Sekolah menurut KBBI adalah bangunan atau lembaga untuk belajar dan mengajar
serta tempat menerima dan memberi pelajaran. Dalam hal ini yang diberi pelajaran adalah
murid dan yang memberi pelajaran adalah seorang guru. Untuk mengefektifkan kegiatan
belajar mengajar banyak usaha yang dilakukan pihak sekolah. Usaha yang dilakukan ini
diharapkan mampu meningkatkan semangat belajar siswadan juga siswa dapat lebih
berkompetisi untuk memdapatkan nilai yang terbaik.
Semangat belajar dan sikap kompetitif siswa dalam mencapai nilai yang terbaik dapat
ditingkatkan dengan memberi motivasi atau dorongan kepada mereka. Motivasi menurut
Utsman Najati yaitu kekuatan penggerak yang membangkitkan aktivitas pada sesorang dan
menimbulkan tingkah laku serta mengarahkan pada tujuan-tujuan tertentu, ada tiga
komponen pokok dalam motivasi yaitu menggerakkan, dimana motivasi menimbulkan
kekuatan pada seseorang untuk bertindak sesuatu, yang kedua adalah mengarahkan, motivasi
mengarahkan tingkah laku seseorang terhadap sesuatu tujuannya, dan motivasi juga
menopang, artinya motivasi menjaga dan menopang tingkah laku, dimana keadaan
lingkungan sekitar individu juga harus menguatkan dorangan dan kekuatan yang ada dalam
individu. ( Sheleh & Wahab, 2005).
Motivasi yang diperlukan siswa sendiri adalah motivasi untuk belajar atau dorongan
dari proses belajar dan tujuan dari belajar adalah mendapatkan manfaat dari proses belajar.
Beberapa siswa mengalami masalah dalam belajar yang berakibat prestasi belajar tidak sesuai
dengan ang diharapkan. Untuk mengatasi masalah yang dialami tersebut perlu ditelusuri
faktor yang mempengaruhi hasil belajar di antaranya adalah motivasi belajar siswa, dimana
motivasi belajar merupakan syarat mutlak untuk belajar, serta sangat memberikan pengaruh
besar dalam memberikan gairah atau semangat dalam belajar. (Puspitasari, 2012)
Lingkungan kelas juga termasuk salah satu faktor yang dapat mempengaruhi motivasi
dan semangat belajar siswa. Pihak sekolah melakukan berbagai inovasi agar lingkungan kelas
dapat mendukung peningkatan semangat belajar siswa. Seringnya, para sekolah menjadikam
ranking paralel sebagai patokan dan juga motovasi belajar. Program yang dilakukan di
SMAN 1 Genteng dalam rangka meningkatkan semangat belajar siswa adalah penempatan
atau pembagian kelas yang didasarkan pada ranking sehingga siswa dapat terkelompok sesuai
dengan kemampuan yang dimiliki.
1
a) Apa tujuan diadakannya pembagian kelas berdasarkan ranking?
b) Bagaimana pengaruh pembagian kelas berdasarkan ranking paralel terhadap semangat
belajar siswa?
c) Bagaimana metode pembagian kelas yang baik agar dapat meningkatkan semangat belajar
siswa?
1.3 Tujuan
2
BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA
Siswa merupakan pelajar yang duduk dimeja belajar setrata sekolah dasar maupun
menengah pertama (SMP), sekolah menengah keatas (SMA). Siswa-siswa tersebut belajar
untuk mendapatkan ilmu pengetahuan dan untuk mencapai pemahaman ilmu yang telah
didapat didunia pendidikan. Siswa ataupun peserta didik merupakan mereka yang secara
khusus diserahkan oleh kedua orang tua mereka untuk mengikuti pembelajaran yang
diselanggarakan disekolah dengan tujuan agar bisa menjadi manusia yang berilmu
pengetahuan, mempunyai keterampilan, mempunyai pengalaman, memiliki kepribadian serta
berakhlak mulia dan mandiri (Kompas, 1985). Berdasarkan Undang-Undang No. 14
Tahun 2005, secara tegas dinyatakan bahwa siswa adalah anggota masyarakat yang berusaha
meningkatkan kualitas dirinya dengan proses pendidikan tertentu. Menurut Wikipedia, siswa
merupakan sekelompok anggota dalam masyarakat yang berusaha meningkatkan potensi
yang ada pada diri mereka melalui proses pembelajaran lewat jalur pendidikan. Baik dengan
melalui pendidikan formal ataupun nonfrormal, kepada jenjang pendidikan serta juga jenis
pendidikan tertentu.
