Anda di halaman 1dari 22

BIMBINGAN KELUARGA KEKERASAN RUMAH TANGGA

YANG MENYEBABKAN PERCERAIAN

Dosen pengampu : Mareryke Jessy Tanod, S.Pd., M.Pd

Oleh

LISA WULANDARI

SEKOLAH TINGGI KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN


STKIP-PGRI BANDAR LAMPUNG
2021
KATA PENGANTAR

Puji syukur alhamdulilah kami panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa,

yang telah memberi nikmat, rahmat,dan petunjuk sehingga makalah ini dapat

selesai tepat pada waktunya. Laporan ini memuat uraian tentang”Kekerasan dalam

Rumah tangga yang mengakibatkan perceraian”

Kami berharap semoga laporan ini bisa bermanfaat dan menambah

pengetahuan bagi kita semua.

Manusia tidak terlepas dari kesalahan seperti hal nya laporan ini tentu masih

banyak kekurangan dan kami menyadari itu.Oleh karena itu kritik dan saran yang

membangun sangat kami harapkan dari kalian semua.

Penyusun
BAB I

PENDAHULUAN

A.    LATAR BELAKANG

Keluarga adalah unit sosial terkecil dalam masyarakat yang berperan dan

berpengaruh sangat besar terhadap perkembangan sosial dan perkembangan

kepribadian setiap anggota keluarga. Keluarga memerlukan organisasi tersendiri

dan perlu kepala rumah tangga sebagai tokoh penting yang memimpin keluarga

disamping beberapa anggota keluarga lainnya. Anggota keluarga terdiri dari

Ayah, ibu, dan anak merupakan sebuah satu kesatuan yang memiliki hubungan

yang sangat baik. Hubungan baik ini ditandai dengan adanya keserasian dalam

hubungan timbal balik antar semua anggota/individu dalam keluarga. Sebuah

keluarga disebut harmonis apabila seluruh anggota keluarga merasa bahagia yang

ditandai dengan tidak adanya konflik, ketegangan, kekecewaan dan kepuasan

terhadap keadaan (fisik, mental, emosi dan sosial) seluruh anggota keluarga.

Keluarga disebut disharmonis apabila terjadi sebaliknya.

Ketegangan maupun konflik antara suami dan istri maupun orang tua

dengan anak merupakan hal yang wajar dalam sebuah keluarga atau rumah

tangga. Tidak ada rumah tangga yang berjalan tanpa konflik namun konflik dalam

rumah tangga bukanlah sesuatu yang menakutkan. Hampir semua keluarga pernah

mengalaminya. Yang mejadi berbeda adalah bagaimana cara mengatasi dan

menyelesaikan hal tersebut.

Setiap keluarga memiliki cara untuk menyelesaikan masalahnya masing-

masing. Apabila masalah diselesaikan secara baik dan sehat maka setiap anggota
keluarga akan mendapatkan pelajaran yang berharga yaitu menyadari dan

mengerti perasaan, kepribadian dan pengendalian emosi tiap anggota keluarga

sehingga terwujudlah kebahagiaan dalam keluarga. Penyelesaian konflik secara

sehat terjadi bila masing-masing anggota keluarga tidak mengedepankan

kepentingan pribadi, mencari akar permasalahan dan membuat solusi yang sama-

sama menguntungkan anggota keluarga melalui komunikasi yang baik dan lancar.

Disisi lain, apabila konflik diselesaikan secara tidak sehat maka konflik akan

semakin sering terjadi dalam keluarga.

Penyelesaian masalah dilakukan dengan marah yang berlebih-lebihan,

hentakan-hentakan fisik sebagai pelampiasan kemarahan, teriakan dan makian

maupun ekspresi wajah menyeramkan. Terkadang muncul perilaku seperti

menyerang, memaksa, mengancam atau melakukan kekerasan fisik. Perilaku

seperti ini dapat dikatakan pada tindakan kekerasan dalam rumah tangga (KDRT)

yang diartikan  setiap perbuatan terhadap seseorang terutama perempuan, yang

berakibat timbulnya kesengsaraan atau penderitaan secara fisik, seksual,

psikologis, dan/atau penelantaran rumah tangga termasuk ancaman untuk

melakukan perbuatan, pemaksaan, atau perampasan kemerdekaan secara melawan

hukum dalam lingkup rumah tangga.

