Anda di halaman 1dari 13

MAKALAH

MENCIPTAKAN PROSES PEMBELAJARAN


BERBASIS KARAKTER

Disusun Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Pendidikan Karakter

Dosen Pengampuh : Dr.Fitriani Harahap, S. Pd.,M.E

Disusun Oleh:
Kelompok 7
1. Grace Agnes Christina Simanullang
2. Dewi Febyola Sihombing
3. Rodiah Sinta Hutasuhut
4. Putri Salsabilah

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR


FAKULTAS ILMU PENGETAHUAN SOSIAL DAN BAHASA
INSTITUT PENDIDIKAN TAPANULI SELATAN
T.A 2022/2023
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kami panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa karena
berkat rahmat-Nya kami bisa menyelesaikan Makalah yang berjudul
“Menciptakan Proses Pembelajaran Berbasis Karakter” Makalah ini dibuat
guna memenuhi tugas mata kuliah Pendidikan Karakter. Penyusun mengucapkan
terima kasih kepada dosen kami ibu Dr.Fitriani Harahap, S. Pd.,M.E yang
telah memberikan tugas dan semua pihak yang telah membantu sehingga makalah
ini dapat diselesaikan tepat pada waktunya.
Penulis menyadari makalah ini masih jauh dari kata sempurna dan banyak
kekurangan pada penyusunan serta penulisannya. Penulis mengharapkan kritik
dan saran dari pembaca supaya makalah ini dapat lebih sempurna, serta
menambah wawasan bagi penelitian selanjutnya.
Apabila terdapat banyak kesalahan pada makalah ini, penulis memohon maaf.
Demikian yang dapat penulis sampaikan. Akhir kata, semoga makalah ini dapat
memberikan manfaat bagi penulis dan pembaca.

Padangsidimpuan , Desember 2023

Penyusun

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR.........................................................................................................i
DAFTAR ISI......................................................................................................................ii
BAB I...................................................................................................................................1
PENDAHULUAN...............................................................................................................1
A. Latar Belakang.........................................................................................................1
B. Rumusan Masalah....................................................................................................2
C. Tujuan Masalah........................................................................................................2
BAB II.................................................................................................................................3
PEMBAHASAN.................................................................................................................3
A. Pengertian Pendidikan Karakter...............................................................................3
B. Fungsi Dan Tujuan Pendidikan Karakter.................................................................4
C. Dimensi-Dimensi Pendidikan Karakter...................................................................5
D. Konsep Pendidikan Karakter...................................................................................5
E. Saluran-Saluran Pendidikan Karakter......................................................................6
BAB III................................................................................................................................9
PENUTUP...........................................................................................................................9
A. Kesimpulan..............................................................................................................9
DAFTAR PUSTAKA.......................................................................................................10

ii
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Pendidikan karakter harus dimulai sejak lahir bahkan masih dalam
kandungan melalui belaian kasih sayang ibu dan bapaknya. Pada masa
bayi, penanaman pendidikan karakter dalam keluarga sangat penting.
Sejalan dengan tumbuh kembangnya anak, pada lingkungan sekolah
penanaman pendidikan karakter lebih kompleks. Anak-anak dituntut
belajar berperilaku dalam menghayati, mengamalkan nilai dan norma, dan
akhlak mulia. Pembinaan karakter mudah dilakukan ketika anak-anak
masih duduk dibangku SD.
Karakter berkembang berdasarkan kebutuhan mengganti insting
kebinatangan yang hilang ketika manusia berkembang tahap demi tahap.
Karakter membuat seseorang mampu berfungsi didunia tanpa harus
memikirkan apa yang harus dikerjakan. Karakter manusia berkembang dan
dibentuk oleh pengaturan sosial (social arrangements). Masyarakat
membentuk karakter melalui pendidik dan orang tua agar anak bersedia
bertingkah laku seperti yang dikehendaki masyarakat.
Pendidikan karakter mengemban misi untuk mengembangkan
watak-watak dasar yang seharusnya dimiliki oleh peserta didik.
Penghargaan (respect) dan tanggung jawab (responbility) merupakan dua
nilai moral pokok yang harus diajarkan oleh sekolah. Nilai-nilai moral
yang laian adalah kejujuran, keadilan, toleransi, kebijaksanaan,
kedisiplinan diri, suka menolong, rasa kasihan, kerja sama, keteguhan hati,
dan sekumpulan nila-nilai demokrasi.
Pendidikan karakter di indonesia didasarkan pada sembilan pilar
karakter dasar. Karakter dasar menjadi tujuan pendidikan karakter.
Kesembilan pilar karakter dasar ini antara lain: (1) cinta kepada allah dan
semesta beserta isinya; (2) tanggung jawab, disiplin, dan mandiri; (3)
jujur; (4) hormat dan santun; (5) kasih syang, peduli dan kerja sama; (6)
percaya diri, kreatif, kerja keras dan pantang menyerah; (7) keadilan dan

