Anda di halaman 1dari 13

MAKALAH

PELANGGARAN MORAL DAN AGAMA PADA ANAK USIA DINI


Dosen pengampu: Dra.Hj.Huda,M.Pd.I

Disusun oleh kelompok:

Deni pebrianti (209200018)

Alya febriyanti (209200003)

PROGRAM STUDI

PENDIDIKAN ISLAM ANAK USIA DINI

FAKULTAS TARBIYAH DAN KEGURUAN

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SULTHAN THAHA SAIFUDDIN JAMBI

TAHUN 2021
KATA PENGANTAR

Dengan mengucapkan puja beserta puji syukur kita terhadap kehadirat Allah SWT.
Yang telah melimpahkan rahmat dan karunia Nya pada kita semua sehingga kita diberikan
nikmat sehat sehingga dapat mengikuti kegiatan perkuliahan kita ini dan penulis dapat
menyelesaikan makalah ini dengan tepat waktu.

Shalawat beriringkan salam tak lupa kita haturkan kepada Pendobrak pintu
kejahiliaan, pemuda yang sholeh, kekasihnya allah, buah hatinya siti aminah beliau adalah
junjungan besar kita Nabi Muhammad SAW. Dengan melafazhkan “ALLAHUMMA
SHOLLI ‘ALA SAYYIDINA MUHAMMAD, WA’ALA ‘ALISAYYIDINA
MUHAMMAD”

Ucapan terima kasih kami juga kepada Ibu Dosen yang memegang mata kuliah ini
“Ibu Dra.Hj.Huda,M.Pd.I yang telah membimbing kami dalam penyusunan makalah ini.

Kami menyadari bahwa makalah perdana di minggu pertama ini masih banyak
terdapat kesalahan kecil maupun kesalahan yang fatal, maka dari itu kami berterima kasih
dan meminta bimbingan dari ibu untuk makalah makalah maupun tugas tugas kami yang
akan datang kedepannya agar bisa lebih baik lagi dari pada yang sekarang ini.
DAFTAR ISI

PELANGGARAN MORAL DAN AGAMA PADA ANAK USIA DINI...............................................................1


KATA PENGANTAR.................................................................................................................................2
DAFTAR ISI.............................................................................................................................................3
BAB 1.....................................................................................................................................................3
PENDAHULUAN.....................................................................................................................................3
1.1 Latar Belakang...........................................................................................................................3
B. Rumusan Masalah.............................................................................................................................4
C. Tujuan................................................................................................................................................4
BAB II.....................................................................................................................................................5
PEMBAHASAN.......................................................................................................................................5
BAB III..................................................................................................................................................11
KESIMPULAN.......................................................................................................................................11
DAFTAR PUSTAKA................................................................................................................................12
BAB 1

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) adalah suatu upaya pembinaan dan

pengembangan yang ditujukan bagi anak sejak lahir sampai usia enam tahun, dilakukan
melalui pemberian rangsangan pendidikan untuk membantu pertumbuhan dan perkembangan
jasmani dan rohani agar anak memiliki persiapan dalam memasuki pendidikan lebih lanjut.

Taman kanak-kanak merupakan salah satu bentuk pendidikan pra sekolah yang
menangani anak usia 4-6 tahun. Pembelajaran di Taman Kanak-kanak menggunakan prinsip
“Belajar sambil bermain, bermain seraya belajar”. Berdasarkan prinsip pembelajaran pada
Taman Kanak-kanak diharapkan dapat

membantu perkembangan secara optimal. (Permendiknas, 2009 : 1).

Anak usia 4-6 tahun adalah usia emas (golden age) anak mulai peka dan

sensitif menerima stimulan untuk mengembangkan seluruh potensi yang dimilikinya, agar
pertumbuhan dan perkembangan anak tercapai secara optimal, diperlukan stimulan yang
sesuai dengan perkembangan anak.

Pendidikan anak usia taman kanak-kanak difokuskan untuk mengembangkan

seluruh aspek potensi anak. Salah satu aspek perkembangan anak usia dini yaitu aspek
pengembangan dan Pengembangan Nilai-nilai moral dan agama. Didalam peningkatan dan
pengembangannya mencakup moral, tingkah laku, dan karakter nilai-nilai agama, seperti
sidiq, amanah, fathonah, tabligh.

