Anda di halaman 1dari 7

Jurnal Psikologi Pendidikan & Konseling: Jurnal Kajian Psikologi Pendidikan dan Bimbingan Konseling

Volume 4 Nomor 1 Juni 2018. Hal 25-31


p-ISSN: 2443-2202 dan e-ISSN: 2477-2518
Homepage: http://ojs.unm.ac.id/index.php/JPPK
DOI: http://dx.doi.org/10.26858/jpkk.v4i1.4981
Pengaruh Future Time Perspective Terhadap Kematangan
Karir Pada Mahasiswa
Aully Grashinta
Psikologi Pendidikan, Fakultas Psikologi, Universitas Pancasila
email: aullygrashinta@univpancasila.ac.id

Adinda Putri Istiqomah


Fakultas Psikologi, Universitas Pancasila
email: putri.adinda83@gmail.com

Endro Puspo Wiroko


Psikologi Indurstri dan Organisasi, Fakultas Psikologi, Universitas Pancasila
email: endro.puspowiroko@univpancasila.ac.id

(Diterima: 18-Januari-2018; direvisi: 03-Maret-2018; dipublikasikan: 24-Juni-2018)

Abstract. One reason of the high unemployment is the lack of career planning. The individu
needs career maturity and views about the future (future time perspective) so that she/he
can choose the right job. This research aimed to determine the influence of future time
perspective toward career maturity in college student. This study used a quantitative
approach. Sample in this study are 156 of college students in Jabodetabek.The measurement
tools is Carstensen and Lang Future Time Perspective scale (CL-FTP) and Career Maturity
Inventory form C (IMC form C). The result shos that future time perspective affecting
positively to career maturity in college student significantly (R2= 0.139; p = 0.000). Simple
linear regression analysis stated that future time perspective contributed 13,9% to the career
maturity and 86,1% influenced by other factors.

Keywords: future time perspective; career maturity; college student

Abstrak. Salah satu penyebab tingginya angka pengangguran adalah lemahnya


perencanaan karir. Individu membutuhkan kematangan karir dan pandangan terkait masa
depan (future time perspective) supaya dapat memilih pekerjaan yang tepat. Tujuan dari
penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh future time perspective terhadap
kematangan karir pada mahasiswa. Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif.
Sampel dalam penelitian ini adalah mahasiswa di Jabodetabek sebanyak 156 responden.
Alat ukur yang digunakan dalam penelitian ini adalah Skala Future Time Perspective (CL-
FTP) dan Career Maturity Inventory form C (IMC form C). Hasil dari penelitian ini adalah
future time perspective berpengaruh positif secara signifikan terhadap kematangan karir
(R2= 0,139; p=0,000). Analisis regresi linier sederhana menyebutkan bahwa future time
perspective berkontribusi 13,9% terhadap kematangan karir dan 86,1% dipengaruhi oleh
faktor-faktor lainnya.

Kata kunci : Future time perspective; kematangan karir; mahasiswa

This is an open access article under the CC BY-NC 4.0 license


(http://creativecommons.org/licenses/by-nc-nd/4.0/).

