APLIKASINYA DALAM
PEMBELAJARAN
Prinsip – Prinsip Belajar
Kata prinsip berasal dari bahasa Latin yang berarti dasar (pendirian, tindakan) atau
sesuatu yang dipegang sebagai panutan yang utama (Badudu & Zain, 2001:1089). Kata
prinsip berasal dari bahasa inggris yaitu principle yang berarti asas atau dasar (Echols, Jm &
Shadily, H. 1990). Sedangkan menurut (Syah Djalinus, 1993) kata prinsip mempunyai arti
sesuatu yang menajdi dasar dari pokok berpikir, berpijak, bertindak, dan sebagainya.
Kata belajar menurut pandangan Skinner (dalam Damayanti, 2002:9) belajar adalah
suatu perilaku. Pada saat orang belajar, maka responnya menjadi lebih baik. Sebaliknya, bila
ia tidak belajar pada responnya menurun dalam belajar. Dari uraian di atas dapat disimpulkan
bahwa prinsip belajar adalah konsep-konsep ataupun asas (kaidah dasar) yang harus
diterapkan di dalam proses belajar mengajar. Hal ini mengandung maksud bahwa pendidik
akan dapat melaksanakan tugasnya dengan baik apabila anda dapat menerapkan cara
mengajar sesuai dengan prinsip-prinsip belajar.
Prinsip Belajar Menurut Slameto
1. Dalam belajar seorang siswa harus diusahakan untuk dapat berpartisipasi aktif;
2. Belajar harus dapat menimbulkan “reinforcement” dan motivasi yang kuat kepada siswa untuk
mencapai tujuan instruksional;
3. Belajar memerlukan lingkungan yang menantang agar siswa dapat bereksplorasi dengan efektif;
4. Belajar perlu adanya interaksi siswa dengan lingkungannya;
2. Prinsip Prasyarat
Prinsip prasyarat adalah seorang siswa mungkin belajar sesuatu yang baru dia kenal jika dia memiliki
semua prasyarat. Maksudnya adalah apabila dia memiliki masa lalu maka dia akan dapat memelajari
kesalahan tersebut dan menemukan kebenaran dari kejadian yang terjadi.
3. Prinsip Percontohan
Prinsip percontohan adalah siswa mungkin lebih mendapatkan perilaku baru jika ia
ditunjukkan contoh pekerjaan dan menirukannya. Ada lima petunjuk guru dalam melakukan
ini, antara lain:
a. Para guru harus memberikan nama pada aspek penting yang akan dicontohkan
b. Para siswa harus menyaksikan contoh yang diberikan
c. Contoh tersebut harus dirasakan dan diamati
d. Apabila contoh yang diberikan bertentangan dengan nilai dan kepercayaan, maka siswa
diperbolehkan untuk tidak meniru
e. Percontohan dapat diterapkan ketika mengajar teknis atau keahlian sosial
8. Prinsip Penghapusan
Prinsip penghapusan adalah seorang siswa lebih mungkin belajar apabila instruksional segera
dikeluarkan. Pada permulaan instruksi guru membantu para siswa belajar dan memberikan
petunjuk. Jika siswa sudah mulai paham dan dapat melakukannya guru akan menghilangkan
secara sistematis bantuan, dan petunjuk.
9. Prinsip Kondisi yang Menyenangkan dan Konsekuensinya
Adalah seorang siswa lebih suka terus belajar apabila jika pengajaran yang dilakukan oleh
guru dianggap sebagai suatu yang menyenangkan. Ada beberapa hal yang menyababkan siswa
enggan di kelas:
a. Siswa bosan atau kurangnya tantangan dan variasi
b. Siswa adalah subjek yang kurang menyukai kondisi ruangan yang kurang mendukung
c. Siswa merasa frustasi karena informasi yang diberikan tidak dimengerti oleh siswa
d. Perasaan siswa yang terlluka karena adanya sikap membandingan yang dilakukan oleh
guru
Dari persoalan di atas guru dapat menggunakan beberapa prosedur agar membuat situasi lebih
menyenangkan:
1) Serangkaian tugas yang menangtang dan variatif
2) beri tahu siwa atas nilai yang telah dicapainya
3) Penghargaan atas usaha yang telah dicapai siswa
Prinsip Belajar Menurut Rochman Natawidjaja, dkk
(1993)
1. Prinsip Efek Kepuasaan
Prinsip ini biasa disebut Law of Effect. Berdasarkan prinsip ini, hasil belajar akan diperkuat apabila
menghasilakn rasa senang atau puas. Sebaliknya hasil belajar akan menjadi lemah apabila menghasilkan
perasaan yang tidak senang.
