Anda di halaman 1dari 14

BAT, TAAT, ISTIQAMAH, DAN IKHLAS

Materi Akidah Akhlak Kelas VII Semester Ganjil

Tabel 1.1 Kompetensi dasar taubat, taat, istiqamah, dan ikhlas

KI.1 KI.2 KI.3 KI.4


(sikap spiritual) (sikap sosial) (pengetahuan) (Keterampilan)
Menghayati dan Menunjukkan Memahami Mencoba,
menghargai perilaku jujur, pengetahuan(fakual, mengolah dan
ajaran agama disiplin, konseptual dan menyaji dalam
yang dianutnya tanggungjawab, prosedural) ranah
peduli(toleran, berdasarkan rasa ingin konkret(menggun
gotong tahunya tentang ilmu akan, mengurai,
royong)santun , pengetahuan, merangkai,memo
percaya diri, dalam teknologi, seni, budaya diikasi dan
berinteraksi secara terkait, fenomena dan membuat dan
efektif dengan kejadian tampak mata ranah
lingkungan sosial abstrak(menulis,
dan alam dalam membaca,
jangkauan menghitung,
pergaulan dan menggambar dan
keberadaannya mengarang sesuai
dengan yang
dipelajari di
sekolah dan
sumber lain yang
sama dalam sudut
pandang /teori
Kompetensi Kompetensi Dasar Kompetensi Dasar Kompetensi
Dasar Dasar
1.3 2.3 3.3 4.3
Menghayati Mengamalkan Menganalisis konsep, Mengomunikasi
perbuatan perilaku taubat, dalil dan dampak kan contoh kisah
taubat, taat taat, istiqamah, dan positif taubat, taat, yang berkaitan
istiqamah, dan ikhlas dalam istiqamah, dan ikhlas dengan taubat,
ikhlas kehidupan sehari- taat, istiqamah,
hari dan ikhlas dalam
kehidupan tentu

Tabel 1.2 Indikator dan tujuan pembelajaran taubat, taat, istiqamah, dan ikhlas

INDIKATOR TUJUAN PEMBELAJARAN


Peserta didik mampu:

- Menghargai dan menghayati - Menghayati perilaku taubat,


ajaran agama yang dianutnya taat, istiqamah,dan ikhlas dalam
- Menunjukkan perilaku jujur, kehidupan sehari-hari
disiplin, tanggung jawab, peduli - Menjelaskan ketentuan shalat
(toleransi, gotong royong), dalam kendaraan
santun, dan percaya diri dalam - Menjelaskan ketentuan shalat
berinteraksi secara efektif dengan dalam keadaan sakit
lingkungan sosial dan alam - Memperagakan tatacara shalat
dalam jangkauan pergaulan dan dalam berbagai keadaan tertentu
keberadaannya
- Menjelaskan pengertian sifat
ikhlas, taat, istiqamah, dan tobat
- Menunjukkan contoh sifat ikhlas,
taat, istiqamah, dan tobat
- Menyebutkan dampak positif
sifat ikhlas, taat, istiqamah, dan
tobat
- Mencari kisah-kisah yang
berkaitan dengan dampak positif
dari perilaku ikhlas, taat,
istiqamah, dan tobat dalam
fenomena kehidupan

A. MATERI TAUBAT, TAAT, ISTIQOMAH, DAN IKHLAS

1. TAUBAT

1
a. Pengertian Taubat

Taubat secara bahasa berarti ”kembali”, secara istilah, taubat berarti


kembali ke jalan yang benar dengan didasari keinginan yang kuat dalam hati
untuk tidak kembali melakukan dosa-dosa yang pernah dilakukan sebelumnya.
Sebagai manusia biasa,bukan malaikat ataupun nabi yang memilki sifat
ma’shum (terjaga dari perbuatan dosa),secara langsung atau tidak langsung,
sengaja atau tidak sengaja, kerap kali akan bersinggungan dengan yang
namanya kesalahan atau dosa. Sebagai seorang muslim diberi jalan selebar-
lebarnya oleh Allah untuk memperbaiki kesalahan itu melaui sebuah pintu yang
disebut dengan taubat.

