Anda di halaman 1dari 9

JIIP (Jurnal Ilmiah Ilmu Pendidikan) (eISSN: 2614-8854)

Volume 5, Nomor 10, Oktober 2022 (3918-3926)

Hubungan Self Efficacy terhadap Kesiapan Kerja pada


Siswa Kelas XI SMK Pembina 1 Palembang

Itryah1, Bella Futri Anggraini2


1,2Fakultas Psikologi, Universitas Bina Darma, Indonesia
E-mail: itryah@yahoo.com, bellafutri96@gmail.com
Article Info Abstract
Article History This study aims to determine the relationship between self-efficacy and job readiness
Received: 2022-08-11 in class XI students of SMK Pembina 1 Palembang. The hypothesis in this study is that
Revised: 2022-09-22
Published: 2022-10-01 there is a relationship between self-efficacy and job readiness in class XI students of
SMK Pembina 1 Palembang. The population in this study was 160 students, of which
110 students were used as samples. The sampling technique used simple random
Keywords: sampling technique. The measuring instrument used in this study is the self-efficacy
Correlation; scale and the work readiness scale. The analysis technique uses a simple regression
Self Efficacy;
analysis technique with the help of SPSS version 20. The results of the analysis of
Work Readiness.
research data using a computer using the SPSS version 20 for windows program, show
the correlation coefficient (r) of 0.434, the coefficient of determination (R Square) of
0.188, and the value of p = 0.000. The results of the analysis showed that there was a
very significant relationship between self-efficacy and job readiness in class XI
students of SMK Pembina 1 Palembang by 18.8%.
Artikel Info Abstrak
Sejarah Artikel Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara self efficacy dengan
Diterima: 2022-08-11 kesiapan kerja pada siswa kelas XI SMK Pembina 1 Palembang. Hipotesis yang di
Direvisi: 2022-09-22
Dipublikasi: 2022-10-01 ajukan dalam penelitian ini adalah ada hubungan antara self efficacy dengan kesiapan
kerja pada siswa kelas XI SMK Pembina 1 Palembang. Jumlah populasi dalam
penelitian ini sebanyak 160 siswa yang mana dari subjek tersebut sebanyak 110 siswa
Kata kunci: yang digunakan sebagai sampel. Adapun teknik pengambilan sampel mengunakan
Hubungan; teknik simple random sampling. Alat ukur yang di gunakan dalam penelitian ini adalah
Self Efficacy;
skala self efficacy dan skala kesiapan kerja. Teknik analisis mengunakan teknik analisis
Kesiapan Kerja.
regresi sederhana dengan bantuan SPSS versi 20. Hasil analisis data penelitian dengan
computer menggunakan program SPSS versi 20 for windows, menunjukan kofisien
korelasi (r) sebesar 0,434 koefisien determinasi (R Square) sebesar 0,188, serta nilai
p= 0,000. Hasil analisa yang diperoleh menunjukan adanya hubungan yang sangat
signifikan antara hubungan antara self efficacy dengan kesiapan kerja pada siswa kelas
XI SMK Pembina 1 Palembang sebesar 18,8 %.
I. PENDAHULUAN diinginkan, sementara bagi mereka yang tidak
Perkembangan teknologi dan informasi yang memiliki kesiapan kerja akan selalu kalah dan
terus melaju dengan cepat telah mempengaruhi hanya menjadi penonton di dalam perjalanan
kegiatan ekonomi, politik, sosial dan budaya di hidupnya. Ward & Riddle (2004), individu yang
berbagai negara di dunia. Bagi dunia kerja, siap bekerja diartikan sebagai individu yang
perubahan yang terus menerus ini telah meng- dapat menyesuaikan diri terhadap budaya kerja
hasilkan adanya tuntutan yang terus meningkat yang baru, mengetahui keterampilan yang di-
akan tenaga kerja yang berkualitas, baik dari segi miliki, mengetahui dengan benar apa yang
jumlah, kompetensi, maupun kualitas mentalnya diinginkan dan kapasitas untuk mempelajari
seperti kesiapan kerja. persaingan untuk men- sesuatu yang baru. Individu dapat berbaur
dapatkan pekerjaan semakin ketat di setiap dengan orang lain, memiliki fleksibilitas untuk
waktu, hal ini disebabkan ketersediaan lapangan beradaptasi dengan perubahan, mengerti apa
pekerjaan tidak seimbangan dengan keberadaan yang menjadi harapan dalam hidup, mengerti apa
para pencari kerja yang ada. Akibatnya, jumlah yang menjadi harapan orang lain dan harapan
angka pengangguran semakin meningkat yang dalam pekerjaan.
tentunya menjadi persoalan tersendiri bagi suatu Ketika seseorang merasa tidak mampu dan
bangsa, maka orang-orang yang memiliki ke- tidak memiliki kesiapan akan menyebabkan
siapan kerja berpeluang besar untuk memenang- seseorang tidak dapat melakukan tugasnya
kan perebutan mendapatkan pekerjaan yang dengan baik, tidak mampu memimpin, menjadi

