Nomince Baeama
Nim. 01.2019.0243
TAHUN 2023
BAB I
PENDAHULUAN
diri mereka, dalam pengembangan kepribadian. Proses tumbuh kembang yang baik
memastikan anak memiliki kualitas diri yang baik pula. Mendidik anak dengan baik
dan benar akan mampu mengembangkan totalitas potensi anak secara wajar. Potensi
Hal ini tidak lepas dari peranan orang tua sebagai guru pertama bagi anak, dalam
keluarga. Orang tua adalah pendidik bagi anak di dalam keluarga. Pengetahuan orang
komunikasi dan interaksi yang baik antara anak dan orang stua, dengan demikian apa
yang diinginkan orang tua dalam pembentukan kepribadian anak menuju kepribadian
yang mandiri dapat tercapai. Anak–anak menghabiskan sebagian besar waktu mereka
bersama keluarga. Karena itu, komponen keluarga sangat penting, karena didalamnya
ada peran orang tua sebagai pemimpin yang memiliki otoritas tertinggi dalam keluarga
keluarga, kehadiran orang tua yaitu ibu dan ayah memiliki arti yang besar bagi
perkembangan kepribadian seorang anak. Tetapi, pada hakekatnya kehadiran ayah dan
ibu saja belum cukup. Hal yang penting dalam pengembangan kepribadian anak adalah
bagaimana corak hubungan yang terjalin antara orang tua dan anak, serta bagaimana
hubungan emosional antara mereka terjalin. Hubungan antara orang tua dan anak lebih
diwarnai dengan sikap bagaimana orang tua bertindak terhadap anak. Tetapi, kadang
kondisi dan keadaan anak juga ikut mempengaruhi sikap orang tua. Misalnya, orang
tua akan cenderung bersikap overprotected terhadap anak yang memiliki sistem imun
yang lemah. Hal seperti ini tentunya akan menimbulkan balasan sikap tertentu dari
pihak anak.
Perhatian, kendali, dan tindakan orang tua merupakan salah satu bentuk pola asuh
dan mental anak. Pola asuh adalah suatu model perlakuan atau tindakan orang tua
dalam membina dan membimbing, serta memelihara anak agar dapat berdiri sendiri.
Sistem pola asuh ini akan membentuk watak dan karakter anak dimasa dewasanya,
dimana untuk memahami orang dewasa harus dilihat dari informasi pada masa kanak-
Gaya pola asuh yang dilakukan orang tua terhadap anak adalah salah satu aspek
penting dalam hubungan orang tua dan anak itu sendiri. Pola asuh adalah suatu proses
sosial, dan intelektual seorang anak sejak bayi sampai dewasa. Baumrind (dalam
Silalahi, 2010: 8-9), mengatakan bahwa gaya pola asuh orangtua ada empat tipe yaitu
otoriter, demokratis, permisif, uninvolved. Dijelaskan pada pola asuh otoriter, ditandai
dengan adanya aturan-aturan yang kaku dari orang-tua, cenderung untuk menentukan
peraturan tanpa berdiskusi dengan anak-anak mereka terlebih dahulu. Pada pola asuh
demokratis, orang-tua lebih mendorong kemandirian pada batasan tertentu, hangat dan
penuh kasih sayang sehingga anak mampu berkompeten secara sosial, mampu
bergantung pada diri sendiri bertanggung jawab secara sosial. Karena itu, penanaman
bimbingan orang tua terhadap anak harus ditekankan sesuai dengan pola asuh, terutama
dalam mendidik anak. Mendidik anak secara tepat berarti menumbuh kembangkan
totalitas potensi anak secara wajar. Perlakuan orang tua terhadap seorang anak akan
mengambil sikap. Pembelajaran dan pendidikan anak harus berjalan secara ilmiah,
tidak boleh didesak dan ditekan, hanya untuk memenuhi keinginan orang tua saja.
Belajar dalam lingkungan merupakan proses yang terjadi dalam otak manusia,
dikumpulkan oleh sel-sel saraf, dan disusun sebagai hasil belajar. (Sobur, 2003).
Sehingga, apapun stimulus yang diterima oleh anak, adalah suatu proses belajar, yang
mempengaruhi keprbadian. Proses belajar terjadi bukan hanya saat anak menginjak
Anak usia dini sering disebutkan sebagai masa Golden Age, pada masa keemasan
ini anak mulai sensitive/peka dalam menerima berbagai ransangan, anak yang baru
dilahirkan ibarat secarik kertas kosong, Locke mengemukakan dengan istilah “Tabula
Rasa”. Anak usia dini dikatakan sebagai usia meniru tapi pada masa meniru ini, anak
juga menunjukan kreativitasnya dalam bermain artinya bahwa tidak semua hal yang
anak tiru. Adapun peran orang tua sangat penting terhadap pembentukan kepribadian
anak, karena segala hal yang menjadi kebiasaan orang tua dapat ditiru oleh anak, orang
tua merupakan figur bagi seorang anak, berbicara mengenai anak, dan orang tua bisa
sejak dini, pemikiran dan perilaku anak tergantung bagaimana orangtua mendidik.