Tidak ada satu dosapun yang tidak diampuni oleh Allah kecuali syirik
atau mempersekutukaNnya, sebagaimana firmanNya dalam QS. An-Nisa [4] :
48 yang artinya; ”Sesungguhnya Allah tidak akan mengampuni (dosa) karena
mempersekutukanNya (syirik), dan Dia mengampuni apa (dosa) yang selain
(syirik) itu bagi siapa
yang Dia kehendaki. Barangsiapa mempersekutukan Allah, maka sungguh, dia
telah berbuat dosa yang besar. ”

Taubat dengan sebenarbenarnya taubat atau semurni-murninya taubat,


yang biasa disebut dengan ”taubatan nasuha”. Rasulullah s.a.w. pernah
bersabda yang artinya:“ Hai manusia bertobatlah kepada Allah dan mintalah
ampunan kepadaNya. Sesungguhnya aku sendiri bertobat dalam sehari 100
kali.” (HR.Muslim).

b. Jenis dan syarat taubat

Jenis dan syarat taubat dibagi menjadi dua yaitu:

1) Taubat menyangkut dosa terhadap Allah

Imam Nawawi mengatakan bahwa ada 3 (tiga) syarat dalam


melaksanakan taubat yang wajib dilakukan oleh setiap muslim atas dosa
yang dilakukan apabila maksiat itu di antara manusia dengan Allah dan tidak
berhubungan dengan hak sesama manusia (haqqul adami), maka ada 3 (tiga)
syarat:

a) Meninggalkan perilaku dosa itu sendiri

b) Menyesali perbuatan maksiat yang telah dilakukan.

c) Berniat tidak melakukannya lagi selamanya. Apabila tidak terpenuhi


ketiga syarat di atas, maka tidak sah taubatnya.

2) Taubat menyangkut dosa terhadap sesama manusia

2
Sedangkan jika dosa itu berhubungan dengan hak anak Adam/sesama
manusia maka lebih lanjut imam Nawawi menyebutkan ada 4 (empat) syarat
yaitu :

 Meninggalkan perilaku dosa itu sendiri

 Menyesali perbuatan maksiat yang telah dilakukan.

 Berniat tidak melakukannya lagi selamanya.

 Membebaskan diri dari hak manusia yang dizalimi dengan cara sebagai
berikut: (a) Apabila menyangkut harta dengan cara mengembalikan harta
tersebut; (b) Apabila menyangkut non-materi seperti pernah memfitnah,
menggunjingnya (ghibah), dan lain-lain, maka hendaknya meminta maaf
kepada yang bersangkutan.

c. Dampak Positif Perilaku Bertobat

Dampak positif bertobat dirasakan oleh pelakunya sendiri dan orang lain.
Adapun dampak positifnya, antara lain sebagai berikut.

a. Bagi Pelakunya Sendiri: (1) Memperoleh semangat dan gairah hidup baru
karena Allah berkenan menerima tobatnya (jika tobatnya dilakukan dengan
sungguh-sungguh). (2) Dapat memperoleh kembali jalan yang benar (Islam)
setelah menempuh jalan yang sesat (karena perbuatan dosanya). (3)
Memperoleh simpati masyarakat lagi.

b. Bagi Orang Lain (Termasuk Keluarga): (1) Lambat laun dapat


mengembalikan nama baik keluarga, seperti masa lalu. (2) Hilangnya
kecemasan keluarga dan masyarakat (tidak khawatir terjadi kejahatian yang
ia lakukan), seperti sebelum bertobat.

d. Perilaku Membiasakan Diri Bertobat

Perilaku membiasakan diri bertobat, antara lain dengan sikap berikut ini :

a. Tidak memandang remeh terhadap perbuatan dosa sekecil apa pun,

b. Berusaha menutup perbuatan dosanya dengan perbuatan baik sesuai


kemampuan yang dimiliki,

c. Merasa tidak senang apabila melihat orang lain berbuat dosa,

d. Memperbanyak bergaul dengan orang-orang saleh, dan

e. Bersikap hati-hati dalam bergaul Kelima perbuatan diatas yang akan


menuntun manusia serta menjadikannya pribadi yang lebih baik dan
menghindari perbuatan yang merugikan diri sendiri dan orang lain.

