Anda di halaman 1dari 17

KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, yang telah melimpahkan rahmat dan
taufik serta hidayah-Nya sehingga laporan yang berjudul “manajemen kelas di RA
PERWANIDA 2” dapat terselesaikan dengan baik. Penulis menyadari sepenuhnya
bahwa penyusunan proposal ini dapat terselesaikan berkat bantuan dari berbagai
referensi. Pada kesempatan yang baik ini tak lupa kami sampaikan pula semoga
laporan yang saya susun ini ada guna dan manfaatnya bagi para pembaca.
Penyusun menyadari bahwa tugas ini masih jauh dari kata sempurna dan masih
banyak kekurangan, hal ini dikarenakan keterbatasan waktu, pengetahuan,
kemampuan yang dimiliki penyusun, oleh karena itu penyusun mengharapkan
adanya saran dan kritik yang sifatnya membangun untuk perbaikan dimasa yang
akan datang. Penyusun mengucapkan terimakasih kepada semua pihak yang telah
membantu terselesikannya tugas ini.

Palembang, 14 Desember 2019

Penyusun

1
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR.......................................................................................................1

DAFTAR ISI......................................................................................................................3

BAB I PENDAHULUAN.................................................................................4

A. Latar belakang.................................................................................................4

B. Rumusan Masalah............................................................................................4

C. Tujuan...............................................................................................................4

BAB II PEMBAHAN.......................................................................................5

A.Hakikat Pendidikan Karakter Anak Usia Dini..............................................5

B. Mengembangkan Karakter Anak Usia Dini...................................................7

C. Menanamkan Tanggung Jawab......................................................................8

BAB III HASIL OBSERVASI.......................................................................10

A. Profil Sekolah................................................................................................10

B. Menciptakan Lingkungan yang Kondusif....................................................14

C. Memberikan Hadiah dan Hukuman.............................................................14

D. Indikator Keberhasilan Pengembangan Karakter Anak Usia Dini.15

BAB V PENUTUP.........................................................................................16

Kesimpulan.............................................................................................................16

2
BAB I

PENDAHULUAN
A. Latar belakang
Pendidikan karakter bagi anak usia dini memiliki makna lebih
tinggi dari pendidikan moral karena tidak hanya berkaitan
dengan masalah benar-salah, tetapi bagaimana menanamkan
kebiasaan (habit) tentang berbagai perilaku yang baik dalam
kehidupan, sehingga anak memiliki kesadaran, dan pemahaman
yang tinggi, serta kepedulian dan komitmen untuk menerapkan
kebajikan dalam kehidupan sehari-hari. Karena karakter
merupakan sifat alami bagi anak usia dini untuk memproses
situasi secara bermoral, harus diwujudkan dalam tindakan nyata
melalui pembiasaan untuk berperilaku baik, jujur, bertanggung
jawab, dan hormat terhadap orang tua.
Dalam asas pendidikan taman siswa, Dewantara ingin
mendidik manusia indonesia secara utuh (kaffah),yang dapat
hidup mandiri, efektif, efisien, produktif, dan akuntabel. Untuk
kepentingan tersebut, masyarakat khususnya peserta didik perlu
dibekali dasar-dasar kehidupan agar memiliki kesadaran,
pemahaman, kepedulian, dan komitmen yang tinggi, menuju
masyarakat yang aman, tertib, dan damai.

B. Rumusan Masalah
A. Apa hakikat pengembangan karakter anak usia dini?
B. Bagaimana mengembangkan karakter anak usia dini?

C. Tujuan
1. Untuk mengetahui hakikat pengembangan karakter anak
usia dini
2. Untuk mengetahui mengembangan karakter anak usia
dini

