Anda di halaman 1dari 20

PENERAPAN DASAR TEORI REWARD DAN PUNISHMENT DALAM PRAKSIS

PENDIDIKAN PADA MASA KANAK-KANAK, MASA ANAK, MASA REMAJA,


MASA DEWASA

Dosen Pengampu : Prof. Dr. I Made Ardana, M.Pd.

Disusun Oleh:

I Gusti Ayu Uciary Wahyuni ;2113011016 ;1A

Ni Putu Anik Laranadi Surya Tenggara ;2113011025 ;1A

Tu Ayu Rini Puspitasari ;2113011032 ;1A

Putu Ria Puspitasari ;2113011051 ;1A

Ni Luh Gede Reastiti ;2113011071 ;1A

Made Suhendri Yani ;2113011079 ;1A

UNIVERSITAS PENDIDIKAN GANESHA

SINGARAJA
2021
ABSTRAK

Pendidikan merupakan aspek penting yang harus ada didalam kehidupan manusia.
Tanpa pendidikan manusia tidak akan pernah berkembang, bahkan kehidupan manusia tidak
akan ada kemajuan. Oleh karena itu, para tenaga pendidik harus dapat mencari cara agar
peserta didiknya termotivasi menjadi lebih baik. Salah satu cara yang dapat dilakukan oleh
para tenaga pendidik yaitu dengan menetapkan reward dan punishment. Reward dan
punishment adalah penghargaan dan hukuman yang merupakan reaksi pendidikan atas
perbuatan yang telah dilakukan oleh peserta didik. Reward untuk hal dan perbuatan baik yang
dilakukan atau diraih oleh anak, dan punishment untuk hal dan perbuatan yang salah yang
dilakukan oleh anak. Penerapan reward dan punishment berperan penting dalam proses
pendidikan dan pembelajaran. Dengan adanya penerapan reward dan punishment anak akan
lebih banyak belajar dan dengan pemberian hukuman dapat memberikan batasan atau ruang
gerak bagi anak atau peserta didik agar tidak melakukan kesalahan.

Kata kunci: Reward, punishment, pendidikan

i
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah memberikan
rahmat dan karunia-nya sehingga kami dapat menyelesaikan tugas makalah yang berjudul
“Penerapan Dasar Teori Reward dan Punishment Dalam Praksis Pendidikan Pada Masa
Kanak-Kanak, Masa Anak, Masa Remaja, dan Masa Dewasa” ini tepat pada waktunya.

Adapun tujuan dari penulisan dari makalah ini adalah untuk memenuhi tugas mata
kuliah Perkembangan Peserta Didik. Makalah ini telah kami susun dan mendapatkan bantuan
dari berbagai pihak sehingga dapat memperlancar pembuatan makalah ini. Untuk itu kami
ingin menyampaikan terima kasih kepada seluruh pihak yang telah membantu dalam
pembuatan makalah ini.

Kami menyadari sepenuhnya bahwa makalah ini masih jauh dari kata sempurna. Oleh
karena itu, kami mengharapkan kritik dan saran yang membangun dari berbagai pihak demi
kesempurnaan makalah ini. Kami berharap semoga makalah ini dapat memberikan manfaat
kepada para pembaca.

Singaraja, 1 November 2021

Penyusun

ii
DAFTAR ISI

ABSTRAK .................................................................................................................................. i

KATA PENGANTAR ...............................................................................................................ii

DAFTAR ISI..............................................................................................................................ii

BAB I PENDAHULUAN .......................................................................................................... 1

1.1 Latar Belakang ............................................................................................................ 1

1.2 Rumusan Masalah ....................................................................................................... 1

1.3 Tujuan Penulisan ......................................................................................................... 1

1.4 Manfaat........................................................................................................................ 1

BAB II PEMBAHASAN ........................................................................................................... 3

2.1 Penerapan Reward dan Punishment Dalam Praksis Pendidikan Pada Masa Kanak-
Kanak dan Anak ..................................................................................................................... 3

2.2 Penerapan Reward dan Punishment Dalam Praksis Pendidikan Pada Masa Remaja . 5

2.3 Penerapan Reward dan Punishment dalam Praksis Pendidikan pada Masa Dewasa .. 9

BAB III PENUTUP ................................................................................................................. 14

