Anda di halaman 1dari 6

Tugas Terstruktur Dosen Pengampu

Pendidikan Keluarga Dan Masyarakat Abdul Rahman, S. H. I., M. Pd.

INTERNALISASI NILAI-NILAI KEISLAMAN DALAM KELUARGA

Disusun Oleh:
Kelompok 4
Akhmad Noval Najib (190101010135)
Hidayat Fikri (190101010661)

PENDIDIKAN AGAMA ISLAM


FAKULTAS TARBIYAH DAN KEGURUAN
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI ANTASARI
BANJARMASIN
2022
PEMBAHASAN
Allah memberi contoh kepada kita betapa pentingnya pendidikan dari orang tua
kepada anaknya. Sebagaimana Luqman sebagai orang tua memberi nasehat dan pengajaran
serta i`tibar kepada anaknya supaya bersyukur kepada Allah dan melarang mensyarikatkan-
Nya. Jika ditinjau dari aspek keagamaan, manusia itu adalah mahluk yang disebut
“Homodivanans” (mahluk yang berketuhanan) atau disebut “Homoreligius” (mahluk
beragama). Dengan demikian kecendrungan untuk beragama, bertuhan dan kecendrungan
kepada kebaikan telah ada pada manusia sejak masih kanak-kanak.1 Bila pendidikan
keagamaan di keluarga serta dilingkungan sekitarnya baik, maka besar kemungkinan anak
dikala dewasa nanti akan menjadi baik. Imam Al-Ghazali berkata:
Anak itu merupakan amanah bagi kedua orang tuanya, hatinya yang bening bagaikan
permata, jiwanya yang bersih mudah bagi siapa yang ingin menggambar dan mengukir
sesuatu padanya. Anak mudah condong kemana yang ingin dicondongkannya, jika
dicondongkan kepada kebaikan dan ilmu pengetahuan, dia akan berkembang kearah itu, dan
akan bahagia dunia akhirat, kedua orang tuanya akan mendapatkan pahala, juga pendidik-
pendidiknya. Jika anak diarahkan kepada kejahatan dan dibiarkan seperti sikap binatang,
sengsara dan celakalah dia.2
Memberikan pendidikan yang baik dan benar kepada anak dalam sebuah keluarga,
merupakan suatu keniscayaan, karena pendidikan paling tidak harus mencakup alih nilai
(transfer of values), alih ilmu pengetahuan (transfer of knowledge), dan alih ketrampilan
(transfer of skill), karena itu hidup dan kehidupan manusia menjadi bermakna.
Pendidikan dalam Islam adalah bukan sekedar pengajaran, karena pendidikan lebih
dari itu, yaitu di samping proses transfer ilmu, juga merupakan proses alih nilai, dan
pembentukan kepribadian dengan segala aspek yang dicakupnya. Dalam bahasa arab
pendidikan mencakup keseluruhan pengertian yang terkandung dalam tiga kata yakni: ta`lim,
tarbiyah dan takdib,3 namun yang lebih populer untuk pendidikan digunakan kata tarbiyah.
Pendidikan yang dimaksudkan dalam Islam berarti transfer of values, proses alih nilai
dari pendidik kepada peserta didiknya yang dilaksanakan berdasarkan ajaran Islam. Jadi nilai
yang diwariskan kepada didikannya adalah ajaran Islam itu sendiri, yaitu nilai-nilai yang
terkandung dalam al-Quran dan al-Hadits. Secara garis besar, nilai dapat dibagikan kepada
beberapa bagian seperti nilai moral agama (religius), nilai ilmu pengetahuan (science), nilai