3
BAB II

PEMBAHAN

A. Hakikat Pendidikan Karakter Anak Usia Dini


Salah satu bekal yang diberikan Tuhan adalah fitrah, yaitu
sifat-sifat baik yang dianugerahkan di hati nurani anak sejak
sebelum lahir. Mohamed (1995:2) mengartikan fitrah sebagai
potensi dasar manusia yang terkait dengan keyakinan yang
meliputi nilai-nilai, sikap hidup dan kebutuhan untuk berinteraksi
dengan lingkungannya. Fitrah juga diartikan sebagai sifat dasar
manusia berupa keyakinan akan adanya Tuhan dan keinginan
untuk menyembah Tuhan.
Semua orang di dunia mempunyai nilai-nilai nurani yang
sama, seperti menyukai kejujuran, keterbukaan, kasih sayang,
cinta damai, saling tolong menolong dan lain sebagainya. Hal itu
menunjukkan bahwa Tuhan telah membekali fitrah dalam diri
setiap orang dengan nilai-nilai yang sama. Nilai-nilai tersebut
melekat dalam hati nurani, sehingga apabila nilai-nilai tersebut
dilanggar akan menyebabkan perasaan gelisah dan tidak tenang
karena tidak sesuai dengan hati nurani. Setiap orang akan
merasa tenang ketika telah berbuat sesuai dengan fitrah.
Sebagai contoh seseorang akan merasa bahagia apabila bisa
membantu orang lain, seseorang akan merasa lega apabila telah
berkata jujur, dan seseorang akan merasa gelisah apabila telah
berbuat curang.
Pendidikan karakter merupakan suatu sistem penanaman
nilai-nilai karakter kepada peserta didik yang meliputi komponen
kesadaran, pemahaman, kepedulian, dan komitmen yang tinggi

4
untuk melaksanakan nilai-nilai tersebut, baik terhadap Allah
Tuhan yang Maha Esa , diri sendiri, sesama, lingkungan , maupun
masyarakat dan bangsa secara keseluruhan sehingga menjadi
manusia sempurna sesuai dengan kodratnya.
Pendidikan karakter menuntut keterlibatan semua pihak
(stakeholders) termasuk komponen-komponen yang ada dalam
sistem pendidikan itu sendiri, yaitu isi kurikulum , rencana
pembelajaran, proses pembelajaran, pengelolaan sekolah,
pelaksanaan pengembangan diri peserta didik, pemberdayaan
sarana prasarana, pembiayaan, serta etos kerja seluruh warga
dan lingkungan sekolah.
Keberhasilan pendidikan karakter bagi anak usia dini sangat
bergantung pada ada tidaknya kesadaran, pemahaman,
kepedulian,dan komitmen berbagai pihak terhadap pendidikan.
Kilpatrick mengemukakan bahwa: “salah satu penyebab ketidak
mampuan seseorang berprilaku baik meskipun telah memilki
pemahaman tentang kebaikan itu (moral understanding)
disebabkan karena tidak telatih untuk melakukannya (moral
doing).Oleh karena itu, pendidikan karakter bagi anak usia dini
sebaiknya direalisasikan melalui berbagai tindakan nyata dalam
pembelajaran, jangan terlalu teoritis, dan jangan bnayak
membatasi aktivitas pembelajran, apalagi hanya sebatas
didalam kelas.
Moral understanding sebagai aspek pertama yang harus
diperhatikan dalam pendidikan karakter bagi anak usia dini
memilki enam unsur,yaitu kesadaran moral( moral awareness),
penegtahuan tentang nilai-nilai moral (knowing about moral
values), sudut pandang (perspective taking), logika moral(moral
resoning), dan pengenalan diri (self knowledge). Enam unsur
tersebut merupakan komponen yang harus ditekankan dalam

5
pendidikan karakter,serta diajarakan kepada peserta didik dan
diintegrasikan dalam seluruh pembelajaran secara kaffah.
Moral loving/moral feeling merupakan penguatan aspek
emosi peserta didik untuk menjadi manusia berkarakter.
Penguatan ini berkaitan dengan bentuk-bentuk sikap yang harus
dirasakan oleh peserta didik , yaitu kesadaran akan jati diri,
percaya diri, motivasi diri, disiplin diri, kepekaan terhadap
penderitaan oranglain, cinta kebenaran, pengendalian diri dan
kerendahan hati. Jika kedua aspek sudah terwujud dalam
pendidikan anak usia dini, maka moral acting sebagai outcome
akan dengan mudah dilakukan oleh peserta didik.
Berkaitan dengan pendidikan karakter ini, character
education Quality Standards merekomendasikan 11 prinsip untuk
mewujudkan pendidikan karakter yang efektif, sebagai berikut.
1. Mempromosikan nilai-nilai dasar etika sebagai basis karakter
2. Mengidentifikasi karakter secara komprehensif supaya
mencakup pemikiran, perasaan, dan perilaku.
3. Menggunakan pendekatan yang tajam, proaktif dan efektif
untuk membangun karakter.
4. Menciptakan komunikasi sekolah yang memiliki kepedulian.
5. Memberi kesempatan kepada peserta didik untuk
menunjukkan perilaku yang baik.
6. Memiliki cakupan terhadap kurikulum yang bermakna dan
menantang yang mengahargai semua pesrta didik,
membangun karakter mereka membantu mereka untuk
sukses.
7. Mengusahakan tumbuhnya motivasi diri dari para peserta
didik.