Pada anak bayi, anak belum mengenal atau perilaku yang sesuai dan tidak

sesuai dengan kebiasaan orang-orang di sekitarnya. Semakin bertambah hari bertambah pula
usia anak, bertambah pula pengetahuan terhadap lingkungan sekitar. Orangtua dan orang
dewasa lain yang terlibat dalam pendidikan anak harus mengajarkan pada anak perilaku apa
saja yang benar dan kurang sesuai dengan aturan/kebiasaan. Anak juga harus diberi
kesempatan untuk turut ambil bagian dalam kegiatan kelompok, sehingga anak dapat belajar
berbagai perilaku yang sesuai dengan harapan kelompok dan perilaku yang tidak sesuai
dengan harapan kelompok.

Perlunya pengembangan moral dan nilai-nilai agama sejak kecil yang dimulai pada
anak usia dini, misalnya ketika guru atau orangtua mentradisikan atau membiasakan anak-
anaknya untuk berperilaku sopan seperti mencium tangan orangtua ketika berjabat tangan,
mengucapkan salam ketika akan berangkat dan pulang sekolah, mau berbagi mainan, mau
bekerjasama, tidak marah, mau memaafkan, dan contoh-contoh positif lainnya, maka dengan
sendirinya perilaku seperti itu akan terinternalisasi dalam diri anak sehingga menjadi suatu
kebiasaan mereka sehari-hari.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan masalah-masalah dalam latar belakang, maka penulis mengindentifikas


masalah sebagai berikut:
1. Nilai-nilai moral dan agama pada anak masih kurang.
2. Kesadaran anak dalam berperilaku yang baik masih rendah.
3. Tanggapan anak terhadap nilai-nilai moral dan agama masih kurang.
4. Kurangnya motivasi terhadap pengembangan nilai-nilai moral dan agama.

C. Tujuan

tujuan dari pembuatan makalah ini adalah :


1.Memahami kesadaran anak dalam berperilaku.
2.Memahami pengaruhdari Terjadinya pelanggaran moral dan agama pada anak.
3.Memahami peran lingkungan keluarga,sekolah,dan masyarakat dalam pelanggaran
moral dan agama pada anak usia dini.
BAB II

PEMBAHASAN

A. Pelanggaran moral dan agama pada anak usia dini


Moral berasal dari kata latin mores yang berarti adat kebiasaan. Dalam Kamus Besar
Bahasa Indonesia (KBBI) kata moral berarti “akhlak atau kesusilaan yang mengandung
makna tata tertib batin dalam hidup”. Moral adalah suatu ajaran wejangan-wejangan,
patokan-patokan, kumpulan peraturan baik lisan maupun tertulis tentang bagaimana manusia
harus hidup dan bertindak agar menjadi manusia yang baik. Sedangkan moralitas merupakan
nilai-nilai yang senantiasa dijadikan pegangan maupun pedoman bagi seseorang terkait
bagaimana cara memperlakukan orang lain atau hal-hal lain secara baik untuk bertindak
sebagaimana mestinya.

Krisis moral yang dialami khususnya remaja merupakan masalah yang telah meluas
dan harus segera diselesaikan, karena dapat mengancam masa depan kehidupan mereka
sendiri serta masa depan bangsa dan juga mempengaruhi anak-anak kecil yang sekarang lebih
suka meniru para remaja.
moral adalah permasalahan yang cukup kompleks yang harus sesegera mungkin di
tangani dengan penanganan yang tepat.

Beberapa faktor penyebab krisis moral di kalangan anak yaitu:


 
1. faktor dari keluarga
2. factor dari teman sebaya yang kurang baik (salah pergaulan)
3. factor lingkungan tempat tinggal yang kurang baik
4. factor kontrol diri yang lemah
5. factor kemajuan teknologi dan memudarnya kualitas iman

Adapun solusi yang dapat kita terapkan dalam mengatasi krisis moral di kalangan anak
yaitu:
 
1.Menanamkan Pendidikan Karakter Sejak Dini
 
2.Memilih Teman Bergaul di Lingkungan yang Tepat.
 