3
2. TAAT

Taat menurut bahasa berarti tunduk, patuh, dan setia. Menurut istilah taat
bisa diartikan tunduk dan patuh terhadap segala perintah dan aturan yang berlaku.
Taat kepada Allah berarti patuh kepada perintah dan aturan-aturan yang dibuat oleh
Allah dalam segala hal. Baik aturan itu berhubungan dengan ibadah kepadaNya
maupun aturan yang berhubungan dengan berinteraksi dengan sesama manusia dan
makhluk yang lainnya. Dalam Al-Qur’an Surat An-Nisa ayat 59 Allah telah
berfirman : ”Hai orang-orang yang beriman, taatilah Allah dan taatilah Rasul
(Nya), dan
ulil amri di antara kamu. kemudian jika kamu berlainan Pendapat tentang sesuatu,
maka kembalikanlah ia kepada Allah (Al Quran) dan Rasul (sunnahnya), jika
kamu benar-benar beriman kepada Allah dan hari kemudian. Yang demikian itu
lebih utama (bagimu) dan lebih baik akibatnya”.

Dari ayat di atas, maka bisa kita simpulkan kepada siapa saja kita harus taat,
yaitu:

a. Kepada Allah Swt

Sebagai seorang muslim, taat kepada Allah adalah yang paling pertama dan
utama. Sebagaimana ayat di atas, kalimat perintah untuk taat yang pertama adalah
kepada Allah Swt. Ketaatan kepada Allah ini sifatnya mutlak,tanpa ada
keraguan,dan tidak ada tawar menawar dalam segala aspek kehidupan.

b. Kepada rasul-Nya, Muhammad Saw

Ketaatan yang kedua adalah ketaatan kepada nabi Muhammad Saw.


Ketaatan inipun mutlak, sebagaimana ketaatan kepada Allah Swt. ini berarti, taat
kepada rosul berarti taat kepada Allah. Demikian juga sebaliknya,tidak taat kepada
rosul, berarti tidak taat kepada Allah. Karena ayat di atas jelas bahwa perintah
kepada rosul adalah wajib. Hal ini terbukti dari redaksi ayat yang mengulang kata
”taatilah” pada perintah taat yang kedua.

c. Kepada ulil amri / pemerintah

Ketaatan yang ketiga adalah perintah taat kepada pemimpin. Hanya saja
ketaatan kepada pemimpin ini tidaklah mutlak, tetapi mempunyai syarat yaitu
selama pemimpin tersebut berpegang kepada kitab Allah dan rasul-Nya. Menurut
Prof. Dr. Quraisy Syihab, pada kata “Ulil Amri” dalam ayat di atas tidak
didahului kata “ taatilah”. Ini menunjukkan bahwa ketaatan kepada Ulil Amri tidak
berdiri sendiri, tetapi berkaitan atau bersyarat dengan ketaatan kepada Allah dan
rasul-Nya. Oleh karena itu, apabila perintah Ulil Amri itu bertentangan dengan
perintah Allah dan rasul-Nya, maka kita tidak dibenarkan untuk mentaatinya.

1. Bentuk-Bentuk (Contoh) Ketaatan kepada Allah dan Rasul-Nya dalam


Kehidupan Sehari-Hari

4
a. Bapak Suharta Pemilik sebuah usaha CV. Roti Nikmat yang mewajibkan
seluruh karyawan perempuan memakai hijab dan shalat berjamaah setiap waktu
shalat, yang bertujuan untuk semakin rajin menjalankan ajaran Islam

b. Pada suatu sekolah melatih siswanya untuk secara rutin membaca do’a asma’ul
Husna dan membaca Al-Qur’an sebelum memulai pelajaran, shalat jama’ah,
dzikir dan shalat dhuha untuk upaya mendapatkan ketenangan hati, pikiran
dalam menuntut ilmu, sehingga ilmunya berkah dan manfaat.

