Anda di halaman 1dari 13

PSIKOLOGI KELUARGA

________________________

Makalah Ini

Diserahkan Kepada Pdt. Jefry Pomantow M.Th M.Pdk

Dosen

Sekolah Tinggi Teologi Skriptura Depok-Indonesia

Sebagai Pemenuhan Persyaratan

Kelulusan Perkuliahan

Mata Kuliah Psikologi Umum

__________________________

Oleh

Santo David Marpaung

NIRM : 19772010205

Depok, November 2020


DAFTAR ISI

Pasal

1. Pendahuluan . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .1

Latar Belakang

2. Pembahasan . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 2

Pengertian Psikologi Keluarga dan Manfaatnya


Fungsi Keluarga
Psikologi Keluarga

3. Kesimpulan . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 11

BIBLIOGRAFI . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 12
BAB I. PENDAHULUAN

Latar Belakang

Keluarga merupakan unit sosial terkecil dalam masyarakat, akan tetapi


mempunyai pengaruh yang besar bagi bangsa dan negara. Dari keluargalah lahir
generasi penerus bagi bangsa dan negara yang akan menentukan nasib bangsa.
Apabila keluarga menjalankan fungsi dengan baik, maka dimungkinkan tumbuh
generasi berkualitas dan dapat diandalkan menjadi pilar-pilar bagi kemajuan bangsa.
Sebaliknya bila keluarga tidak berfungsi dengan baik, kemungkinan besar generasi-
generasi yang bermasalah yang dihasilkannya dan menjadi beban sosial dalam
masyarakat. Keberfungsian sebuah Keluarga, erat kaitannya dengan pembentukan
psikologis anggota dalam keluarga. Apabila pembentukan psikologis berjalan baik,
maka keluarga berkualitas dan menghasilkan generasi yang berkualitas ke
masyarakat.
Menurut seorang psikolog, bencana terbesar yang mungkin terjadi bagi
dunia ini bukanlah bencana alam, tetapi bencana yang timbul karena keluarga tidak
berfungsi dengan baik. Korupsi, bom bunuh diri, perang dll, adalah contoh yang
ditimbulkan pribadi-pribadi yang bermasalah, yang dihasilkan keluarga yang tidak
berfungsi dengan baik. 1

Oleh karena itu, peran psikologi sangat penting untuk dipahami oleh setiap
keluarga.

1
Stefen Tong, Keluarga Bahagia (Jakarta: Lembaga Reformed Injili Indonesia, 1995),
10.

1
BAB II

PEMBAHASAN

Pengertian Psikologi Keluarga dan Manfaatnya

Psikologi Kelurga bukan suatu istilah khusus, tetapi gabungan dari


psikologi dan keluarga. Psikologi sendiri adalah Ilmu yang mempelajari tentang jiwa
dan gejala-gejalanya. Sedangkan Keluarga adalah sebagai institusi yang terbentuk
karena ikatan perkawinan, didalamnya hidup bersama pasangan suami istri secara sah
karena pernikahan. Jadi Psikologi keluarga adalah kajian ilmu yang mempelajari
tentang kejiwaan dalam interaksi individu-individu dalam keluarga, serta respon yang
diberikan apakah dekstruktif atau konstrukti yang akan dibawah pada kehidupan
bermasyarakat.2
Adapun Manfaat Psikologi Keluarga adalah :
1. Sebagai bekal untuk mengendalikan, memprediksi dan memahami prilaku
anggota anggota keluarga.
2. Mempermudah interaksi dengan anggota keluarga.
3. Untuk memahami keinginan atau karakteristik masing-masing anggota keluarga
dengan baik.
4. Untuk memahami pendapat dan perbedaan yang ada sebagai proses memberikan
dukungan.
5. Mempengaruhi perilaku atau pola pikir anggota keluarga dengan memberikan
sudut pandang yang lebih positif.
Fungsi Keluarga
Keluarga menjalankan fungsi yang penting bagi keberlangsungan
masyarakat dari generasi ke generasi.
Lima fungsi dasar Keluarga (Bern) 3, yaitu :

