Anda di halaman 1dari 90

METODE LAYANAN BIMBINGAN AGAMA OLEH ORANG TUA PADA

ANAK DI KENAGARIAN PADANG XI PUNGGASAN KEC. LINGGO


SARI BAGANTI KABUPATEN PESISIR SELATAN
(Tinjauan Bimbingan Konseling Islam)

PROPOSAL

Diajukan kepada Fakultas Dakwah dan Ilmu Komunikasi sebagai


Salah Satu Syarat dalam Memperoleh Gelar Sarjana Sosial (S.Sos)
pada Prodi Bimbingan Konseling Islam

Oleh;

LARA ZILENPRATAMA
NIM.1712020028

JURUSAN BIMBINGAN KONSELING ISLAM


FAKULTAS DAKWAH DAN ILMUKOMUNIKASI
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI(UIN)
IMAM BONJOL PADANG
1442 H / 2021 M
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah


Orang tua merupakan pendidik utama dan pertama bagi anak-anak
mereka, karena dari merekalah anak mula-mula menerima
pendidikan.dengan demikian bentuk pertama dari pendidikan terdapat
dalam keluarga.orang tua atau ibu dan ayah memegang peranan yang
penting dan amat berpengaruh atas pendidikan anak-anaknya.oleh karena
itu kasih sayang orang tua terhadap anak-anaknya hendaklah kasih sayang
yang sejati pula.1
Tugas utama kedua orang tua bagi pendidikan anak ialah sebagai
peletak dasar bagi pendidikan akhlak dan pandangan hidup keagamaan.
Sifat tabiat anak sebagian besar diambil dari kedua orang tuanya dan dari
anggota keluarga yang lain.
Tanggung jawab orang tua dalam upaya menghasilkan generasi
yang tangguh dan berkualitas, diperlukan adanya usaha yang konsisten
dalam melaksanakan tugas memelihara, mengasuh mendidik anak-anak
mereka baik lahir maupun batin sampai anak tersebut dewasa atau mampu
berdiri sendiri, dimana tugas ini merupakan kewajiban untuk memelihara,
mengasuh dan mendidik anak-anaknya.
Keluarga merupakan sebuah element terkecil dari kelompok sosial
yang terdiri dari ayah, ibu dan anak. Keluarga juga diartikan sebagai
kumpulan dari beberapa orang yang terdiri dari ayah dan ibu serta anak-
anak yang hidup dalam sebuah rumah tangga. Rumah tangga terbentuk
2
dari sebuah perkawinan yang sah. Keluarga juga di artikan sebagai
sebuah persekutuan hidup atas dasar perkawinan antara orang dewasa yang
berlainan jenis yang hidup bersama.

1
M. Ngalim purwanto, Ilmu Pendidikan Teoritis dan Praktis, Pt remaja rosdakarya, 2009
Bandung, h. 80
2
Abd. Rahman, Konseling Keluarga Muslim, (Jakarta: The Minang Kabau Foundation,
2005), h. 4

1
2

Dilihat dari perspektif psikologi, keluarga adalah sekumpulan


orang yang hidup bersama dan bertempat tinggal yang sama yang masing-
masing anggota merasakan adanya pertautan batin, sehingga terjadi saling
3
mempengaruhi dan saling memperhatikan. Sedangkan menurut M.
Quraish Sihab, keluarga adalah sebagai unit terkecil yang terdiri dari
suami, istri, dan anak yang bernaung dalam rumah tangga. 4
Keluarga berfungsi sebagai proses sosialisasi, berarti dalam
keluarga di mulai kebiasaan-kebiasaan yang baik sebagai contoh (teladan)
bagi anak-anak. Dengan demikian sosialisasi berarti proses pemahaman
nilai-nilai yang baik berupa pembiasaan-pembiasaan hal positif melalui
ketauladanan dari kedua orang tua. Karena orang tua sangat besar
pengaruhnya dalam pembinaan tingkah laku dan memiliki peranan penting
dalam upaya pengembangan kepribadian anak.
Bila pondasi ini kuat lurus agama dan akhlak anggota maka akan
kuat pula masyarakat dan akan terwujud keamanan yang didambakan.
Sebalik bila tercerai berai ikatan keluarga dan kerusakan meracuni
anggota-anggota maka dampak terlihat pada masyarakat bagaimana
kegoncangan melanda dan rapuh kekuatan sehingga tidak diperoleh rasa
aman.
Membentuk sebuah anggota keluarga yang Islami adalah tujuan
ajaran Islam, maka ini membutuhkan sesuatu usaha dan keyakinan yang
penuh dari orang tua untuk menjaga, memelihara dan membesar-besarkan
putra-putri mereka agar nantinya tidak terlepas dari fitrah atau agamanya.
Sehingga demikian orang tua dan anak-anak mereka nantinya memperoleh
kebahagiaan dunia dan akhirat dan jauh dari neraka.
Sebagaimana yang dijelaskan dalam firman Allah SWT surat at-
Tahrim ayat 6:

3
Rehani, Keluarga Sebagai Institusi Pendidikan Dalam Persfektif Al-Quran, (Padang:
Baitul Hikmah Press, 2001), cet. 1 h. 9
4
Quraish Sihab, Wawasan Al-Quran, (Jakarta: Mizan, 1996), h. 210
3

         

           



Artinya: Hai orang-orang yang beriman, peliharalah dirimu dan


keluargamu dari api neraka yang bahan bakarnya adalah manusia dan
batu; penjaganya malaikat-malaikat yang kasar, keras, dan tidak
mendurhakai Allah terhadap apa yang diperintahkan-Nya kepada mereka
dan selalu mengerjakan apa yang diperintahkan.

Tafsir ayat di atas menjelaskan untuk kaum mukmin pada


umumnya untuk menjaga diri dan keluarga dari neraka yang kayu
bakarnya adalah manusia dan berhala-berhala pada hari kiamat, mentaati
dan menuruti segala perintah-Nya. Dan hendaklah mengajarkan kepada
keluargamu dengan perbuatan yang dapat menjaganya dari api neraka. Dan
bawalah mereka yang demikian melalui nasehat dan pengajaran5.
Berdasarkan ayat dan tafsir di atas disimpulkan bahwa Allah
memerintahkan kaum mukmin untuk menjaga keluarganya dari api neraka
dan mengajarkannya melalui nasehat dan pengajaran yang baik. Dari
penjelasan di atas pendidikan dan pengajaran dimulai dari rumah atau
keluarga. Orang tua merupakan sosok terpenting dan paling berjasa dalam
sejarah kehidupan manusia. Kehadirannya sungguh tak ternilai harganya.
Pengorbanannya pun tak terkira dan tidak terhingga bersarnya. Semua
waktu, tenaga dan harta ia korbankan hanya untuk memberikan
kebahagiaan bagi sang buah hatinya. Pendidikan dan pembimbingan

5
Ahmad Mustafa Al-Maraghi, Terjemah Tafsir Al-Maraghi, (PT. Karya Toha Putra
Semarang)
4

terhadap putra-putrinya nanti mampu menjadiseorang yang sukses baik di


dunia maupun di akhirat kelak.
Orang tua merupakan seseorang yang mulia dimuka bumi ini,
karena mereka yang telah menjaga dan memberi kasih sayang yang tiada
batas kepada anak-anaknya semenjak dari dalam kandungan. Setiap orang
tua sangat menginginkan anak-anaknya menjadi anak yang berakhlak baik.
Islam juga memerintahkan umatnya untuk menjaga dan mendidik anak-
anaknya. Sebagaimana yang dijelaskan dalam firman Allah SWT Surat
Luqman ayat 13-14 yaitu:6
Artinya: „‟Dan (ingatlah) ketika Luqman berkata kepada anaknya,
di waktu ia memberi pelajaran kepadanya: "Hai anakku, janganlah kamu
mempersekutukan Allah, Sesungguhnya mempersekutukan (Allah) adalah
benar-benar kezaliman yang besar". dan Kami perintahkan kepada
manusia (berbuat baik) kepada dua orang ibu- bapanya; ibunya telah
mengandungnya dalam Keadaan lemah yang bertambah- tambah, dan
menyapihnya dalam dua tahun]. Bersyukurlah kepadaku dan kepada dua
orang ibu bapakmu, hanya kepada-Kulah kembalimu.
Ayat ini melukiskan Luqman mengamalkan hikmah yang telah
dianugerahkan kepadanya. Umat Islam diperintah untuk meniru perilaku
Luqman. Adapun bentuk perintah Allah kepada Luqman adalah agar tidak
menyekutukan Allah. Bahwa Allah memerintahkan kepada manusia agar
berbakti kepada orang tua, lebih-lebih kepada Ibu yang telah mengandung.
Ayat ini tidak menyebut jasa Bapak, tetapi menekankan pada jasa Ibu. Ini
disebabkan karena ibu berpotensi untuk tidak dihiraukan oleh anak karena
kelemahan Ibu, berbeda dengan Bapak. 7
Berdasarkan ayat di atas di jelaskan bahwa Islam mengajarkan
umatnya untuk mendidik anak-anakya kepada jalan Allah SWT, membina
mereka agar bisa menghormati orang tua dan orang yang lebih tua darinya,

6
Departemen Agama RI, Al-Hikmah Al-Qur‟an Dan Terjemahannya, (Bandung:
diponegoro, 2006) h. 412
7
Ibid, 263
5

serta tidak menyekutukan Allah. Sebagaiman hadist yang diriwayatkan


oleh Al-Imam Al-Bukhari t dalam Kitabul Jana`iz (no. 1358, 1359, 1385):

‫صَرانِِو أ َْو ُُيَ ِّج َسانِو‬


ِ ِِ ِ ِ ٍ
َ ‫ َح ىَّت يُ ْع ِر‬،ِ‫ُك ُّل َم ْولُْود يُ ْولَ ُد َعلَى الْفطَْرة‬
ّ َ‫ فَأَبَ َواهُ يُ َه ِّوَدانو أ َْو يُن‬،ُ‫ب َعْنوُ ل َسانُو‬

“Setiap anak yang lahir dilahirkan di atas fitrah hingga ia fasih


(berbicara), maka kedua orang tuanya lah yang menjadikannya Yahudi,
Nasrani, atau Majusi. ”
Berdasarkan hadist tesebut orang tua memegang peran penting dalam
kehidupan anak mereka, perlakuan orang tua kepada anak dapat
menentukan bagaimana ank kedepannya. Jika orang tua baik dalam
mendidik anak maka anak tersebut akan bersikap sesuai dengan yang telah
diajarkan dan begitu sebaliknya.
Pada umumnya orang tua mengharapkan anak-anaknya tumbuh
menjadi seseorang yang memiliki moralitas yang tinggi dan mulia. Moral
merupakan perilaku yang ditujukan tinggi nilai-nilai kemanusiaan apakah
hendak membantu, hendak berbagi atau menyenangkan orang lain ketika
perilaku ini membutuhkan pengorbanan dari diri seseorang. 8
Peran dan tanggung jawab orang tua membina dan mendidik anak
sejak usia dini, sukses atau tidaknya nasib anak dikemudian hari juga di
tentukan oleh upaya orang tua dalam membina anak. Peranan orang tua
tidak akan berhasil jika orang tua tidak cakap dalam memainkan perannya,
atau dengan kata lain tidak memenuhi karakter dan unsur-unsur pokok
yang esensial dalam kepribadian dan menjadi pendukung keduanya adalah
sentral keteladanan dalam pembinaan, orang tualah yang memegang faktor
kunci yang bisa menjadikan anak tumbuh dengan jiwa Islami, orang tua
(keluarga) merupakan orang yang bertanggung jawab dalam memberikan

8
B. Purwakarya Aliah Hasan, Psikologi Perkembangan, (Jakarta: PT. Raja Grafindo
Persada, 2006) h. 263-265
6

bimbingan kepada anak kearah yang lebih sempurna, sehingga anak


berkepribadian muslim9. Sebagai mana sabda rasullah SAW.
“Adam menceritakan kepada kami, ibnu abi zi‟bin menceritakan dari
wahri dari abi salamah bin abdurrahman dari abi hurairah semoga Allah
meredhoi nya dia berkata: Rasulullah SalAllahu‟alaihi wasallam bersabda:
tiap-tiap anak dilahirkan dalam keadaan fitrah maka orang tuanya lah yang
menjadikannya Yahudi atau Nasrani atau majusi”. (HR. Muslim)10.
Metode orang tua dalam mendidik anak adalah cara yang dipakai
untuk mencapai sesuatu terkait dengan ini maka ada beberapa metode
orang tua dalam memotivasi anak yakni, nasehat, contoh teladan, hadiah
11
dan ganjaran. Metode nasehat merupakan sarana yang mengatasi
problema berdasarkan kepada pengetahuan dan pengalaman. Memberikan
nasehat dengan hati yang tulus akan berbekas dengan pengaruh jika
merasuki jiwa yang tenang hati yang terbuka, akal yang baik untuk
berfikir, maka nasehat tersebut akan mendapat tanggapan secepatnya dan
meninggalkan bekas yang dalam.
Metode keteladanan yaitu sesuatu yang pantas untuk di ikuti, karena
mengandung nilai-nilai kemanusiaan. Metode ini merupakan sebuah cara
yang bisa dilakukan dengan memberikan bukti nyata atau perilaku yang
terlihat yang bisa ditiru atau diteladani, yang itu bisa menjadi acuan,
dikagumi dan dipedomi.
Metode ganjaran adalah cara pemberian hukuman atau ganjaran,
namun ganjaran atau hukuman yang dimaksud dini bukanlah suatu hal
yang merugikan anak, namun suatu hal yang bertujuan untuk mendorong
dan memotivasi anak untuk kearah yang lebih baik, menyadari kesalahan

9
Athiyah, Ath-thuri, Hannan, Mendidik Anak Perempuan Dimasa Remaja, (Jakarta:
Amzah, 2007)
10
Imam Abi Husein Muslim Ibnu Hajaj Ibnu Al-Qusyairi an Naisyaburi, Jami‟u al
shohieh, kitab Qodara, Beirut: Libanon Darual-Fikr, Jus 8, h. 52
11
Abu Bakar, Zaenudin, Psikologi Dalam Perspektif Hadit, . (Jakarta: PT. Pustaka Al
Husna Baru, 2004) h. 189-194
7

12
yang telah dilakukan dan tidak akan mengulangi lagi. Dalam
meaplikasikan metode ini di sertai dengan memberikan hadiah kepada
anak karena hadiah dan hukuman sama artinya dengan reward and
punisment dalam pendidikan Barat.
Hadiah bisa menjadi dorongan spiritual dalam bersikap baik,
sedangkan hukuman dapat menjadi remote control dari perbuatan tidak
terpuji. Misalkan memanggil dengan panggilan kesayangan, memberikan
pujian, memberikan maaf atas kesalahan merekai, mengeluarkan perkataan
yang baik, bermain atau bercanda, menyambutnya dengan ramah, metode
ini cocok di gunakan oleh orang tua untuk membentuk akhlak anak.
Anak merupakan titipan dari Allah SWT yang harus dirawat, dijaga,
dilindungi dan diasuh sesuai usia dan tugas perkembangannya. Seorang
anak akan menjadi apa dan bagaimana nantinya itu tergantung kepada
lingkungan sosial anak, terutama bimbingan yang diberikan orang tua
(keluarga). Sebagai anugrah, orang tua hendaknya memperhatikan
kebutuhan dan perkembangan anak-anaknya, agar mereka tumbuh menjadi
anak yang sehat, baik jasmani dan rohani, dan berakhlaqul karimah serta
memiliki intelegensi yang tinggi. Hal ini sebagaimana dikatakan dalam
firman-Nya:
Artinya:
“Hai orang-orang yang beriman, jagalah hartamu dan anak-anakmu
agar tidak melalaikan kamu dari mengingat Allah, siapa yang berbuat
demikian maka mereka itulah orang yang merugi. ” (QS. Al-Munafiqun:
9)
Tafsiran ayat di atas yaitu AllahSWTmemerintahkan kepada hamba-
hamba-Nya yang mukmin untuk memperbanyak berdzikir kepada-Nya,
karena hal itu akan mendatangkan keberuntungan, kemenangan, dan
kebaikan yang banyak. Allah SWT juga melarang mereka tersibukkan
dengan harta dan anak-anak mereka dari berdzikir kepada-Nya. Karena

12
Ahmad Tafsir, Ilmu Pendidikan dalam Perspektif Islam, (Bandung: Remaja
Rosdakarya, 1992), h. 147
8

mencintai harta dan anak-anak adalah sesuatu yang menjadi tabiat


kebanyakan jiwa, sehingga akan menyebabkan lebih dia utamakan
daripada kecintaan kepada Allah SWT dan hal itu akan mendatangkan
kerugian yang besar.
Hubungan anak dengan orang tua merupakan hubungan yang sangat
erat dan tidak dapat dipisahkan atau digantikan oleh siapapun, bahkan
sejak dalam kandungan anak sudah dididik dengan menanamkan nilai-nilai
dan kegiatan-kegiatan positif dari orang tua. Orang tua merupakan orang
pertama yang dikenal oleh anak baik dalam perbuatan atau tindakan akan
sangat mempengaruhi kehidupan kepribadian anak. Sesuai pernyataan
Imam Al-Ghazali:
Anak adalah amanat bagi orang tuanya, hatinya bersih, suci dan
polos.Kosong dari segala ukiran dan gambaran.Anak akan selalu
menerima segala yang di ukirnya dan akan cenderung terhadap apa saja
yang tergamba. Anak akan selalu menerima segala yang diukirnya dan
akan cenderung terhadap apa yang mempengaruhinya. Maka apa bila ia
dibiasakan dan diajarkan untuk melakukan kebaika, niscaya akan
seperti itulah anak tersebut. Sehingga kedua orang tuanya akan
mendapatkan kebahagiaan di dunia dan akhirat. Sang anak akan
menjadi orang terdidik. Namun apabila sang anak dibiasakan untuk
melakukan kejahatan dan ditelantarkan bagai binatang liar, sengsara
dan celakalah ia. Dosanya akan ditanggung oleh orang tuanya sebagai
penanggung jawab dari amanah Allah. 13
Anak adalah permata jiwa, belahan jiwa kedua orang tua, tumpuan
harapan di hari tua. Ibarat permata ia dipelihara sepenuh jiwa, dilindungi
dari segala marabahaya, diawasi sampai batas-batas tertentu diberi benteng
pengaman agar tidak berkontraminasi hal-hal yang negatif dan
membahayakan, dibersihkan dari virus kejahilan kalbu. 14

13
Nur Afih Abdul, Mendidik Anak Bersama Rasulullah, (Jakarta: PT Raja Grafindo
Persada, 1997) h. 65
14
Syaiful bahri djamarah, Pola Asuh Orang Tua dan Komunikasi Dalam Keluarga,
(Jakarta: PT. Rineka Cipta, 2014) h. 31
9

Dalam suatu konteks kehidupan beragama, orang tua (keluarga)


dapat melakukan pelayanan bimbingan agama oleh orang tua kepada anak
15
dimana pelayanan berarti melayani, pemeliharaan secara dinamis.
Dengan suatu kehidupan beragama, layanan berarti suatu usaha, tindakan
dan kegiatan yang dilakukan secara berdaya guna untuk memperoleh hasil
yang lebih baik. Perkembangan agama pada seseorang sebenarnya sudah
dimulai sejak mereka masih dalam kandungan dan naluri beragama pada
setiap individu telah tertanam kuat sebelum kelahirannya di dunia, karena
manusia diciptakan atas fitrahnya.
anak kecil terjatuh dari sepedanya, dengan spontan ia akan
menolongnya. Apabila dalam kondisi tersebut timbul kelakuan yang baik
dan terpuji menurut syariat dan akal pikiran maka ia dinamakan budi
pekerti yang mulia dan apabila yang lahir kelakuan yang buruk maka
disebutlah budi pekerti yang tercela.
Sejalan dengan itu, Yahya Jaya dalam buku Bimbingan Konseling
Agama Islam juga memberikan pengertian bimbingan dan konseling
agama Islam:
“Bimbingan konseling agama Islam adalah pelayanan bantuan yang di
berikan oleh seorang konselor agama kepada manusia yang mengalami
masalah dalam hidup keberagamaannya, ingin menyumbangkan
dimensi dan potensi keberagamaannya seoptimal mungkin, baik secara
individu maupun kelompok agar menjadi manusia yang mandiri dan
dewasa dalam beragama, dalam bidang bimbingan akidah, ibadah,
akhlak dan muamalah, melalui berbagai jenis layanan dan kegiatan
pendukung berdasarkan keimanan dan ketakwaan yang terdapat dalam
Al-Qur‟an dan Hadis”. 16
Pembahagian ruang lingkup bidang pelayanan bimbingan dan
konseling agama ini sesuai dengan aspek agama Islam itu sendiri,

15
Ghufron su‟udi. Mencari Sosok Pembinaan Dalam Rangka Mewujudkan Generasi
Muda Islam. Semarang: DepartemEn Agama RI. h, 1
16
Yahya, Jaya. Bimbingan Konseling Agama Islam(Padang: Angkasa Raya, 2004), h. 108-
112
10

dalam wujud yang jelas keempat ruang lingkup bidang layanan


bimbingan dan konseling agama Islam (akidah, ibadah, akhlaq dan
muamalah), dapat dikemukakan sebagai berikut:
1. Bimbingan akidah adalah bimbingan pelayanan yang membantu
konseling dalam mengenang, memahami, menghayati,
mengamalkan dan mengembangkan akidah keimanan, sehingga
menjadi pribadi yang beriman dan bertaqwa kepada AllahSWT,
mantap (istiqamah) dan mandiri (Al-kaiyis), sehat dan bahagia baik
lahiriah maupun batiniah, berdasarkan rukun iman yang ke enam.
2. Bimbingan ibadah adalah bimbingan pelayanan yang membantu
klien dalam mengembangkan hubungan dan pengabdiannya kepada
AllahSWT melalui amal ibadah agar menjadi pribadi yang taat
dalam mengerjakan perintah-perintah-Nya dan taat dalam menjauhi
larangan Nya.
3. Bimbingan muamalah adalah bidang pelayanan yang membantu
konselor dalam membina dan mengembangkan hubungan yang
selaras, serasi, dan seimbang dalam sesama manusia dan makhluk,
sehingga memiliki keharmonisan dalam kehidupan beragama. 17
Semua bidang ruang lingkup layanan bimbingan dan konseling
agama sesuai dengan diciptakan manusia sebagaimana telah diketahui
bahwa Islam memandang manusia itu adalah makhluk Allah yang
diciptakan sebagai khalifah di muka bumi untuk mengabdi kepada-Nya.
Berdasarkan uraian di atas, pengertian bimbingan konseling Islam
adalah proses pemberian bantuan kepada orang lain atau klien secara
terarah, kontiniu, dan sistematis kepada klien agar dapat mengembangkan
potensi atau fitrah beragama yang dimiliki secara optimal dengan cara
menginternalisasikan nilai-nilai yang terkandung dalam Al-Quran dan
Hadist Rasulullah ke dalam diri sehingga ia dapat selaras dengan tuntunan
Al-Qur‟an dan hadist.

