Anda di halaman 1dari 16

MAKALAH

KARAKTERISTIK PERKEMBANGAN NILAI


AGAMA DAN MORAL DALAM PENDIDIKAN
KARAKTER ANAK USIA DINI
Untuk memenuhi tugas mata kuliah: Pengembangan Nilai Agama
dan Moral bagi Anak Usia Dini
Dosen Pengampu : Dr. Aam Saepul Alam, M.Ag

Disusun oleh :
Kelompok 2 (PIAUD 3B)
Elah Marlina NIM : 021.86233.0881
Vi’an Muawanah Ahmad NIM : 021.86233.0889
Yusi Yuslianti NIM : 021.86233.0869

SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM`


SILIWANGI GARUT
2022-2023
KATA PENGANTAR

Bimillaahirrahmanirrahiim
Assalamu’alaykum warrahmatullaahi wabaarokatuh

Puji dan syukur kita panjatkan kehadirat Allah Yang Maha Pengasih Lagi
Maha Penyayang, karena berkat Rahmat dan Hidayah-Nya kami bisa menyusun dan
menyelesaikan makalah yang berisi tentang “Karakteristik Perkembangan Nilai
Agama Dan Moral Dalam Pendidikan Karakter Anak Usia Dini” sebagai salah satu
tugas mata kuliah “Pengembangan Nilai Agama dan Moral bagi Anak Usia Dini”.
Kami juga mengucapkan terimakasih kepada berbagai pihak yang telah memberikan
informasi baik dari buku maupun yang di ambil dari internet.
Kami juga menyadari bahwa dalam penyususnan makalah masih terdapat
banyak kekurangan dan jauh dari kesempurnaan. Oleh karena itu kami mengharapkan
kritik serta saran yang membangun guna menyempurnakan makalah ini dan dapat
menjadi acuan dalam menyusun makalah-makalah atau tugas-tugas selanjutnya. Kami
juga memohon maaf apabila dalam penulisan makalah ini terdapat kesalahan
pengetikan dan kekeliruan sehingga membingungkan pembaca dalam memahami
maksud penulis.

Wassalamu’alaykum warrahmatullaahi wabaarokatuh

Garut, November 2022

Team Penyusun

2
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ............................................................................... 2


DAFTAR ISI.............................................................................................. 3
BAB I : PENDAHULUAN ...................................................................... 4
A. Latar Belakang ....................................................................... 4
B. Rumusan Masalah….................................................................. 4
C. Tujuan........................................................................................ 4
BAB II: PEMBAHASAN.............…..................................................…… 5
A. Pendidikan Karakter Anak Usia Dini....................…..…....…... 5
B. Karakteristik Nilai Agama dan Moral Anak Usia Dini…....….. 8
C. Pengembangan Nilai agama dan Moral Pada Anak Usia Dini... 11
BAB III: PENUTUP..................................…....................................….… 14
A. Kesimpulan..................................…........................….......…... 14
DAFTAR PUSTAKA………………………………………………….. . 15

3
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pengembangan moral agama sangat erat kaitannya dengan budi pekerti, sikap
sopan santun, dan kemauan melaksanakan ajaran agama dalam kehidupan sehari-hari.
Perkembangan nilai agama dan moral (NAM) sebagai salah satu aspek awal yang
mesti dilatih dan dikuatkan kepada anak supaya bisa berkembang sebagai individu
yang baik serta berkarakter. Moral adalah sikap atau perbuatan yang terbentuk dari
kebiasaan-kebiasaan yang didapati dari lingkungan baik dari individu ataupun
kelompok, moral sendiri mengacu pada penerapan nilai dan norma yang ada di
masyarakat. Dalam menerapkan nilai agama dan moral di lingkungan sekolah, guru
menjadi salah satu peran yang penting bagi perkembangan anak, namun saat anak
pulang ke rumah, orang tua dan anggota keluarga yang berperan untuk
mengembangkan nilai agama dan moral anak. Pondasi nilai-nilai agama dan moral
yang baik dan kokoh dalam pendidikan anak, baik di sekolah ataupun saat dirumah,
menjadi awalan yang baik bagi anak untuk menjalani pendidikan selanjutnya,
penanaman nilai-nilai tersebut akan membentuk naluri anak dalam bersikap baik dan
berakhlak mulia.