25
26 | Jurnal Psikologi Pendidikan & Konseling Vol. 4 No.1 Juni 2018

PENDAHULUAN penyebab tingginya angka pengangguran ialah


lemahnya perencanaan karir lulusan perguruan
Perguruan tinggi merupakan lembaga tinggi (Greenbank, dkk, 2009).
pendidikan tertinggi dalam jalur pendidikan Berdasarkan dari hasil penelitian yang
formal. Mahasiswa yang telah mengenyam sudah diuraikan, kurangnya kompetensi dan
pendidikan di perguruan tinggi diharapkan lemahnya perencanaan karir mahasiswa
memiliki kompetensi atau kualitas keahlian disebabkan rendahnya kematangan karir
sesuai dengan latar belakang pendidikan atau mahasiswa. Rendahnya kematangan karir
jurusan mereka, karena akan dihadapkan dengan membuat mahasiswa kesulitan dalam memilih
dunia kerja sesuai dengan bidang ilmu dan karir. Dengan demikian, setelah menyelesaikan
keahliannya. Mahasiswa harus mampu memilih pendidikan tingkat sarjana, mereka belum siap
dan menentukan karir apa yang akan dijalani untuk menghadapi persaingan dunia kerja.
sebagai pekerjaanya di kemudian hari. Dengan Kematangan karir merupakan kesiapan
berkarir manusia akan mampu meningkatkan individu dalam pemilihan karir, serta proses
potensi diri serta memenuhi segala kebutuhan pengambilan keputusan karir yang sesuai dengan
kehidupan. Menurut Winkel & Hastuti (dalam tugas perkembangan karir (Rehfuss & Sickinger
Susantoputri, 2014) karir memiliki makna lebih 2015). Hasil wawancara yang dilakukan El Hami
mendalam dibandingkan pekerjaan, karena (2006) pada mahasiswa di salah satu Universitas
mencakup suatu proses yang terjadi di sepanjang di Indonesia mengaku belum mengetahui bidang
kehidupan seseorang termasuk di dalamnya pekerjaan yang akan dijalaninya sebagai karir,
pekerjaan. terkait dengan program studinya, bahkan ketika
Berkarir di era globalisasi ini bukan hal pertama kali memutuskan untuk memilih jurusan
yang mudah. Perkembangan kondisi ekonomi, di perguruan tinggi pun tanpa didasari dengan
sosial, dan budaya masyarakat yang semakin pertimbangan yang matang mengenai prospek
pesat mengharuskan setiap individu untuk dan bidang-bidang pekerjaan yang akan
berkompetisi dalam meningkatkan kompetensi dijalaninya sesuai dengan latar belakang yang
sehingga mampu menjawab tantangan yang pendidikan yang ditempuh. Hasil wawancara