17
Ibid. h. 112
11

Berdasarkan obsevasi yang dilakukan pada tanggal 25 desember


2020, mengenai metode layanan bimbingan agama di Kenagarian Padang
XI Punggasan, Kecamatan Linggo Sari Baganti, Kabupaten pesisir selatan
yang berjumlah 105 KK yang akan penulis lakukan penelitian sebanyak 7
KK yang terdiri dari orang tua dan anak. Sehingga ditemukan kenyataan
bahwa: cara pembimbingan yang dlakukan oleh orang tua kepada anak
sangat berbeda dengan yang lainnya yang mana yang telah saya teliti
bahwa cara orang tua membimbing anak selalu diabaikan oleh orang tua,
kurang perhatian dan cara orang tua mendidik anak juga dikasari, namun
sebagian orang tua ada pula yang membimbing anak dengan benar dan
memperhatikan anak dengan baik.
Berdasarkan observasi yang dilakukan, cara pembimbingan yang
dilakukan oleh orang tua pada anak di Kenagarian Padang XI Punggasan,
Kecamatan Lingo Sari Baganti, Kabupaten pesisir selatan di temukan
bahwa orang tuasering berbicara kotor dalam lingkungannya baik itu
dengan anak maupun dengan teman sebaya. nah, makaSeketika anak
berinteraksi dengan teman mereka sering menggunakan bahasa yang tidak
pantas untuk di ucapkan seperti memanggil nama teman dengan nama
binatang. Saat ada konflik antara mereka bahasa yang di keluarkan tidak
pantas untuk di dengar dan mereka melaporkan kejadian tersebut kepada
orang tua, tetapi tidak menceritakan kejadian sebenarnya sehingga bukan
mereka saja yang berkelahi tetapi orang tua juga ikut terlibat saling
membela anak masing-masing, terlepas anak itu salah atau benar, kenapa
anak demikian karena anak begitu mudah meniru perilaku orang tuanya.
Anak cenderung meniru kebiasaan yang sering mereka lihat,
seperti ketika mereka salah orang tua tidak menegur tetapi sebaliknya.
Sebagian orang tua ada yang memarahi karena kesalahan yang dilakukan
anak tetapi ada juga yang membiarkannya. Saat menegur mereka tidak
memperhatikan bahasa yang di pergunakan mereka menyamakan anak
mereka dengan binatang. Sehingga apa yang dilakukan oleh orang tua di
contoh oleh anak dalam bergaul dengan teman ataupun masyarakat.
12

Dalam hal lain, ketika anak mendapatkan peringkat atau


penghargaan orang tua kurang memberikan apresiasi dan juga motivasi
terhadap anak. Orang tua menanggapi prestasi anak dengan santai,
sehingga anak merasa kecewa terhadap orang tua dan membuat anak
membanding-bandingkan orang tua mereka. Sebagian orang tua
memberikan contoh kepada anak seperti melaksanakan sholat, jika anak
mereka tidak melaksanakan sholat orang tua mereka menegur dan
memberikan hukuman kepada anak, seperti mengurangi waktu bermain
anak dan juga uang yang biasa mereka berikan.
Orang tua memiliki peran yang penting dalam perkembangan anak,
ketika anak mereka salah meereka wajib menginagatkan dan memberikan
nasehat agar anak mereka tidak mengulanginya. Hal seperti ini sudah
dilakukan oleh
“Saya sebagai orang tua menyadari lalai terhadap anak-anak.Anak juga
meniru kami, kalau saya marah juga sering berbicara kotor, kalau saya
marah kepada anak terkadang bahasa yang keluarkan sudah tidak
terkontrol lagi, ketika saya berbicara tidak pantas di hadapannya, cuma
istri saya yang kadang-kadang ikut marah karena saya bicara seperti itu di
hadapan anak, terkadang kami resah sehingga memamarahi mereka, selaku
orang tua kami memang sibuk bekerja, sangat jarang memperhatikan anak-
anak 18‟‟
Berdasarkan observasi dan wawancara di atas dapat dipahami,
orang tua kesulitan dalam mengatur anak dan kurang memberikan
pengawasan terhadap anak mereka, sehingga perilaku anak pun
bermacam-macam, seperti berbicara kotor, sampai tidak mau
mendengarkan nasehat orang tua, kondisi itu menjadi anak semakin
menjadi-jadi ditambah lagi dengan teman-teman sebaya mereka. Maka
sangat penting untuk dilakukakan pembimbingan oleh orang tua.
Berkaitan dengan permasalahan di atas merupakan masalah yang
sangat serius, jika persoalan ini terabaikan maka akan memberikan

18
Deni, orang tua, Wawancara Langsung, 02 Juli 2017
13

pengaruh kepada anak-anak itu sendiri serta akan memperburuk


keadaanya, sehingga penulis tertarik meneliti dengan judul Metode
Layanan Bimbingan Agama Oleh Orang Tuapada anak Di Kenagarian
padang XI Punggasan, Kecamatan Linggo Sari Baganti, Kabupaten
Pesisir Selatan. Tinjauan Bimbingan Konseling Islam

B. Rumusan dan Batasan Masalah


1. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan di atas, maka yang
menjadi rumusan masalah dalam penelitian ini adalah:
bagaimanaMetode Layanan Bimbingan Agama oleh Oleh Orang Tua
kepada anakdi Kenagarian Padang XI Punggasan, Kecamatan Linggo
Sari Baganti, Kabupaten Pesisir Selatan?
2. Batasan Masalah
Agar lebih terarahnya penelitian ini, maka penulis memberikan
batasan masalah terhadap penelitian ini.
1. Metode pemberian nasehat oleh orang tua terhadap
pembimbingan anak di kenagarian padang X I Punggasan,
Kecamatan Linggo Sari Baganti, Kabupaten Pesisir Selatan
2. Metode keteladanan orang tua terhadap pembibingan anak di
kenagarian padang XI punggasan, Kecamatan Linggo Sari
Baganti, Kabupaten Pesisir Selatan
3. Metode tsawab (ganjaran) orang tua terhadap pembimbingan
anak di kenagarian padang XI punggasan, Kecamatan Linggo
Sari Baganti, Kabupaten Pesisir Selatan
C. Tujuan danKegunaan Penelitian
Agar maksud penelitian ini lebih jelas, maka tujuan penelitian ini
adalah:
1. Untuk mengetahui metode pemberian nasehat oleh orang tua terhadap
pembimbingan anak di Kenagarian Padang XI Punggasan, Kecamatan
Linggo Sari Baganti, Kabupaten Pesisir Selatan
14

2. Untuk mengetahui metode keteladanan orang tua terhadap


pembimbingananak di Kenagarian Padang XI Punggasan, Kecamatan
Linggo Sari Baganti Kabupaten Pesisir Selatan
3. Untuk mengetahui Metode tsawab (ganjaran) orang tua terhadap
pembimbingan anak di kenagarian padang XI punggasan, Kecamatan
Linggo Sari Baganti, Kabupaten Pesisir Selatan
D. Definisi Operasional
Sebelum beranjak lebih jauh membahas masalah ini, perlu
dijelaskan terlebih dahulu kata-kata yang terdapat dalam judul proposal
ini, agar tidak terjadi salah paham atau keraguan mengenai judul tersebut.
Metode orang tua :Suatu yang di tempuh dalam
melaksanakan kegiatan-kegiatan untuk
mencapai tujuan yang di harapkan19.
Merupakan lembaga pendidikan tertua,
bersifat informal, yang pertama dan utama
dialami oleh anak serta lembaga pendidikan
yang bersifat kodrati, orang tua bertanggung
jawab memelihara, merawat, melindungi, dan
mendidik anak agar tumbuh dan berkembang
dengan baik20. Maksud penulis adalah orang
tua dalam membimbing agama anak di
Kenagarian Padang XI Punggasan
Kecamatan Linggo Sari Baganti
Kabupaten Pesisiir SelatanMaksud
penuliscara orang tua dalam membina
akhlak anak di Kenagarian Padang XI
Punggasan Kecamatan Linggo Sari
Baganti Kabupaten Pesisir Selatan.

19
Arifin, Pedoman Pelaksanaan Bimbingan Dan Penyuluhan Agama, (Jakarta: Bulan
Bintang, 1991), h. 94
20
Binti Maunah, Ilmu Pendidikan, (Yogyakarta: Teras: 2009), h. 92
15

Layanan bimbingan konseling :bantuan yang di lakukan melalui kegiatan


perorangan dan kelompok untuk
membantu peserta didik melaksanakan
kehidupan sehari-hari secara mandiri dan
berkembang secara optmal, serta
membantu peserta didik mengatasi
masalah yang di alami di Kenagarian
Padang XI Punggasan Kecamatan Linggo
Sari Baganti Kabupaten Pesisir selatan
Agama :merupakan sistem yang mengatur
kepercayaan dan peribadatan kepada
tuhan YME serta tata kaidah yang
berhubungan dengan budaya, dan
pandangan dunia yang menghubungkan
manusia dengan tatanan kehidupan.

Bimbingan Konseling Islam : Proses pemberian bantuan terhadap


individu agar mampu hidup selaras
dengan ketentuan dan petunjuk Allah
SWT sehingga dapat mencapai
kebahagian hidup di dunia dan di
21
akherat .
Adapun maksud judul di atas secara keseluruhan Metode layanan
bimbingan agama oleh orang tua pada anak Tinjauan Bimbingan
Konseling Islam Di Kenagarian Padang XI Punggasan, Kecamatan Linggo
Sari Baganti, Kabupaten Pesisir Selatan.

21
Thohari Musnamar, 1992, Dasar-Dasar Konseptual Bimbingan dan Konseling Islami,
Yogyakarta: UII Press, h. 94
16
BAB II
LANDASAN TEORI

A. Pengertian Bimbingan Agama


a. Pengertian Agama
Agama merupakan pedoman hidup manusia (way of life). Karena
sebagai pedoman hidup, agama dengan demikian menjadi petunjuk dalam
kehidupan manusia. Agama juga berarti kehidupan “dunia dalam”
seeorang tentang ketuhanan disertai keimanan dan kepribadian dengan
tujuan untuk mencapai kebahagian dunia akhirat.22 agama memasuki diri
manusia secara keseluruhan, sebagai totalitas dengan seutuhnya dan
dengan segala aspek dan fungsi kejiwaan dikenai oleh agama. Apabila
agama dianalisis ke dalam aspek-aspeknya dan dihubungkan dengan
kejiwaan manusia. Maka akan lebih jelas lagi bahwa agama mengenai
manusia secara keseluruhan.
Jadi dari penjelasan diatas dapat penulis simpulkan, bahwa agama yang
penulis maksud adalah pedoman hidup, kemudian menjadi petunjuk
kehidupan manusia.Agama juga dapat dikatakan sebagai fungsi identitas
diri bagi seseorang baik itu bagi anak-anak, orang dewasa atau lansia.
b. Pengertian Bimbingan agama
Menurut prayitno bimbingan adalah proses pemberian bantuan yang
dilakukan oleh orang yang ahli kepada seseorang atau beberapa orang
individu, baik anak-anak, remaja, maupun dewasa, agar orang yang
dibimbing dapat mengembangkan kemampuan dirinya sendiri dan mandiri,
dengan memanfaatkan kekuatan individu dan sarana yang ada dapat
dikembangkan berdasrkan norma-norma yang berlaku.23
Bimbingan dapat diberikan, baik untuk menghindari ataupun
mengatasi berbagai persoalan atau kesulitan yang dihadapi oleh individu di
dalam kehidupannya ini berarti bahwa, bimbingan dapat diberikan untuk

22
Ibid. Hlm 98
23
Samsul munir Amir, bimbingan dan konseling islam (Jakarta:AMZAH, 2013)hlm 3

17
18

mencegah ksulitan itu tidak timbul, dan juga dapat diberikan untuk
mengatasi berbagai kesulitan yang telah menimpa individu
Dari penjelasan diatas, bimbingan yang penulis maksud adalah
suatu proses yang dilakukan oleh tenaga ahli kepada klien dalam
memberikan pemahaman dan arahan untuk mengembangkan potensi di
dalam diri, maupun dalam meningkatkan pemahaman dalam ibadah mahda
dan ghairu mahda.
c. Pengertian Bimbingan keagamaan
Bimbingan keagamaan dapat diartikan sebagai suatu perubahan
yang berproses terhadap daya ruhaniyah yang menjadi penggerak
mengarahkan tingkah laku manusia dalam kehidupan sehari-hari terdiri
dari perasaan, pikiran, angan-angan untuk melaksanakan kepercayaan
kepada tuhan dengan anjuran dan kewajiban yang berhubungan dengan
agama.24
Dalam islam ada beberapa pokok yang menjadi landasan atau
pondasi dasar bimbingan keagamaan diantaranya ialah: Al-quran,
sunnah, ijma, ijtihad. Yang menjadi landasan utama bimbingan
keagamaan islam adalah al-qur‟an dan sunnah, sebab kedua landasan
ini merupakan sumber utama.25
Dari penjelasan diatas maka dapat disimpulkan bahwa bimbingan
keagamaan merupakan suatu proses bantuan terhadap individu, agar
dalam kehidupan keagamaan selaras dengan ketentuan dan petunjuk
Allah SWT, dan juga memberikan bantuan kepada individu yang
mengalami kesulitan-kesulitan Rohaniyah, dalam lingkungan hidupnya
agar dapat mengatasinya, kemudian mendapatkan kesadaran dan
penyerahan diri kepada Allah SWT. Terhadap kekuasaan tuhan yang
maha esa, sehingga timbul pada diri pribadi individu tersebut
mendapatkan suatu cahaya, harapan kebahagian hidup saat sekarang
dan masa yang akan datang (akhirat).
24
Faqih Anur, Bimbingan dan konseling dalam islam, (Jogjakarta: UII Pres, 2001), hlm 2
25
Meni Yoba, PelaksanaanBimbingan keagamaan orang tua asuh dalam menanamkan
nilai keagamaan. Skripsi sarjana, Usuludin Adab dan dakwah, IAIN, Bengkulu, 2014) hlm.18
19

B. Orang Tua
1. Pengertian Orang Tua
a. Pengertian Orang Tua
Dalam kamus besar Bahasa Indonesia dijelaskan bahwa,
“Orang tua adalah ayah ibu kandung”. Selanjutnya A. H.
Hasanuddin menyatakan bahwa “Orang tua adalah ibu bapak yang
dikenal mula pertama oleh putra putrinya”. Dan H. M Arifin juga
mengungkapkan bahwa “Orang tua menjadi kepala keluarga”.
Orang tua merupakan orang yang lebih tua atau orang yang
dituakan, namun umumnya di masyarakat pengertian orang tua itu
adalah orang yang telah melahirkan kita yaitu ibu dan bapak, selain
yang telah melahirkan kita ke dunia ini ibu dan bapak juga yang
mengasuh dan yang telah membimbing anaknya dengan cara
memberikan contoh yang baik dalam menjalani kehidupan sehari-
hari.
Orang tua juga memperkenalkan anaknya ke dalam hal-hal
yang terdapat di dunia ini dan menjawab secara jelas tentang
sesuatu yang tidak dimengerti oleh anak, maka pengetahuan
pertama diterima oleh anak adalah dari orang tuanya karena orang
tua adalah pusat kehidupan rohani sianak dan sebagai penyebab
berkenalnya dengan alam luar, maka setiap reaksi emosi anak dan
pemikirannya di kemudian hari terpengaruh oleh sikapnya terhadap
orang tua atau ibu dan bapak memegang peranan yang penting dan
amat berpengaruh atas pendidikan anak-anak. Kata orang tua
merupakan kalimat majemuk, yang secara leksikal berarti “ayah
ibu kandung orang yang dianggap tua (cerdik, pandai, ahli dan
sebagainya), orang-orang yang dihomati (disegani). 26
Istilah orang tua atau keluarga dalam sosialisasi menjadi
salah satu bagian ikon yang mendapat perhatian khusus, keluarga
dianggap penting sebagai bagian bagi masyarakat secara umum.

