Anda di halaman 1dari 6

PENTINGNYA PENDIDIKAN BAGI IMAN ANAK MELALUI TUNTUNAN DARI

ORANG TUA

OLEH:

SINAR

Institut Agama Kristen Negri Toraj

Jalan poros Makale-Makassar KM 11,5 Lundan, Mengkendek Kabupaten Tanah Toraja

Sinarsinar479@gmail.com

ABSTRAK:

Pendidikan iman dalam keluarga, berdasarkan tuntunan orang tua, dan proses penerapan
orang tua sebagi pendidik iman anak sangatlah penting. Karna dengan melalui kelurga
pendidikan iman anak berkembang baik. Dengan melaui pengarahan, didikan, serta bimbingan
komunikasi baik antara orang tua dan anak. Iman anak akan semakin bertumbuh apabila
keluarganya mampu menjadi teladan dan pendidik yang baik. Sebab itu pendidikan dalam
keluarga berpengaruh terhadap prestasi anak. Karna itu orang tua tidak boleh menyepelekan
didikan anak, untuk menjadikan anak pendidik yang akan menentukan hasil peserta didik
disekolah

BAB I

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG
Pendidikan anak merupakan hal yang penting dengan itu didirikan sebuah
sekolah. Dengan adanya dukungan dalam pendidikan, maka pendididkan dilaksanakan
secara intruksional/pembelajaran, yang menyangkut semua bidang mata pelajaran. Akan
tetapi pendidikan iman sejatinya tidak didapatkan dari bidang sekolah saja, melainkan
melalui keteladanan, yang awalnya dituntun oleh orang tua, misalnya orang tua di dalam
kehidupan sehari-hari mengajarkan tata krama seperti mengajarkan anak untuk bersikap
sopan kepada orang tua, mengajarkan anak bagaimana bersikap kepada orang tua, kakak,
teman sebaya dan masyarakat sekitar. Pendidikan iman bukan semata-mata pengetahuan
dan perintah melainkan sikap dan teladan dari kedua orang tua itu sendiri. Dengan
demikian pendidikan iman anak akan tumbuh dan berkembang dalam keluarga. Namun
tentunya pendidikan secara khusus juga yang didapatkan di sekolah formal, memberikan
pembelajaran tersendiri untuk mengembangkan kriteria lainnya untuk anak
mengembangkan kemampuannya.
Dengan demikian suatu pembentukan manusia dan karakter untuk
mengembangkan hal-hal dalam kehidupannya manusia, dapat dilihat dalam suatu proses
pengamatan serta menirukan sikap yang ditunjjukkan oleh orang-orang yang ada di
sekitar khususnya orang tua1. Anak yang melihat perilaku orang tuanya dan menirukanya.
Dalam hal ini peniruan ditujukan untuk hal-hal yang positif, seperti suatu proses
pembelajaran anak. baik di sekolah, di rumah, bahkan di gereja, hingga interaksi
sosialnya. Sehubungan dengan hal itu, maka setiap orangtua perlu selektif dalam memilih
sekolah untuk anaknya, dalam hal ini sekolah yang benar-benar menyenangi siswanya,
sekolah yang memberi kemungkinan interaksi siswa dan guru yang memadai.

B. TUJUAN PENULISAN
Tujuan dari penulisan ini adalah sebagai berikut:
1. Mengemukakan hal-hal pokok tentang pendidikan iman anak dalam keluarga
2. Mengetahui baik tidaknya pendidikan iman anak di tengah-tengah keluarga
C. MANFAAT PENULISAN

Menambah pengetahuan dan wawasan mengenai Pendidikan Iman Anak dalam


keluarga sehingga dapat menemukan cara maupun metode yang tepat sehubungan dengan
pendidikan iman anak.

