Anda di halaman 1dari 5

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN

(RPP)

Sekolah : SMP Negeri 2 Bekasi


Mata Pelajaran : Pendidikan Agama Islam
Kelas/Semester : IX / Genap
Materi Pokok : Tata Krama, Sopan Santun, dan Rasa Malu
Alokasi Waktu : 1 Pertemuan (2 Jam Pelajaran)

A. Kompetensi Inti

KI 1 : Menghargai dan menghayati ajaran agama yang dianutnya.


KI 2 : Menghargai dan menghayati perilaku jujur, disiplin, santun, percaya diri,
peduli, dan bertanggung jawab dalam berinteraksi secara efektif sesuai
dengan perkembangan anak di lingkungan, keluarga, sekolah, masyarakat dan
lingkungan alam sekitar, bangsa, negara, dan kawasan regional.
KI 3 : Memahami dan menerapkan pengetahuan faktual, konseptual, prosedural,
dan metakognitif pada tingkat teknis dan spesifik sederhana berdasarkan rasa
ingin tahunya tentang ilmu pengetahuan, teknologi, seni, dan budaya dengan
wawasan kemanusiaan, kebangsaan, dan kenegaraan terkait fenomena dan
kejadian tampak mata.
KI4 : Menunjukkan keterampilan menalar, mengolah, dan menyaji secara kreatif,
produktif, kritis, mandiri, kolaboratif, dan komunikatif, dalam ranah konkret
dan ranah abstrak sesuai dengan yang dipelajari di sekolah dan sumber lain
yang sama dalam sudut pandang teori. .

B. Kompetensi Dasar dan Indikator Pencapaian Kompetensi


Kompetensi Dasar Indikator
1.7. Meyakini bahwa berbakti dan taat  Meyakini bahwa berbakti dan taat tata krama,
tata krama, sopan santun, dan rasa sopan santun, dan rasa malu adalah ajaran
malu adalah ajaran pokok agama pokok agama
2.7. Menunjukkan perilaku tata krama,  Menunjukkan perilaku tata krama, sopan
sopan santun, dan rasa malu santun, dan rasa malu
3.7. Memahami makna tata krama,  Memahami pentingnya perilaku tata krama,
sopan santun, dan rasa malu sopan santun, dan rasa malu.
 Menjelaskan contoh-contoh nyata perilaku tata
krama, sopan santun, dan rasa malu sebagai
implementasi pemahaman Q.S. al-Baqarah/2:
83 dan hadits terkait.
 Menganilis hubungan rumusan hubungan
antara perilaku tata krama, sopan santun, dan
rasa malu dengan kemudahan yang didapat
dalam kehidupan.
4.7. Menyajikan contoh perilaku tata  Memaparkan hubungan rumusan hubungan
krama, sopan-santun, dan rasa antara sikap tata krama, sopan santun, dan rasa
malu malu dengan kemudahan yang didapat dalam
kehidupan
 Menyajikan contoh perilaku tata krama, sopan-
santun, dan rasa malu
C. Tujuan Pembelajaran
Setelah mengikuti proses pembelajaran, peserta didik diharapkan dapat:
 Memahami makna Tata Krama, Sopan Santun, dan Rasa Malu
 Menunjukkan perilaku tata krama, sopan santun, dan rasa malu
 Memahami pentingnya perilaku tata krama, sopan santun, dan rasa malu.
 Menjelaskan contoh-contoh nyata perilaku tata krama, sopan santun, dan rasa malu
sebagai implementasi pemahaman Q.S. al-Baqarah/2: 83 .
 Menyajikan contoh perilaku tata krama, sopan-santun, dan rasa malu

D. Materi Pembelajaran
 Tata krama, sopan santun, dan rasa malu
Tata krama adalah istilah yang bersinonim dengan sopan santun, dan peradaban. Berasal
dari bahasa Jawa, Tata berarti aturan dan krama (kromo) berarti baik. Jadi Tata Krama
adalah tata aturan yang baik. Jadi tata krama adalah tata aturan yang baik yang dilakukan
oleh manusia sesuai dengan lingkungannya.
Tata krama suatu bangsa pasti berbeda dengan bangsa yang lain karena tata krama
berkaitan dengan kebiasaan atau etiket yang muncul dari adanya pergaulan. Misalnya di
sebuah negara, mengangguk merupakan ‘tanda’ iya, sementara di tempat (negara) lain
gerakan mengangguk merupakan ‘tanda’ tidak.

