Anda di halaman 1dari 10

MAKALAH

MUNCULNYA NILAI AGAMA PADA ANAK USIA DINI

Dosen Pengampu:

Dr. Lydia Margaretha M.pdi

Disusun Oleh:

DHEA AMAN PUTRI ZULKARNAIN 20200013

DICQA NOVELIA SISWANTY 20200017

OTEN ZUNIZA 20200010

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS DEHASEN BENGKULU

2023/2024

1
KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena telah
melimpahkan rahmat dan berkah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan tugas penulisan
makalah individu ini dengan baik dan tanpa kendala apapun. Pada kesempatan ini, penulis juga
mengucapkan terima kasih kepada pihak yang telah membantu sekaligus memberi dukungan
dalam penyusunan makalah ini, terutama dosen pengajar ibu Ulan Deriana, S.AP, M.AP.,
kedua orang tua dan teman-teman seperjuangan. Makalah berjudul “MUNCULNYA NILAI
AGAMA PADA ANAK USIA DINI” ini disusun untuk memenuhi tugas kuliah. Penulis
memohon maaf bila masih terdapat kekurangan dalam penyusunan makalah ini, baik secara
materi maupun penyampaian dalam karya tulis ini. Penulis juga menerima kritik serta saran
dari pembaca agar dapat membuat makalah dengan lebih baik di kesempatan berikutnya.
Penulis berharap makalah ini memberikan manfaat dan dampak besar sehingga dapat menjadi
inspirasi bagi pembaca.

Bengkulu, 18 Mei 2023

Penulis

2
DAFTAR ISI

HALAMAN SAMPUL ................................................................................................. 1

KATA PENGANTAR .................................................................................................. 2

DAFTAR ISI ................................................................................................................. 3

BAB I PENDAHULUAN ............................................................................................. 4

A. Latar Belakang ................................................................................................. 4


B. Rumusan Masalah ........................................................................................... 5
C. Tujuan ............................................................................................................... 5

BAB II PEMBAHASAN .............................................................................................. 6

A. Makna Agama bagi Anak ............................................................................... 6


B. Tahapan Pengembangan Agama bagi Anak ................................................. 6
C. Pendekatan Inovatif ......................................................................................... 7
D. Prinsip – Prinsip ............................................................................................... 8

BAB III PENUTUP ...................................................................................................... 9

A. Kesimpulan ....................................................................................................... 9
B. Saran ................................................................................................................. 10

3
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Perlunya pengembangan nilai-nilai agama sejak kecil yang dimulai pada anak
usia dini, misalnya ketika guru atau orangtua mentradisikan atau membiasakan anak-
anaknya untuk berperilaku sopan seperti mencium tangan orangtua ketika berjabat
tangan, mengucapkan salam ketika akan berangkat dan pulang sekolah, mau berbagi
mainan, mau bekerjasama, tidak marah, mau memaafkan, dan contoh-contoh positif
lainnya, maka dengan sendirinya perilaku seperti itu akan terinternalisasi dalam diri
anak sehingga menjadi suatu kebiasaan mereka sehari-hari.
Untuk mengembangkan nilai-nilai agama pada anak salah satunya dengan
metode bercerita. Hal ini disebabkan oleh guru kurang menguasai teknik bercerita
dalam mengembangkan nilai-nilai agama, anak kurang diberi kesempatan untuk
bercerita kembali setelah mendengarkan cerita tentang nilai-nilai agama.
Masalah-masalah tersebut perlu dicari solusinya, guru perlu menguasai teknik-
teknik bercerita untuk menghidupkan suasana dalam bercerita supaya anak tertarik
dengan apa yang diceritakan guru. Untuk mengembangkan nilai-nilai agama guru perlu
mengoptimalkan nilai-nilai agama pada anak didik, supaya anak lebih mengenal dan
memperoleh pendidikan tentang nilai-nilai moral dan keagamaan dengan melalui
berdo‟a, beribadah agar berkembang moralitasnya bisa dilihat dari sikap dan cara
berhubungan dengan orang lain (sosialisasi), cara berpakaian dan berpenampilan serta
sikap dan kebiasaan makan, dan perilaku kesehariannya. Peranan nilai-nilai agama
semenjak dini pada anak diharapkan akan menjadi bekal di kemudian hari.
Peran guru atau lingkungan terhadap timbulnya nilai-nilai agama pada anak usia
dini merupakan suatu hal yang penting. Sikap dan cara guru menerapkan dan
memberikan contoh yang baik sesuai dengan nilai-nilai agama pada anak memainkan
peranan penting pada pembentukan tingkah laku. Hal ini mengingatkan bahwa nilai-
nilai agama pada anak tidak bisa terjadi dengan sendirinya tanpa bantuan, dukungan,
dan ilmu dari guru dan orangtua, seperti sikap positif dari guru, melatih perkembangan
dan Pengembangan Nilai-nilai agama menuju berperilaku yang baik.