Bentuk-bentuk kekerasan dalam Rumah Tangga, Antara lain :

1.      Kekerasan fisik

2.      Kekerasan psikologis/emosional

3.      Kekerasan seksual

4.      Kekerasan ekonomi


Faktor-faktor penyebab kekerasan dalam Rumah Tangga, Antara lain :

1.      Pembelaan atas kekuasaan laki-laki

2.      Diskriminasi dan pembatasan dibidang ekonomi

3.      Beban pengasuhan anak

4.      Wanita sebagai anak-anak

5.      Orientasi peradilan pidana pada laki-laki

Cara Penanggulangan kekerasan dalam Rumah Tangga, Antara lain :

1. Perlunya keimanan yang kuat dan akhlak yang baik

2. Harus tercipta kerukunan dan kedamaian di dalam sebuah keluarga

3. Butuh rasa saling rasa percaya, pengertian, saling menghargai dan

sabagainya antar anggota keluarga.

B.     RUMUSAN MASALAH

a. Apa yang dimaksud dengan Kekerasan dalam Rumah Tangga ?

b. Apa saja bentuk-bentuk Kekerasan dalam Rumah Tangga ?

c. Apakah faktor-faktor penyebab Perceraian dalam Rumah Tangga ?

d. Bagaimana cara penanggulangan Kekerasan dalam Rumah Tangga ?

C.    MANFAAT PEMBUATAN LAPORAN

a. Mengetahui apa yang dimaksud dengan Kekerasan dalam Rumah tangga.

b. Mengetahui bentuk-bentuk Kekerasan dalam Rumah Tangga.

c. Mengetahui faktor-fartor apa saja yang menjadi penyebab Perceraian dalam

Rumah Tangga.

d. Mengetahui cara penanggulangan kekerasan dalam Rumah Tangga.


BAB II

TINJAUAN KEPUSTAKAAN

A.    KELUARGA

1. Pengertian Keluarga

Keluarga adalah unit sosial terkecil dalam masyarakat yang berperan dan

berpengaruh sangat besar terhadap perkembangan sosial dan perkembangan

kepribadian setiap anggota keluarga. Keluarga memerlukan organisasi tersendiri

dan perlu kepala rumah tangga sebagai tokoh penting yang memimpin keluarga

disamping beberapa anggota keluarga lainnya. Anggota keluarga terdiri dari

Ayah, ibu, dan anak merupakan sebuah satu kesatuan yang memiliki hubungan

yang sangat baik. Hubungan baik ini ditandai dengan adanya keserasian dalam

hubungan timbal balik antar semua anggota/individu dalam keluarga. Sebuah

keluarga disebut harmonis apabila seluruh anggota keluarga merasa bahagia yang

ditandai dengan tidak adanya konflik, ketegangan, kekecewaan dan kepuasan

terhadap keadaan (fisik, mental, emosi dan sosial) seluruh anggota keluarga.

Keluarga disebut disharmonis apabila terjadi sebaliknya.

2. Peranan Keluarga

Peranan keluarga menggambarkan seperangkat perilaku antar pribadi, sifat,

kegiatan yang berhubungan dengan pribadi dalam posisi dan situasi tertentu.

Peranan pribadi dalam keluarga didasari oleh harapan dan pola perilaku dari

keluarga, kelompok dan masyarakat Berbagai peranan yang terdapat dalam

keluarga adalah sebagai berikut:


Ayah sebagai suami dari istri dan ayah dari anak-anaknya, berperan sebagai

pencari nafkah, pendidik, pelindung dan pemberi rasa aman, sebagai kepala

keluarga, sebagai anggota dari kelompok sosialnya serta sebagai anggota dari

kelompok sosialnya serta sebagai anggota masyarakat dari lingkungannya.

Sebagai istri dan ibu dari anak-anaknya, ibu mempunyai peranan untuk mengurus

rumah tangga, sebagai pengasuh dan pendidik anak-anaknya, pelindung dan

sebagai salah satu kelompok dari peranan sosialnya serta sebagai anggota

masyarakat dari lingkungannya, disamping itu juga ibu dapat berperan sebagai

pencari nafkah tambahan dalam keluarganya. Anak-anak melaksanakan peranan

psikosial sesuai dengan tingkat perkembangannya baik fisik, mental, sosial, dan

spiritual.