3.1 Kesimpulan..................................................................................................................... 14

3.2 Saran .......................................................................................................................... 15

DAFTAR PUSTAKA .............................................................................................................. 16

iii
1

BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Pendidikan merupakan aspek penting yang harus ada didalam kehidupan
manusia. Tanpa pendidikan manusia tidak akan pernah berkembang, bahkan
kehidupan manusia tidak akan ada kemajuan. Oleh karena itu, para tenaga pendidik
harus dapat mencari cara agar peserta didiknya termotivasi menjadi lebih baik. Salah
satu cara yang dapat dilakukan oleh para tenaga pendidik yaitu dengan menetapkan
reward dan punishment. Reward (penghargaan) merupakan hadiah sebagai bentuk
apresiasi ketika seseorang berhasil mencapai sebuah tahap perkembangan atau target
tertentu yang biasanya diberikan dalam bentuk materi atau ucapan. Tujuan adanya
reward adalah sebagai motivasi yang diberikan tenaga pendidik kepada peserta
didiknya. Sedangkan punishment (hukuman) bentuk penekanan yang negatif yang
perlu diberikan secara tepat dan bijaksana dalam upaya transformasi tingkah laku
peserta didik. Tujuan dari punishment adalah untuk meningkatkan perilaku peserta
didik agar menjadi lebih baik dan agar peserta didik tidak berbuat sesuatu yang tidak
baik.

1.2 Rumusan Masalah


Berdasarkan latar belakang diatas, dapat ditarik beberapa rumusan masalah
sebagai berikut.
1. Bagaimana penerapan reward dan punishment dalam praksis pendidikan pada
masa anak dan masa kanak-kanak, anak, remaja dan dewasa?

1.3 Tujuan Penulisan


1. Untuk mengetahui penerapan reward dan punishment dalam praksis pendidikan
pada masa anak dan masa kanak-kanak, anak, remaja dan dewasa.

1.4 Manfaat

Terdapat manfaat dari penyusunan makalah baik untuk penyusun maupun pembaca,
yaitu:
2

1. Bagi penyusun
Makalah ini bermanfaat untuk pemenuhan tugas mata kuliah perkembangan
peserta didik dan sebagai tolak ukur pemahaman terhadap materi penerapan
reward dan punishment dalam praksis pendidikan pada masa kanak-kanak, masa
anak, masa remaja, dan masa dewasa.

2. Bagi pembaca
Makalah ini bermanfaat sebagai sumber untuk menambah pengetahuan dan
wawasan mengenai penerapan reward dan punishment dalam praksis pendidikan
pada masa kanak-kanak, masa anak, masa remaja, dan masa dewasa.
3

BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Penerapan Reward dan Punishment Dalam Praksis Pendidikan Pada Masa
Kanak- Kanak dan Anak
Pendidikan anak usia dini merupakan suatu upaya pembinaan yang ditujukan kepada
anak sejak lahir sampai dengan usia 6 (enam) tahun yang dilakukan melalui pemberian
rangsangan pendidikan untuk membantu pertumbuhan dan perkembangan jasmani dan
rohani agar anak memiliki kesiapan dalam memasuki pendidikan lebih lanjut.
(Permendikbud, 2014). Anak usia dini berada dalam masa keemasan sepanjang rentang
usia perkembangan anak. Usia keemasan merupakan masa dimana anak mulai peka
untuk menerima berbagai stimulasi dan berbagai upaya pendidikan dari lingkungannya
baik disengaja maupun tidak disengaja. Pada masa peka inilah terjadi pematangan
fungsi-fungsi fisik dan psikis sehingga anak siap merespon pada stimulasi dan berbagai
upaya-upaya pendidikan yang dirangsang oleh lingkungan. (Sujiono, 2013:208). Tujuan
pendidikan adalah membentuk anak, menyempurnakan, serta menyeimbangkan
kepribadiannya sehingga saat ia memasuki usia taklif (dewasa), ia telah mampu
melaksanakan kewajibannya dengan sebaik-baiknya dan penuh makna (Ulwan, 2012).
Pendidikan untuk anak meliputi semua bidang pendidikan diantaranya adalah,
pendidikan moral, pendidikan fisik, pendidikan rasio, kejiwaan, sosial dan lainnya.
Dalam proses belajar tentunya banyak hal yang terjadi baik itu kearah yang lebih baik
atau bahkan hal yang melanggar. Tentu itu adalah suatu hal yang wajar, karena sebagai
anak usia dini adalah masa dimana anak ingin tahu tentang semua hal, ingin meniru
orang orang disekelilingnya, ingin mencoba hal-hal baru, dan lainnya. Dalam masa
belajar inilah kita sebagai orang tua atau sebagai pendidik harus selalu memberikan
stimulasi-stimulasi untuk menggali kemampuan anak dan memberi motivasi sebagai
penyemangat belajar yaitu melalui pemberian reward/ hadiah.