diminta oleh dunia industri. Rianto (2008) tersebut terlihat bahwa kematangan karir yang
mengungkapkan ada beberapa tantangan yang rendah dibuktikan dengan kurangnya persiapan
akan dihadapi mahasiswa dalam menentukan yang matang dalam pemilihan jurusan ketika
karir yakni ketidakpastian karir, pengaksesan memasuki dunia perkuliahan, hal ini juga dapat
informasi dan program pengembangan karir, berakibat pemilihan pekerjaan yang tidak sesuai
serta tantangan-tantangan ekonomi dan dengan latar belakang studi.
teknologi. Merujuk pada tugas perkembangan, usia
Data Badan Pusat Statistik tahun 2016 mahasiswa berada pada tahap pencapaian
menyebutkan bahwa jumlah pengangguran individu dalam menggunakan pengetahuannya
menurun dari 7,45 juta orang di tahun 2015 untuk mendapatkan kompetensi dan
menjadi 7,02 di tahun 2016. Namun demikian, independensi dalam rangka mengejar target
yang mengkhawatirkan adalah adanya seperti karir dan keluarga (Papalia, dkk, 2008).
peningkatan pengangguran lulusan S1 dari 5,34% Hurlock (2004) juga mengatakan bahwa
di tahun 2015 menjadi sebesar 6,22% di tahun mahasiswa masuk ke dalam fase dewasa awal
2016. Penduduk bekerja masih didominasi oleh (21-40 tahun) di mana tugas perkembangannya
mereka yang berpendidikan SD ke bawah sebesar adalah mencapai prestasi, memilih pasangan,
45,19%. Sementara penduduk bekerja dengan belajar hidup dengan pasangan, memelihara
pendidikan sarjana ke atas hanya sebesar 8,29% anak, mengurus rumah tangga dan karir. Dengan
(BPS, 2016). demikian, mahasiswa sudah harus berada pada
Hasil survei menyebutkan bahwa 91% proses eksplorasi karir yang diminati untuk dapat
kalangan dunia usaha beranggapan bahwa memiliki pilihan karir yang akan ditekuni di masa
lulusan perguruan tinggi tidak siap pakai selepas depan. Pandangan individu mengenai segala
kuliah (Rachmawati, 2012). Menteri Tenaga sesuatu pada masa depannya berkaitan pula
Kerja, Hanif Dhakiri juga mengatakan tingginya dengan future time perspective.
tingkat pendidikan tidak didukung kecukupan Lens (2012) menyatakan bahwa future
kompetensi sehingga lulusan perguruan tinggi time perspective dapat memotivasi individu
tidak mendapat kesempatan kerja (Harian dalam pengembangan karir di masa depan.
Nasional, 2016). Faktor lain yang menjadi Future time perspective (FTP) adalah
Grhesinta, Istiqomah., Wiroko. Pengaruh future time... | 27