26
Anton Moeliono, Kamus besar bahasa Indonesia (Jakarta: Balai Pustaka, 1989) hal 629
20

Orang tua merupakan pendidik utama dan pertama bagi anak- anak
mereka, karena dari merekalah anak mula-mula menerima
pendidikan. Dengan demikian bentuk pertama dari pendidikan
terdapat dalam keluarga. Pada umumnya pendidikan dalam rumah
tangga itu bukan berpangkal tolak dari kesadaran dan pengertian
yang lahir dari pengetahuan mendidik, melainkan karena secara
kodrati suasana dan strukturnya memberikan kemungkinan alami
membangun situasi pendidikan. Situasi pendidikan itu terwujud
berkat adanya pergaulan dan hubungan pengaruh mempengaruhi
secara timbal balik antara orang tua dan anak. Orang tua atau ibu
dan ayah memegang peranan yang penting dan amat berpengaruh
atas pendidikan anak-anaknya. Pendidikan orang tua terhadap
anak-anaknya adalah pendidikan yang didasarkan pada rasa kasih
sayang terhadap anak-anak, dan yang diterimanya dari kodrat.
Orang tua adalah pendidik sejati, pendidik karena kodratnya. Oleh
karena itu, kasih sayang orang tua terhadap anak-anak hendaklah
kasih sayang yang sejati pula.
Rasulullah SAW mengajarkan bahwa ada dua hal potensial
yang akan mewarnai dan membentuk kepribadian anak yaitu orang
tua yang melahirkannya dan lingkungan yang membesarkannya.
Rasulullah saw bersabda:
ِ ‫ َ َ َ َو اُ ُ َ ّ ِو َ ِا ِ َ ُ َ ِ ّ َ اِ ِ َ ُ َ ِ ّ َ ا ِا‬.ِ َ ْ ِ ‫ْا‬ َ َ ُ َ‫ َ ا ِ ْ َ ْواُ ْو ٍد ِ َّال ُْوا‬:‫س ْو ُل هللاِ ملسو هيلع هللا ىلص‬
ُ ‫قَا َل َر‬

„‟Setiap anak dilahirkan dalam keadaan fithrah, maka kedua


orang tuanyalah yang membuat dia (memiliki karakter) yahudi, atau
(memiliki karakter) nasrani atau (memiliki karakter) majusi. ” (HR.
Muslim)‟‟
Berdasarkan hadist di atas bahwa setiap anak yang dilahirkan
dalam keadaan yang suci belum memiliki pengetahuan apa-apa, orang
tua lah yang memegang peran penting dalam penbentukan karakter dan
memberi warna dalam kehidupan anak.
21

Menurut R. A. Kosnan “Anak-anak yaitu manusia muda dalam


umur muda dalam jiwa dan perjalanan hidupnya karena mudah
terpengaruh untuk keadaan sekitarnya”. Oleh karna itu anak-anak perlu
diperhatikan secara sungguh-sungguh. Akan tetapi, sebagai makhluk
social yang paling rentan dan lemah, ironisnya anak-anak justru sering
kali di tempatkan dalam posisi yang paling di rugikan, tidak memiliki
hak untuk bersuara, dan bahkan mereka sering menjadi korban tindak
kekerasa dan pelanggaran terhadap hak-haknya. 27
2. Hak dan Kewajiban Orang Tua
Sejak lahir insan memiliki hak dan kewajiban masing-masing
yang di anugrahkan oleh Allah Swt sejak masih dalam kandungan,
seperti halnya dengan rumah tangga. Agar kehidupan rumah tangga
berjalan dengan baik, anak dan orang tua harus menjalan kewajiban
masing-masing dan menyesuaikan haknya. Berikut ini adalah hak dan
kewajiban yang dimiliki oleh orang tua.
a. Hak orang tua
1. Memberikan perintah kepada anak
2. Mengontrol hidup anaknya
3. Melarang sesuatu yang tidak pantas dilakukan oleh anak
4. Meningikan suaranya, bahkan memarahi anak jika berkata tidak
pantas
5. Mendapatkan kasih syanag dari anaknya
6. Dipatuhi perintahnya oleh si anak
7. Berhak menolak keinginan si anak jika keinginan itu buruk dan
tidak bisa dipenuhi
8. Mendapatkan perlakuan yang lak dari anak
9. Mencarikan pendamping hidup untuk si anak atau teman
Orang tua merupakan penddik utama dan pertama bagi anak-anak
mereka, karena dari merekalah mula-mula anak menemukan pendidikan,
dengan demikian bentuk pertama dari pendidikan terdapat dalam
27
Arif Gosita, Masalah Perlindungan Anak (Jakarta: Sinar Grafika, 1992), h. 28
22

kehidupan rumah tangga. Menurut Zakiah Darajat orang tua sebagai


pembentuk pribadi pertama dalam kehidupan anak, maka kepribadian
orang tua, sikap dan cara hidup orang tua merupakan unsur pendidikan
yang secara tidak langsung dengan sendirinya akan masuk ke dalan
28
peribadi anak yang sedang tumbuh. Orang tua memiliki tanggung
jawab untuk mendidik, mengasuh dan membimbing anak-anaknya untuk
mencapai tahapan tertentu yang menghantarkan anak untuk siap dalam
kehidupan bermasyarakat.
b. Kewajiban orang tua
Menurut Hasan Ayyub kewajiban orang tua terhadap anak
ada 7 macam, yaitu:
1) Mengadzani waktu lahir
2) Memberi nama yang baik
3) Melaksanakan aqiqah
4) Memberi nafkah
5) Mendidik dengan baik
6) Memberi kasih sayang
7) Bersikap adil29
Secara umum, kewajiban orang tua pada anak-anaknya adalah
sebagai berikut:
1) Mendoakan anak-anaknya dengan doa yang baik dan jangan
sekali-kali mengutuknya
2) Mendidik anak berbakti pada ibu dan bapak
3) Memelihara anak dari api neraka
4) Menyerukan sholat pada anaknya
5) Menciptakan kedamaian dalam rumah tangga
6) Mencintai dan menyayangi anak-anaknya
7) Bersikap hati-hati pada anaknya
8) Memberi nafkah yang halal. 30
28
Zakiah Darajat, Ilmu Jiwa Agama, (Jakarta: Bulan Bintang, 1996), h. 26
29
Hasan Ayyub, Etika Islam Menuju Kehidupan Yang Hakiki, (Bandung: Trigenda
Karya, 1994), h. 303
23

3. Peran dan Tanggung Jawab Orang Tua dalam membimbing


Orang tua merupakan lembaga pendidikan tertua, bersifat
informal, yang pertama dan utama dialami oleh anak serta lembaga
pendidikan yang bersifat kodrati, orang tua bertanggung jawab
memelihara, merawat, melindungi dan mendidik anak agar tumbuh dan
berkembang dengan baik. Setiap orang tua dalam menjalani kehidupan
berumah tangga tentunya memiliki tugas dan peran yang sangat
penting yang berlaku.
Orang tua merupakan pendidik utama dan pertama bagi anak-
anak mereka, karena dari merekalah anak mula-mula menerima
pendidikan, dengan demikian bentuk pertama dari pendidikan
31
terdapat dalam kehidupan keluarga. Orang tua merupakan sosok
terpenting dan paling berjasa dalam sejarah kehidupan manusia.
Orang tua memiliki tanggung jawab untuk mendidik, mengasuh dan
membimbing anak-anaknya untuk mencapai tahapan tertentu yang
menghantarkan anak untuk siap dalam kehidupan bermasyarakat.
Peranan orang tua tidak akan berhasil jika orang tua tidak
cakap dalam memainkan perannya atau dengan kata lain tidak
memenuhi karakter dan unsur-unsur pokok yang esensial dalam
kepribadian dan menjadi pendukung keduanya adalah sentral
keteladanan dalam pembinaan. 32 Di dalam BKKBN dijelaskan bahwa
peran orang tua terdiri dari:
a. Peran sebagai Pendidik
Orang tua perlu menanamkan kepada anak-anak arti
penting dari pendidikan dan ilmu pengetahuan yang mereka
dapatkan dari sekolah.Selain itu nilai-nilai agama dan moral,
terutama nilai kejujuran perlu ditanamkan kepada anaknya

30
Syaiful Bahri Djmrah, Pola Asuh Orang Tua Dan Komunikasi Dalam Keluarga,
(Jakarta: Rineka Cipta, 2014), h. 45
31
Zakiah Darajat, Ilmu Pendidikan Islam, (Jakarta: Bumi Aksara, 2014), h. 35
32
Athiyah, Ath-thuri, Hannan, Mendidik Anak Perempuan Dimasa Remaja, (Jakarta:
Amzah, 2007)
24

sejak dini sebagi bekal dan benteng untuk menghadapi


perubahan perubahan yang terjadi.
b. Peran sebagai Pendorong
Sebagai anak yang sedang menghadapi masa peralihan,
anak membutuhkan dorongan orang tua untuk menumbuhkan
keberanian dan rasa percaya diri dalam menghadapi masalah.
c. Peran sebagai Panutan
Orang tua perlu memberikan contoh dan teladan bagi
anak, baik dalam berkata jujur maupun ataupun dalam
menjalankan kehidupan sehari-hari dan bermasyarakat.
d. Peran sebagai Teman
Menghadapi anak yang sedang menghadapi masa
peralihan.Orang tua perlu lebih sabar dan mengerti tentang
perubahan anak.Orang tua dapat menjadi informasi, teman
bicara atau teman bertukar pikiran tentang kesulitan atau
masalah anak, sehingga anak merasa nyaman dan
terlindungi.
e. Peran sebagai Pengawas
Kewajiban orang tua adalah melihat dan mengawasi
sikap dan perilaku anak agar tidak keluar jauh dari jati
dirinya, terutama dari pengaruh lingkungan baik dari
lingkungan keluarga, sekolah, maupun lingkungan
masyarakat.
f. Peran sebagai Konselor
Orang tua dapat memberikan gambaran dan
pertimbangan nilai positif dan negatif sehingga anak
mampu mengambil keputusan yang terbaik.
Menurut Hasyim, mengungkapkan peranan orang tua
sebagai berikut:33

33
Hasyim Umar, Anak shaleh, Cara Mendidik Anak Dalam Islam, (Surabaya: PT. Bina
ilmu, 1997), 91-93
25

a. Berilah dan ajarilah dengan kata-kata yang baik dan sopan


Orang tua berperan dalam membimbing anaknya mulai
dari kecil, karena diwaktu kecil suka meniru dan
mencoba.Bagaimana memanggil ayah ibu atau orang tua atau
ketika memanggil saudara-saudaranya atau kawan-kawannya.
Bagaimana cara mempraktekan kata-kata dan bahasa yang di
ucapkan secara benar dan sopan.
b. Penggunaan salam
Ketika kecil mulai membimbing dengan mengucapkan
salam agar terbiasa nantinya, maka mulailah pada umur 4-6
tahun, mulailah ajarkan afalan surat-surat pendek dari al-Quran.
c. Hendaknya dijauhkan dari kata-kata kotor
Ketika kecil jauhkan anak dari kata kotor, kalau di
biarkan ketika sudah menjadi terbiasa akan sulit
membinanya.
d. Cara menjentik atau memukul ketika berkata kotor
Menjentik atau memukul karena berkata kotor belum
merupakan cara yang baik. Sebab perbuatan waktu kecil
hanyalah meniru.
e. Peneguran sangat diperlukan, tapi jangan disertai marah
yang kelewatan.
Apabila anak sudah diajarkan hal yang baik dan sudah
dibina apabila anak melakukan kesalahan tegurlah dengan
hak yang wajar dan jangan memarahinya kelewatan
Orang tua memegang peranan penting dalam pendidikan anaknya,
menurut Hidaya rifa peran orang tua terhadap anak yaitu:
a. Terjalinya hubungan yang harmonis dalam keluarga melalui
penerapan pola asuh Islami sejak dini, seperti memberikan
pendidikan yang terbaik terhadap anak, terutama pendidikan
agama, orang tua yang sholeh adalah model yang terbaik untuk
memberikan pendidikan kepada anak-anaknya.
26

b. Pengasuhan yang diberikan dengan memperhatikan setiap tahap


perkembangan anak, maka anak diajarkan untuk melaksanakan
kewajiban pribadi dan sosial
c. Kesabaran dan ketulusan hati, sikap sabar dan tulus hati orang tua
dapat mengantarkan kesuksesan anak, begitu pula dalam
memupuk kesabaran anak sangat diperlukan sebagai upaya
peningkatan pengendalian diri.
d. Orang tua wajib mengusahakan kebahagiaan bagi anak dan
menerima keadaan apa adanya, mensyukuri nikmat yang diberikan
Allah Swt serta mengembangkan potensi yang dimiliki anak
e. Mendisiplinkan anak dengan kasih sayang serta bersikap adil
f. Memahami anak dengan segala aktifitasnya, termasuk
34
pergaulannya.
Orang tua adalah ibu bapak kita, mereka adalah orang yang
paling besar kasih sayangnya kepada kita.Sebagai orang tua mereka
memiliki tanggung jawab yang besar terhadap keturunannya.
Keturunan yang mereka miliki ialah amanah yang akan di
pertanggung jawabkan di akhirat nanti, maka di rumah tangga peletak
dasar dalam membentuk kepribadian yang baik dan budi pekerti yang
mulia.
Tanggung jawab orang tua terhadap anaknya tampil dalam
bentuk aneka ragam bentuk. Menurut Thalib dalam bukunya “Empat
Puluh Tanggung Jawab Orang Tua Terhadap Anak”, di antaranya
bergembira menyambut kelahiran anak, memberia nama yang baik,
memberi pendidikan akhlak, menambah aqidah tauhid, menanamkan
rasa cinta semua anak, melatih anaknya mengerjakan sholat,
memperhatikan teman anak, mencegah dari perbuatan dan pergaulan
bebas, mendidik bertanggung jawab dan bermasyarakat.
Tanggung jawab orang tua adalah mengikat hubungan kuat
antara anak dengan orang tuanya menunjukan orang tua merawat dan

34
Hidayah rifa, psikologi pengasuh anak, (yogyakarta: UIN Malang Press, 2009). H, 21-25
27

menjaga anaknya dengan baik, memenuhi kebutuhannya serta


membantunya beradaptasi dengan lingkungan sekitarnya. 35Tanggung
jawab orang tua dalam memenuhi kebutuhan di antaranya dengan
memberi nafkah. Memberi nafkah dijelaskan dalam undang-undang
perkawinan No. 1/1974 pasal 45 menjelaskan:
a. Kedua orang tua wajib memelihara dan mendidik/membina anak-
anak mereka sebaik-baiknya
b. Kewajiban orang tua yang dimaksud dalam ayat (1) pasal ini
berlaku sampai anak itu kawin atau dapat berdiri sendiri.
Sedangkan Muhammad menggunakan kewajiban orang tua adalah
sebagai berikut:
a. Menafkahi
Nafkah baik kepada laki-laki maupun perempuan menjadi
tanggungan dan kewajiban orang tua kepada laki-laki bisa mandiri
dan menghidupi dirinya sendiri sementara yang perempuan sampai
ia menikah.
b. Mempelakukan mereka dengan adil
Pilih kasih sayang akan memberikan dampak buuk bagi
orang tua sendiri, sebab hal itu akan melahirkan rasa dengki dan iri
hati di hati mereka juga antara mereka dan orang tua mereka.
c. Mendidik/membina
Membina buah hati sejak dini dengan pembinaan yang tepat
termasuk salah satu kewajiban yang terpenting bagi orang tua. Jika
tidak menjalankan fungsinya, maka ia tidak akan bisa tergantikan
dengan istitusi atau lembaga pendidikan manapun.
Tanggung jawab orang tua terhadap anak-anaknya tidak
hanya terbatas pada hal-hal yang sifatnya material saja melainkan
juga hal-hal yang sifatnya spiritual seperti halnya pendidikan dan
agama, untuk itu orang tua harus memberi teladan yang baik bagi

35
Mubayidh Makmum, Kecerdasan Dan Kesehatan Mental Emosional Anak, (Jakarta:
Pustaka Al-Kautsar, 2006), h. 70
28

anak-anaknya. Beberapa tanggung jawab orang tua terhadap


anaknya, yaitu:
a. Pengalaman pertama masa kanak-kanak
Di dalam keluargalah anak didik mulai mengenal
hidupnya, hal ini harus disadari dan dimengerti oleh setiap orang
tua bahwa anak dilahirkan di dalam lingkungan keluarga yang
berkembang sampai anak melepaskan diri dari ikatan keluarga,
lembaga pendidikan keluarga memberikan pengalaman pertama
yang merupakan faktor penting dalam perkembangan pribadi
anak, suasana pendidikan keluarga ini sangat penting
diperhatikan sebab dari sinilah keseimbangan individu
selanjutnya ditentukan.
b. Menjamin kehidupan emosial anak
Suasana didalam keluarga harus dipenuhi dengan rasa
dan simpati yang sewajarnya, suasana yang aman dan tentram
juga suasana saling percaya, karena melalui keluarga kehidupan
emosional atau kebutuhan kasih sayang dapat dipenuhi atau
dapat berkembang dengan baik, hal ini dikarenakan ada
hubungan darah antara orang tua dengan anak dan hubungan
tersebut didasarkan atas rasa cinta kasih sayang yang murni,
kehidupan emosional merupakan salah satu faktor yang
terpenting didalam membentuk pribadi seseorang.
c. Menanamkan dalam pendidikan moral
Di dalam keluarga juga merupakan penanaman utama
dasar-dasar moral bagi anak, yang biasanya tercermin di dalam
sikap dan prilaku orng tua sebagai teladan yang dapat dicontoh
anak, memang biasanya tingkah laku cara berbuat dan berbicara
akan ditiru oleh anak, dengan teladan ini melahirkan gejala
identifikasi positif yakni penyamaan diri dengan orang yang
ditiru dan hal ini penting sekali dalam rangka pembentukan
kepribadian.
29

d. Memberikan dasar pendidikan sosial


Keluarga merupakan basis yang sangat penting dalam
peletakan dasar-dasar pendidikan sosial anak, sebab pada
dasarnya keluarga merupakan lembaga sosial resmi yang
minimal terdiri dari ayah, ibu, dan anak-anak, perkembangan
banih-benih kesadaran sosial pada anak-anak dapat dipupuk
sedini mungkin terutama lewat kehidupan keluarga yang penuh
rasa tolong-menolong, gotong-royong secara kekeluargaan,
menolong saudara atau tetangga sakit, bersama-sama menjaga
ketertiban, kedamaian, kebersihan dan keserasian dalam
menjaga hal.
e. Peletakan dasar-dasar keagamaan
Keluarga sebagai lembaga pendidikan pertama dan
utama, di samping sangat menentukan dalam menanamkan
dasar-dasar moral yang tidak kalah pentingnya adalah berperan
dasar dalam proses internalisasi dan transformasi nilai-nilai
keagamaan kedalam pribadi anak.
Masa kanak-kanak adalah masa yang paling baik untuk
meresapkan dasar-dasar hidup yang beragama, dalam hal ini tentu saja
terjadi dalam keluarga, misalnya dengan mengajak anak ikut serta
kemasjid untuk menjalankan ibadah, mendengarkan khutbah atau ceramah
keagamaan, kegiatan seperti ini besar sekali pengaruhnya terhadap
kepribadian anak, jadi kehidupan dalam keluarga hendaknya memberikan
kondisi kepada anak untuk mengalami suasana hidup keagamaan. 36
Menurut Yatmin tanggung jawab orang tua merupakan
mempertahankan keadilan, keamanan, dan kemakmuran. Contohnya
37
seorang suami bertanggung jawab kepada istri, anak dan keluarganya.
Orang tua bertanggung jawab untuk memberika pengetahuan agama agar

36
Hasbullah, Dasar-dasar Ilmu Pendidikan …hal 38-39
37
Yatimini Abdullah, Studi Akhlak Dalam Persfektif Al-quran, (Jakarta: Amzah, 2007),
h. 108
30

anaknya kelak melaksanakan tugas dan tanggung jawab hidup sebagai


manusia yang mandiri serta selamat di dunia dan akhirat.
4. Metode Orang Tua Dalam Membimbing Anak
Dalam membimbing atau mendidik seorang anak hendaklah
orang tua menggunakan metode atau cara, agar pendidikan yang
diberikan dapat berpengaruh terhadap anak.
a. Metode dengan Keteladanan
Keteladanan yaitu sesuatu yang pantas untuk di ikuti, karena
mengandung nilai-nilai kemanusiaan. Manusia teladan harus di
contoh dan diteladani adalah Rasulullah SAW. Sebagaimana firman
Allah SWT dalam surah Al-Ahzab: 21

              

  

Artinya: Sesungguhnya telah ada pada (diri) Rasulullah itu suri teladan
yang baik bagimu (yaitu) bagi orang yang mengharap (rahmat) Allah
dan (kedatangan) hari kiamat dan Dia banyak menyebut Allah.
Tafsir dari ayat di atas yaitu sesungguhnya telah ada pada diri
Rasulullah itu suri teladan bagi kalian dapat dibaca iswatun dan uswatun
(yang baik) untuk diikuti dalam hal berperang dan keteguhan serta
kesabarannya, yang masing-masing diterapkan pada tempat-tempatnya
(bagi orang) lafal ayat ini berkedudukan menjadi badal dari lafal lakum
(yang mengharap rahmat Allah) yakni takut kepada-Nya (dan hari kiamat
dan dia banyak menyebut Allah) berbeda halnya dengan orang-orang
yang selain mereka38.