1
Safriadi, S., Darimi, I., & Siswanto, I, Strategi Pembinaan Religiusitas Anak dalam Keluarga. (TAKAMMUL,
2015), h, 1-11.
2
Riadh Maudh, Ilmu an-Nafsi at-Tarbawi, cet.III (Maktabah Injilu: Mishriah, 1954), h. 183.
3
Ahmad Tafsir, Ilmu pendidikan dalam perspektif Islam, (Remaja Rosda Karya, Bandung 1994), h.28.
sosial budaya (humanism), nilai seni dan keindahan (art and estetika), nilai politik dan
ekonomis (economi and politice).4 Dari kesemua nilai tersebut tujuan yang ingin dicapai
adalah demi terbentuknya manusia sempurna dan paripurna (insan kamil dan syamil),
sehingga dapat mengemban dengan baik, fungsinya sebagai khalifah di muka bumi, yakni
memakmurkan bumi dan memperhambakan dirinya kepada sang Khaliq Allah SWT.
A. Definisi Penanaman atau Internalisasi
Dalam kamus besar Bahasa Indonesia, Internalisasi adalah sebuah penghayatan,
pendalaman serta penguasaan secara detail atau mendalam yang berlangsung secara
bertahap yaitu melalui pembinaan diteruskan dengan bimbingan. Pembinaan dilakukakan
secara mendalam untuk memaksimalkan internalisasi. Proses bertahap merupakan suatu
upaya agar proses internalisasi atau penanaman berjalan dengan maksimal. Menurut
Arthur dan Emily dalam Kamus Psikologi, Internalisasi adalah menerima atau
mengadopsi suatu keyakinan, nilai, sikap praktik, serta standar sebagai miliknya sendiri.5
James Chaplin dalam Kamus Psikologi, Internalisasi adalah proses yang didalamnya
mengandung unsur perubahan dan waktu. Internalisasi juga diartikan sebagai
penggabungan atau penyatuan sikap, standar tingkah laku, pendapat, dan semua yang ada
dalam kepribadian.6
B. Definisi Nilai Agama Islam
Sidi Gazalba dalam Chabib Toha mengartikan nilai sebagai sesuatu yang bersifat
abstrak, ideal, tidak berwujud secara kongkrit, bukan fakta atau persoalan benar dan salah
yang memerlukan pembuktian melainkan suatu penghayatan yang dikehendaki dan tidak
dikehendaki. Sedangkan Chabib Toha mendefinisikan nilai sebagai sifat yang melekat
pada sesuatu atau sistem kepercayaan yang telah beerhubungan dengan subjek atau orang
dan memberi arti sehingga manusia mempercayai.7 Nilai yang melekat pada seseorang
dapat berubah-ubah kadarnya sesuai dengan kondisi keimanan atau kepercayaan pada diri
seseorang.
Dalam bidang agama, nilai merupakan suatu hal yang memiliki dasar kebenaran
yang paling kuat yaitu yang bersumber dari kebenaran tertinggi yaitu Tuhan pencipta
alam. Mempercayai tentang keberadaan Tuhan sang pencipta alam semesta merupakan
bagian dari nilai yang melekat pada diri seseorang. Dalam hal ini nilai-nilai Islam menjadi

4
Muhammad Noorsyam, Filsafat Pendidikan dan Dasar Filsafat Pendidikan Pancasila, (Usaha nasional,
Surabaya, 1988), h. 140.
5
Reber, Arthur S Emily S. Kamus Psikologi (Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2010) h. 484.
6
James Chaplin. Kamus Lengkap Psikologi (Jakarta: Raja Grafindo Persada, 2005) h.256.
7
Chabib Toha. Kapita Selekta Pendidikan Islam (Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 1996) h. 60.
solusi untuk menjalani hidup yang lebih baik. Nilai-nilai Islam tersebut adalah aqidah,
akhlak dan nilai ibadah.8 Setiap jiwa yang bernyawa hendaknya memiliki tiga dasar nilai
Islam untuk menjadi pedoman dalam bertindak dan menjalani kehidupan. Sebagaimana
nilai-nilai Islam sangat berkaitan dengan kehidupan seharihari maka banyak sumber yang
menjelaskan tentang nilai:
a. Nilai Ilahiyah adalah nilai yang lahir dari keyakinan petunjuk supernatural atau tuhan.
Nilai ini terbagi menjadi tiga yaitu nilai keimanan atau tauhid dan akhlak, nilai
ubudiyah, dan nilai muamallah.9
b. Nilai Insaniyah yaitu nilai yang lahir atau terbentuk dari budaya dan kondisi
masyarakat sekitar baik individu ataupun suatu kelompok. Nilai insaniyah terbagi
menjadi tiga yaitu nilai etika, sosial, dan estetika.
Islam memiliki cabang beban kewajiban yang dianggap sebagai asas utama agar mansia
dapat dikatakan sebagai seorang muslim. Dengan memiliki bekal yang kuat, diharapkan
mampu menjadi kesuksesan dalam penanaman nilai kepada anak. beban kewajiban
tersebut adalah aqidah, akhlak dan ibadah.10
C. Metode Internalisasi Nilai Islam
Abdullah Nashih Ulwan menemukan ada lima tahapan metode internalisasi nilainilai
Islam pada anak antara lain:
1. Pendidikan dengan keteladanan yaitu pedidikan dengan metode influentif atau
mempengaruhi yang paling meyakinkan keberhasilan dalam mempersiapkan dan
membentuk anak dalam moral, spiritual, dan sosial.
2. Pendidikan dengan adat kebiasaan. Manusia dilahirkan dengan fitrah tauhid yang
murni, agama yang lurus, dan iman kepada Alah. Manusia diciptakan dari naluri
beragama yaitu agama tauhid dimana agama tauhid itu muncul dari Allah dan bukan
pengaruh dari lingkungan.11 Disinilah peran pembiasaan, pengajaran dan pendidikan
dalam pertumbuhan anak untuk menemukan tauhid yang murni, keutamaan-
keutamaan budi pekerti, spiritual dan etika agama yang lurus.
3. Pendidikan dengan nasehat adalah satu metode penting yang didalamnya mengajarkan
tentang proses pembentukan iman, mempersiapkan moral, spiritual dan sosial anak.

