Anda di halaman 1dari 28

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Mempersiapkan masa depan terutama karir merupakan salah satu tugas
remaja dalam tahap perkembangannya. Dalam teori perkembangan karir yang
dikemukakan oleh Super (Zunker, 2006: 54) bahwa siswa SMP (Sekolah Menengah
Pertama) berada pada tahap ekplorasi, tahap ekplorasi yaitu pada usia 15-24
ditandai dengan fase tentatif. Ginzberg (Zunker, 2006:418) berpendapat bahwa
fase tentatif (14-17 tahun) menentukan pilihan pilihan pekerjaan dengan
mempertimbangkan bidang kerja dan tingkat pekerjaan sesuai dengan kebutuhan,
minat, kapasitas, nilai dan kesempatan. Individu berubah seiring waktu dan
pengalaman, serta mengalami kemajuan.
Super (Zunker, 2006:54) menyatakan bahwa melalui tahapan perkembangan
vokasional siswa SMP usia 14-18 tahun termasuk vokasional crysrallization
dengan tugas perkembangan mengembangkan dan merencanakan sebuah tujuan
vokasional yang mungkin untuk diraih. Adapun tugas perkembangan karir pada
tahap ekplorasi fase tentatif dan vokasional kristalisasi usia 14-18 tahun
diantaranya, mengenal keterampilan membuat perencaanaan karir, memperoleh
informasi yang relavan untuk membuat keputusan karir, menyadari minat dan
kemampuan serta dapat menghubungkannya dengan kesempatan kerja,
mengidentifikasi bidang dan pekerjaan yang cocok dengan minat dan kemampuan
(Supriatna, 2009:23).
Karir mengandung makna urutan okupasi, job dan posisi-posisi yang di
duduki sepanjang pengalaman kerja seseorang (Yusuf, 2006: 21). Karir merupakan
suatu keseluruhan kehidupan seseorang dalam perwujudan diri untuk menjalani
hidup dan mencapai tujuan. Untuk mencapai tujuan tersebut, individu harus
memiliki kekuatan yang dimiliki seperti penguasaan kemampuan dan aspek yang
menunjang kesuksesan karir. Perencanaan karir merupakan salah satu aspek yang
paling penting dalam perkembangan karir individu. Simamora (2011:504)
mengemukakan bahwa perencanaan karir adalah suatu proses dimana individu

1
dapat mengidentifikasi dan mengambil langkah-langkah untuk mencapai tujuan-
tujuan karir.
Atmaja (2014:59) berpendapat bahwa “perencanaan karir yang matang saat
sekolah bisa membantu seseorang untuk lebih mengenal dan memahami bakat dan
minat yang dimiliki, jika sesorang berhasil dalam merencanakan karirnya dengan
matang akan menghasilkan kesuksesan dalam karir bisa dirasakan dengan perasaan
bangga mendapatkan pekerjaan yang diharapkan, penghasilan yang lebih, status
sosial yang tinggi dan dihargai orang lain”. Setiap orang mengharapkan langkah
dalam menempuh karir bisa berjalan lancar dan sukses. Kesuksesan seseorang bisa
diukur dengan melihat kesuksesan jenjang karir yang dimiliki. Namun faktanya
masih banyak peserta didik yang belum memiliki perencanaan karir yang matang
untuk masa depannya mau melanjutkan ke SMA atau ke SMK, bahkan peserta didik
belum mengetahui kelemahan, kelebihan, minat dan bakat yang dimilikinya.
Fenomena yang terjadi dari hasil wawancara siswa dan guru BK bahwa kelas
VIII di SMPN 12 Tasikmalaya bahwa permasalahan yang terjadi yaitu siswa
mengalami kebingungan tentang arah studi untuk melanjutkan sekolah ke SMA
atau SMK. Siswa bingung dalam memilih jurusan yag sesuai dengan kemampuan
yang dimilikinya dan siswa belum tau memutuskan pekerjaan apa yang akan di
jalaninya nanti. Hasil penelitian yang dilakukan oleh Novianti dan Christiana
(2015: 2) mengungkapkan hasil wawancara dengan guru BK SMPN 40 Surabaya
diperoleh data bahwa siswa memang dirasa kurang memiliki informasi yang cukup
untuk merencanakan karirnya.
Hasil penelitian yang oleh Pritangguh (2016: 4) Permasalahan mengenai
perencanaan karier di kalangan remaja ditemukan peneliti di SMP Negeri 3
Kebumen. Berdasarkan analisis Identifikasi Kebutuhan Masalah Siswa (IKMS)
diketahui bahwa masalah yang sering kali dialami remaja atau siswa SMP dalam
rangka persiapan karir masa depan adalah siswa masih belum mampu menentukan
pilihan untuk melanjutkan studi lanjutan serta pilihan jurusan yang sesuai dengan
kemampuan yang dimiliki dan siswa masih belum dapat memutuskan jenis
pekerjaan apa yang akan dijalani nantinya.

