Tabel 1.2 Indikator dan tujuan pembelajaran taubat, taat, istiqamah, dan ikhlas
1. TAUBAT
1
a. Pengertian Taubat
Tidak ada satu dosapun yang tidak diampuni oleh Allah kecuali syirik
atau mempersekutukaNnya, sebagaimana firmanNya dalam QS. An-Nisa [4] :
48 yang artinya; ”Sesungguhnya Allah tidak akan mengampuni (dosa) karena
mempersekutukanNya (syirik), dan Dia mengampuni apa (dosa) yang selain
(syirik) itu bagi siapa
yang Dia kehendaki. Barangsiapa mempersekutukan Allah, maka sungguh, dia
telah berbuat dosa yang besar. ”
2
Sedangkan jika dosa itu berhubungan dengan hak anak Adam/sesama
manusia maka lebih lanjut imam Nawawi menyebutkan ada 4 (empat) syarat
yaitu :
Membebaskan diri dari hak manusia yang dizalimi dengan cara sebagai
berikut: (a) Apabila menyangkut harta dengan cara mengembalikan harta
tersebut; (b) Apabila menyangkut non-materi seperti pernah memfitnah,
menggunjingnya (ghibah), dan lain-lain, maka hendaknya meminta maaf
kepada yang bersangkutan.
Dampak positif bertobat dirasakan oleh pelakunya sendiri dan orang lain.
Adapun dampak positifnya, antara lain sebagai berikut.
a. Bagi Pelakunya Sendiri: (1) Memperoleh semangat dan gairah hidup baru
karena Allah berkenan menerima tobatnya (jika tobatnya dilakukan dengan
sungguh-sungguh). (2) Dapat memperoleh kembali jalan yang benar (Islam)
setelah menempuh jalan yang sesat (karena perbuatan dosanya). (3)
Memperoleh simpati masyarakat lagi.
Perilaku membiasakan diri bertobat, antara lain dengan sikap berikut ini :
3
2. TAAT
Taat menurut bahasa berarti tunduk, patuh, dan setia. Menurut istilah taat
bisa diartikan tunduk dan patuh terhadap segala perintah dan aturan yang berlaku.
Taat kepada Allah berarti patuh kepada perintah dan aturan-aturan yang dibuat oleh
Allah dalam segala hal. Baik aturan itu berhubungan dengan ibadah kepadaNya
maupun aturan yang berhubungan dengan berinteraksi dengan sesama manusia dan
makhluk yang lainnya. Dalam Al-Qur’an Surat An-Nisa ayat 59 Allah telah
berfirman : ”Hai orang-orang yang beriman, taatilah Allah dan taatilah Rasul
(Nya), dan
ulil amri di antara kamu. kemudian jika kamu berlainan Pendapat tentang sesuatu,
maka kembalikanlah ia kepada Allah (Al Quran) dan Rasul (sunnahnya), jika
kamu benar-benar beriman kepada Allah dan hari kemudian. Yang demikian itu
lebih utama (bagimu) dan lebih baik akibatnya”.
Dari ayat di atas, maka bisa kita simpulkan kepada siapa saja kita harus taat,
yaitu:
Sebagai seorang muslim, taat kepada Allah adalah yang paling pertama dan
utama. Sebagaimana ayat di atas, kalimat perintah untuk taat yang pertama adalah
kepada Allah Swt. Ketaatan kepada Allah ini sifatnya mutlak,tanpa ada
keraguan,dan tidak ada tawar menawar dalam segala aspek kehidupan.
Ketaatan yang ketiga adalah perintah taat kepada pemimpin. Hanya saja
ketaatan kepada pemimpin ini tidaklah mutlak, tetapi mempunyai syarat yaitu
selama pemimpin tersebut berpegang kepada kitab Allah dan rasul-Nya. Menurut
Prof. Dr. Quraisy Syihab, pada kata “Ulil Amri” dalam ayat di atas tidak
didahului kata “ taatilah”. Ini menunjukkan bahwa ketaatan kepada Ulil Amri tidak
berdiri sendiri, tetapi berkaitan atau bersyarat dengan ketaatan kepada Allah dan
rasul-Nya. Oleh karena itu, apabila perintah Ulil Amri itu bertentangan dengan
perintah Allah dan rasul-Nya, maka kita tidak dibenarkan untuk mentaatinya.