Begitupun sebaliknya dalam masa belajar anak juga tidak akan luput dari melakukan
kesalahan / pelanggaran-pelanggaran yang pada akhirnya akan benjadi sarana anak untuk
belajar bahwa ada hal-hal boleh dan tidak boleh dilakukan. Hadiah dan hukuman adalah
dua hal yang berlawanan. Hadiah diberikan sebagai imbalan terhadap prestasi yang
4

dicapai anak, sedang hukuman adalah sesuatu yang diberikan apabila terjadi pelanggaran
atau kesalahan yang dilakukan anak.

2.1.1 Penerapan Reward dalam Praksis Pendidikan Pada Masa Kanak-Kanak dan anak
Reward dapat berupa materi (hadiah) maupun non materi (seperti pujian,
ucapan selamat, ungkapan rasa bangga, dan lain-lain). Reward berupa materi
sebaiknya diberikan berdasarkan kesepakatan/negosiasi kita dengan anak dan
memperlihatkan adanya usaha/upaya anak untuk mencapai apa yang diinginkan.
Namun reward berupa hadiah atau penghargaan/pujian, tidak selamanya efektif.

Reward/penghargaan, bisa dilakukan dengan cara ;

 Memberi pujian baik secara lisan, tulisan, maupun berupa ucapan selamat.

 Memberi kesempatan menjadi pemimpin, misal imam sholat, pemimpin do'a,


pemimpin barisan dan lain-lain.

 Memasang fotonya di dinding kelas sebagai murid yang


sholeh/baik/rajin/berprestasi

 Memberi hadiah pensil, penghapus, serutan, penggaris, buku, sabun, pasta gigi,
dan lain-lain.

 Memberi cap bintang atau cap senyum di bukunya.

2.1.2 Penerapan Punishment dalam Praksis Pendidikan Pada Masa Kanak-Kanak dan
Anak
Punishment diberikan kepada anak, jika ia keluar dari garis aturan dan
norma-norma social yang berlaku. Punishment dapat berupa hukuman fisik ,
penundaan pemberian reward dan mencabut hak istimewa nya dalam rentang
waktu tertentu. Saat ini, kita semua pasti sepakat bahwa kita cenderung
menghindari pemberian punishment secara fisik karena takut membuat anak
trauma. Punishment yang lebih banyak menjadi pilihan kita saat ini adalah
penundaan pemberian reward dan mencabut hak istimewanya dalam rentang
waktu tertentu.

Hal yang harus dipegang dalam memberikan punishment:


5

1. Sebutkan kesalahan anak/tindakannya yang mengecewakan kita


2. Apa hukumannya
3. Lama hukumannya
4. Follow up selama ia menjalani hukuman

Punishment/hukuman/sangsi, bisa dilakukan dengan cara :

 Memberi cap menangis atau cemberut di bukunya


 Mengucapkan istighfar.
 Menulis kalimat istighfar.
 Menulis kalimat janji.
 Mempertangungjawabkan kesalahannya, misal membuat ruangan berantakan,
punishmentnya agar merapikannya.
 Meminta maaf.
 Tidak mengajak bicara.