Mengapa Tata Krama Penting


Tata Krama adalah aturan, maka menjadi penting bagi seseorang untuk mengikuti tata
krama agar dapat diterima oleh masyarakatnya. Misalnya tata krama makan, dalam budaya
Indonesia (Jawa dan Madura), makan harus memakai tangan kanan. Maka, jika ada orang
yang makan atau mengambil makanan menggunakan tangan kiri, orang tersebut dianggap
tidak sopan. Setelah dianggap tidak sopan, bisa jadi orang tersebut dikucilkan.
Tata krama juga sangat penting bagi diri pribadi seseorang. Orang yang memunyai tata
krama yang baik berarti mampu menyesuaikan dengan lingkungannya. Jika seseorang bisa
menyesuaikan diri dengan lingkungannya berarti dia bisa membaca peluang. Kemungkinan
besar orang yang mampu menyesuaikan diri dan membaca peluang adalah orang yang akan
sukses di kemudian hari.
1. Cara Berpakaian
Dalam berpakaian hendaknya disesuaikan dengan norma yang berlaku baik dalam
masyarakat maupun agama. Di sekolah, pakaian harus disesuaikan dengan ketentuan
pemakaian seragam. Sementara itu, ketika memakai baju bebas di sekolah tidak boleh
menggunakan celana pendek, tidak boleh bersendal, dan tidak boleh memakai kaos oblong.
Ukuran sopan saat kegiatan sekolah adalah menggunakan baju kemeja, bercelana panjang
(rok) dan memakai sepatu.

2. Cara Berjalan
Berjalan yang sopan adalah berjalan tanpa membunyikan gesekan. Jika berjalan di
depan orang yang dihormati, hendaknya permisi (dalam bahasa Jawa: Amit), dan
membungkukkan badan. Jika dimungkinkan, maka lebih baik memilih jalan lain yang tidak
melalui hadapan orang yang dihormati. Di sekolah misalnya, jika ada guru yang duduk di
beranda kelas, siswa yang sopan hendaknya berjalan turun dari teras dan berjalan di atas
tanah.

3. Cara Berbicara
Ketika berbicara dengan orang yang dihormati hendaknya menggunakan bahasa yang
sopan dan memperhatikan orang yang diajak berbicara.
4. Cara Makan
Cara makan yang sopan adalah menggunakan tangan kanan. Tidak makan sambil
berjalan atau berdiri. Tidak berbicara sambil makan. Kesopanan yang lain adalah harus
menghabiskan makanan yang sudah diambil. Tetapi, ada pula tata krama dalam perjamuan
(makan bersama) yaitu lebih baik mengambil makanan yang paling dekat saja.

Sopan santun adalah sikap ramah yang diperlihatkan pada beberapa orang di
hadapannya dengan maksud untuk menghormati serta menghormati orang itu, hingga
membuat kondisi yang nyaman serta penuh keharmionisan. Sikap sopan santun adalah satu
kewajiban yang harus dikerjakan oleh tiap-tiap kelompok mulai dari anak-anak sampai
orangtua tanpa ada kecuali.
Contoh-contoh norma sopan santun adalah:

 Menghormati orang yang lebih tua.


 Menerima sesuatu selalu dengan tangan kanan.
 Tidak berkata-kata kotor, kasar, dan takabur.
 Tidak meludah di sembarang tempat.
 Tidak menyela pembicaraan.
 Berpakaian dengan sopan dan santun
Norma sopan santun sangat penting untuk diterapkan, terutama dalam bermasyarakat,
karena norma ini sangat erat kaitannya terhadap masyarakat. Sekali saja ada pelanggaran
terhadap norma kesopanan, pelanggar akan mendapat sanksi dari masyarakat, semisal
cemoohan. kesopanan merupakan tuntutan dalam hidup bersama. Ada norma yang harus
dipenuhi supaya diterima secara sosial.Sedangkan perilaku tidak sopan atau tidak tahu
sopan santun istilahnya disebut kurang ajar.
Sanksi bagi pelanggar norma kesopanan adalah tidak tegas, tetapi dapat diberikan oleh
masyarakat, yang berupa cemoohan, celaan, hinaan, atau dikucilkan dan diasingkan dari
pergaulan serta di permalukan.

Malu adalah sifat atau perasaan yang membentengi seseorang dari melakukan yang
rendah atau kurang sopan. Islam memerintahkan pemeluknya memiliki sifat malu karena
dapat meningkatkan akhlak seseorang menjadi tinggi. Orang yang tidak memiliki sifat
malu, akhlaknya akan rendah dan tidak mampu mengendalikan hawa nafsu.
Sifat malu merupakan ciri khas akhlak orang beriman. Orang yang memiliki sifat ini
apabila melakukan kesalahan atau yang tidak patut bagi dirinya akan menunjukkan
penyesalan. Sebaliknya, orang yang tidak memiliki malu merasa biasa saja ketika
melakukan kesalahan dan dosa meskipun banyak orang mengetahuinya.
Islam menempatkan malu sebagai bagian dari iman. Orang beriman pasti memiliki sifat
malu. Orang yang tidak memiliki malu berarti tidak ada iman dalam dirinya meskipun
lidahnya menyatakan beriman. Rasulullah SAW bersabda, ''Iman itu lebih dari 70 atau 60
cabang, cabang iman tertinggi adalah mengucapkan 'La ilaha illallah', dan cabang iman
terendah adalah membuang gangguan (duri) dari jalan, dan rasa malu merupakan cabang
dari iman.'' (HR Bukhari-Muslim).