BAB II

PEMBAHASAN

Tanpa adanya pendidikan, orang tidak akan tumbuh dan berkembang. Memang tidak ada
ukuran untuk mengukur besarnya pengaruh, namun satu hal yang kita ketahui bersama bahwa
tanpa keteladanan kehidupan seorang guru atau bahkan orang tua, dapat mempengaruhi
perkembangan pembentukan pribadai seorang anak. Karna dengan melalui pendidikan itulah
orang akan berkembang dan tanpa campur tangan dari orang lain seseorang tidak akan bisa hidup
dan berkembang sendirian. Maka dalam hal ini peran serta orang lain sangat dibutuhkan demi
perkembangan. pendidikan yang berpengaruh di lingkungan atas individu untuk menghasilkan
perubahan-perubahan yang baik untuk anak, sehingga tetap atau permanen di dalam kebiasaan-
kebiasaan tingkah laku, pikiran dan sikapnya baik dalam iman. Sehingga usaha untuk membantu,
1 Albert Bandura, Social Learning Theory, N.J. Morrison, General Learnig Press, 1977.
membimbing dan menuntun yang pada umumnya belum dewasa untuk mencapai
kedewasaannya. Dengan demikian faktor yang menunjang pengaruh kuat bagi pertumbuhan
imannya yaitu dengan melihat cara keteladanan seorang yang membimbimbingnya. Sehingga
keteladanan yang diberikan akan memberikan pertumbuhan kepribadian dan karakter bagi anak,
yang diminati. Sebagai salah satu aspek yang penting, minat muncul dari dalam pikiran dan hati
seseorang untuk mendorong hasrat dalam melakukan sesuatu Minat yang artinya
“kecenderungan hati yang tinggi terhadap sesuatu, gairah, keinginan”.2 Untuk mencapai tujuan
tertentu.

Cara orang tua untuk memberikan teladan kepada anak sampai kepada meminatinya, itu
merupakan kewajiban yang memang harus dilakukan sebagai orang tua, khususnya memberikan
pengaruh dalam keimanannya. Karakter dan kepribadian yang dibentuk melalui katalisasi minat
dan antusiasme merupakan modal yang besar untuk mencapai sesuatu. Dengan minat seseorang
akan memperhatikan sesuatu objek belajar dengan mencurahkan penuhnya kesadaran, tenaga,
waktu, peluang untuk blajar. Dan kesadaran itu bepengaruh baik untuk menaikkan potensi
dirinya. Bahkan seseorang yang sangat meminati suatu bidang studi akan memberi perhatian
lebih terhadap pelajaran yang diminati sampai ia dapat.

Adapun membahas mengenai pendidikan iman anak dalam keluarga, yang meliputi
pengertian pendidikan iman anak, tujuan pendidikan iman anak dan model-model pendidikan
iman anak yang terjadi dalam keluara.

⮚ Pendidikan Iman Anak

Pendidikan iman anak adalah segala kegiatan yang dilakukan demi perkembangan iman
anak, baik dalam lingkup keluarga. Pendidikan iman merupakan usaha pertolongan manusia
yang dapat memperlancar, membantu, menghilangkan halangan-halangan proses muncul dan
berkembangnya sikap iman, tetapi selalu di luar setiap kemungkinan campur tangan secara
langsung atas iman sendiri. Dengan kata lain kata pendidikan dalam istilah pendidikan iman
harus kita mengerti dalam arti khusus, yakni usaha manusia untuk menciptakan situasi dan
suasana hidup beriman sedemikian rupa, hingga membantu dan mempermudah perkembangan
iman. Pendidikan bukan merupakan suatu campur tangan langsung pendidik atas iman, tetapi
usaha dari luar untuk membantu dan mempermudah perkembangan iman

⮚ Tujuan Pendidikan Iman Anak

Tujuan utama Pendidikan Iman Anak adalah anak-anak memiliki sikap dan wawasan
iman Kristiani serta bangga atasnya, serta mampu pula mengungkapkan dan mewujudkan
imannya sesuai usia mereka. Pendidikan iman anak bertujuan untuk membantu anak sejak usia
dini sampai anak menjadi dewasa agar dapat menyadari dan mengenal imannya yang sedang

2 Pusat Pembinaaan dan Pengembangan Bahasa, Kamus Besar Bahasa Indonesia, (Jakarta: Balai Pustaka, 1996), hlm. 656
bertumbuh dan berkembang sehingga menjadi manusia yang dewasa.

