Anda di halaman 1dari 11

ABSTRAK

Pentingnya pembinaan anak dalam keluarga yang dilakukan sedini mungkin oleh orang tua agar
pertumbuhan dan perkembangan kepribadian anak dapat terbentuk dengan baik, terarah dan
terpimpin. Kenakalan anak erat hubungannya dengan pengaruh lingkungan baik di dalam maupun di
luar lingkungan keluarga anak tersebut, sebagaimana kita ketahui pembinaan anak lebih banyak di dapat
dalam keluarga untuk itu pihak orang tua harus memberikan perhatian yang cukup serta ikut berperan
dalam kehidupan anak dan bertanggung jawab penuh sebagai pengasuh dan pendidik anak.

Adapun tujuan penulisan makalah ini adalah, melalui tulisan ini penulis dan pembaca bertumbuh
pengetahuan, pemahaman, pengertian, iman dan wawasannya menyangkut pembinaan anak dan
bersangkutpaut dengan pendidikan Agama Kristen yang berdasarkan Firman Allah yang tertulis dalam
Alkitab, masalah-masalah yang dibahas dalam makalah ini menyangkut bahwa pembinaan anak dalam
keluarga dewasa ini kurang diperhatikan orang tua sehingga anak mendapatkan kesulitan di dalam
lingkungan keluarga dan masyarakat. Kemudian peran dan tanggung jawab orang tua bukan semata-
mata hanya sebatas perkataan tapi perlu pembuktian yang sesungguhnya sebagai pengasuh dan
pendidik dalam keluarga dan yang paling akhir dalam pembahasan ini adalah : Dampak pengaruh anak
yang kurang dibina dengan baik oleh orang tua akan terlihat jelas melalui sikap dan sifat anak yang
terbawa sampai menjadi dewasa sehingga itu akan merugikan anak, orang tua, masyarakat dan bangsa.
Pada dasarnya anak mempunyai sifat meniru apa yang dilihat, didengar dan yang diperolehnya dari
lingkungan keluarga, maka peranan keluarga sangat besar pengaruhnya bagi kejiwaan dan
perkembangan kepribadian anak ke arah yang positif.

Adapun metode penulisan makalah ini adalah dengan memakai penelitian di perpustakaan (library
research), yang menyangkut riset melalui buku-buku mengenai anak dan pengkembangannya. Buku-
buku yang erat kaitannya dengan kejiwaan anak, kebanyakan buku yang bernilai Kekristenan dan
psikologi anak (sekuler). Dan sebagai kesimpulannya adalah keluarga bahagia, sejahtera dan serasi
hanya tercapai bila orang tua :

- Satu kesatuan yang resmi dan utuh dimana orangtua dan anak punya hubungan yang serasi dan
menunjang perkembangan mental dan kepribadian anak sampai dewasa
- Membimbing dan memberi perhatian kepada anak secara insentif
- Orang tua memberikan teladan baik pada anak
PEMBAHASAN

Peranan Orang Tua Sebagai Objek Sentral Pembinaan Anak Dalam Keluarga Kristen

A. Pengertian Keluarga Kristen


1. Sekilas pengertian keluarga Kristen
Manusia diciptakan Tuhan terdiri dari dua jenis : laki-laki dan perempuan. Hubungan keduanya
bukanlah sekedar kebutuhan biologis, walaupun hal itu menduduki peranan yang sangat penting.
Secara kodrat seorang istri harus siap untuk mengandung, untuk meneruskan keturunan kedua
belah pihak.
Apabila seorang bayi lahir dari sebuah hubungan pernikahan, maka saat itu pulalah status suami
istri berkembang menjadi ayah dan ibu, dan keduanya disebut sebagai orang tua. Dengan kata
lain, laki-laki dan perempuan yang semula berasal dari dua keluarga yang berbeda, melalui
pernikahan dan diperkuat dengan kelahiran anak akan mewujudkan keluarga baru. 1
Keluarga merupakan kelompok orang yang mempunyai hubungan darah atau tali
perkawinan yang terikat oleh hubungan antara bapak dan ibu beserta anak-anak.
Parsudi Supartan mengatakan parah ahli antropologi melihat keluarga sebagai suatu
kesatuan sosisal yang terkecil di dalam manyarakat yang ditandai oleh adanya kerjasama
ekonomi dan mempunyai fungsi untuk berkembangbiak, mensosialisasikan atau mendidik anak,
menolong dan melindungi. 2
Keluarga yang pertama dibentuk Allah ialah Adam dan Hawa yang ditempatkan di Taman
Eden, sampai sekarang keluargalah menjadi kesatuan dan susunan masyarakat. Tuhan Yesus
sendiri berkata bahwa laki-laki akan meninggalkan ayah dan ibunya, dan bersatu dengan istrinya,
dan menjadi sedarah sedaging dan lebih lanjut bahwa apa yang dipersatukan Tuhan tidak boleh
diceraikan manusia (band. Matius 19 : 5-6)