2. Dampak Positif Ketaatan kepada Allah dan Rasul-Nya

Orang yang taat kepada Allah akan merasakan dampak positifnya, antara
lain:

a. Memperoleh kepuasan batin karena telah mampu melaksanakan salah satu


kewajibannya kepada Allah dan rasul-Nya,

b. Memperoleh ridha Allah karena telah mampu mentaati perintah-Nya, dan

c. Memperoleh kemenangan (keuntungan) yang besar

3. Membiasakan Diri Taat kepada Allah dan Rasul-Nya

Ketaatan kepada Allah dan rasul-Nya harus dibiasakan dalam perilaku hidup
seharihari sehingga menjadi watak seorang muslim. Cara membiasakan diri untuk
taat kepada Allah dan rasul-Nya, antara lain :

a. Segera mempersiapkan diri untuk salat apabila sudah tiba waktunya,

b. Melatih diri untuk disiplin dalam berbagai hal, termasuk belajar dan
mengerjakan tugas sekolah,

c. Selalu disiplin dalam mengikuti tata tertib sekolah, baik dilihat guru maupun
tidak,

d. Senantiasa menjaga diri agar tidak melakukan hal-hal yang dilarang oleh
agama walaupun sedang sendirian, tidak ada orang lain yang melihat

3. ISTIQOMAH

1. Pengertian Istiqamah

Secara bahasa istiqamah artinya lurus dan secara istilah adalah suatu
perbuatan dan sifat yang senantiasa mengikuti jalan yang lurus yakni
jalan yang diridhai Allah Swt. Istiqamah dalam beribadah dapat diartikan
sebagai suatu sikap untuk senantiasa menjalankan apa yang diperintahkan oleh
Allah Swt. sebagai suatu ibadah. Senantiasa istiqamah dalam beribadah
memang tidak semudah yang dibayangkan tapi seorang muslim yang baik
adalah mereka yang selalu berusaha untuk istiqomah dan berada dalam jalan

5
yang benar. Meskipun dalam ibadahnya terkadang seorang islam mengalami
rasa malas atau gangguan lainnya setidaknya ada beberapa cara yang bisa
membantu seorang muslim untuk tetap istiqomah. Diantara cara agar tetap
istiqamah di jalan allah :

a. Meluruskan niat

Sebelum seseorang melaksanakan ibadah ia tentunya harus berniat


dalam hati. Dengan memiliki niat yang lurus dan hanya mengharapkan ridha
Allah SWT maka seseorang akan lebih mudah menjalankan ibadahnya dan
tidak mudah tergoda pada hal-hal yang menghalangi ibadahnya

b. Memahami makna syahadat

Seorang muslim tentunya mengetahui dan mengenal dua kalimat


syahadat tapi tidak semua orang mengetahui makna sebenarnya dari dua
kalimat syahadat. Untuk bisa istiqomah dalam beribadah maka seorang
muslim harus bisa memaknai arti syahadat dan mengetahui bahwa dengan
mengucapkan syahadat ia memiliki kewajiban sebagai seorang muslim
termasuk dalam beribadah. Ibadah itu sendiri adalah suatu konsekuensi dari
ucapan syahadat seorang muslim dan sifatnya mengikat.

c. Memperbanyak bacaan Al-qur’an

Membaca Alqur’an setiap hari secara rutin adalah salah satu cara
untuk mendekatkan diri pada Allah Swt. dan membantu seorang muslim
untuk lebih istiqomah beribadah di jalan Allah Swt. Alqur’an sendiri adalah
kitab suci umat islam yang bisa meneguhkan hati seorang muslim sehingga
ia tidak mudah tergoyahkan oleh hal-hal yang mampu merusak imannya.

d. Meningkatkan kualitas ibadah sedikit demi sedikit

Mungkin bagi seorang muslim beribadah terus menerus sepanjang hari


dan terus beribadah dengan kualitas yang lebih baik tidak begitu mudah akan
tetapi hal ini tetap dapat dilakukan untuk menjaga istiqomah dalam
beribadah.

e. Bergaul dengan orang-orang shaleh

Hubungan manusia tidak terlepas dengan manusia lainnya dan


perilaku seorang manusia juga biasanya dipengaruhi oleh orang-orang
disekitarnya. oleh sebab itu jika ingin selalu istiqomah dalam beribadah
maka banyaklah bergaul dengan orang shaleh karena mereka bisa menjadi
kawan saat beribadah dan senantiasa menjagamu dalam kebaikan.

f. Berdoa dan berzikir kepada Allah Swt.