Al-Baqarah : 83
‫ين‬ َ ‫سانًا َوذِي ْالقُ ْر َب ٰى َو ْاليَت َا َم ٰى َو ْال َم‬
ِ ‫سا ِك‬ َ ْ‫َّللاَ َو ِب ْال َوا ِلدَي ِْن ِإح‬ ‫َو ِإ ْذ أ َ َخ ْذنَا ِميثَاقَ بَ ِني ِإس َْرا ِئي َل ََل ت َ ْعبُدُونَ ِإ اَل ا‬
َ‫يَل ِم ْن ُك ْم َوأ َ ْنت ُ ْم ُم ْع ِرضُون‬
ً ‫الزكَاةَ ث ُ ام ت ََولا ْيت ُ ْم ِإ اَل قَ ِل‬
‫ص ََلة َ َوآتُوا ا‬ ‫اس ُح ْسنًا َوأ َ ِقي ُموا ال ا‬ ِ ‫َوقُولُوا ِللنا‬

Artinya:
Dan (ingatlah), ketika Kami mengambil janji dari Bani Israil (yaitu): Janganlah kamu
menyembah selain Allah, dan berbuat kebaikanlah kepada ibu bapa, kaum kerabat, anak-
anak yatim, dan orang-orang miskin, serta ucapkanlah kata-kata yang baik kepada
manusia, dirikanlah shalat dan tunaikanlah zakat. Kemudian kamu tidak memenuhi janji
itu, kecuali sebahagian kecil daripada kamu, dan kamu selalu berpaling.

Al-Isra : 23

‫سانًا ۚ ِإ اما يَ ْبلُغ اَن ِع ْن َد َك ْال ِكبَ َر أ َ َح ُد ُه َما أ َ ْو ِك ََل ُه َما فَ ََل‬
َ ‫ض ٰى َرب َُّك أ َ اَّل ت َ ْعبُدُوا ِإ اَّل ِإيااهُ َو ِب ْال َوا ِل َدي ِْن ِإ ْح‬
َ َ‫َوق‬
‫ف َو ََّل ت َ ْن َه ْر ُه َما َوقُ ْل لَ ُه َما قَ ْو ًَّل ك َِري ًما‬ ُ
ٍّ ‫تَقُ ْل لَ ُه َما أ‬
Artinya:
Dan Tuhanmu telah memerintahkan supaya kamu jangan menyembah selain Dia dan
hendaklah kamu berbuat baik pada ibu bapakmu dengan sebaik-baiknya. Jika salah
seorang di antara keduanya atau kedua-duanya sampai berumur lanjut dalam
pemeliharaanmu, maka sekali-kali janganlah kamu mengatakan kepada keduanya
perkataan "ah" dan janganlah kamu membentak mereka dan ucapkanlah kepada mereka
perkataan yang mulia.

E. Metode Pembelajaran
1. Pendekatan : Scientific Learning
2. Model Pembelajaran : Discovery Learning (Pembelajaran Penemuan)
3. Metode pembelajaran : Ceramah, Tanya Jawab
F. Media Pembelajaran
Media :
 Worksheet atau lembar kerja (siswa)
 Lembar penilaian
 Al-Qur’an

Alat/Bahan :
 Laptop
 Spidol

G. Sumber Belajar
 Buku Pendidikan Agama Islam Siswa Kelas IX, Kemendikbud, Tahun 2016
 Buku refensi yang relevan,
 Tafsir al-Qur’an
 Internet

H. Langkah-Langkah Pembelajaran
1. Kegiatan pendahuluan
• Memberi salam dan memulai pelajaran dengan berdoa kepada Allah SWT.
• Mengaitkan pengalaman siswa dengan materi apa yang akan dipelajari.
2. Kegiatan Inti
• Guru menjelaskan materi tentang tata krama, sopan santun, dan rasa malu
• Guru mencontohkan sifat tata krama, sopan santun, dan rasa malu
• Siswa dapat memahami
3. Penutup
• Guru akan memberikan kesimpulan materi tentang tata karma, sopan santun, dan rasa
malu
• Pemberian tugas kepada siswa
• Guru menutup pelajaran dengan bacaan Hamdalah
I. Penilaian Hasil Pembelajaran
1. Penilaian Skala Sikap
Berilah tanda “centang” (√) yang sesuai dengan kebiasaan kamu terhadap pernyataan-
pernyataan yang tersedia!

Kebiasaan
No Pernyataan Tidak
Selalu Sering Jarang
Pernah
Apakah kamu selalu berkata baik
1
kepada orang lain
Apakah kamu bertata kerama kepada
2
orang lain
Apakah kamu bersopan santun kepada
3
orang lain
Apakah kamu menghormati orang yang
4
lebih tua
Apakah kamu mencela perkataan orang
5
lain
Apakah kamu berkata kotor, bohong
6
kepada orang lain
7
8
9
10

Nilai akhir = Jumlah skor yang diperoleh peserta didik× 100


skor tertinggi 4

Anda mungkin juga menyukai