Anda di halaman 1dari 10

Pendidikan agama merupakan suatu usaha bimbingan dan asuhan

terhadap anak didik agar nantinya dapat mengamalkan ajaran agamanya. Jadi
dalam pendidikan agama yang lebih dipentingkan adalah sebagai
pembentukan kepribadian anak, yaitu menanamkan tabiat yang baik agar anak
didik mempunyai sifat yang baik dan berkepribadian yang utama. Tujuan
pendidikan agama adalah: (1) terbentuknya kepribadian yang utuh jasmani
dan rohani (insan kamil) yang tercermin dalam pemikiran maupun
tingkah laku terhadap sesama manusia, alam serta Tuhannya, (2)
dapat menghasilkan manusia yang tidak hanya berguna bagi dirinya, tapi juga
berguna bagi masyarakat dan lingkungan, serta dapat mengambil
manfaat yang lebih maksimal terhadap alam semesta untuk kepentingan hidup
di dunia dan akhirat, (3) merupakan sumber daya pendorong dan
pembangkit bagi tingkah laku dan perbuatan yang baik, dan juga
merupakan pengendali dalam mengarahkan tingkah laku dan perbuatan manusia.
Oleh karena itu pembinaan moral harus didukung pengetahuan tentang ke-
Islaman pada umumnya dan aqidah atau keimanan pada khususnya.
Pendidikan agama merupakan faktor yang sangat penting untuk menyelamatkan
anak-anak, remaja ataupun orang dewasa dari pengaruh buruk budaya
asing yang bertentangan dengan budaya Islam yang saat ini sudah banyak
mempengaruhi bangsa Indonesia, terutama generasi muda. Menurut pandangan
Islam, pendidikan harus mengutamakan pendidikan keimanan. Sejarah
telah membuktikan pendidikan yang tidak atau kurang
memperhatikan pendidikan keimanan akan menghasilkan lulusan yang
kurang baik akhlaknya. Akhlak yang rendah itu akan sangat berbahaya
bagi kehidupan bersama yang dapat menghancurkan sendi-sendi kehidupan
berbangsa dan bernegara. Lulusan sekolah yang kurang kuat imannya
akan sangat sulit menghadapi kehidupan pada zaman yang semakin penuh
tantangan di masa mendatang. Seingga, Pendidikan agama Islam berfungsi dalam
keluarga dan masyarakat untuk membentuk manusia yang percaya dan
ketaqwaan kepada Allah SWT agar terciptanya kehidupan yang
baik dalam keluarga dan masyarakat. 2. Pendidikan agama Islam
merupakan fondasi yang utama sebagai sistem pendidikan moral
dan ahklak, dalam rangka pembangunan manusia Indonesia seutuhnya dan
masyarakat Indonesia seluruhnya. 3. Pendidikan agama dalam lingkungan
masyarakat sangat berperan penting bagi kehidupan bermasyarakat dan
untuk meningkatkan moral bangsa dan Negara (Rahmadanisa, 2021).
Pendidikan agama merupakan usaha yang dilakukan dengan logis dan
sistematis, dan kadang bersifatpragmatis yang bertujuan untuk membantu anak agar
dapathidup selaras dengan nilai ajaran agamanya (Djaelani, 2013b). Oleh karena itu,
apabila dalam keluarga memeluk agamaIslam,maka kemungkinan besar pendidikan
agama yang akan diberikan kepada anak adalah pendidikan agama Islam.