B. Rumusan Masalah

1. Bagaimana pendidikan karakter anak usia dini?


2. Apa saja karakteristik nilai agama dan moral anak usia dini?
3. Bagaimana pengembangan pendidikan karakter nilai agama dan moral pada anak
usia dini?

C. Tujuan

Makalah ini dibuat dengan tujuan untuk meningkatkan pemahaman mahasiswa


tentang pendidikan karakter nilai agama dan moral untuk anak usia dini, sehingga
diharapkan mahasiswa dapat menerapkannya di lembaga masing-masing.

4
BAB II
PEMBAHASAN

A. Pendidikan Karakter Anak Usia Dini


1. Pengertian Pendidikan Karakter Anak Usia Dini
Pendidikan anak usia dini (PAUD) adalah jenjang pendidikan sebelum
pendidikan dasar merupakan suatu upaya pembinaan yang ditujukan bagi anak sejak
lahir sampai dengan usia 6 tahun. Yang dilakukan melalui stimulasi atau rangsangan
pendidikan untuk membantu pertumbuhan dan perkembangan jasmani rohani agar
memiliki kesiapan dalam memasuki pendidikan lebih lanjut, yang diselenggarakan
pada jalur formal, informal dan non formal.
Karakter berasal dari bahasa Yunani yang berarti “to mark”atau menandai dan
memfokuskan bagaimana mengklasifikasikan nilai kebaikan dalam bentuk tindakan
atau tingkah laku, sehingga orang yang tidak jujur, kejam, rakus, dan perilaku jelek
lainnya dikatakan orang berkarakter jelek. Sebaliknya orang yang perilakunya sesuai
dengan kaidah moral disebut dengan berkarakter mulia. Pengertian karakter menurut
pusat bahasa Depdiknas adalah bawaan, hati, jiwa, kepribadian, budi pekerti, perilaku,
personalitas, sifat, tabiat, temperamen, watak. Adapun berkarakter adalah
berkepribadian, berperilaku , bersipat, dan berwatak. Menurut Tadkiroatun Musfiroh
(UNJ, 2008) karakter mengacu kepada serangkaian sikap, perilaku, motivasi, dan
keterampilan. Konsep pendidikan karakter dapat dilihat pada contoh karakter mulia
yang berarti memiliki pengetahuan tentang potensi dirinya, yang ditandai dengan nilai
nilai, seperti reflektif, percaya diri, rasional, logis, kritis, analitis, kreatif, dan inovatif,
mandiri, hidup sehat, bertanggung jawab, cinta ilmu, sabar, berhati-hati, rela
berkorban, pemberani, dapat dipercaya, jujur, menepati janji, adil, rendah hati, malu
berbuat salah, perhati lembut , pemaap, setia, bekerja keras, tekun, ulet, gigih, teliti,
berpikir positip, disiplin, ansisipatif, inisiatif, visioner, bersahaja, betrsemangat,
dinamis, hemat efisisien, menghargai waktu, pengabdian, pengendalian diri,
produktif, ramah, estetis, sportif, tabah, terbuka tertib.
2. Urgensi Pendidikan Karakter Anak Usia Dini
Pembentukan karakter merupakan salah satu tujuan Pendidikan nasional. Pasal
1 UUD Sisdiknas tahun 2003 menyatakan bahwa diantara tujuan pendidikan nasional