1
kepemimpianan; (8) baik dan rendah hati; (9) toleransi, cinta damai, dan
persatuan.

B. Rumusan Masalah
1. Apa Pengertian Karakter ?
2. Bagaimana Dimensi Pendidikan Karakter ?
3. Apa Tujuan Pendidikan Karakter ?
4. Apa Saluran-Saluran Pendidikan Karakter?

C. Tujuan Masalah
1. Untuk Mengetahui Apa Pengertian Karakter
2. Untuk Mengetahui Bagaimana Dimensi Pendidikan Karakter
3. Untuk Mengetahui Apa Tujuan Pendidikan Karakter
4. Untuk Mengetahui Apa Saluran-Saluran Pendidikan Karakter

2
BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengertian Pendidikan Karakter


Karakter menurut Pusat Bahasa Depdiknas adalah, bawaan, hati, jiwa,
kepribadian, budi pekerti, perilaku, personalitas, sifat tabiat, temperamen dan
watak, sementara itu, yang disebut dengan berkarakter ialah berkepribadian,
berperilaku, bersifat, bertabiat dan berwatak sedangkan pendidikan dalam arti
sederhana sering diartikan sebagai usaha manusia untuk membina,
kepribadiannya sesuai dengan nilai-nilai di dalam masyarakat dan
kebudayaan.
Karakter merupakan nilai-nilai perilaku manusia yang berhubungan
dengan Tuhan Yang Maha Esa, diri sendiri, sesama manusia, lingkungan, dan
kebangsaan yang terwujud dalam pikiran, sikap, perasaan, perkataan, dan
perbuatan berdasarkan norma-norma agama, hukum, tata krama, budaya, dan
adat istiadat. Dalam perkembangannya , istilah pendidikan atau paedagogie,
berarti bimbingan atau pertolongan dengan sengaja oleh orang dewasa agar ia
menjadi dewasa. Selanjutnya pendidikan diartikan sebagai usaha yang
dijalankan seseorang atau kelompok lain agar menjadi dewasa untuk
mencapai tingkat hidup atau penghidupam lebih tinggi dalam arti mental
Dalam perkembangannya, istilah pendidikan atau paedagogie, berarti
bimbingan atau pertolongan dengan sengaja oleh orang dewasa agar ia
menjadi dewasa. Selanjutnya pendidikan diartikan sebagai usaha yang
dijalankan seseorang atau kelompok lain agar menjadi dewasa untuk
mencapai tingkat hidup atau penghidupam lebih tinggi dalam arti mental.
Sedangkan karakter menurut Pusat Bahasa Depdiknas, adalah bawaan, hati,
jiwa, kepribadian, budi pekerti, perilaku, personalitas, sifat tabiat,
temperamen dan watak, sementara itu, yang disebut dengan berkarakter ialah
berkepribadian, berperilaku, bersifat, bertabiat dan berwatak.
Pendidikan karakter menurut Thomas Lickona (1991)[4] adalah
pendidikan untuk membentuk kepribadian seseorang melalui pendidikan budi
pekerti, yang hasilnya terlihat dalam tindakan nyata seserorang yaitu tingkah

3
laku yang baik, jujur, bertanggung jawab, menghormati hak orang lain, kerja
keras, dan sebagainya