Sementaraitu(Muhaimin, 2012)memberikan pandangannya mengenai pendidikan
Islam, menurutnya pendidikan Islam merupakan pendidikan yang berdasarkan nilai-
nilai ajaran Islam atau sistem pendidikan yang Islami, yakni pendidikan yang
dipahami, dikembangkan,dandisusun dari ajaran sertanilai-nilai fundamental yang
terkandung dalam sumber dasarnya yaitu Al-Qur’an dan As-Sunnah. Dalam
pengertian ini pendidikan Islam dapat berupa sebuah pemikiran atau teori pendidikan
yang didasarkan dandikembangkan dari sumber-sumber dasar yaitu Al-Qur’an
dan As-Sunnah. Pendidikan Islam dapat dilihat dari perspektif pendidikan ke-
Islamaan atau pendidikan agama Islam, yakni upaya mendidik agama Islam dan nilai-
nilainya agar menjadi way of life (pandangan dan sikap hidup) seseorang untuk
keselamatan dan kesejahteraan hidup di dunia dan akhirat (Parhan & Sutedja,
2019)Pendidikan agama dalam keluarga merupakan sebuah proses membina
sekaligus mendidik anak agar menjadi dewasadenganmemiliki kesadaran dan
tanggung jawab secara moral, agama, maupun sosial kemasyarakatan. Pada masa
remaja,pendidikan agama yang diberikan oleh orang tua dapat berfungsi
untukmengurangi tindakan dan perilaku anak dalam menghindari kenakalan
remajadengan menanamkan kedisiplinan sedini mungkin. Banyaknya penyelewengan
nilai-nilai agama oleh seorang anak menjadi bukti dan sebuah cerminan terhadap
kurangnya penanaman nilai agama pada diri anaksedini mungkin. Hal ini dikarenakan
bahwa pertumbuhanotak anakditentukan oleh orang tua dalam memberikan asupan
dan asuhan, serta menstimulasi anak sedini mungkin yang lebih dikenal denganistilah
critical period. Peran orang tua dalam mendidik anak sedini mungkindapat
dilakukandengan cara menjadikan orang tua dalam melakukan pendidikan
yang utama dan pertama, menumbuhkembangkan kreativitas buat anak,
sertamenstimulus perkembangan otak dan kemampuan anak dengan
mengoftimalkan seluruh potensi yang dimilikinya (Somad, 2021)

Rahmadania, S., Sitika, A. J., & Darmayanti, A. (2021). Peran pendidikan agama
Islam dalam keluarga dan masyarakat. Edumaspul: Jurnal Pendidikan, 5(2),
221-226.
Somad, M. A. (2021). Pentingnya Pendidikan Agama Islam dalam membentuk
karakter anak. QALAMUNA: Jurnal Pendidikan, Sosial, Dan Agama, 13(2),
171-186.
Al-Qur’an adalah pedoman dan petunjuk bagi manusia, yang mana disetiap perintah
dan larangan yang terdapat pada ayat-ayatnya mampu membentuk kepribadian
manusia yang luhur dan mulia, ayat-ayatnya terpatri kuat dalam hati setiap hamba
yang beriman, karena ia meyakini bahwa semua itu bersumber dari sisi Allah
subhãnahu wata’ãlã, hamba yang mampu mengambil setiap pelajaran dari padanya.
As-Sunnah merupakan pondasi dalam pendidikan, ianya merupakan sumber wahyu
ke dua, bersumber dari setiap perkataan, perbuatan dan ketetapan Rasũlullãh Shallãhu
‘alaihi wasallam, sebagaimana difirmankan dalam AlQur’an
‫ ِإْ نِ طُ قَ عِ ن ْا (َ وَ ما َي ُيوَ حى‬. ‫يَ و ِإْ ن ُه لَ هَ وى‬
“Dan tidaklah yang di ucapkannya itu menurut kemauan hawa nafsunya.Ucapannya
itu ialah wahyu yang di wahyukan kepadanya”. (QS. An-Najm : 3 – 4). Dan
Pendidikan Islam adalah pendidikan yang kontinyu, tidak dikenal istilah “selesai
belajar”. Setiap muslim baik laki-laki maupun perempuan wajib belajar sepanjang
hayat (long- life education). Bahkan tidak ada Batasan waktu untuk terus mempelajari
ilmu yang manfaat dunia dan akhirat. Bahkan Pendidikan Islam adalah pendidikan
yang seimbang. Dalam ajaran Islam, umatnya dianjurkan untuk dapat
mengoptimalkan berbagai potensi akal, ruh dan jasad secara seimbang. Dan segala
sesuatu yang dilakukan dapat bermakna secara duniawi dan ukhrawi. Oleh karena itu,
Pendidikan Islam adalah pendidikan yang tumbuh berkembang. Ilmu Pengetahuan
yang telah dimiliki harus dapat dikembangkan dan memberikan manfaat untuk orang
lain. Dan bahwa pendidikan Islam yang bersumber dari Al Quran dan Hadist menjadi
tanggungjawab umatnya untuk dikembangkan dan diterapkan dalam berbagai bidang
ilmu sesuai kebutuhan manusia dan berlandaskan pada kaidahajaran Islam (Firdaus,
2020).