3. Tugas Keluarga

Pada dasarnya tugas keluarga ada delapan tugas pokok sebagai berikut:

a. Pemeliharaan fisik keluarga dan para anggotanya.

b. Pemeliharaan sumber-sumber daya yang ada dalam keluarga.

c. Pembagian tugas masing-masing anggotanya sesuai dengan kedudukannya

masing-masing.

d. Sosialisasi antar anggota keluarga.

e. Pengaturan jumlah anggota keluarga.

f. Pemeliharaan ketertiban anggota keluarga.

g. Penempatan anggota-anggota keluarga dalam masyarakat yang lebih luas.

h. Membangkitkan dorongan dan semangat para anggotanya.


4. Fungsi Keluarga

Fungsi yang dijalankan keluarga adalah :

1. Fungsi Pendidikan dilihat dari bagaimana keluarga mendidik dan

menyekolahkan anak untuk mempersiapkan kedewasaan dan masa depan

anak.

2. Fungsi Sosialisasi anak dilihat dari bagaimana keluarga mempersiapkan anak

menjadi anggota masyarakat yang baik.

3. Fungsi Perlindungan dilihat dari bagaimana keluarga melindungi anak

sehingga anggota keluarga merasa terlindung dan merasa aman.

4. Fungsi Perasaan dilihat dari bagaimana keluarga secara instuitif merasakan

perasaan dan suasana anak dan anggota yang lain dalam berkomunikasi dan

berinteraksi antar sesama anggota keluarga. Sehingga saling pengertian satu

sama lain dalam menumbuhkan keharmonisan dalam keluarga.

5. Fungsi Agama dilihat dari bagaimana keluarga memperkenalkan dan

mengajak anak dan anggota keluarga lain melalui kepala keluarga

menanamkan keyakinan yang mengatur kehidupan kini dan kehidupan lain

setelah dunia.

6. Fungsi Ekonomi dilihat dari bagaimana kepala keluarga mencari penghasilan,

mengatur penghasilan sedemikian rupa sehingga dapat memenuhi

rkebutuhan-kebutuhan keluarga.

7. Fungsi Rekreatif dilihat dari bagaimana menciptakan suasana yang

menyenangkan dalam keluarga, seperti acara nonton TV bersama, bercerita

tentang pengalaman masing-masing, dan lainnya.


8. Fungsi Biologis dilihat dari bagaimana keluarga meneruskan keturunan

sebagai generasi selanjutnya.

9. Memberikan kasih sayang, perhatian, dan rasa aman di antara keluarga, serta

membina pendewasaan kepribadian anggota keluarga.

B.     KEKERASAN DALAM RUMAH TANGGA (KDRT)

Ketegangan maupun konflik antara suami dan istri maupun orang tua

dengan anak merupakan hal yang wajar dalam sebuah keluarga atau rumah

tangga. Tidak ada rumah tangga yang berjalan tanpa konflik namun konflik dalam

rumah tangga bukanlah sesuatu yang menakutkan. Hampir semua keluarga pernah

mengalaminya. Yang mejadi berbeda adalah bagaimana cara mengatasi dan

menyelesaikan hal tersebut.

Setiap keluarga memiliki cara untuk menyelesaikan masalahnya masing-

masing. Apabila masalah diselesaikan secara baik dan sehat maka setiap anggota

keluarga akan mendapatkan pelajaran yang berharga yaitu menyadari dan

mengerti perasaan, kepribadian dan pengendalian emosi tiap anggota keluarga

sehingga terwujudlah kebahagiaan dalam keluarga. Penyelesaian konflik secara

sehat terjadi bila masing-masing anggota keluarga tidak mengedepankan

kepentingan pribadi, mencari akar permasalahan dan membuat solusi yang sama-

sama menguntungkan anggota keluarga melalui komunikasi yang baik dan lancar.

Disisi lain, apabila konflik diselesaikan secara tidak sehat maka konflik akan

semakin sering terjadi dalam keluarga.