B. Fungsi Dan Tujuan Pendidikan Karakter


Dalam TAP MPR No. II/MPR/1993, disebutkan bahwa pendidikan
bertujuan meningkatkan kualitas manusia Indonesia, yaitu manusia yang
beriman dan bertakwa terhadap Tuhan Yang Maha Esa, berbudi pekerti
luhur, berkepribadian mandiri, maju, tanggunh, cerdas, kreatif, terampil,
berdisiplin, beretos kerja profesional, serta sehat jasmani rohani.
Dalam pemberian Pendidikan Karakter bangsa di sekolah, para pakar
berbeda pendapat. Setidaknya ada tiga pendapat yang berkembang. Pertama,
bahwa Pendidikan Karakter bangsa diberikan berdiri sendiri sebagai suatu
mata pelajaran. Pendapat kedua, Pendidikan Karakter bangsa diberikan
secara terintegrasi dalam mata pelajaran PKN, pendidikan agama, dan mata
pelajaran lain yang relevan. Pendapat ketiga, Pendidikan Karakter bangsa
terintegrasi ke dalam semua mata pelajaran.
Pendidikan karakter bertujuan untuk meningkatkan mutu
penyelenggaraan dan hasil pendidikan di sekolah yang mengarah pada
pencapaian pembentukan karakter dan akhlak mulia peserta didik secara
utuh, terpadu, dan seimbang, sesuai standar kompetensi lulusan. Melalui
pendidikan karakter diharapkan peserta didik SMP mampu secara mandiri
meningkatkan dan menggunakan pengetahuannya, mengkaji dan
menginternalisasi serta mempersonalisasi nilai-nilai karakter dan akhlak
mulia sehingga terwujud dalam perilaku sehari-hari. Pendidikan karakter
pada tingkatan institusi mengarah pada pembentukan budaya sekolah, yaitu
nilai-nilai yang melandasi perilaku, tradisi, kebiasaan keseharian, dan
simbol-simbol yang dipraktikkan oleh semua warga sekolah, dan
masyarakat sekitar sekolah. Budaya sekolah merupakan ciri khas, karakter
atau watak, dan citra sekolah tersebut di mata masyarakat luas.

4
C. Dimensi-Dimensi Pendidikan Karakter
Pendidikan karakter mengemban misi untuk mengembangkan watak-
watak dasar yang seharusnya dimiliki oleh peserta didik. Penghargaan
(respect) dan tanggung jawab (responbility) merupakan dua nilai moral
pokok yang harus diajarkan oleh sekolah. Nilai-nilai moral yang laian adalah
kejujuran, keadilan, toleransi, kebijaksanaan, kedisiplinan diri, suka
menolong, rasa kasihan, kerja sama, keteguhan hati, dan sekumpulan nila-
nilai demokrasi.
Pendidikan karakter di indonesia didasarkan pada sembilan pilar karakter
dasar. Karakter dasar menjadi tujuan pendidikan karakter. Kesembilan pilar
karakter dasar ini antara lain: (1) cinta kepada allah dan semesta beserta
isinya; (2) tanggung jawab, disiplin, dan mandiri; (3) jujur; (4) hormat dan
santun; (5) kasih syang, peduli dan kerja sama; (6) percaya diri, kreatif, kerja
keras dan pantang menyerah; (7) keadilan dan kepemimpianan; (8) baik dan
rendah hati; (9) toleransi, cinta damai, dan persatuan.

D. Konsep Pendidikan Karakter


Pengertian karakter menurut Pusat Bahasa Depdiknas adalah “bawaan,
hati, jiwa, kepribadiaan, budi pekerti, perilaku, personalitas, sifat, tabiat,
tempramen, watak”. Menurut Tadkiroatun Musfiroh (UNY,2008), karakter
mengacu kepada serangkaian sikap (attitudes), perilaku (behaviors), motivasi
(motivations), dan keterampilan (skills). Karakter berasal dari bahasa Yunani
yang berarti “to mark” atau menandai dan memfokuskan bagaimana
mengaplikasikan nilai kebaikan dalam bentuk tindakan atau tingkah laku,
sehingga orang yang tidak jujur, kejam, rakus dan perilaku jelek lainnya
dikatakan orang berkarakter jelek. Sebaliknya, orang yang perilakunya sesuai
dengan kaidah moral disebut dengan berkarakter mulia.
Individu yang berkarakter baik atau unggul adalah seseorang yang
berusaha melakukan hal-hal yang terbaik terhadap Tuhan YME, dirinya,
sesama, lingkunagn, bangsa dan negara serta dunia internasional pada
umumnya dengan mengoptimalkan potensi (pengetahuan) dirinya dan disertai
dengan kesadaran, emosi, dan motivasinya (perasaannya).