http://Jiip.stkipyapisdompu.ac.id 3918
JIIP (Jurnal Ilmiah Ilmu Pendidikan) (eISSN: 2614-8854)
Volume 5, Nomor 10, Oktober 2022 (3918-3926)
prokrastinasi, tidak menyelesaikan tugasnya, dan perkembangan dunia kerja, sehingga ke-
sering bertanya tentang tugasnya, menghindari siapan kerja peserta didik menjadi kurang. Siswa
tugas, dan merasa tidak nyaman (Robbins, 2007). SMK yang merupakan remaja dengan kisaran
Fenomena yang terjadi di SMK, yang pada usia 17 tahunan, untuk kelas 11 yang mana
dasarnya diharapkan mampu menjadi sumber dalam hal ini remaja masuk ke dalam kategori
daya manusia yang harus memiliki kesiapan remaja akhir, Hurlock (Shilphy, 2020) pada usia
kerja sehingga mampu bersaing di dunia kerja ini remaja ingin menampikan diri, idealis, me-
dan mencari pekerjaan yang sesuai dengan miliki cita-cita tinggi, memiliki semangat dan
dirinya, di era sekarang cukup banyak pelajar energi besar, memantapkan identitas diri dan
memilih melanjutkan jenjang pendidikannya ke memiliki keinginan untuk tidak ketergantungan
sekolah menengah kejuruan (SMK) daripada emosional, dan hal ini biasanya berlangsung pada
melanjutkan pendidikan ke SMA hal ini di- kurun waktu yang singkat. Pada usia ini siswa
karenakan melanjutkan pendidikan SMK lebih mencari identitas diri nya dan sudah di anggap
mampu menunjang kesiapan kerja untuk para mampu untuk masuk ke dunia kerja dengan
pelajar di masa depan selain itu saat bersekolah segala kemampuan yang dimiliki nya.
di SMK para pelajar diberikan pembekalan Ketut (Wibowo & RAHMADI, 2020) kesiapan
mengenai kemampuan-kemampuan yang di- kerja merupakan kemampuan, keterampilan, dan
butuhkan sesuai dengan bidang jurusan yang sikap kerja yang sesuai dengan tuntutan
mereka pilih, hal tersebut mampu meningkatkan masyarakat, serta sesuai dengan potensi-potensi
skill atau kemampuan untuk masa depan mereka siswa dalam berbagai jenis pekerjaan yang
untuk memasuki dunia kerja yang mana hal secara langsung dapat diterapkannya. Sedangkan
tersebut belum tentu didapatkan ketika ber- menurut Sofyan (Wibowo & RAHMADI, 2020)
sekolah di SMA, keberadaan SMK dalam mem- berpendapat bahwa kesiapan kerja adalah ke-
persiapkan tenaga kerja tingkat menengah yang mampuan seseorang untuk menyelesaikan suatu
terampil masih perlu ditingkatkan. Belum semua pekerjaan tertentu, tanpa mengalami kesulitan
lulusan SMK dapat memenuhi tuntutan lapangan dan hambatan dengan hasil yang baik. Menurut
kerja sesuai dengan spesialisasinya, hal ini Pool & Sewell (2007) adalah suatu keahlian yang
karena adanya kesenjangan antara keterampilan dimiliki oleh individu dalam memaksimalkan
yang dimiliki oleh lulusan SMK dengan kete- potensi yang ada pada dirinya seperti keteram-
rampilan yang dibutuhkan di dunia kerja, selain pilan, memahami sesuatu, pengetahuan, dan ciri-
keterampilan, siswa SMK belum sepenuhnya ciri kepribadian yang lain untuk mendapatkan
memiliki kesiapan kerja. sebuah pekerjaan. Fenomena yang terjadi pada
Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) diharap- siswa kelas XI SMK pembina 1 Palembang ialah
kan bisa menghasilkan lulusan siap kerja, tetapi ditemukan beberapa siswa mengaku siap dalam
pada kenyataan tersebut menandakan bahwa menghadapi dunia kerja dan bekerja sesuai
banyaknya siswa SMK yang mendominasi angka dengan bidang keahliannya atau sesuai jurusan
pengangguran, Hal ini dibuktikan dari data yang ia ambil karena telah mendapatkan pe-
Badan Pusat Statistik (BPS) tahun Agustus 2021 ngalaman pada saat magang dan praktik
menunjukkan Tingkat Pengangguran Terbuka lapangan. Mereka memikirkan akan kemana
(TPT) Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) se- mereka kelak, akan bekerja apa mereka kelak,
luruh indonesia masih menjadi yang tertinggi. Sedangkan siswa lain mengaku dirinya belum
Angkanya mencapai 11,13% per Agustus 2021. mampu dan siap untuk masuk ke dalam dunia
Sementara, TPT Sekolah Menengah Atas (SMA) kerja, sebagian siswa ketika ditanya mau kemana
tercatat sebesar 9,09% di urutan kedua. mereka ketika lulus, sering menjawab dengan
Menyusul, TPT Sekolah Menengah Pertama kata “tidak tahu”, bingung, harus melanjutkan
(SMP) sebesar 6,45%, Universitas 5,98%, sekolah ke perguruan tinggi dulu, itupun masih
Diploma I/II/III 5,87%, dan Sekolah Dasar (SD) belum tentu bisa langsung bekerja, susah ya cari
3,61%. Joglosemar (Utami, 2016) juga meng- kerja sekarang. Sehingga merasa belum siap
gambarkan bahwa adanya kesenjangan antara mental untuk langsung bekerja setelah lulus
kebutuhan di dunia kerja dengan penyediaan sekolah. Hal ini mencerminkan bahwa belum
tenaga kerja dari institusi pendidikan kejuruan, siapnya sebagian dari siswa SMK masuk ke dunia
gejala kesenjangan ini disebabkan oleh berbagai kerja karena sebagian dari siswa masih kurang
hal, antara lain pendidikan kejuruan yang se- memiliki keterampilan dan pengalaman sehingga
penuhnya diselenggarakan oleh sekolah kurang mereka belum memiliki pandangan mengenai
mampu menyesuaikan diri dengan perubahan dunia kerja yang akan mereka masuki sehingga