6
Allah adalah maha pembolak balik hati seseorang dan atas kuasaNya
lah Allah menetapkan apakah Ia akan memberi seseorang hidayah ataukah
menutup hati seseorang. Oleh sebab itu kita dianjurkan untuk senantiasa
berzikir dan berdoa kepada Allah agar tetap istiqomah di jalan yang benar.

4. IKHLAS

Secara bahasa, ikhlas bermakna bersih dari kotoran. Sedangkan secara


istilah, ikhlas berarti niat mengharap ridha Allah semata dalam beramal sebagai
wujud menjalankan ketaatan kepada Allah dalam kehidupan dalam semua aspek.
Ikhlas merupakan akhlak yang agung. Karenanya, ia memilii kedudukan yang
sangat penting dalam setiap amalan,baik amalan hati,lisan,maupun badan.

B. PENDEKATAN KEILMUAN TENTANG TAUBAT, TAAT,


ISTIQOMAH, DAN IKHLAS

1. Pendekatan Tasawuf dan Psikologi

Tasawuf adalah kecintaan seorang hamba dalam menjalani kehidupannya


dengan budi pekerti yang telah diperbaiki (dari ketidak muliaan kepada kemuliaan
tingkah laku.pen) dan kebersihan bathin (Hamka, Tasauf Modern, (Jakarta: Pt.
Pustaka Panjimas, 2005)

Kedekatan dengan Sang Maha Pencipta dapat membawa kedamaian hati


bagi manusia dalam menjalani kehidupannya. Kesadaran manusia akan hidup yang
hanya menuju padaNya akan membuat mereka sering introspeksi diri, sehingga
memunculkan keinginan untuk bertaubat. Lalu ketaatan akan muncul bersamaan
dengan rasa cinta pada Allah yang telah memberi rahmat pada alam semesta.
Dengan hati yang teguh, istiqomah senantiasa menemani. Dan pada akhirnya,
kecintaan pada Allah akan membawanya pada keikhlasan menjalani takdirNya.

2. Pendekatan Psikologi

Psikologi merupakan ilmu olah jiwa atau berkaitan dengan kesehatan


mental. Psikologi pada umumnya mempelajari tentang pribadi manusia. Sebagai
orang islam yang memiliki pedoman Al-Qur’an dan As-Sunnah, terasa aneh jika
memiliki gangguan psikologi. Sebab Al-Qur’an dan As-Sunnah merupakan
panduan untuk hidup dengan senantiasa mengingat Allah.

Orang yang memiliki kesadaran dalam mengingat Allah akan dilapangkan


dadanya dan menjalani kehidupan dengan damai. Salah satunya terlihat dari

7
keistiqamahan ibadahnya. Istiqamah dalam beribadah dapat membawa ketenangan
batin dan dapat menyegarkan fisik.

3. Pendidikan Pendidikan Islam

Dalam kacamata pendidikan islam, akhlak terpuji merupakan landasan bagi


seseorang untuk teguh dalam menjalankan agama islam. Kesadaran seseorang
dalam bertaubat kepada Allah sudah membentuk iman atau pondasi dalam
membangun agamanya.

Islam menginginkan terbentuknya akhlak Islami dalam diri setiap muslim,


terutama Ketika ia mengimplementasikan setiap ibadah yang telah digariskan oleh
Allah Swt berdasarkan Alquran dan Sunnah Rasul-Nya. Pada akhirnya nilai-nilai
keagungan Islam akan senantiasa mewarnai ruang dan gerak kehidupan muslim.
Akhlak terpuji tersebut dapat dimulai dari diri sendiri, yaitu salah satunya dengan
menerapkan sifat taubat, taat, istiqamah, dan ikhlas.

4. Pendekatan sosial

Manusia merupakan makhluk sosial yang membutuhkan manusia lainnya.


Pembentukan pribadi sebagai makhluk sosial sangatlah penting. Dalam
bermasyarakat, banyak terjadi pergesekan sosial atau kesalahpahaman yang
berpotensi menimbulkan masalah serius.

Sebagai orang islam, jika pribadi telah dilingkupi sifat yang tertuju pada
Allah, maka terbentuklah pribadi yang baik dan bijaksana. Orang yang ikhlas
dalam melakukan pekerjaan karena Allah semata, terhindar dari sakit hati dan
dapat berpikir dingin untuk menyelesaikan masalah.