38
Ahmad Mustafa Al-Maraghi, Tafsir Al-Maraghi, (Semarang: PT. Karya Toha Putra
Semarang), h. 1
31

Berdasarkan ayat di atas dapat disimpulkan bahwa perilaku


Rasulullah sangat baik untuk di teladani dalam kehidupan sehari-hari.
Karena Allah SWT telah menjelaskannya dalam ayat tersebut. Sebagai
umatnya banyak perilaku rasulullah yang dapat kita teladani dalam
kehidupan sehari-hari.
Secara terminologi kata teladan berasal dari kata teladan, yang
artinya perbuatan atau barang dan sebagainya patut ditiru atau di contoh.
Dalam al-Quran kata teladan diibaratkan dengan kata-kata uswah yang
kemudian dilekatkan dengan kata hasanah, sehingga menjadi padanan
uswatun hasanah yang berarti teladan yang baik. Cara mendidik
keteladanan atau uswatun hasanah adalah memberikan teladan atau
contoh yang baik kepada anak dalam kehidupan sehari-hari. Metode ini
merupakan pedoman untuk bertindak dan merealisasikan tujuan yang
hendak dicapai.
Secara psikologis ternyata manusia memerlukan tokoh teladan
dalam hidupnya, ini merupakan sifat pembawaan manusia. Peneladanan
ini ada dua macam yaitu secara sengaja dan tidak sengaja. Keteladanan
dengan sengaja yang dilakukan secara formal seperti memberikan
contoh dengan melaksanakan sholat yang benar, tetapi keteladanan
secara tidak formal dilakukan kadang-kadang berpengaruh lebih besar
dari pada keteladanan tidak formal. 39
Sehubungan dengan itu, Dr. Zakiah Drarajat menyatakan:
Tidak mungkin kita mengharap anak kita menjadi orang yang taat
bersama, seorang anak juga tidak akan mempunyai moral yang
baik, jika orang tuanya tidak memberi contoh yang baik, karena
anak-anak lebih mudah terpengaruh oleh tindakan-tindakan orang
dewasa dari pada nasehat-nasehat atau petunjuk-petunjuk. 40
Dari ungkapan di atas dapat diketahui dengan jelas bahwa
sanya sudah seharusnya kita memberikan contoh yang baik kepada

39
Sudiyono, Ilmu Pendidikan Islam, (Jakarta: Rineka Cipta, 2009), h. 288
40
Zakiah Drajat, Kesehatan Mental, (Jakarta: Gunung Agung, 1983), h. 108
32

anak-anak kita, jika kita menginginkan mereka tumbuh menjadi


orang yang baik. Orang tua ibu dan ayah memegang peran penting
dan berpengaruh atas pendidikan anak-anaknya. Setiap orang tua
seharusnya berusaha agar dapat menjadi uswatun hasanah bagi
anak dan masyarakat pada umumnya. Dalam hal ini ada dua bentuk
keteladanan, antara lain:
1) Keteladanan secara Verbal
a. Komunikasi Disengaja
Komunikasi disengaja (terencana) adalah komunikasi yang
direncanakan untuk proses pendidikan agar tercapai tujuan
pendidikan. Contohnya ketika orang tua ingin memerintahkan
anaknya untuk menjalankan sholat berjamaah di masjid, maka
sebelumnya ornag tuanya harus sudah berpakaian rapi dan sudah
siap untuk berangkat ke mesjid.
b. Komunikasi Spontan
Komunikasi spontan adalah komunikasi yang diterapkan
dalam kesehatan yang dapat mencerminkan sikap dan perilaku
seseorang.Contohnya adalah ketika orang tua memberikan
perintah kepada anak dengan mengucapkan kalimat “tolong”
sebelum menunjukan perintah.
Dari beberapa defenisi di atas penulis mengambil
kesimpulan tentang macam-macam bentuk keteladanan. Bentuk
keteladanan itu terbagi atas dua yaitu keteladanan bentuk
perkataan/ucapan dan keteladanan bentuk perbuatan.
Pertama, keteladanan dalam bentuk perkataan/ucapan
adalah hal-hal yang dapat ditiru atau dicontoh seseorang dari orang
lain, kemudian akan dipraktekkan sesuai dengan apa yang
didengarkannya. Kedua, keteladanan dalam bentuk perbuatan
adalah hal-hal yang ditiru atau dicontoh seseorang dari orang lain,
dlam bentuk perbuatan kemudian dipraktekkannya sesuai dengan
apa yang dilihatnya.
33

2) Keteladanan non Verbal


Keteladanan secara non verbal adalah dengan isyarat,
sikap atau perilaku yang dapat memberikan keterangan yang
dipahami oleh orang lain secra umum. Contohnya seperti orang
tua yang sedang memberitahu suatu tempat kepada anaknya tanpa
mengucapkan kata-kata, namun mengarahkan jari telunjuknya
kepada tempat yang dituju.
b. Metode dengan Pembiasaan
Secara etimologi pembiasaan asal katanya adalah biasa. Dalam
kamus umum bahasa Indonesia, biasa artinya lazim atau umum seperti,
sedia kala, sudah merupakan hal yang tidak terpisahkan dalam
kehidupan sehari-hari. Muhammad Mursyi dalam bukunya “Seni
Mendidik Anak”, menyampaikan nasehat Imam Al-Ghazali: “ seorang
anak adalah amanah (titipan) bagi orang tuanya, hatinya sangat bersih
bagaikan mutiara, jika dibiasakan dan diajarkan sesuatu kebaikan,
maka ia akan tumbuh dewasa dengan tetap melakukan kebaikan
tersebut, sehingga ia mendapatkan kebahagiaan di dunia dan akhirat”.
Dalam ilmu jiwa perkembangan, dikenal teori konvergensi, dimana
pribadi dapat dibentuk oleh lingkungannya, dengan mengembangkan
potensi dasar yang ada padanya. Salah satu cara yang dapat dilakukan
untuk mengembangkan potensi dasar tersebut adalah melalui kebiasaan
yang baik. Oleh karena itu, kebiasaan yang baik dapat menempa
pribadi yang berahlak mulia.
Pendekatan ini langsung membiasakan anak melakukan hal
yang baik, berakhlak dan berperilaku sesuai dengan norma yang
berlaku, dan dilakukan sejak anak usia dini. Semua itu bisa diterapkan
dalam keluarga yang merupakan tempat bermain pertama dalam setiap
individu.
c. Metode dengan Nasehat
Kata nasehat (nashiha) terambil dari akar kata ( ‫)ن ص ح‬nun,
shad dan ha yang berarti sadar memperbaiki antara dua sesuatu atau
34

mendamaikannya. Sedangkan dalam bentuk Nashih, selain berarti


41
memberi nasehat, juga berarti yang bersih. Bentuk penggunaan
nasehat ini adalah dengan memberikan nasehat atau pelajaran atau
anjuran dalam bentuk petunjuk, peringatan, teguran kepada orang lain
secara sadar dan berlaku dalam bentuk berhadapan satu sama lainnya.
Sejarah telah mencatat bahwa metode ini telah berjalan
sepanjang sejarah kehidupan manusia pula dalam mempengaruhi orang
lain dalam berbuat dan bertindak. Pemberian nasehat tersebut ada yang
berhasil dan ada juga yang tidak berhasil. Sebagaimana firman Allah
dalam surat al-„Raf ayat 79:
Artinya:
“Maka Shaleh meninggalkan mereka seraya berkata: "Hai
kaumku Sesungguhnya aku telah menyampaikan kepadamu amanat
Tuhanku, dan aku telah memberi nasehat kepadamu, tetapi kamu
tidak menyukai orang-orang yang memberi nasehat". (al-raf ayat
79)
Ayat di atas merupakan kecaman dari nabi Saleh A. S
terhadap kaumnya karena menentangnya, membangkang terhadap
perintah Allah, serta takabur tidak menerima kebenaran dan
berpaling dari petunjuk menuju kepada kebutaan. 42
Dari ayat di atas dapat di simpulkan bahwa Allah
memberikan hukuman kepada umatnya yang tidak mau menerima
nasehat dan menolak dengan kesombongan sedangkan mereka
mendengarnya. Sebagian manusia ada yang mendengarkan nasehat
dari orang lain dan juga ada yang tidak mendengarkannya.
Pemberian nasehat bertujuan agar timbulnya kesadaran pada
orang-orang yang di nasehati. Sehingga ia sadar melaksanakan
ketentuan hukum dan ajaran yang dibebankan kepadanya. Nasehat
dilakukan dengan cara lembut dan sabar untuk meningkatkan
41
Salmadanis, Metode Dakwah Perspektif Al-Quran, (Padang: Hayfa Press, 2010), h.
211
42
Tafsir Ibnu Katsir, h. 196
35

perbaikan demi kebaikan orang yang dinasehati tanpa mengabaikan


harga diri dari keduanya.
Nasehat meningkatkan cara berfikir menjadi lebih baik, baik bagi
orang yang menasehati dan orang yang dinasehti, sehingga nasehat juga
meningkatkan kecerdasan emosional. Nasehat menimbulkan rasa kasih
sayang dari orang yang menasehati kepada orang yang menasehati atau
sebaliknya. Sehingga disimpulkan bahwa nasehat akan memberikan
manfaat dan kebaikan baik orang yang menasehati atau sebaliknya.
Sebagaimana lazimnya pemberian nasehat itu diberikan kepada orang-
orang yang terlihat menyimpang. 43
Cara pemberian nasehat berdasarkan ajaran Rasulullah Saw, di
antaranya yaitu:
a. Mengaharapkan ridha Allah SWT
Seorang yang ingin menasehati hendaknya meniatkannya
semata-mata untuk mendapatkan ridha Allah swt karena hanya dengan
maksud inilah dia berhak atas pahala dan ganjaran dari Allah di
samping diterima nasehatnya.
b. Tidak dalam rangka mempermalukan orang yang dinasehati
Seseorang yang hendak memberikan nasehat harus berusaha
untuk tidak mempermalukan orang yang dinasehati. Ini adalah
musibah yang sering terjadi pada kebanyakan orang, saat tidak dia
memberikan nasehat dengan nada yang kasar. Cara seperti bisa
berbuah buruk atau memperparah keadaan.
c. Menasehati secara rahasia
Nasehat disampaikan terang-terangan ketika hendak
menasehati orang banyak seperti ketika menyampaikan ceramah.
Namun kadangkala nasehat disampaikan seacara rahasia kepada
seseorang yang membutuhkan.
d. Menasehati dengan lembut

43
Ibid, h. 218
36

Seseorang yang hendak memberikan nasehat haruslah


bersiakap lembut, santun, sensitif dan beradap dalam memberikan
nasehat. Sesungguhnya menerima nasehat itu diumpamakan seperti
membuka pintu. Pintu tidak akan terbuka kecuali dengan kunci
yang tepat. Seseorang yang hendak dinasehati adalah seorang
pemilik hati yang terkuci dari suatu perkara, jika perkara itu yang
diperintahkan Allah maka dia tidak memaksakannya atau perkara
itu termasuk larangan Allah maka dia melanggarnya.
e. Niat yang benar
Iklaskan dalam memberikan nasehat hanya karena Allah,
mengharapkan balasan dari Allah.
f. Memperhatikan cara terbaik dalam memberikan nasehat
Setiap orang tentu tidak ingin jika diberi, diingatkan
dengan cara menjelek-jelekkannya, karena itu lakukan nasehat
dengan benar, lakukan dengan santun dengan tanpa berniat
menjelekkannya, jelaskan bahwa ini memberi nasehat demi
kebaikannya. Terkadang nasehat juga bisa dilakukan dengan
mencontohkan perbuatan baik, jadi langsung dengan perilaku.
g. Memberi nasehat harus dengan ilmu
Jangan sembarang memberi nasehat apa lagi
menyalahkan, bisa jadi nasehat kita salah diterima dengan dalil
sar‟i. Jadi haruslah berilmu dulu sebelum berkata, sebelum
berbuat apalagi memberi nasehat tidak cukup dengan niat yang
baik saja.
h. Perhatiakan cara, waktu dan keadaan
Dalam meluruskan suatu kesalahan tau memebri nasehat
hendaklah dengan memperhatikan caranya yang sesuai, waktunya
yang tepat dan kondisi yang pas dengan yang akan diberi nasehat.
Ada yang suka diberi nasehat dengan perkataan langsung, ada
yang senang dengan contoh dan ada pula mau menerima melalui
37

orang yang diseganinya. Imam Asy Syafi‟i lewat sebuah syair


mengatakan:
Berilah nasehat kepadaku ketika aku sendiri
Dan janganlah berikan nasehat ditengah keramaian
Karena nasehat di tengah-tengah manusia itu termasuk
suatu pelecehan yang aku tidak suka mendengarnya
Jika engkau menyelisihku dan menolak saranku maka
janganlah engkau marah jika kata-katamu tidak ku turuti
Metode pemberian nasehat merupakan sarana yang
mengatasi problema berdasarkan kepada pengetahuan dan
pengalaman. Memberikan nasehat dengan hati yang tulus akan
berbekas dengan pengaruh jika merasuki jiwa yang tenang hati
yang terbuka, akal yang baik untuk berfikir, maka nasehat tersebut
akan mendapat tanggapan secepatnya dan meninggalkan bekas
yang dalam.
Aplikasi metode nasehat di antaranya adalah nasehat dengan
argumen logika, nasehat tentang keuniversalan Islam, nasehat yang
berwibawa, nasehat dari aspek hukum, nasehat tentang „‟amar ma‟ruf
nahi mungkar‟‟, nasehat tentang amal ibadah dan lain-lain.
d. Metode dengan Perhatian
Metode ini dilakukan dengan mencurahkan perhatian oleh
orang tua dan tokoh masyarakat atau orang yang dirasa dekat dengan
anak.Dengan memberikan perhatian dan mengamati
perkembangannya baik dalam hal pembinaan aqidah maupun
moral.Karena anak yang selalu mendapat perhatian akan merasa
tenang dan memandang positif lingkungan sekitar.
e. Metode Tsawab (ganjaran)
Dalam kamus besar bahasa Indonesia disebutkan bahwa
ganjaran adalah hadiah (sebagai pembalasan jasa), dan hukuman;
balasan. Sementara itu, dalam bahasa Arab ganjaran diistilahkan
dengan tsawab.
38

Sebagaiamana yang telah di utarakan Armai Arief dalam


bukunya, Pengantar Ilmu dan Metodologi Pendidikan Islam,
menjelaskan pengertian tsawab itu, sebagai hadiah, hukum.
Metode ini juga penting dalam pembinaan ahklak, karena hadiah
dan hukuman sama artinya dengan reward and punisment dalam
pendidikan Barat.
Hadiah bisa menjadi dorongan spiritual dalam bersikap
baik, sedangkan hukuman dapat menjadi remote control dari
perbuatan tidak terpuji. Misalkan memanggil dengan panggilan
kesayangan, memberikan pujian, memberikan maaf atas kesalahan
mereka, mengeluarkan perkataan yang baik, bermain atau
bercanda, menyambutnya dengan ramah dan lain-lain.
Metode ini adalah cara pemberian hukuman atau ganjaran,
namun ganjaran atau hukuman yang dimaksud dini bukanlah suatu
hal yang merugikan anak, namun suatu hal yang bertujuan untuk
mendorong dan memotivasi anak untuk kearah yang lebih baik,
menyadari kesalahan yang telah dilakukan dan tidak akan
44
mengulangi lagi. Setiap orang tua atau pendidik hendaknya
memperhatikan syarat-syarat dalam pemberian hukuman yaitu:
1) Pemberian hukuman harus tetap dalam jalinan cinta, kasih
dan saying
2) Harus didasarkan kepada alasan „‟keharusan‟‟
3) Harus menimbulkan kesan di hati anak
4) Harus menimbulkan keinsyafan dan penyesalan pada anak
5) Diikuiti dengan pemberian maaf dan harapan serta
kepercayaan
Sebagaimana pendekatan-pendekatan lainnya, pendekatan
ini mempunyai kelemahan dan kelebihan, di antaranya:
1) Kelebihan metode hukuman

44
Ahmad Tafsir, op. cit 147
39

a) Hukuman akan menjadikan perbaikan-perbaikan


terhadap kesalahan
b) Anak tidak lagi melakukan kesalahan yang sama
c) Merasakan akibat perbuatannya sehingga ia
menghormati dirinya
2) Kelemahan metode hukuman
a) Akan memberikan suasana rusuh, takut dan kurang
percaya diri
b) Anak akan selalu merasa sempit hati, bersifat
pemalas, serta akan menyebabkan ia suka berdusta
(karena takut dihukum)
c) Mengurangi keberanian anak untuk bertindak. 45
Senada dengan itu, Menurut Ulfatmi prinsip-prinsip mendidik atau
pembinaan anak dalam tuntunan Islam sebagai berikut:
1) Anak adalah titipan AllahSWT kepada orang tua
2) Setiap anak yang lahir telah di lengkapi dengan fitrah
3) Setiap manusia bertanggung jawab terhadap pembinaan akhlak
anak sesuai dengan perannya di dalam keluarga, sekolah dan
masyarakat.
4) Jiwa kebeeragamaan yang telah ada pada setiap anak harus
dikembangkan sesuai dengan perkembangan psikologi manusia.
5) Komunikasi yang baik perlu di kembangkan dalam mendidik
anak
6) Pola asuh sangat menentukan keberhasilan pendidikan anak
7) Mendidik anak sesuai dengan prinsip-prinsip Islam
Berdasarkan penjelasan di atas dapat penulis simpulkan bahwa
terdapat lima metode dalam melakukan pembinaan akhlak anak oleh
orang tua antara lain metode keteladanan, metode pembiasaan, metode
dengan nasehat, metode perhatian, dan metode tsawab (ganjaran)

45
Hasan Asari, Hadist-Hadist Pendidikan; Sebuah Penelusuran Akar-Akar Ilmu
Pendidikan Islam, (Bandung: Citapustaka Media Perintis, 2014), h. 80
40

C. Bimbingan Konseling Islam


1. Pengertian Bimbingan Konseling Islam
Bimbingan dan konseling yang dimaksud adalah yang Islami.
Menurut etimologi, Islam berasal dari bahasa Arab, terambil dari asal
kata salima yang berarti selamat sentosa. Dari asal kata itu dibentuk
kata aslama yang artinya memeliharakan dalam keadaan selamat
sentosa, dan berarti juga menyerahkan diri, tunduk, patuh dan taat.
Kata aslama itulah menjadi pokok-pokok Islam yang mengandung
segala arti yang terkandung dalam arti pokoknya, sebab itu orang
yang melakukan aslama atau masuk Islam dinamakan muslim. 46
Bimbingan dan konseling Islami berpijak pada tujuan akhir
kehidupan manusia yaitu pencapaian kehidupan yang bahagia di dunia dan
akhirat. Klien senantiasa diingatkan pada hakekat bahwa kegiatan belajar
atau pendidikan-nya itu dalam rangka mencari kebahagiaan dunia dan
47
akhirat. Secara terminologi sebagaimana dirumuskan oleh Harun
Nasution, Islam adalah agama yang ajaran-ajarannya diwahyukan Tuhan
kepada manusia melalui Nabi Muhammad SAW sebagai Rasul.
Bertitik tolak dari uraian di atas, maka yang di maksud bimbingan
Islami adalah proses pemberian bantuan terhadap individu agar mampu
hidup selaras dengan ketentuan dan petunjuk Allah SWT sehingga dapat
48
mencapai kebahagian hidup di dunia dan di akherat. Sedangkan
konseling Islami adalah proses pemberian bantuan terhadap individu agar
menyadari kembali akan eksistensinya sebagai makhluk Allah SWT yang
seharusnya hidup selaras dengan ketentuan dan petunjuk Allah SWT
sehingga dapat mencapai kebahagiaan di dunia dan di akhirat. 49
Bimbingan Konseling Islam adalah proses pemberian bantuan
terhadap individu agar mampu hidup selaras dengan ketentuan dan petunjuk