http://Jiip.stkipyapisdompu.ac.id 3919
JIIP (Jurnal Ilmiah Ilmu Pendidikan) (eISSN: 2614-8854)
Volume 5, Nomor 10, Oktober 2022 (3918-3926)
belum mempersiapkan diri untuk memasuki yang telah dijalani oleh siswa melalui perubahan
dunia kerja. tingkah laku yang dapat membentuk kesiapan
Penelitian ini juga didukung dengan angket kerja. Menurut (Cahyadi, 2022) self efficacy diri
awal yang peneliti berikan secara terbuka merupakan keyakinan seseorang terhadap
melalui Google Form pada tanggal 12 Mei 2022 kemampuannya untuk menghadapi dan me-
yang disebar kepada 70 siswa SMK Pembina 1 mecahkan masalah, serta keyakinan dapat meng-
Palembang sbagai responden, angket ini diambil organisir dan menyelesaikan suatu pekerjaan
berdasarkan ciri-ciri kesiapan kerja menurut agar dapat mencapai tingkat kerja tertentu.
(Anoraga, 2009) diantaranya: 1. Memiliki moti- Bandura (Taylor Dkk, 2009) menyatakan jika self
vasi, 2. Memiliki kesungguhan atau keseriusan, 3. efficacy yaitu ekspetasi tentang kemampuan kita
Mmiliki keterampilan yang cukup, 4. Memiliki untuk melakukan tugas tertentu, sedangkan
kedisiplinan. Dari hasil angket yang disebar menurut Bandura dan Wood (Ghufron, 2010)
tersebut didapatkan bahwa 52 % siswa kurang menjelaskan bahwa self efficacy mengacu pada
memiliki motivasi untuk memasuki dunia kerja, keyakinan akan kemampuan individu untuk
50 % menyatakan bahwa siswa belum serius dan menggerakkan motivasi, kemampuan kognitif,
sungguh mempersiapkan diri untuk masuk dan tindakan yang diperlukan untuk memenuhi
kedalam dunia kerja, 53 % siswa menyatakan tuntutan situasi. Penelitian ini juga didukung
bahwa skill yang dimiliki siswa masih kurang pula dengan angket awal yang peneliti berikan
untuk bekerja sesuai dengan bidang akademik, secara terbuka melalui Google Form pada tanggal
48 % siswa menyatakan bahwa kedisiplinan yang 12 Mei 2022 yang disebar kepada 70 siswa SMK
dimiliki belum cukup untuk memasuki dunia Pembina 1 Palembang sebagai responden, angket
kerja. Menurut Knight & Yorke (2004) faktor- ini diambil berdasarkan ciri-ciri Self Efficacy
faktor yang mempengaruhi kesiapan kerja terdiri menurut Bandura (Rosyiana, 2019) menurut
dari 1) Pemahaman (Understanding) 2) Keteram- diantaranya: 1. Kesuksesan dalam mengatasi
pilan (Skill) 3) Keyakinan akan kemampuan diri rintangan, 2. Dapat menangani situasi secara
(Self Efficacy) 4) Metakognitif (Metacognition). afektif, 3. Gigih dalam berusaha, 4. Percaya pada
Fenomena yang terjadi di SMK Pembina 1 kemampuan yang dimiliki. Berdasarkan hasil
Palembang, dikarenakan persaingan yang ketat angket awal tersebut didapatkan bahwa terdapat
untuk mendapatkan pekerjaan, siswa diharapkan 56% subjek merasa pesimis jika dihadapkan
mampu mempersiapkan diri dengan matang dengan suatu masalah yang besar, 54% subjek
kemampuan yang didapatkan setelah lulus dari ketika dihadapkan pada situasi yang kurang
Sekolah. Hal ini seharusnya menjadikan siswa menyenangkan (masalah), tidak merasa tenang
memiliki keyakinan diri dan penilaian diri yang dan mampu keluar dari situasi tersebut, 52%
positif untuk meraih impiannya di masa depan. subjek Merasa ragu untuk melakukan tindakan
Namun masih terdapat siswa yang merasa atau berinsiatif sendiri ditempat magang, 56%
memiliki penilaian negatif dalam dirinya dan subjek merasa kurang dengan keterampilan &
tidak siap untuk menghadapi hal tersebut, kemampuan yang dimiliki.
dikarenakan siswa merasa kurang percaya diri Adapun hasil penelitian yang dilakukan Utami
dan pesimis dengan kemampuan diri yang (2013) yang dilakukan pada siswa Sekolah
dimilikinya, merasa rendah diri bila harus Menengah Kejuruan 5 Malang, Hasil menunjuk-
bersaing dengan pelamar kerja lainnya, dan juga kan bahwa adanya hubungan self efficacy dengan
dikarenakan rasa bimbang dan kurang percaya kesiapan kerja pada siswa Sekolah Menengah
diri dalam memilih rencana karirnya, baik untuk Kejuruan, hal ini berarti semakin tinggi self
melanjutkan pendidikan ke perguruan tinggi efficacy semakin tinggi pula kesiapan kerjanya,
ataupun bekerja. begitu juga sebaliknya, dengan sumbangan
Siswa SMK di harapkan memiliki self efficacy efektif sebesar 45,6%. Self efficacy mempunyai
yang tinggi untuk terjun di dunia kerja secara kontribusi positif terhadap kesiapan kerja siswa,
nyata dan akan mampu menghadapi kondisi artinya semakin tinggi self efficacy nya akan
lingkungan kerja nantinya berdasarkan bekal- diikuti pula tingginya kesiapan untuk me-
bekal yang telah dimiliki sebelumnya. masuki dunia kerja. Sebagian besar siswa SMK
Kepemilikan self efficacy ini diharapkan dapat Negeri 5 Malang tersebut mempunyai kesiapan
meningkatkan kesanggupan siswa untuk bekerja kerja yang rendah, yang berarti kurang memiliki
dan beradapatasi dengan lingkungan kerja ketrampilan dan pengetahuan yang diperlukan
dengan lebih mudah, karena self efficacy dalam bekerja, kurang memiliki harapan ter-
menunjukkan terimplementasinya proses belajar hadap pekerjaan, kurang mengembangkan