C. Strategi dan Metode Pembelajaran Inkuiri pada Materi Taubat, Taat,


Istiqomah, dan Ikhlas

Inkuiri berasal dari bahasa Inggris “Inquiry”, yang secara harfiah berarti
penyelidikan. Kata inkuiri berarti menyelidiki dengan cara mencari informasi dan
melakukan pertanyaan-pertanyaan. Dengan inkuiri ini siswa dimotivasi untuk aktif
berpikir, melibatkan diri dalam kegiatan dan mampu menyelesaikan tugas sendiri.

Langkah-langkah kegiatan pembelajaran dengan metode inkuiri adalah sebagai


berikut:

1. Guru menerangkan materi tentang taubat, taat, istiqamah, dan ikhlas

8
2. Guru membentuk siswa menjadi beberapa kelompok
3. Guru menampilkan beberapa gambar yang berkaitan dengan taubat, taat,
istiqomah, dan ikhlas.
4. Masing-masing kelompok diberi tugas untuk menganalisis gambar tersebut
yang berisi tentang bentuk perilaku dalam gambar dan bagaimana dampak pada
lingkungan
5. Hasil diskusi dicatat pada lembar kerja masing-masing
6. Setelah itu masing-masing kelompok mempresentasikan hasil analisisnya

Dalam praktik pembelajaran, pada dasarnya pendekatan inkuiri adalah


menggunakan pendekatan konstruktivistik, di mana setiap mahasiswa sebagai subyek
belajar, dibebaskan untuk menciptakan makna dan pengertian baru berdasarkan
interaksi antara apa yang telah dimiliki, diketahui, dipercayai, dengan fenomena, ide,
atau informasi baru yang dipelajari. Dengan demikian, dalam proses belajar
mahasiswa telah membawa pengertian dan pengetahuan awal yang harus ditambah,
dimodifikasi, diperbaharui, direvisi, dan diubah oleh informasi baru yang diperoleh
dalam proses belajar.

Berikut merupakan penjelasan dari proses inkuiri di atas:

1. Mengamati: kegiatan mengamati objek-objek dan fenomena alam sekitar


melalui panca indera: penglihatan, pendengaran, perabaan, penciuman, dan
perasa atau pengecap. Informasi yang diperoleh dapat menuntun keingintahuan,
mempertanyakan, memikirkan, melakukan interpretasi.
2. Bertanya: kegiatan di mana siswa mempunyai rasa keingintahuan yang
mendalam yang diwujudkan dalam bentuk pertanyaan-pertanyaan tentang
materi yang dipelajari.
3. Hipotesis: kegiatan siswa memberikan jawaban sementara atas pertanyaan yang
telah dibuat.
4. Mengumpulkan data: kegiatan mencari informasi berupa data dari bahan atau
materi yang diteliti atau dipelajari. Mengumpulkan data bisa melalui kegiatan
observasi, misalnya membaca buku untuk memperoleh informasi pendukung.
5. Menganalisis data: mengolah data dan menyajikan data tertentu untuk
memperoleh suatu kesimpulan. Analisis data pada penyajiannya dapat berupa
tulisan, gambar, laporan, tabel, dan karya lainnya.
6. Menarik kesimpulan: peringkasan atau hasil akhir dari proses analisis data.
Strategi Pembelajaran Inkuiri

Strategi pembelajaran inkuiri merupakan strategi yang menekankan kepada


pengembangan intelektual siswa.

1) Berorintasi pada pengemabangan intelektual Tujuan utama dari strategi inkuiri


adalah pengembangan kemampuan berpikir. Strategi pembelajaran ini selain
berorientasi kepada hasil belajar juga berorientasi pada proses belajar.