6
8. Memfungsikan seluruh staf sekolah sebagai sebagai
komunikasi moral yang berbagi tanggung jawab untuk
pendidikan karakter dan setia kepada nilai dasar yang sama
9. Adanya pembagian kepemimpinan moral dan dukungan luas
dalam membangun inisiatif pendidikan karakter.
10. Memfungsikan keluarga dan anggota masyarakat sebagai
mitra dalam usaha membangun karakter.
11. Mengevaluasikan kkarakter sekolah, fungsi staf sekolah
sebagai guru-guru karakter, dan manifestasi karakter positif
dalam kehidupan peserta didik.

B. Mengembangkan Karakter Anak Usia Dini


Menurut Dewantara menjelaskan bahwa “mendidik anak kecil
bukanlah atau belum memberi pelajaran, akan tetapi lebih
ditekankan pada upaya menyempurnakan perasaan dan pikiran,
yaitu dengan latihan-latihan untuk megembangkan panca indra.
Selanjutnya dijelaskan bahwa segala tenaga dan tingkah laku
lahir tersebut sebenarnya besar pengarunya terhadap tingkah
laku lahir. Pancaindra merupakan perantara pendidikan lahir
dalam batin. Dengan kata lain, latihan pancaindra merupakan
pekerjaan lahir untuk mendidik batin, sepertipikiran, perasaan,
dan kemauan.
Berdasarkan teori Montessori dan Frobel yang berbasis
budaya lokal, Dewantara mengembangkan model pendidikan
anak yang diterapkan disekolah taman siswa. Metode pendidikan
Montessori mementingkan pancaindara.kepekaan ujung-ujung
jari juga menjadi perhatian, tetapi semua bersifat mementingkan
permainan. Metode frobel juga memberikan pembelajaran
pancaindra diorganisasikan dalam suasana yang menyenangkan.
Living values edutation mengembangkan karakter anak
dengan asumsi bahwa:

7
1. Nilai-nilai universal mengajarkan penghargaan dan
kehormatan tiap-tiap manusia.
2. Setiap murid benar-benar memperhatikan nilai-nilai dan
mampu menciptakan dan belajar dengan positif bila
dibberikan kesempatan.
3. Murid-murid berjuang dalam suasana berdasarkan nilai
dalam lingkungan yang positif , aman dengan sikaf saling
mengahargai dan kasih sayang, murid dianggap mampu
belajar menentukan pilihan-pilihan yang sadra lingkungan.
Adapun nilai-nilai yang dikembangkan untuk anak usia dini
adalah nilai-nilai kedamaian, penghargaan, cinta, tanggung
jawab, kebahagian, kerja sama, kejujuran, kerendahan
hati, tolenransi, kesederhanaan , dan persatuan.
Aktivitas pengembangan diri adalah kegiatan yang mengajak
anak untuk mengeksplorasi nilai dalam kaitannya dengan
pengembangan keterampilan yang berkaitan dengan nilai.
Misalnya anak-anak menggunakan boneka tangan untuk
memperagakan dunianya yang penuh kedamaian . adapun
pengembangan keterampilan sosial ditekankan pada
penyelesaian konflik, yang dilakukan melalui permainan, dan
melibatkan kerja sama.
C. Menanamkan Tanggung Jawab
Dalam bermain dan belajar yang disajikan kepada anak usia
dini, anak-anak harus sudah ditanamkan belajar tanggung jawab.
Tanggung jawab ini harus sudah di tanamkan pada setiap anak,
sejak dini. Guru-guru pada pendidikan anak usia dini harus
berusaha keras untuk menanamkan tanggung jawab kepada
seluruh anak, yang harus dimulai pada minggu-minggu pertama
sekolah dimulai. Hal ini dapat dilakukan dengan berbagai cara
dan pada setiap kegiatan yang dilakukan anak di sekolah.
Contohnya: setiap selesai bermain dikelas maupun di luar kelas,