5
Pendidikan karakter adalah suatu sistem penenanaman nilai-nilai karakter
kepada warga sekolah yang meliputi komponen pengetahuan, kesadaran atau
kemauan, dan tindakan untuk melaksanakan nilai-nilai tersebut. Dalam
pendidikan karakter di sekolah, semua komponen (pemangku pendidikan)
harus dilibatkan, termasuk komponen-komponen pendidikan itu sendiri, yaitu
isi kurikulum, proses pembelajaran dan penilaian, penanganan atau
pengelolaan mata pelajaran, pengelolaan sekolah, pelaksanaan aktivitas atau
kegiatan ekstra kurikuler, pemberdayaan sarana prasarana, pembiayaan, dan
ethos kerja seluruh warga sekolah/lingkungan. Di samping itu, pendidikan
karakter dimaknai sebagai suatu perilaku warga sekolah yang dalam
menyelenggarakan pendidikan harus berkarakter.
Pendidikan karakter berpijak dari karakter dasar manusia, yang bersumber
dari nilai moral universal (bersifat absolute) yang bersumber dari agama yang
juga disebut sebagai the golden rule. Pendidikan karakter dapat memiliki
tujuan yang pasti, apabila berpijak dari nilai-nilai karakter dasar tersebut.
Menurut para ahli psikolog, beberapa nilai karakter dasar tersebut adalah:
cinta kepada Allah dan ciptaannya-Nya (alam dengan isinya), tanggung
jawab, jujur, hormat dan santun, kasih sayang, peduli, dan kerjasama, percaya
diri, kreatif, kerja keras, dan pantang menyerah, keadilan, dan
kepemimpinan; baik dan rendah hati, toleransi, cinta damai, dan cinta
persatuan. Pendapat lain mengatakan bahwa karakter dasar manusia terdiri
dari: dapat dipercaya, rasa hormat dan perhatian, peduli, jujur, tanggung
jawab; kewarganegaraan,

E. Saluran-Saluran Pendidikan Karakter


Pendidikan karakter berpijak pada karakter dasar manusia dari nilai
moral universal yang bersumber dari agama. Menurut ahli psikologi, karakter
dasar tersebut adalah cinta kepada Allah dan ciptaanNya, tanggung jawab,
jujur, hormat dan santun, peduli, kerjasama, percaya diri, kreatif, kerja keras,
dan lain-lain. Menurut Doni A. Koesoema, pendidikan karakter terdiri dari
beberapa unsur, diantaranya penanaman karakter dengan pemahaman pada
peserta didik tentang struktur nilai dan keteladanan yang diberikan pengajar

6
dan lingkungan. Selanjutnya kemendiknas menjelaskan bahwa nilai-nilai
karakter yang dikembangkan dalam dunia pendidikan didasarkan pada 4
sumber, yaitu ; Agama, Pancasila, budaya bangsa dan tujuan pendidikan
nasional itu sendiri. Dari keempat sumber tersebut merumuskan 18 nilai-nilai
karakter umum yaitu : Religius, jujur, toleransi, disiplin, kerja keras, kreatif,
mandiri, demokratis, rasa ingin tahu, semangat kebangsaan, cinta tanah air,
menghargai prestasi, bersahabat/komunikatif, cinta damai, gemar membaca,
peduli lingkungan, peduli sosial, tanggung jawab.
Implementasi pendidikan karakter harus sejalan dengan orientasi
pendidikan. Pola pembelajarannya dilakukan dengan cara menanamkan nilai-
nilai moral tertentu dalam diri anak yang bermanfaat bagi perkembangan
pribadinya sebagai makhluk individual sekaligus sosial. Implementasi
pendidikan karakter harus sesuai dengan saluran-saluran pendidikan karakter
itu sendiri, maksudnya penerapan atau implikasinya harus mempunyai
metodelogi-metodelogi yang tepat yang berbeda antara satu dan lainnya
dissuaikan dimana tempat penerapan pendidikan karakter itu.Implikasi
pendidikan karakter mempunyai berbagai penyaluran yaitu di lingkungan
Keluarga, di Sekolah, di Perguruan Tinggi, dan di lingkungan luar.Orientasi-
orientasi pembelajaran ini lebih ditekankan pada keteladanan dalam nilai pada
kehidupan nyata, baik di sekolah maupun di wilayah publik.
Nilai-nilai pendidikan karakter perlu dikembangkan dalam
penyalurannya terhadap saluran-saluran pendidikan karakter.Nilai ini berlaku
universal, karena dapat digunakan oleh seluruh semua orang khususnya siswa
di Indonesia tanpa adanya diskriminasi terhadap pihak-pihak tertentu.Nilai-
nilai ini bersumber dari agama, Pancasila, budaya, dan tujuan pendidikan
nasional. Adapun penjelasannya adalah sebagai berikut :