Ikatan perkawinan akan membangkitkan adanya hak dan kewajiban pada masing-masing
pihak sesuai dengan peran mereka sebagai suami/istri yang diketahui secara formal dari
wejangan yang diberikan ketika menikah (Efesus 5:22-23 ; 1 Petrus 3:1-7). Dalam keluarga
Kristen, suamilah yang menjadi kepala keluarga dan menjadi wakil Tuhan dan kedudukan istri
harus tunduk kepada suami dimana dia merupakan penolong yang sepadan karena persatuan
kasih mesra dan pengertian
Keluarga Kristen tidak hanya mempunyai fungsi selaku penerus keturunan saja. Dalam
bidang pendidikan, keluarga merupakan sumber pembinaan utama karena segala pengetahuan
dan kecerdasan intelektual manusia diperoleh pertama-tama dari orang tua dan anggota
keluarga sendiri.
Setiap anggota keluarga dibutuhkan dan saling membutuhkan satu sama lain, supaya
mereka dapat hidup dengan senang. Masing-masing keluarga mempunyai peranan penting dalam
roda kehidupan serta dibutuhkan anggota keluarga lain. 3

Pada umumnya kebanyakan rumah tangga Kristen yang masih jauh dari aturan-aturan
Kekristenan karena kekruangan dan kelemahan orang tua Kristen, tidak sanggup memikul beban
dan tanggung jawab terhadap pemberian Allah untuk mengasuh anak-anaknya menurut
kehendak Allah. Kita melihat tingkah laku serta kejahatan-kejahatan yang dilakukan anak-anak
Kristen.
Kita yakin, menurut kitab suci bahwa orang tua harus bertanggung jawab atas anak-
anaknya. Dalam demokrasi kita juga disebut bahwa kita yang memiliki anak bukan orang lain, jadi
apabila anak-anak melakukan kejahatan maka sudah selayaknya jika para orang tua yang
disalahkan lebih dahulu. 4

Dalam kepribadian seseorang terbentuk sebagai hasil perpaduan antara warisan, sifat-
sifat, bakat orang tua dan lingkungan dimana individu berada dan berkembang. Lingkungan
pertama-tama yang mula-mula memberikan pengaruh yang mendalam adalah lingkungan
keluarga yaitu ayah dan ibu serta saudaranya. Si anak memperoleh kemampuan dasar, baik
intelektual maupun sosial, bahkan penyaluran emosi banyak ditiru dan dipelajarinya dari
anggota-anggota keluarganya, sehingga dapat dikatakan anak tidak pernah merasakan kasih
sayang dari keluarganya, dan anak juga tidak akan memberikan kasih sayang kepada orang lain.
Sikap, pandangan dan pendapat orang tua atau anggota keluarganya menjadinya modal
oleh si anak dan ini menjadi sebagian dari tingkah laku anak itu sendiri. 5

Keluarga sangat berperan dan berpengaruh dalam melakukan pembinaan dan bimbingan
terhadap anak untuk membentuk dan mengembangkan pribadi yang bertanggung jawab penuh
secara etika moral sikap keras hati atau sebaliknya sikap lemah lembut, tabah serta dasar-dasar
kepribadian lainnya.
Dalam pembinaan/bimbingan orang tua terhadap perkembangan si anak, berbagai
masalah umum tidak akan menjadi masalah dan penderitaan apabila ditangani sedini mungkin,
yakni penanganan masalah dalam keluarga. 6