kecenderungan yang berbeda pada tiap individu signifikan dari lulusan perguruan tinggi yang
mengenai pemikiran tentang masa depan ( Betts, terdiri dari berbagai macam bidang studi.
2013). Future time perspective dapat berfungsi Berdasarkan latar belakang yang telah
sebagai kekuatan motivasi bagi individu untuk diuraikan, maka rumusan masalah penelitian ini
terlibat dalam aktivitas yang bisa membantu adalah apakah terdapat pengaruh yang signifikan
untuk mencapai hasil di masa depan (McInerney, antara future time perspective terhadap
2004). Individu yang memiliki future time kematangan karir pada mahasiswa.
perspective tinggi akan beranggapan bahwa Kematangan karir merupakan sebuah
mereka memiliki kesempatan yang besar di masa kemampuan individu dalam menentukan sendiri
depan dan berusaha untuk mencapai tujuannya mengenai pekerjaan yang sesuai dengan minat
dengan mengembangkan dan meningkatkan dan kemampuan, pilihan yang realistik dan
keterampilan saat ini (Simon, 2004). konsisten (Sharf, 2006). Sementara Savickas
Betts mengidentifikasi dua dimensi dari (dalam Rehfuss & Sickinger, 2015) mengatakan
future time perspective yaitu (1) fokus pada bahwa kematangan karir merupakan kesiapan
kesempatan (focus on opportunities) dan (2) individu dalam pemilihan karir, serta proses
fokus pada keterbatasan (focus on limitations). pengambilan keputusan karir yang sesuai dengan
Individu yang merasa memiliki banyak tugas perkembangan karir. Creed dan Prideaux
kesempatan di masa depan (high focus on (2001) mendefinisikan kematangan karir sebagai
opportunities) akan lebih termotivasi, investasi kesiapan individu untuk mengatasi tugas-tugas
lebih banyak pada sumber pribadi, dan merasa perkembangan pada tahap pertumbuhan,
akhir yang masih jauh. Sedangkan, individu yang eksplorasi, peningkatan, pemeliharaan dan
merasa memiliki masa depan yang terbatas (high pelepasan. Definisi yang digunakan dalam
focus on limitations) akan kurang termotivasi, penelitian ini adalah definisi menurut Savickas
investasi lebih sedikit pada sumber pribadi, dan yaitu kematangan karir merupakan kesiapan
merasa akhir yang dekat (Betts, 2013). individu dalam pemilihan karir, serta proses
Future time perspective diketahui pengambilan keputusan karir yang sesuai dengan
berkorelasi dengan kematangan karir. Hal tugas perkembangan (Rehfuss & Sickinger,
tersebut dibuktikan dengan penelitian yang 2015).
dilakukan oleh Cheng et al (2016) terhadap 431 Faktor yang mempengaruhi kematangan
mahasiswa keperawatan yang menunjukkan hasil karir remaja terdiri dari faktor internal dan faktor
bahwa future time perspective berkorelasi positif eksternal. Faktor internal antara lain adalah nilai-
dengan kematangan karir. Ketika individu nilai kehidupan yang menjadi pedoman hidup,
memiliki future time perspective yang tinggi taraf kecerdasan, bakat khusus, minat, sifat atau
maka individu tersebut memiliki kematangan ciri kepribadia, pengetahuan dan informasi yang
karir yang tinggi. Dampak yang ditimbulkan dimiliki, dan keadaan jasmani. Sementara faktor
ketika mahasiswa memiliki future time eksternal yakni masyarakat dan lingkungan sosial
perspective yang tinggi adalah mereka tidak akan budayanya, keadaan sosial ekonomi negara atau
merasa cemas dalam persaingan dunia kerja daerah, status sosial ekonomi keluarga, pengaruh
karena sudah memiliki kesiapan yang matang dari anggota keluarga besar dan inti, tempat
dari segi mental dan kognitif, serta telah mantap pendidikan atau sekolah, pergaulan dengan
dengan pemilihan karir atau pekerjaan yang teman sebaya, dan tuntutan yang melekat pada
sesuai dengan mereka. Hal tersebut didukung masing-masing jabatan pada jenis pekerjaan
oleh penelitian yang menunjukkan bahwa pelajar (Winkel & Hastuti, 2006).
yang memiliki imajinasi masa depan mampu Rehfuss & Sickinger, (2015)
membuat sebuah skema yang berfungsi sebagai menjelaskna empat dimensi dari kematangan
strategi pembelajaran saat ini untuk pencapaian karir, yaitu concern, curiosity, confidence, dan
masa depan, dan akan terus berkembang consultation. Concern adalah kemampuan
sehingga dimasa depan akan siap untuk individu untuk berorientasi dalam merencanakan
memasuki dunia kerja. (Oyserman, 2004 ; masa depan yang terlibat dalam proses
Hilpert. J, dkk, 2012) pembuatan keputusan karir. Curiosity merujuk
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk pada sejauh mana individu menjelajahi dunia
mengetahui pengaruh future time perspective kerja dan mencari informasi tentang pekerjaan
terhadap kematangan karir dengan menggunakan dan kebutuhan dalam perencanaan karirnya.
sampel mahasiswa Jabodetabek karena adanya Confidence dijelaskan sebagai sejauh mana
peningkatan angka pengangguran yang individu memiliki keyakinan dalam dirinya atau
28 | Jurnal Psikologi Pendidikan & Konseling Vol. 4 No.1 Juni 2018

