Anda di halaman 1dari 3

A.

Latar Belakang

Orang tua merupakan pendidikan utama dan pertama bagi anak. Pada umumnya pendidikan
dalam keluarga tidak lahir secara terstruktur dan kesadaran mendidik melainkan karena
secara koadrat memberi secara alami membangun situasi pendidikan. Ibu adalah orang dan
teman pertama yang didapatkan anak. Oleh sebab itu anak akan meniru apa yang dilakukan
oleh ibu. Dalam Islam pendidikan pertama yang dilakukan oleh orang Islam adalah
pendidikan keluarga.

Sebagaimana dalam firman Allah SWT :

[412]‫ش عر ِذ َأن و‬
ِ ‫ب ر ك ْالَق ت ري‬
ِ ‫ي‬

Terjemahnya: ”Dan berilah peringatan kepada kerabat-kerabat yang terdekatmu” (QS. Asy-
Syuaraa: 214)

Tanggung jawab pendidikan Islam yang menjadi beban orang tua dilaksanakan dalam rangka
memelihara dan membesarkan anak, melindungi keselamatan jasmani dan rohani untuk
membahagiakan anakanak didunia maupun diakhirat.

Peranan orang tua mendidik anak dalam rumah tangga sangatlah penting karena dalam rumah
tanggalah seorang anak mula-mula memperoleh bimbingan dan pendidikan orang tuanya.
Tugas orang adalah sebagai guru pendidik utama dan pertama bagi anak-anaknya dalam
menumbuhkan dan mengembangkan karakter bagi anak.

Keluarga merupakan suatu kelompok sosial yang utama tempat anak belajar menjadi manusia
sosial. Rumah tangga menjadi tempat pertama perkembangan segi-segi sosial anak, dan
dalam interaksi sosial dengan orang tuanya yang wajar, anak yang memperoleh perbekalan
yang memungkinkan untuk menjadi anggota masyarakat yang berharga kelak, sedangkan
apabila hubungannya dengan orang tuanya kurang baik, maka besar kemungkinan bahwa
interaksi sosial pada umumnya pun berlangsung kurang baik pula. Salah satu pertanda pada
hubungan baik antara anak dengan orang tuanya ialah bahwa anaknya tidak segansegan untuk
menceritakan isi hatinya atau cita-citanya kepada orang tuanya.

Keluarga juga merupakan suatu kelompok terkecil ditengah masyarakat, hendaknya berfungsi
sebagai suatu tempat pertama dan utama dalam proses pedidikan. Anak mengalami
pembinaan pribadi pada permulaan di dalam keluarga. Suasana keluarga dan apa yang
dihayati di dalam keluarga sangat berpengaruh pada perkembangan jiwa anak, oleh sebab itu
hubungan antara ayah, ibu dan anak akan mempunyai pengaruh besar terhadap suasana
keluarga pada umumnya, dan khususnya terhadap perkembangan anak, terutama pada
perasaan dan kehidupan sosial. Pentingnya bahwa kasih sayang itu perlu dibina dalam
kehidupan keluarga, sehingga setiap anggota keluarga merasa terpuaskan

kebutuhan akan kasih sayang.

Banyak menilai bahwa komunikasi adalah suatu kebutuhan yang sangat funda mental bagi
seorang dalam kehidupan masyararakat terutama dalam kekeluargaan. Propesor Wilbur
Schramm menyebutkan bahwa komunikasi dalam masyarakat ada dua kata yang tidak pernah
dipisahkan satu sama lainnya. Sebab tanpa komunikasi tidak mungkin masyarakat berbentuk
sebaliknya tanpa masyarakat maka manusia tidak mungkin dapat mengembang tanpa
komunikasi. Karena komunikasi adalah salah satu aktifitas yang sangat pundah mental dalam
kehidupan umat manusia. Kebutuhan manusia untuk berhubungan dengan sesamanya, diakui
oleh hampir semua agama telah ada sejak Adam dan Hawa.