9
2) Prinsip interaksi Proses pembelajaran pada dasarnya adalah proses interaksi, baik
interaksi antara siswa dengan siswa maupun interaksi siswa dengan guru, bahkan
interaksi antara siswa dengan lingkungan.
3) Prinsip bertanya Peran guru yang harus dilakukan dalam menggunakan strategi
pembelajaran inkuiri adalah guru sebagai penanya. Kemampuan siswa untuk
menjawab setiap pertanyaan padadasarnya sudah merupakan bagian dari proses
berpikir.
4) Prinsip belajar untuk berpikir Belajar bukanlah hanya sekadar mengingat
sejumlah fakta, belajar adalah proses berpikir (learning how to think), yakni
proses pengembangan potensi seluruh otak, baik otak kiri maupun otak kanan;
baik otak reptil, otak limbik maupun otak neokorteks.
5) Prinsip keterbukaan Belajar adalah suatu proses mencoba berbagai kemungkinan.
Segala sesuatu mungkin saja terjadi. Oleh sebab itu, anak perrlu diberikan
kebebasan untuk mencoba sesuai dengan perkembangan kemampuan logika dan
nalarnya.

Pada awalnya strategi pembelajaran inkuiri banyak diterapkan dalam ilmu-ilmu


alam, namun demikian, para ahli pendidikan ilmu sosial mengadopsi strategi yang
kemudian dinamakan inkuiri sosial. Hal ini didasarkan pada asumsi pentingnya
pembelajaran IPS pada masyarakat yang semakin cepat berubah. Terjadinya ledakan
pengetahuan, menuntut pola mengajar dari yang hanya sekedar mengingat fakta yang
biasa dilakukan melalui strategi pembelajaran dengan metode kuliah (lecture) atau dari
metode latihan (drill) dalam pola tradisional, menjadi pengembangan kemampuan
berpikir kritis.

Pembelajaran inkuiri dalam akidah akhlak memberi gambaran analisis kepada


siswa pada contoh kehidupan sehari-hari. Akidah akhlak merupakan pelajaran tentang
keyakinan beserta perilaku yang sesuai dengan ajaran agama. Dengan metode inkuiri,
siswa diharapkan dapat merasakan esensi dari akidah akhlak untuk dijadikan pedoman
dalam kehidupan.

D. KONTEKSTUALISASI MATERI TAUBAT, TAAT, ISTIQAMAH, DAN


IKHLAS DALAM PEMBELAJARAN

Kontekstualisasi materi merupakan penjabaran secara nyata dari teori-teori yang


ada. Dalam pembelajaran ini, guru dapat menceritakan tentang kebaikan orang yang
taat baik kepada Allah, Rasul, maupun pemerintah. Keutamaan bertaubat dan meminta
maaf. Manfaat dari istiqamah dalam beribadah. Serta kenyamanan seseorang jika
dalam dirinya tertanam rasa ikhlas.

Berikut contoh RPP dalam pembelajaran Akidah Akhlak materi Taubat, Taat,
Istiqamah, dan Ikhlas

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN

10
Sekolah : MTs An-Nur Kelas/Semester : VII/1 KD : 3.3 dan 4.3
Mata Pelajaran : Akidah Akhlak Alokasi Waktu : 2x40 Pertemuan ke : 3
Materi : Taubat, taat, istiqamah, dan ikhlas

A. TUJUAN

Melalui kegiatan menggunakan model pembelajaran Inkuiri yang menuntun peserta didik
untuk mengamati (membaca) permasalahan, menuliskan penyelesaian dan
mempresentasikan hasilnya di depan kelas, peserta didik diharapkan mampu
menyelesaikan masalah kontekstual, selama dan setelah mengikuti proses pembelajaran
ini peserta didik diharapkan dapat menghayati, memahami, dan membiasakan sifat taat
dan ikhlas, serta taubat dan istiqamah dalam kehidupan sehari dengan rasa ingin tahu,
tanggung jawab, disiplin selama proses pembelajaran, bersikap jujur, santun, percaya
diri,pantang menyerah, memiliki sikap responsif (berpikir kritis) dan proaktif (kreatif),
serta mampu berkomunikasi dan bekerjasama dengan baik.