2
Mahfud Fauzi, M.Pd, Diktat Psikologi Keluarga STISNU Nusantara (Tangerang: PSP
Nusantara Press, 2018), 14-15.

3
Ibid, 22.

2
3

1. Reproduksi
Keluarga punya tugas untuk mempertahankan populasi yang ada dimasyarakat.
2. Sosial/edukasi
Keluarga menjadi sarana untuk transmisi nilai, keyakinan, sikap, pengetahuan,
ketrampilan, dan teknik dari orang tua kepada anaknya.
3. Penugasan peran sosial
Keluarga merupakan identitas pada para anggotanya seperti ras, etnik, religi,
sosial ekonomi, dan peran gender.
4. Dukungan Ekonomi
Keluarga menyediakan tempat berlindung, makanan dan jaminan kehidupan.
5. Dukungan emosi/pemeliharaan
Keluarga memberikan pengalaman interaksi sosial yang pertama bagi anak.
Interaksi yang bersifat mendalam, mengasuh, dan berdaya tahan sehingga
memberikan rasa aman pada anak.

Psikologi Keluarga
Sebagai kajian ilmu yang menitik beratkan tentang pemahaman tentang jiwa dan
tingkah laku dalam interaksi tiap-tiap anggotanya, serta respon yang dimiliki maka
ruang lingkup Psikologi Keluarga meliputi :
A. Relasi dalam Keluarga
Ada tiga macam relasi dalam keluarga inti, yaitu 4:
1. Relasi suami istri
Sebagai permulaan bagi relasi yang lain, relasi suami istri memberi landasan
dan menentukan warna bagi keseluruhan relasi didalam keluarga.
Alkitab memberi posisi yang tertinggi pada relasi suami istri dari semua
relasi yang ada, bahkan lebih tinggi dari relasi orang tua-anak, karena hanya
dipisahkan oleh maut, sedangkan ketika anak dewasa ia akan meninggalkan
orangtuanya (Kej 2:24). Bahkan dikatakan relasi suami istri menggambarkan
hubungan Kristus dengan gereja (Ef 5:25). Banyak keluarga yang
berantakan, bahkan berakhir pada perceraian ketika terjadi kegagalan dalam
relasi suami istri.5
4
Ibid, 9.

Sri Lestari, 9.
4

Hal-hal yang mempengaruhi kualitas relasi suami istri :


a. Latar belakang Pernikahan :
 Menikah karena usia sudah cukup.
 Untuk melegalkan seks.
 Tekanan dari orang tua, yang mau punya cucu.
 Karena motif ekonomi.
 Karena hamil diluar nikah.
 Menikah sebagai ibadah karena pernikahan adalah kehendak Tuhan.
Alasan yang tepat yang akan menghasilkan relasi suami istri yang
berkualitas adalah menikah karena kehendak Tuhan, sedangkan alasan diluar
itu adalah alasan yang rapuh, yang akan menyebabkan kualitas yang rendah
dalam relasi suami istri.6
b. Penyesuaian diri antara suami dengan istri.
Penyesuaian diri antara suami istri bukan perkara yang mudah dijalankan,
karena adanya banyak perbedaan diantara keduanya : sifat, kesukaan, latar
belakang keluarga, pengalaman hidup yang berebeda. Jadi penyesuain diri
merupakan sebuah proses yang bersifat dinamis dan memerlukan sikap dan
cara berpikir yang luwes, selama kehidupan pernikahan berlangsung7.
c. Kebahagiaan perkawinan atau kepuasan pernikahan
Merupakan perasaan puas yang dialami pasangan suami istri terhadap
seluruh komponen pernikahannya yang secara psikologis akan menuntun
pasangan lebih intim, saling menerima satu sama lain, memperluas harapan
dan visi terhadap kualitas hubungan.
Pengaruh Baik/buruknya relasi suami-isteri :
 Relasi yang berkualitas baik dapat mempengaruhi berlangsungnya proses-
proses lain dalam keluarga, misalnya pengasuhan anak dan performansi
individu.
 Relasi yang berkualitas baik, akan memberikan dampak positif pada anak.
 Pasangan dengan kualitas hubungan yang rendah, lebih sering mengalami
terjadinya kekerasan dalam keluarga dan prilaku menyimpang dan konflik-
konflik dalam Keluarga.

