Anda di halaman 1dari 8

TUGAS 2

KONSELING PRANIKAH

KELUARGA DALAM PERNIKAHAN

Dosen: Dra.Zikra,M.Pd,kons

SOFIA AMELIA LITRA

18006328

JURUSAN BIMBINGAN DAN KONSELING

FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS NEGERI PADANG

2021
MIND MAPPING

FUNGSI KELUARGA
PERAN DALAM KELUARGA
Keluarga adalah unit terkecil dalam masyarakat yang
Dalam kenyataan sehari-hari tidak semua
terdiri dari suami-istri, atau suami, isteri dan keluarga mencapai keluarga yang bahagia,
anaknya, atau ayah dan anaknya, atau ibu dan banyak diantara keluarga mengalami masalah
dalam berkeluarga seperti masalah hubungan
anaknya. Kualitas keluarga adalah kondisi keluarga
suami istri, pendidikan anak, ekonomi keluarga,
yang mencakup aspek pendidikan, kesehatan, hubungan kemasyarakatan dan lain sebagainya.
ekonomi, sosial budaya, kemandirian keluarga, dan Konflik dalam keluarga akan tetap ada karena
mental spiritual serta nilai-nilai agama yang manusia tidak akan pernah lepas dari masalah
( Wirawan, 1992).
merupakan dasar untuk mencapai keluarga sejahtera.

MASALAH DALAM KELUARGA

Dalam kenyataan sehari-hari tidak semua


keluarga mencapai keluarga yang bahagia,
banyak diantara keluarga mengalami masalah PELAYANAN BK
dalam berkeluarga seperti masalah hubungan
suami istri, pendidikan anak, ekonomi keluarga, PERNIKAHAN DI USIA DINI
hubungan kemasyarakatan dan lain sebagainya.
Konflik dalam keluarga akan tetap ada karena
manusia tidak akan pernah lepas dari masalah
( Wirawan, 1992)
KELUARGA DALAM PERNIKAHAN

A. FUNGSI KELUARGA

Keluarga adalah unit terkecil dalam masyarakat yang terdiri dari suami-istri, atau suami, isteri
dan anaknya, atau ayah dan anaknya, atau ibu dan anaknya.

Kualitas keluarga adalah kondisi keluarga yang mencakup aspek pendidikan, kesehatan,
ekonomi, sosial budaya, kemandirian keluarga, dan mental spiritual serta nilai-nilai agama yang
merupakan dasar untuk mencapai keluarga sejahtera.

Adapun 8 fungsi keluarga tersebut adalah :

1. fungsi keagamaan;

2. fungsi sosial budaya;

3. fungsi cinta kasih;

4. fungsi melindungi;

5. fungsi reproduksi;

6. fungsi sosialisasi dan pendidikan;

7. fungsi ekonomi;

8. fungsi pembinaan lingkungan.

Berikut penjabaran nya :

1. Fungsi keagamaan

Yakni keluarga sebagai tempat pertama menanmkan nilai-nilai dasar beragama. Dalam hal
ini, suami sebagai kepala keluarga berkewajiban untuk menuntun istrinya dalam hal beragama,
dan bersama dengan istri menuntun anak-anaknya untuk memahami agama. Sebagaimana yang
sering diutarakan, “keluarga adalah madrasah pertama bagi anak-anak” , seorang anak yang
mendapatkan penanaman nilai agama yang kuat sejak dini dari keluarga diharapkan dapat
memiliki dasar dan tujuan hidup yang kokoh, sehingga bisa menjadi individu yang siap bersaing.

2. Fungsi Sosial Budaya

Keluarga sebagai sarana untuk meneruskan norma budaya masyarakat bangsa yang masih
ingin dipertahankan. Dalam hal ini, setiap keluarga pastinya memiliki norma kebudayaan
masing-masing, dan memiliki kecederuangan untuk tetap mempertahankan dan melaknjutkan
budaya tersebut, maka dari pengajaran orang tua didalam keluargalah ajaran norma tersebut
dapat dipertahankan. Misalnya : budaya tedak siti dari Jawa Barat, malam bainai dari Sumater
Barat, atau budaya lainnya.

Keluarga juga berfungsi dalam menyaring budaya asing yang tidak sesuai2 dengan kebudayaan
Indonesia pada umumya, dan kebudayaan keluarga pada khususnya. Dan keluarga juga berperan
sebagai sarana memecahkan masalah globalisasi yang mungkin terjadi.