Manfaat mempelajari Pendidikan islam yang termasuk didalaamnya al quran
dan as-sunnah dalam masa depan adalah untuk menambah dan meningkatkan
pengetahuan mengenai Allah dan ciptaan-Nya, di ilmu agama maupun ilmu umum
kita dapat meningktkan keimanan dan menambah pengetahuan peserta didik dalam
menanamkan ilmu ajaran agama islam dan dapat secara langsung, Dalam surat al-
Taubah ayat 122 dan al-MujJadi ayat 11, Al-Qur'an memberikan tafsir tentang
keunggulan pendidikan Islam. Ada baris-baris keunggulan pendidikan di sana, yang
kemudian diterjemahkan dan dijelaskan secara takwil oleh seorang mufassir ternama.
Sebagai rahmatan lil 'alamin, Islam diturunkan. Nabi Muhammad diutus untuk
menyebarkan Islam. Rasulullah SAW demikian mempromosikan dan bermanfaat
orang melalui pendidikan selama hampir 23 tahun. Orang yang memiliki informasi
dibawa ke tingkat yang tinggi melalui pendidikan. Yang mampu meneruskan warisan
tak ternilai dari ketaqwaan kepada Allah SWT adalah ilmu yang dituntun oleh iman.
Keistimewaan menguasai alam dan sumber dayanya di muka bumi sebagai khalifah
adalah milik manusia. Kewajiban khilafah hanya dapat dilaksanakan dengan ilmu dan
iman untuk memberi manfaat bagi alam dan seluruh ciptaan Tuhan. Tanpa iman,
nalar akan mengikuti jalannya sendiri, yang akan menimbulkan korupsi dan
membahayakan orang. Demikian pula, iman yang tidak didasarkan pada pengetahuan
akan rentan terhadap penipuan dan tidak memiliki kemampuan untuk
menerjemahkannya menjadi berkah dan keuntungan bagi alam dan seisinya. Manfaat
pendidikan Islam, yaitu orang yang berilmu dapat mengantarkan manusia pada
derajat yang besar, sesuai dengan ayat 11 surat al-MujJadi. Yang mampu meneruskan
warisan tak ternilai dari ketaqwaan kepada Allah SWT adalah ilmu yang dituntun
oleh iman. Dengan demikian, Surat Taubah ayat 122 menggarisbawahi pentingnya
ilmu bagi kehidupan manusia. Manusia akan dapat membedakan yang baik dari yang
jahat, yang benar dari yang salah, dan yang bermanfaat dari yang merugikan dengan
menggunakan ilmu (Radiansyah, 2023).

Radiansyah, R., Putra, A. B., Azizah, N., & Simanjuntak, S. K. (2023). Manfaat
Pendidikan Islam. Jurnal Dirosah Islamiyah, 5(2), 338-347.
Firdaus, M., & Ali, F. R. (2020). Karakteristik Pendidikan dalam Tinjauan Al-Qur’an
dan As-Sunnah. Tadarus Tarbawy: Jurnal Kajian Islam dan Pendidikan, 2(1).
Penerapan nilai-nilai ketuhanan merupakan kesadaran dan dirancang untuk
mempersiapkan siswa dalam hal pengetahuan dan pemahaman, kehidupan dan
pengamalan, dan untuk membantu mereka percaya pada agama yang menjadi bagian
dari mereka. Nilai ketuhanan merupakan sekumpulan pedoman hidup, berupa
ajaran tentang cara menjalankan kehidupannya di dunia ini. Jadi,nilai ketuhanan
merupakanbeberapaperaturan pedoman kehidupan manusia dalam bertingkah
sehingga dapat mencapai keselamatan dan kebahagiaan baik lahir maupun batin.
Nilai ketuhanan dibagi dalam tiga aspek yakniberupa aqidah, syariah dan
akhlakul karimah. Aqidah merupakan iman dan yakinkepada Allah sebagai
tuhan yang wajib disembah. Syariah merupakan berupa hukum islam yang
berhubungan dengan akidah, tingkah lakudan moral dalam menetukan baik dan
benar. Akhlakul karimah merupakan suatu sikap manusia yang mengatur tatacara
berinteraksi dengan Tuhan, berinteraksi dengan manusia dan lingkungannya dengan
dasar saling mencintai dan tidak membenci. Iplementasi dalam kehidupan sehari-hari
dpat dilihat dari peringatan hari besar agama, memperingati kelahiran nabi
Muhammad, isra mikraj, shola idul fitri dan idul Adha berjamaah di sekolah,
menyalurkan zakat fitrah dan zakat mal serta memperingati tahun baru islamyang
di ikuti oleh seluruh warga sekolah.Harapan sekolah kepada seluruh warga
sekolah supaya mempunyai sopan santun yang tinggi dalam setiap perilakunya.