46
Nasruddin Razak, Dienul Islam, (Bandung: PT. Alma‟arif, 1986), h. 56
47
Thohari Musnamar, Dasar-Dasar Konseptual Bimbingan dan Konseling Islami,
(Yogyakarta: UII Press, 1992), h. 94
48
Harun Nasution, Islam Ditinjau dari Berbagai Aspeknya, (Jakarta: UI Press, 1985), h.
24
49
Thohari Musnamar, Op. Cit, h. 5.
41

Allah, sehingga dapat mencapai kebahagiaan di dunia dan di akhirat. Proses


disini merupakan proses pemberian bantuan, artinya tidak menentukan atau
mengharuskan melainkan sekedar membantu, agar mampu hidup:
a. Selaras dengan petunjuk Allah
b. Selaras dengan ketentuan Allah
c. Selaras dengan ketentuan dan petunjuk Allah.
Konseling Islam adalah layanan konselor kepada klien untuk
menumbuh kembangkan kemampuanya dalam menyelesaikan masalah dan
mengantisipasi masa depan dengan memilih alternatif tindakan terbaik demi
kebahagiaan dunia dan akhirat di bawah anungan dan ridho AllahSWT. 50
Sejalan dengan itu, Yahya Jaya, dalam buku Bimbingan Konseling
Agama Islam juga memberikan pengertian bimbingan dan konseling agama
Islam:
“Bimbingan konseling agama Islam adalah pelayanan bantuan yang
di berikan oleh seorang konselor agama kepada manusia yang
mengalami masalah dalam hidup keberagamaannya, ingin
menyumbangkan dimensi dan potensi keberagamaannya seoptimal
mungkin, baik secara individu maupun kelompok agar menjadi
manusia yang mandiri dan dewasa dalam beragama, dalam bidang
bimbingan akidah, ibadah, akhlak dan muamalah, melalui berbagai
jenis layanan dan kegiatan pendukung berdasarkan keimanan dan
ketakwaan yang terdapat dalam Al-Qur‟an dan Hadis”. 51
Pembahagiaan ruang lingkup bidang pelayanan bimbingan dan
konseling agama ini sesuai dengan aspek agama Islam itu sendiri, dalam
wujud yang jelas keempat ruang lingkup bidang layanan bimbingan dan
konseling agama Islam (akidah, ibadah, akhlaq dan muamalah), dapat
dikemukakan sebagai berikut:
a. Bimbingan akidah adalah bimbingan pelayanan yang membantu
konseling dalam mengenang, memahami, menghayati, mengamalkan dan
50
Hamdani, Bimbingan dan Penyuluhan, Bandung: CV Pustaka Setia, h. 255
51
Yahya, Jaya, Bimbingan Konseling Agama Islam, (Padang: Angkasa Raya, 2004) h.
108-112
42

mengembangkan akidah keimanan, sehingga menjadi pribadi yang


beriman dan bertaqwa kepada AllahSWT, mantap (istiqamah) dan
mandiri (Al-kaiyis), sehat dan bahagia baik lahiriah maupun batiniah,
berdasarkan rukun iman yang ke enam.
b. Bimbingan ibadah adalah bimbingan pelayanan yang membantu klien
dalam mengembangkan hubungan dan pengabdiannya kepada AllahSWT
melalui amal ibadah agar menjadi pribadi yang taat dalam mengerjakan
perintah-perintah-Nya dan taat dalam menjauhi larangan Nya.
c. Bimbingan muamalah adalah bidang pelayanan yang membantu konselor
dalam membina dan mengembangkan hubungan yang selaras, serasi, dan
seimbang dalam sesama manusia dan makhluk, sehingga memiliki
keharmonisan dalam kehidupan beragama. 52
Semua bidang ruang lingkup layanan bimbingan dan konseling
agama sesuai dengan diciptakan manusia sebagaimana telah diketahui
bahwa Islam memandang manusia itu adalah makhluk Allah yang
diciptakan sebagai khalifah di muka bumi untuk mengabdi kepada-Nya.
Berdasarkan uraian di atas, pengertian bimbingan konseling Islam
adalah proses pemberian bantuan kepada orang lain atau klien secara
terarah, kontiniu, dan sistematis kepada klien agar dapat mengembangkan
potensi atau fitrah beragama yang dimiliki secara optimal dengan cara
menginternalisasikan nilai-nilai yang terkandung dalam Al-Quran dan
Hadist Rasulullah ke dalam diri sehingga ia dapat duduk selaras dengan
tuntunan Al-Qur‟an dan hadist.
2. Fungsi Bimbingan Konseling Islam
Tohari Musnamar menguraikan dalam bukunya “Dasar-Dasar
Konseptual Bimbingan dan Konseling Islam” bahwa fungsi bimbingan
konseling Islam itu ada empat fungsi yaitu:
a. Fungsi preventif, atau pencegahan yakni membantu individu menjaga dan
mencegah masalah bagi dirinya.

52
Ibid. h. 112
43

b. Fungsi kuratif yakni membantu individu memecahkan masalah yang


sedang dihadapi atau alaminya.
c. Fungsi preservatif yakni membantu individu menjaga agar situasi dan
kondisi yang semula tidak baik atau mengandung masalah yang telah
menjadi baik (terpecahkan) itu kembali menjadi tidak baik (menimbulkan
masalah kembali).
d. Fungsi developmental, yakni membantu individu memelihara dan
mengembangkan situasi dan kondisi yang telah baik agar tetap baik dan
menjadi lebih baik sehingga tidak memungkinkan menjadi sebab
munculnya masalah. 53
Pelayanan bimbingan dan konseling mempunyai banyak fungsi yang
bisa dilihat dari berbagai sudut pandang orang yang melaksanakannya.
Demikian juga dengan bimbingan dan konseling pola 17 plus yang menjadi
acuan dalam pelaksanaan bimbingan dan konseling. Di antara fungsi
bimbingan dan konseling pola 17 plus di antaranya adalah:
a. Fungsi pemahaman
Bimbingan dan konseling yang akan menghasilkan pemahaman
tentang sesuatu oleh pihak-pihak tertentu sesuai dengan kepentingan
pengembangan klien pemahaman itu meliputi:
1) `Pemahaman tentang diri klien terutama oleh klien itu sendiri, orang
tua, guru pada umumnya dan guru pembimbing.
2) Pemahaman tentang lingkungan peserta didik (termasuk didalamnya
lingkungan keluarga dan sekolah) terutama oleh peserta didik itu
sendiri, orang tua, guru dan guru pembimbing.
3) Pemahaman tentang lingkungan yang lebih luas (termasuk
didalamnya imformasi pendidikan, imformasi jabatan atau pekerjaan
dan informasi social budaya dan nilai-nilai) terutama oleh peserta
didik.
b. Fungsi pencegahan

53
Tohari Musnamar, Dasar-Dasar Konseptual Bimbingan dan Konseling Islam,
(Yogyakarta: UUI Press, 1992) h. 20
44

Fungsi bimbingan dan konseling yang akan menghasilkan


tercegahnya atau terhindarnya peserta didik dari berbagai permasalahan
yang mungkin timbul, yang akan dapat mengganggu menghambat
ataupun menimbulkan kesulitan dan kerugian-kerugian tertentu dalam
proses perkembangannya.
c. Fungsi pengentasan
Fungsi bimbingan dan konseling yang akan menghasilkan
terentaskannya atau teratasinya berbagai permasalahan yang dialami oleh
individu. Dalam hal ini tidak ada lagi keluhan ataupun yang meresahkan
dalam diri individu.
d. Fungsi pemeliharan dan pengembangan
Fungsi bimbingan dan konseling yang akan menghasilkan
terpelihara dan terkembangnya berbagai potensi dan kondisi positif
peserta didik dalam rangka perkembangan dirinya secara mantap dan
berkelanjutan. 54
Berdasarkan penjelasan di atas, bisa kita pahami bahwa
bimbingan dan konseling berfungsi untuk memberikan pemahaman
kepada klien agar tidak terjurumus kearah yang akan mendatangkan
masalah bagi klien tersebut, serta berfungsi untuk mencegah terjadinya
masalah-masalah yang akan dihadapi oleh klien, selain itu bimbingan dan
konseling juga berfungsi untuk mengatasi permasalahan-permasalahan
yang dialami oleh klian serta membantu memelihara klien untuk
mengembangkan potensi yang dimilikinya dan memelihara perubahan-
perubahan yang dialami klien setelah melakukan proses konseling.
Fungsi-fungsi bimbingan dan konseling pola 17 plus tersebutlah yang
menjadi pedoman pelaksanaan bimbingan dan konseling disekolah di
atas akan dapat terwujud melalui diselenggarakannya bebagai jenis
layanan dan kegiatan bimbingan dan konseling.
3. Tujuan Bimbingan Konseling Islam

54
Prayitno, Pelayanan Bimbingan dan Konseling Di Sekolah Lanjut Tinkat Pertama
(Jakarta: Ditjen Dikdasmen, 1997) h. 25
45

Munadir mengemukakan bahwa tujuan bimbingan konseling Islam


ialah membantu seseorang untuk mengambil keputusan dengan
membantunya menyusun rencana guna melaksanakan keputusan itu. Dengan
keputusan itu ia bertindak atau berbuat sesuatu yang konstruktif sesuai
dengan prilaku yang didasarkan atas ajaran Islam. 55
Selanjutnya Zulkifli Akbar mengemukakan bahwa konseling Islam
bertujuan membantu individu untuk memecahkan masalah kehidupan yang
dihadapinya atas dasar petunjuk ajaran Islam agar ia dapat memperoleh
56
kebahagiaan hidup dunia dan akhirat. Menurut Mohammad Surya, di
dalam bukunya Psikologi Konseling juga disebutkan tujuan bimbingan dan
konseling adalah:
Bimbingan dalam rangka menemukan pribadi dimaksudkan agar
peserta didik mengenal kekuatan dan kelemahan dirinya sendiri serta
menerimanya secara positif dan dinamis sebagai modal pengembangan dari
lebih lanjut, sebagai manusia yang normal didalam setiap diri individu
selain yang sehat adalah apabila ia mampu menerima dirinya sebagaiman
adanya dan mampu menerima dirinya sebagaiman adanya dan mampu
mewujudkan hala-hal positif sehubungan dengan penerinya dirinya itu.
Demikian juga bila menemukan keadaan jasmani dan rohani yang
kurang menguntungkan hendaknya menjadi alasan utuk menjadi bersedih
hati, merasa rendah diri dan sebagainya, karena Allah menciptakan manusia
dengan sebaik-baiknya dan ada kelebihan dari seseorang dari yang lain
mempunyai maksud-maksud tertentu. 57
Selanjutnya Erhamwilda menyebutkan bahwa tujuan Bimbingan dan
Konseling Islam adalah: Pertama, agar manusia dapat memahami dan
menyadari tindakan terbaik demi mencapai kehidupan yang bahagia di

55
Munadir, Beberapa Pikiran Mengenai Bimbingan dan Konseling Islam, (Yogyakarta:
UII, 1987) h. 28
56
Zulkifli akbar, Dasar-Dasar Konseptual Penanganan Masalah Bimbingan Dan
Konseling Islam Dibidang Pernikahan Kemasyarakatan dan Keagamaan, (Yogyakarta: UUI,
1987) h. 12
57
Muhammad, Surya, Dasar-dasar Konseling Pendidikan (Konsep dan Teori),
(Yogyakarta: Andi Offset, 1998) h. 44
46

dunia maupun di akhirat. Kedua, memiliki kesadaran diri, yaitu


menggambarkan penampilan dan mengenal kekhususan yang ada pada
dirinya. Ketiga, dapat mengembangankan sikap positif. Keempat, membuat
pilihan secara sehat. Kelima, mampu menghargai orang lain. Keenam,
memiliki rasa tanggung jawab. Ketujuh, mengembangkan hubungan antar
pribadi dan dapat menyelesaikan konflik. Kedelapan, Membuat keputusan
secara efektif. 58
Secara singkat, tujuan bimbingan dan konseling Islam itu dapatlah
dirumuskan sebagai berikut:
a. Tujuan umum, membantu individu mewujudkan dirinya menjadi manusia
seutuhnya agar mencapai kebahagiaan hidup di dunia dan akhirat.
b. Tujuan khusus
1) Membantu individu agar tidak menghadapi masalah
2) Membantu individu mengatasi masalah yang sedang di hadapinya.
3) Membantu individu memelihara dan mengembangkan situasi dan
kondisi yang baik atau yang telah baik agar tetap baik atau menjadi
lebih baik, sehingga tidak akan menjadi sumber masalah bagi dirinya
dan orang lain.
Berdasarkan uraian di atas dapat diambil kesimpulan bahwa tujuan
bimbingan dan konseling Islam itu adalah upaya pemberian bantuan
berdasarkan ajaran agama kepada individu baik perorangan maupun
kelompok dalam mengembangkan kemampuan atau potensi diri individu
sehingga membangkitkan kesadaran dan pengertian, untuk mencapai sikap
tingkah laku serta kepribadian yang mapan dalam menghadapi berbagai
aspek kemaslahatan hidup, dengan demikian dapat diperoleh kebahagiaan
lahir bathin di dunia dan akhirat.
4. Bidang Pelayanan Bimbingan Konseling Islam
Islam adalah agama yang diwahyukan oleh Allah Swt kepada nabi
Muhammad SAW untuk menjadi peganganhidup bagi umat manusia agar
mereka memperoleh kebahagiaan hidup di dunia dan diakhirat. Pada

58
Erhamwilda, Konseling Islam, (Yogyakarta: Graha Ilmu, 2008), h. 117-118
47

dasarnya Islam sebagai suatu sistem keagamaan, ajaran-ajarannnya dapat


dibadi beberapa aspek antara lain akidah, ibadah, akhlak dan muamalah.
Ruang lingkup pelayanan bimbingan konseling sesuai dengan aspek agama
dapat di bedakan menjadi empat yaitu:
a. Bimbingan akidah atau keimanan
Secara bahasa aqidah berarti simpul, ikatan, perjanjian dan
kokoh.Setelah terbentuk menjadi akidah berarti keyakinan.Menurut
istilah yaitu iman yang teguh dan pasti, yang tidak ada keraguan
sedikitpun bagi orang yang meyakininya.Firman Allah dalam surat Ar-
Ra‟du ayat 28:
Artinya:“(yaitu) orang-orang yang beriman dan hati mereka
manjadi tenteram dengan mengingat Allah. Ingatlah, hanya dengan
mengingati Allah-lah hati menjadi tenteram”
Maksud ayat di atas adalah orang-orang yang beriman, hatinya
selalu cenderung kepada Allah dan merasa tentram ketika mengingat-
nya.Dengan mengingat Allah hati orang mukmin akan menjadi tenang
dan hilangnya kegelisahan. Hal ini karena Allah melimpahkan cahaya
iman kepada yang melenyapkan kegelisahan dan kesedihan.59
Aqidah merupakan aspek yang berhubungan dengan keyakinan
dan kepercayaan seperti keimanan kepada Allah, para malikat, kitab suci,
para rasul, hari akhirat dan keimanan kepada takdir Allah.60
b. Bimbingan Ibadah
Ibadah berarti taat, tunduk, patuh, merendahkan diri dan
hina.Seorang yang tunduk, patuh dan merendahkan diri di hadapan yang
disembah disebut dengan “abid” yang berarti beribadah.Yusuf Qordhawi
mengemukakan pengertian ibadah adalah puncak ketundukan yang
tertinggi yang timbul dari kesadaran hati sanubari dalam rangka
mengagungkan yang disembah.Ibadah merupakan aspek yang
berhubungan dengan amal perbuatan yang didasari dengan ketaatan

59
Op. cit, Almaragi Ahmad, Jus I
60
Yahya Jaya, Bimbingan Konseling Islam, (padang, 2004), h. 116
48

mengerjakan perintah-perintah-Nya dan menjauhi larangan-nya, seperti


thaharah, puasa, sholat, dzakat, haji, doa, dan lainya. 61
c. Bimbingan Akhlak
Akhlak adalah sifat yang tertanam dalam jiwa individu yang
mendorongnya untuk melakukan perbuatan tanpa memerlukan pemikiran
dan pertimbangan.62Akhlak merupakan aspek yang berhubungan dengan
sikap dan perilaku baik dan buruk manusia dalam
keberagamaannya.Misalnya sifat sabar, fakir, zuhud, ridha, syukur,
tawakal, maaf, fakir, niat, buruk sangka, iri, dengki, sombong, cinta
duniawi, takabur dan lainya.
d. Bimbingan Muamalah
Muamalah secara harfiah berarti “pergaulan” atau hubungan antar
manusia.Muamalah merupakan perbuatan manusia dalam menjalin
hubungan atau pergaulan antara sesama manusia.Muamalah juga
diartikan sebagai aspek tang berhubungan dengan kehidupan sosial dan
budaya manusia yang beragam seperti berbuat baik kepada ibu bapak,
sanak keluarga, masyarakat, nusa bangsa dan agama. 63

61
ibid, 116
62
Abuddin Nata, Akhlak Tasawuf, (Jakarta: PT. Raja grafindo persada, 2002), h. 1-2
63
Ibid, 117
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN

A. Jenis Penelitian
Jenis penelitian ini adalah penelitian lapangan “field research” yaitu
penulis turun langsung kelapangan untuk mengambil data. Penelitian ini
bersifat deskriptif dengan pendekatan kualitatif. Penelitian kualitatif
merupakan penelitian yang bermaksud untuk memahami fenomena
tentang apa yang dialami oleh subjek penelitian misalnya perilaku,
persepsi, motivasi, tindakan dan lain-lain secara holistik dan dengan cara
deskripsi dalam bentuk kata-kata dan bahasa. Secara harfiah penelitian
deskriptif adalah penelitian yang bermaksud untuk membuat deskripsi
mengenai situasi-situasi atau kejadian-kejadian. 64
Berdasarkan pengertian di atas penelitian ini bertujuan untuk
mendeskripsikan “cara pembimbingan yang dilakukan oleh orang tua
kepada anak di kenagarian Padang XI Punggasan, kecamatan Linggo Sari
Baganti, kabupaten Pesisir Selatan‟‟
B. Lokasi Penelitian
Penelitian ini dilakukan di kenagarian Padang XI Punggasan,
Kecamatan Linggo Sari Baganti, Kabupaten Pesisir Selatan yaitu pada
Masyarakat Padang XI Punggasan, Kecamatan Linggo Sari Baganti,
Kabupaten Pesisir Selatan.
C. Sumber Data
Penentuan sumber data dengan menggunakan informan, maka
penelitian ini menggunakan teknik purpose sampling yaitu teknik
pengambilan sampel sumber data dengan pertimbangan tertentu.
Pertimbangan tertentu ini misalnya orang tersebut dianggap yang paling
tahu tentang apa yang kita harapkan65.

