuator kelas xi tei smk negeri 1 labang bangkalan “ . jurnal pendidikan elektro, vol. 7
no. 2 (2018)
58
Sugiyono, Metode Penelitian Bisnis, (Bandung : Alfabeta, 2004), hlm. 91
53
atau kata-kata yang jelas, dan menggunakan kalimat yang lengkap, sehingga
dalam dua dimensi yang berupa foto atau lukisan. Media gambar membantu
Gambar adalah salah satu alat yang penting untuk pembelajaran, maka
Kriteria tersebut antara lain gambar harus autentik atau menggambarkan situasi
proses pembelajaran. Hal ini dikarenakan media gambar dapat membuat suatu
objek menjadi lebih konkret, mengatasi ruang dan waktu, memperjelas objek,
serta gambar dapat mudah dan murah pengadaannya. Yang paling penting
bahwa media gambar dapat meningkatkan minat dan motivasi belajar anak
dalam berbicara untuk mengutarakan perasaannya. Dalam hal ini media gambar
berikut ini:
D. Hipotesis Tindakan
hipotesis tindakan dalam penelitian ini adalah "Jika digunakan poster bergambar
E. Indikator Keberhasilan
persentase nilai rata- rata kemampuan berbicara anak yang termasuk kriteria
METODE PENELITIAN
A. Setting Penelitian
1. Jenis Penelitian
59
Mulyasa, Praktik Penelitian Tindakan Kelas, (Bandung : Rosdakarya 2009), hlm. 33
60
Kunandar, Langkah Mudah Penelitian Tindakan Kelas sebagai Pengembangn Profesi Guru,
(Jakarta : Rajawali,2001), hlm. 41
61
Suharsimi Arikunto, Penelitian Tindakan Kelas, (Yogyakarta : Aditya Media, 2010), hlm. 1
55
56
subjek penelitian ialah suatu benda, hal, atau orang tempat data variabel
62
Suharsimi Arikunto, Penelitian…, hlm. 88
57
B. Prosedur Penelitian
sebelumnya. Setiap siklus tersebut terdiri dari empat tahapan yang meliputi
Perencanaan
Pengamatan
Perencanaan
Pengamatan
Gambar 3.1
63
Suharsimi Arikunto, Penelitian Tindakan Kelas, (Jakarta : Bumi Aksara,2006), hlm. 16
58
a. Perencanaan
tema yang akan dibahas ditentukan peneliti dan guru menyusun Rencana
b. Tindakan Penelitian
harus pula berlaku wajar, tidak dibuat-buat.66 Pada tahap ini, setelah
64
Paizaluddin Dan Ermalinda, Penelitian Tindakan Kelas (Classroom Action
Research), (Bandung: Alfabeta, 2014), hlm. 34
65
Ibid….., hlm.71
66
Ibid…, hlm. 36
59
c. Observasi
dilakukan guru dan dampak terhadap hasil, artinya perubahan apa sajaa
a. Refleksi
67
Kunandar, Langkah Mudah… hlm. 73
68
Wina Sanjaya, Penelitian Tindakan Kelas, (Jakarta : Kencana, 2011), hlm. 86
69
Ibid, hlm 37
70
Ibid, hlm. 66
60
a. Observasi
yang diteliti secara obyektif dan akan dicatat secara sistematis agar
penelitian.
sebagai berikut:
2. Observasi non partisipan yaitu peneliti tidak terlibat dan hanya sebagai
pengamat independen.72
b. Wawancara
permasalahan yang harus diteliti, dan juga apabila peneliti ingin mengetahui
hal-hal responden yang lebih mendalam atau suatu tanya jawab lisan,
dimana dua orang atau lebih berhadap-hadapan secara fisik, yang satu dapat
72
Sutrisno Hadi, Metodologi…., hlm. 203-204
73
Lexy J, Moelong, Metodelogi Penelitian Kaulitatif, (Bandung : Rosdakarya, 2010), hlm.
93
74
Sugiono, Metode Penelitian Pendidikan, (Bandung : Alfabeta, 2012), hlm. 52
62
komunikasi langsung antara dua orang atau lebih serta dilakukan secara
lisan.
pendapat, sikap dan perasaan dari subjek penelitian mengenai masalah yang
alasanya, subjek wawancara adalah guru, karena guru adalah pihak yang
informasi utama.
c. Dokumentasi
tersimpan dalam bentuk surat, catatan harian, arsip foto, hasil rapat, jurnal
oleh peneliti dalam mengumpulkan data agar pekerjaannya lebih mudah dan
lebih baik dalam arti cermat, lengkap, dan sistematis sehingga lebih mudah
75
Muh. Fitrah & Lutfiyah Metodologi Penelitian : Peneitian Kualitatif,Tindakan Kelas, &
Studi Kasus, (Sukabumi : CV Jejak, 2007), hlm. 74.
63
centang atau ceklis pada setiap tanda atau gejala yang muncul, sehingga
yang disebutkan dalam baris dengan hal-hal yang disebutkan dalam kolom.
dapat menunjukkan kaitan antara variabel dengan sumber data. Kisi-kisi yang
Tabel 1
Lembar Observasi Kegiatan Mengajar Guru
Dengan Menggunakan Media Poster Bergambar
Petunjuk :
76
Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Prakti, (Jakarta : Rineka
Cipta, 2006), hlm. 149
64
serta menyeleksi data yang ada dalam penelitian ini. Hal ini berfungsi sebagai
mempunyai arti dan dapat ditarik pada suatu kesimpulan umum. Data yang
f
P= x100%
n
Keterangan :
berusaha menyusun dan mengelompokkan data serta menyeleksi data yang ada
dalam penelitian ini. Hal ini berfungsi sebagai jawaban atas rumusan masalah
yang telah ditetapkan. Data yang diperoleh dalam penelitian ini diinterpretasikan
DAFTAR PUSTAKA