6
Stefen Tong, Keluarga Bahagia (Jakarta: Lembaga Reformed Injili Indonesia, 1995),
30-34.
7
Sri Lestari, 9-10.
5

Oleh karena itu, semua pasangan suami istri harus didorong dan mengembangkan
aspek-aspek yang dapat meningkatkan kepuasan perkawian, agar dapat
mewujudkan keluarga yang bahagia dan generasi yang berkualitas.8

2. Relasi orang tua anak


Menjadi orang tua merupakan satu tahapan yang harus dijalankan oleh
pasangan yang memiliki anak. Pada masa transisi ini merupakan saat yang
rentan bagi relasi suami istri, yang bisa menyebabkaan turunnya kualitas
perkawinan. Selain itu, kajian psikologis memperlihatkan bahwa perempuan
menjalani transisi yang lebih sulit daripada laki-laki. Oleh karena itu,
dukungan utama dari suami sangat diperlukaan agar ia dapat menjalankan
fungsi keibuannya dengan maksimal.
a. Pengalaman anak-anak tinggal bersama orang tuanya, selama menjalani
proses tumbuh kembangnya dalam Keluarga 9 :
 Hubungan yang baik merupakan hal-hal pokok yang mempengaruhi
perkembangan pola pikir dan kepribadian sosial mereka.
 Hubungan baik menjadi faktor pendorong bagi perkembangan dan
peningkatan pengetahuan dan informasi, penguasaan ketrampilan dan
kompetensi, dukungan emosi, dan berbagai pengaruh lain sejak dini.
 Hubungan yang buruk dapat menimbulkan akibat berupa malas, masalah
prilaku dan psikopatologi anak.
b. Dalam tinjauan psikologi perkembangan, pandangan tentang relasi orang
tua-anak pada umumnya merujuk pada teori kelekatan (Jhon Bowlby).
 Pengaruh perilaku pengasuhan sebagai faktor kunci dalam hubungan
orang tua-anak yang dibangun sejak usia dini.
 Pada masa awal kehidupan anak mengembangkan hubungan emosi
yang mendalam dengan orang dewasa yang secara teratur
merawatnya.
c. Penerimaan dan penolakan orang tua (Efesus 6:4; Kolose 3:21)
 Penerimaan orang tua membentuk dimensi kehangatan dalam
pengasuhan, yaitu suatu kualitas kehangatan yang mengikat orang
8
Sri Lestari, 15.

9
Sri Lestari, 16.
6

tua-anak. Dimensi kehangatan merupakan suatu rentang kontinu,


yang disatu sisi ditandai oleh penerimaan yang mencakup berbagai
perasaan dan perilaku yang menunjukkan kehangatan, afeksi,
kepedulian, kenyamanan, perhatian, perawatan, dukungan, dan cinta.
 Penolakan orang tua membentuk sebuah hubungan yang dingin, yang
mencakup kurangnya perasaan kasih dan adanya berbagai tindakan
yang menyakitkan, secara fisik maupun psikologis (seperti tidak
menghargai, penelantaran, tak acuh, caci maki, penyiksaan).
Persepsi anak terhadap penerimaan dan penolakan orang tua akan
mempengaruhi perkembangan kepribadian individu dan mekanisme yang
dikembangkan dalam menghadapi masalah.

3. Relasi antar saudara


Hubungan antar saudara merupakan jenis hubungan yang berlangsung dalam
jangka panjang. Pola hubungan yang terbangun pada masa anak-anak dapat
bertahan hingga dewasa.Hubungan antar saudara dapat mempengaruhi
perkembangan individu secara positif maupu negatif tergantung pola
hubungan yang terjadi.
a. Pada masa anak-anak pola hubungan sibling dipengaruhi empat
karakteristik, yaitu : jumlah saudara, urutan kelahiran, jarak kelahiran,
dan jenis kelamin.
 Kombinasi antar jumlah saudara dan jarak kelahiran yang dekat
berpengaruh negatif terhadap prestasi akademik dibandingkan
dengan yang memiliki jarak kelahiran yang jauh.
 Pola hubungan sibling dipengaruhi oleh cara orang tua
memperlakukan mereka. Cara perlakuan yang berbeda dari orang
tua berpengaruh pada kecemburuan, gaya kelekatan, dan harga diri.
b. Pola hubungan antara saudara kandung dicirikan oleh tiga katakteristik
(Dunn) :
1. Kekuatan emosi dan tidak terhambatnya pengungkapan emosi.
2. Keintiman yang membuat antara saudara kandung saling
mengenal secara pribadi.
3. Perbedaan sifat yang mewarnai hubungan diantara saudara
kandung.
7