4
B. Rumusan Masalah
1. Apa Makna Agama bagi anak?
2. Bagaimana Tahapan pengembangan Agama bagi anak?
3. Pendekatan Inovatif?
4. Prinsip – prinsip Inovasi?

C. Tujuan
Untuk mengetahui & mengembangkan nilai-nilai agama pada anak usia dini

5
BAB II
PEMBAHASAN

A. Makna Agama bagi Anak


Sebab agama adalah pondasi utama, jika seorang manusia tidak memiliki
agama, maka tujuan hidupnya tidak akan jelas. Itulah mengapa begitu pentingnya
nilai agama untuk anak usia dini. Anak – anak bagaikan selembar kertas putih yang
masih bersih. Dan apa yang kita ajarkan bagaikan tinta hitam yang akan terpatri
apda diri anak.
Maka dari itu semenjak dini anak harus diajarkan hal – hal yang baik menurut
agama. Tentunya hal ini bertujuan untuk memberikan sang anak bekal saat
menghadapi kehidupan di hari – hari berikutnya hingga ia dewasa.
Pengajaran kepada anak memang tidak harus keras dan memaksa. Cara ampuh
memberikan pelajaran atau didikan kepada anak adalah dengan memberikan anak
contoh dengan sikap kita. Sebab anak adalah peniru yang ulung. Kita yang dalam
kesehariannya berada di sekitar anak, akan diperhatikan dan dicontoh oleh anak.
Maka dari itu dalam berperilaku ketika dihadapan anak juga kita harus hari – hati.
Dan sebisa mungkin harus memberikan contoh yang baik di depan anak.

B. Tahapan Pengembangan Agama bagi Anak


1. Tingkat Dongeng (The fairy tale stage)
Tahap yang pertama adalah tingkat dongeng. Hal ini ditandai dengan
kesenangan anak – anak bercerita hal – hal yang luar biasa seperti kebesaran,
kehebatan dan kekuatan Tuhan. Dan pada tahap ini, tidak jarang anak
membandingkan Tuhan dengan tokoh – tokoh yang ia kenal seperti batman,
power rangers atau tokoh yang lainnya yang menurutnya hebat.
2. Tingkat Kenyataan (The Realistic Stage)
Tahap yang kedua adalah tingkat kenyataan. Ini tampak dengan mulai
pahamnya anak – anak tentang sosok Tuhan yaag di percayai sebagai sosok
yang kuat, serta maha pencipta. Dari sini anak akna menyadari bahwa kepatuhan
kepadaNya adalah suatu hal yang lumrah dan mesti umatNya lakukan. Hal
inilah yang menyebabkan mereka bergairah atau semangat mengikuti acara –
acara keagaman sesuai dengan agama yang dianutnya.

6
3. Tingkat Individu (The Individual Stage)
Tahap ini dibagi atau dikategorikan menjadi tiga bagian, antara lain :
• Konsep ketuhanan yang konvensional dan konsevatif. Seorang anka akan
takut kepda kemurkaan Allah, serta adanya ketakutan akan negaraka.
Sedangkan dibalik itu sobat, orang yang baik akan masuk ke surga yang
konon sipercaya semua orang adalah tempat yang paling indah yang akan
dihuni oleh ornag baik yang beriman kepada Tuhannya.
• Konsep ketuhanan yang lebih murni yang dinyatakan dengan pandangan
yang bersifat personal (perorangan). Pada tahap ini, anak ingin meniru
Tuhan dan ingin cederng dekat dengannya. Seorang anak ingin merasakan
sentuhan kasih Tuhan dan menampung internalisaasi kekuatan Tuhan. Pada
tahap ini, seorang anak akan benar – benar mengadalkan Tuhannya dalam
segenap aspek kehidupannya.
• Konsep ketuhanan yang bersifat humanistik. Tanda ini tampak pada
pengakuan mereka akan pentingnya sebuah keadilan. Buruknya perbuatan
jahat, selalu tertoreh falam hatinya, sehingga apabila seoranga anak
melakukan hal buruk tersebut ia akna merasa gelisah, bingung, sedih, dan
juga adanya rasa malu karena sudah melakukan hal tersebut.