3. Memanfaatkan Perkembangan IPTEK dengan baik.
 
4.Meningkatkan Iman dan Taqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa

Keluarga memiliki fungsi sebagai pengawas sosial, keluarga harus memberi


pengertian kepada semua anggota tentang peranan nya baik di dalam maupun di luar rumah
atau dalam masyarakat. Keluarga merupakan agen sosial pertama dan utama dalam
mengenalkan nilai-nilai sosial, moral yang baik dan kebudayaan.
Dengan demikian orang tua mempunyai peranan penting dalam mendidik anak, jika orang tua
benar dan sungguh-sungguh dengan ikhlas maka akan menghasilkan moral anak yang baik,
sopan dan patuh. Namun melihat perkembangan zaman sekarang, banyak orang tua yang
lebih mengedepankan kepentingan pekerjaan daripada kepentingan anak. peranan orang tua
sangat penting untuk melakukan pencegahan atas perilaku yang bersifat normatif dan hal ini
harus ditanamkan sejak dini agar fase -fase pertumbuhan emosional, sosial, bahasa dan moral
seorang anak dapat dikontrol. Penerapan pendidikan tentunya tidak akan membuat mambalik
tangan karena usia remaja seorang anak akan mencari jati diri dan figur yang dianggap cocok
dengan karakter dirinya.
Anak kecil serupa dengan selembar kertas putih yang masih bersih dan ksosong.
Mereka belum mengetahui banyak hal dan membutuhkan bimbingan khusus dari orang tua.
Menanamkan nilai religious dengan mengenalkannya tentang dasar-dasar agama sejak dini
juga penting banget nih.
Keluarga adalah tempat belajar pertama bagi anak, oleh karena itu awali dengan
memberi mereka contoh melalui anggota keluarga. Anak kecil akan lebih mudah meniru
dibandingkan menuruti perkataan tanpa diberi contoh yang nyata. Pelan tapi pasti anak akan
mengenal dan mengikuti apa yang kita kerjakan.
Pendidikan moral sangat penting diajarkan kepada anak sejak usia dini. Terutama di
masa sekarang dimana pengaruh teman atau media sosial sangat besar. Sehingga anak
menjadi lupa sopan santun dan memiliki moral yang kurang baik. Padahal memiliki anak
yang sopan dan santun serta memiliki moral yang baik tentu menjadi idaman bagi setiap
orang tua. Namun, tidak selalu hal tersebut dapat terjadi. Belum lama ini kita mendengar
kabar tentang seorang siswa yang memukul gurunya hingga meninggal. Tentu kita tidak ingin
anak-anak kita mengalami krisis moral seperti murid tersebut bukan?

Penulis sendiri memiliki 4 anak dengan 4 karakter yang berbeda. Penulis merasa lebih
mudah mengajarkan materi pelajaran di sekolah daripada mengajarkan nilai-nilai moral pada
masing-masing anak.
Pendidikan moral merupakan salah satu pendidikan yang berhubungan dengan
perilaku seseorang baik itu perkataan ataupun perbuatan. Mengajarkan nilai-nilai moral lebih
sulit karena tidak hanya teori tetapi justru lebih menekankan pada praktek di kehidupan
sehari-hari. Selain itu juga dibutuhkan kesabaran dan kehati-hatian dalam mengajarkannya.
Menanamkan nilai moral pada anak harus dilakukan sejak dini karena pada usia dini,
anak-anak masih mudah diarahkan dibanding ketika mereka sudah remaja. Nilai-nilai moral
yang orang tua ajarkan sejak dini akan membekas sampai anak tumbuh dewasa.
Akan tetapi, jika caranya tidak tepat maka anak-anak tidak bisa menerimanya. Hal ini
karena anak-anak belum bisa sepenuhnya menerima dan mencerna semua hal yang diajarkan
kepada mereka apalagi terkait hal-hal yang bersifat abstrak.

Oleh karena itu, sebagai orang tua yang baik sangat perlu untuk memahami cara
menanamkan nilai moral pada anak dengan cara yang paling efektif. Kita tidak mungkin
menyerahkan sepenuhnya masalah pendidikan moral kepada sekolah. Karena pondasi
pendidikan moral sebaiknya muncul pertama kali dari lingkungan keluarga.
Berikut ini adalah ayat-ayat tentang moral dan akhlak dalam Al-Qur’an :

1. Sabar

ْ ‫صابِر‬
‫ُوا‬ ْ ‫وا اصْ بِر‬
َ ‫ُوا َو‬ ْ ُ‫يَا َأيُّهَا الَّ ِذينَ آ َمن‬

“Wahai orang-orang yang beriman! Bersabarlah kamu dan kuatkanlah kesabaranmu.”