64
Sumardi Sutyabrata, Metode Penelitian, (Jakarta: Raja Grafindo, 2010)h. 76
65
Ibid, h. 218

49
50

Informan penelitian ini adalah orang tua dan anak di Kenagarian


Padang XI Punggasan, Kecamatan Linggo Sari Baganti, Kabupaten
Pesisir selatan pengambilan informan penelitian ini dilakukan dengan
teknik Purposive, 66 maksudnya adalah teknik penarikan informan dengan
pertimbangan-pertimbangan tertentu.
Menurut Rosady Ruslan sumber data dalam penelitian kualitatif dapat
dibedakan menjadi dua, antara lain:
1. Sumber data Primer
Sumber data primer merupakan sumber data yang diperoleh secara
langsung dari sumber ahli (tidak melalui perantara). Sumber data
primer diperoleh para peneliti untuk menjawab pertanyaan
penelitian.Yang menjadi sumber data primer dari penelitian ini adalah
orang tua dan anak.
2. Sumber data Sekunder
Data Sekunder adalah data penelitian yang diperoleh secara
tidak langung melalui media perantara(dihasilkan pihak lain) atau
digunakan oleh lembaga lainnya yang bukan merupakan pengolahnya,
tetapi dapat dimanfaatkan dalam suatu penelitian yang menjadi data
sekunder di dalam penelitian ini adalah data yang diperoleh dari
lembaga di tempat penelitian seperti kantor jorong dan wali nagari.
D. Subjek Penelitian
Subjek penelitian dari penelitian ini adalah orang tua dan anak
yang berada di kenagarian padang XI Punggasan, kecamatan lingo sari
baganti, kabupaten pesisir selatan. Peneliti melakukan wawancara dengan
masyarakat atau orang tua yang bermasalah dengan anaknya
E. Teknik Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data yang penulis gunakan dalam penelitian
ini adalah sebagai berikut:
1. Observasi

66
Sugiyono, Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R&D, (Bandung: Alfabeta,
2010), h. 85
51

Observasi adalah metode pengumpulan data yang digunakan untuk


menghimpun data penelitian melalui pengamatan dan
pengindraan.67Adapun alat pengumpulan datanya disebut panduan
observasi, yang digunakan untuk mendapatkan data hasil pengamatan
baik terhadap benda, kondisi, situasi, kegiatan, proses ataupun
penampilan tingkahlaku. Dalam hal ini penulis melakukan observasi
langsung melihat dan mengamati bagaimana pembimbingan yang
dilakukan oleh orang tua terhadap anak di kenagarian padangXI
Punggasan, kecamatan Linggo Sari Baganti, kabupaten Pesisir
Selatan‟‟
2. Wawancara
Wawancara merupakan salah satu cara pengumpulan informasi
dengan tanya jawab secara langsung (bertatap muka) dengan
informan. Metode wawancara (interview) yaitu cara yang digunakan
untuk mendapatkan keterangan secara lisan dari
responden.Wawancara memerlukan keterampilan tertentu dalam
mengajukan pertanyaan dengan menangkap jawaban informan dengan
dicatat atau direkam. Diperlukan hubungan yang dekat dengan
informan untuk memperoleh tanggapan yang simpatik dari
informan.68Dalam hal ini dilakukan wawancara dengan orang tua dan
anak, yang berjumlah 7 KK yang terdiri dari 13 orang anak dikuatkan
oleh ketua pemuda dan ninik mamak di kenagarian Padang XI
Punggasan Kecamatan Linggo sari baganti Kabupaten Pesisir Selatan.
E. Teknik Pengolahan Data dan Analisis Data
Pengolahan data berkaitan dengan teknik analisis data. Analisis
merupakan proses penyususnan data suapaya data dapat ditafsirkan
peneliti. Analisis data berarti salah satu langkah dalam penelitian yangn
dilakukan untuk mengorganisasikan data yang diperoleh, yang mengatur,

67
Burhan, Bungin, Penelitian Kualitatif, (Jakarta: Kencana, 2003), h. 115
68
Usman, Husaini, Metode Penelitian Sosial, (Jakarta: Bumi Aksara, 2006), h. 55
52

mengurut, mengelompokkan, memberi kode dan mengkategorikan


sehingga dapat dicari pola-pola hubungan antara data-data itu.
Adapun langkah-langkah yang harus ditempuh untuk melakukan
pengolahan data antara lain:
1. Data yang diperoleh melalui wawancara, diolah melalui teknik
analisa deskriptif kualitatif yaitu suatu cara pengolahan data yang
dirumuskan dalam bentuk kata-katadan bukan angka.
2. Data yang diperoleh melalui observasi setelah terkumpul kemudian
diperiksa kelengkapannya, diklasifikasikan sesuai dengan kriteria
yang ditentukan.
3. Analisa data yaitu data yang ada di analisa dan diinterprestasikan
secara cermat dan menarik kesimpulan dari data yang ada dalam
hal iniakan digunakan statistika deskriptif yang berusaha
menuturkan pemecahan masalah yang ada sekarang berdasarkan
data. .
Analisis data dimulai dengan menelaah data yang diperoleh dari
berbagai sumber yaitu dari wawancara dan observasi. Setelah itu diambil
kesimpulannya dalam menghasilkan suatu penelitian yang berhubungan
dengan “Metode LayananBimbingan agama oleh orang tua pada Anak
Tinjauan Bimbingan KonselingIslam Di Kenagarian Padang XI
Punggasan, Kecamatan Linggo Sari Baganti, Kabupaten Pesisir Selatan.
BAB IV
HASIL PENELITIAN
A. Gambaran Umum Lokasi Penelitian
a. Kondisi Geografis Nagari
Batas Administrasi Pemerintahan Nagari Padang XI Punggasan
1. Sebelah Utara Berbatas Dengan Nagari Lagan Hilir dan Lagan
Mudik sebelah utara berbatas dengan sei. Batang gasan.
2. Sebelah timur berbatas dengan Solok Slatan.
3. Sebelah barat berbatas dengan Nagari Punggasan Timur.
4. Luas Wilayah Nagari Padang XI Punggaan+/-2010 Ha.
b. Topografis Nagari Padang XI Punggasan
No Bentangan Wilayah Ya/tidak Ha
1 Nagari Dataran Rendah Tidak -
2 Nagari Berbukit-bukit Ya 275
3 Nagari Dataran Tinggi/Pegunungan Yes 375
4 Nagari Lereng Gunung Ya 100
5 Nagari Tepi Pantai/Pesisir Tidak -
6 Nagari kawasan Rawa Tidak -
7 Nagari Kawasan Gambut Tidak -
8 Nagari Aliran Sungai Ya -
9 Nagari Bentangan Sungai Ya -
c. Orbitasi Nagari Padang XI Punggasan
a. Jarak ke Ibu Kota Kecamatan 6 Km
b. Lama Jarak Tempuh ke Ibu kota kecamatan dengan kendaraan
bermotor 25 jam
c. Kendaraan umum ke ibukota Kecamatan 60 unit (ada)
d. Jarak le ibukota kabupaten 82 Km
e. Lama jarak ke ibu kota Kabupaten dengan Kendaraan bermotor 25
jam
f. Lama jarak tempuh ke ibu kota kabupaten dengan berjalan kaki
atau kendaraan non motor 24 jam

53
54

g. Kendaraan umum ke ibu kota kabupaten 40 unit (ada)


h. Jarak ibu kota ke provinsi 175 Km
i. Lama jarak tempuh ke ibu kota provinsi dengan berjalan kaki atau
kendaraan non motor 48 jam
j. Kendaraan umum ke ibu kota provinsi 60 unit (ada)

B. Deskripsi Data
Berdasarkan temuan dilapangan, permasalahan keluarga yang

mana pembibingan yang dilakukan oleh orang tua terhadap anak sangat

berbeda dengan yang lainnya yang terjadi di Nagari Padang XI Punggasan

Kabupaten Pesisir Selatan cukup memperhatinkan adanya, karena dengan

adanya masalah tersebut bisa menyebabkan tidak terciptanya keluarga

yang bahagia sesuai dengan harapan anak.

Penelitian ini membahas tentang metode Layanan Bimbingan

Agama Oleh Orang Tua Pada Anak di Kenagarian Padang XI Punggasan

Kecamatan Linggo Sari Baganti Kabupaten Pesisir Selatandilakukan

terhadap orang tua, yakni:

1. Ibu AS (59)

Merupakan seorang ibu rumah tangga yang bertempat

tinggal di Padang Kayu Dadih, Ibu AS telah menikah dengan

bapak TM selama 20 Th. Pasangan tersebut memiliki 3 orang

anak, anak pertama bernama YN berumur 14 tahun yang

berstatus sebagai pelajar, Anak yang kedua bernama YM

berumur 10 tahun. selama 20 tahun menikah banyak problema-

problema yang muncul dalam rumah tangga AS dan TM yang


55

menyebabkan tidak berjalannya tujuan membentuk keluarga

yang sesuai dengan keinginan pasangan suami istri lainnya

yang sesuai dengan ajaran agama Islam. Problema tersebut

berupa kurang perhatian dan kasih sayang pada anak

dikarenakan sang ibu tidak mencukupi biaya makanya sang ibu

merantau ke jakarta akan tetapi sang ibu merantau tidak lama

dan makanya anak kurang kasih sayang, kurang bimbingan dan

juga kurang pantaun dari orang tua,apalagi disaat orang tua

pulang sekali-kali itupun anak tidak terperhatikan oleh sang

ibu.

2. Ibu KR (48)

Ibu kr Merupakan seorang ibu rumah tangga yang

bertempat tinggal di padang kayu dadih dibelakang kantor wali,

dan ibu kr ini terkadang bekerja sebagai buruh tani di ladang

orang, ibu kr ini memiliki 2 orang anak, anak yang pertama

bernama BY berumur 23 tahun dan anak kedua bernama AZ

berumur 19 tahun.dan suaminya telah meninggal sejak anak

kedua lahir, suami meninggal sejak 4 tahun, dan sekarang sang

ibu mencari nafkah buat anak-anaknya terkadang anak pertama

BY memabantu sang ibu bekerja demi terpenuhi biaya sehari-

hari, selama suaminya meninggal sang ibu kurang perhatian

dan jarangmemperhatikan anak kedua AZ yang mana AZ ini

sekolah di Man balsel, ibu KR ini terkadang suka marah-marah


56

seketika sang anak nakal dan tidak mau diajarkan. Yang mana

AZ ini tidak mau mendengarkan atas apa yang telah ibu suruh

atau ajarkan, karena sang ibu seketika mengarjarkan anaknya

suka berkata kotor makanya anak jadi seperti itu.

3. Ibu IR (42)

Ibu IR adalah seorang ibu rumah tangga yang bertempat

tinggal di padang kayu dadih, ibu ir memiliki anak 1 orang

yang bernama ic berumur 15 tahun, suami ibu ir berumur 45

tahun bernama Dd, suami bekerja di kota padang sedangkan

sang ibu bekerja sebagai ibu rumah tangga yang mana ibu IR

ini terlalu sibuk dengan dunia maya nya seakan-akan anak

menjadi terlantar dan kurang perhatian terhadap anak.

4. Ibu ST (45)

Ibu ST adalah seorang ibu rumah tangga yang bertempat

tinggal di kampuang sikumbang, ibu ST ini berumur 45 tahun

dan memiliki 3 orang anak, anak pertama berumur 29 tahun

bernama wr, anak kedua wn berumur 22 tahun, anak ketiga

bernama dg berumur 17 tahun. Dan suami berumur 48 tahu

bernama dr, bapak dr bekerja sebagai jualan sate di pasar

lagan, dan semenjak menikah banyak sekali problema yang

terjadi dirumah tangga beliau berdua yang mana salah satunya

sang ibu sangat kesusahan untuk mengurus rumah tangganya


57

terutama pada anak-anaknya sendiri, makanya ibu kewalahan

dalam mengurus anak-anak.

5. Ibu Bp (39)

Ibu Bp adalah seorang ibu rumah tangga yang tinggal di

padang kayu dadih rumah didepan mesjid baitul ikhsan, ibu bp

ini memiliki 4 orang anak, anak pertama laki-laki bernama TN

berumur 25 tahun, anak kedua Bernama DN berumur 19 tahun,

anak ketiga berumur 15 tahun bernama GL, anak ke 4 bernama

AF berumur 4 tahun. Ibu bp ini bekerja sebagai ibu rumah

tangga sedangkan suaminya bernama SM bekerja sebagai

kulih bangunan, Selama ia menikah ada problema yang terjadi

dalam rumah tangga yaitunya sang ibu sangat lalai terhadap

anak dan tidak begitu memperhatikan anak seketika bergaul

dengan teman-temannya.

6. Ibu SJ (60)

Ibu SJ adalah seorang ibu rumah tangga yang bertempat

tinggal di kampung sikumbang padang kayu dadih, ibu SJ ini

memiliki dua orang anak, anak pertama berumur 25 tahun

bernama AY, dan anak kedua berumur 21 tahun bernama NK

Dan suami bernama AN berumur 65 tahun. Ibu SJ bekerja

sebagai ibu rumah tangga dan suaminya bekerja sebagai

tukang ojek pangkalan dipasar, selama ia menikah ibu sangat


58

susah mengurus anak yang kedua yang mana anak ini sanag

nakal dan tidak mau mendengarkan atas apa yang disampaikan

ibunya.

7. Ibu EM (38)

Ibu EM adalah seorang ibu rumah tangga yang bertempat

tinggal di kelok sikumbang yang memilki dua orang anak,

anak pertama berumur 23 tahun bernama DK dan anak kedua

berumur 17 tahun, dan ibu em tidak memiliki suami lagi

dikarenakan sudah meninggal dunia semenjak 2 tahun lalu,

dan sekarang ibu em yang mencarikan nafkah untuk anak-anak

yang mana ibu ini bekerja di rumah makan punggasan tepatnya

di pasar punggasan. Selama ia menikah anak terkadang jarang

diperhatikan dikarenakan beliau sangat sibuk bekerja sehari-

hari. .

C. Temuan Penelitian
Didalam rumah tangga seseorang pasti mengalami berbagai
perubahan dalam hidupnya. Bagi orang yang tidak siap, berbagai
perubahan akan dirasa akan sangat sulit melaluinya bahkan akan memicu
terjadinya konflik dalam rumah tangga. Konflik diantara suami istri adalah
faktor yang paling sering di anggap sebagai peretak dalam kehidupan
berumah tangga yang membuat sirnanya harapan untuk hidup bahagia
secara lahir maupun batin.
Berdasarkan Observasi yang dilakukan sejak tanggal 23 agustus

2021 melihat dari lingkungan sekitar dan mewawancarai beberapa toko

masyarakat khususnya ibu-ibu sendiri dan tetangga sekitar bahwa banyak


59

problema yang terjadi dalam rumah tangga yang mempunyai konflik

tercatat 7 keluarga yang berkonflik di padang XI Punggasan Kecamatan

Linggo Sari Baganti Kabupaten Pesisir Selatan.

Adapun metode layanan bimbingan agama oleh orang tua pada


anak di kenagarian padang XI Punggasan antara lain:
a. Metode pemberian nasehat oleh orang tua terhadap
pembimbingan anak di kenagarian padang XI
Punggasan.
Sejarah telah mencatat bahwa metode ini telah
berjalan sepanjang sejarah kehidupan manusia pula dalam
mempengaruhi orang lain dalam berbuat dan bertindak.
permasalahan yang nyata yang terjadi di padang kayu dadih
yang penulis temukan saat observasi awal pada tanggal 25
desember 2020 yaitu ditemukan ada beberapa ibu-ibu yang
salah dalam menesahati anak yang mana orang tua ini
menasehati anak seketika didepan orang banyak makanya
sang anak jadi trauma.
1. Keluarga pertama
Observasi awal yang penulis lakukan pada
tanggal 24 agustus 2021 pada pukul 09.00 WIB di
padang kayu dadih pada ibu-ibu, observasi
dilakukan terhadap ibu AS yang mana ibu terlihan
sedang melamun duduk dihalaman rumahnya sambil
melihat anak-anaknya dekat halaman rumah yang
sedang bermain bersama temannya.69
Keesokan harinya penulis kembali melakukan

observasi yakni pada tanggal 25 agustus 2021 pada pukul

08.00 WIB di Nagari padang XI Punggasan, penulis

69
Hasil Observasi dengan buk As, 24 Agustus 2021
60

melihat Ibu AS sedang mencabut rumput disamping

Rumahnya dengan anak.70

Untuk memperkuat hasil observasi yang telah di lakukan

dalam penelitian ini penulis juga melakukan wawancara dengan

Ibu AS. Wawancara pertama yang penulis lakukan pada hari itu

juga tanggal 25 Agustus 2021 pukul 09:00 pada ibu AS beliau

mengatakan bahwa :

Permasalahan dalam rumah tanggo pastilah ada nak yang

mana ibu dulunya susah mengajari anak ibu nak, cara ibu

memberikan nasehat agama pada anak ibu dengan cara

menyuruh rajin sholat rajin beribadah,bentuk nasehat

bimbingan agama yaitunya ibu mengingatkan dengan cara

jika lupa sholat maka ibu menyuruh anak sholat segera,kalau

masalah memperingati anak didepan umum ibu tidak

pernah,tentu iya kalau kita memberikan nasehat kepada anak

dengan lemah lembut, respon anak ketika saya berikan

nasehat kadang ada mendongkol dalam hatinya, terkadang

ada pula didengarkan dan tidak.71

Dari hasil observasi dan wawancara di nagari padang XI

Punggasan diatas dapat dipahami, bahwa metode pemberian

nasehat agama pada anak hampir tepat yang mana seketika anak

lupa waktu sholat sang ibu bergegas mengingatkan anak atau

menyuruh anak sholat, disini dapat kita lihat yaitunya cara

70
Hasil Observasi kedua dengan buk AS, 25 Agustus 2021
71
Ibu AS, informan, wawancara langsung, 25 agustus 2021
61

penyelesaian masalah seperti ini yaitunya dengan cara

meningatkan kepada ibu supaya anak lebih semangat lagi dalam

beribadah dan sang ibu harus membuat sang anak patuh pada ibu

agar tidak terjadi dongkol dalam hati.

Hasil observasi dan wawancara diatas mengungkapkan

bahwa, sang ibu telah mengajari anak-anaknya tentang agama,

dan mengingatkan seketika waktu sholat masuk, dan cara

memberikan nasehat agama pada anak dengan lemah lembut agar

anak patuh atau nurut kepada ibu nya.

2. Ibu Kr
Observasi yang penulis lakukan pada tanggal 24
agustus 2021 pada pukul 10.00 WIB Nagari Padang XI
Punggasan pada seorang ibu, observasi dilakukan
terhadap keluarga ibu KR, pada saat penulis datang ibu
KR sedang duduk didepan rumah bersama anak dan
tetangganya. 72
Untuk memperkuat hasil observasi yang telah
dilakukan dalam penelitian penulis juga melukakan
wawancara dengan buk KR pada tanggal 25 agustus
2021 ibu mengatakan bahwa:
Ibu memberikan nasehat agama dengan cara
memberikan arahan, bentuk nasehatnya
seperti jika ibu tidak sibuk ibu ingatkan anak
ibu tapi kalau tidak ingat ya tunggu hari
berikutnya baru ibu beri nasehat, begitupun
dengan memperingati anak kadang-kadang
didepan orang banyak ibu memperingati, tidak
dengan lemah lembut karena jika ibu lembut

72
Hasil observasi dengan buk KR, 24 agustus 2021
62

maka anak akan senantiasa berbuat kesalahan,


respon anak ibu tidak baik seketika ibu
berikan nasehat.73
Dari hasil observasi dan wawancara diatas

mengungkapkan bahwa ibu kr tidak begitu memperhatikan

anaknya dan jugamenasehati anak didepan umum orang tua

mengalami kendala dalam memberikan nasehat agama pada

anak yang mana seketika ibu sibuk maka anak tidak akan

diberi nasehat, menasehati anakpun di dekat orang umum,

sebagai orang tua ibu sudah berusaha namun usaha tersebut

belum begitu dipatuhi oleh anak sebab orang tua belum

begitu serius dalam mengajari anak.

3. Buk IR
Berdasarkan observasi dan pengamatan yang
dilakukan pada tanggal 26 agustus 2021 pada pukul
13.00 WIB terkait dengan metode pemberian nasehat
ini, penulis menemukan bahwa orang tua memberikan
nasehat kepada anak secara berkesinambungan.
Pemberian nasehat yang penulis temukan ketika itu ibu
ir menasehati anaknya untuk tidak banyak belanja dan
menabungkan uangnya. Pada waktu yang berbeda
penulis juga menemukan ibu Hana yang menasehati
anaknya karena mereka saling bertengkar di rumah,
mereka memberikan nasehat dengan lemah. 74
“Memberikan nasehat kepada anak sudah sering saya
lakukan, saya pun tidak menentukan kapan waktu
73
Ibu KR informan, wawancara langsung 25 Agustus 2021
74
Observasi dengan buk ir, 26 agustus 2021
63

saya akan memberikan nasehat kepada mereka


karena bagi saya tidak perlu menentukan waktu
untuk mengingatkan anak kita. Semakin sering kita
mengingatkan anak potensi anak untuk melakukan
kesalahan juga akan sedikit”
Pengamatan yang penulis lakukan ditemukan orang tua

yang memberikan nasehat karena anaknya yang asyik bermain lupa

dengan waktu dan tugas mereka di rumah. Di sisi lain penulis juga

melihat bahwa salah seorang orang tua yang saling bertengkar adu

mulut dan saling memegang potongan kayu. Berdasarkan

wawancara yang dilakukan ternyata orang tua bertengkar karena

anak mereka saling bertengkar dan orang tua tidak menerima jika

anak mereka disalahkan. Untuk memperkuat pengamatan yang

penulis lakukan, penulis melakukan wawancara dengan orang tua

yang mengatakan bahwa:

“Saya tidak dapat menerima jika anak saya

disalahkan, mereka kan mainnya bersama jika mereka

bertengkar orang tua jangan ikut campur. Dia tidak ikut

menafkahi anak saya tetapi berani mendorong anak saya

sampai jatuh. Saya sebagai orang tua tidak dapat menerima

hal itu. Saya tahu jika anak saya nakal, tapi jika dia salah

nasehati saja dengan baik-baik”75

Dari hasil observasi dan wawancara diatas

mengungkapkan bahwa sebagai orang tua sang ibu telah

75
Buk IR wawancara langsung , 26 agustus 2021
64

memberikan nasehat pada anak dan ibu pun tidak menentukan

waktu untuk memberikan nasehat pada anak, Orang tua selalu

memberikan nasehat kepada anak agar mereka dapat berubah ke

arah yang lebih baik, saat melakukan pengamatan penulis sering

melihat orang tua memberikan nasehat kepada anak-anaknya

yang mana sebagaian orang tua beliau tidak menerimah seketika

anak beliau disalahkan oleh orang lain.