3. Fungsi Cinta Kasih

Keluarga bertugas untuk menumbuhembangkan cinta kasih didalam keluarga yang


diwujudkan dalam bentuk perkataan dan tingkah laku yang dilakukan secara optimal dan terus
menerus.Dalam hal ini, akan berdampak baik bagi perkembangan psikologi keluarg dan
perkembangan psikologi anak khusunya. Karena dengan cinta kasih yang tulus, diharapkan dapat
mewujudkan NKKBS.

4. Fungsi Melindungi

Keluarga sebagai tempat memenuhi rasa aman bagi seluruh anggota keluarganya dari segala
jenis ancaman dari luar, baik itu ancaman fisik ataupun ancaman psikologis.Dan dengan fungsi
perlingdungan serta pemberian rasa aman di dalam keluarga, diharapkan dapat terwujudnya
stabilitas dan keamanan didalam keluarga, yang dalam hal ini dapat membantu mewujudkan
keluarga bahagia dan sejahtera.
5. Fungsi Reproduksi

Hal ini tidak dapat dipungkiri, karena seperti yag kita tahu, salah satu tujuan berkeluarga adalah
untuk mendapatkan keturunan.

Selain itu, didalam fungsi reproduksi ini, berarti keluarga juga berperan sebagai wahana
pembelajaran mengenai reproduksi sehat bagi keluarga nya.2

Dalam hal Keluarga Berencana (KB), keluarga juga sebagai tempat menanamkan prinsip dalam
mendewasakan usia pernikahan, menjarakkan kehamilan, dan juga membatasi jumlah
anak/keturunan.

6. Fungsi Sosialisasi

Keluarga adalah wahana dan lembaga sosialisasi yang pertama dan utama bagi seorang anak.
Anak pertama sekali belajar berbicara dan bersosialisasi adalah didalam keluarganya, dari orang
tua ataupun saudara kandungnya. Maka perlu untuk ditanamkan sosialisasi yang baik didalam
keluarga.

Keluarga juga sebagai tempat untuk memecahkan konflik sosial dialami seluruh anggota
keluarga.2

7. Fungsi Ekonomi

Maksudnya disini adalah melakukan kegiatan ekonomi baik didalam maupun diluar
lingkungan keluarga sebagai usaha untuk menopang kehidupan keluarga, mengelola ekonomi
keluarga untuk terwujudnya keserasian, keselamatan, dan keseimbangan antara pengeluran dan
pemasukan keluarga.2

Didalam fungsi ekonomi ini, juga penting bagi orang tua untuk menyeimbangkannya dengan
fungsi yang lain, seperti fungsi cinta kasih dan fungsi sosialisasi. Karena dizaman modern
sekarang ini, banyak orangtua yang fokus bekerja dengan berdalih untuk kesejahteraan
keluarganya hingga menelantarkan fungsi kasih sayang dan sosialisasi didalam keluarga. Maka
perlu bagi orangtua untuk meluangkan waktu untuk pasangan dan anak-anaknya demi
melaksanakan fungsi-fungsi keluarga lainnya demi terwujudnya keluarga yang bahagia dan
sejahtera.

8. Fungsi Pembinaan Lingkungan

Yaitu keluarga bertugas untuk memelihara kesadaran dan praktik pelestarian lingkungan
internal keluarga, membina kesadara sikap, dan praktik pelestarian lingkungan hidup eksternal
keluarga, agar terwujud kehidupan yang serasi dan selaras.2

B. PERAN DALAM KELUARGA

Pernikahan adalah salah satu media untuk mengembangkan keturunan dan penyaluran
insting untuk melakukan relasi seksual. Untuk itu Allah telah memberikan aturan-aturan dan
batasan-batasan untuk menjamin agar pernikahan itu bias dicapai oleh setiap orang. Al-Qur’an
menunjukkan bahwa cara riil dan nature untuk meraih kedamaian dan kepuasan dalam hidup
adalah melalui hubungan suami-istri yang baik sesuai dengan apa yang telah digariskan oleh
Allah lewat apa yang telah difirmankan-Nya dan juga apa yang telah dilakukan oleh rasul-Nya,
yaitu Adam dan Siti Hawa. Melalui tatanan hukum yang tersistematis dengan baik, maka
kedamaian dalam pernikahan dapat tercapai dan terjamin secara nyata, karena dalam diri
manusia terdapat insting untuk menyukai lawan jenis.