Dalam mendidik anak banyak sebagian besar orang tua rela menghabiskan waktunya
bekerja daripada mendidik anak, memberi kasih sayang, memberi perhatian, sehingga
berdampak pada kepribadian serta emosi anak nantinya setelah dia tumbuh dewasa
anak akan menjadi orang yang mood swing, melanggar aturan disekolah, misalnya
bolos hanya untuk mendapat perhatian dari orangtuanya, membuat onar dan lain
sebagainya.
Jemaat Emaus Busadaelain memiliki 4 rayon, tiap rayon memiliki 11-12 kepala
keluarga yang mana tiap kepala keluarga memiliki anak usia 4-6 tahun berjumlah 1-2
orang.
Tabel 1.1. Jumlah anak usia 4-6 tahun di Jemaat Emaus Busadaelain
Rayon
1 2 3 4
L P L P L P L P
Sumber primer
Dalam membentuk kepribadian anak usia 4-6 berdasarkan nilai-nilai kristiani pada
jemaat emaus busadaelain tentunya tidak terlepas dari upaya orang tua dan peran serta
gereja di jemaat emaus busadaelain. Sehubungan dengan itu maka peneliti hendak
melakukan penelitian “ Upaya Orang Tua Dalam Membentuk Kepribadian Anak Usia
4-6 Berdasarkan Nilai-Nilai Kristiani Di Jemaat Emaus Busadaelain “.
Penelitian ini berfokus pada: faktor upaya orang tua yang perlu disiapkan untuk
membentuk kepribadian anak sebelun anak memasuki usia dewasa.
LANDASAN TEORI
2.1.1 Hasil Penelitian (Dwi Murtiningsih) penelitian ini membahas tentang peran orang
tua dalam mendampingi anak-anaknya untuk bermain, karena orang tua memiliki peran untuk
membantu mengoptimalkan tumbuh kembang anak sehingga anak dapat mencapai tugas
perkembangannya dengan baik.
Melalui kegiatan bermain keluarga merupakan lembaga pendidikan yang pertama dan
utama bagi anak, baik ditinjau dari sudut urutan waktu maupun dari sudut intensitas dan
tanggung jawab pendidikan yang berlangsung dalam keluarga. Hasil dari penelitian ini dapat
disimpulkan bahwa terdapat keamaan dan kecendurungan dalam pendampingan anak yang
dilakukan oleh para orang tua dalam status orang tua bekerja dan tidak. Tetapi dalam bentuk
keterlibatan orang tua dalam kegiatan bermain karena status pendidikan dari orang tua, semua itu
mengakibatkan adanya keterlibatan orang lain dalam bermain walau sangat minim sekali, seperti
keterlibatan bibi dan paman.
2.1.2 Hasil Penelitian (Lilia Kusuma Ningrum:2019) Hasil penelitian ini dapat
disimpulkan bahwa peran orang tua dalam meningkatkan motivasi belajar anak adalah sebagai
panutan, fasilitator, dan motivator bagi seorang anak. Meskipun banyak hambatan di alami orang
tua dalam motivasi belajar anak tetapi dapat membuahkan hasil yang baik.
2.1.3 Hasil Penelitian (Indah Rrahma Cahyani) pada penelitian mengkaji tentang peran
orang tua dan guru dalam bekerja sama mengembangkan serta menumbuhkan sinergisitanya
orang tua dan guru. Pada anak usia dini literasi artinya bukan mengajarkan membaca, akan tetapi
membangun fondasi untuk membaca anak-anak sudah siap. Sebab literas dini dapat memberikan
alternative yang baru guna untuk membantu anak-anak belajar berbicara, membaca dan menulis
namun tidak menyuruh atau mengarahkan mereka untuk membaca.
Dari beberapa kajian penelitian yang telah dipaparkan di atas, terdapat beberapa kajian
yang hampir sama dengan kajian yang akan peneliti lakukan yaitu meneliti tentang upaya orang
tua dalam membenuk kepribadian anak usia 4-6 tahun berdasarkan nilai-nilai kristiani di jemaat
Emaus Busadaelain.
2.2 Konsep
Peran orang tua dalam pembentukan kepribadian anak sangat penting, karena baik
buruknya anak tergantug bagaimana orang tua dalam mendidik anaknya. Jika orang tua
mampu memberikan arahan dan contoh yang baik kepada anaknya, maka anak akan
melihat apa yang dilakukan orang tuanya. Sehingga kepribadian anak terbentuk bagaimana
orang tua dalam mencontohkannya. Dengan begitu peran orang tua sangat dibutuhkan
dalam pembentukan kepribadian anak.
METODE PENELITIAN
3.1.7 Dokumentasi
Peneliti melakukan dokumentasi pelaksanaan kegiatan penelitian
melalui foto atau gambar, sebagai bukti fisik pelaksanaan
penelitian.