Penyelesaian masalah dilakukan dengan marah yang berlebih-lebihan,

hentakan-hentakan fisik sebagai pelampiasan kemarahan, teriakan dan makian

maupun ekspresi wajah menyeramkan. Terkadang muncul perilaku seperti


menyerang, memaksa, mengancam atau melakukan kekerasan fisik. Perilaku

seperti ini dapat dikatakan pada tindakan kekerasan dalam rumah tangga (KDRT)

yang diartikan  setiap perbuatan terhadap seseorang terutama perempuan, yang

berakibat timbulnya kesengsaraan atau penderitaan secara fisik, seksual,

psikologis, dan/atau penelantaran rumah tangga termasuk ancaman untuk

melakukan perbuatan, pemaksaan, atau perampasan kemerdekaan secara melawan

hukum dalam lingkup rumah tangga.

C.    BIMBINGAN

1.      Pengertian Bimbingan

Bimbingan merupakan bantuan yang diberikan kepada individu dari seorang

yang ahli, namun tidak sesederhana itu untuk memahami pengertian dari

bimbingan. Pengertian tentang bimbingan formal telah diusahakan orang

setidaknya sejak awal abad ke-20, yang diprakarsai oleh Frank Parson pada tahun

1908. Sejak itu muncul rumusan tetang bimbingan sesuai dengan perkembangan

pelayanan bimbingan, sebagai suatu pekerjaan yang khas yang ditekuni oleh para

peminat dan ahlinya. Pengertian bimbingan yang dikemukakan oleh para ahli

memberikan pengertian yang saling melengkapi satu sama lain.

2. Langkah-Langkah Dalam Bimbingan

Dalam memberikan layanan bimbingan ada beberapa langkah yang harus

ditempuh, yaitu:

1.      Identifikasi Masalah

Identifikasi masalah yaitu langkah untuk mengetahui kasus, tanda-tanda atau

gejala yang nampak. Pada langkah ini pembimbing mengidentifikasi masalah


belajar seperti: kesulitan belajar, kebutuhan belajar, atau hal lain yang sekiranya

diperlukan siswa dalam proses belajarnya.

2.      Diagnosa

Diagnosa adalah suatu langkah untuk menetapkan masalah yang dihadapi serta

latar belakangnya.

3.      Prognosa

Berdasarkan ketetapan dalam diagnosa dan analisa berbagai informasi

yang telah dikumpulkan, langkah berikutnya adalah merencanakan bantuan yang

akan diberikan

4.      Pemberian bantuan (Treatment)

Pada dasarnya langkah ini merupakan langkah penerapan perencanaan

(prognosa), menerapkan berbagai alternatif pemecahan masalah.

5.      Penilaian (Evaluasi)

Tujuan penilaian adalah untuk mengetahui sejauh mana perkembangan,

keberhasilan, tercapainya tujuan bimbingan yang telah dirumuskan setelah

diberikan layanan bimbingan.


BAB III

PERMASALAHAN DAN PEMBAHASAN

A.    IDENTIFIKASI (DESKRIPSI KASUS)

Kekerasan dalam Rumah Tangga (KDRT) dan Perselingkuhan yang

dialami oleh saudari S. Dimana dalam kasus KDRTnya ini, wajah S lebam akibat

peristiwa pemukulan yang diduga dilakukan suaminya, T. Peristiwa itu sendiri

berawal ketika S yang memergoki suaminya selingkuh dan membawa wanita lain

kerumah. S kemudian langsung masuk kerumah dan ternyata suami nya S lagi

bermesraan dan bercumbu dengan wanita itu, setelah ketahuan suaminya

mengelak kalau dia tidak selingkuh dan wanita itu saudari nya. S pun tidak

percaya kalau itu saudari dari suaminya dan S pun sedih dan ingin minta cerai

tanpa pikir panjang, suaminya pun langsung memukul S menggunakan kayu

sampai babak belur dan hampir pingsan lalu suaminya dan perempuan tersebut

meninggalkan S yang terkapar itu dirumah. Akibatnya S terluka di bagian wajah

dan lengan. Kemudian atas Kekerasan yang dilakukan oleh T, S melaporkan

tindakan kekerasan itu kepada pihak yang berwajib dan mengajukan gugatan

perceraian terhadap T.

Dari contoh kasus diatas kita dapat menarik kesimpulan bahwa seorang

suami seharusnya menjaga kepercayaan yang diberikan oleh istrinya. Suatu

hubungan akan berjalan harmonis apabila sebuah pasangan dilandasi dengan

percaya kepada pasangannya. Namun kejadian ini tidak akan terjadi apabila sang

suami tidak bercumbu buta dengan wanita lain tanpa adanya status perkawinan hal

ini yang menyebabkan istri menggugat perceraian.