1. Agama
Masyarakat Indonesia adalah masyarakat beragama.Oleh karena itu,
kehidupan individu, masyarakat, dan bangsa selalu didasari pada ajaran
agama dan kepercayaannya. Secara politis, kehidupan kenegaraan pun
didasari pada nilai-nilai yang berasal dari agama. Atas dasar

7
pertimbangan itu, maka nilai-nilai pendidikan budaya dan karakter
bangsa harus didasarkan pada nilai-nilai dan kaidah yang berasal dari
agama.
2. Pancasila
Negara kesatuan Republik Indonesia ditegakkan atas prinsip-prinsip
kehidupan Kebangsaan dan kenegaraan yang disebut Pancasila.Pancasila
terdapat pada Pembukaan UUD 1945 dan dijabarkan lebih lanjut dalam
pasal-pasal yang terdapat dalam UUD 1945.Artinya, nilai-nilai yang
terkandung dalam Pancasila menjadi nilai-nilai yang mengatur kehidupan
politik, hukum, ekonomi, kemasyarakatan, budaya, dan seni.Pendidikan
budaya dan karakter bangsa bertujuan mempersiapkan siswa menjadi
warga negara yang lebih baik, yaitu warga negara yang memiliki
kemampuan, kemauan, dan menerapkan nilai nilai Pancasila dalam
kehidupannya sebagai warga negara.

8
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Karakter berkembang berdasarkan kebutuhan mengganti insting
kebinatangan yang hilang ketika manusia berkembang tahap demi tahap.
Karakter membuat seseorang mampu berfungsi didunia tanpa harus
memikirkan apa yang harus dikerjakan. Karakter manusia berkembang dan
dibentuk oleh pengaturan sosial (social arrangements). Masyarakat
membentuk karakter melalui pendidik dan orang tua agar anak bersedia
bertingkah laku seperti yang dikehendaki masyarakat.
Pendidikan karakter mengemban misi untuk mengembangkan
watak-watak dasar yang seharusnya dimiliki oleh peserta didik.
Penghargaan (respect) dan tanggung jawab (responbility) merupakan dua
nilai moral pokok yang harus diajarkan oleh sekolah. Nilai-nilai moral
yang laian adalah kejujuran, keadilan, toleransi, kebijaksanaan,
kedisiplinan diri, suka menolong, rasa kasihan, kerja sama, keteguhan hati,
dan sekumpulan nila-nilai demokrasi.
Pendidikan karakter di indonesia didasarkan pada sembilan pilar
karakter dasar. Karakter dasar menjadi tujuan pendidikan karakter.
Kesembilan pilar karakter dasar ini antara lain: (1) cinta kepada allah dan
semesta beserta isinya; (2) tanggung jawab, disiplin, dan mandiri; (3)
jujur; (4) hormat dan santun; (5) kasih syang, peduli dan kerja sama; (6)
percaya diri, kreatif, kerja keras dan pantang menyerah; (7) keadilan dan
kepemimpianan; (8) baik dan rendah hati; (9) toleransi, cinta damai, dan
persatuan.

9
DAFTAR PUSTAKA

Azhar, Arsyad. (2002). Media Pembelajaran. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada


Kunandar. 2007. Guru Profesional Implementasi Kurikulum Tingkat Satuan
Pendidikan (KTSP) dan Persiapan Menghadapi Sertifikasi Guru.
Jakarta : Raja Grafindo Persada Nasution M.A.2004. Sosiologi
Pendidikan. Jakarta:Bumi Aksara
Nata, Abuddin. 2010. Ilmu Pendidikan Islam. Jakarta:Prenada Media Group Parkay
W, Forrest. 2010. Menjadi seorang Guru. Jakarta: Permata puri Media
Rusman. 2013. Model-model pembelajaran. Jakarta : Raja Grafindo Persada
Supriadi Didi dkk. 2012. Komunikasi Pembelajaran. Bandung : PT. Remaja
Rosdakarya
Uzer, Usman Moh. 2002. Menjadi Guru Profesional. Bandung : PT. Remaja
Rosdakarya.

10

Anda mungkin juga menyukai