5
adalah mengembangkan potensi peserta didik untuk memiliki kecerdasan,
kepribadian, dan ahlak mulia. Amanah UU Sisdiknas tahun 2003 bermaksud agar
pendidikan tidak hanya membentuk insan Indonesia yang cerdas, namun juga
kepribadian atau karakter, sehingga nantinya akan lahir generasi bangsa yang tumbuh
dan berkembang dengan karakter yang bernapas nilai-nilai luhur bangsa serta agama.
Selain itu, Undang-Undang No. 23 tahun 2002 tentang Perlindungan Anak dan Pasal
26 tentang Kewajiban & Tanggung Jawab Orangtua dan Keluarga untuk
Mengasuh,memelihara, mendidik dan melindungi anak serta menumbuh-
kembangkan anak sesuai dengan kemampuan, bakat dan minatnya. Pendidikan
bertujuan melahirkan insan cerdas dan berkarakter kuat itu, juga sejalan dengan
pendapat Dr. Martin Luther King, Yakni : Intelligence pus character... that is the goal
of true education (kecerdasan yang berkarakter adalah tujuan akhir pendidikan yang
sebenarnya).
Pendidikan karakter adalah pendidikan budi pekerti plus, yaitu pendidikan
yang melibatkan aspek pengetahuan, perasaan, dan tindakan. Menurut Thomas
Lickoma, tanpa ketiga aspek ini, maka pendidikan karakter tidak akan efektif. Dengan
pendidikan karakter yang diterapkan secara sistematis dan berkelanjutan, seorang
anak akan menjadi cerdas emosinya, Kecerdasan emosi ini adalah bekal yang penting
dalam mempersiapkan anak menyongsong masa depan, karena seseorang akan lebih
mudah dan berhasil menghadapi segala macam tantangan kehidupan, termasuk
tantangan untuk berhasil secara akademis. Dorothy Law Nolte pernah menyatakan
bahwa anak belajar dari kehidupan lingkungannya. Lengkapnya adalah:
Jika anak dibesarkan dengan celaan, ia belajar memaki
Jika anak dibesarkan dengan permusuhan, ia belajar berkelahi
Jika anak dibesarkan dengan cemoohan, ia belajar rendah diri
Jika anak dibesarkan dengan penghinaan, ia belajar menyeasali diri
Jika anak dibesarkan dengan toleransi, ia belajar menahan diri
Jika anak dibesarkan dengan pujian, ia belajar menghargai
Jika anak dibesarkan dengan sebaik-baik perlakuan, ia belajar keadilan
Jika anak dibesarkan dengan rasa aman, ia belajar menaruh kepercayaan
Jika anak dibesarkan dengan dukungan, ia belajar menyenangi diri
Jika anak dibesarkan dengan kasih sayang dan persahabatan, ia belajar menemukan
cinta dalam kehidupan