2.2 Penerapan Reward dan Punishment Dalam Praksis Pendidikan Pada Masa
Remaja

2.2.1 Penerapan Reward dalam Praksis Pendidikan Pada Masa Remaja


Masa remaja merupakan masa peralihan antara masa kehidupan anak-anak
dan masa kehidupan orang dewasa yang ditandai dengan pertumbuhan dan
perkembangan psikologis dan biologis. Penguatan (Reinforcement), merupakan
segala bentuk respon apakah bersifat verbal maupun non verbal yang merupakan
modifikasi tingkah laku guru terhadap tingkah laku siswa yang bertujuan untuk
memberikan informasi atau umpan balik bagi si penerima atas perbuatannya sebagai
suatu tindak dorongan atau koreksi. Penerapan suatu reward kepada remaja dapat
dilakukan melalui dua jenis reward, yaitu sebagai berikut :
1. Reward Verbal
Reward Verbal yaitu reward yang disampaikan dengan cara tertulis atau
lisan. Penerapan bentuk reward secara verbal yaitu:
a) Pujian
6

Pujian adalah suatu ucapan yang membuat orang yang


mendengarnya merasa tersanjung sehingga dapat memberikan
motivasi kepada orang yang dipujinya. Contohnya pada remaja,
memberi reward berupa pujian dapat dilakukan dengan cara memuji
mereka saat mereka berhasil dalam suatu hal. Misalkan saja siswa
berhasil meraih juara dalam lomba poster, maka kita dapat
memberikan suatu pujian seperti mengatakan bahwa hal yang
dilakukan sudah bagus.

b) Sugesti
Pemberian sugesti positif dalam proses belajar mengajar adalah
merupakan seni untuk membangkitkan gairah belajar, penuh harap,
menimbulkan minat, perhatian dan lain sebagainya. Biasanya
seorang remaja pasti susah untuk diatur saat akan memecahkan
suatu permasalahan, maka dari itu sebagai pendidik perlu
memberikan suatu nasihat kepada peserta didiknya agar mereka
memiliki motivasi dalam belajar. Misalnya saja pendidik memberi
nasihat berupa kata tentang “Masa Depan Cerah Bila Kamu
Mendapatkan Juara Satu”. Sehingga peserta didik bisa lebih
bersemangat untuk menjadi yang terbaik dalam menempuh
pendidikan.

c) Kalimat
Reward dalam bentuk kalimat adalah reward yang diberikan
pendidik kepada peserta didik yang berupa kata-kata motivasi.
Misalnya, “Gambar yang kamu buat sangat menarik” dan “Saya
menyukai tanggapanmu”

2. Reward Non Verbal


Reward non verbal berupa penguatan yang diungkapkan melalui
bahasa isyarat atau bisa disebut tidak langsung. Ada beberapa bentuk
penguatan yaitu pertama, penguatan berupa gerak tubuh atau mimik
yang memberikan kesan baik kepada peserta didik yaitu melalui
anggukan kepala tanda setuju, gelengan kepala tanda tidak setuju,
7

tepuk tangan, mengangkat pundak, dan lain sebagainya. Kedua,


penguatan dengan cara mendekati, yaitu peserta didik yang didekati
pendidik akan menimbulkan kesan diperhatikan. Ketiga, penguatan
dengan sentuhan yaitu dapat dilakukan dengan cara berjabat tangan,
menepuk bahu. Jenis-jenis reward non verbal yang lain yaitu sebagai
berikut:
a) Reward Penghormatan yang berbentuk penobatan, yaitu anak
mendapat penghormatan diumumkan di hadapan teman-teman
sekelas, teman-teman sekolah atau mungkin juga dihadapan
orang tua siswa. Misalnya, pada acara perpisahan atau
pembagian raport kemudian ditampilkan dan diumumkan
murid-murid yang telah berhasil meraih prestasi di kelas.

b) Hadiah, Hadiah yaitu suatu penghargaan yang berbentuk


barang. Penghargaan yang berbentuk barang disebut
penghargaan materil. Hadiah yang berbentuk barang dapat
berupa keperluan sekolah peserta didik, seperti alat tulis, buku
pelajaran, dan sebagainya. Misalnya, peserta didik yang mampu
menjawab pertanyaan dengan benar pendidik akan memberikan
hadiah yang berupa pensil.

c) Tanda Penghargaan, Tanda penghargaan adalah sesuatu


penghargaan yang tidak dapat dinilai dari segi harga dan
kegunaan barang tersebut. Tanda penghargaan dilihat dan
dinilai dari segi kesan dan nilai kenangannya. Misalnya,
pendidik memberikan surat penghargaan atau piagam untuk
siswa berprestasi, sertifikat, atau tanda-tanda lain yang terlihat
sederhana namun memiliki makna yang besar untuk siswa dan
dapat memotivasi belajar siswa.