8
anak-anak dipandu untuk membereskan serta merapikan
kembali tempat bermain dan alat-alat permainannya. Demikian
halnya ketika anak-anak selesai makan, selesai sholat, dan
setelah melakukan kegiatan-kegiatan lainnya.
Contoh-contoh kegiatan dan layanan yang melibatkan anak-
anak tersebut, dilengkapi dengan hadiah dan pujian yang efektif
dapat membangkitkan berbagai potensi mereka, dan dapat
mendorong kreativitas anak sehingga mereka akan tumbuh
dengan rasa percaya diri karena pujian yang diberikan atas
bantuan dan jerih payahnya.

9
BAB III

HASIL OBSERVASI
A. Profil Sekolah

1. Lokasi Lembaga

RA Perwanida 2 Palembang adalah sebuah lembaga pendidikan taman


kanak-kanak yang beralamat di Jl. Inspektur Marzuki kelurahan siring agung
terletak di dalam komplek MAN 3 Model Palembang. Didirikan pada Tahun 1979
dan bernaung dibawah Yayasan Perwanida Kanwil Kementrian Agung Provinsi
Sumatera Selatan.

2. Sejarah Lembaga

Dalam rangka menunjang kegiatan proses belajar mengajar bagi siswa-


siswi pendidikan GuruAgama (PGAN) Palembang Khususnya bagi mereka yang
mengambil jurusan TK untukmelaksanakan paktek mengajar, maka menjelang
awal semester pertama tepatnya pada tanggal 04 Juli 1979 dimulailah kegiatan
proses belajar mengajar pada RA Prwanida 2 Palembang yang pada saat itu
peserta didiknya diprioritaskan bagi anak-anak guru dan karyawan PGAN
Palembang.

Pada awal pendiriannya RA Perwanida 2 Palembang bernama “TK


TUNAS” sesuai dengan izin operasional dari Walikota Kepala Daerah Tingkat II
Palembang nomor 2634/Kesra/IIa/1981.Dan baru pada tahun pelajaran 1994/1995
mendapat izin resmi dari Kanwil Departemen Pendidikan dan Kebudayaan
Provinsi Sumatera Selatan dengan keputusan Nomor : 45/I.11/F/1994 yang

10
berhubungan dibawah Yayasan Dhamawanita Sub Unit PGAN Palembang dengan
nama TK Tunas Perwanida II”. Dikarenakan lembaga pendidikan ini bercirikan
islam berdasarkan keputusan kepala kantor Departemen Agama Kota Palembang
nomor : KPTS/Kd.06.07/4/PP.00.4/1729/2009 tanggal 01 juli 2009 berubah
menjadi “ RA PERWANIDA 2” dengan nomor statistic (NSRA) 101216710002
dengan status Terdaftar.

3. Visi Dan Misi Lembaga

a. Visi
Unggul dalam prestasi, Akhlakulkarimah dalam prilaku serta bebas
buat baca hurup AL Quran.
b.Misi
a) Menciptakan situasi belajar mengajar yang kondusif
b) Menanamkan nilai-nilai moraldan agama pada anak sejak dini
c) Mengenalkan dan memberikan pembelajaran iqro pada anak
d) Meningkatakan dan mengembangkan kegiatan ekstra kulikuler dan
keagamaan
c. Tujuan
a) Terciptanya suaana yang menyenangkan dalam proses bermain
sambil belajar.
b) Terbentuknya Akhlakulkarimah pada anak.
c) Anak mampu membaca dan menulis huruf Al Quran.
d) Menghasilkan lulusan yang berkualitas, berpengetahuan, rajin
ibadah, cerdas, produktif, jujur, adil, berdisiplin, bertoleransi
(Tsasamuh) berakhlakul karimah dan bertaqwa keapadabAllah
Subhanallahta’ala.