6
Dasar pendidikan karakter ini, sebaiknya dimulai di usia kanak – kanak atau
yang biasa disebut oleh para ahli Psikologi sebagai usia emas (Golden Age), karena
usia ini terbukti sangat menentukan kemampuan anak dalam mengembangkan
potensinya. Selain itu, Saat usia dini, lebih mudah membentuk karakter anak. Sebab,
ia lebih cepat menyerap perilaku dari lingkungan sekitarnya. Pada usia ini,
perkembangan mental berlangsung sangat cepat. Oleh karena itu, lingkungan yang
baik akan membentuk karakter yang positif. Pengalaman anak pada tahun pertama
kehidupannya sangat menentukan apakah ia akan mampu menghadapi tantangan
dalam kehidupannya dan apakah ia akan menunjukkan semangat tinggi untuk belajar
dan berhasil dalam pekerjaannya. Namun bagi sebagian keluarga, barang kali proses
pendidikan karakter yang sistematis di atas sangat sulit, terutama bagi sebagian orang
tua yang terjebak dengan rutinitas yang padat. Karena itu seyogyanya pendidikan
karakter juga perlu diberikan saat anak – anak masuk dalam lingkungan sekolah,
terutama sejak PAUD. Disinilah peran guru, yang dalam filosopi jawa disebut digugu
dan ditiru, dipertaruhkan, karena guru adalah ujung tombak di kelas, yang berhadapan
langsung dengan peserta didik.
3. Membangun Pendidikan Karakter Anak Usia Dini
Usia dini merupakan masa kritis bagi pembentukan karakter seseorang,
penanaman moral melalui pendidikan karakter sedini mungkin kepada anak-anak
adalah kunci utama membangun bangsa. Banyak hal yang harus dilakukan untuk
membangun karakter anak usia dini yang diharapkan dapat mengubah perilaku negatif
ke positif yaitu:
a. Kurangi jumlah mata pelajaran berbasis kognitif dalam kurikulum-kurikulum
pendidikan anak usia dini. Pendidikan intelektual (kognitif) yang berlebihan
akan memicu pada ketidak seimbangan aspek-aspek perkembangannya.
b. Setelah dikurangi beberapa pelajaran kognitif, tambahkan materi pendidikan
karakter. Materi pendidikan karakter tidak identik dengan mengasahkan
kemampuan kognitif, tetapipendidikan ini adalah mengarahkan pengasahan
kemampuan afektif. Metode pembelajaran karakter ini dilakukan dengan cerita-
cerita keteladan seperti kisah-kisah keteladan Nabi-nabi, sahabat- sahabat nabi,
pahlawan-pahlawan Islam, dunia, nasional ataupun lokal.
c. Contextual learning, yaitu dalam setiap pembelajaran anak-anak diberikan
contoh kegiatan yang baik dengan langsung diperlihatkan dalam tindakan-
tindakan seluruh pendidik dalam suatu lembaga pendidikan.
7
Membangun karakter, merupakan proses yang berlangsung seumur hidup.
Anak-anak, akan tumbuh menjadi pribadi yang berkarakter jika ia tumbuh pada
lingkungan yang berkarakter pula. Dengan begitu, fitrah setiap anak yang dilahirkan
suci bisa berkembang optimal. Oleh karenanya ada tiga pihak yang mempunyai peran
penting yaitu, keluarga, sekolah, dan komunitas. (Megawangi, 2003:23). Dalam
pembentukan karakter ada tiga hal yang berlangsung secara terintegrasi.
1) Anak mengerti baik dan buruk, mengerti tindakan apa yang harus diambil,
mampu memberikan prioritas hal-hal yang baik.
2) Mempunyai kecintaan terhadap kebajikan, dan membenci perbuatan buruk.
Kecintaan ini merupakan obor atau semangat untuk berbuat kebajikan. Misalnya,
anak tak mau mencuri, karena tahu mencuri itu buruk, ia tidak mau
melakukannya karena mencintai kebajikan.
3) Anak mampu melakukan kebajikan, dan terbiasa melakukannya. Lewat proses
sembilan pilar karakter yang penting ditanamkan pada anak. Ia memulainya dari
cinta Tuhan dan alam semesta beserta isinya; tanggung jawab, kedisiplinan, dan
kemandirian; kejujuran; hormat dan santun; kasih sayang, kepedulian, dan kerja
sama; percaya diri, kreatif, kerja keras, dan pantang menyerah; keadilan dan
kepemimpinan; baik dan rendah hati; toleransi, cinta damai, dan persatuan.
Tujuan mengembangkan karakter adalah mendorong lahirnya anak-anak yang
baik. Begitu tumbuh dalam karakter yang baik, anak-anak akan tumbuh dengan
kapasitas dan komitmenya untuk melakukan berbagai hal yang terbaik dan
melakukannya dengan benar, dan cenderung memiliki tujuan hidup sehingga tercipta
karakter manusia yang kondusif untuk maju yang disebut “modal sosial“ (social
capital) yang akan menjadi modal menuju keberhasilan suatu negara

B. Karakteristik Nilai Agama dan Moral Anak Usia Dini

1. Pengertian Karakteristik Nilai Agama dan Moral


Agama secara istilah ialah suatu praktik perilaku tertentu yang berhubungan
dengan sistem kepercayaan yang dinyatakan oleh institusi tertentu dan dianut oleh
anggotanya. Segala bentuk perilaku ataupun tindakan yang harus dikerjakan oleh
seseorang merupakan arahan dari sistem agama yang dianutnya. Perkembangan
agama pada diri manusia ialah serangkaian pemahaman tentang cara berperilaku yang