2. Peranan Suami Istri Dalam Keluarga Kristen


Dalam hubungannya dengan kehidupan suami istri (orang tua) pertama kali harus dipahami dulu
siapa orang tua itu di dalam keluarga. Karena peranan orang tua dalam memberikan
pembimbingan dan pendidikan yang berlangsung dalam keluarga terhadap anak sangat
menentukan hari depan mereka (anak). Orang tua sebagai orang yang bertanggung jawab dalam
rumah tangga dalam kehidupan sehari-hari seperti yang lazim disebut ibu-bapa. 7
Mereka inilah yang pertama dan utama memegang peranan dalam kelangsungan hidup suatu
rumah tangga.
Semua anak-anak dibawah asuhan dan pengawasan orang tua dan anak harus patuh dan taat
pada ketentuan yang digariskan dalam rumah tangga itu oleh orang tua.
Orang tua yang menentukan ketentuan yang berlaku dalam rumah tangga harus lebih dahulu
mempertimbangkan berbagai macam aspek yang dapat menjadi adanya kedamaian dan
kerukunan dalam keluarga. Ketentuan yang dibuat harus sesuai dengan tingkat dan
perkembangan anggota keluarga sehingga tidak ada anggota yang merasa haknya dikekang oleh
orang tua sebagai pemegang otoritas yang utama.
Suatu ketentuan dalam keluarga harus bersifat luwes, artinya mudah melakukan penyesuaian
dengan perkembangan keadaan. Dengan demikian para anggota keluarga tidak akan mengalami
kecanggungan dan rasa kaku serta tidak akan merasa adanya ikatan yang ketat dari orang tua.
Orang tua harus ikut dalam ketentuan-ketentuan yang dibuat maka anak-anak akan
memberikan penilainan, dengan penuh kesabaran akan patuh dan turut kepada ketentuan, tetapi
jika orang tua melanggar ketentuan-ketentuan tersebut dalam keluarga jangan harap anak mau
menurutinya dan mereka tidak akan mempedulikannya lagi.
Secara sadar dan tidak sadar, anak meniru (meneladani), maka perlu bagi orang tua menjadikan
dirinya teladan dan contoh bagi anaknya. Anak-anak tidak akan bertanya lebih dahulu kepada
orang tuanya, apakah dia diizinkan untuk meniru atau tidak oleh sesuatu perbuatan atau tingkah
laku orangtuanya sendiri. 8
Jadi sebagai orang tua sangat besar pengaruhnya bagi semua anggota keluarga. Hal ini baik
sekali menjadi alat pembinaan bagi anak-anaknya dan merupakan kewajiban bagi orang tua
terhadap anak-anak di masa depan.
Anak-anak dalam pertumbuhan menuju manusia dewasa yang harmoni memerlukan suasana
aman dimana hubungan orang tua serasi, harmonis dan kuat.
Perasaan aman dan merasa di anak tertampung merupakan kebutuhan dasar setiap individu dan
kebutuhan dasar ini harus terpenuhi supaya setiap orang hidup dengan tenang dan tentram yang
dapat dilekat pada keluarga sejahtera, dimana itu dapat tercapai pada orang tua yang merupakan
suatu kesatuan yang utuh dan resmi. 9

Suami merupakan sumber kebahagiaan istrinya dan sebaliknya serta orang tua bagi anak-
anaknya dan sebaliknya. 10
Suami istri harus hidup berdampingan dan maju bersama dan menerima suka maupun duka
dalam perkawinan saling menghargai dan menerima.
Dengan demikian, apa yang dilakukan suami terhadap istri merupakan cermin sikapnya
terhadap dirinya sendiri. Pusat perhatian haruslah kepentingan bersama sebagai suami istri, oleh
sebab itu suami tidak boleh memaksakan kehendaknya kepada pasangan hidupnya. 11

