Anda di halaman 1dari 5

 MATERI 2 : ESENSI PENGEMBANGAN MORAL DAN AGAMA ANAK USIA

DINI

Pengembangan nilai moral dalam suatu pembelajaran digunakan untuk pembentukan


perilaku dan karakter yang baik bagi anak dalam menjalani kehidupan sehari-harinya. Cara
pencapaian pengembangan nilai moral dapat dilakukan dengan mengajarkan pembiasaan hal-
hal baik yang didasari dengan nilai moral yang sesuai dengan norma masyarakat yang ada.
Supaya penanaman nilai dan norma tersebut kuat, maka harus dilakukan sejak usia dini
(Fauziddin, 2016).

Manfaat pengembangan moral bagi anak usia dini:

1. Agar anak dapat tumbuh sesuai dengan nilai dan aturan yang ada di masyarakat.
2. Membentuk karakter anak menadi pribadi yang mandiri dan siap menghadapi
permasalahan yang akan dating.
3. Melatih anak mengerti perbedaan sikap dan perilaku yang baik dan benar, sehingga
meminimalisir adanya tindakan tercela.

Sama halnya dengan pengembangan nilai moral, terdapat juga aspek terpenting dalam
perkembangan yakni, pengembangan nilai keagaamaan yang harus diberikan kepada anak
sejak mereka lahir. Pada pengembangan agama ini diperlukan adanya pemberian rangsangan
berupa pendidikan spiritual maupun pendidikan akademik untuk membantu kesiapan anak
dalam memasuki pendidikan yang lebih tinggi.

Menurut (Kohlberg, 1995), perkembangan moral anak usia prasekolah berada pada
tingkatan yang paling dasar, yaitu penalaran moral prakonvensional. Pengenalan dan
pengembangan agama bagi anak sangat penting karena hal tersebut akan menjadi pondasi
dasar dan kokoh bagi anak dalam menyikapi tindakan yang akan dilakukannya dimasa yang
akan dating.

Manfaat pengembangan agama bagi anak usia dini :