B. LANGKAH-LANGKAH PEMBELAJARAN

Media: Alat/bahan:

 Buku panduan (LKS)  Papan tulis, spidol, penghapus


 Lembar kerja (LK) siswa  Buku, pulpen
 Lembar penilaian  Laptop
 LCD Proyektor

PENDAHULUAN  Guru memberi salam, peserta didik berdoa, menyayikan


lagu nasional
 Guru mengecek daftar hadir
 Guru menyampaikan tujuan dan manfaat pembelajaran
tentang topik yang akan diajarkan
 Guru menyampaikan garis besar cakupan materi dan
langkah pembelajaran
KEGIATAN INTI

Kegiatan Literasi Peserta didik diberi motivasi dan panduan untuk melihat,
mengamati, membaca dan menuliskannya kembali. Mereka
diberi tayangan dan bahan bacaan terkait materi taubat, taat,
istiqamah, dan ikhlas
Critical Thinking Guru memberikan kesempatan untuk mengidentifikasi
sebanyak mungkin hal yang belum dipahami, dimulai dari
pertanyaan faktual sampai ke pertanyaan yang bersifat
hipotetik. Pertanyaan ini harus tetap berkaitan dengan materi
taubat, taat, istiqamah, dan ikhlas
Collaboration Peserta didik dibentuk dalam beberapa kelompok untuk
mendiskusikan, mengumpulkan informasi, mempresentasikan
ulang, dan saling bertukar informasi mengenai taubat, taat,
istiqamah, dan ikhlas
Communication Peserta didik mempresentasikan hasil kerja kelompok atau

11
individu secara klasikal, mengemukakan pendapat atas
presentasi yang dilakukan kemudian ditanggapi kembali oleh
kelompok atau individu yang mempresentasikan
Creativity Guru dan peserta didik membuat kesimpulan tentang hal-hal
yang telah dipelajari terkait taubat, taat, istiqamah, dan ikhlas.
Peserta didik kemudian diberi kesempatan untuk menanyakan
kembali hal-hal yang belum dipahami

PENUTUP  Guru bersama peserta didik merefleksikan pengalaman


belajar
 Guru memberikan penilaian lisan secara acak dan singkat
 Guru menyampaikan rencana pembelajaran pada
pertemuan berikutnya dan berdoa

C. PENILAIAN
Sikap : Lembar pengamatan,
Pengetahuan : LK peserta didik
Ketrampilan: Kinerja & observasi diskusi

Mengetahui, Kudus, 10 Oktober 2020

Kepala Madrasah Guru Mata Pelajaran

Siti Mutmainah, M.Pd Nur Laila Syarifah, S.Pd.I

NIP. NIP.

E. LATIHAN

1. Bagaimana pendapatmu terhadap motto kementerian agama yaitu ikhlas beramal?

2. Bagaimana cara menjaga sikap istiqamah?

3. Bagaimana cara tobat agar diterima oleh Allah Swt?

12
DAFTAR PUSTAKA

Chafidh, Abdul. 2020. Pengaruh Penerapan Model Pembelajaran Inkuiri


Terbimbing Terhadap Hasil Belajar Akidah Akhlak Siswa MTSN 1 Kota
Surabaya. PAI. Fakultas Tarbiyah dan Keguruan. Universitas Islan Negeri
Sunan Ampel Surabaya.

Fauzi, Ahmad. 2020. Akidah Akhlak MTs Kelas VII. Jakarta: Kementrian Agama RI

Gultom, Dwi Wulandari. 2020. Penggunaan Metode Pembelajaran Inkuiri Untuk


Meningkatkan Hasil Belajar Siswa pada Mata Pelajaran Akidah Akhlak di
Kelas VII Madrasah Tsanawiyah Pondok Karya Pembangunan Al-Hidayah
Jambi. PAI. Fakultas Tarbiyah dan Keguruan. Universitas Islam Negeri
Sultan Thaha Saifuddin Jambi.

Nurdyansah dan Eny Fariyatul Fahyuni.2016 . Inovasi Model Pembelajaran sesuai


Kurikulum 2013. Sidoarjo: Nizamia Learning Center

Rangkuti, Hasynida. 2017. Penerapan Strategi Pembelajaran Inkuiri dalam


Upaya Meningkatkan Berpikir Kritis Siswa Kelas VIII pada Mata Pelajaran
Akidah Akhlak di MTsN 2 Padangsidimpuan. PAI. Fakultas Tarbiyah dan
Ilmu Keguruan. Institut Agama Islam Negeri Padangsimpuan.

Saliman. 2009. Pendekatan Inkuiri dalam Pembelajaran. Jurnal Informasi: Vol.3


No.2

13

Anda mungkin juga menyukai