4. Struktur Organisasi Lembaga


Ketua Yayasan : Ekawati Fajri.SE

Kepala RA : Rosalina,S.Pd

11
Ketua komite : Mis Arnata
Guru Kelompok A : Isti Tri Juni Arisandi
: Bella
Guru Kelompok B1 : Basilah, S.Pd
: Putri,S.Pd
Guru kelompok B2 : Evi Wahyuni,S.Pd.I
: Muliana, S.Pd
Guru Kelompok B3 : Nava Urbach
: Mita Fitriani, S.Pd.I
Guru Kelompok B4 : Dewi Andriani
: Pintaria, S.Pd
Guru Kelompok B5 : Eldamiati, S.Pd.I
: Dewi Kartika, S.Pd.I
Guru Kelompok B6 : Mahdaniati, S.Pd.I
: Nyimas Fitri Lisnawati, S.Pd.I
Guru TPA/Agama : Nunung Nuraini
Guru B.Inggris : Dewi Kartika,S.Pd
Penjaga Lembaga RA : Harianto

5. Rombongan Belajar Dan Jumlah Anak Didik


Rombongan belajar terdiri dari
Kelompok A = 1 kelas
Kelompok B = 6 kelas
Jumlah Anak Didik = 150 orang

6. Program Kegiatan Belajar


Program Kegiatan Belajar di RA Perwanida 2 Palembang menggunakan
Kurikulum 2013 bertujuan untuk “ Membentuk anak didik mengembangkan
berbagai potensi yang dimilikinya, baik potensi psikis dan fisik melalui
pembinaan aqidah akhlaq sejak dini dengan pendekatan bermain sambal belajar,
belajar seraya bermain sehingga anak siap lahir dan batin memasuki jenjang

12
pendidikan berikutnya / dasar”. Program Kegiatan Belajar di RA Perwanida 2
Palembang di bagi menjadi 2 (dua) yaitu :

a. Program kegiatan Pengembangan Pembentukan Perilaku,


maksudnya: Pada program ini di lakukan pembiasaan yang terus
menerus dan ada di dalam kehidupan sehari-hari anak, sehingga anak
terbiasa melakukan kebiasaan yang baik. Program ini meliputi :
Pengembangan agama Islam, Pengembangan moral Pancasila,
Pengembangan social ekonomi, dan Pengembangan kemandirian.
b. Program Kegiatan Pengembangan kemampuan Dasar, maksudnya:
Program ini telah tersusun dan terencana yang telah di tetapkan untuk
meningkatkan kemampuan dan kreativitas sesuai dengan tahap
perkembangan anak sehingga anak siap memasuki jenjang pendidikan
dasar, program ini meliputi : Pengembangan Agama Islam, Bahasa,
Kognitif (Matematika dan Sains), Fisik / Motorik (Motorik kasar dan
Motorik halus, dan seni).

Program tersebut di atas di padukan dengan program kegiatan belajar yang


di integrasikan dengan pengembangan Agama Islam sebagai berikut :

a. Pendidikan Aqidah / Keimanan : Mengenai Allah melalui ciptanNya


Mengenai Allah melalui sifatNya, Mengenai Nabi dan Rasul utusan
Allah Swt, dan Mengenai kitab-kitab Allah.
b. Pendidikan ibadah : Praktek berwudhu, Praktek Sholat, Do’a-do’a
harian, Zakat, Infaq dan Shodaqoh, Manasik haji, Kalimat toyibah, dan
Hari-hari besar Islam.
c. Program kegiatan Ekstra kulikuler
Kegiatan Ekstra kulikuler yang memerlukan biaya :
- Majalah bulanan di berikan setiap bulan kepada anak - anak dan
diakhir semester di bawa pulang
- Drumband
d. Program Kegiatan Sekolah

13
- Kegiatan hari besar Islam : Maulid Nabi Muhammad SAW, Tahun
Baru Islam 1 Muharram, Pesantren Kilat di bulan Ramadhan, Idul
Adha.
- Kegiatan Hari Besar Nasional : HUT RI, Hari Kartini.
- Kegiatan lain-lain: Porseni, Penyemprotan DBD, Raport, UKS.
- Khusus untuk Kelompok B: Manasik Haji