8
baik serta cara menjauhi perilaku yang dilarang oleh keyakinan yang di anutnya
(Nurjanah, 2018).
Moral mempunyai banyak arti mulai dari bahasa latin mores yaitu kebiasaan
atau cara hidup manusia. Moral dalam bahasa Yunani ethos adalah kebiasaan atau
etika. Sedangkan secara etimologis, etika adalah perilaku baik atau buruk, yang anak
dapatkan baik dari lingkungan atau contoh dari orang dewasa (Suryana, 2016).
Pendapat ini di dukung oleh Susanto (Khaironi, 2018) perkembangan moral dan
agama anak usia dini berada pada tahap awal dikarenakan masa kanak-kanak adalah
masa untuk mengembangkan aspek-aspek yang ada pada diri anak dan intelegensi
anak masih di dalam tahap yang rendah, yang masih bersifat abstrak tentang sikap
salah-benar dan baik-buruk.
Pendidikan nilai-nilai moral dan agama menurut Ahmad Nawawi dalam
(Khaironi, 2017) adalah kesempatan yang diberikan manusia (orang dewasa) kepada
anak untuk mengenalkan agama (Tuhan) dan penerapan perilaku baik dan buruk,
sikap/akhlak, bertanggung jawab, berkata sopan, agar anak mempunyai budi pekerti
baik dan berahlak mulia.
Karakteristik adalah realisasi perkembangan positip sebagai individu
(intelektual, emosional, sosial, etika, dan perilaku). Individu yang memiliki karakter
baik atau unggul adalah seseorang yang berusaha melakukan hal-hal yang terbaik
terhadap Tuhan YME, dirinya, sesama lingkungan, bangsa dan negara serta dunia
Internasional pada umumnya dengan mengoptimalkan potensi pengetahuan dirinya
disertai dengan kesadaran, emosi dan motovasinya.
2. Karakteristik Nilai Agama dan Moral Anak Usia Dini
Perkembangan nilai agama anak, tergantung pada pendidikan moral dan
konsep pemahaman yang baik, saat anak mampu menghafal doa-doa dan hadits anak
juga bisa menjadikan perilaku baik dari amalan-amalan yang telah anak kerjakan,
karena pada dasarnya penanaman nila agama harus di stimulasi dengan iman, ibadah,
dan akhlak yang mulia sehingga menghasilkan moral yang baik (Dewi, 2017)
Adapun karakteristik perkembangan nilai agama dan moral anak usia dini
sesuai tahapan usia adalah sebagai berikut:
a. Usia 0-12 bulan
1) Mendengarkan doa yang dibacakan, lagu Islami atau murotal Al-quran
2) Mendengar cerita yang bernuansa keimanan/ islam
3) Dapat mendengarkan Nama Tuhan
9
4) Merasakan rasa sayang dan cinta kasih dengan sentuhan
5) Mendengarkan syair/pantun bernuansa keimanan
b. Usia 1-2 tahun
1) Mendengar dan meniru lagu islami