2. Prinsip Pengulangan
Prinsip ini disebut hukum pengulangan. Prinsip ini mengandung arti bahwa hasil belajar dapat lebih
sempurna apabila sering diulang dan sering dilatih.
3. Prinsip Kesiapan
Prinsip ini disebut Law of Readiness. Hal ini berarti melalui proses belajar individu akan memeroleh
tingkah laku baru apabila ia telah siap belajar. Kesiapan tersebut berhubungan dengan kematangan fisik,
dan kesiapan psikologis. Dari prinsip ini maka individu telah mampu mengkoordinasikan anggota
tubuhnya untuk melakukan berbagai kegiatan.
4. Prinsip Kesan Pertama
Prinsip ini disebut Law of Primacy. Hasil belajar yang diperoleh melalui kesan pertama akan
sulit digoyahkan. Ini berarti bahwa proses belajar yang keliru akan membentuk kebiasaan
buruk. Dan juga sebaliknya.
5. Tantangan
Merancang dan mengelolah kegiatan eksperimen yang memberikan kesempatan kepada
siswa untuk melakukannya
Memberikan tugas memecahkan masalah kepada siswa
Memberikan tugas menyimpulkan materi pelajaran kepada siswa
Mengembangkan bahan pembelajaran yang memerhatikan kebutuhan siswa
Membimbing siswa untuk menemukan fakta, konsep, dan prinsip secara mandiri
Guru merancang dan mengelola kegiatan diskusi untuk masalah yang disajikan
6. Balikan dan Penguatan
Memberitahukan jawaban yang benar setiap kali mengajukan pertanyaan
Mengoreksi pembahasan pekerjaan rumah siswa
Memberikan catatan-catatan pada hasil kerja siswa
Membagikan lembar jawaban tes pekerjaan yang telah dikoreksi guru
Memberikan apresiasi kepada siswa yang menjawab pertanyaan dengan benar
Memberikan hadiah atau reword kepada siswa yang berpredikat rajin
7. Perbedaan Individu
Menentukan penggunaan berbagai metode yang sesuai untuk kebutuhan
Merancang pemanfaatan berbagai media dalam menyajikan materi pembelajaran
Mengenali karakteristik setiap siswa, sehingga dapat menentukan perlakukan pembelajaran
Memberikan pertanyaan kepada siswa yang membutuhkan.
Simpulan
Prinsip mempunyai arti sesuatu yang menajdi dasar dari pokok berpikir, berpijak,
bertindak, dan sebagainya. Sedangkan belajar menurut pandangan Skinner (dalam
Damayanti, 2002:9) belajar adalah suatu perilaku. Dari pengetian tersebut dapat di
simpulkan bahwa prinsip belajar adalah suatu perilaku dimana kita sebagai siswa atau
anak didik di dalam menerima materi pembelajaran maupun selama proses belajar
mengajar selalu harus selalu menggunakan pemikirannya baik ketika bertanya,
menjawab, mengerjakan soal latihan bahkan berdiskusi dengan teman dalam kelompok.
Siswa harus mempunyai motivasi dari dalam dirinya untuk mau berusaha dan mau
menerima semua mata pelajaran dengan siap. Dengan motivasi yang baik maka siswa
akan merasa percaya diri ketika melakukan proses kegiatan belajar mengajar di kelas.
Begitu pula dengan Guru, seyogyanya guru juga dapat mengambil peran tidak hanya
sebagai narasumber materi di kelas namun juga sebagai motivator untuk siswanya agar
prose belajar mengajar dapat berjalan secara maksimal, sehingga tujuan proses tersebut
dapat dicapai.