(RPP)
A. Kompetensi Inti
D. Materi Pembelajaran
Tata krama, sopan santun, dan rasa malu
Tata krama adalah istilah yang bersinonim dengan sopan santun, dan peradaban. Berasal
dari bahasa Jawa, Tata berarti aturan dan krama (kromo) berarti baik. Jadi Tata Krama
adalah tata aturan yang baik. Jadi tata krama adalah tata aturan yang baik yang dilakukan
oleh manusia sesuai dengan lingkungannya.
Tata krama suatu bangsa pasti berbeda dengan bangsa yang lain karena tata krama
berkaitan dengan kebiasaan atau etiket yang muncul dari adanya pergaulan. Misalnya di
sebuah negara, mengangguk merupakan ‘tanda’ iya, sementara di tempat (negara) lain
gerakan mengangguk merupakan ‘tanda’ tidak.
2. Cara Berjalan
Berjalan yang sopan adalah berjalan tanpa membunyikan gesekan. Jika berjalan di
depan orang yang dihormati, hendaknya permisi (dalam bahasa Jawa: Amit), dan
membungkukkan badan. Jika dimungkinkan, maka lebih baik memilih jalan lain yang tidak
melalui hadapan orang yang dihormati. Di sekolah misalnya, jika ada guru yang duduk di
beranda kelas, siswa yang sopan hendaknya berjalan turun dari teras dan berjalan di atas
tanah.
3. Cara Berbicara
Ketika berbicara dengan orang yang dihormati hendaknya menggunakan bahasa yang
sopan dan memperhatikan orang yang diajak berbicara.
4. Cara Makan
Cara makan yang sopan adalah menggunakan tangan kanan. Tidak makan sambil
berjalan atau berdiri. Tidak berbicara sambil makan. Kesopanan yang lain adalah harus
menghabiskan makanan yang sudah diambil. Tetapi, ada pula tata krama dalam perjamuan
(makan bersama) yaitu lebih baik mengambil makanan yang paling dekat saja.
Sopan santun adalah sikap ramah yang diperlihatkan pada beberapa orang di
hadapannya dengan maksud untuk menghormati serta menghormati orang itu, hingga
membuat kondisi yang nyaman serta penuh keharmionisan. Sikap sopan santun adalah satu
kewajiban yang harus dikerjakan oleh tiap-tiap kelompok mulai dari anak-anak sampai
orangtua tanpa ada kecuali.
Contoh-contoh norma sopan santun adalah:
Malu adalah sifat atau perasaan yang membentengi seseorang dari melakukan yang
rendah atau kurang sopan. Islam memerintahkan pemeluknya memiliki sifat malu karena
dapat meningkatkan akhlak seseorang menjadi tinggi. Orang yang tidak memiliki sifat
malu, akhlaknya akan rendah dan tidak mampu mengendalikan hawa nafsu.
Sifat malu merupakan ciri khas akhlak orang beriman. Orang yang memiliki sifat ini
apabila melakukan kesalahan atau yang tidak patut bagi dirinya akan menunjukkan
penyesalan. Sebaliknya, orang yang tidak memiliki malu merasa biasa saja ketika
melakukan kesalahan dan dosa meskipun banyak orang mengetahuinya.
Islam menempatkan malu sebagai bagian dari iman. Orang beriman pasti memiliki sifat
malu. Orang yang tidak memiliki malu berarti tidak ada iman dalam dirinya meskipun
lidahnya menyatakan beriman. Rasulullah SAW bersabda, ''Iman itu lebih dari 70 atau 60
cabang, cabang iman tertinggi adalah mengucapkan 'La ilaha illallah', dan cabang iman
terendah adalah membuang gangguan (duri) dari jalan, dan rasa malu merupakan cabang
dari iman.'' (HR Bukhari-Muslim).