۞ (QS.Ali Imran:200)

2. Amanah

‫ت ِإلَى َأ ْهلِهَا‬ ْ ‫ِإ َّن هّللا َ يَْأ ُم ُر ُك ْم َأن تُؤ ُّد‬


ِ ‫وا اَأل َمانَا‬

“Sungguh, Allah Menyuruhmu menyampaikan amanat kepada yang berhak menerimanya.”


۞ (QS.an-Nisa’:58)

3. Memberi Maaf

َ‫فَاعْفُ َع ْنهُ ْم َواصْ فَحْ ِإ َّن هّللا َ ي ُِحبُّ ْال ُمحْ ِسنِين‬

“Maka maafkanlah mereka dan biarkan mereka. Sungguh, Allah Menyukai orang- orang
yang berbuat baik.”
۞ (QS.al-Ma’idah:13)

4. Kejujuran

ً‫يَا َأيُّهَا الَّ ِذينَ آ َمنُوا اتَّقُوا هَّللا َ َوقُولُوا قَوْ الً َس ِديدا‬

“Wahai orang-orang yang beriman! Bertakwalah kamu kepada Allah dan ucapkanlah
perkataan yang benar.”
۞ (QS.al-Ahzab:70)

ْ ُ‫وا هّللا َ َو ُكون‬


َ‫وا َم َع الصَّا ِدقِين‬ ْ ُ‫وا اتَّق‬
ْ ُ‫يَا َأيُّهَا الَّ ِذينَ آ َمن‬

“Wahai orang-orang yang beriman! Bertakwalah kepada Allah, dan bersamalah kamu dengan
orang-orang yang benar.”
۞ (QS.at-Taubah:119)

5. Istiqomah

‫ك‬ َ ‫فَا ْستَقِ ْم َك َما ُأ ِمرْ تَ َو َمن ت‬


َ ‫َاب َم َع‬

“Maka tetaplah engkau (Muhammad) (di jalan yang benar), sebagaimana telah diperintahkan
kepadamu dan (juga) orang yang bertobat bersamamu.”
۞ (QS.Huud:112)
Nah berikut ini ada 5 cara dahsyat yang bisa dilakukan orang tua untuk menanamkan
nilai moral pada anak
B. Cara menanamkan nilai moral dan agama

1. Ajarkan Kejujuran
Hal mendasar yang menyebabkan seseorang berbohong adalah kebiasaan di waktu kecil
sehingga terbawa sampai dewasa.. Oleh karena itu penting sekali mengajarkan kebiasaan
bersikap jujur pada anak-anak sejak usia dini.
Orang tua perlu memberikan penjelasan bahwa kejujuran akan membawa kepada
kebahagiaan dan kebohongan hanya akan indah di awal tetapi membawa penderitaan
sepanjang hidup. Sekecil apapun kebohongan tetap saja akan membawa dampak yang besar
bagi kehidupan. Pernah salah satu dari anak kami melakukan kebohongan. Saya terpukul
sekali waktu itu. Rasanya pengin marah. Setelah berdiskusi dengan suami kami memanggil
anak tersebut dan mencari tahu alasan kenapa ia berbohong. Setelah berbagai pertanyaan
terjawab, lalu kami jelaskan akibat dari perbuatannya itu. Kami sangat bersyukur ia mau
mengakui kesalahannya dan berjanji tidak akan mengulangi kembali. Hal yang kami
tekankan adalah sekali saja berbohong sulit bagi orang lain untuk percaya kembali. Jadi
usahakan untuk bersikap jujur dimanapun dan kapanpun.

2. Latihlah Tanggung Jawab

Tanggung jawab penting sekali diajarkan kepada anak sejak dini. Orang tua bisa
mengajarkan pada anak untuk senantiasa meminta maaf apabila melakukan kesalahan
terhadap orang lain. Sebaiknya orang tua memberikan penjelasan kepada anak-anak bahwa
meminta maaf adalah bentuk dari tanggung jawab atas kesalahan yang telah diperbuat.