2
Berdasarkan hasil studi pendahuluan yang dilakukan oleh Trisnowati (2016:
54) pada siswa kelas VIII yang dilakukan di SMP Negeri 12 Pontianak, diperoleh
informasi bahwa banyak siswa yang mengalami kebingungan dalam pemilihan
karirnya.
Dari fenomena-fenomena yang sudah paparkan di atas, dapat disimpulkan
bahwa siswa SMP mengalami kebingungan dalam merencanakan arah karirnya
untuk memilih studi lanjut, jurusan yang sesuai dengan kemampuan yang dimiliki
dan pekerjaan yang nanti akan di jalani. Terdapat banyak faktor yang menyebabkan
kurangnya perencanaan karir siswa. Menurut Trisnowati (2016: 54) kebingungan
siswa disebabkan karena merasa kurang informasi tentang karir yang dapat siswa
pilih. Hal ini menimbulkan dampak negatif dari kurangnya perencanaan karir
tersebut adalah pemilihan studi lanjut secara asal, dan pemilihan kerja tidak sesuai
bakat, serta tanpa melihat kemampuan dalam diri individu akan menjerumuskan
pada kegagalan karir.
Dampak dari fakta yang terjadi dari hasil wawancara bersama guru BK dan
kesiswaan, pada siswa kelas X di SMK Plus Al-Hasanah bahwa banyak sekali siswa
yang ingin pindah jurusan dan pindah sekolah. Fenomena tersebut terjadi pada
penelitian yang dilakukan oleh Wicaksana (2015:1) yaitu beberapa siswa merasa
bahwa mereka salah dalam memilih jurusan. Mereka menjadi kurang nyaman
belajar dan kurang mengerti dengan apa yang disampaikan oleh pengajar. Sehingga
beberapa dari mereka memilih pindah jurusan atau pindah sekolah.
Melihat fenomena, fakta dan dampak yang ada di lapangan, maka dapat
diartikan bahwa perencanaan karir sedini mungkin sangat diperlukan untuk masa
depan. Setidaknya siswa harus memiliki perencanaan tentang karir sejak SMP
sehingga akan mengurangi dampak-dampak yang akan terjadi di SMA/SMK.
Dilihat dari keadaan dilapangan saat awal siswa mamasuki jenjang
SMA/SMK mereka langsung masuk pada jurusan-jurusan yang sudah ditentukan
melalui beberapa tes sebelumnya. Sehingga mau tidak mau pada saat siswa duduk
di jenjang SMP siswa harus sudah memiliki perencanaan dan bekal yang cukup
untuk melanjutkan pendidikan yang sesuai dengan apa yang mereka inginkan yang
sesuai dengan bakat dan minat mereka.

3
Maka dari itu dibutuhkan strategi untuk meningkatkan perencanaan karir
siswa di sekolah. Menurut Musfirah (2015: 40) berpendapat bahwa “bimbingan dan
konseling memiliki peran strategis membantu siswa mengarahkan perjalanan
hidup, salah satunya melalui perencanaan karier. Kegiatan perencanaan karier siswa
dilakukan dalam program layanan perencanaan individual. Hal ini sejalan dengan
pendapat Holland (Musfirah, 2015: 40) yang menyatakan bahwa perencanaan
karier sangat penting bagi siswa dalam menyiapkan karier kelak dengan
mempertimbangkan bakat, minat dan kemampuan ekonomi yang dimiliki. Menurut
Winkel (2005: 114) bimbingan karir adalah bimbingan dalam mempersiapkan diri
menghadapi dunia kerja, dalam memilih lapangan kerja atau jabatan/profesi
tertentu serta membekali diri supaya siap memangku jabatan itu, dan dalam
menyesuaikan diri dengan berbagai tuntutan dari lapanan pekerjaan yang dimasuki
dapat ditempuh melalui layanan bimbingan dan konseling.
Layanan bimbingan karier selain memberikan respon pada masalah-
masalah yang dialami siswa, juga bertujuan untuk membantu siswa memperoleh
pengetahuan, sikap, dan keterampilan dalam pekerjaan. Selain itu, menurut Atmaja
(2014: 59) berpendapat bahwa bimbingan karir menitikberatkan pada perencanaan
kehidupan seseorang dengan mempertimbangkan keadaan individu dengan
lingkungan agar dapat memperoleh pandangan positif ke depan. Dengan demikian,
bimbingan karir berperan penting dalam meningkatkan perencanaan karir siswa.
Holland (Buchori dan Ilfiandra, 2015: 63) berpendapat bimbingan karier
sangat penting bagi peserta didik dalam menentukan pilihan karier, mempersiapkan
diri memasuki dunia kerja dan mengetahui informasi kerja berupa: rekrutmen dan
seleksi kerja, penempatan kerja, manajemen karier, dan desain pekerjaan. Hattari
(Winkel, 2004: 678) menegaskan bahwa bimbingan karir menitikberatkan
perencanaan masa depan dengan mempertimbangkan keadaan diri dan keadaan
lingkungan.
Munandir (1996:111) menyatakan penerapan teori Holland menyajikan
model bantuan yang berguna bagi konselor dalam melayani klien, baik itu di
sekolah maupun di luar sekolah. Teori ini tidak menjelaskan bagaimana proses