Setiap waktu, siswa selalu dilatih untuk bersopan santun kepada guru atau yang lebih
tua dan sekitarnya (Hardiyansyah, 2021)
Dalam pendidikan Islam, akidah yang kuat dan akhlak yangbaik merupakan
tujuan utama ang harus dicapai. Perilaku yang baik merupakan suatu yang sangat
berharga bagi umat Islam. Perilaku siswa memiliki hubungan dengan tingkat
pemahaman siswat erhadap mata pelajaran agama, khususnya akidah akhlak.
Semakin tinggi tangkat pemahaman terhadap apa itu akhlak maka semakin baik pula
perilakunya dalam kehidupan sehari-hari sehingga sangat penting untuk benar-benar
pham apa yang dimaksud dengan akhlak sehingga dapat menerapkannya atau
mengimplementasikanya dalam kehidupan ssehari-hari (Aditiya, 2020).
Hardiansyah, F., Budiyono, F., & Wahdian, A. (2021). Penerapan Nilai-nilai
Ketuhanan Melalui Pembiasaan di Sekolah Dasar. Jurnal Basicedu, 5(6), 6318-
6329.
Aditiya, O. (2020). Pemahaman Siswa terhadap Materi Akidah Akhlak Hubungannya
dengan Perilaku Mereka Sehari-Hari. Matriks Jurnal Sosial Sains, 2(1), 40-57.
Akhlak berasal dari bahasa Arab jama’ dari bentuk mufradatnya“khuluqun”
yang berari budi pekerti, perangai, tingkah laku dan tabiat. Sedangkan menurut istilah
adalah pengetahuan yang menjelaskan tentang baik dan buruk (benar dan salah),
mengatur pergaulan manusia, dan menentukan tujuan akhir dari usaha dan
pekerjaannya. Akhlak pada dasarnya melekat dalam diri seseorang, bersatu dengan
perilaku atau perbuatan. Jika perilaku yang melekat itu buruk, maka disebut akhlak
yang buruk atau akhlak mazmumah. Sebaliknya, apabila perilaku tersebut baik
disebut akhlak mahmudah. Selain akhlak digunakan pula istilah etika dan moral.
Etika berasal dari bahasa yunani “ ethes ’’ artinya adat. Etika adalah ilmu yang
meyelidki baik dan buruk dengan memperhatikan perbuatan manusia sejauh yang
diketahui oleh akal pikiran. Sedangkan moral berasal dari Bahasa. Latin “ mores ”
yang berarti kebiasaan. Persamaan antara akhlak dengan etika adalah keduanya
membahas masalah baik dan buruk tingkah laku manusia. Perbedaannya terletak pada
dasarnya sebagai cabang filsafat, etika bertitik tolak dari pikiran manusia. Sedangkan
akhlak berdasarkan ajaran Allah dan Rasul-Nya. Akhlak tidak terlepas dari aqidah
dan syariah. Oleh karena itu, akhlak merupakan pola tingkah laku yang
mengakumulasikan aspek keyakinan dan ketaatan sehingga tergambarkan dalam
perilaku yang baik. Akhlak merupakan perilaku yang tampak ( terlihat ) dengan jelas,
baik dalam kata-kata maupun perbuatan yang memotivasi oleh dorongan karena
Allah. Namun demikian, banyak pula aspek yang berkaitan dengan sikap batin
ataupun pikiran, seperti akhlak diniyah yang berkaitan dengan berbagai aspek, yaitu
pola perilaku kepada Allah, sesama manusia, dan pola perilaku kepada alam. Akhlak
islam dapat dikatakan sebagai aklak yang islami adalah akhlak yang bersumber pada
ajaran Allah dan Rasulullah. Akhlak islami ini merupakan amal perbuatan yang
sifatnya terbuka sehingga dapat menjadi indikator seseorang apakah seorang muslim
yang baik atau buruk. Akhlak ini merupakan buah dari akidah dan syariah yang
benar. Secara mendasar, akhlak ini erat kaitannya dengan kejadian manusia yaitu
khaliq ( pencipta ) dan makhluq ( yang diciptakan ). Rasulullah diutus untuk
menyempurnakan akhlak manusia yaitu untuk memperbaiki hubungan makhluq
( manusia ) dengan khaliq ( Allah Ta’ala ) dan hubungan baik antara makhluq dengan
makhluq (Habibah, 2015).