http://Jiip.stkipyapisdompu.ac.id 3920
JIIP (Jurnal Ilmiah Ilmu Pendidikan) (eISSN: 2614-8854)
Volume 5, Nomor 10, Oktober 2022 (3918-3926)
potensi diri dan rasa optimis terhadap pe- Keterangan:
kerjaan yang akan digelutinya. Mean : Nilai Rata-rata
SD : Standar Deviasi
II. METODE PENELITIAN XMin : Skor Total Minimum
Penelitian ini menggunakan metode pene- XMax : Skor Total Maximum
litian kuantitatif, metode pengumpulan data
merupakan suatu cara yang digunakan oleh Berdasarkan tabel berikut, data pene-
peneliti untuk mendapatkan data, metode litian diatas skor yang diperoleh atau
pengumpulan data yang digunakan dalam (Empirik) didapatkan melalui tabel fre-
penelitian ini adalah dengan metode skala, Azwar kuensi dengan menggunakan perhitungan
(2012) menjelaskan bahwa skala adalah pe- program statistik SPSS (Statistical Package
rangkat pertanyaan yang disusun untuk For Social Science) versi 20,00 for windows,
menangkap atribut tertentu melalui respon skor empirik adalah skor yang diperoleh
terhadap pertanyaan tersebut. Skala yang dilapangan. Mean empirik pada variabel
digunakan dalam penelitian ini adalah skala Kesiapan Kerja sebesar 202,10 dengan
likert, yaitu subjek diminta untuk memilih salah nilai standar deviasi yang dimiliki sebesar
satu dari beberapa pilihan jawaban yang 18,146. Mean empirik pada variabel Self
tersedia, skala likert yang dibuat dalam bentuk Efficacy sebesar 174,55 dengan nilai
checklist, skala ini memiliki lima respon pilihan standar deviasi yang dimiliki sebesar
yang terdiri dari SS (Sangat Setuju), S (Setuju), N 21,350. Sedangkan skor hipotetik adalah
(Netral), TS (Tidak Setuju), dan STS (Sangat skor yang diharapkan mampu diperoleh
Tidak Setuju) Sugioyono (2017), pilihan yang sampel penelitian, mean hipotetik pada
tersedia ini memiliki skor tersendiri berdasarkan variabel Kesiapan Kerja memiliki nilai
jenis aitem favourable dan unfavourable. Metode sebesar 198 dengan nilai standar deviasi
teknik analisis data yang digunakan melalui dua sebesar 16,19. Mean hipotetik pada
tahap: Uji asumsi/prasyat dan Uji Hipotesis, variabel Self Efficacy memiliki nilai sebesar
dalam hal ini uji asumsi/prasyarat meliputi uji 179 dengan nilai dari standar deviasi
nomaliatas dan linieritas, untuk hipotesis ter- sebesar 16,03 Adapun rumus yang di-
sebut di uji menggunakan teknik analisis gunakan guna mencari skor hipotetik yaitu
sederhana (simple regression). Teknik yang menggunakan rumus mean hipotetik se-
digunakan dalam penelitian ini adalah teknik bagai berikut: µ=1/2(X_max+X_min) se-
probability sampling yaitu simple random samp- dangkan rumus standar deviasi hipotetik
ling, sehingga mendapatkan populasi berjumlah yaitu σ=1/6(X_max-X_min), dengan X_max:
160 siswa dan sebanyak 50 siswa akan dijadikan skor maksimal subjek dan X_min: skor
sampel Try out. minimal subjek Azwar (2012). Peneliti
menggunakan deskripsi statistik pada data
III. HASIL DAN PEMBAHASAN penelitian untuk mengetahui apakah skala
A. Hasil Penelitian dari variabel kesiapan kerja dan skala self
1. Deskripsi Data Penelitian efficacy tergolong tinggi atau rendah
Gambaran umum mengenai data pene- dengan membuat kategori pada tiap varia-
litian, dapat dilihat pada tabel deskripsi bel berdasarkan dari data deskripsi
data penelitian variabel Kesiapan Kerja dan penelitian diatas. Selanjutnya peneliti
Self Efficacy dirangkum dalam tabel berikut pengelompokkan skor kesiapan kerja dan
ini: skala self efficacy menjadi dua kategori
yaitu kategori rendah dan tinggi. Skor yang
Tabel 1. Deskripsi Data Penelitian berada pada X ≥ M dapat dikategori tinggi
Skor Yang Diperoleh dan skor yang berada pada X < M dapat
Variabel (Empirik) dikategorikan rendah ini bertujuan untuk
Mean SD Xmin Xmax menempatkan individu ke dalam kelompok
Kesiapan
202,10 18,146 150 247 sesuai dengan atribut yang diukur
Kerja (Arikunto, 2010). Ringkasan kategori
Self
Efficacy 174,55 21,350 131 227
masing-masing variabel akan dijelaskan
sebagai berikut:

http://Jiip.stkipyapisdompu.ac.id 3921
JIIP (Jurnal Ilmiah Ilmu Pendidikan) (eISSN: 2614-8854)
Volume 5, Nomor 10, Oktober 2022 (3918-3926)
Tabel 2. Kategorisasi sampel penelitian prasyarat (Latipah, 2014). Tujuan dilak-
alat ukur Self Efficacy ukannya uji asumsi adalah agar keputusan
Skor Kategorisasi N %
yang diambil berdasarkan hasil analisis,
valid, dan reliable (Heffen, 2020), dalam
X ≥ 174,55 Tinggi 52 47,3%
penelitian ini uji asumsi terdiri dari dua
X < 174,55 Rendah 58 52,7%
pengujian, yaitu uji normalitas dan uji
Total 110 100%
linieritas.
Berdasarkan tabel diatas dapat dilihat a) Normalitas
bahwa dari sebanyak 110 siswa kelas XI Uji normalitas dilakukan untuk
yang dijadikan subjek penelitian, terdapat mengetahui kenormalan data sebaran
52 siswa atau 47,3% yang memiliki nilai didalam data penelitian, dimana yang
self efficacy yang tinggi dan sebanyak 58 menjadi syarat untuk dilaksanakan
siswa atau 52,7% siswa yang memiliki nilai bahwa data tersebut normal apabila
self efficacy yang rendah. Jadi dapat nilai data lebeih dari tarif signifikan
disimpulkan bahwa self efficacy pada siswa yang telah ditentukan yaitu p > 0,05
kelas XI SMK Pembina 1 Palembang dengan uji Kolmogorov Smirnov
memiliki self efficacy yang rendah. (Sekaran & Bougie, 2016). Kaidah yang
digunakan untuk mengetahui normal
2. Kategori Variabel Penelitian Kesiapan tidaknya sebaran data adalah jika p >
Kerja 0,05 maka sebaran dinyatakan normal,
Penelitian ini menggolongkan subjek ke se-baliknya jika p < 0,05 maka sebaran
dalam kategori-kategori tertentu. Kategori di-nyatakan tidak normal. Rangkuman
ini bertujuan untuk menempatkan subjek hasil uji normalitas dapat dilihat pada
dalam kelompok-kelompok berdasarkan tabel berikut ini:
atribut yang diukur, penggolongan subjek Tabel 4. Hasil Uji Normalitas
dibagi menjadi dua kategori yaitu kategori
Variabel KS-Z P Keterangan
tinggi dan kategori rendah, subjek pene-
Kesiapan
litian yang dikategori memiliki kategori 0,883 0,417 Normal
Kerja
orientasi masa depan tinggi jika skor Self Esteem 0,949 0,329 Normal
berada X > M dan ketegori rendah jika skor
berada pada X < M. berikut ini dapat dilihat Keterangan:
pada tabel dibawah ini: KS-Z = Uji Kolmogorov Smirnov
P = Signifikasi
Tabel 3. Kategorisasi sampel penelitian
alat ukur Kesiapan Kerja Berdasarkan tabel diatas, bahwa
Skor Kategorisasi N % hasil dari kedua data yang diperoleh
X ≥ 140,33 Tinggi 53 48,2% melalui alat ukur yang dibuat peneliti
X < 140,33 Rendah 57 51,8%
berdistribusi normal karena memenuhi
kaidah p > 0,05, dapat dilihat dari nilai p
Total 110 100%
alat ukur tersebut yaitu kesiapan kerja p
Berdasarkan tabel diatas dapat dilihat = 0,417 (p > 0,05) dengan KS-Z 0,883
bahwa dari sebanyak 110 siswa kelas XI dan self efficacy p = 0,329 (p > 0,05)
yang dijadikan subjek penelitian, terdapat dengan KS-Z 0,949.
53 siswa atau 48,2% yang memiliki nilai b) Linieritas
kesiapan kerja yang tinggi dan sebanyak 57 Uji linieritas merupakan uji yang di-
siswa atau 51,8% siswa yang memiliki nilai lakukan untuk mengetahui hubungan
kesiapan kerja yang rendah. Jadi dapat antara variabel terikat yaitu Kesiapan
disimpukan bahwa kesiapan kerja pada Kerja dengan variabel self efficacy,
siswa kelas XI SMK Pembina 1 Palembang kaidah yang digunakan adalah jika p <
memiliki kesiapan kerja yang rendah. 0,05 berarti hubungan antara kedua
variabel adalah linier, jika p > 0,05 maka
3. Uji Asumsi hubungan antara kedua variabel adalah
Sebelum melakukan pengujian terhadap tidak linier. Hasil uji linieritas antara self
hipotesis yang telah dirumuskan, perlu efficacy dengan ke-siapan kerja dalam
dilakukan beberapa uji asumsi sebagai