Prestasi merupakan indikator penting dari hasil yang diperoleh selama mengikuti
pendidikan. Prestasi dapat diartikan sebagai hasil yang dicapai (Tim Penyusun Kamus Pusat
Bahasa dalam Iksan, 2012:11). Prestasi Belajar adalah hasil dari seseorang dalam kegiatan
pembelajaran (Siti Pratini, 2005). Prestasi Akademik adalah perubahan dalam kemampuan
yang disebabkan karena proses belajar, bentuk hasil proses belajar dapat berupa pemecahan
masalah yang dapat diukur dan dinilai dengan menggunakan tes yang terstandar (Sobur,
2013:12). Dalam konteks psikologi pendidikan, prestasi dapat diartikan sebagai level spesifik
dari suatu keahlian atau kemampuan spesifik yang dimiliki seseorang, misalnya kemampuan
aritmatika dan kemampuan membaca (Van de Bos dalam Iksan 2012:11).
Salah satu pendukung prestasi siswa disekolah adalah adanya motivasi dalam belajar,
salah satu faktor terbentuknya motivasi belajar adalah sistem pembelajaran di sekolah. Sistem
pembelajaran disekolah pada dasarnya merupakan cara-cara untuk mencapai tujuan
pembelajaran yaitu tercapainya hasil belajar secara maksimal oleh siswa dalam kegiatan
belajar. Suasana belajar dan pembelajaran diarahkan agar siswa dapat mengembangkan
3
potensi dirinya secara maksimal. Guru menjadi pihak yang paling bertanggung jawab dalam
pengelolaan pembelajaran diruang kelas. Strategi dan metode pembelajaran yang digunakan
sangat menentukan kondusif atau tidaknya suasana belajar. Kemudain bagaimana guru
menguasai situasi belajar siswa. Guru tidak hanya perlu menguasai materi pelajaran, namun
yang lebih penting adalah mampu menguasai dinamika kelas yang dihuni oleh berbagai sifat
dan watak siswa. Dalam konteks pembelajaran yang dilakukan oleh guru, tampak jelas bahwa
keterampilan guru dalam mengelola kelas (classroom management) menjadi amat penting.
4
tertinggi hingga nilai terendah. Siswa yang tidak mampu mempertahankan prestasi
akademiknya akan digeser ke kelas yang dibawahnya.
Kelebihan
Menurut Adodo dan Agbaweya (2011)
1) Meningkatkan prestasi siswa
2) Memudahkan guru dalam dalam mengajar dikelas
3) Memudahkan guru untuk mengendgalikan proses pemberian intruksi
4) Memudahkan guru memberikan penguatan kepada siswa yang berprestasi
tinggi dan berprestasi rendah
5) Siswa yang berprestasi rendah merasa lebih nyaman ketika berada bersama
teman-teman yang memiliki kemampuan setara, siswa yang berprestasi
tinggi juga dapat saling menjaga dan mendukung minat mereka
6) Siswa bisa saling menghargai dan berpartisipasi dalam kerja kelompok
antar siswa
7) Membantu guru dalam menyesuaikan bahan dan metode pengajaran yang
sesuai dengan kebutuhsn dan tingkat siswa
8) Pemanfaatan waktu, ruang dan bahan bagi siswa dapat menjadi lebih
optimal
9) Siswa dapat bekerja secara cepat atau lambat sesuai dengan kemampuan
kelas mereka
10) Memenuhi keinginn orang tua bahwa anaknya ingin dikelompokkan
dengan siswa yang memiliki kemampuan setara.