 Sebagian memperlihatkan afeksi, kepedulian, kerja sama, dan


dukungan.
 Sebagian menggambarkan adanya permusuhan, gangguan,
dan perilaku agresif yang memperlihatkan adanya
ketidaksukaan sat sama lain.
c. Saudara kandung dapat dianggap sebagai pesaing dalam memanfaatkan
sumber daya dari orang tua.
 Dalam hal ini, seorang anak dapat mengalami kemunduran
perkembangan (regresi) yang disebabkan oleh kelahiran adiknya.
 Regresi tersebut menjadi taktik bagi anak untuk memperoleh bagian
sumber daya yang lebih besar.
 Terdapat kecenderungan bahwa orang tua akan menginvestasikan
sumber dayanya secara lebih besar pada anak sulung.
d. Selain bisa menimbulkan hal negatif, keberadaan saudara kandung juga
bermanfaat (Ilinger-talman & hsio), antara lain :
 Sebagai tempat uji coba.
 Sebagai guru
 Sebagai mitra untuk melatih ketrampilan negosiasi.
 Sebagai sarana untuk belajar mengenai konsekuensi dari kerja sama
dan konflik.
 Sebagai sarana untuk mengetahui manfaat dari komitmen dan
kesetiaan.
 Sebagai pelindung saudaranya.
 Sebagai penerjemah dari maksud orang tua dan teman sebaya
terhadap adik.
 Sebagai pembuka jalan saat ide baru tentang suatu perilaku
dikenalkan pada keluarga.

B. Komunikasi
 Komunikasi merupakan penyampaian suatu pernyataan oleh seseorang
pada orang lain.
 Komunikasi merupakan bagian dari kehidupan manusia.
8

 Komunikasi adalah inti dari sebuah hubungan dengan tingkat kedalaman


yang berbeda yang ditandai dengan kejujuran, keterbukaan, pengertian
dan saling percaya.
 Komunikasi dalam keluarga merupakan aspek yang paling penting,
karena berkaitan dengan hampir semua aspek lain dalam keluarga.
 Komunikasi merupakan suatu kegiatan yang pasti dalam keluarga, tanpa
komunikasi sepilah kehidupan keluarga dari kegiatan berbicara,
berdialog, bertukar pikiran dan lain sebagainya.
 Komunikasi yang buruk dapat membawa keluarga pada kerawanan
hubungan antar anggota-anggotanya.
 Komunikasi yang harmonis, membangun hubungan yang harmonis
diantara seluruh anggota keluarga.
Jenis komunikasi dalam keluarga :
 Komunikasi verbal : menggunakan bahasa sebagai alat komunikasi,
seperti bicara, bercanda, tertawa.
 Komunikasi non verbal : bahasa isyarat atau bahas tubuh.
 Komunikasi individual : suami dengan istri, ayah dengan anak, ibu
dengan anak, dan anak dengan anak.
 Komunikasi kelompok : antara orang tua dengan anak.10
C. Manajemen Konflik
Dalam setiap hubungan yang terjadi akan selalu muncul konflik, sebab hubungan
tanpa adanya konflik itu bukanlah sebuah hubungan. Jadi konflik dalam sebuah
hubungan adalah sebuah keniscayaan,demikian juga dalam keluarga.11
a. Konflik dalam keluarga dapat terjadi karena :
 Perbedaan latar belakang antar suami dengan isteri.
 Adanya kesalah pahaman dalam komunikasi.
 Adanya ketidakcocokan, karena perbedaan cara pandang.
 Adanya perbedaan tujuan.
b. Jenis Konflik dalam keluarga :
 Konflik suami-istri.
 Konflik orang tua-anak.

