CATATAN LAPANGAN
DISUSUN OLEH :
Ayu Lestari
Ferra
Mauizatul Marhamah
Susi Sundari
Puji dan syukur kami panjatkan kehadirat Allah swt atas segala
rahmat berkah,dan hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan
makalah ini “
Tidak lupa kami mengucapkan banyak terima kasih atas bantuan
dari pihak - pihak yang sumbernya berupa buku dan tulisan yang bisa
dijadikan referensi saat oleh penulis untuk menyelesaikan makalah ini .
Dan harapkan saya semoga makalah ini dapat menambah
pengetahuan dan pengalaman bagi para pembaca untuk kedepanya
khususnya dalam pembelajaraan anak usia dini .
Penulis menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari sempurna,
banyak kekurangan dan kesalahan, kami menerima krtik dan saran yang
membangun guna penyempurnaan makalah ini .
Penulis
ii
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR........................................................................................................ii
DAFTAR ISI......................................................................................................................1
BAB I PENDAHULUAN..............................................................................................2
A. Latar Belakang......................................................................................................2
B. Rumusan Masalah..................................................................................................3
C. Tujuan....................................................................................................................3
BAB II PEMBAHASAN................................................................................................4
A. Pengertian Catatan Lapangan................................................................................4
B. Bentuk Catatan Lapangan......................................................................................4
C. Isi Catatan Lapangan.............................................................................................5
D. Membuat Transkip Catatan Lapangan...................................................................7
BAB III PENUTUP......................................................................................................11
A. Kesimpulan.........................................................................................................11
B. Saran....................................................................................................................11
DAFTAR PUSTAKA......................................................................................................12
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Data yang diperoleh oleh peneliti dapat dilakukan dengan berbagai
cara, yang semuanya itu terangkum dalam teknik-teknik pengumpulan data.
Bila dilihat dari sumber datanya, maka pengumpulan data dapat menggunakan
sumber primer dan sumber sekunder.Sumber primer adalah sumber data yang
langsung memberikan data kepada pengumpul data, dan sumber sekunder
merupakan sumber yang tidak langsung memberikan data kepada pengumpul
data, contohnya lewat orang lain dan dokumen (Sugiyono, 2008). Selanjutnya
bila dilihat dari segi cara atau teknik pengumpulan data dapat dilakukan
dengan observasi (pengamatan), interview (wawancara), kuesioner (angket),
dokumentasi, dan triangulasi keempatnya.
2
B. Rumusan Masalah
Dari latar belakang di atas terdapat beberapa rumusan masalah sebagai
berikut :
C. Tujuan
1. Untuk mengetahui apa yang dimaksud dengan catatan lapangan?
2. Untuk mengetahui bentuk catatan lapangan?
3. Untuk mengetahui isi dalam catatan lapangan?
4. Untuk mengetahui bagaimana membuat transkip catatan lapangan?
3
BAB II
PEMBAHASAN
1
J. Lexy Moleong, Metodologi Penelitian Kualitatif. Edisi Revisi. (Bandung : PT Remaja
Rosdokarya.2007)., Hlm 58
2
J. Lexy Moleong, Ibid. hlm, 59
4
C. Isi Catatan Lapangan
Isi catatan lapangan secara garis besar dapat dibagi menjadi dua bagian,
yaitu bagian deskriptif dan bagian reflektif. Bagian deskriptif memuat
gambaran ten tang latar pengamatan, orang, tindakan, dan pembicaraan,
sedangkan untuk bagian reflektif memuat kerangka berfikir dan pendapat
peneliti, gagasan, dan kepeduliannya.
5
3. Catatan tentang peristiwa khusus, pencatatan yang tertuju kepada hal-
hal khusus, yang dirasa sangat mendukung data, hal ini bisa saja dalam
bentuk apa yang dilakukan, bagaimana peristiwa itu berlangsung, dan
hakikat dari peristiwa tersebut.
4. Perilaku pengamat, pencatatan yang terfokus kepada gambaran fisik,
reaksi, tindakan, serta segala sesuatu yang dilakukan oleh pengamat
sebagai instrumen penilitian.
6
4. Refleksi mengenai kerangka berfikir peneliti, berisi kepercayaan,
kebiasaan, asumsi, pengalaman, ide politik, latar belakang, etika,
pendidikan, suku bangsa, dan kelamin.
5. Klarifikasi, pada bagian ini peneliti dapat menyajikan butir -butir yang
dirasakan perlu untuk lebih menjelaskan sesuatu yang meragukan atau
sesuatu yang membingungkan yang ada pada catatan lapangan.3
1. Transkrip
a. Hasil Wawancara
Wawancara yang dilakukan pada penelitian kualitatif
semestinya dengan metode yang tidak terstruktur. Metode ini
dimaksudkan untuk menjaga kealamiahan proses wawancara sehingga
peneliti dapat menangkap fenomena sebenarnya. Untuk menjaga
kealamiahan ini peneliti harus memungkinkan terteliti merasa tidak
sedang diteliti sehingga terteliti menyampaikan tindakan, sikap, dan
keputusannya tanpa ditutupi. Alat utama dari proses ini adalah si
peneliti itu sendiri. Namun kemampuan mengingat dengan tepat
pernyataan dan ekspresi terteliti tentu terbatas. Untuk itu, alat rekam
menjadi alat bantu penting. Hasil pengumpulan data melalui
wawancara yang tersimpan pada alat rekam kemudian perlu diolah
menjadi transkrip. Proses transkrip adalah proses untuk mengubah
rekaman menjadi bentuk tertulis. Pada proses ini, peneliti hanya
melakukan penulisan atas rekaman tanpa mengubah, menyesuaikan
atau menyimpulkan.