http://Jiip.stkipyapisdompu.ac.id 3922
JIIP (Jurnal Ilmiah Ilmu Pendidikan) (eISSN: 2614-8854)
Volume 5, Nomor 10, Oktober 2022 (3918-3926)
penelitian ini dapat dilihat pada tabel yang hasilnya menunjukkan ada-nya
berikut ini: penerimanaan terhadap hipotesis yang
Tabel 5. Hasil Uji Linearitas diajukan, besarnya sumbangan efektif yang
diberikan variabel self efficacy dan
Variabel F P Ket.
kesiapan kerja adalah sebesar 18,8 %. Jadi
Kesiapan Kerja
(Y) dan Self 25,070 0,000 Linier
masih terdapat 81,2% pengaruh dar
Efficacy (X) faktor-faktor lain yang berhubungan
dengan self efficacy namun tidak diteliti
Berdasarkan tabel diatas nilai F me- oleh peneliti.
rupakan koefisien yang menunjukkan
hubungan antara variabel bebas dan B. Pembahasan
variabel terikat dengan nilai F = 25,070 Berdasarkan hasil perhitungan statistik
dan P = 0,000. Nilai F merupakan nilai yang sudah dilakukan dengan menggunakan
yang menunjukkan seberapa linier uji hipotesis korelasi regresi sederhana yang
hubungan antara variabel bebas dan mana hasil dari perhitungan tersebut me-
variabel terikat, tabel diatas nilai P = nunjukkan adanya penerimaan terhadap
0,000 < 0,05 sehingga menunjukkan hipotesis yang sudah diajukan, berdasarkan
bahwa terdapat hubungan linier antara hasil analisis data yang ada menunjukkan
self efficacy dengan kesiapan kerja. bahwa adanya hubungan yang sangat sig-
nifikan antara self efficacy dengan kesiapan
c) Hipotesis kerja pada siswa kelas XI SMK Pembina 1
Metode analisis data yang digunakan Palembang, hasil tersebut dapat bisa dilihat
untuk menguji hipotesis adalah meng- dari rh > rt nilai dimana nilai rtabel = 0,186
gunakan analisis regresi sederhana sedangkan rhitung = 0,434 dengan nilai sig-
dengan menggunakan program kom- nifikasi 0,000 < 0,05. Hal ini menunjukkan
puter Windows SPSS (Statistical Pac- bahwa adanya hubungan yang sangat sig-
kage Social Science) version 20.0 for nifikan antara self efficacy terhadap kesiapan
windows, hipotesis dalam penelitian ini kerja pada siswa kelas XI SMK Pembina 1
adalah ada hubungan antara self effi- Palembang. Hasil tersebut didukung dengan
cacy dengan kesiapan kerja pada siswa penelitian yang dilakukan oleh (Radiansyah,
kelas XI siswa SMK Pembina 1 2019) dengan judul “Hubungan Efikasi Diri
Palembang, dengan hasil dapat dilihat Dengan Kesiapan Kerja Siswa Kelas XII SMK
pada tabel dibawah ini: Negeri 1 Kedawung”. Yang mana hasil pene-
litian tersebut menyatakan bahwa ada
Tabel 6. Hasil Analisis Regresi Sederhana hubungan positif yang signifikan antara
Model Summary efikasi diri dengan kesiapan kerja siswa SMK.
Change Statistics Hal ini menunjukkan bahwa semakin tinggi
efikasi diri makan semakin tinggi tingkat
Model R
F Sig. F kesiapan kerja yang dimiliki dan sebaliknya
Square df1 df2
Change Change apabila semakin rendahr efikasi diri maka
Change
1 .188 25.070 1 108 .000
semakin rendah tingkat kesiapan kerja yang
dimiliki.
Sugiyono (2015) menjelaskan ke- Hasil koefisien korelasi antara variabel self
tentuan bahwa bila rh > rt maka Ho di-tolak efficacy dengan kesiapan kerja diperoleh hasil
dan Ha diterima. Dari hasil penelitian ini nilai R = 0,188 atau 18,8%. Berdasarkan hasil
didapatkan yaitu rtabel= 0,186 sedangkan dari sumbangan tersebut juga memper-
rhitung = 0,434 dengan nilai Sig = 0,000 lihatkan bahwa self efficacy memiliki penga-
dimana peneliti meng-gunakan Sig <0,05. ruh terhadap kesiapan kerja pada siswa kelas
Dengan demikian nilai rh > rt = rh 0,434 > rt XI di SMK Pembina 1 Palembang, adapun
0,186, maka menunjukkan bahwa terdapat faktor lain yang juga berpengaruh terhadap
ada hu-bungan yang sangat signifikan kesiapan kerja pada siswa kelas XI di SMK
antara Self efficacy terhadap kesiapan kerja Pembina 1 Palembang namun tidak diteliti
pada siswa kelas XI SMK Pembina 1 lebih lanjut oleh peneliti adalah sebesar
Palembang. Analisis dilakukan dengan 81,2% yang faktor-faktor tersebut seperti
menggunakan analisis regresi seder-hana yang diungkapkan Kartini (Rusdian &
Nasihudin, 2021) faktor-faktor yang mem-