2.2.2 Penerapan Punishment dalam Praksis Pendidikan Pada Masa Remaja


8

Pada bagian ini penulis akan membahas tentang macam-macam punishment


(hukuman) yang diberikan, penerapan punishment yang dapat pendidik lakukan pada
anak-anak yang berada pada masa remaja, ialah sebagai berikut :
1. Punishment Preventif
Punishment Preventif adalah jenis hukuman yang diberikan dengan
maksud agar tidak atau jangan terjadi pelanggaran. Punishment
(hukuman) ini bermaksud untuk mencegah jangan sampai terjadi
pelanggaran sehingga hal itu dilakukannya sebelum pelanggaran
dilakukan. Adapun tujuan dari hukuman preventif ini adalah untuk
menjaga agar hal-hal yang dapat mengganggu kelancaran dari proses
pendidikan bisa dihindari. Contohnya, pendidik melakukan sosialisasi
untuk mencegah peserta didik remaja mengkonsumsi narkoba dan
menyalahgunakan narkoba, sehingga mereka tidak melakukan
pelanggaran dan tidak mendapatkan hukuman.

2. Punishment Represif
Punishment Represif merupakan hukuman yang dilakukan oleh karena
adanya pelanggaran, oleh adanya dosa yang telah diperbuat. Jadi,
punishment (hukuman) ini dilakukan setelah terjadi pelanggaran atau
kesalahan. Contohnya pendidik memberi hukuman bagi peserta didik
yang melakukan pelanggaran seperti terlambat memasuki kelas maka dia
akan dihukum menghormat tiang bendera, dan hukuman lainnya.

3. Punishment Asosiatif
Hukuman ini biasanya orang mengasosiasikan antara punishment
(hukuman) dan kejahatan atau pelanggaran, antara penderitaan yang
diakibatkan oleh punishment (hukuman) dengan perbuatan pelanggaran
yang dilakukan. Untuk menyingkirkan perasaan tidak enak (hukum) itu,
biasanya orang atau remaja menjauhi perbuatan yang tidak baik atau yang
dilarang. Sebagai contoh saat pembelajaran dikelas berlangsung, anak
didik bercanda dengan temannya dan tidak memperhatikan guru yang
sedang menjelaskan. Hukuman yang harus diberikan ialah seperti
menegurnya dengan tegas dan menjewer telinga mereka tetapi dengan
tidak terlalu keras.
9

4. Punishment Logis Punishment


Hukuman ini biasanya dipergunakan terhadap anak-anak yang telah agak
besar. Dengan punishment (hukuman) ini, anak mengerti bahwa
punishment (hukuman) itu adalah akibat yang logis dari pekerjaan atau
perbuatannya yang tidak baik. Sebagai contoh, seorang peserta didik
diperintahkan untuk menghapus papan tulis sampai bersih karena sudah
mengotori atau mencoret coret papan tulis tersebut.

5. Punishment Normatif
Punishment Normatif adalah punishment (hukuman) yang bermaksud
memperbaiki moral anak-anak. Punishment (hukuman) ini dilakukan
terhadap pelanggaran pelanggaran mengenai norma-norma etika, seperti
berdusta, menipu, dan mencuri. Jadi, punishment (hukuman) normatif
sangat erat hubungannya dengan pembentukan watak anak anak. Dengan
hubungan ini, pendidik berusaha mempengaruhi kata hati anak,
menginsafkan anak terhadap perbuatannya yang salah, dan memperkuat
kemauannya untuk selalu berbuat baik dan menghindari kejahatan.
Sebagai contoh seorang peserta didik mengatakan bahwa dirinya ingin
pergi ke toilet saat pelajaran berlangsung tetapi sebenarnya ia pergi
kekantin untuk bermain game online. Sebagai seorang pendidik kita harus
bisa memberikan suatu hukuman seperti tidak memperbolehkan anak
didik tersebut mengikuti pelajaran sampai pelajaran berakhir, hal ini
bertujuan agar bisa membentuk watak anak didik di masa depan, dengan
memberinya hukuman tersebut maka anak didik tersebut pastinya akan
jera dan tidak mengulangi kesalahannya.