B. Arti Orang Tua Dalam Keluarga Kristen


1. Peranan tokoh bapak sebagai kepala keluarga rumah tangga
Bertitik tolak dari kesaksian Alkitab yaitu Efesus 5:25 bahwa seorang suami harus
mengasihi istrinya sebagaimana Kristus mengasihi jemaat dan telah menyerahkan diriNya. 12
Sebagai suami dalam rumah tangga Kristen, suami menjadi kepala keluarga. Dia harus
menjadi pemimpin bukan semata-mata menunjukkan kekuasaan dan hak-haknya selalu
membuat keputusan terakhir tetapi memegang tanggung jawab yang sejalan dengan
kekuasaanya.
Suami harus memenuhi tanggung jawab kepemimpinan yang berhubungan dengan
posisi kepemimpinannya dan betul-betul memimpin rumah tangganya. 13
Seorang pemimpin senantiasa bertanggung jawab atas segala hal yang terjadi dalam
rumah tangga dan tidak satu hal pun yang terjadi dalam keluarga tanpa sepengetahuan suami. 14
Dalam 1 Timotius 3:4-5, Paulus menuliskan bahwa laki-laki itu harus seorang kepala
keluarga yang baik, disegani, dan dihormati oleh anak-anaknya. Dalam ayat 12 juga dikatakan
bahwa Diaken haruslah suami dari satu istri dan mengurus anak-anaknya dan keluarganya
dengan baik, bukan hanya kepala bagi anak-anak tetapi juga kepala bagi istri (Efesus 5:23).
Suami menjadi kepala rumah tangga bukan karena lebih pandai atau lebih tingi
pendidikannya tetapi dia menjadi kepala adalah karena anugrah Tuhan, dan anugrah itu harus
dijalankan dengan takut akan Tuhan demi petanggung jawaban terhadap Tuhan. 15
Peranan suami sebagai kepala rumah tangga adalah juga sebagai pembela dan
pelindung bagi seisi rumah dan kehadirannya menciptakan rasa aman.
2. Peranan tokoh ibu dalam rumah tangga
Perempuan merupakan kaum yang sepadan bagi laki-laki dalam suasana suka dan duka. Paulus
berkata “tunduklah kepada suamimu seperti kepada Tuhan” (Efesus 5:22). Ini adalah pernyataan
yang berat karena cara yang sama seorang istri akan tunduk kepada suaminya. Paulus lanjutkan
lagi karena suami adalah kepala istri, sama seperti Kristus adalah kepala jemaatNya (ayat 23).
Paulus lebih tegas lagi menerangkan sebagaimana jemaat tunduk kepada Kristus, demikian juga
istri dalam segala sesuatu (ayat 24). Prinsip ketundukan berlaku sepanjang hidup yang bertalian
dengan hubungan dengan jemaat seperti halnya juga dalam rumah tangga (band. 1 Timotius
2:11-15 ; 1 Korintus 14 : 34-35). 16
Istri sebagai penolong yang sepadan tempatnya adalah di sisi suaminya, bukan di atas, di
muka atau di belakang, dengan arti bahwa istri adalah pendamping dan tunduk kepada
suaminya.
Tuntunan Allah untuk tunduk pada suami adalah panggilan bagi dirinya (band. Efesus 5 : 22 ; 1
Petrus 3 : 1-2 ; Kolose 3 : 18).
Wanita yang berperan sebagai ibu rumah tangga adalah menempati kedudukan yang
tinggi dibandingkan dengan kedudukan atau jabatan yang formal di masyarakat. Oleh karena
kesinambungan kehidupan keluarga secara keseluruhan terletak di tangan ibu. Sehubungan
dengan itu, tanpa peran seorang ibu yang intensif, konsisten, terarah, sukar bagi kita
mengharapkan perubahan mutu factor kea rah yang jauh lebih posirif. Seorang ibu rumah
tangga bertanggung jawab dalam mendidik anak sebaik-baiknya agar dapat menjadi manusia
yang mempunyaiii sikap mental yang diperlukan, terutama dalam tantangan-tantangan yang
mendesak itu bisa kita lihat seperti : kebudayaan, narkotika, minuman keras, serta aliran-aliran
yang bernafaskan keagamaan namun menyesatkan.
Dewasa ini sebagian anak hampir tidak menyadari bahwa mereka ber ibu, sebab ibunya
sering keluar dan kesibukan-kesibukan yang menyita waktunya untuk mendidik anak, dan
kegiatan-kegiatan yang tidak begitu bermanfaat sehingga anak kehilangan kasih sayang,
perhatian dan kurang memperhatikan keadaan kerohanian anaknya, seharusnya hal seperti di
atas perlu bagi ibu memperhatikan selagi anak masih kecil. Banyak ibu menangis pedih dan
penuh sesal bagi anak-anaknya hanya sesudah anak menjadi dewasa dan mempunyai kehendak
sendiri serta penuh dosa.
Penyelenggaraan pendidikan yang lebih intensif dan bermutu, khususnya di lingkungan
keluarga dan rumah tangga. Selain itu, anak diberikan potensi mengembangkan kemampuan
fisik dan intelektualnya sehingga dalam pendidikan di sekolah kemampuan itu dapat
dikembangkan. Adapun hal-hal yang dihadapi ibu-ibu rumah tangga seperti kehidupan
berorganisasi harus memperoleh prioritas lebih rendah dibandingkan kewajiban mendidik anak.
17
Segala perilaku dan kepribadian ibu akan menjadi dasar yang penting bagi anak untuk
memulai hidupnya dengan optimis, pesimis, gembira, bergairah, percaya pada diri sendiri atau
sebaliknya.
Biasanya dengan bantuan ibu, rasa percaya diri pada anak akan dimantapkan, sehingga
terjalin suatu hubungan cinta kasih antara keudanya, yang menjalin dasar dari kemampuannya
untuk bisa mencintai orang lain.
Menurut psikolog Belanda, satu hal yang akan berlaku pada anak ialah mereka harus
yakin benar bahwa ibunya sedang berada di tempat pada saat anak memerlukan ibunya. 18
Hal ini menunjukkan hubungan emosional antara ibu dan anaknya sangat
mempengaruhi perkembangan anak selanjutnya. Namun dewasa ini ada sebagian ibu yang
memandang tugas sebagai ibu hanya sekedar saja. Padahal cinta keibuan seorang wanita
sangatlah penting bagi anak-anaknya.
Cinta ibulah yang satu-satunya dapat melindungi anak-anak dari bahaya fisik dan
kegoncangan mental yang merupakan bagian dari proses perkembangannya. Dalam hal ini
tepatlah apa yang dikatakan Utami Munandar : yang penting dalam hubungan ibu dan anak
bukanlah banyaknya waktu semata-mata yang diberikan pada anak tetapi bagaimana waktu itu
digunakan untuk membentuk hubungan yang serasi, hangat sekaligus menunjang
perkembangan mental dan kepribadian anak. 19
Meman anak-anak menyatakan kasih sayangnya kepada ibunya berbeda-beda. Hal ini
tergantung pada situasi dan perasaan anak pada saat itu. Kasih sayang diperlihatkan anak-anak
bila dekat pada ibunya sehingga dengan kedekatan tersebut anak dan ibunya dapat
mencurahkan kasih sayang.