C. Pendekatan Inovatif untuk Pengembangan Nilai-nilai Agama bagi Anak Usia


Dini
Pengembangan nilai-nilai agama berkaitan erat dengan pembentukan perilaku
manusia, sikap, dan keyakinan. Oleh karena itu, diperlukan berbagai inovasi
pengembangan yang komprehensif sesuai dengan perkembangan dan kemampuan
anak didik. Adapun yang melatarbelakangi esensi inovasi dalam bidang
pengembangan pembelajaran adalah munculnya berbagai kendala dan kelemahan
serta kekuranglengkapan yang ada di lingkungan penyelenggaraan pendidikan.
Untuk melaksanakan program pembelajaran nilai-nilai agama tersebut guru
harus mempelajari berbagai pendekatan yang sesuai dengan tingkat perkembangan
dan kebutuhan anak didik, menyiapkan kurikulum yang komprehensif, dan adanya
kesinambungan antar satu program pengembangan dengan program lainnya.

7
D. Prinsip-prinsip Inovasi untuk Pengembangan Nilai-nilai Agama Anak Taman
Kanak-kanak
Beberapa inovasi pendekatan pembelajaran termasuk dalam mengembangkan
nilai-nilai agama bagi anak, antara lain pengalaman belajar, belajar aktif, dan
belajar proses. Upaya yang dapat dilakukan oleh orangtua dan guru dalam rangka
mengembangkan cinta belajar pada diri anak adalah sebagai berikut :
1. Kasih saying
2. Perlindungan dan perawatan
3. waktu yang diberikan kepada anak
4. lingkungan belajar yang kondusif
5. belajar bersikap adalah belajar nilai
6. belajar moral di usia dini

Upaya tersebut didasarkan pada prinsip developmentally appropriate practice


dan prinsip enjoyable. Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam melakukan inovasi
pendekatan dan pengembangan nilai-nilai agama pada anak TK adalah sebagai
berikut :
1. Berorientasi pada kebutuhan anak
2. Belajar melalui bermain
3. Kreatif dan inovatif
4. Lingkungan yang kondusif
5. Menggunakan pembelajaran terpadu
6. Mengembangkan keterampilan hidup
7. Menggunakan berbagai media dan sumber belajar
8. Membelajaran yang berorientasi pada prinsip-prinsip perkembangan anak

8
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan
Dan untuk menumbuhkan dan mengembangkan nilai-nilai keagamaan pada diri
anak diperlukan berbagai tahapan dan pendekatan. Salah satu diantara metode dan
pendekatannya adalah harus yang sesuai dengan karakteristik dunia anak.
Tujuan penanaman nilai-nilai keagamaan tersebut diatnaranya untuk
meletakkan dasar-dasar keimanan, kepribadian budi pekerti yang terpuji dan
melatahkan kebiasaan ibadah sesuai dengan kemampuan anak.
Hal yang lebih penting lagi dalam rangka mencapai keberhasilan pembentukan
kepribadian anak agar mampu terwarnai dengan nilai-nilai agama, maka perlu
didukung oleh keteladanan dari orang tua dan guru.

B. Saran
1. Diharapkan orang tua menciptakan lingkungan yang kondusif yang penuh dengan
nuansa agama, guna mencapai keberhasilan pembentukan kepribadian.
2. Diharapkan orang tua dan guru bisa memberikan keteladanan dan contoh yang baik
kepada anak.
3. Sebaiknya orang tua dan sekolah bisa memfasilitasi kebutuhannya akan pentingnya
nilai-nilai agama.

9
DAFTAR PUSTAKA

Hidayat-Satibi, 2004. Metode Pengembangan Moral dan Nilai-nilai Agama. Jakarta


Universitas Terbuka

Developmentally Appropriate Practice 2003. Bandung: Al-Mabrur.

Program Kegiatan Belajar Taman kanak-kanak. 1995. Jakarta : Depdikbud

10

Anda mungkin juga menyukai