2.3 Penerapan Reward dan Punishment dalam Praksis Pendidikan pada Masa
Dewasa

Istilah adult atau dewasa berasal dari kata kerja latin yang berarti tumbuh menjadi
dewasa. Oleh karena itu orang dewasa adalah seseorang yang telah menyelesaikan
pertumbuhannya dan siap menerima kedudukannya di masyarakat bersama orang dewasa
lainnya (Hurlock, 1996). Masa dewasa awal dimulai pada umur 18 tahun sampai kira-
10

kira 40 tahun. Saat perubahan-perubahan fisik dan psikologis yang menyertai


berkurangnya kemampuan reproduktif (Hurlock, 1996). Masa dewasa awal merupakan
periode penyesuaian diri terhadap pola-pola kehidupan yang baru dan harapan-harapan
sosial baru. Orang dewasa awal diharapkan memainkan peran baru, seperti suami/istri,
orang tua , dan pencari nafkah, keinginan-keinginan baru, mengembangkan sikap-sikap
baru dan nilai-nilai baru sesuai tugas baru (Hurlock, 1996). Sedangkan menurut
Mappiare (1983:15) orang dewasa awal merupakan transisi baik secara fisik, intelektual,
peran sosial dan psikologis yang menyertai berkurangnya kemampuan reproduktif.
Masa transisi dari SMA ke Mahasiswa merupakan proses pendewasaan dan
pematangan. Matang secara fisik dan pikiran, ditambah lagi dengan semakin
kompleksnya kegiatan, baik yang akademis maupun non akademis. Secara tidak
langsung mahasiswa yang baru masuk dituntut untuk memiliki kemampuan beradaptasi
cepat dengan suasana kampus. Sebab proses perjalanan belajar itu tidak menunggu
kesiapan setiap orang secara keseluruhan, akan selalu ada seleksi alam di dalamnya.

2.3.1 Penerapan Reward dalam Praksis Pendidikan Pada Masa Dewasa


Penerapan suatu reward kepada orang dewasa dapat dilakukan melalui dua jenis
reward, yaitu sebagai berikut :
1. Reward Verbal
Reward Verbal yaitu reward yang disampaikan dengan cara tertulis atau
lisan. Penerapan bentuk reward secara verbal yaitu:
a. Pujian
Pujian adalah suatu ucapan yang membuat orang yang mendengarnya
merasa tersanjung sehingga dapat memberikan motivasi kepada orang
yang dipujinya. Contohnya pada mahasiswa, memberi reward berupa
pujian dapat dilakukan dengan cara memuji mereka saat mereka
berhasil dalam suatu hal. Misalkan saja seorang mahasiswa menjadi
peserta terbaik ospek di kampus, maka kita dapat memberikan pujian
seperti mengatakan bahwa yang dilakukan sangat bagus.

b. Sugesti
Pemberian sugesti positif dalam proses belajar mengajar adalah
merupakan seni untuk membangkitkan gairah belajar, penuh harap,
menimbulkan minat, perhatian dan lain sebagainya. Misalnya saja
11

dosen memberi nasihat berupa kata tentang “Wisuda adalah impian


setiap mahasiswa. Namun kita perlu berjuang semester demi semester
untuk mewujudkannya. Jangan pernah mengeluh.”. Sehingga
mahasiswa bisa lebih bersemangat untuk menjadi yang terbaik dalam
menempuh pendidikan.

c. Kalimat
Reward dalam bentuk kalimat adalah reward yang diberikan dosen
kepada mahasiswa yang berupa kata-kata motivasi. Reward dalam
bentuk kalimat dapat diberikan ketika mahasiswa sedang dalam proses
belajar atau sedang dalam proses melalukan suatu hal. Misalnya, ketika
sedang dalam proses diskusi perkuliahan, seorang dosen biasanya
memberikan reward kepada mahasiswa seperti “Pendapat anda sudah
bagus dan kreatif”.