kemampuannya dalam membuat keputusan karir disusun oleh Carstensen and Lang (1996). Skala
secara bijaksana dan membuat pilihan pekerjaan ini disusun berdasarkan dua dimensi, yaitu fokus
sesuai dengan pengetahuan prestasi yang pada kesempatan (focus on opportunities) dan
dimiliki. Sementara consultation adalah saat fokus pada keterbatasan (focus on limitations).
Individu mencari bantuan dalam pengambilan CL-FTP terdiri dari 10 item, dengan kombinasi 7
keputusan karir dengan meminta informasi atau item untuk fokus pada kesempatan dan 3 item
saran dari orang lain dan mengambil tindakan untuk fokus pada keterbatasan.
untuk memutuskan karirnya Uji reliabilitas pada skala kematangan
Future time perspective (FTP) adalah karir menunjukkan koefisien sebesar 0,856
kecenderungan yang berbeda pada tiap individu (Alpha Cronbach). Uji reliabilitas pada skala
untuk berpikir tentang masa depan (Betts, 2013). future time perspective menunjukkan koefisien
Future time perspective didefinisikan sebagai sebesar 0,811 (Alpha Cronbach).
persepsi individu tentang masa depannya Metode analisis data yang digunakan
(Husman dan Shell 2008). Sedangkan Froehlich, pada penelitian ini adalah teknik statistik regresi
(2015) mendefinisikan future time perspective linear sederhana. Analisis regresi linear
sebagai persepsi seseorang mengenai seberapa sederhana digunakan untuk melihat bagaimana
banyak kesempatan dan keterbatasan dalam pengaruh antara satu independent variable (IV)
kehidupan mereka. Terdapat dua dimensi dari dan satu dependent variable (DV). Independent
future time perspective yaitu fokus pada variable (IV) dalam penelitian ini yaitu future
kesempatan (focus on opportunities) dan fokus time perspective dan kematangan karir sebagai
pada keterbatasan (focus on limitations) (Betts, dependent variable (DV).
2013). Fokus pada kesempatan diartikan sebagai
tingkat perhatian individu pada kemungkinan
atau kesempatan dalam hidupnya, sedangkan HASIL
fokus pada keterbatasan didefinisikan sebagai Uji hipotesis dilakukan dengan analisis
tingkat perhatian individu pada keterbatasan regresi linear sederhana. Nilai R square yang
dalam hidupnya. Individu yang memiliki skor diperolah sebesar 0,139. Hal ini berarti bahwa
future time perspective tinggi dapat diartikan future time perspective berpengaruh terhadap
bahwa individu tersebut memiliki tingkat fokus kematangan karir pada mahasiswa adalah sebesar
pada kesempatan yang tinggi atau menilai bahwa 13,9% sedangkan sisanya sebesar 86,1%
ia masih memiliki banyak peluang/kesempatan dipengaruhi oleh faktor lain.
dalam hidupnya. Sedangkan, individu yang Tabel 1. Hasil Uji Regresi Linear
memiliki skor future time perspective rendah Sederhana
dapat diartikan bahwa individu tersebut memiliki
tingkat fokus pada keterbatasan yang tinggi atau Mo R R Square Adjusted R Std.
menilai bahwa peluang/kesempatan yang ia del Square Error of
miliki terbatas. the
Estimate
METODE PENELITIAN
Pendekatan penelitian yang digunakan 1 ,373a ,139 ,134 5,58426
adalah pendekatan kuantitatif-non eksperimental. a. Predictors: (Constant), FTP
Subjek dalam penelitian ini berjumlah 156
mahasiswa aktif yang tersebar di wilayah
Selanjutnya dilakukan pengujian
Jabodetabek.
Untuk mengukur kematangan karir
ANOVA untuk dapat melihat apakah model
digunakan alat ukur Career Maturity Inventory regresi (future time perspective berpengaruh
form C (CMI form C) yang diadaptasi dari Crites terhadap kematangan karir pada mahasiswa)
& Savickas (2011). Alat ukur ini terdiri dari layak digunakan.
terdiri dari 24 item yang merujuk pada dimensi
kematangan karir, yaitu concern, curiosity, Tabel 2. Hasil Anova Pengaruh Future Time
confidence, dan consultation yang dijelaskan Perspective Terhadap Kematangan
oleh Rehfuss dan Sickinger (2015). Karir Pada Mahasiswa
Sedangkan untuk mengukur future time
perspective digunakan Skala Carstensen and ANOVAa
Lang Future Time Perspective (CL-FTP) yang
Grhesinta, Istiqomah., Wiroko. Pengaruh future time... | 29