4. Ibu ST
Pada hari yang berbeda pada tanggal 28 agustus 2021
ketika sore penulis melihat orang tua memberikan
nasehat kepada anaknya yang sedang bermain di
lapangan bola. Nasehat diberikan oleh orang tua karena
anya bertengkar dengan teman bermain dan saling
memegang alat untuk mereka pukuli seperti kayu dan
batu, orang tua berteriak dan berlari menghampiri anak
mereka. ketika orang tua datang anak mereka sudah
saling dorong-dorangan dan terjatuh.76Memperkuat
pengamatan ini penulis melakukan wawancara dengan
orang tua yang mengungkapkan bahwa:
“Ibu sering memberikan nasehat kepada anak-anak
baik mereka melakukan kesalahan atau tidak uni tetap
memberikan mereka masukan dan arahan. Akan
tetapi semakin banyak bicara kepada mereka tingkah
laku mereka juga semakin banyak. Kadang-kadang
anak juga sudah bosan karena sering di nasehati,
tetapi sebagai orang tua kami tentu tidak bosan

76
Observasi, 27 agustus 2021
65

menasehatinya walupun terkadang respon anak ibu


tidak baik”77
Hasil observasi dan wawancara diatas
menggambarkan bahwa yang mana seorang ibu telah
beruaha memberikan yang terbaik pada anak-anaknya
walaupun terkadang sang anak bosan seketika di beri
nasehat, sebenarnya seorang ibu terlalu nyinyir
mengajari anak tujuanya ialah supaya anak menjadi
anak yang diinginkan oleh orang tua yaitinya menjadi
anak yang berbakti kepada kedua orang tua dan patuh
atas apa yang dikatakan oleh orang tua.
5. Ibu BP
Observsi yang dilakukan pada tanggal 7 september
Memberikan nasehat kepada anak penulis juga
melihat bahwa orang tua terkendala dalam mengatasi
emosi mereka. Ketika mereka bertengkar dengan suami
atau istri anak sering menjadi sasaran amarah mereka,
hal ini juga penulis temukan saat melakukan observasi
dimana saat itu penulis sedang berbicra dengan anak
yang lain yang berada di warung ibu Bp ketika itu orang
tua sedang bertengkar di ruangan tamu dengan suara
yang keras dan didengar banyak orang lain, di waktu
yang bersamaan anak mereka pulang ke rumah dengan
tujuan menjemput HP tetapi anak malah menjadi sasaran
kemarahan orang tua.78
Memperkuat apa yang penulis lihat, keesokan harinya
penulis melakukan wawancara orang tua yang
mengatakan bahwa:

77
Ibu ST wawancara langsung, 28 agustus 2021
78
Observasi, 7 September 2021
66

“Ketika saya bermasalah dengan suami anak seringkali

menjadi tempat luapan amarah saya, masalah yang sepele

dibuat anak bisa membuat marah saya semakin tak terkendali

kepada mereka saya tidak dapat membedakan lagi mana

masalah yang terkait dengan saya ataupun anak yang saya

pedulikan amarah saya ini terlepaskan”79

Hasil dan observasi wawancara diatas mengatakan bahwa

sang ibu seketika bermasalah dengan suami anak sering kali

jadi luapan amara nya, orang tua terkendala dalam mengontrol

emosi dan juga sang ibu bertengkar dengan suami tidak bisa

menahan emosi seketika itu sang anak pulang dengan tujuan

menjemput hp, sang ibu lagi asik-asiknya bertengkar maka

sang anak lari keluar karena merasa takut.

6. Ibu Sj
Memberikan nasehat kepada anak dapat dilakukan
oleh orang tua dengan beberapa cara seperti
memberikan nasehat di depan umum dan secara rahasia.
Pada saat melakukan observasi tanggal 10 september
pukul 20.00 Wib ketika itu penulis berada di teras
rumah keluarga pak Deni penulis sering orang tua
memberikan nasehat kepada anak di depan umum,
penulis melihat anak merasa malu dengan cara
menundukkan wajah ke bawah dan pergi menjauh dari
orang tua, karena ketika itu teman bermain anak mereka

79
Ibu BP, Wawancara langsung, 8 september 2021
67

juga berkumpul di sana, orang tua tidak memperhatikan


kondisi disekitar.80

Wawancara penulis lakukan dengan orang tua yang

mengatakan bahwa:

“Ketika menasehati anak saya tidak terlalu


memperhatikan kondisi ketika itu, karena yang ada
dalam fikiran saya itu bagaimana supaya anak ini
mau mendengarkan apa yang saya bicarakan
dengannya”81
Hasil oservasi dan wawancara diatas
mengungkapkan bahwa ibu seketika memberikan
nasehat pada anak didepan umum, dan anak merasa
malu dan kebetulan teman anak ada pula disamping
pas ibu menasehati anak. Walupun tujuan ibu baik
sebenarnya akan tetapi anak mendaptkan malu dari
teman-temanya.
7. Ibu EM
Observasi dan pengamatan yang penulis lakukan pada
tanggal 16 september 2021 di waktu yang berbeda juga
ditemukan bahwa tidak semua orang tua memberikan
nasehat kepada anaknya di depan umum, sebagaian
orang tua memberikan nasehat kepada anak di rumah
atau hanya mereka berdua yang mendengarkannya.
Ketika itu orang tua mendapatkan informasi dari
temannya bahwa anaknya sering tidak masuk sekolah
dan bolos. Orang tua terlihat santai menyikapi informasi
yang ia peroleh.82 Berkaitan hal tersebut penulis

80
Observasi, 10 september 2021
81
Ibu SJ, wawancara langsung, 10 september 2021
82
Observasi, 16 September 2021
68

melakukan wawancara dengan ibu EM yang


mengatakan:
“Dalam memberikan nasehat kepada anak saya sangat
memperhatikan kondisi saat itu seandainya mereka
melakukan kesalahan di depan umum cara saya
memberikan nasehat kepada anak dengan isyarat misalkan
membesarkan bola mata, atau memberikan senyum yang
sinis kepada anak. Ketika melakukan itu kadang anak saya
dapat memahami apa yang saya maksud dan kadang
perilaku mereka semakin parah”83

Hasil observasi dan wawancara diatas mengungkapkan

bahwa dalam Memberikan nasehat kepada anak di depan umum

sering dilakukan oleh orang tua karena ketika itu orang tua tanpa

sengaja langsung menanggapi apa yang di lakukan oleh anak. Dari

hal yang dilakukan oleh orang tua membuat anak merasa malu

karena diingatkan di depan orang banyak.Memberikan nasehat

secara rahasia jarang dilakukan oleh orang tua kepada anak, cara

orang tua memberikan nasehat secara rahasia seperti memberikan

bahasa isyarat terlebih dahulu. Dalam memberikan nasehat secara

rahasia dapat membuat anak lebih mengerti dengan kesalahan yang

dilakukannya serta anak lebih mendengarkan apa yang dikatakan

oleh orang tua.

b. Metode keteladanan orang tua terhadap pembimbingan


anak dikenagarian padang XI Punggasan.

Metode keteladanan adalah suatu metode dengan cara mendidik

dan memberikan contoh yang baik bagi anak agar ditiru dan

83
Ibu EM, Wawancara Langsung, 28 September 2021
69

dilaksanakan. Keteladanan dan pendidikan merupakan faktor yang besar

pengaruhnya dalam membimbing anak. Hal ini dapat membentuk

perilaku anak sehingga menjadi manusia yang soleh dan nantinya

mereka akan berinteraksi dengan orang yang soleh. Keteladanan orang

tua merupakan faktor yang besar pengaruhnya bagi pembentukan

perilaku anak.84

Pada tanggal 11 September 2021 penulis melakukan pengamatan

yang berkaitan dengan keteladanan yang diberikan oleh orang tua kepada

anak dalam kehidupan sehari-hari. Pengamatan penulis lakukan pada

pukul 14.00, ketika itu penulis sedang berada di warung bu Nori yang pada

saat itu ibu Mira berada di sana. Ketika melakukan pengamatan penulis

melihat ibu Armi sedang berbicara dengan orang tuanya dengan sopan,

pembicaraan yang mereka lakukan berkaitan dengan masalah sehari-hari,

setelah beberapa lama mereka berbicara anak ibu Armi datang meminta

uang dan ibu Armi memberikannya. Beberapa saat kemudian anak ibu

Armi datang lagi dan ikut bergabung dengan mereka. Selain berbicara

sopan dengan orang tuanya cara ibu Armi meminta bantuan kepada orang

lain juga sopan, ibu rahmi mengawali dengan kata tolong untuk meminta

bantua.85

Pada tanggal 15 september dan 16 september 2021 penulis masih

melakukan pengamatan kepada keluarga buk AS yang ketika itu berada di

84
Abdullah Nasih, Ulwa, Pedoman Pendidikan Anak Dalam Islam, (Bandung: Asyfa,
1990), h., 2
85
Observasi, 11 September 2021
70

dapur yang sedang membuka bawang merah dan bawang putih. Beberapa

jam bercerita dengan ibu Riva pada pukul 13.00 wib anak bu AS pulang

sekolah, anaknya langsung ke kamar untuk meletakkan tas lalu pergi

keluar untuk bermain dengan teman-temannya dan tidak mengganti baju

sekolah. Ibu AS menegur atau mengingatkan anaknya untuk mengganti

baju sekolah sebelum bermain, dari dapur orang tua ibu Riva meminta

Riva untuk mengingatkan anaknya agar makan dan mengganti baju

terlebih dahulu, ibu Riva tidak memberikan respon yang baik kepada

orang tuanya.86

1. Buk As

Melakukan wawancara pada tanggal 24 agustus 2021

Memperkuat hasil observasi yang telah penulis lakukan di

kanagarian Padang XI Punggasan, penulis melakukan

wawancara dengan orang tua:

“Sebagai orang tua saya harus bersikap dan berperilaku

baik terhadap anggota keluarga, karena saya merupakan

kunci kesuksesan bagi keluarga dan dalam menentukan

tingkah laku anak, dalam kehidupan sehari-hari saya

berusaha memberikan contoh yang baik kepada anak

terutama dalam hal berperilaku karena apa yang saya

berikan itulah yang akan ditiru oleh anak”87

86
Observasi, 15 dan 16 September 2021.
87
Buk As, wawancara langsung, 24 agustus 2021
71

Hasil wawancara diatas mengungkapkan bahwa ibu

as mengatakan sebagai eorang ibu saya harus bersikap baik

dan memberikan contoh yang baik pada anak tujuanya

supaya anak mencontoh atas apa yang saya perbuat dalam

kehidupan sehari-hari dan menjadi anak yang sholeh dan

sholeha.

2. Buk Kr

Pada tanggal 25 agustus ibu Kr sedang di teras rumah ibu

Mira rame dengan ibu-ibu, ketika itu penulis juga ikut

berkumpul di sana. Saat berkumpul dengan ibu-ibu tersebut

mereka lebih sering mencerikan keburukan orang lain. Setelah

beberapa lama berkumpul salah seorang orang tua pergi ke

rumah untuk mengambil nasi, ibu tersebut makan sambil

berjalan dari rumahnya menuju tempat ibu Mira hal ini dilihat

oleh anak karena ketika itu anak pulang sekolah. Ketika

tersendak makanan orang tua mengeluarkan kata kotor dan

menyumpahi yang ia makan.88 Memperkuat pengamatan yang

penulis lakukan wawancara dilakukan dengan ibu Kr yang

mengatakan bahwa:

“Dalam memberikan contoh kepada anak saya

memulai dari hal kecil, seperti mengajarkan mereka

sopan santun, sopan terhadap orang yang lebih tua serta

88
Observasi, 25 agustus 2021
72

saya juga memberikan contoh dengan menegur atau

menyapa orang yang lewat di depan rumah. Hal ini saya

lakukan selain mempererat silaturahmi juga agar anak

saya juga dapat bergaul dan tidak sombong

dilingkungan masyarakat”89

Hasil observasi dan wawancara diatas mngungkapkan

bahwa ibu memberikan contoh kepada anak dari hal yang

terkecil, dan mnegajari anak untuk menyapa orang yang lewat

agar anak menjadi anak yang tidak sombong dan menjadi anak

yang baik dan santun kepada warga sekitar atau sekeliling.

3. Buk IR

Pada tanggal 26 agustus 2021 Penelitian yang penulis

lakukan penulis menemukan bahwa orang tua terkendala dalam

memberikan contoh perihal agama kepada anak, seperti

melaksanakan sholat dan puasa. Dalam pengamatan yang penulis

lakukan ditemukan bahwa sebagian besar orang tua tidak

melaksanakan sholat, hal ini penulis temukan saat jam sholat

masuk orang tua tidak mengakhiri pembicaraannya dan tetap

melanjutkan sampai waktu sholat setelah itu masuk lagi.90

Memperkuat observasi yang penulis lakukan, wawancara

juga dilakukan dengan orang tua yang mengatakan bahwa:

89
Ibu Kr, wawancara langsung, 25 agustus 2021
90
Observasi, 26 agustus 2021
73

“Kami tidak pernah melakukan sholat berjamaah dengan


anak di rumah, kami sibuk dengan pekerjaan kami sehari-
hari. Ketika waktu sholat datang kami masih bekerja.
Ketika berada di rumah kami juga tidak melaksanakan
sholat, karena sudah lelah bekerja kami hanya melakukan
makan bersama dan setelah itu kami melakukan kegiatan
masing-masing termasuk anak-anak”91

Hasil observasi dan wawancara diatas mengungkapkan


bahwa orang terkendala dalammemberikan perihal contoh dibidang
agama, dan ibu sibuk sholat 5 waktu saja tidak terlaksana dan anak
terabaikan karena sang ibu super sibuk.

4. Ibu St

Pada hari yang berbeda pada tanggal 28 agustus 2021

penulis juga melakukan observasi terhadap orang tua ketika itu

penulis melakukan pengamatan sekitar pukul 14.00 ketika itu

anak dari informan penelitian pulang sekolah. Ketika itu

penulis menemukan bahwa anak pulang dengan keadaan baju

yang kotor dan tekena getah pisang saat bermain dengan teman,

saat itu penulis melihat ibu tersebut marah kepada anaknya

tanpa mendengarkan penjelasan anak terlebih dahulu. Ketika

dimarahi oleh ibunya anak tampak melawan dalam bentuk

tindakan seperti masuk ke dalam kamar dan menutup pntu

dengan dorongan yang keras, ibu tersebut tetap melanjutkan

marahnya kepada anak. Pada lain waktu penulis juga

menemukan ayah yang meludahi anaknya, sehingga muka dan

rambut anak dibasahi dengan air ludah sang ayah. Ketika

terkena ludahan ayah anak tersebut juga melakukan hal sama

91
Buk IR, Wawancara Langsung, 26 Agustus 2021
74

kepada ayahnya dan setelah itu anak tersebut mendapatkan

pukulan dari ayahnya. Berdasarkan pengamatan yang penulis

lakukan ketika itu anak mereka memakan jualan dari ibunya

yang membuat ayahnya menjadi marah.92

Memperkuat hasil pengamatan yang dilakukan, penulis

juga mewawancarai orang tua, yang mengatakan bahwa:

“Wajar jika orang tua marah atau emosi ketika

mendidik anak- anak mereka, apalagi anak sekarang

yang susah untuk di kasih tau yang benar. Anak saya

juga seperti itu, saya sering emosi jika mendidik anak,

karena anak saya ini nakal dan tidak mau

mendengarkannya. Jika sudah emosi istri sayalah yang

melanjutkan untuk menasehati anak, dan saya lebih

memilih untuk pergi”.93

Hasil observasi dan wawancara mengungkapkan

bahwa ibu kewalahan dalam mendidik anak, yang mana

anak sangat susah sekali untuk di ajari, dan sangat nakal

makanya ibu emosi dalam mendidik anak.

5. Ibu Bp

Pada tanggal 7 september 2021 penulis melakukan

wawancara dengan ibu Bp, Pernyataan yang tidak jauh berbeda

juga diungkapkan oleh ibu bp, yang mengatakan bahwa:

92
Observasi, 28 Agustus 2021
93
ibu ST, wawancara langsung, 28 Agustus 2021
75

“Itu kebiasaan yang buruk yang sering terjadi ketika saya


marah kepada anak, saya tidak dapat mengendalikan emosi
sehingga apa saja dapat saya lakukan seperti memukul
mereka dan meludi mereka. saya tahu bahwa hal itu sangat
tidak baik, tetapi saya tidak dapat mengontrol emosi saya”94

Dari pernytaan diatas bahwa ibu memarahi anak


sampai-sampai ibu tidak bisa mengontrol emosi ibu sendiri
karena itu sudah menjadi kebiasaan bagi sang ibu, tujuan
sang ibu sebenarnya baik akan tetapi sang anak tidak bisa
menerima atas apa yang terjadi seketika sang ibu marah
padanya.

6. Ibu Sj

Pada tanggal 10 september 2021 penulis melakukan

Wawancara juga dilakukan oleh ibu SJ tentang bagaimana cara

mereka memberikan contoh tanggung jawab kepada anak.

“Sebagai orang tua memberikan contoh yang baik

harus saya lakukan kepada anak, tentang tanggung

jawab ini saya sering mengatakan kepada anak

bahwa kebutuhan mereka merupakan tanggung

jawab saya. Ketika itu mereka juga menanyakan apa

maksud perkataan saya, secara sederhana saya

mengatakan bahwa apa yang telah menjadi

keputusan dalam hidup itu merupakan tanggung

jawab yang harus dijalani”. 95

Dari pernyataan diatas bahwa sang ibu sebagai

seorang orang tua telah memberikan contoh yang baik pada

94
ibu bp, wawancara langsung, 7 september 2021
95
Ibu Sj, wawancara langsung, 10 september 2021
76

anak dan mengajari anak atau menyadarkan pada anak

bahwa tentang tanggung jawab yang sesungguhnya.

7. Ibu Em

Wawancara yang dilakukan pada tanggal 16

september 2021 dengan ibu em didepan rumah.

“Contoh tanggung jawab yang sering saya

berikan kepada anak seperti perbuatan, kemaren

saya mengalami musibah kecelakaan motor dan

melibatkan seorang ibu-ibu yang terluka ketika itu

saya ikut memberikan biaya berupa uang dan

mengantarkan ibu tersebut kerumah sakit. Hal itu

merupakan salah satu contoh tanggung jawab yang

saya berikan kepada anak”96

Dari pernytaan diatas sang ibu

mengungkapkan nahwa ibu telah mengajari anak

atau mencothkan ke anak tentang perbuatan yang

baik dan ibu juga secara langsung memberikan

contoh yang baik pada anaknya.

c. Metode Tsawab (ganjaran) orang tua terhadap


pembimbingan anak di kenagarian padang XI Punggasan.
Dalam kamus besar bahasa Indonesia disebutkan bahwa

ganjaran adalah hadiah (sebagai pembalasan jasa), dan hukuman

96
Ibu em , Wawancara Langsung, 16 september 2021
77

(balasan). Sementara itu, dalam bahasa Arab ganjaran diistilahkan

dengan tsawab. Metode ini adalah cara pemberian hukuman atau

ganjaran, namun ganjaran atau hukuman yang dimaksud di sini

bukanlah suatu hal yang merugikan anak, namun suatu hal yang

bertujuan untuk mendorong dan memotivasi anak ke arah yang

lebih baik, menyadari kesalahan yang telah dilakukan dan tidak

akan mengulangi lagi.