2. Reward Non Verbal


Reward non verbal berupa penguatan yang diungkapkan melalui bahasa
isyarat atau bisa disebut tidak langsung. Ada beberapa bentuk penguatan yaitu
pertama, penguatan berupa gerak tubuh atau mimic. Kedua, penguatan dengan
cara mendekati. Ketiga, penguatan dengan sentuhan yaitu dapat dilakukan
dengan cara berjabat tangan, menepuk bahu. Jenis-jenis reward non verbal
yang lain yaitu sebagai berikut:
a) Penobatan
Reward Penghormatan yang berbentuk penobatan, yaitu mahasiswa
mendapat penghormatan diumumkan di hadapan mahasiswa lain, dosen
atau mungkin juga dihadapan orang tua mahasiswa.

b) Hadiah
Hadiah yaitu suatu penghargaan yang berbentuk barang. Penghargaan yang
berbentuk barang disebut penghargaan material.

c) Tanda Penghargaan
12

Tanda penghargaan adalah sesuatu penghargaan yang tidak dapat dinilai


dari segi harga dan kegunaan barang tersebut. Tanda penghargaan dilihat
dan dinilai dari segi kesan dan nilai kenangannya.

2.3.2 Penerapan Punishment dalam Praksis Pendidikan Pada Masa Dewasa


Pada bagian ini penulis akan membahas tentang macam-macam punishment
(hukuman) yang diberikan, penerapan punishment yang dapat dosen lakukan pada
seseorang yang berada pada masa dewasa, ialah sebagai berikut :
1. Punishment Preventif
Punishment Preventif adalah jenis hukuman yang diberikan dengan maksud
agar tidak atau jangan terjadi pelanggaran. Punishment (hukuman) ini
bermaksud untuk mencegah jangan sampai terjadi pelanggaran sehingga hal itu
dilakukannya sebelum pelanggaran dilakukan. Adapun tujuan dari hukuman
preventif ini adalah untuk menjaga agar hal-hal yang dapat mengganggu
kelancaran dari proses pendidikan bisa dihindari. Salah satu contoh punishment
preventif yaitu seorang dosen memberikan penegasan akan mengurangi poin
mahasiswa jika mahasiswa kedapatan terlambat mengumpulkan ujian atau
sejenisnya. Hal tersebut bertujuan untuk mencegah agar mahasiswa bersikap
disiplin dan tidak terlambat mengumpulkan ujiannya.

2. Punishment Represif
Punishment Represif merupakan hukuman yang dilakukan oleh karena
adanya pelanggaran, oleh adanya dosa yang telah diperbuat. Jadi, punishment
(hukuman) ini dilakukan setelah terjadi pelanggaran atau kesalahan. Contoh
punishment represif yaitu seorang dosen tidak mengijinkan mahasiswa untuk
mengikuti ujian jika kehadirannya kurang dari 75%. Hukuman ini diberikan
ketika mahasiswa sering absen tanpa keterangan yang jelas.

3. Punishment Asosiatif
Hukuman ini biasanya orang mengasosiasikan antara punishment
(hukuman) dan kejahatan atau pelanggaran, antara penderitaan yang diakibatkan
oleh punishment (hukuman) dengan perbuatan pelanggaran yang dilakukan.
Untuk menyingkirkan perasaan tidak enak (hukum) itu, biasanya orang dewasa
atau contohnya mahasiswa menjauhi perbuatan yang tidak baik atau yang
13

dilarang. Contoh sederhananya yaitu ketika perkuliahan daring, ada mahasiswa


yang tidak mendengarkan dosen dan justru asyik sendiri, dosen tersebut akan
memberikan teguran dan mencatat hal tersebut sebagai pertimbangan dalam
memberikan penilaian.

4. Punishment Logis
Hukuman ini biasanya dipergunakan terhadap seseorang yang telah agak
besar. Dengan punishment (hukuman) ini, seseorang mengerti bahwa
punishment (hukuman) itu adalah akibat yang logis dari pekerjaan atau
perbuatannya yang tidak baik. Contohnya yaitu ketika memasuki masa OSPEK
atau OKK, ketika mahasiswa melakukan pelanggaran seperti tidak
mengumpulkan tugas tepat waktu, maka akan diberikan hukuman logis seperti
tambahan tugas lain.