2) Mengikuti/meniru bacaan doa, meniru sebagian gerakan ibadah sholat
3) Mendengar dan merespons cerita bernuansa islam, menirukan sebutan nama
Tuhan
4) Merasakan dan menunjukkan rasa kasih sayang dengan memeluk atau
merangkul
5) Mendengar dan meniru syair/pantun sederhana bernuansa imtaq, kata-kata
yang baik
c. Usia 2-3 tahun
1) Menirukan lagu bernuansa Islam, doa sebelum/sesudah melakukan kegiatan
2) Menirukan gerakan ibadah dengan lebih baik
3) Mendengar dan merespons cerita bernuansa islam secara baik
4) Menirukan/menyebutkan nama-nama Tuhan sesuai kemampuan
5) Menunjukkan/membalas rasa sayang, cinta kasih yang diberikan kepadanya
melalui belaian/rangkulan
6) Mendengar dan menirukan syair/pantun imtaq lebih banyak kata, ucapan
kata-kata yang baik.
d. Usia 3-4 tahun
1) Menyanyikan lagu bernuansa islam (1 – 3 lagu)
2) Berdoa sebelum dan sesudah melakukan kegiatan, menirukan sikap berdoa
dan gerakan ibadah dengan tertib
3) Menyimak dengan baik cerita bernuansa islam
4) Meniru dan menyebutkan nama-nama dan beberapa sifat Tuhan
5) Menunjukkan rasa sayang dan cinta kasih kepada ciptaan Tuhan
6) Mengucapkan syair atau pantun imtaq
7) Menirukan ucapan yang baik
8) Mengucapkan terimakasih setelah menerima sesuatu, mengucapkan salam
9) Mengenal kata-kata santun, (maaf, tolong)
10) Menghargai teman dan tidak memaksakan kehendak
e. Usia 4-5 tahun
1) Menyanyikan lagu-lagu bernuansa islam (lebih dari 3 lagu)
10
2) Berdoa sebelum dan sesudah melakukan kegiatan seharihari dengan baik
3) Melakukan gerakan ibadah
4) Menyimak dan menceritakan kembali
5) Menyebutkan dan mengetahui beberapa sifat Tuhan
6) Memperlihatkan kasih sayang pada ciptaan Tuhan melalui belaian dan
rangkulan
7) Meniru dan mengerti (tahu arti) kalimat yang baik dan mengenal kata-kata
santun (maaf, tolong)
f. Usia 5-6 tahun
1) Menyanyikan beberapa lagu bernuansa Islam dan mengekspresikan dengan
gerak
2) Berdoa sebelum dan sesudah melakukan kegiatan dan menghafalkan bacaan
dan artinya
3) Melakukan gerakan ibadah secara lebih baik
4) Menyimak dan menceritakan kembali beberapa cerita bernuansa Islam
5) Mengetahui dan memahami sifat-sifat Tuhan melalui nama-nama Tuhan
6) Memperlihatkan kasih sayang kepada ciptaan Tuhan dengan lebih beragam
7) Mengucapkan syair/pantun bernuansa islam dengan kalimat yang lebih
panjang
8) Meniru dan mengerti ungkapan bernuansa Islam lebih banyak
9) Menolong teman dan orang dewasa