C. Pembinaan anak dalam keluarga


1. Peran dan bimbingan terhadap anak
Demi tercapainya manusia dewasa, sehat jasmani dan rohani serta mampu menghadapi
pergolakan-pergolakan serta perubahan-perubahan zaman. Perlu dicegah sedini mungkin agar
kelak ia terhindar dari pengaruh negatif serta timbulnya gangguan dalam perkembangan
kepribadiannya. Bimbingan adalah suatu cara dalam usaha pencegahan gangguan-gangguan
perkembangan-perkembangan kepribadian manusia dan mempunyai banyak peran dalam ikut
membentuk manusia dan masyarakat yang sehat mental.
A.J. Jones mencoba membuat pengertian “bimbingan”, dia menyatakan bahwa
bimbingan merupakan pemberian bantuan oleh seseorang kepada orang lain dalam
menentukan pilihan, penyesuaian dan pencegahan permasalahan.
Dalam bimbingan ini adalah tujuan untuk si penerima agar bertumbuh kemampuannya
serta bertanggung jawab atas dirinya. 20
Membimbing anak adalah tugas yang mulia yang pernah diamanatkan Tuhan kepada
orang tua dalam mempersiapkan diri anak untuk menghadapi segala pengaruh dari luar dirinya.
Tugas orang tua untuk membimbing anaknya sebagai tugas utamanya, supaya
perkembangan anak yang dialami pada permulaan hidup dapat berlangsung dengan sebaik-
baiknya tanpa ada hambatan dan gangguan yang berarti. 21
A.A. Sitompul menyatakan bahwa orang tualah yang mempunyai wewenang dalam
membentangkan tujuan bimbingan dan pendidikan kepada anak-anak. 22
Oleh sebab itu, tanggung jawab terletak di bahu orang tua. Jikalau seorang anak menjadi
besar kemudian berdosa dan jahat, besar kemungkinan keluargalah yang salah atau orang tua,
semua anak percaya kepada ayah dan ibunya, maka kepercayaan itu jugalah yang harus
diusahakan ayah dan ibunya. 23

Anak-anak lebih memperhatikan nasihat orang tuanya daripada nasihat atau perkataan orang
lain. Selama orang tua masih dapat memelihara kepercayaan itu, maka orang tua dapat
membentuk anak-anak dengan membimbing mereka ke arah yang dikehendaki untuk ditempuh
oleh anak.
John Wesly mengatakan para anak-anak adalah jiwa-jiwa yang hidup terus, yang
dipercayakan oleh Allah kepada orang tua untuk sementara waktu di asuh sampai menjadi suci,
supaya siap bagi pengadilan Allah dan untuk selama-lamanya. 24
Dalam bimbingan, orang tua harus waspada terhadap berbagai kesalahan yang tanpa
disadari sering dilakukan. Kesalahan-kesalahan tersebut seringkali dibuat sebagus kompensasi
dan kerap kali dilakukan karena di dorong oleh rasa cinta terhadap anak, yang akibatnya justru
akan merusak perkembangan jiwa anak yang bersangkutan.
Dalam lingkungan keluarga dapat di adakan tiga aspek bimbingan orang tua yaitu
pendidikan mental, fisik dan intelektual sekaligus dalam intensifitas yang cukup besar. 26
Diakui bahwa adalah hal yang wajar diharapkan para orang tua melihat anak-anak
mereka maju. Balikan orang tua yang baik ingin juga melihat anak-anak lebih maju dari dirinya.
Pengajaran Agama perlu diberikan kepada anak-anak sejak kecil. Hal ini sangat penting
dilakukan agar anak-anak menyadari hubungan manusia dengan Tuhan. Dengan cara-cara yang
sederhana atau simpel, anak-anak dibawa ke suatu sistem nilai atau sikap hidup yang dibentuk
padanya dan disertai teladan orang tua yang secara tidak langsung sudah membawa anak
kepada pandangan dan kebiasaan tertentu, sekaligus sudah di mulai pendidikan fisik.
Pendidikan intelektual juga harus dimulai melalui nasihat-nasihat ayah dan ibu. Tidak
sedikit orang besar dalam sejarah dunia yang di masa mudanya tidak sempat sekolah namun
mendapat pelajaran pertama dari orang tua, seperti Abraham Lincoln, presiden Amerika Serikat
yang menghentikan perbudakan dan terkenal sebagai orang berjiwa besar. 27
Kemudian orang tua jangan terlalu memanjakan anak, sebab memanjakan anak justru
menjerumuskan anak seumur hidupnya. 28