Al-Baqarah : 83
ين َ سانًا َوذِي ْالقُ ْر َب ٰى َو ْاليَت َا َم ٰى َو ْال َم
ِ سا ِك َ َّْللاَ َو ِب ْال َوا ِلدَي ِْن ِإح َو ِإ ْذ أ َ َخ ْذنَا ِميثَاقَ بَ ِني ِإس َْرا ِئي َل ََل ت َ ْعبُدُونَ ِإ اَل ا
َيَل ِم ْن ُك ْم َوأ َ ْنت ُ ْم ُم ْع ِرضُون
ً الزكَاةَ ث ُ ام ت ََولا ْيت ُ ْم ِإ اَل قَ ِل
ص ََلة َ َوآتُوا ا اس ُح ْسنًا َوأ َ ِقي ُموا ال ا ِ َوقُولُوا ِللنا
Artinya:
Dan (ingatlah), ketika Kami mengambil janji dari Bani Israil (yaitu): Janganlah kamu
menyembah selain Allah, dan berbuat kebaikanlah kepada ibu bapa, kaum kerabat, anak-
anak yatim, dan orang-orang miskin, serta ucapkanlah kata-kata yang baik kepada
manusia, dirikanlah shalat dan tunaikanlah zakat. Kemudian kamu tidak memenuhi janji
itu, kecuali sebahagian kecil daripada kamu, dan kamu selalu berpaling.
Al-Isra : 23
سانًا ۚ ِإ اما يَ ْبلُغ اَن ِع ْن َد َك ْال ِكبَ َر أ َ َح ُد ُه َما أ َ ْو ِك ََل ُه َما فَ ََل
َ ض ٰى َرب َُّك أ َ اَّل ت َ ْعبُدُوا ِإ اَّل ِإيااهُ َو ِب ْال َوا ِل َدي ِْن ِإ ْح
َ ََوق
ف َو ََّل ت َ ْن َه ْر ُه َما َوقُ ْل لَ ُه َما قَ ْو ًَّل ك َِري ًما ُ
ٍّ تَقُ ْل لَ ُه َما أ
Artinya:
Dan Tuhanmu telah memerintahkan supaya kamu jangan menyembah selain Dia dan
hendaklah kamu berbuat baik pada ibu bapakmu dengan sebaik-baiknya. Jika salah
seorang di antara keduanya atau kedua-duanya sampai berumur lanjut dalam
pemeliharaanmu, maka sekali-kali janganlah kamu mengatakan kepada keduanya
perkataan "ah" dan janganlah kamu membentak mereka dan ucapkanlah kepada mereka
perkataan yang mulia.
E. Metode Pembelajaran
1. Pendekatan : Scientific Learning
2. Model Pembelajaran : Discovery Learning (Pembelajaran Penemuan)
3. Metode pembelajaran : Ceramah, Tanya Jawab
F. Media Pembelajaran
Media :
Worksheet atau lembar kerja (siswa)
Lembar penilaian
Al-Qur’an
Alat/Bahan :
Laptop
Spidol
G. Sumber Belajar
Buku Pendidikan Agama Islam Siswa Kelas IX, Kemendikbud, Tahun 2016
Buku refensi yang relevan,
Tafsir al-Qur’an
Internet
H. Langkah-Langkah Pembelajaran
1. Kegiatan pendahuluan
• Memberi salam dan memulai pelajaran dengan berdoa kepada Allah SWT.
• Mengaitkan pengalaman siswa dengan materi apa yang akan dipelajari.
2. Kegiatan Inti
• Guru menjelaskan materi tentang tata krama, sopan santun, dan rasa malu
• Guru mencontohkan sifat tata krama, sopan santun, dan rasa malu
• Siswa dapat memahami
3. Penutup
• Guru akan memberikan kesimpulan materi tentang tata karma, sopan santun, dan rasa
malu
• Pemberian tugas kepada siswa
• Guru menutup pelajaran dengan bacaan Hamdalah
I. Penilaian Hasil Pembelajaran
1. Penilaian Skala Sikap
Berilah tanda “centang” (√) yang sesuai dengan kebiasaan kamu terhadap pernyataan-
pernyataan yang tersedia!
Kebiasaan
No Pernyataan Tidak
Selalu Sering Jarang
Pernah
Apakah kamu selalu berkata baik
1
kepada orang lain
Apakah kamu bertata kerama kepada
2
orang lain
Apakah kamu bersopan santun kepada
3
orang lain
Apakah kamu menghormati orang yang
4
lebih tua
Apakah kamu mencela perkataan orang
5
lain
Apakah kamu berkata kotor, bohong
6
kepada orang lain
7
8
9
10