8
Luqman Hakim. Internalisasi Nilai-Nilai Agama Islam Dalam Pembentukan Sikap Dan Perilaku Siswa
Sekolah Dasar Islam Terpadu Al-Muttaqin Kota Tasikmalaya. Jurnal Pendidikan Agama Islam-Ta’lim
(Tasikmalaya: SDIT Al-Muttaqin, 2012) h. 69.
9
Zakiah Darajat. Membina Nilai-Nilai Moral di Indonesia (Jakarta: Bulan Bintang, 1997) h. 21.
10
Mansur Isna. Dirkursus Pendidikan Islam (Yogyakarta, Global Pustaka Utama, 2001) h. 98.
11
Abdullah Nashih Ulwan. Pedoman Pendidikan Anak Dalam Islam. (Malaysia: Asy-Syifa, 1981),h. 2.
4. Pendidikan dengan perhatian adalah mencurahkan, memperhatikan dan senantiasa
mengikuti perkembangan anak dalam pembinaan akidah dn moral, spiritual dan
sosial.
5. Pendidikan dengan memberi hukuman dimana hukuman yang dimaksud adalah
hukum-hukum syariat dalam islam yang adil dan sesuaiprinsip. Apabila seorang anak
melakukan kesalahan hendaknya ditegur dengan hukuman yang sesuai dengan
kaidah-kaidah Islam.
DAFTAR PUSTAKA
Safriadi, S., Darimi, I., & Siswanto, I. 2015. Strategi Pembinaan Religiusitas Anak dalam
Keluarga. TAKAMMUL.
Maudh, Riadh. 1954. Ilmu an-Nafsi at-Tarbawi, cet.III. Maktabah Injilu: Mishriah.
Tafsir, Ahmad. 1994. Ilmu pendidikan dalam perspektif Islam. Bandung: Remaja Rosda
Karya.
Noorsyam, Muhammad. 1988. Filsafat Pendidikan dan Dasar Filsafat Pendidikan Pancasila.
Surabaya: Usaha nasional.
Reber, Arthur S Emily S. 2010. Kamus Psikologi. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
Chaplin, James. 2005. Kamus Lengkap Psikologi. Jakarta: Raja Grafindo Persada.
Toha, Chabib. 1996. Kapita Selekta Pendidikan Islam. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
Hakim, Luqman. 2012. Internalisasi Nilai-Nilai Agama Islam Dalam Pembentukan Sikap
Dan Perilaku Siswa Sekolah Dasar Islam Terpadu Al-Muttaqin Kota Tasikmalaya.
Jurnal Pendidikan Agama Islam-Ta’lim. Tasikmalaya: SDIT Al-Muttaqin.
Darajat, Zakiah. 1997. Membina Nilai-Nilai Moral di Indonesia. Jakarta: Bulan Bintang.
Isna, Mansur. 2001. Dirkursus Pendidikan Islam. Yogyakarta, Global Pustaka Utama.
Ulwan, Abdullah Nashih. 1981. Pedoman Pendidikan Anak Dalam Islam. Malaysia: Asy-
Syifa.

Anda mungkin juga menyukai