Akhlak merupakan sifat yang tumuh didalam diri manusia. Sifat tersebut
menyatu dalam dirinya, sehingga menjadi perilaku kehidupan sehari-hari. Dari akhlak
tersebut, diharapkan manusia mampu mengimplementasikan ke dalam kehidupan
sehari-hari ke dalam bentuk akhlak terhadap Allah Swt, akhlak terhadap Rasulullah
Saw, akhlak terhadap diri sendiri, akhlak terhadap keluarga, akhlak terhadap
masyarakat, dan akhlak terhadap lingkungan. Akhlak adalah sifat yang tumbuh dan
menyatu dalam diri seseorang. Bagi umat Islamakhlak terpuji (mahmudah) adalah
seperti apa yang terdapat pada diri Nabi Muhammad Saw. Karena, sifat-sifat dan
perangai yang terdapat pada beliau adalah sifat-sifat yang terpuji dan merupakan
uswatun hasanah (contoh teladan) terbaik bagi seluruh kaum Muslimin. Macam-
macam akhlak terpuji di antaranya akhlak terhadap Allah Swt. yakni dengan cara
menauhidkan Allah, bertobat kepada-Nya, berhusnuzhan, bertawakal, dan bertadharu
kepada-Nya. Akhlak terhadap Rasulullah Saw. yakni dengan cara mencintainya,
mengikuti dan menaati segala tuntunannya, mengucapkan salawat dan salam
kepadanya. Akhlak terhadap diri sendiri yakni dengan cara senantiasa bersikap sabar,
bersyukur, amanat, jujur dalam segala hal, dan menanamkan sifat malu dalam diri.
Kemudian, akhlak terhadap keluarga yakni dengan cara berbakti kepada kedua
orangtua, bersikap baik kepada saudara, membina dan mendidik keluarga dengan
nilai-nilai Islam, dan memelihara keturunan agar senantiasa berpegang teguh pada
ajaran Islam. Akhlak terhadap masyarakat yakni di antaranya dengan cara berbuat
baik kepada tetangga, saling tolong-menolong dalam kebaikan dan hak, bersikap
tawadhu dan tidak sombong, hormat kepada teman dan sahabat, serta menjaga
hubungan silaturahim dengan kerabat. Dan akhlak terhadap lingkungan yakni dengan
cara menjaga kelestarian alam agar manusia dapat mengamb dan mengolahnya untuk
beribadah, dan dengan cara cinta tanah air dan negara. Hal tersebut adalah dengan
cara menjaga keamanan, ketertiban dan kelestariannya. Di antara ciri akhlak terpuji
ini adalah ketaatan yang sungguh-sungguh kepada-Nya. Karena sesungguhnya apa
yang ditentukan oleh Allah kepada seorang hamba adalah jalan yang terbaik baginya.
Allah itu tergantung kepada prasangka hambanya. Sudah menjadi keharusan bagi
setiap muslim agar bersikap husnuzhan kepada Allah. Dengan berbaik sangka kepada
Allah, seorang hamba akan menjadi tenteram dan damai pikirannya. Selain itu, dalam
menjalankan aktivtas sehari-harinya, ia akan merasakan kedamaian dan ketenangan
jiwa (Syukur, 2020).
Habibah, S. (2015). Akhlak dan etika dalam islam. Jurnal Pesona Dasar, 1(4).
Syukur, A. (2020). Akhlak Terpuji dan Implementasinya di Masyarakat. Misykat al-
Anwar Jurnal Kajian Islam dan Masyarakat, 3(2), 1-22.

Saya/ kami yang bertanda tangan di bawah ini memahami bahwa saya/ kami telah
membaca dan setuju untuk mematuhi peraturan UMB tentang plagiarisme dan
penjiplakan dan kebijakan dan prosedur di Program Studi. Saya/ kami menyetujui
proses pengecekan laporan sehingga tidak ada unsur plagiarisme atau penjiplakan
akademik.
Tanda tangan

...................................
O’Zabrina Fely Berliana

Anda mungkin juga menyukai