http://Jiip.stkipyapisdompu.ac.id 3923
JIIP (Jurnal Ilmiah Ilmu Pendidikan) (eISSN: 2614-8854)
Volume 5, Nomor 10, Oktober 2022 (3918-3926)
pengaruhi kesiapan kerja adalah faktor-faktor self efficacy dengan kesiapan kerja pada siswa
dari dalam diri sendiri (intern) dan faktor- Sekolah Menengah Kejuruan. Hal ini berarti
faktor dari luar diri sendiri (ekstern), faktor- semakin tinggi self efficacy semakin tinggi pula
faktor tersebut diantaranya adalah : a. Faktor- kesiapan kerjanya, begitu juga sebaliknya,
faktor dari dalam diri sendiri, meliputi: 1. dengan sumbangan efektif sebesar 45,6%. Self
kecerdasan, 2. ketrampilan 3. kecakapan, 4. efficacy mempunyai kontribusi positif ter-
bakat, 5. kemampuan dan minat, 6. motivasi, hadap kesiapan kerja siswa, artinya semakin
7. kesehatan, 8. kebutuhan psikologis, 9. Ke- tinggi self efficacy nya akan diikuti pula tinggi-
pribadian, 10. cita-cita, dan 11. tujuan dalam nya kesiapan untuk memasuki dunia kerja.
bekerja, selain itu Faktor- faktor dari luar diri Sebagian besar siswa SMK Negeri 5 Malang
sendiri meliputi: 1. lingkungan keluarga tersebut mempunyai kesiapan kerja yang
(rumah), 2. lingkungan dunia kerja, 3. rasa rendah, yang berarti kurang memiliki kete-
aman dalam pekerjaannya, 4. kesempatan rampilan dan pengetahuan yang diperlukan
mendapatkan kemajuan, 5. rekan sekerja, 6. dalam bekerja, kurang memiliki harapan
hubungan dengan pimpinan, dan 7. Gaji. terhadap pekerjaan, kurang mengembang-
Penelitian yang dilakukan pada siswa kelas kan potensi diri dan rasa optimis terhadap
XI di SMK Pembina 1 Palembang dengan pekerjaan yang akan digelutinya. Berdasarkan
menggunakan variabel self efficacy (variabel hasil deskripsi data kategoriasi self efficacy
bebas) dan variabel kesiapan kerja (variabel dari sebanyak 110 siswa kelas kelas XI di SMK
terikat) yang mana variabel tersebut memiliki Pembina 1 Palembang yang dijadikan subjek
sumbangan yang kecil, hal tersebut disebab- penelitian, terdapat 52 siswa atau 47,53%
kan karena adanya keterbatasan teori yang yang di kategorisasikan memiliki tingkat self
digunakan dalam penelitian ini serta pe- efficacy yang tinggi sedangkan 58 siswa atau
milihan kosakata pada sebaran aitem skala 52,7% di kategorisasikan memiliki self efficacy
yang digunakan peneliti juga masih kurang yang rendah. Berdasarkan hasil dari data
dipahami, berdasarkan hasil data deskripsi kategorisasi tersebut maka didapatkan hasil
yang berasal dari variabel kesiapan kerja bahwa self efficacy yang dimiliki siswa kelas
menunjukkan hasil bahwa terdapat 110 siswa kelas XI di SMK Pembina 1 Palembang adalah
kelas XI di SMK Pembina 1 Palembang yang berada pada kategori yang rendah. Dapat
menjadi subjek penelitian. Dari subjek ter- dilihat bahwa siswa kelas XI SMK Pembina 1
sebut didapatkan sebanyak 53 siswa atau Palembang memiliki self efficacy yang
48,2% siswa yang memiliki kesiapan kerja tergolong rendah karena masih terdapat
yang tinggi, dan terdapat 57 siswa atau 51,8% siswa yang merasa memiliki penilaian negatif
siswa yang memiliki kesiapan kerja yang dalam dirinya dan tidak siap untuk meng-
rendah, dari hasil tersebut maka dapat hadapi hal tersebut, dikarenakan siswa
disimpulkan bahwa siswa kelas XI di SMK merasa kurang percaya diri dan pesimis
Pembina 1 Palembang memiliki tingkat ke- dengan kemampuan diri yang dimilikinya,
siapan kerja yang rendah. Dapat dilihat bahwa merasa rendah diri bila harus bersaing
siswa kelas XI SMK Pembina 1 Palembang dengan pelamar kerja lainnya, dan juga di-
memiliki kesiapan kerja yang rendah di- karenakan rasa bimbang dan kurang percaya
karenakan takut tidak dapat melakukan diri dalam memilih rencana karirnya, baik
pekerjaannya dengan baik, menerima kritikan untuk melanjutkan pendidikan ke perguruan
dari atasannya atau teman-teman sekerjanya tinggi ataupun bekerja.
nanti. Sehingga merasa belum siap mental Dalam penelitian ini uji asumsi terdiri dari
untuk langsung bekerja setelah lulus sekolah. dua pengujian, yaitu: uji normalitas dan uji
Hal ini dapat dilihat berdasarkan perilaku linieritas, dengan tujuan untuk mengetahui
siswa SMK Pembina 1 Palembang ketika bahwa persamaan regresi yang diperoleh
sedang melakukan magang dimana mereka memiliki ketepatan estimasi, tidak bias dan
tidak dapat menyelesaikan tugasnya dengan konsisten. Berdasarkan hasil uji normalitas
baik dan sering bertanya tentang tugas yang yang dilakukan dengan menggunakan uji
diberikan. Kolmogorov-Smirnov pada tiap-tiap variabel
Adapun hasil penelitian yang dilakukan yang memperlihatkan data pada kedua
(Utami & others, 2013) yang dilakukan pada variabel yang digunakan dalam penelitian
siswa Sekolah Menengah Kejuruan 5 Malang, berdistribusi secara normal. Uji normalitas
Hasil menunjukkan bahwa adanya hubungan yang diperoleh dari variabel kesiapan kerja