4
pemilihan pekerjaan. Maka konselor perlu menemukan sendiri dari teori itu cara-
cara bantuan yang sesuai dengan pribadi dan masalah klien yang dibantunya.
Teori bimbingan karier John Holland akan memaparkan bagaimana siswa
atau individu memilih karir yang sesuai dengan tipe, sifat dan karakteristik
psiologis (kepribadian) dengan model lingkungan yang mencakup: lingkungan
realistis, lingkungan intelektual, lingkungan sosial, lingkungan konvensional,
lingkungan usaha dan lingkungan artistik. Kesesuaian antara tipe kepribadian
dengan lingkungan akan memudahkan siswa atau individu memperoleh kepuasan
psikologis dalam menjalani karir dalam kehidupannya. Seniawati, dkk (2014)
mengatakan teori karier Holland merupakan perantara bagi siswa untuk
mengungkap dan memahami kepribadiannya sendiri. Pemahaman terhadap
kepribaadian diri sendiri sangat penting dalam upaya meningkatkan kesiapan diri
dalam memasuki dunia kerja.
Berdasarkan penelitian Sumardiana (2016), yaitu “Pengaruh Bimbingan
Karir Menggunakan Teori John L. Holland dalam Pemilihan Studi Lanjut Siswa
Kelas IX SMP Negeri 1 Wonosalam Kabupaten Jombang Tahun Pelajaran
2015/2016” hasil penelitian ini adalah Ada pengaruh layanan bimbingan karir
menggunakan teori John L. Holland dalam pemilihan studi lanjut siswa kelas IX
SMP Negeri 1 Wonosalam Kabupaten Jombang Tahun Pelajaran 2015/2016.
Berdasarkan penelitian Trisnowati (2016) yaitu “Pengaruh Program
Bimbingan Karir Untuk Meningkatkan Orientasi Karir Remaja.” Hasil penelitian
didapatlah rumusan program bimbingan karir untuk meningkatan orientasi karir
berdasarkan aspek-aspeknya, yakni sikap terhadap karir tergolong tinggi dengan
persentase 89.29 %, keterampilan membuat keputusan karir tergolong tinggi
dengan persentase 91.78 %, dan informasi dunia kerja tergolong tinggi dengan
persentase 89.17 %.
Untuk membantu anak dalam mengembangkan diri secara optimal sehingga
dapat merencanakan karier melalui layanan bimbingan dan konseling karir dengan
menggunakan teori Holland dapat dilihat dari hasil penelitian yang dilakukan oleh
beberapa peneliti yang menunjukkan bahwa layanan bimbingan dan konseling
karier terbukti efektif dalam meningkatkan perencanaan karier siswa.

5
Jika siswa sudah mengetahui betapa pentingnya merencanakan karir, hal ini
akan membantu siswa memahami diri, dunia kerja serta faktor-faktor yang perlu
dipertimbangkan untuk memilih jenis pekerjaan yang tepat, memiliki sikap positif
terhadap diri sendiri serta pandangan yang obyektif terhadap dunia kerja, serta
dapat membuat keputusan yang realisitis tentang pekerjaan yang dipilih sesuai
dengan kemampuan yang dimiliki.
Berdasarkan paparan di atas, maka peneliti menganggap bahwa penelitian
yang berjudul “Efektivitas Bimbingan Karier Holland Dalam Meningkatkan
Perencanaan Karier Siswa Kelas VIII SMPN 12 Tasikmalaya sangat penting untuk
di kaji lebih dalam dan sebagai upaya alternatif untuk mengatasi permasalahan
tersebut sehingga diberikannya bimbingan karir Holland supaya siswa bisa sukses
dalam merencanakan karir demi tercapainya masa depan yang cermelang.