5. Punishment Normatif
Punishment Normatif adalah punishment (hukuman) yang bermaksud
memperbaiki moral seseorang. Punishment (hukuman) ini dilakukan terhadap
pelanggaran pelanggaran mengenai norma-norma etika, seperti berdusta,
menipu, dan mencuri. Punishment normatif sangat erat hubungannya dengan
pembentukan watak. Contohnya yaitu mahasiswa kedapatan melakukan
plagiarisme pada tugas-tugasnya, dosen akan memberi ancaman berupa
pengurangan poin. Hal tersebut bertujuan agar mahasiswa memiliki watak yang
jujur dan tidak menipu orang lain.
14

BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Reward (penghargaan) merupakan hadiah sebagai bentuk apresiasi ketika
seseorang berhasil mencapai sebuah tahap perkembangan atau target tertentu yang
biasanya diberikan dalam bentuk materi atau ucapan. Punishment (hukuman) bentuk
penekanan yang negatif yang perlu diberikan secara tepat dan bijaksana dalam upaya
transformasi tingkah laku peserta didik. Reward berfungsi memperkuat perilaku
positif sedangkan punishment untuk melemahkan tingkah laku negatif dan
memberikan efek jera untuk punishment supaya anak tidak mengulangi kesalahan
yang dia lakukan.

Dalam proses belajar tentunya banyak hal yang terjadi baik itu kearah yang
lebih baik atau bahkan hal yang melanggar. Baik pada masa anak, remaja maupun
dewasa. Tentu reward dan punishment yang diberikan berbeda kepada anak, remaja
maupun dewasa. Pada umumnya reward

 Pada Pendidikan anak usia dini merupakan suatu upaya pembinaan yang
ditujukan kepada anak sejak lahir sampai dengan usia 6 (enam) tahun pemberian
reward bias berupa memberikan pujian, senyuman, hadiah, memberi tepuk tangan
dll. Sedangkan punishment dapat berupa Mengucapkan istighfar, Menulis kalimat
istighfar, Menulis kalimat janji, mempertangungjawabkan kesalahannya, misal
membuat ruangan berantakan, punishmentnya agar merapikannya, meminta maaf,
tidak mengajak bicara.
 Pada pendidikan masa remaja, reward dapat diberikan dengan Reward Verbal
dan Reward Non Verbal. Reward verbal berupa pujian, sugesti, dan kalimat.
Sedangkan reward non verbal berupa reward penghormatan, hadiah, dan Tanda
Penghargaan. Kemundian punishment pada masa remaja dapat diberikan dengan
Punishment Preventif, Represif, Asosiatif , Logis dan Punishment Normatif.
 Pada pendidikan masa dewasa, pemberian reward dan punishment nya sama
dengan masa remaja namun dengan realisasi yang berbeda yakni masa dewasa
reward dimulai pada umur 18 tahun sampai kira-kira 40 tahun yang merupakan
periode penyesuaian diri terhadap pola-pola kehidupan yang baru dan harapan-
harapan sosial baru.
15

3.2 Saran
Dalam melakukan reward dan punishment kita perlu memberikan rangsangan
kepada anak untuk berperilaku positif dengan memberikan reward, tapi berilah hadiah
yang sewajarnya dan bijak. Pun demikian dengan hukuman. Esensi dari hukuman
adalah memberikan teguran kepada anak bahwa yang ia lakukan adalah salah dan
dapat memperbaiki kesalahannya. Jadi, berikanlah reward dan punishment yang tepat
agar hasilnya sesuai dengan yang kita harapkan, bukan malah sebailknya.
16

DAFTAR PUSTAKA

Kosim , Muhammad, 2008, Antara Reward dan Punishment, Rubrik Artikel, Padang Ekspres.
Maress Bernadet. 2018. Teori Reward dan Punishment [online](diupdate 1 September 2018)
https://dosenpsikologi.com/teori-reward-dan-punishment-dalam-psikologi
(diakses pada 28 Oktober 2021)
Hurlock, E. B. 1996. Psikologi perkembangan. Jakarta: Erlangga.
Mappiare, Andi. 1983. Psikologi orang dewasa. Surabaya: Usaha Nasional.
Mufidah Alfiah. 2020. Peran Hadiah (Reward) dan Hukuman (Punishment) Dalam
Pendidikan Usia Dini [online} (diperbaharui 02 Juni 2021)
Peran Hadiah (Reward) dan Hukuman (Punishment) dalam Pendidikan Anak Usia
Dini Halaman 1 - Kompasiana.com (diakses pada 29 Oktober 2021)
TK Islam Darunnajah. 2011. Reward Dan Punishment Untuk Anak [online]
Reward dan Punishment untuk Anak (darunnajah.com)
(diakses pada 29 Oktober 2021)

Anda mungkin juga menyukai