http://Jiip.stkipyapisdompu.ac.id 3924
JIIP (Jurnal Ilmiah Ilmu Pendidikan) (eISSN: 2614-8854)
Volume 5, Nomor 10, Oktober 2022 (3918-3926)
memperoleh nilai signifikansi sebesar 0,417 adapun saran-saran yang peneliti berikan
dengan nilai (p>0,05) yang berarti variabel setelah meneliti adalah sebagai berikut:
kesiapan kerja berdistribusi secara normal. 1. Bagi Siswa Kelas XI SMK Pembina 1
Selain itu uji normalitas juga dilakukan pada Palembang
variabel self efficacy yang memiliki nilai Siswa diharapkan meningkatkan ke-
signifikansi sebesar 0,329 dengan nilai mampuan akademis baik secara teori
(p>0,05) yang berarti variabel self efficacy maupun praktek dengan belajar dan
juga berdistribusi secara normal. Dari hasil uji berlatih secara sungguh-sungguh, dan di-
normalitas tersebut dapat diperoleh hasil harapkan siswa dapat meningkatkan
bahwa kedua variabel terdistribusi secara kemampuan, keterampilan, dan sikap kerja
normal karena memiliki nilai signifikansi untuk menyelesaikan suatu pekerjaan
(p>0,05). Berdasarkan uji linieritas yang tertentu, tanpa mengalami kesulitan dan
dilakukan pada variabel self efficacy dengan hambatan dengan hasil yang baik, serta
kesiapan kerja maka diperoleh hasil sig- peserta didik harus meningkatkan efikasi
nifikansi linearity sebesar 0,000 (p<0,05). Hal diri mereka dengan lebih percaya terhadap
ini berarti menunjukan adanya korelasi antara kemampuan yang dimiliki sehingga lebih
variabel self efficacy dengan kesiapan kerja percaya diri dalam melakukan segala se-
adalah linier yang mana variabel self efficacy suatu.
dan kesiapan kerja dapat dikatakan linier 2. Bagi sekolah SMK Pembina 1 Palembang
dikarenakan adanya perubahan yang terjadi Sekolah diharapkan dapat membuat
antara satu variabel maka variabel lainnya data atau daftar alumni siswa yang telah
akan mengikuti sampai memiliki besaran melanjutkan pendidikan tinggi atau
sejajar antara kedua variabel. Berdasarkan bekerja sehingga mempermudah para
penjabaran serta hasil analisis data peneliti, peneliti selanjutnya jika ingin melakukan
maka peneliti dapat menyimpulkan bahwa- penelitian, dan juga pihak sekolah dapat
sannya hipotesis sebelumnya yang diajukan menyediakan fasilitas yang menunjang
oleh peneliti yaitu ada hubungan positif sehingga siswa memiliki kompetensi sesuai
antara self efficacy dengan kesiapan kerja dengan yang dibutuhkan industri, serta
siswa kelas XI di SMK Pembina 1 Palembang menambahkan program kerja dalam mem-
pada penelitian ini dapat diterima. Adapun berikan konseling berupa informasi bim-
hipotesis penelitian ini berdasarkan hasil bingan karir kepada siswa.
analisis data yang telah dilakukan adalah ada
hubungan yang sangat signifikan antara self 3. Bagi Peneliti Selanjutnya
efficacy dengan kesiapan kerja siswa kelas XI a) Bagi peneliti selanjutnya yang tertarik
di SMK Pembina 1 Palembang pada penelitian meneliti efikasi diri dengan kesiapan
ini dapat diterima. kerja, disarankan lebih bervariasi dalam
menggali data serta meneliti faktor-
IV. SIMPULAN DAN SARAN faktor lain selain kesiapan kerja mem-
A. Simpulan pengaruhi self efficacy seperti pengeta-
Berdasarkan hasil dan pembahasan pada huan, keterampilan, peran sarana dan
penelitian ini, maka peneliti menarik kesim- prasarana sekolah, keluarga, dan lain-
pulan bahwa ada hubungan yang signifikan lain sehingga hasil yang didapatkan
antara Self Efficacy dengan Kesiapan Kerja dapat digeneralisasikan dalam lingkup
pada Siswa Kelas XI SMK Pembina 1 yang lebih luas.
Palembang, hal tersebut menunujukkan b) Peneliti selanjutnya dapat mengguna-
bahwa semakin tinggi self efficacy maka se- kan populasi dan sampel yang lebih
makin tinggi tingkat kesiapan kerja siswa, banyak, semoga penelitian ini dapat
hasil dari penelitian ini sejalan dengan hipo- bermanfaat dan menjadi gambaran
tesis yang peneliti tetapkan. untuk peneliti selanjutnya mengenai self
efficacy dan kesiapan kerja pada siswa
B. Saran SMK.
Dalam sebuah penelitian, seorang peneliti
harus mampu memberikan sesuatu yang
berguna bagi perkembangan ilmu penge-
tahuan, instansi atau lembaga serta berbagai
pihak yang berkaitan dengan penelitian ini,

http://Jiip.stkipyapisdompu.ac.id 3925
JIIP (Jurnal Ilmiah Ilmu Pendidikan) (eISSN: 2614-8854)
Volume 5, Nomor 10, Oktober 2022 (3918-3926)
DAFTAR RUJUKAN Rosyiana, I. (2019). Innovative Behavior At Work::
Anoraga, P. (2009). Psikologi kerja. Tinjauan Psikologi \& Implementasi Di
Organisasi. Deepublish.
Azwar, S. (2012). Reliabilitas dan validitas.
Yogyakarta: Pustaka Pelajar Sekaran, U., & Bougie, R. (2016). Research
methods for business: A skill building
Arikunto, S. (2010). Metode peneltian. Jakarta: approach. john wiley \& sons.
Rineka Cipta.
Sugiyono, P. (2015). Metode penelitian
Cahyadi, W. (2022). Pengaruh Efikasi Diri kombinasi (mixed methods). Bandung:
Terhadap Keberhasilan. PT Inovasi Pratama Alfabeta, 28, 1–12.
Internasional.
Sugiyono. (2017). Metode Penelitian. Alfabeta.
Ghufron, M. (2010). Nur dan Rini Risnawati S.
Teori--Teori Psikologi. Utami, Y. G. D., & others. (2013). Self efficacy
dengan kesiapan kerja siswa sekolah
Heffen, W. L. (2020). Kapita Selekta KF Doktor: menengah kejuruan. Jurnal Ilmiah Psikologi
Melintasi Tapal Batas Keilmuan. PT Terapan, 1(1), 40–52.
Penerbit IPB Press.
Ward, V.G. Lloyd, D. & Riddle, D.I. 2004. Maximing
Latipah. (2014). Metode Penelitian Psikologi (1st Employment Readines.NATCON Papers
ed.). DeepPublish. 2004 Les actes de la CONAT
Pool, L. D. & Sewell, P. 2007. The Key to Wibowo, A., & RAHMADI, D. W. I. (2020). Best
Employability : Developing a Pratical Model Score Psikotes Kerja. Genta Smart
of Graduate Employability. Journal of Publisher.
Education and Training, 49 (4).

Radiansyah, A. (2019). Hubungan efikasi diri


dengan kesiapan kerja siswa kelas xii smk
negeri 1 kedawung. Jurnal Psikologi, 1(1),
1–11.

http://Jiip.stkipyapisdompu.ac.id 3926

Anda mungkin juga menyukai