B.     DIAGNOSA

Nama kasus : Kekerasan dalam Rumah Tangga (KDRT) dan Perselingkuhan

Latar belakang : Berawal ketika S yang memergoki suaminya si T membawa

wanita lain berduaan, bercumbu dan bermesraan dirumah.

C.    PROGNOSA

Untuk mengatasi masing-masing kemungkinan kesulitan, teknik-teknik atau

cara membantunya adalah sebagai berikut:

1. Perlunya keimanan yang kuat dan akhlaq yang baik dan berpegang teguh

pada agamanya sehingga Kekerasan dalam rumah tangga tidak terjadi dan

dapat diatasi dengan baik dan penuh kesabaran.

2. Harus  tercipta kerukunan dan kedamaian di dalam sebuah keluarga,

karena didalam agama itu mengajarkan tentang kasih sayang terhadap ibu,

bapak, saudara, dan orang lain.

3. Harus adanya komunikasi yang baik antara suami dan istri, agar tercipta

sebuah rumah tangga yang rukun dan harmonis.

4. Butuh rasa saling percaya, pengertian, saling menghargai dan sebagainya

antar anggota keluarga

D.    TERAPI (TREATMENT)

Dalam langkah ini sudah barang tentu  pelaksanaan dari apa-apa yang

ditetapkan dalam langkah prognosa membutuhkan waktu yang cukup. Oleh

karena, itu perlu diatur langkah yang sistematis agar tercapainya penyelesaian

permasalahan yang di hadapi. Langkah-langkah pelaksanaannya sebagai berikut:

1. Terapi perilaku bagi pelaku KDRT


2. Terapi relaksasi bagi pelaku dan korban KDRT

3. Konseling psikologi

4. Terapi keluarga

5. Tahap Preventif (pencegahan), tahap amelioratif (perbaikan) dan suportif

(pengembangan)

E.     EVALUASI DAN FOLLOW-UP

Setelah memberikan terapi selanjutnya dilakukan evaluasi diantaranya dengan

1. Bimbingan lanjutan penanganan KDRT

F. HASIL WAWANCARA KONSELING (VERBATIM)

Nama/Inisial : S

Umur : 22 tahun

Agama : Islam

Alamat : Jalan Yos Sudarso RT.18

PENDEKATAN RATIONAL EMOTIF THERAPY

Konseli/konselor Dialog Tahapan

Konseli Selamat siang Opening

Konselor Siang, mari silahkan

masuk

Konseli Iya

Konselor Ngomong-ngomong Topik Netral

gimana kabarnya?
Konseli Baik

Konselor Dengan siapa anda datang Lead

kesini ?

Konseli Dengan teman, dia nunggu

diluar

Konselor Baiklah, saya senang Lead

sekali anda sudah datang

kesini. Mungkin ada

sesuatu yang ingin

disampaikan kepada saya?

Konseli Begini, saya ingin

menceritakan masalah

KDRT dan Perselingkuhan

yang saya alami

Konselor KDRT, Perselingkuhan ? Clarification

Konseli Iya, kemarin saya

memergoki suami saya

yang sedang berduaan,

bermesraan dan bercumbu

dengan wanita lain

dirumah, tetapi disisi lain

suami saya menyangkal

kalau wanita itu adalah

saudarinya. Tiba-tiba
suami saya sangat marah

dan memukul saya.

Konselor Dengan kata lain anda

mencurigai suami anda

berselingkuh dengan

wanita lain?

Konseli Iya ...

Konselor Saya bisa memahami apa Acceptance

yang anda rasakan saat ini.

Sebelum kita

membahasnya lebih dalam

lagi, kita tetapkan dulu

bahwa permasalahan anda

saat ini : Anda mencurigai Penetapan

bahwa suami anda masalah

selingkuh dengan wanita

lain. Apa yang anda

harapkan dari kejadian ini?

Lead

Konseli Ya, kalau bisa saya ingin

menyelesaikan masalah

yang saya alami ini.

Konselor Pada skala 1-10, pada Pertanyaan

skala berapa anda bahwa scaling


masalah ini dapat

terselesaikan?