Prinsip utama dari kehidupan pernikahan adalah manusia harus hidup secara berpasang-
pasangan yaitu seorang laki-laki dan seorang perempuan harus menikah dan hidup bersama
dalam sebuah ikatan pernikahan yang bahagia. (Haifaa A. Jawad, 2002:103a) Islam telah
menetapkan pentingnya pernikahan yang agung. Pernikahan betul-betul dianjurkan berdasarkan
beberapa: pijakan, agama, moral dan sosial. Pernikahan dalam Islam dinilai sebagai sebuah
ikatan yang kokoh dan sebuah komitmen yang menyeluruh terhadap kehidupan, masyarakat dan
manusia untuk menjadi seseorang yang terhormat. Pernikahan adalah sebuah janji yang
diikrarkan oleh pasangan suami istri terhadap diri mereka sendiri dan terhadap Allah. Usaha
yang dilakukan oleh masing-masing pasangan suami istri ini bertujuan untuk mempermudah
mereka menemukan pemenuhan bersama (mutual fullfilment) dan realisasi diri (self realisation)
atas nama cinta dan kedamaian, keinginan dan harapan. Ini semua karena, pernikahan dalam
Islam secara esensial, adalah sebuah tindakan kesalehan dan ketaatan yang sempurna.

C. MASALAH DALAM KELUARGA


Dalam kenyataan sehari-hari tidak semua keluarga mencapai keluarga yang bahagia, banyak
diantara keluarga mengalami masalah dalam berkeluarga seperti masalah hubungan suami istri,
pendidikan anak, ekonomi keluarga, hubungan kemasyarakatan dan lain sebagainya. Konflik
dalam keluarga akan tetap ada karena manusia tidak akan pernah lepas dari masalah ( Wirawan,
1992)
Wawasan masing-masing orang dalam melihat suatu permasalahan sangat beragam, bagi
orang yang berwawasan luas maka ia mampu memandang permasalahan dari banyak sisi
sehingga ia bisa bijaksana menilai suatu permasalahan. Sebaliknya bagi orang yang berwawasan
sempit, ia hanya terpaku pada satu sisi penilaian sehingga ia kurang obyektif dalam menilai
permasalahan, mudah marah, tersinggung dan putus asa. Sangat sulit untuk merangkum
penyebab-penyebab dari masalah keluarga, karena setiap keluarga mempunyai masalah sendiri-
sendiri. Beberapa faktor dibawah ini adalah penyebab masalah keluarga yang sering timbul:
(Wirawan, 1992)
1. Kurangnya kemampuan berinteraksi antar pribadi dalam menanggulangi masalah.Dalam
usahanya untuk menghadapi masa transisi dan krisis, banyak keluarga kesulitan menanggulangi
masalah karena kurangnya pengetahuan, kemampuan dan fleksibilitas untuk berubah, hal ini
disebabkan karena masing-masing mengalami kesulitas beradaptasi, yang menghalangi
penyesuaian kembali dengan situasi yang baru

2. Kurangnya Komitmen Terhadap Keluarga Menjadi sangat sulit untuk membangun


kebersamaan keluarga dan menangani masalah jika satu atau lebih dari anggota keluarga tidak
mempunyai keinginan atau waktu untuk terlibat dalam menyelesaikan masalah keluarga.
3. Peran yang kurang jelas dan kaku dari anggota keluarga. Setiap keluarga menetapkan peran
masing-masing anggotanya dan harus fleksibel jangan kaku.
4. Kurangnya kestabilan menghadapi lingkungan.Masalah-masalah yang terjadi dalam keluarga
kerap kali berasal dari luar rumah, adanya campur tangan dari keluarga besar dan orang-orang
lain yang dapat mengganggu kestabilan keluarga.
5. Tidak lancarnya komunikasi dalam keluarga sehingga permasalahan yang muncul tidak dapat
dibicarakan dan dicari jalan keluar terbaik.

D. PELAYANAN BK

DAFTAR PUSTAKA :

Ali, H.Zaidin.2010.Pengantar Keperwatan Keluarga.Jakarta : EGC

Wirawan, S. (1992). Menuju Keluarga Bahagia. Jakarta: Bhratara Karya Aksara

Anda mungkin juga menyukai