4
a. Bapak Suharta Pemilik sebuah usaha CV. Roti Nikmat yang mewajibkan
seluruh karyawan perempuan memakai hijab dan shalat berjamaah setiap waktu
shalat, yang bertujuan untuk semakin rajin menjalankan ajaran Islam
b. Pada suatu sekolah melatih siswanya untuk secara rutin membaca do’a asma’ul
Husna dan membaca Al-Qur’an sebelum memulai pelajaran, shalat jama’ah,
dzikir dan shalat dhuha untuk upaya mendapatkan ketenangan hati, pikiran
dalam menuntut ilmu, sehingga ilmunya berkah dan manfaat.
Orang yang taat kepada Allah akan merasakan dampak positifnya, antara
lain:
Ketaatan kepada Allah dan rasul-Nya harus dibiasakan dalam perilaku hidup
seharihari sehingga menjadi watak seorang muslim. Cara membiasakan diri untuk
taat kepada Allah dan rasul-Nya, antara lain :
b. Melatih diri untuk disiplin dalam berbagai hal, termasuk belajar dan
mengerjakan tugas sekolah,
c. Selalu disiplin dalam mengikuti tata tertib sekolah, baik dilihat guru maupun
tidak,
d. Senantiasa menjaga diri agar tidak melakukan hal-hal yang dilarang oleh
agama walaupun sedang sendirian, tidak ada orang lain yang melihat
3. ISTIQOMAH
1. Pengertian Istiqamah
Secara bahasa istiqamah artinya lurus dan secara istilah adalah suatu
perbuatan dan sifat yang senantiasa mengikuti jalan yang lurus yakni
jalan yang diridhai Allah Swt. Istiqamah dalam beribadah dapat diartikan
sebagai suatu sikap untuk senantiasa menjalankan apa yang diperintahkan oleh
Allah Swt. sebagai suatu ibadah. Senantiasa istiqamah dalam beribadah
memang tidak semudah yang dibayangkan tapi seorang muslim yang baik
adalah mereka yang selalu berusaha untuk istiqomah dan berada dalam jalan
5
yang benar. Meskipun dalam ibadahnya terkadang seorang islam mengalami
rasa malas atau gangguan lainnya setidaknya ada beberapa cara yang bisa
membantu seorang muslim untuk tetap istiqomah. Diantara cara agar tetap
istiqamah di jalan allah :
a. Meluruskan niat
Membaca Alqur’an setiap hari secara rutin adalah salah satu cara
untuk mendekatkan diri pada Allah Swt. dan membantu seorang muslim
untuk lebih istiqomah beribadah di jalan Allah Swt. Alqur’an sendiri adalah
kitab suci umat islam yang bisa meneguhkan hati seorang muslim sehingga
ia tidak mudah tergoyahkan oleh hal-hal yang mampu merusak imannya.
6
Allah adalah maha pembolak balik hati seseorang dan atas kuasaNya
lah Allah menetapkan apakah Ia akan memberi seseorang hidayah ataukah
menutup hati seseorang. Oleh sebab itu kita dianjurkan untuk senantiasa
berzikir dan berdoa kepada Allah agar tetap istiqomah di jalan yang benar.
4. IKHLAS
2. Pendekatan Psikologi
7
keistiqamahan ibadahnya. Istiqamah dalam beribadah dapat membawa ketenangan
batin dan dapat menyegarkan fisik.
4. Pendekatan sosial
Sebagai orang islam, jika pribadi telah dilingkupi sifat yang tertuju pada
Allah, maka terbentuklah pribadi yang baik dan bijaksana. Orang yang ikhlas
dalam melakukan pekerjaan karena Allah semata, terhindar dari sakit hati dan
dapat berpikir dingin untuk menyelesaikan masalah.
Inkuiri berasal dari bahasa Inggris “Inquiry”, yang secara harfiah berarti
penyelidikan. Kata inkuiri berarti menyelidiki dengan cara mencari informasi dan
melakukan pertanyaan-pertanyaan. Dengan inkuiri ini siswa dimotivasi untuk aktif
berpikir, melibatkan diri dalam kegiatan dan mampu menyelesaikan tugas sendiri.
8
2. Guru membentuk siswa menjadi beberapa kelompok
3. Guru menampilkan beberapa gambar yang berkaitan dengan taubat, taat,
istiqomah, dan ikhlas.