Di keluarga kami budaya meminta maaf setiap berbuat salah sudah mulai terbangun.
Bahkan ketika saya sebagai orang tua salah tidak perlu malu untuk meminta maaf kepada
anak. Budaya meminta maaf ini tidak serta merta terbangun tetapi butuh waktu yang panjang
dan diulang-ulang sampai menjadi kebiasaan. Kami berharap kebiasaan meminta maaf setiap
berbuat salah ini akan membentuk pribadi anak yang memiliki sifat rendah hati dan mau
mengakui kesalahan sendiri.

3. Mengajarkan Sikap Menyayangi

Jarak usia anak kami memang sangat dekat. Anak pertama dan kedua terpaut 14 bulan,
anak kedua dan ketiga terpaut 3 tahun sedangkan anak ketiga dan keempat terpaut 5 tahun.
Jadi setiap hari rumah sangat ramai dan sering sekali terjadi pertengkaran. Pertengkaran
biasanya muncul karena saling iri, berebut mainan, secara tidak sengaja menyenggol hingga
jatuh, saling mengejek dan lain sebagainya. Walaupun demikian tidak berapa lama mereka
akan rukun kembali dengan cara bersalaman. Nah, di sinilah perlunya orang tua mengajarkan
sikap saling menyayangi di antara anggota keluarga. Saling menyayangi merupakan salah
satu sikap untuk menciptakan persaudaraan antar sesama manusia.

Sebagai orang tua, kita juga harus mengajarkan kepada anak bahwa menyakiti orang lain
adalah sikap yang tidak benar dan akan berdampak buruk. Ajarkan bahwa menyakiti itu
bentuknya tidak hanya perbuatan tetapi juga perkataan misalnya mengejek. Akhirnya, anak
akan menghargai dengan orang yang usianya lebih tua dan menyayangi dengan yang usianya
lebih muda.
4. Tanamkan Disiplin

Dengan mengajarkan anak disiplin maka pola hidup anak lebih teratur. Sehingga moralitas
anak akan terbiasa disiplin berkelakuan yang baik dan benar. Sepertinya hal ini sepele namun
sikap disiplin ini merupakan kunci anak patuh pada orang tua.

Sebagai orang tua jangan bosan untuk mengajak anak bangun di awal pagi, jangan lelah
untuk mengajak anak sholat 5 waktu setiap hari, jangan letih untuk mengajarkan anak disiplin
dalam belajar, mengaji, makan, tidur dan aktivitas harian lainnya. Apa jadinya jika orang tua
menyerah dan putus asa untuk mengajak anak dalam kebaikan? Bisa jadi hari ini anak tidak
menuruti ajakan kita tetapi bisa jadi esok atau lusa ia patuh dengan perintah kita. Jadi jangan
pernah berhenti untuk mengajak anak menjadi lebih disiplin.

5. Ajaklah Bergaul

Cara lain untuk menanamkan nilai moral yaitu dengan mengajarkan anak bergaul dengan
orang lain. Orang tua yang sering mengajak anak bergaul membiasakan anak berkomunikasi
dengan orang lain dan memahami cara menghargai sesamanya. Ajarkan anak berteman
dengan baik tanpa memilih status sosial teman mainnya. Supaya anak bersikap baik terhadap
sesama orang.

Salah satu dari anak kami sedikit mengalami gangguan sosialisasi dengan teman
sekampung. Ia lebih asyik membaca buku di rumah berjam-jam. Setiap kami minta untuk
bermain dengan teman sebayanya di luar rumah paling hanya tahan beberapa menit lalu
pulang dan baca buku lagi. Akhirnya kami sebagai orang tua sering mengajak anak tersebut
untuk berkunjung ke rumah saudara, menjenguk bayi teman, takziah orang meninggal, pergi
ke pesta pernikahan, menjenguk orang sakit dan acara kunjungan lainnya. Kami berharap
nantinya ia berani sendiri untuk bergaul dengan tetangga sekitar.

Selain itu anak juga akan memiliki empati terhadap keadaan orang lain. Kami tidak ingin
anak-anak kami tidak peduli dengan kondisi sekitar. Karena hal ini bisa terbawa sampai ia
dewasa nanti. Dengan rajin bergaul anak akan mempunyai empati sehingga ia dapat
menempatkan diri pada posisi orang lain.