2. Pengaruh tipe dasar orang tua dalam pembinaan anak


Sebagian orang tua seringkali merasa telah berbuat segala-galanya demi kebaikan dan kemajuan
anak-anaknya, tetapi hasilnya meleset dan justru anak memperlihatkan sikap yang bermusuhan
terhadap ayah dan ibunya. Dan terkadang anak tidak betah di rumah sehingga mencapai
kepuasan sendiri di luar rumah.
Anak melihat dan menerima sikap orang tuanya dan memperlihatkan sesuatu reaksi
dalam tingkah lakunya yang dibiasakan berdasarkan didikan orang tua yang salah, yang sengaja
ataupun tidak sengaja mengakibatkan hasil yang negatif terhadap perkembangan anak.
Orang tua hendaknya mengetahui dan menyadari bahwa anak mereka adalah suatu
individu yang berdiri sendiri, memiliki kemapuan-kemampuan sendiri serta tumbuh dan
kembang sesuai dengan batas-batas kemampuan yang dimilikinya untuk perkembangan potensi-
potensi yang ada dalam dirinya.
Anak kecil sudah memiliki daya dan kekuatan berfikir dalam batas-batas tertentu dan
daya pikir itulah harus dikembangkan sampai si anak mampu menolong dirinya sendiri kea rah
keberhasilan. Kesanggupan berfikir itu akan terus berkembang sesuai dengan meningkatnya usia
dan pengalaman seorang anak. 29
Sebagian orang tua apabila melihat dan merasa anaknya berbuat kesalahan, langsung
memberi hukuman dengan memarahi ataupun memukul anak. Memarahi dan memukul anak
barangkali hanya membuat perasaan itu bertambah meluap dan tidak mustahil akan membawa
kepada keadaan yang lebih buruk bagi perkembangan jiwa anak.
Seorang ibu yang selalu menangani pertengkaran anak-anaknya dengan cara yang tidak
tepat justru akan meregangkan hubungan antar keduanya. 30
Dalam hal ini, orang tua dituntut lebih dahulu menyelami problem yang demikian dan
melihat masalah itu menurut pandangan anak itu sendiri, lalu mempertimbangkan serta
mengambil keputusan yang tepat tidak berat sebelah. Anak yang salah hendaklah diberi nasihat
dan sikap tegas orang tua sangat diperlukan dalam mendidik anak. Kemudian perlu juga bagi
orang tua melatih anaknya untuk dapat hidup dengan masyarakat tanpa adanya seseorang
setiap kali menyelesaikan persoalannya. Disamping itu juga, mereka akan belajar menghargai
hak-hak orang dan mengenal haknya sendiri.
Untuk mengetahui atau mengenal sejauh mana peranan sikap dalam mempengaruhi
pembentukan kepribadian, maka akan diterima setiap sikap serta akibatnya yang dapat dilihat
dari sifat-sifat kepribadian yang terbentuk.