Model Sum of df Mean F Sig.penting dalam kematangan karir anak, maka


Squares Square orang tua memiliki pengaruh dalam
Regress 24,91 ,000perkembangan aspirasi masa depan dan juga
776,824 1 776,824 b pemilihan karir. Faktor eksternal lainnya adalah
ion 1
Residua 15 penting adanya bimbingan karir untuk
1 4802,323 31,184 membimbing dan mengarahkan mahasiswa
l 4
15 dalam pemilihan karirnya. Pernyataan ini
Total 5579,147 didukung oleh hasil penelitian dari
5
a. Dependent Variable: KK Juwitaningrum (2016) yang menyatakan bahwa
b. Predictors: (Constant), FTP program bimbingan karir terbukti efektif untuk
meningkatkan kematangan karir.
Berdasarkan tabel 2 di atas dapat Tingkat future time perspective dan
disimpulkan bahwa model regresi tersebut layak, kematangan karir responden pada penelitian ini
artinya future time perspective dapat digunakan berada pada kategori sedang sehingga belum
untuk memprediksi kematangan karir pada dapat dikatakan cukup mantap dan tidak
mahasiswa, F(24,911), p = 0,000 (p < 0,05). mengalami perubahan. Mahasiswa dengan future
Dapat disimpulkan bahwa terdapat pengaruh time perspective dan kematangan karir pada
yang signifikan future time perspective terhadap kategori sedang sudah memiliki gambaran akan
kematangan karir pada mahasiswa. masa depan dan perencanaan karir namun belum
Temuan dalam penelitian ini adalah terlalu yakin pada kesempatan yang ia miliki. Hal
terdapat pengaruh positif future time perspective itu berpengaruh pada saat ia mulai mencari
terhadap kematangan karir pada mahasiswa. Hal pekerjaan dan dihadapkan oleh banyaknya
tersebut sesuai atau mendukung dari hasil variasi pilihan karir di berbagai lowongan
penelitian sebelumnya mengenai hubungan pekerjaan. Mereka menemui kesulitan dalam
antara future time perspective dengan memilih dan memutuskan tujuan karirnya.
kematangan karir. Penelitian sebelumnya Seperti yang dikatakan oleh Hurlock (2004),
dilakukan oleh Cheng dkk (2016) yang masih banyak orang dewasa muda (mahasiswa)
menghasilkan hubungan positif antara future time bingung tentang apa yang akan mereka kerjakan
perspective dengan kematangan karir, future time dalam hidupnya setelah selesai dari pendidikan
perspective merupakan konstruk penting yang SMA, akademi bahkan yang tamat dari
secara tidak langsung dapat mempengaruhi perguruan tinggi sehingga, future time
komitmen individu dalam pemilihan karir. perspective dan kematangan karir sangat penting
Hasil penelitian ini juga sejalan dengan untuk dimiliki mahasiswa.
Walker dan Tracey (2012) yang menyatakan Future time perspective dan kematangan
future time perspective merupakan salah satu karir yang tinggi dapat dikembangkan dengan
kunci penting dalam pengambilan keputusan memperkaya wawasan akan tujuan karir di masa
karir. Future time perspective mampu depan seperti mencari tahu berbagai jenis pilihan
memotivasi mahasiswa dalam pengembangan karir yang berkembang saat ini, bagaimana cara
karirnya di masa depan (Lens, 2012). mencapainya, serta potensi kebutuhan pekerjaan
Hasil uji hipotesis dalam penelitian ini di masa mendatang. Hal lain yang dapat
menunjukkan bahwa besarnya pengaruh antara meningkatkan tingginya future time perspective
future time perspective terhadap kematangan dan kematangan karir dengan cara mengikuti
karir yaitu sebesar 13,9% sementara 86,1% program bimbingan karir yang dirancang dengan
kematangan karir dipengaruhi oleh faktor-faktor tepat dan relevan sehingga dapat mendorong
lain. Faktor internal yang akan mempengaruhi mahasiswa untuk meningkatkan kompetensi
perkembangan karir individu adalah nilai-nilai yang dibutuhkan oleh dunia kerja. Salah satu
kehidupan yang ia ikuti, bakat khusus yang masalah yang dihadapi adalah kompetensi yang
dimiliki, minat, sifat dan ciri kepriibadian, dimiliki kurang sesuai dengan apa yang
informasi tentang bidang-bidang pekerjaan, serta dibutuhkan oleh perusahaan. Dengan demikian,
keadaan fisik individu (Winkel dan Hastuti, para pencari kerja sulit mencari pekerjaan yang
2006). Sedangkan faktor ekternal yang sesuai dan berdampak pada bertambahnya
mempengaruhi kematangan karir mahasiswa jumlah pengangguran di Indonesia.
salah satunya adalah parent attachment. Hasil
penelitian Lee & Hughey (2001) menyatakan
parent attachment memainkan peran yang sangat
30 | Jurnal Psikologi Pendidikan & Konseling Vol. 4 No.1 Juni 2018