Konseli Pada skala 2

Konselor Baiklah, misalkan disini Pertanyaan

saya mempunyai kantong keajaiban

ajaib yang bisa

mengabulkan segala

permintaan dan harapan,

apa yang anda minta?

Konseli Saya ingin meminta

permohonan dan harapan

bahwa saya harus bisa

menyelesaikan masalah

yang saya hadapi ini.

Konselor Jika anda mengatakan Pertanyaan

seperti itu apa yang harus

anda lakukan?

Konseli Ya, saya akan

menyelesaikan masalah ini

secepatnya.

Konselor Saya senang sekali dengan Acceptance

apa yang akan anda

lakukan, dan apabila itu

benar-benar anda lakukan


dengan sungguh-sungguh

anda pasti bisa

menyelesaikannya?

Konseli Iya, saya pasti bisa

menyelesaikan masalah

keluarga ini yang saya

hadapi dengan kepala

dingin.

Konselor Kapan anda akan Lead

melakukanya ?

Konseli Secepatnya.

Konselor Lebih cepat lebih baik, dan Acceptance

harapan anda untuk

menyelesaikan masalah

dengan suami anda akan

segera terkabulkan.

Konseli Aamin, semoga ?

Konselor Baiklah, dari awal sampai Summary

akhir kita sudah

membicarakan

permasalahan yang anda

alami yaitu : Terminasi

Anda ingin menyelesaikan

masalah KDRT dan


perselingkuhan dalam

rumah tangga anda. Untuk

mengatasi masalah

permasalahan tersebut

Anda ingin meyelesaikan Lead

masalah itu dengan kepala

dingin dan bersungguh-

sungguh.

Konseli Itu saja, dan saya juga

harus pulang karena teman

saya sudah menunggu.

Saya pamit dulu ya,

selamat siang?

Konselor Iya, siang.

BAB IV
KESIMPULAN DAN SARAN

A.     KESIMPULAN

Di dalam sebuah rumah tangga butuh komunikasi yang baik antara suami dan

istri, agar tercipta sebuah rumah tangga yang rukun dan harmonis. Jika di dalam

sebuah rumah tangga tidak ada keharmonisan dan kerukunan diantara kedua belah

pihak, itu juga bisa menjadi pemicu timbulnya kekerasan dalam rumah tangga.

Maka dari itu, di dalam sebuah rumah tangga kedua belah pihak harus sama-sama

menjaga agar tidak terjadi konflik yang bisa menimbulkan kekerasan. Tidak hanya

satu pihak yang bisa memicu konflik di dalam rumah tangga, bisa suami maupun

istri. Sebelum kita melihat kesalahan orang lain, marilah kita berkaca pada diri

kita sendiri. Sebenarnya apa yang terjadi pada diri kita, sehingga menimbulkan

perubahan sifat yang terjadi pada pasangan kita masing-masing.

B.     SARAN

Dalam bagian ini, ada beberapa saran yang ingin penulis kemukakan

sehubungan permasalahan diatas, yakni:

1. Kita sebagai umat beragama sebaiknya, dalam rumah tangga itu kalau ada

masalah sebaiknya dibicarakan dari hati ke hati dengan tanpa emosi dan

saling mengingatkan, supaya tidak terjadi tindak kekerasan dalam rumah

tangga dan perselingkuhan sebaliknya ciptakanlah keluarga yang tentram,

bahagia dan harmonis agar dalam rumah tangga hidup damai.

2. Didalam sebuah rumah tangga kedua belah pihak sebaiknya harus sama-sama

menjaga agar tidak terjadi konflik yang bisa menimbulkan kekerasan.

3. Sebuah rumah tangga sebaiknya harus didasari rasa percaya satu sama lain.
DAFTAR PUSTAKA
Rochmat Wahab, KEKERASAN DALAM RUMAH TANGGA : perspektif

Psikologis dan Edukatif, th, tt, hal : 3-4

Moerti Hadiati Soeroso, Kekerasan dalam Rumah Tangga, Jakarta : Sinar

Grafika, 2010, hal : 135-136.

Chandra Dewi Puspitasari, Perempuan Dan Kekerasan Dalam Rumah Tangga,

hal 3-4.

Anda mungkin juga menyukai