B. Identifikasi Masalah
Masalah-masalah penelitian yang berkaitan dengan latar belakang dapat
diidentifikasikan sebagai berikut :
1. Siswa masih belum memahami kelebihan, kelemahan, minat dan bakatnya
2. Siswa masih kurang mampu memilih pekerjaan yang sesuai dengan
kemampuan dan minat
3. Masih banyak siswa SMP mengalami kebingungan dalam merencanakan
karir masa depannya
4. Masih banyak siswa SMP yang mengalami kebingungan dalam menentukan
sekolah lanjutan
5. Kurangnya informasi tekait dunia karir

C. Rumusan Masalah Penelitian


Berdasarkan latar belakang di atas, maka rumusan masalah sebagai berikut :
1. Seperti apa tingkat perencanaan karier siswa kelas VIII SMPN 12
Tasikmalaya?
2. Bagaimana efektivitas bimbingan karier Holland dalam meningkatkan
perencanaan karier siswa kelas VIII SMPN 12 Tasikmalaya?

6
D. Tujuan Penelitian
Berdasarkan rumusan masalah di atas, maka tujuan penelitian sebagai berikut :
1. Mengetahui tingkat perencanaan karier siswa kelas VIII SMPN 12
Tasikmalaya?
2. Mengetahui efektivitas bimbingan karier Holland dalam meningkatkan
perencanaan karier siswa kelas VIII SMPN 12 Tasikmalaya?

E. Manfaat Penelitian
1. Manfaat Teoritis
Diharapkan hasil penelitian ini dapat memberikan wawasan, pengetahuan,
an masukan tentang meningkatkan kemampuan perencanaan karier siswa
melalui bimbingan karier Holland, serta dapat memberikan sumbangan
konseptual bagi penelitian sejenis untuk mengembangkan ilmu pengetahuan
yang berkaitan dengan bimbingan dan konseling guna meningkatkan pelayanan
bimbingan dan konseling di lapangan.
2. Manfaat Praktis
1) Bagi Konselor
Diharapkan dengan adanya penelitan ini dapat menambah pengetahuan
dan memberikan masukan bagi guru pembimbing/konselor dalam
melaksanakan bimbingan karier Holland untuk meningkatkan kemampuan
perencanaan karier pada siswa Sekolah Menengah Kejuruan (SMK).
2) Bagi Sekolah
Diharapkan dengan adanya penelitian ini dapat digunakan sebagai salah
satu alternatif dalam meningkatkan kemampuan perencanaan karier siswa
dan pelaksanaan layanan informasi karier di sekolah.
3) Siswa
Dengan penelitian ini diharapkan agar siswa dapat merencanakan antara
karir yang diinginkan dengan bakat, minat dan kemampuannya agar dapat
memilih karir yang sesuai dangan apa yang diminatinya.

7
F. Sistematika Penulisan
1. BAB I PENDAHULUAN, di dalam bab ini memaparkan mengenai latar
belakang masalah, identifikasi masalah, rumusan masalah, penelitian,
tujuan penelitian, manfaat penelitian dan Sistematika penulisan.
2. BAB II KAJIAN PUSTAKA, di dalam bab ini memaparkan mengenai
tinjauan pustaka yang menguraikan tentang konsep dasar bimbingan karier
Holland, konsep dasar perencanaan karier dan penelitian terdahulu yang
relevan.
3. BAB III METODOLOGI PENELITIAN, di dalam bab ini memaparkan
mengenai pendekatan atau metode penelitian yang dipilih, rancangan lokasi
dan subjek penelitian, pengembangan instrumen penelitian dan teknik
analisis data.