10
Mahfud Fauzi, 79.

11
Sri Lestari, 99-102.
9

 Konflik antara anak.


c. Dampak negatif dari sebuah konflik :
 Dampak yang ditimbulkan akibat konflik dalam keluarga, lebih
mengakibatkan efek psikologis yang kuat dibandingkan dengan dampak
dari konflik diluar keluarga.
 Mengakibatkan ketidak harmonisan sebuah hubungan.
d. Selain membawa akibat negatif, konflik juga dapat menumbuhkan hal-hal
positif, jika disikapi dengan benar yaitu:
 Mendorong kematangan pribadi
 Menjadi bijak dalam menyikapi segala persoalan.
 Berguna untuk menguji bagaimana karakteristik suatu hubungan antar
pribadi.
 Bermanfaat bagi perkembangan individu dalam hal menumbuhkan
pengertian sosial.
e. Strategi resolusi konflik dalam keluarga :
1. Destruktif, cara penyelesaian konflik yang tidak efektif karena :
 Menghindari konflik.
 Menyikapi dengan perasaan marah.
 Penyelasaian oleh waktu.
2. Konstruktif.
Penyelesaian konflik yang dapat membangun :
 Menentukan pokok permasalahan
 Mendiskusikan sumbangan masing-masing pada permasalahn
yang muncul.
 Mendiskusikan jalan keluar untuk menyelesaikan masalah.
 Menentukan dan menghargai peran masing-masing terhadap
penyelesaian masalah.
BAB III. KESIMPULAN

Tuhan telah menciptakan manusia dengan sifat mutual, yang ada pada
setiap pribadi. Sifat mutual berarti potensi manusia untuk mengasihi dan dikasihi.
Manusia butuh penyaluran cinta dari dirinya, sebagai inisiator emosi. Tetapi ia juga
memerlukan suatu penerimaan cinta untuk dirinya, sebagai receiver. Kebutuhan ini
jika mencapai suatu keseimbangan, akan membentuk gejala jiwa yang normal dan
membuatnya bisa berfungsi secara maksimal sebagai individu maupun dalam
lingkungan sosial.12 Sebaliknya jika mutual tidak seimbang dalam diri manusia, maka
akan membentuk gejala jiwa yang tidak normal. Yang akan membuatnya tidak
maksimal dan bahkan berdampak buruk, bukan saja bagi dirinya tetapi juga bagi
masyarakat.13 Tiap-tiap individu berasal dari keluarga, dan Tempat pertama dan utama
untuk pemenuhan kebutuhan ini adalah pada keluarga. Oleh karena itu keberfungsian
keluarga akan maksimal, jika proses-proses pembentukan psikologis setiap
anggotanya berjalan normal.
Oleh karena itu, Penting bagi setiap keluarga mengerti tentang psikologi
Keluarga, karena bermanfaat :
1. Sebagai bekal untuk mengendalikan, memprediksi dan memahami prilaku
anggota anggota keluarga.
2. Mempermudah interaksi dengan anggota keluarga.
3. Untuk memahami keinginan atau karakteristik masing-masing anggota keluarga
dengan baik.
4. Untuk memahami pendapat dan perbedaan yang ada sebagai proses memberikan
dukungan.
5. Mempengaruhi perilaku atau pola pikir anggota keluarga dengan memberikan
sudut pandang yang lebih positif.

12
Stephen Tong, Keluarga Bahagia (Jakarta: Lembaga Reformed Injili Indonesia, 1997),
34.
13
Ibid, 34.

10
BIBILIOGRAFI

Alkitab

Alkitab, Jakarta: Lembaga Alkitab Indonesia, 2020.

Buku-buku

Lestari, Sri. Psikologi keluarga : Penanaman Nilai & Penanganan Konflik dalam
Keluarga. Jakarta: Prenada Media Group, 2016.

Fauzi, Mahfudh. Diktat Psikologi Keluarga Stisnu Nusantara. Tangerang : PSP


Nusantara Press, 2018.

Tong, Stefen. Keluarga Bahagia. Jakarta: Lembaga Reformed Injili Indonesia,1997.

11

Anda mungkin juga menyukai