Anda di halaman 1dari 5

Ma’asyiral muslimin rahimakumullah

Keluarga adalah tempat perrtama dan utama bagi tumbuhkembang anak. Di


lingkungan keluarga anak mendapatkan pengaruh dan pendidikan yang pertama,
karena itu keluarga merupakan lembaga pendidikan yang bersifat informal.
Islam adalah agama yang sangat peduli terhadap pendidikan. Islam menerapkan
sistem pendidikan sepanjang hayat, sebagaimana sabda Rasulullah saw
“Tuntunlah ilmu dari buaian sampai liang lahat” Bila dicermati lebih dalam hadis
tersebut menegaskan bahwa pendidikan awal itu terdapat pada keluarga. Dalam
Al Qur’an dijelaskan peran dan tanggungjawab keluarga:

‫هّٰللا‬ ۤ
َ َ‫ الَّ ِذ ْينَ ٰا َمنُوْ ا قُ ْٓوا اَ ْنفُ َس ُك ْم َواَ ْهلِ ْي ُك ْم نَارًا َّوقُوْ ُدهَا النَّاسُ َو ْال ِح َجا َرةُ َعلَ ْيهَا َم ٰل ِٕى َكةٌ ِغاَل ظٌ ِشدَا ٌد اَّل يَ ْعصُوْ ن‬5‫ٰيٓاَيُّهَا‬
َ‫َمٓا اَ َم َرهُ ْم َويَ ْف َعلُوْ نَ َما يُْؤ َمرُوْ ن‬

Artinya” Wahai orang-orang yang beriman, jagalah dirimu dan keluargamu dari api
neraka yang bahan bakarnya adalah manusia dan batu. Penjaganya adalah malaikat-
malaikat yang kasar dan keras. Mereka tidak durhaka kepada Allah terhadap apa
yang Dia perintahkan kepadanya dan selalu mengerjakan apa yang diperintahkan.
(Qs. At Tahrim: 6)

Di dalam keluarga, anak akan banyak mendapatkan pengalaman untuk tumbuh


dan berkembang demi masa depannya. Di dalam keluarga orang tua dapat
memberikan contoh perilaku yang kelak akan ditiru oleh anak. Karena keluarga
merupakan tempat yang efektif untuk membelajarkan nilai moral yang luhur
kepada anak.
Ma’asyiral muslimin rahimakumullah

Manusia merupakan makhluk sempurna yang diciptakan memiliki potensi


berkumpul dan bermasyarakat. Dari sini dapat dipahami bahwa Keluarga
merupakan bentuk dari himpunan individu yang menyatukan fisik dan jiwa.
Dalam hal ini pentingnya keluarga dalam membentuk moral yang luhur. Karena
di dalam keluarga nilai-nilai yang dimiliki oleh seorang anak ditanamkan
pertama kali. Ibu merupakan aktor utama yang mengajarkan berbahasa dan
memahami sebuah nilai-nilai kemanusiaan hingga norma-norma yang akan
ditaati oleh setiap anak. Dalam hal ini nilai-nilai yang ditanamkan kepada
individu keluarga juga mengalami gradasi akibat masuknya nilai-nilai baru yang
diserap oleh individu melalui lingkungan. Nilai baru itu terkadang berbenturan
dan menimbulkan proses pertarungan nilai antara nilai baru dan nilai keluarga.

Keluarga diasumsikan sebagai bentuk sosial terkecil dalam masyarakat. Keluarga


yang menanamkan nilai-nilai pada individunya akan terbawa oleh individu
keluarga dalam berinteraksi dengan lingkungan sosial yang lebih besar lagi,
sehingga membentuk moral sebuah bangsa dalam format yang besar. Dengan
asumsi tersebut, maka keluarga menjadi basis dalam pembentukan sebuah
karakter individu yang kelak pula mampu membentuk nilai-nilai kesadaran
dalam membentuk moral bangsanya.

Ma’asyiral muslimin rahimakumullah


Keluarga dalam konstruksi agama merupakan sokoguru negara, ia menjadi
dorongan moral dari terbentuknya masyarakat yang lebih luas yaitu masyarakat
negara. Meruntuhkan sokoguru negara adalah dengan meruntuhkan basis
penanaman nilai moralnya, yaitu keluarga. Sedangkan dalam konsepsi
pendidikan Islam merealisasikan tentang pentingnya penanaman nilai-nilai
pendidikan agama sejak dini kepada anak-anak merupakan hal yang sangat
mendasar untuk dilakukan, sebagaiman firman Allah SWT yaitu:

‫َظ ْي ٌم‬ َ ْ‫ي اَل تُ ْش ِر ْك بِاهّٰلل ِ ۗاِ َّن ال ِّشر‬


ِ ‫ك لَظُ ْل ٌم ع‬ َّ َ‫ه ٰيبُن‬5ٗ ُ‫َواِ ْذ قَا َل لُ ْقمٰ ُن اِل ْبنِ ٖه َوهُ َو يَ ِعظ‬

Artinya:” (Ingatlah) ketika Luqman berkata kepada anaknya, saat dia


menasihatinya, “Wahai anakku, janganlah mempersekutukan Allah! Sesungguhnya
mempersekutukan (Allah) itu benar-benar kezaliman yang besar.” (Qs. Luqman:
13).