B. Menciptakan Lingkungan yang Kondusif


Lingkungan yang kondusif, antara lain dapat dikembangkan
melalui hal berikut, diantaranya:
1. Memberikan pilihan bagi setiap anak dalam belajar dan
bermain
2. Mengembangkan organisasi kelas yang efektif, menarik,
nyaman, dan aman
3. Menciptakan kerja sama saling menghargai di antara
anak-anak, antara anak dan guru serta tenaga pendidik
lainnya
4. Melibatkan anak dalam kegiatan, baik di dalam kellas
maupun di luar kelas
5. Memberikan kesempatan seluas-luasnya kepada setiap
anak dalam berkreasi dan berinovasi
6. Mengembangkan kegiatan bermain dan belajar sebagai
tanggung jawab bersama antara anak-anak dan guru
7. Mengembangkan sistem evaluasi belajar dan
pembelajaran yang menekankan pada evaluasi diri
sendiri (self evaluation)

C. Memberikan Hadiah dan Hukuman


Anak usia dini sangat memerlukan kata-kata pujian dan
penghargaan atas kegiatan yang telah dilakukannya, meskipun
dalam kegiatan anak belum berhasil dengan baik, guru harus

14
tetap mendorong semangat mereka, memberi pujian dengan
penuh kasih sayang.
Pujian yang wajar atau kata penghargaan yang diucapkan
dengan tepat akan mempunyai peranan penting bagi anak usia
dini. Anak usia dini pada umumnya sangat senang atau lebih
menyukai kegiatan menggambar bebas yang tidak
membosankan baginya. Adapun hasilnya ada yang bagus karena
memang berbakat, ada juga yang gambarannya coret-coret, tak
berbentuk. Namun, itu akan melegakan jiwanya dan pribadinya
akan lebih terbuka.
Jika kita banyak menggunakan perkataan yang mendorong
semangat, pujian, dan penghargaan menggantikan kata-kata
kritikan, maka sebagai guru pasti akan melihat perkembangan
yang menggembirakan dalam kehidupan anak itu. Lalu,
kehidupan anak itu akan selalu berada dalam suasana yang
sangat menyenangkan.

B. Indikator Keberhasilan Pengembangan Karakter Anak Usia Dini


Keberhasilan pengembangan karakter dalam pendidikan anak
usia dini dapat kita ketahui dari perilaku anak sehari-hari yang
tampak pada setiap aktivitas sebagai berikut:
 Kesadaran
 Kejujuran
 Keikhlasan
 Kesederhanaan
 Kemandirian
 Kepedulian
 Kebebasan dalam bertindak
 Kecermatan/ ketelitian
 Komitmen

15
Beberapa indikator di atas tidak bisa muncul begitu saja,
tetapi guru, kepala sekolah, pengawas, bahkan komite sekolah
pun harus member contoh yang baik dan menjadi suri tauladan
anak dalam perilaku sehari-hari. Sehingga pendidikan karakter
tidak hanya dijadikan ajang pembelajaran, tetapi menjadi
tanggung jawab lingkungan. Bukan hanya tanggung jawab
sekolah semata, tetapi merupakan tanggung jawab semua pihak,
baik orang tua, masyarakat sekitar bahkan pemerintah. Untuk itu
di perlukan jalinan kerjasama antara sekolah, orang tua,
masyarakat, dan pemerintah.

16
BAB IV

PENUTUP
Kesimpulan

Hasil observasi yang saya lakukan di RA PERWANIDA 2 Palembang


mengenai, hakikat pengembangan karakter pada anak usia dini
merupakan suatu sistem penanaman nilai-nilai karakter kepada
peserta didik yang meliputi komponen kesadaran, pemahaman,
kepedulian, dan komitmen yang tinggi untuk melaksanakan nilai-
nilai tersebut, baik terhadap Allah Tuhan yang Maha Esa , diri
sendiri, sesama, lingkungan , maupun masyarakat dan bangsa
secara keseluruhan sehingga menjadi manusia sempurna sesuai
dengan kodratnya.
Pendidikan karakter menuntut keterlibatan semua pihak
termasuk komponen-komponen yang ada dalam sistem
pendidikan itu sendiri, yaitu isi kurikulum , rencana
pembelajaran, proses pembelajaran, pengelolaan sekolah,
pelaksanaan pengembangan diri peserta didik, pemberdayaan
sarana prasarana, pembiayaan, serta etos kerja seluruh warga
dan lingkungan sekolah.

17

Anda mungkin juga menyukai