Selain empati dampak dari rajin bergaul adalah mempunyai sikap ramah. Ketika
berkomunikasi dengan orang lain ajarkan pada anak agar bersikap santun dan terbiasa
memiliki moral yang baik. Jangan sampai anak memicu pertengkaran dengan tetangga di
sekitarnya karena sikap kurang ramahnya.

Setelah 5 cara tersebut diterapkan, orang tua juga harus memberikan contoh perbuatan
baik pada anak sehingga anak mudah menerima apa yang diajarkan orang tua. Teladan jauh
lebih efektif daripada ribuan nasehat dan teori tentang nilai moral. Selain itu dalam
mengajarkan nilai moral pada anak harus dilakukan secara perlahan dan bertahap supaya
anak bisa mengerti setiap pengajaran yang diterapkan.
C. Cara memahami waktu anak pada nilai moral dan agama

1. Perbanyak waktu luang dengan anak

Upayakan untuk memperbanyak waktu luang bersama anak, sesibuk apa pun Anda. Anda
bisa memanfaatkan waktu untuk bertukar cerita, menanyakan apa saja kegiatannya di
sekolah, apa cita-cita atau keinginannya di masa depan, atau bagaimana teman-temannya.
Anda juga bisa menanyakan masalah apa yang mungkin sedang dihadapi oleh anak.

2. Buat jadwal harian anak

Mengingat perilaku menyimpang pada anak juga bisa dipengaruhi oleh lingkungan sosial,
maka Anda bisa membuat jadwal harian untuk menumbuhkan rasa disiplin dalam diri anak.
Jadwal ini meliputi jam belajar, jam istirahat, dan jam bermainnya, terutama di luar rumah.
Anda juga bisa membatasi waktu pemakaian gadget oleh anak.

3. Jalin komunikasi dengan guru sekolahnya

Meski Anda tidak bisa melihat langsung perilaku anak saat di sekolah, Anda tetap bisa
memantaunya dengan cara bertanya kepada guru atau wali kelasnya. Jika anak Anda sering
melakukan kenakalan di sekolah, cobalah tegur dan nasihati ia. Berikan pengertian
kepadanya mengapa hal tersebut tidak boleh ia lakukan.

Peran aktif orang tua sangat besar dampaknya bagi perkembangan perilaku baik,
kehidupan, dan masa depan anak. Jika Anda mengalami kesulitan untuk berkomunikasi
dengan anak atau jika anak Anda kerap melakukan perilaku menyimpang, jangan ragu untuk
berkonsultasi dengan psikolog anak, sebelum masalah ini berlangsung berlarut-larut dan
bertambah parah.
BAB III

KESIMPULAN

A. KESIMPULAN
- Etika adalah ajaran yang berbicara tentang baik dan buruk dan
yangmenjadi ukuran baik dan buruknya adalah akal. Karena memang etikaadalah
bagian dari Filsafat.
-Moral adalah ajaran baik dan buruk yang ukurannya adalah tradisi yangberlaku di
suatu masyarakat.
-Akhlakdalam kebahasaan berarti budi pekerti, perangai atau disebut jugasikap hidup
yang berbicara tentang baik dan buruk yang yang ukuranadalah wahyu tuhan.
-Dari satu segi enam akhlak adalah buah dari tasawuf (proses pendekatan
diriuntuk Tuhan), dan istiqamah dalam hati permainan kata-kata bagian dari
bahasan ilmutasawuf. Indikator manusia berakhlak (husn al-khulug) adalah
tertanamnya iman dalam hati dan teraplikasikannya takwa dalam perilaku.
-Aktualisasi akhlak adalah bagaimana seseorang dapat mengimplementasikan iman
yang seperti dan aplikasiseluruh ajaran Islam dalam setiap tingkah laku sehari-hari.
Seperti akhlakkepada tuhan, diri sendiri, keluarga, dan sesama manusia

 
DAFTAR PUSTAKA

Ardy Wiyani, Novan. 2014, Psikologi Perkembangan Anak Usia Dini. Yogyakarta: Gava
Media._ 2014. Konsep Dasar PAUD. Yogyakarta: Gava Media.
Arikunto, Suharsimi. 2010. Prosedur Penelitian. Jakarta:Rineka Cipta.
B. Hurlock, Elizabth. 1978, Teori Perkembangan. Yogyakarta :
Mei Meitasari Thang Tjangdrasa.

Anda mungkin juga menyukai