Komunikasi yang lancar dalam anggota keluarga sangat penting. Sebab ada didalamnya
keterkaitan yaitu untuk saling berhubungan dan saling memerlukan satu sama lain dalam
keluarga terutama hubungan kepada anak-anak kita. Oleh karena itu komunikasi yang saling
harmonis dalam keluarga sangatlah dibutuhkan agar supaya dalam keluarga tetap baik.
Kemudian dengan adanya komunikasi yang baik dan dengan membimbing dan mendidik
anak-anaknya menuju kebaikan agar menjadi suri tauladan untuk dunia dan akhirat. Allah
SWT berfirman dalam QS. AtTahrim : 6
ٓ
‫ارةُ َعلَ ْيهَا َم ٰلَِئ َكةٌ ِغاَل ظٌ ِشدَا ٌد اَّل يَ ْعصُونَ ٱهَّلل َ َمٓا َأ َم َرهُ ْم‬ ۟ ُ‫ٰيََٓأيُّهَا ٱلَّ ِذينَ َءامن‬
َ ‫وا قُ ٓو ۟ا َأنفُ َس ُك ْم َوَأ ْهلِي ُك ْم نَارًا َوقُو ُدهَا ٱلنَّاسُ َو ْٱل ِح َج‬ َ
َ‫َويَ ْف َعلُونَ َما يُْؤ َمرُون‬

Terjemahnya:

“Hai orang-orang yang beriman, peliharalah dirimu dan keluargamu dari siksa api neraka
yang bahan bakarnya adalah manusia dan batu; penjaganya adalah malaikat-malaikat kasar,
keras, dan tidak mendurhakai Allah terhadap apa yang diperintah-Nya kepada mereka dan
selalu mengerjakan apa yang diperintahkan.” (QS. AtTahrim: 6). 6

Maksud dari ayat diatas bahwa Allah SWT memerintahkan orang orang yang beriman untuk
selalu menjaga diri dan keluarga dari segala perbuatan buruk yang bisa menjerumuskan
kedalam api neraka. Oleh karena itu orang tua dalam keluarga harus mampu menjaga anak-
anknya dengan cara membimbing dengan baik sebagai anak yang bisa menyelamatkan di
akhirat kelak nanti.

Hubungan antara anak dan orang tua adalah hubungan sarat dengan mansa yang psikologi
subyektif, hanya dengan mensikapi secara subyektif hubungan interpersional keluarga akan
berjalan mulus dan indah. Pengetahuan psikologi bisa menggunakan untuk mengatasi
konflikkonflik sosial dengan pendekatan kekeluargaan, bahkan bisa juga digunakan untuk
mewarnai psikologi politik tingkat tinggi dalam membangun keluarga bangsa.Komunikasi
antara orang tua dengan anak-anak, orang tua, dapat menjadikan sumber kegembiraan yang
besar dan juga banyak frustrasi di dalam keluarga. Dalam meneliti komunikasi antar generasi
pada semua tentang kehidupan. Williams dan Nussbaum menemukan banyak faktor yang
menjelaskan bagi kekuatan hubungan anak-orangtua yang berumur tujuh tahun atau lebih.
Hubungan orangtua-anak yang kekal tetap yang memuaskan apabila apabila adanya
hubungan tetap, adanya kasih sayang secara timbal balik pada tingkat tinggi, dukungan sosial
dan bantuan yang nyata, dan adanya kesepakatan, keyakinan dan opini.

Komunikasi yang baik dalam keluarga akan merasa tentram, sayang menyayangi dan akan
memberikan kedamaian secara lahir batin, sehingga akan mencapai pengharapan sebagai
keluarga yang harmonis untuk kebahagiaan didunia maupun akhirat. Berdasarkan uraian
diatas maka peneliti merasa tertarik untuk meneliti lebih lanjut “Pengaruh Komunikasi
Persuasif Orang tua Terhadap Pembentukan Karakter Anak Pada Masyarakat”

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang yang penulis kemukakan di atas, maka dapat dirumuskan
permasalahannya adalah:

1. Bagaimana karakter anak di Masyarakat?

2. Bagaimana pengaruh komunikasi persuasif orang tua terhadap pembentukan karakter


anak di Masyarakat?

C. Tujuan Penelitian

Berdasarkan pada perumusan masalah diatas, maka tujuan penelitian adalah sebagai
berikut:

1. Untuk mengetahui karakter anak di Masyarakat.

2. Untuk mengetahui pengaruh komunikasi persuasif orang tua terhadap pembentuan


karakter anak di Masyarakat.

D. Manfaat Penelitian

Hasil penelitian ini di harapkan dapat berguna untuk sebagai berikut:

1. Secara teoritas:

a. Dapat menambah wawasan pengetahuan penulis tentang bagaimana komunikasi

membentuk karakter anak.

b. Sebagai bahan refrensi untuk peneliti selanjutnya.

2. Secara praktis:

a. Untuk mendapatkan pengetahuan mengenai komunikasi orang tua dengan anak.

b. Untuk mengetahui beberapa besar pengaruh komunikasi karakter antara orang tua

dengan anak.

c. Memberi masukan kepada orang tua untuk mewujudkan keluarga yang bahagia.

Anda mungkin juga menyukai