a. Cara sikap otoriter atau kekerasan


Dalam sikap ini orang tua selalu menentukan banyak larangan kepada anak-anaknya yang
harus dilaksanakan tanpa penjelasan, orang tua hanya menuntut mutlak. Dampak pola dasar
seperti ini membuat anak pasrah, bermusuhan, cemas dan mudah putus asa, sombong dan
mudah tersinggung. 31

b. Cara pendidikan yang berlebihan


Dalam cara pendidikan yang memberikan perlindungan yang berlebihan, dimana orang tua
terlalu cemas dan berhati-hati dalam pendidikan anak, senantiasa menjaga, mengambil
tindakan yang berlebihan pada anak kesayangannya supaya terhindar dari macam bahaya.
Beberapa sikap terlalu sering terlihat pada ibu, seluruh perhatian dicurahkan pada anak.
Beberapa sikap terlalu atau kebanyakan afeksi. 32
1. Maternal
Sikap seorang ibu yang terlalu menyayangi anaknya dapat disebabkan oleh :
 Ibu tersebut memiliki terlalu banyak sifat keibuannya, apabila ibu senang
dengan mainan boneka
 Ibu merasa perasaan bersalah yang ingin ditutupi dengan secara waktu-waktu
menunjukkan sifat pemanjaan, sayang yang berlebihan
2. Non Maternal
Orang tua selalu menuruti keinginan anak sampai yang sekecil-kecilnya, tidak pernah
melarang, maka dalam hal ini orang tua sudah gagal mengajar/membina anak dengan
baik. 33
Sebab semua kemauannya dituruti dan semua tingkah lakunya dibenarkan. Anak-anak
seperti ini pada akhirnya hanya akan mementingkan diri sendiri dan tidak pernah belajar
untuk berdikari.
Dampak pola dasar tipe ini akan mengakibatkan perkembangan dengan ketergantungan
yang luar biasa kepada orang tuanya.
c. Penolakan terhadap anak (agresif)
Penolakan terhadap anak dapat disimpulkan dari kurangnya kasih sayang terhadap anak
yang tidak diingini oleh orang tua.
Dalam tipe penolakan ini, orang tua dinyatakan dengan bentuk sikap agresif/menunjukkan
sikap menyesal dan tidak setuju dengan kehadiran anak mereka.
Beberapa sebab dari penolakan terhadap anak adalah 34
 Pada perkawinan yang tidak bahagia dimana orang tua menyangka kelahiran
seorang bayi dapat memperbaiki ikatan perkawinan ternyata gagal, maka akan
timbul sikap menolak anak karena kekecewaan orang tua
 Anak yang dilahirkan tidak sesuai jenis kelaminnya atau tidak sepandai harapan
orang tuanya
 Anak yang cacat atau sedang menderita berat dan memerlukan perawatan
intensif yang lainnya dari orang tua
 Kegagalan anak dalam memperoleh prestasi di sekolah
Sikap ini dapat disimpulkan dari cara-cara orang tua berkomunikasi dengan anak seperti :
 Memberikan hukuman yang berat pada anak dan mengubur anak
 Orang tua akan mengancam untuk mengusir anak
 Orang tua tidak sepakat dalam menangani masalah anak, tidak adil
 Orang tua memperlihatkan keonaran terus-menerus kepada anak
 Tidak mau mengeluarkan uang untuk anak
 Membedakan anak yang satu dengan yang lain
 Orang tua mengabaikan segi-segi yang baik pada anak tersebut
 Anak dikritik terus-menerus dan kesalahannya diperbesar saja
Akibat sikap penolakan terhadap kepribadian anak adalah :
 Anak merasa diri tidak aman, tidak masuk hitungan dalam keluarga dan
mengalami kecemasan lebih mendalam
 Anak menaruh dendam, hipersensitif, penolakan terang-terangan, tidak
bahagia, tidak aktif, berbohong, mencuri dan anak mencari perhatian dengan
cara-cara yang aneh
 Penolakan yang diselubungi dengan sikap perlindungan yang luar biasa akan
mengakibatkan anak bertingkah, tidak patuh, malu, menyendiri, sukar bergaul
dan butuh dipuji
d. Sikap Identifikasi 35
Sikap identifikasi orang tua terlihat dari sikap yang ingin mengulangi hidupnya kembali di
dalam diri anaknya. Kesuksesan dan keinginan pendidikan yang tidak dialami sendiri, ingin di
lihatnya pada diri anaknya, hal mana tidak diperolehnya pada waktu ia masih kecil, sifat
identifikasi orang tua dapat menimbulkan masalah :
 Anak tidak dapat mencapai cita-cita orang tuanya, akhirnya tidak disenangi
orang tuanya sendiri
 Anak menjadi pendiam, pemalu dan mengurungkan diri serta ragu-ragu
e. Cara yang bersikap demokratis
Sikap seperti ini seringkali berembuk dan bermusyawarah dalam mengambil keputusan dan
tindakan, menjelaskan alasan dari peraturan yang harus dituruti di dalam rumah. 36
Menjawab sikap anak atau pertanyaan dengan bersikap toleransi. Sikap orang tua yang
demokratis menimbulkan ciri-ciri anak-anak tidak penakut, lebih giat dan lebih bertujuan,
namun memberi kemungkinan berkembangnya sifat-sifat tidak taat dan sulit menyesuaikan
diri. Sikap seperti ini menempuh jalan tengah antara mengabaikan dan memanjakan yang
berintangkan pendekatan sikap yang berdampingan, mengerti satu sama lain.
Kecintaan orang tua kepada anak sering terwujud dalam seperangkat peraturan yang
diciptakan orang tua untuk ditaati oleh anak, tentu dengan dalih membahagiakan anak saat
ini dan di masa yang akan datang nanti.
Menegakkan peraturan memang perlu karena wewenang dan tanggung jawab orang
tua, tetapi itu berarti orang tua harus bertindak sebagai penguasa otoriter dalam keluarga
sehingga anak-anak harus taat secara total kepada orang tua.
Sudah tentu hal ini sangat mempengaruhi kejiwaan anak, anak akan sukar menemukan
identitas dirinya. Sebab selama ini apa-apa yang dia kerjakan, yang dia perbuat tidak lebih
dari instruksi dari orang tua. Dia akan sukar mengenali dirinya, lantaran manakala dia punya
keinginan dan keinginan itu bertentangan dengan peraturan orang tua, maka anak harus
membutuhkan keinginannya sendiri.
Oleh sebab itu, kendati orang tua benar-benar berkeinginan memberikan kebahagiaan
kepada anak, hal itu tidak perlu diwujudkan dalam sikap terlalu melindungi, terlalu
memanjakan atau terlalu mencemaskan keadaan anak. Biarkan anak-anak berkembang
sesuai dengan potensi yang dimilikinya, sebab tolak ukur dan nilai kebahagiaan antara orang
tua dan anak belum tentu sama. Orang tua perlu berjalan di depan anak untuk memberikan
contoh atau di belakang untuk memberi pengawasan.