SIMPULAN DAN SARAN from others, and employability. Vocations


and learning, 8, 213-227.
Secara keseluruhan dapat disimpulkan
Greenbank, P., Hepworth, S. & Mercer, J. (2009).
bahwa future time perspective dapat
Term-time employment and the student
mempengaruhi kematangan karir pada
experience. Education and Training, 51(1),
mahasiswa sehingga, penting bagi mahasiswa
43-55.
untuk meningkatkan pemahaman mengenai
Husman, J. and Shell, D. F. (2008). Beliefs and
future time perspective dan memperluas
perceptions about the future: A measurement of
wawasan mengenai karir.
future time perspective. Learning and Individual
Keterbatasan dari penelitian ini adalah
Differences 18(2), 166–175
kurang lengkapnya data mengenai minat
penjurusan kuliah sudah sesuai dengan yang Hurlock, E. B. (2004). Psikologi perkembangan.
diinginkan atau belum, alasan pengambilan Jakarta: Penerbit Erlangga.
jurusan di perguruan tinggi, dan sebagainya agar
dapat memperkaya hasil penelitian. Penelitian Hilpert, J. J. Husman, G. S. Stump,W.kim, W.T.
selanjutnya dapat menghubungkan kematangan Chung, M. A. Duggan. (2012). Examining
karir dengan variabel eksternal seperti atau students’ future time perspective: pathways to
pengaruh teman sebaya atau peer untuk knowledge building. Japanese Psychological
menjelaskan faktor eksternal yang Research, 54(3), 229-240.
mempengaruhi kematangan karir, sehingga Juwitaningrum. (2016). Program bimbingan karir
penelitian lain mengenai kematangan karir
untuk meningkatkan kematangan karir siswa
mahasiswa dapat berkembang.
SMK. Jurnal Univeritas Ahmad Dahlan, 2(2).
DAFTAR PUSTAKA Lens W, PaixAO MP, Herrera D, Grobler A.
(2012). Future time perspective as a
Betts, M. (2013). Future time perspective: motivational variable: content and extension
Examination of multiple conceptualizations of future goals affect the quantity and quality
and work-related correlates (Tesis). of motivation. Japane Psychological
BPS. (2016). Februari 2016: Tingkat Research, 54(3), 321.
Pengangguran Terbuka (TPT) Sebesar 5,50 Lee, Hee-Yeong & Hughey, Kenneth.F. (2001).
Persen. Diunduh dari www.bps.go.id pada The relationship of psychological separation
tanggal 4 Mei 2017 pukul 19.22. and parental attachment to the career maturity
Creed, P, A., Lee-Ann, P. (2001). Career of college freshmen from intact families.
maturity, career decision-making self- Journal of career development. 27(4), 279-
efficacy and career indecision: a review of the 293.
accured evidence. Journal of Career McInerney, D. M. (2004). A discussion of future
Development, ACER (Australian Council for time perspective. Educational Psychology
Educational Research). 10 (2), 1-22. Review, 16(2), 141-151.
Cheng, C., Liu, Y., Yuxia, C., Huijing, Papalia, D.E., Olds, S.W., & Feldman, R.D.
Z.,Yonggang, S., Xiuzhen, F.(2016). (2008). Human development (psikologi
Attributions, future time perspective and perkembangan). Jakarta: Prenada Media
career maturity in nursing undergraduates: Group.
correlational study design. BMC medical
education. Rachmawati, Y. (2012). Hubungan antara self
efficacy dengan kematangan karir pada
El Hami, A., Zahroturrosyida, H., Mariana, S. mahasiswa tingkat awal dan tingkat akhir di
(2006). Gambaran kematangan karir pada Universitas Surabaya. Jurnal Ilmiah
para calon sarjana di lingkungan fakultas Universitas Surabaya. 1(1), 1-25.
psikologi Universitas Padjajaran. Laporan
Penelitian. Rehfuss, M.C., & Sickinger, P.H. (2015).
Assisting high school students with career
Froehlich, D. E., Simon, A. J. B. & Mien, S. R. indecision using a shortened from of the
S. (2015). Great expectations: the relationship career construction interview. Journal of
between future time perspective, learning school counseling. 13(6), p1-23. 23p.
Grhesinta, Istiqomah., Wiroko. Pengaruh future time... | 31

Rianto, A. (2008). Tantangan karir mahasiswa. Susantoputri., Maria, K., William, G. (2014).
Diunduh dari www.re-searchengines.com Hubungan antara karier dengan kematangan
pada tanggal 2 Mei 2017 pukul 21.07 karier pada masa remaja di daerah Kota
Tangerang. Jurnal Psikologi, 10(1), 67-73.
Sharf, R. S. (2006). Applying career development
theory (4th ed). United States: Thomson Walker TL, Tracey TJG. (2012). The role of
Brooks/Cole. future time perspective in career decision-
making. Journal of vocational behaviour,
Simon J, Vansteenkiste M, Lens W, Lacante M. 81(3), 150.
(2004). Placing motivation and future time
perspective in a teporal perspective. Educ Winkel, W.S., & Hastuti,S. (2006). Bimbingan
Psychol Rev.16(2), 121. dan konseling di institusi pendidikan. Jakarta:
Media Abadi.

Anda mungkin juga menyukai