1. Memperkenalkan anak tentang kepercayaan dan keyakinan yang dia anut


2. Meletakkan dasar-dasar keimanan dengan pola takwa kepada-Nya
3. Membentuk karakter anak yang rendah hati dan tenang dalam menyikapi sesuatu.
4. Membentengi sikap anak dari perilaku yang tidak baik.
5. Mengajarkan anak cara beribadah, dan bersyukur atas apapun yang ada di dunia.
 MATERI 4: KENDALA DALAM PENDEKATAN METODE PENGEMBANGAN
MORAL DAN AGAMA
Dalam melakukan penerapan metode pengembangan moral dan agama pada anak usia
dini ini tidak selalu berjalan baik, banyak hal yang perlu dipersiapan secara matang dalam
melakukannya. Namun walaupun suda berusaha semaksimal mungkin tetap terdapat
kendala dalam proses pelaksanaannya. Murdiono, M (2008) mengungkapkan bahwa
ditemukan beberapa kendala dalam proses penerapan metode pengembangan moral dan
agama pada anak usia dini yakni terdapat kendala pada guru itu sendiri (faktor internal),
dan kendala yang dating dari luar (faktor eksternal)
Sudah berbagai upaya dilakukan dalam menyelesaikan kendala-kendala tersebut
diantaranya adalah untuk guru yang memiliki permasalahan dalam mengajar maka
diusahakan untuk terus mengembangkan dan menguasai teknik-teknik mengajar yang
baik, menyenangkan dan optimal bagi anak. Para pendidik yang mengalami kesulitan ini
pun dapat berkonsultasi dan belajar kepada pendidik lain yang dianggap memang sudah
mampu atau bisa juga belajar ke lembaga luar sekolah.
Selain itu terdapat kendala lain atau kendala yang berasal dari luar kendali para
pendidik. Permasalahannya adalah saat pendidik sudah menerapkan metode pembiasaan
dalam berperilaku kepada anak pada saat mereka berada disekolah, namun sikap atau cara
didik orang tua kepada anak saat di rumah tidak menerapkan hal yang sama. Hal ini
karena lingkungan rumah juga mempengaruhi proses perkembangan pada segala aspek.
Orang tua saat dirumah terkesan kurang mendukung atau sejalan denga napa yang sudah
dilakukan para guru ketika di sekolah. Padahal waktu anak selama sehari lebih banyak
dihabiskan di lingkungan rumah daripada sekolah. Sehingga anak bukan hanya belajar
sebatas disekolah saja namun di rumahpun para orang tua harus mau untuk mendukung
proses perkembangan moral dan agama untuk anak usia dini. Demikian pula ketika di
sekolah dan di rumah sudah ada konsistensi dalam kebiasaan berperilaku, tetapi
lingkungan sekitar dimana anak tinggal kurang mendukung atau tidak memiliki
konsistensi dalam berperilaku. Upaya yang dilakukan untuk mengatasi hal itu adalah
dengan mengadakan pertemuan rutin dengan orang tua wali dalam kurun waktu tertentu
secara berkelanjutan.
 LATAR BELAKANG
Dalam Undang-Undang Sistem Pendidikan Nasional (SISDIKNAS) Nomor 20 Tahun
2003 disebutkan pendidikan bertujuan “mengembangkan kemampuan dan membentuk
watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan
bangsa, bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang
beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu,
cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung
jawab”. (Republik Indonesia, 2003).
Sementara itu dalam Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 16 Tahun 2007
kompetensi yang harus dimiliki guru adalah “menguasai karakteristik peserta didik pada
aspek fisik, moral, sosial, kultural, emosional, dan intelektual”. (Depdiknas, 2007)
Tuntutan kompetensi ini mengharuskan guru untuk mempelajari, memahami, dan mampu
mengimplementasikan konsepsi perkembangan anak usia dini dan mengarahkannya pada
aspek moral, sosial, kultural, emosional, dan intelektual yang lebih baik. Oleh karena itu,
kajian terhadap implementasi nilai moral dan agama bagi anak usia dini, khususnya anak
usia 0-6 tahun menjadi sangat penting dan strategis bagi guru PAUD maupun pengelola
PAUD secara keseluruhan.
Mengingat fenomena negatif yang mengemuka dan sering menjadi tontonan dalam
kehidupan seharihari. Melalui media cetak maupun elektronik dijumpai kasus-kasus anak
usia dini sudah mulai meniru ujaran kebencian (hate speech), berbicara kurang sopan,
senang meniru adegan kekerasan, bahkan meniru perilaku orang dewasa yang belum
semestinya dilakukan anak-anak. Kondisi ini tentu cukup beralasan, mengingat pada fase
ini anak usia 0-6 menurut para ahli berada pada fase peniruan (imitasi). Jadi, apapun
kejadian-kejadian yang terjadi di sekitar lingkungan anak dengan sangat cepat diserap dan
ditiru untuk dijadikan sebuah kebiasaan. Jika fenomenafenomena yang dilihat anak
cenderung ke arah negatif maka kecenderungan perilaku menyimpang akan lebih
mengemuka terjadi pada anak.
Kondisi ini tentu tidak seharusnya terjadi pada pendidikan anak usia dini, mengingat
dunia anak seharusnya merupakan dunia yang penuh dengan kesenangan untuk
pengembangan diri, yang sebagian besar waktunya semestinya diisi dengan belajar
melalui berbagai jenis permainan di lingkungan sekitarnya. Diperlukan penanaman nilai-
nilai dan norma-norma Agama yang kuat terhadap bangsa ini agar tidak mudah
terpengaruh dan mempunyai filter ketika pengaruhpengaruh bangsa lain masuk. Supaya
penanaman nilai dan norma tersebut kuat, maka harus dilakukan sejak usia dini
(Fauziddin, 2016).
Untuk itu kajian tentang implementasi nilai moral dan agama terhadap anak usia dini
ini akan menjadi landasan bagi upaya penanaman perilaku seperti yang tercantum dalam
pengembangan tujuan pendidikan nasional. Selain itu pada kajian ini akan dipaparkan
juga berbagai kompetensi yang diperlukan pendidik dalam upaya penanaman nilai moral
dan agama dalam lembaga pendidikan anak usia dini lainnya. Hal ini dilandasi oleh
pemikiran bahwa untuk dapat mengelola pembelajaran di PAUD, maka kemampuan guru
dalam menginternalisasikan nilai moral dan agama bagi anak usia dini merupakan
tuntutan yang tidak boleh diabaikan.

 DAFTAR PUSTAKA
Ananda, R. (2017). Implementasi Nilai-nilai Moral dan Agama pada Anak Usia Dini.
Jurnal Pendidikan Anak Usia Dini. 1(1), 19-31.
Kohlberg, L. (1995). Tahap – Tahap Perkembangan Moral (Alih bahasa John de Santo
dan Agus Cremers SVD). Yogyakarta: Kanisius.
Fauziddin, M. (2016). Pembelajaran Agama Islam Melalui Bermain pada Anak Usia Dini
(Studi Kasus di TKIT Nurul Islam Pare Kebupaten Kediri Jawa Timur). JURNAL PAUD
TAMBUSAI, 2(2), 8–17.

 POINT PPT
Materi 2 : esensi
Pengembangan nilai moral dalam suatu pembelajaran digunakan untuk pembentukan
perilaku dan karakter yang baik bagi anak dalam menjalani kehidupan sehari-harinya.
Cara pencapaian pengembangan nilai moral dapat dilakukan dengan mengajarkan
pembiasaan hal-hal baik yang didasari dengan nilai moral yang sesuai dengan norma
masyarakat yang ada.
Pada pengembangan nilai moral, terdapat juga aspek terpenting dalam perkembangan
yakni, pengembangan nilai keagaamaan yang harus diberikan kepada anak sejak mereka
lahir. Pada pengembangan agama ini diperlukan adanya pemberian rangsangan berupa
pendidikan spiritual maupun pendidikan akademik untuk membantu kesiapan anak dalam
memasuki pendidikan yang lebih tinggi.

Materi 4 :Kendala
Murdiono, M (2008) mengungkapkan bahwa ditemukan beberapa kendala dalam
proses penerapan metode pengembangan moral dan agama pada anak usia dini yakni :
1. Faktor Internal : Permasalahan pendidik dalam mengajar)
2. Faktor Eksternal : Pembiasaan daruma yang tidak searah dengan pembiasaan di
sekolah, serta lingkungan sekitar anak.

Anda mungkin juga menyukai