KESIMPULAN

Berdasarkan uraian di atas, dapat disimpulkan bahwa :


1. Keluarga sejahtera dan serasi hanya dapat tercapai bila orang tua memiliki satu kesatuan yang
utuh dan resmi, dimana hubungan yang serasi dan hangat antar orang tua (ayah dan ibu), anak
dan orang tua terjalin menunjang perkembangan mental dan kepribadian anak. Pribadi yang
sempurna terbentuk jika peran dan tanggung jawab orang tua dilaksanakan serta dipenuhi
sebaik mungkin sampai anak menjadi dewasa, sehat jasmani dan rohani yang mampu
menghadapi tantangan-tantangan di masa yang akan datang, semuanya dapat terwujud bila
pendidikan dalam keluarga berhasil
2. Membimbing dan memberi perhatian pada anak secara intensif baik melalui pendidikan formal
(sekolah), maupun pendidikan informal (rumah/keluarga) serta pendidikan informal
(lingkungan) memberikan pengaruh pada masa depan anak. Kemudian proses pendidikan
mental (jiwa), fisik (tubuh) dan intelektual (pendidikan dan pengetahuan), ikut berperan dalam
menentukan keberhasilan seorang anak. Disamping itu, pendidikan agama perlu diajarkan agar
kehidupan mental dan spiritual (iman dan kerohanian) anak seimbang, sehingga anak memiliki
moral yang baik dan terarah pada hidup dan menyesuaikan diri di tengah-tengah masyarakat
serta taqwa kepada Tuhan Yesus Kristus.
3. Tipe-tipe dan sifat anak diperoleh dari didikan orang tua yang dilakukan secara sengaja dan tidak
sengaja dalam keluarga. Anak yang tidak dapat hidup secara tidak normal dalam masyarakat dan
keluarga, disebabkan perasaan tertekan serta dirugikan mental dan masa depan anak serta anak
tidak menjadi bertanggung jawab. Dalam memberikan pendidikan dan pembinaan melalui cara
sikap, sifat dan tujuan yang benar, baik secara tidak di pengaruhi oleh kehidupan masa lalu
orang tua.
4. Pengaruh lingkungan di luar keluarga (rumah) dapat mempengaruhi kehidupan kepribadian
anak, pihak orang tua tidak sepenuhnya dapat dipersalahkan bila anak melakukan tindakan
kejahatan yang membuat masyarakat menjadi resah, orang tua harus bekerjasama dengan anak
serta bersikap waspada terhadap pengaruh lingkungan. Hal ini untuk mencegah tindakan amoral
5. Generasi yang kuat ialah generasi yang baik sikap mental dan spiritualnya dalam menghadapi
tantangan-tantangan masa depan, berfikir kritis dan bertanggung jawab.

Anda mungkin juga menyukai