1. Ibu As

Pada tanggal 24 agustus 2021 penulis juga menemukan

seorang ibu yang memberikan hukuman kepada anaknya,

dalam memberikan hukuman kepada anak terdapat perbedaan

dengan ayah, ibu lebih sering memberikan hukuman seperti

berbicara dengan suara yang tinggi, mencubit, dan memberi

aancaman. Hukuman yang diberikan oleh orang tua masih

dalam bentuk kasih sayang.97 Memperkuat observasi yang

dilakukan, penulis melakukan wawancara dengan orang tua

(ibu).

“Kalau anak saya melakukan kesalahan atau tidak


sesuai dengan yang saya inginkan saya memberikan
mereka hukuman seperti memukulnya dengan
tangan atau dengan kayu. Tetapi memberikan
pukulan tersebut saya tidak melakukan dengan
sepenuh hati atau dengan keras, hanya sekedar agar
membuat mereka jera. Ketika saya memukul mereka
juga melawan terhadap saya, seperti saya

97
Observasi, 23 agustus 2021
78

memberikan pukulan dengan kayu, kayu tersebut


malah ditahan oleh anak”98

Dari hasil wawancara diatas sang ibu


mengungkapkan bahwa seketika anak bersalah ibu
memberikan hukuman seperti memukul,tapi hanya sekedar
saja tidak kencang, sebenarnya tuuan ibu memberikan
hukum tersebut tujuannya agar sang anak sadar dengan
perlakukannya akan tetapi dengan adanya pukulan dari ibu
anak malah melawan kembali pada ibu.

2. Ibu Kr

Pada tanggal 25 agustus 2021 penulis mewawancarai ibu

Kr didalam rumah pada pukul 14.00 WIB.

“Untuk memberikan hukuman kepada anak saya

sering melakukan seperti mencubit, menguragi

waktu bermain anak, akan tetapi jika anak saya

masih tidak mendengarkan apa yang saya katakan

emosi saya cepat sekali naik. Jika sudah emosi saya

sangat sulit mengendalikannya”.99

Dari hasil wawancara diatas ibu mengungkapkan bahwa

memberikan hukuman pada anak seketika anak bermaslah ibu

hanya mencubit saja, dan mengurangi waktu main, namun

terkadang emosi sangat sulit dikontrol.

3. Ibu IR

Pada tanggal 26 agustus 2021 penulis melakukan

observasi di nagari padang XI Punggasan. Memberikan

98
Ibu AS, Wawancara Langsung, 24 agustus 2021
99
Ibu Kr, Wawancara L angsung, 25 agustus 2021
79

hukuman kepada anak tidak dapat dilakukan disembarang

bagian, dalam pengamatan yang penulis lakukan orang tua

memberikan pukulan kepada anak di bagian kaki dan

tangan. Dalam pengamatan yang penulis lakukan, orang tua

memukul anak dengan lidi kelapa di bagian punggung.

Setelah itu anak tersebut juga di jinjing sebelah tangan, dan

penulis juga melihat tetangga setempat tidak suka dengan

perlakuan yang seperti itu.100

“Saya sendiri juga bingung harus memberikan


hukuman apalagi kepada anak, terkadang saya juga
merasa kasihan kepada mereka tetapi jika tidak
dihukum perangai mereka semakin menjadi-jadi,
dua bulan yang lalu saya pernah memukul di bagian
kaki, tetapi pukulan yang saya berikan tersebut
membuat anak saya terganggu kesehatanya”101
Dari hasil observasi dan wawancara diatas
mengungkapkan bahwa dalam memberikan hukuman
cukup bagian kakinya saja, ibu merasa kasihan memberikan
hukuman pada anak, jika tidak diberi hukuman maka
perangai anak akan menjadi-jadi,

4. Ibu ST

Pada tanggal 27 agustus penulis melakukan observasi

terhadap ibu ST. Hukuman yang diberikan oleh orang tua

mendapatkan beragam respon dari anak, yang penulis

temukan ketika orang tua memberikan hukuman kepada anak

kebanyakan anak memberikan perlawanan seperti ketika

dimarahi suara anak lebih tinggi dari orang tua, anak juga

100
Observasi, 26 agustus 2021
101
Ibu Ir, Wawancara Langsung, 26 agustus 2021
80

kerap membandingkan dengan orang tua temannya. Ketika

orang tua meludahi, anak juga meludahi orang tua kembali

dan ketika orang tua memukul anak dengan kayu anak

menahan kayu tersebut dan melawan kepada orang tua.


102
Untuk memperkuat pengamatan, penulis melakukan

wawancara dengan orang tua yang mengungkapkan bahwa :

“Anak saya sudah sering dimarahi, dipukuli bahkan


ayahnya saja tega memukul pakai tangannya
sendiri. Saya sendiri juga sudah sering
menghukumnya tetapi anak ini tidak juga jera,
berbagai macam hukuman telah saya berikan seperti
melemparnya pakai batu, pakai kayu, tapi saya
perhatikan itu tidak mempan bagi anak.103
Dari pernytaan diatas bahwa ibu mengungkapkan
seketika ibu memberikan hukuman seperti meludahi maka
anak ikut pula meludahi ibunya, sebagian ibu memberikan
hukuman pada anak akan tetapi anak tidak juga jera.
5. Ibu Bp

Pada tanggal 7 september 2021 penulis melakukan

wawancara dengan ibu bp pada pukul 12.00 wib

“Anak saya merasa malas untuk melakukan


sesuatu karena mereka merasa takut jika yang
melakukan itu akan mendapatkan hukuman dari
saya. Selain itu mereka juga merasa Rendah
diri, saya sendiri juga merasa khawatir dengan
sikap yang mereka perlihatkan. 104
Dari pernyataan diatas bahwa ibu
mengungkapkan anaknya merasa malas untuk

102
Observasi, 27 agustus 2021
103
Ibu ST, Wawancara Langsung, 28 agustus 2021
104
Ibu BP, Wawancara Langsung, 7 Septembet 2021
81

melakukan sesuatu karenanya sang ibu takut


memberikan hukuman lagi, karena dengan adanya
hukuman anak merasa takut dan juga merasa rendah
diri pada orang tuanya.
6. Ibu Sj

Pada tanggal 10 september 2021 penulis mewawancarai

ibu Sj

“Baru kemaren saya membelikan anak HP karena


dia mendapatkan prestasi di sekolah, tidak hanya
ketika dia berprestasi saja saya lakukan hal itu
ketika mereka tidak berkelahi dan tidk sering lagi
buat masalah saya juga menambah uang sakunya”105

Dari hasil wawancara diatas ibu mengungkapkan


jikalau anak mendaptkan prestasi saya membelikan barang
kesukaan anak dengan adanya hal trsebut membuat anak
semakin semangat untuk belajar, tujuan ibu memberikan
hadiah tersebut supaya anak tidak kecewa dan tidak
frustasi, sebab seketika anak mendpatkan juara kelasorang
tua membelikan mainan baru untuk anaknya.

7. Ibu Em

Pada tanggal 16 september 2021 penulis mewawancarai ibu

em pada pukul 15.00 wib dirumah ibu em.

“Membawa anak pergi berlibur seperti ke pantai

adalah salah satu cara saya agar anak mampu

merubah perilakunya. Tidak hanya pergi kepantai

saja, jika mereka berprestasi di sekolah saya juga

membelikan peralatan sekolah yang membuat

105
Ibu SJ, Wawancara Langsung, 10 september 2021
82

mereka giat dan tidak mau libur sekolah seperti

membelikannya sepeda”106

Berdasarkan pengamatan yang penulis lakukan,

hadiah yang diberikan oleh orang tua membuat anak

menjadi senang dan merasa bangga dengan prestasi yang

dimiliki. Hadiah yang diberikan oleh orang tua sebagian

kecil membuat anak menjadi sombong dengan teman-

temannya.

d. Analisis Bimbingan Konseling Islam Terhadap Metode


Layanan Bimbingan Agama Oleh Orang Tua
Bimbingan konseling agama Islam adalah pelayanan bantuan

yang di berikan oleh seorang konselor agama kepada manusia yang

mengalami masalah dalam hidup keberagamaannya, ingin

menyumbangkan dimensi dan potensi keberagamaannya seoptimal

mungkin, baik secara individu maupun kelompok agar menjadi

manusia yang mandiri dan dewasa dalam beragama, dalam bidang

bimbingan akidah, ibadah,akhlak dan muamalah, melalui berbagai

jenis layanan dan kegiatan pendukung berdasarkan keimanan dan

ketakwaan yang terdapat dalam Al-Qur‟an dan Hadis.107

Metode Layanan Bimbingan Agama oleh orang tua di

Kanagarian Padang XI Punggasan dilakukan dengan beberapa

metode. Metode pertama yaitu metode pemberian nasehat, sebagian

106
Ibu Em, wawancara langsung, 16 september 2021
107
Yahya, Jaya, Bimbingan Konseling Agama Islam, (Padang: Angkasa Raya,2004) h. 108-112
83

besar orang tua telah memberikan nasehat yang terdapat di dalam

bimbingan konseling Islam. Sebagian kecil orang tua masih

terkendala dalam mmemberikan nasehat kepada anak, karena ketika

diberikan nasehat anak semakin nakal.

Metode yang kedua yaitu metode keteladanan. Metode ini

berdasarkan pengamatan yang penulis lakukan belum sesuai dengan

keteladann yang seharusnya diberikan kepada anak. Dalam

memberikan teladan kepada anak orang tua memiliki kendala,

sehingga tidak dapat menerapkan metode ini dengan sempurna.

Metode yang ketiga yaitu metode tsawab (ganjaran),

pemberian hukuman yang dilakukan oleh orang tua belum sesuai

dengan yang terdapat di dalam bimbingan konseling Islam, karena

hukuman yang diberikan oleh orang tua sebagian besar membuat

anak menjadi takut untuk bertindak dan tertutup. Ganjaran seperti

pemberian hadiah kepada anak berhasil dilakukan oleh orang tua,

karena hadiah yang diberikan oleh orang tua membuat anak menjadi

termotivasi, mempertahankan dan meningkatkan prestasi yang

dimiliki oleh anak.


BAB V
PENUTUP

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian pada Bab IV tentang Metode Layanan

Bimbingan Agama Oleh Orang Tua Pada Anak (Tinjauan Bimbingan

Konseling Islam) Di Kenagarian Padang XI Punggasan Kecamatan Linggo

Sari Baganti, Kabupaten Pesisir Selatan, dapat disimpulkan bahwa:

1. Metode pemberian nasehat diberikan oleh orang tua secara

berkesinambungan, Bentuk nasehat yang diberikan orang tua seperti

saling menghormati, memngingatkan ketika waktu sholat datang, ada

pula yang acuh tak acuh pada anak, cara bergaul di lingkungandan

nasehat diberikan dalam bentuk teguran, peringatan dan petunjuk. Dalam

memberikan nasehat orang tua mengalami kendala seperti semakin

dinasehati anak semakin nakal dan menjadi-jadi tingkah lakunya.

2. Metode keteladanan dalam pembimbingan agama anak secara umum

telah diberikan oleh orang tua. Keteladanan diberikan oleh orang

tuaseperti mengajarkan sopan, senantiasa bersikap jujur dalam perbuatan.

Dalam memberikan keteladanan orang tua mengalami kesulitan dalam

bidang agama. Orang tua mengalami kesulitan dalam memberikan

keteladanan tentang kejujuran, agar tidak berbicara kotor serta orang tua

mengalami kesulitan dalam mengendalikan emosi dalam menasehati

anak.

84
85

3. Metode Tsawab (Ganjaran) pemberian hukuman dan hadiah diberikan

oleh orang tua seperti mengurangi uang saku, mengurangi waktu bermain

anak, memberikan hukuman dengan mencubit anak, pukulan, orang tua

juga meludahi anak karena sangat geram dengan perilaku anak. Ketika

anak melakukan perbuatan yang baik orang tua memberikan reword

kepada anak seperti menambah uang saku, memberikan apa yang

diinginkan anak, hadiah yang diberikan oleh orang tua agar anak

termotivasi dan mempertahankan apa yang yang telah dilakukan. Orang

tua kecewa hadiah yang diberikan membuat anak sombong. Tujuan

memberikan ganjaran kepada anak agar mereka termotivasi untuk

memperbaiki perilaku mereka.

B. Saran

Melalaui hasil penelitian ini, ada beberapa saran yang dapat

disimpulkan sebagai berikut:

1. Dalam memberikan keteladanan orang tua harus meneladani

Rasulullah SAW

2. Jika ingin meminta bantuan anak sebaiknya di awali dengan kata

“Tolong”

3. Memberikan nasehat kepada anak dapat dilakukan secara rahasia

agar anak tidak merasa malu dan tidak merasa rendah diri
86

4. Hukuman dan hadiah yang diberikan oleh orang tua haruslah

membuat anak termotivasi dan jera dengan perbuatan yang

dilakukan.
DAFTAR PUSTAKA

A. Mustafa, Akhlak Tasawuf, (Bandung: Pustaka Setia,1999)

A. Rachman Assegaf, Studi Islam Kontekstual, (Yogyakarta: Gama Media,2005)

Abd. Rahman, Konseling Keluarga Muslim, (Jakarta: The Minang Kabau


Foundation, 2005)

Abu Bakar, Zaenudin, Psikologi Dalam Perspektif Hadit, .(Jakarta: PT. Pustaka
Al Husna Baru,2004)

Abuddin Nata, Akhlak Tasawuf, (Jakarta: PT. Raja grafindo persada, 2002)

Sumardi Sutyabrata, Metode Penelitian, (Jakarta: Raja Grafindo, 2010)

Ahmad Mustafa Al-Maraghi, Tafsir Al-Maraghi,( Semarang: PT. Karya Toha


Putra Semarang)

Aminudin dkk, Pendidikan Agama Islam Untuk Perguruan Tinggi, (Bogor:


Ghalia Indonesia, 2005)

Anton Moeliono, Kamus besar bahasa Indonesia (Jakarta : Balai Pustaka, 1989)

Arif Gosita, Masalah Perlindungan Anak (Jakarta : Sinar Grafika, 1992)


Arifin, Pedoman Pelaksanaan Bimbingan Dan Penyuluhan Agama, (Jakarta:
Bulan Bintang, 1991)

Athiyah, Ath-thuri, Hannan, Mendidik Anak Perempuan Dimasa Remaja,


(Jakarta: Amzah, 2007)

B.Purwakarya Aliah Hasan, Psikologi Perkembangan, (Jakarta: PT. Raja Grafindo


Persada, 2006)

Beni Ahmad Saebani, Ilmu Akhlak, (Bandung: Pustaka Setia, 2010)

Binti Maunah, Ilmu Pendidikan, (Yogyakarta : Teras, 2009)

Burhan, Bungin, Penelitian Kualitatif, (Jakarta: Kencana, 2003)

Erhamwilda, Konseling Islam, (Yogyakarta: Graha Ilmu, 2008)

Ghufron su‟udi. Mencari Sosok Pembinaan Dalam Rangka Mewujudkan


Generasi Muda Islam. Semarang: DepartemEn Agama RI.

87
88

Hamdani, Bimbingan dan Penyuluhan, Bandung: CV Pustaka Setia, 2010

Harun Nasution, Islam Ditinjau dari Berbagai Aspeknya, (Jakarta: UI


Press,1985)

Hasan Asari, Hadist-Hadist Pendidikan; Sebuah Penelusuran Akar-Akar Ilmu


Pendidikan Islam, (Bandung: Citapustaka Media Perintis, 2014)

Hasan Ayyub, Etika Islam Menuju Kehidupan Yang Hakiki, (Bandung: Trigenda
Karya, 1994)

Hasbullah, Dasar-dasar Ilmu Pendidikan, (Jakarta: Rineka Cipta)

Hasyim Umar, Anak shaleh, Cara Mendidik Anak Dalam Islam, (Surabaya: PT.
Bina Ilmu, 1997)

Hidayah Rifa, Psikologi Pengasuh Anak, (Yogyakarta: UIN Malang Press, 2009)

Mahyudin, Konsep Dasar Pendidikan Akhlak Dalam Al-quran Dan Petunjuk


Penerapannya Dalam Hadist, (Jakarta: CV. Kalam Mulia, 2000)

Masdar Helmi,Dakwah Dalam Alam Pembangunan,(Semarang: Toha Putra, 1973)

Miftah Toha, Pembinaan Organisasi proses Organisasi dan Interpensi, (Jakarta,


Rajawali Pers, 1978)

Mubayidh Makmum, Kecerdasan Dan Kesehatan Mental Emosional Anak,


(Jakarta: Pustaka Al-Kautsar, 2006)

Muhammad Azmi, Pembinaan Akhlak Anak Usia Pra sekolah,(


Yogyakarta:Berlukar, 2006)

Muhammad, Surya,Dasar-dasar Konseling Pendidikan (Konsep dan Teori),


(Yogyakarta: Andi Offset, 1998)

Munadir, Beberapa Pikiran Mengenai Bimbingan dan Konseling Islam,


(Yogyakarta: UII,1987)

Nur Afih Abdul, Mendidik Anak Bersama Rasulullah, (Jakarta: PT Raja Grafindo
Persada,1997)

Prayitno, Pelayanan Bimbingan dan Konseling Di Sekolah Lanjut Tinkat Pertama


(Jakarta: Ditjen Dikdasmen,1997)

Quraish Sihab, Wawasan Al-Quran, (Jakarta: Mizan, 1996)


89

Rehani, Keluarga Sebagai Institusi Pendidikan Dalam Persfektif Al-Quran,


(Padang: Baitul Hikmah Press, 2001)

Rosady Ruslan, Metode Penelitian Public Relations Dan Komunikasi, (Jakarta:


PT Raja Grafindo Persada)

Salmadanis, Metode Dakwah Perspektif Al-Quran, (Padang: Hayfa Press, 2010)

Sudiyono, Ilmu Pendidikan Islam, (Jakarta: Rineka Cipta, 2009), h. 288

Syaiful Bahri Djamarah, Pola Asuh Orang Tua dan Komunikasi Dalam Keluarga,
(Jakarta: PT. Rineka Cipta, 2014)

Syaiful Bahri Djmrah, Pola Asuh Orang Tua Dan Komunikasi Dalam Keluarga,
(Jakarta: Rineka Cipta, 2014)

Thohari Musnamar, Dasar-Dasar Konseptual Bimbingan dan Konseling Islami,


(Yogyakarta: UII Press, 1992)

Undang-undangRepublik Indonesia Nomor. 2 Tahun 2003,


TentangSistimPendidikanNasional Dan Penjelasannya. Bandung: Citra
Umbara,

Usman, Husaini, Metode Penelitian Sosial, (Jakarta: Bumi Aksara, 2006)

Yahya, Jaya, Bimbingan Konseling Agama Islam, (Padang: Angkasa Raya,2004)

Yatimini Abdullah, Studi Akhlak Dalam Persfektif Al-Quran, (Jakarta: Amzah,


2007)

Zainuddin, Seluk Beluk Pendidikan dari Al- Ghazali, (Jakarta, Bumi Aksara 1991)

Zakiah Darajat, Ilmu Jiwa Agama, (Jakarta: Bulan Bintang, 1996)

Zakiah Darajat, Ilmu Pendidikan Islam, (Jakarta: Bumi Aksara, 2014)

Zakiah Drajat, Kesehatan Mental, (Jakarta: Gunung Agung, 1983)

ZakiahDarajadt, Pembinaan Agama DalamPembinaan Mental, (Jakarta:


BulanBintang, 182)

Anda mungkin juga menyukai