C. Pengembangan Nilai Agama dan Moral Pada Anak Usia Dini

1. Fungsi Pengembangan nilai moral diantaranya:


a. Agar perilaku dan sikap anak didasari oleh nilai agama dan moral sehingga
anak dapat hidup sesuai dengan nilai-nilai yang dijunjung oleh masyarakat
b. Membantu anak agar tumbuh menjadi pribadi yang matang dan mandiri
c. Melatih anak untuk dapat membedakan sikap dan perilaku yang baik dan yang
tidak baik sehingga dengan sadar berusaha menghindarkandiri dari perbuatan
tercela.
2. Bentuk Kegiatan dalam Pengembangan Nilai Moral Bentuk
Pelaksanaan kegiatan program pengembangan agama dan moral dapat
dilakukan dengan cara sebagai berikut:

11
a. Kegiatan Rutin
Kegiatan rutin yaitu kegiatan yang dilakukan setiap hari. Dalam kegiatan rutin
guru dapat mengembangakan moral anak, seperti
1) Berbaris memasuki ruang kelas
2) Mengucapkan salam
3) Berdo'a sebelum dan sesudah kegiatan Pada waktu berdo'a akan
dikembangkan nilai moral, antara lain: Memusatkan perhatian dalam jangka
waktu tertentu, Berlatih untuk selalu tertib dan patuh pada peraturan.
Bersikap tertib, dan tenang dalam berdo'a. Keimanan dan ketaqwaan kepada
Tuhan Yang Maha Esa. Mematuhi peraturan/tata tertib, dsb
b. Kegiatan belajar mengajar
Yang ingin ditanamkan pembiasaan perilaku pada waktu kegiatan belajar
mengajar, antara lain Tolong menolong sesama teman, Rapi dalam bertindakan
berpakaian dan bekerja, Berlatih untuk selalu tertib dan patuh pada peraturan. Berani
dan mempunyai rasa ingin tahu yang besar. Merasa puas atas prestasi yang dicapai
dan ingin terus meningkatkan. Bertanggung jawab terhadap tugas yang diberikan
Menjaga kebersihan lingkungan, Mengendalikan emosi. Menjaga keamanan diri,
Sopan santun. Tenggang rasa terhadap keadaanorang lain.
c. Kegiatan Spontan
Kegiatan spontan yaitu kegiatan yang dapat dilaksanakan secara spontan pada saat itu
juga. Kegiatan ini biasanya dilakukan pada saat guru mengetahui sikap/tingkah laku
anak yang kurang baik, seperti seorang anak menerima atau memberikan sesuatu
kepada orang lain dengan tangan kiri, meminta sesuatu dengan berteriak, dsb. Apabila
guru mengetahui sikap/perilaku anak yang demikian, hendaknya secara spontan
diberikan pengertian dan diberi tahu bagaimana sikap/perilaku yang baik.
Kegiatan spontan tidak saja berkaitan dengan perilaku anak yang negatif, tetapi pada
sikap/ perilaku yang positif pun perlu ditanggapi oleh guru, sebagai penguat bahwa
sikap/perilaku tersebut sudah baik dan perlu dipertahankan, sehingga dapat pula
dijadikan teladan bagi teman temannya.
d. Kegiatan dengan “Teladan/Contoh”
Kegiatan dengan teladan/contoh yaitu kegiatan yang dapat dilakukan dengan
memberikan teladan / contoh kepada anak. Dalam hal ini guru berperan langsung
sebagai teladan/ contoh bagi anak. Segala sikap dan tingkah laku guru, baik disekolah,

12
di rumah maupun di masyarakat hendaknya selalu menunjukkan sikap dan tingkah
laku yang baik.
e. Kegiatan yang Direncanakan (Terprogram)
Kegiatan yang direncanakan (terprogram) yaitu kegiatan yang dalam
pelaksanaanya terlebih dahulu diawali dengan adanya perencanaan atau program dari
guru. Dan kegiatan tersebut harus terlihat jelas pada Rencana Pelaksanaan
Pembelajaran Harian (RPPH) dan RencanaPelaksanaan Pembelajaran Mingguan
(RPPM).
3. Ruang Lingkup Materi Pengembangan Moral pada anak usia dini
Pada pedoman pendidikan karakter bagi anak usia dini yang dikeluarkan oleh
Direktorat Pembinaan Pendidikan Anak Usia Dini Direktoratjenderal pendidikan
Anak Usia Dini formal, Nonformal, dan Informal terkait dengan karakter yang
dikembangkan di PAUD adalah: kecintaan terhadap Tuhan YME, kejujuran, disiplin,
toleransi dan cinta damai, percaya diri, mandiri, tolong menolong, kerjasama dan
gotong royong, hormat dan sopan santun,tanggung jawab, kerja keras, kepemimpinan
dan keadilan, kreatif, rendah hati, dan peduli lingkungan, cinta bangsa dan tanah air.
(Kementrian Pendidikan Nasional,2012)
4. Sifat-sifat pemahaman anak usia dini terhadap nilai-nilai keagamaan dan moral
pada saat mengikuti kegiatan belajar mengajar di antaranya:
a. Unreflective yaitu pemahaman dan kemampuan anak dalam mempelajari nilai-
nilai agama sering menampilkan suatu hal yang tidak serius. Mereka
melakukan kegiatan ibadah pun dengan sikap dan sifat dasar yang kekanak-
kanakan. Tidak mampu memahami konsep agama dengan mendalam.
b. Egocentris yaitu dalam mempelajari nilai- nilai agama, anak usia dini
terkadang belum mampu bersikap dan bertindak konsisten. Anak lebih terfokus
pada hal-hal yang menguntungkan dirinya.
c. Misunderstand yaitu anak akan mengalami salah pengertian dalam memahami
suatu ajaran agama yang banyak bersifat abstrak.
d. Verbalis dan Ritualis, kondisi ini dapat dimanfaatkan untuk mengembangkan
nilai-nilai agama pada diri mereka dengan cara memperkenalkan istilah,
bacaan, dan ungkapan yang bersifat agamis. Seperti memberi latihan
menghafal, mengucapkan, memperagakan, dan sebagainya