Berdasarkan ayat diatas menerangkan bahwa penanaman nilai-nilai keimanan


terhadap Allah SWT merupakan bimbingan yang pertama dalam keluarga yang
harus diperhatikan, maka orang tua memiliki peranan yang sangat penting dalam
member bimbingan dan pengarahan berdasarkan agama Islam dalam lingkungan
keluarga.

Lingkungan kelurga merupakan lembaga sosial yang pertama dan terpenting


yang mana didalamnya terdapat saling interaksi yang didasarkan oleh adanya
hubungan darah sehingga akan menampakkan suatu kesatuan utuh dan kokoh.
Karena keluarga merupakan masyarakat terkecil yang terdiri dari ayah, ibu, dan
anak-anak. Hal ini seiring dengan pendapat sebagai berikut: “Keluarga adalah
merupakan kesatuan-kesatuan kemasyarakatan yang paling kecil. Sebagai satu
kesatuan, maka ikatan didasarkan atas perkawinan dimana tiap-tiap anggota
mengabdikan dirinya kepada kepentingan dan tujuan keluarga dengan rasa kasih
sayang dan penuh tanggung jawab. Dengan demikian anggota keluarga meliputi
ayah, ibu, dan anak-anak.

Ma’asyiral muslimin rahimakumullah

Apabila di dalam keluarga terdapat suasana keagamaan dimana ibu dan bapak
hidup penuh dengan kasih sayang dan menjaga sopan santun, sikap dan tindakan
sesuai dengan petunjuk agama, maka sejak lahir si anak telah mendapat unsur-
unsur positif melalui pengalaman yang dilihat dan didengarnya dari kedua orang
tuanya, bagi kebutuhan pribadinya. Selanjutnya perlakuan orang tua yang lemah
lembut, kasih sayang, disertai dengan kejujuran, keikhlasan, dan keadilan yang
dilandasi oleh ketaatan kepada agama akan menambah kuatnya unsur-unsur
positif dalam kepribadiannya, Peranan keluarga dalam pembentukan moral yang
luhur adalah memberikan nasihat, membiasakan hal-hal yang baik, memberikan
teladan, memberikan perhatian serta memberi pengawasan.

Kewajiban orang tua tidak hanya sekedar memelihara eksistensi anak untuk
menjadikannya kelak sebagai seseorang yang berkependidikan dan berilmu
pengetahuan tinggi, serta sukses dalam meniti karir dan cita-citanya. Tetapi juga
memberikan pendidikan berupa pembinaan anak sebagai individu muslim dan
muslimah yang tumbuh dan berkembang melalui pembinaan akhlak yang mulia
berdasarkan keTuhanan yang Maha Esa. Hal ini sesuai dengan hadis Rasulullah
SAW:

ْ ِ‫ُكلُّ َموْ لُوْ ٍد يُوْ لَ ُد َعلَى ْالف‬


َ ‫ فََأبَ َواهُ يُهَ ِّودَانِ ِه َأوْ يُ َمجِّ َسانِ ِه َأوْ يُن‬،‫ط َر ِة‬
‫َصِّرانِ ِه‬

Artinya : Dari Abu Hurairah r.a. telah bersabda Nabi Muhammad Saw: Setiap anak
dilahirkan dalam keadaan suci, maka kedua orang tuanyalah yang menjadikannya
yahudi, nasrani, atau majusi. ( HR. Bukhari ).

Ma’asyiral muslimin rahimakumullah

Dari hadits diatas, jelaslah bahwa anak dilahirkan dalam keadaan fitrah (suci)
dan memiliki pembawaan ketauhidan yang harus dibimbing, dipupuk,
dikembangkan oleh orang tua sejak anak dalam kandungan, bahkan sampai anak
memasuki fase remaja maupun dewasa. Agar setiap proses dan tahap
perkembangannya dilalui dengan baik dan benar berdasarkan pada pembinaan
menurut syari’at islam. Karena tujuan pembinaan moral dan akhlak anak dalam
keluarga yaitu menjadikan generasi-generasi penerus bangsa yang beriman dan
beramal sholeh serta berakhlakul karimah, dengan cara melakukan pembinaan
memberikan stimulus dan menjadikan lingkungan yang positif, kondusif, dan
edukatif yang bernilaikan islam.

Anda mungkin juga menyukai