4. Masing-masing kelompok diberi tugas untuk menganalisis gambar tersebut
yang berisi tentang bentuk perilaku dalam gambar dan bagaimana dampak pada
lingkungan
5. Hasil diskusi dicatat pada lembar kerja masing-masing
6. Setelah itu masing-masing kelompok mempresentasikan hasil analisisnya
9
2) Prinsip interaksi Proses pembelajaran pada dasarnya adalah proses interaksi, baik
interaksi antara siswa dengan siswa maupun interaksi siswa dengan guru, bahkan
interaksi antara siswa dengan lingkungan.
3) Prinsip bertanya Peran guru yang harus dilakukan dalam menggunakan strategi
pembelajaran inkuiri adalah guru sebagai penanya. Kemampuan siswa untuk
menjawab setiap pertanyaan padadasarnya sudah merupakan bagian dari proses
berpikir.
4) Prinsip belajar untuk berpikir Belajar bukanlah hanya sekadar mengingat
sejumlah fakta, belajar adalah proses berpikir (learning how to think), yakni
proses pengembangan potensi seluruh otak, baik otak kiri maupun otak kanan;
baik otak reptil, otak limbik maupun otak neokorteks.
5) Prinsip keterbukaan Belajar adalah suatu proses mencoba berbagai kemungkinan.
Segala sesuatu mungkin saja terjadi. Oleh sebab itu, anak perrlu diberikan
kebebasan untuk mencoba sesuai dengan perkembangan kemampuan logika dan
nalarnya.
Berikut contoh RPP dalam pembelajaran Akidah Akhlak materi Taubat, Taat,
Istiqamah, dan Ikhlas
10
Sekolah : MTs An-Nur Kelas/Semester : VII/1 KD : 3.3 dan 4.3
Mata Pelajaran : Akidah Akhlak Alokasi Waktu : 2x40 Pertemuan ke : 3
Materi : Taubat, taat, istiqamah, dan ikhlas
A. TUJUAN
Melalui kegiatan menggunakan model pembelajaran Inkuiri yang menuntun peserta didik
untuk mengamati (membaca) permasalahan, menuliskan penyelesaian dan
mempresentasikan hasilnya di depan kelas, peserta didik diharapkan mampu
menyelesaikan masalah kontekstual, selama dan setelah mengikuti proses pembelajaran
ini peserta didik diharapkan dapat menghayati, memahami, dan membiasakan sifat taat
dan ikhlas, serta taubat dan istiqamah dalam kehidupan sehari dengan rasa ingin tahu,
tanggung jawab, disiplin selama proses pembelajaran, bersikap jujur, santun, percaya
diri,pantang menyerah, memiliki sikap responsif (berpikir kritis) dan proaktif (kreatif),
serta mampu berkomunikasi dan bekerjasama dengan baik.
B. LANGKAH-LANGKAH PEMBELAJARAN
Media: Alat/bahan:
Kegiatan Literasi Peserta didik diberi motivasi dan panduan untuk melihat,
mengamati, membaca dan menuliskannya kembali. Mereka
diberi tayangan dan bahan bacaan terkait materi taubat, taat,
istiqamah, dan ikhlas
Critical Thinking Guru memberikan kesempatan untuk mengidentifikasi
sebanyak mungkin hal yang belum dipahami, dimulai dari
pertanyaan faktual sampai ke pertanyaan yang bersifat
hipotetik. Pertanyaan ini harus tetap berkaitan dengan materi
taubat, taat, istiqamah, dan ikhlas
Collaboration Peserta didik dibentuk dalam beberapa kelompok untuk
mendiskusikan, mengumpulkan informasi, mempresentasikan
ulang, dan saling bertukar informasi mengenai taubat, taat,
istiqamah, dan ikhlas
Communication Peserta didik mempresentasikan hasil kerja kelompok atau
11
individu secara klasikal, mengemukakan pendapat atas
presentasi yang dilakukan kemudian ditanggapi kembali oleh
kelompok atau individu yang mempresentasikan
Creativity Guru dan peserta didik membuat kesimpulan tentang hal-hal
yang telah dipelajari terkait taubat, taat, istiqamah, dan ikhlas.
Peserta didik kemudian diberi kesempatan untuk menanyakan
kembali hal-hal yang belum dipahami
C. PENILAIAN
Sikap : Lembar pengamatan,
Pengetahuan : LK peserta didik
Ketrampilan: Kinerja & observasi diskusi
NIP. NIP.
E. LATIHAN
12
DAFTAR PUSTAKA
Fauzi, Ahmad. 2020. Akidah Akhlak MTs Kelas VII. Jakarta: Kementrian Agama RI
13