13
e. Imitative: anak banyak belajar dari apa yang mereka lihat secara langsung.
Mereka banyak meniru dari apa yang pernah dilihatnya sebagai sebuah
pengalaman belajar.
Dengan demikian guru dan orang tua harus memperhatikan sifat-sifat tersebut
untuk kepentingan menentukan pendekatan pembelajaran yang tepat buat anak. Kita
harus tetap melakukan pendekatan progresif dan penyadaran jiwa dan kepribadian
mereka.
BAB IV
PENUTUP
A. Kesimpulan
Penanaman nilai agama dan moral merupakan bagian dari pengembangan diri
anak yang telah dirumuskan dalam pengembangan aspek perkembangan anak. Proses
penanaman nilai agama dan moral kepada anak di mulai sejak dini, karena masa
tersebut cenderung lebih efektif dan lebih mudah dibiasakan pada anak agar menjadi
kebiasaan baik di kemudian hari.
Karakteristik perkembangan nilai agama dan moral anak usia dini akan
berbeda setiap tahapan usianya. Adapun pengembangan nilai agama dan moral anak
usia dini harus dilakukan secara berkesinambungan baik dalam kegiatan rutin,
kegiatan belajar mengajar, kegiatan sepontan, kegiatan teladan, dan kegiatan
terrencana.
Adapun karakter nilai agama dan moral yang dikembangkan di PAUD adalah:
kecintaan terhadap Tuhan YME, kejujuran, disiplin, toleransi dan cinta damai,
percaya diri, mandiri, tolong menolong, kerjasama dan gotong royong, hormat dan
sopan santun,tanggung jawab, kerja keras, kepemimpinan dan keadilan, kreatif,
rendah hati, dan peduli lingkungan, cinta bangsa dan tanah air.

14
DAFTAR PUSTAKA

Akbar, Sa’dun dkk. 2019. Pengembangan Nilai Moral dan Agama Bagi Anak Usia
Dini. Bandung:PT Refika Aditama
Anggraeni, Wardah dan Syafrimen Syafril. Pengembangan Nilai–Nilai Moral dan
Agama pada Anak Usia Dini. Tersedia di
https://www.researchgate.net/profile/Syafrimen_Syafril/publication/32952527
2_Pengembangan_Nilai-
Nilai_Moral_dan_Agama_Anak_Usia_Dini/links/5c0dbf9a299bf139c74d539a
/Pengembangan-Nilai-Nilai-Moral-dan-Agama-Anak-Usia- Dini.pdf?
origin=publication_detail (10 Nvember 2022 pukul 03.12)
Natari, Ripa dan Dadan Suryana. Penerapan Nilai-Nilai Agama dan Moral AUD
Selama Masa Pandemic Covid-19. Jurnal Obsesi : Jurnal Pendidikan Anak
Usia Dini. Volume 6 Issue 4 (2022) Pages 3659-3668. ISSN: 2549-8959
(Online) 2356-1327 (Print)
Nurma dan Sigit Purnama. Penanaman Nilai Agama Dan Moral Pada Anak Usia Dini
Di Tk Harapan Bunda Woyla Barat.Yaa Bunayya : Jurnal Pendidikan Anak
Usia Dini Volume 6, No 1, Mei, 2022. ISSN: 2685-0281 (on line)
Putri, Farah Rizkita dkk. Penanaman Nilai-nilai Agama dan Moral pada Anak Usia
Dini. Tersedia di
https://ejournal.staisyehjangkung.ac.id/index.php/liberi/article/download/27/10
(11 November 2022 pukul 01.16)

15
16

Anda mungkin juga menyukai