⮚ Model Pendidikan Iman Anak

Dalam keluarga mempunyai tugas utama dan pertama bagi perkembangan iman anaknya
untuk berkembang menjadi kepribadian dan iman anak secara utuh dan menyeluruh. Tugas dan
kewajiban orang tua sebagai pendidik iman anak yang utama dan pertama tidak bisa digantikan
oleh siapa pun. Dalam membangun sebuah keluarga diperlukan suatu kerjasama yang baik antara
suami dan istri sehingga tercipta suasana yang harmonis untuk bertumbuh dan berkembangnya
iman anak. Maka tugas pendidikan iman anak dalam keluarga menjadi tugas penting yang
dimiliki oleh kedua orang tua. Untuk membangun suasana iman anak dalam keluarga tentunya
memperhatikan dan mengajarkan anak-anak dalam berdoa, mengenal Allah dan belajar
menghargai orang lain. Kesadaran dalam menyingkap dan menyajikan berbagai model hidup
pribadi kristen merupakan suatu cara yang baik dalam menguatkan teori pembelajaran terhadap
pengembngan, baik sosial maupun iman anak3. Dengan demikian masalah pengembangan iman,
hendaknya kedua orang tua memberikan contoh yang baik. Tidak hanya menyuruh anak-anak
untuk ke gereja, melainkan mereka ke gereja juga bersama dengan orang tuanya. Menjadi
contoh yang baik untuk mereka. Dengan itu anak kiranya menghampiri Allah dan meminta
petunjuk-Nya, melalui cara yang baik, yang dilakukan sama seperti kedua orang tuanya. 4 Dengan
demikia kelak menjadi anak yang dewasa hidup disiplin dengan penuh kasih. namun Orangtua
yang tidak menanamkan kedisiplinan terhadap anak, akan menghadapi akibat-akibat yang dapat
menyakitkan dikemudian hari, baik pada diri orang tua maupun pada diri anak itu sendiri.
Penanaman nilai disiplin tentu perlu menyesuaikan dengan perkembangan serta usia anak dan
tanpa memaksakan kehendak pribadinya. Melainkan bagaimana sikap orangtua yang relatif ketat
dan tepat.5

3 Bnd. Perry G. Downs, Teaching for Spiritual Growth, an introduction to Christian Education, Zondervan
Publishing House Grand Rapids, Michigan, 1994, hlm. 166
4 Bill Sanders. Dari Remaja Untuk Orang Tua, (Bandung: Yayasan Kalam Hidup, 1987) cet. 1, hlm. 49

5 Ronald W. Leigh, Melayani Dengan Efektif, (Jakarta: BPK. Gunung Mulia, 1996) cet. 3, hlm. 118
PENUTUP

Kesimpulan

Pendidikan iman anak dalam keluarga merupakan tugas dan tanggungjawab yang
pertama dan utama para orang tua. Baik dan tidaknya pendidikan iman anak berawal dari orang
tua itu sendiri, artinya orang tua harus menanamkan sikap dan tingkah laku yang baik kepada
anak tidak hanya dalam keluarga itu sendiri melainkan dalam kehidupan masyarakat. Maka
orang tua diharapkan untuk memperhatikan perkembangan anaknya setiap hari dan orang tua
berusaha untuk menciptakan suasana cinta kasih dalam keluarga. Pendidikan iman merupakan
suatu usaha yang memperkembangkan iman seseorang. Iman seseorang perlu dikembangkan
secara pribadi maupun kelompok didorong oleh orang lain. Perkembangan iman anak perlu
ditumbuhkembangkan sejak dini. Peran orang tua dalam perkembangan iman anak sangat
penting. Iman merupakan karunia dari Allah, namun untuk menyadari dan memperkembangkan
imannya, orang tersebut memerlukan bantuan dari orang lain.

DAFTAR PUSTAKA
Bandura Albert, Social Learning Theory, N.J. Morrison, General Learnig Press

Pusat Pembinaaan dan Pengembangan Bahasa, Kamus Besar Bahasa Indonesia, (Jakarta: Balai
Pustaka, 1996)

Bnd. Downs G. Perry, Teaching for Spiritual Growth, an introduction to Christian Education,
(Zondervan Publishing House Grand Rapids, Michigan, 1994)

Sanders Bill. Dari Remaja Untuk Orang Tua, (Bandung: Yayasan Kalam Hidup, 1987)

Leigh Ronald W, Melayani Dengan Efektif, (Jakarta: BPK. Gunung Mulia, 1996)

Anda mungkin juga menyukai