Kelemahan
Menurut Hornby dan Witte (2014)
1) Menurunkan harapan guru terhadap pencapaian prestasi siswa
2) Siswa dikelas rendah kurang bisa untuk menjadi model untuk
pembelajaran
3) Adanya stigma negatif bagi kelas rendah
4) Menurunkan kemampuan siswa dalam menyampaikan ide pada siswa
dikelas tinggi
5) Orang tua merasa cemas bahwa anak mereka akan salah
dikelompokkan oleh guru
5
6) Kelas yang tinggi biasanya mengalami pengabaian oleh guru, karena
dianggap sudah cukup cerdas
7) Mendorong stratifikasi sosial yang tidak sehat dan kurangnya relasi
sosial diantara kelas tinggi dan rendah
B. Kelas Heterogen
Siswa berkemampuan lebih, sedang, dan rendah dikelompokkan dalam satu
kelas, sehingga kelas menjadi lebih heterogen. Kelas yang beragam membutuhkan
pendekatan pembelajaran yang berbeda dibanding mengajar siswa dengan
kemampuan homogen. Siswa yang berkemampuan lebih biasanya sadar akan tujuan
mereka datang ke sekolah dan memiliki berbekal nilai akademik yang bagus.
Sementara siswa yang berkemampuan rendah kebanyakan memiliki semanat belajar
yang kurang . Jangan sampai pengaruh negatif yang ada pada masing – masing siswa
mempengaruhi siswa lainnya.
Kelebihan
1) Guru bisa mendapatkkan “asisten” dari siswa yang mempunyai
kemampuan lebih
2) Muncul kebiasaan tolong- menolong sesama siswa, dikarenakan siswa
yang cepat belajar dapat dikondisikan untuk membantu siswa lain yang
lamban belajar
3) Meningkatkan rasa saling memahami, menghormati dan toleransi
4) Mendorong siswa yang lamban belajar untuk maju dan termotivasi
Kelemahan
1) Siswa yang memiliki kemampuan lebih “dipaksa” untuk menjadi
“asisten guru” yang berperan untuk membantu murid dengan
kemampuan dibawah mereka, sehingga memperlambat proses belajar
mereka
2) Siswa yang berkemampuan kurang dianggap sebagai sumber persoalan
yang memperlambat proses belajar mengajar
3) Timbulnya stigma yang menyebabkan percaya diri hilang dari siswa
yang berkemampuan rendah
6
4) Siswa yan berkemampuan kurang akan sulit mengikuti pelajaran
karena ada temannya yang memiliki kemampuan dapat belajar lebih
cepat
Metode pembagian kelas yang baik adalah pemerataan pemahaman informasi dan
pengetahuan kepada setiap siswa. Para guru harus lebih mengenal kemampuan dan potensi
peserta didiknya. Tentu ini tidak mudah dalam praktiknya. Guru seharusnya membagi siswa
menjadi beberapa kelompok, masing-masing kelompok diisi oleh siswa berkemampuan
tinggi, sedang, dan rendah. Guru menjadi fasilitator yang baik agar tidak muncul dominasi
kelompok oleh beberapa siswa.
7
BAB 3 METODE PENELITIAN
Metode deskriptif adalah suatu metode dalam meneliti status sekelompok manusia,
suatu objek, kondisi, sistem pemikiran ataupun peristiwa pada masa sekarang. Tipe penelitian
ini berusaha menerangkan fenomena sosial tertentu. Penelitian dapat dibedakan menjadi
beberapa jenis, berdasarkan kriteria pem-bedaan antara lain fungsi akhir dan
pendekatannya.Menurut Singarimbun (1989:4), “penelitian deskriptif dimaksudkan untuk
pengukuran yang cermat terhadap fenomena sosial tertentu, misalnya perceraian,
pengangguran, keadaan gizi, preferensi terhadap politik tertentu dan lain-lain”.
8
Daftar Pustaka
https://www.matrapendidikan.com/2013/09/pentingnya-suasana-belajar-kondusif.html,
diakses pada 3 Februari 2020
http://tetimardiana.blogspot.com/2010/08/pengaruh-sistem-pembagian-kelas-
secara.html?m=1, diakses pada 4 Februari 2020