3
Bogdan, R. C., dan Biklen. S. K . Riset Kualitatif Untuk Pendidikan: Pengantar Ke Teori dan
Metode. Dirjen Dikti. Proyek Pengembangan pusat Fasilitas Bersama Antar Universitas/IUC.
(Jakarta,1990)., hlm 35-37
7
b. Hasil Observasi
Seperti halnya proses transkrip hasil wawancara, hasil observasi
sebisa mungkin menggambarkan secara ‘apa adanya’ informasi
penelitian.
2. Pengkodean
Pengkodean (coding) adalah proses pengolahan data yang
sekaligus merupakan tahap awal analisis. Setelah proses membaca dan
peneliti telah mengenali muatan dari teks/ catatan lapangan, maka proses
coding dapat dilakukan. Dengan menggunakan kata-kata atau bagian dari
kata-kata yang ada pada transkrip, analisis terhadap file data yang sangat
banyak akan dapat dilakukan dengan lebih mudah akurat. Coding
digunakan sebaga alat analisis pada banyak jenis penelitian. Terdapat tiga
bentuk coding yang dapat dilakukan yaitu:
a. Open Coding: adalah proses merinci, menguji, membandingkan,
konseptualisasi, dan melakukan kategorisasi data. Data yang
dimaksud dapat berupa kata-kata, kalimat, maupun paragraf.
b. Axial Coding: adalah suatu perangkat prosedur dimana data
dikumpulkan kembali bersama dengan cara baru setelah open coding,
dengan membuat kaitan antara kategori-kategori. Ini dilakukan dengan
memanfaatkan landasan berpikir (paradigma) coding yang meliputi
kondisi-kondisi, konteks-konteks, aksi strategi-strategi interaksi dan
konsekuensi-konsekuensi. Mencari tahu hubungan sebab akibat, pola
interaksi, kategori dan kelompok konsep sehingga kemudian dapat
dibentuk kategori atau dimensi baru atas suatu pemahaman.
c. Selective Coding: adalah proses seleksi kategori inti, menghubungkan
secara sistematis ke kategori-kategori lain, melakukan validasi
hubungan-hubungan tersebut, dan dimasukkan ke dalam kategori-
kategori yang diperlukan lebih lanjut untuk perbaikan dan
pengembangan.
8
Transkrip wawancara ataupun catatan lapangan dibuat sejelas dan
sesimpel mungkin sehingga mudah untuk dipahami. Langkah-langkah
penyusunan transkrip hasil observasi dan wawancara meliputi
pengumpulan data, mencari kata kunci, kemudian menentukan tema yang
dikategorikan menjadi beberapa sub tema dan dihubungkan dengan
menggunakan pola. Setelah itu semua selesai barulah dilakukan
pengembangan teori. Langkah ini semua dapat terpenuhi, maka peneliti
harus:
9
5) Dalam penyusunan ranskrip observasi, wawancara ataupun catatan
lapangan sebelumnya telah dilakukan analisis tematik dalam
mengolah informasi yang menghasilkan daftar tema, model tema atau
indicator yang kompleks, kualifikasi yang biasanya terkait dengan
tema atau hal-hal lain yang masih memiliki hubungan dengan
analisis.4
4
Morissan.Metode Penelitian Survei.( Jakarta: Kencana,2017) Hlm 78-80
10
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Catatan lapangan sangat penting dalam tahap penelitian, karena dapat
berguna dalam pengajuan hipotesis kerja, hal-hal yang menunjang hipotesis
kerja, dan penentuan derajat kepercayaan dalam rangka keabsahan data.
Catatan lapangan memiliki bentuk yang beragam, dapat berupa kartu,
notebook, loose leaf, note kecil atau buku ukuran biasa. Isi catatan lapangan
secara garis besar dapat dibagi menjadi dua bagian, yaitu bagian deskriptif dan
bagian reflektif.
B. Saran
Disarankan kepada peneliti untuk lebih memperhatikan tentang pencatatan
lapangan, agar data yang diperoleh lebih valid dan akurat.
11
DAFTAR PUSTAKA
Bogdan,R.C., dan Biklen.S.K.1990. Riset Kualitatif Untuk Pendidikan:
Pengantar Ke Teori dan Metode. Dirjen Dikti. Proyek Pengembangan
pusat Fasilitas Bersama Antar Universitas/IUC. Jakarta.
12