8
BAB II
KAJIAN TEORI

A. Hakikat Perencanaan Karir


1. Pengertian Karir
Mastur dan Triyono (2014: 24) berpendapat bahwa karir adalah suatu pilihan
profesi atau pekerjaan yang menjadi tujuan bagi seorang individu.Karir juga dapat
diartikan sebagai perkembangan dari perjalanan kehidupan kerja seseorang yang
digeluti secara serius dan ditingkatkan semaksimal mungkin. Menurut Hornby
(Walgito, 2010: 201) berpendapat bahwa ‘karir adalah suatu status dalam jenjang
pekerjaan, profesi yang dimiliki seseorang dimasa hidupnya sebagai sumber mata
pencaharian’.
Karir merupakan kedudukan yang menunjukkan tugas, tanggung jawab,
wewenang dan hak seorang petugas atau pekerja dalam satu unit kerja atau satuan
organisasi. Jabatan itu biasanya dibebankan oleh seorang pejabat yang lebih tinggi
atau atasan (Thantawy, 2005: 11). Karir mengandung makna urutan okupasi, job
dan posisi-posisi yang di duduki sepanjang pengalaman kerja seseorang (Yusuf,
2006: 21). Super (Sukardi, 1989:17) mengemukakan bahwa ‘karir adalah sebagai
suatu rangkaian pekerjaan-pekerjaan, jabatan-jabatan dan kedudukan yang
mengarah pada kehidupan dalam dunia kerja’.
Pemikiran mengenai masa depan, pada umumnya berorientasi pada masalah
pekerjaan, ketika remaja sudah berada di bangku sekolah lanjutan atas, mereka
mulai memiliki aspirasi atau cita-cita tentang karir. Menurut Gibson dkk (1995:
305) berpendapat bahwa “karir adalah rangkaian sikap danperilaku yang berkaitan
dengan pengalaman dan aktivitas kerja selama rentang waktu kehidupan seseorang
dan rangkaian aktivitas kerja yang terus berkelanjutan”.
Dengan demikian karir adalah semua pekerjaan atau jabatan yang dipegang
selama masa kerja seseorang karir seorang individu melibatkan rangkaian pilihan
dari berbagai macam kesempatan. Jika ditinjau dari sudut pandang organisasi, karir
melibatkan proses dimana organisasi memperbaharui dirinya sendiri untuk menuju
efektivitas karir yang merupakan batas dimana rangkaian dari sikap karir dan
perilaku dapat memuaskan seorang individu.

9
2. Pengertian Perencanaan Karir
Mastur dan Triyono (20014: 24) memaparkan bahwa “perencanaan karir
adalah suatu aktivitas atau kegiatan yang dilakukan ecara terarah dan terfokus
demga berdasar pada potensi (minat, bakat, keyakinan, nilai-nilai) yang kita miliki
untuk mendapatkan sumber penghasilan yang memungkinkan kita untuk maju dan
berkembang baik secara kualitas (hidup) yan maupun kuantitas (kesejahteraan).”
Mempersiapkan karier merupakan salah satu tugas perkembangan yang harus
dicapai manusia pada usia remaja. Komara (2016: 38) berpendapat bahwa
“perencanaan karir adalah aspek penting yang perlu dimiliki oleh siswa dalam
menentukan studi lanjut yang sesuai dengan bakat dan minat siswa”.
Perencanaan karir adalah sesuatu yang menyangkut masa depan dalam jangka
panjang yang harus direncanakan sejak jauh hari. Merencanakan kemana seseorang
ingin melangkah dan apa yang ingin dicapai. Frank Parson (Winkel & Hastuti,
2010:408) merumuskan ‘perencanaan karir yaitu suatu cara untuk membantu siswa
dalam memilih suatu bidang karir yang sesuai dengan potensi mereka, sehingga
dapat cukup berhasil di bidang pekerjaan’.
Perencanaan karir perlu disiapkan sebelum siswa terjun secara langsung
dalam dunia karir. Sutrino (2013: 5) menjelaskan bahwa “perencanaan karir adalah
proses berkelanjutan dimana individu melakukan penilaian diri dan penilaian dunia
kerja, merencanakan langkah-langkah yang harus dilakukan untuk mencapai
pilihan karir tersebut, dan membuat penalaran yang rasional sebelum mengambil
keputusan mengenai karir yang diinginkan”.
Perencanaan karir melibatkan pengidentifikasian tujuan-tujuan yang
berkaitan dengan karir dan penyusunan rencana-rencana untuk mencapai tujuan
tersebut. Simamora (2011:504) mengemukakan bahwa “perencanaan karier (career
planning) adalah suatu proses dimana individu dapat mengidentifikasi dan
mengambil langkah-langkah untuk mencapai tujuan-tujuan karir”.
Dapat disimpulkan perencanaan karir merupakan proses seseorang individu
untuk memilih dan memutuskan karir yang hendak dijalaninya yang berlangsung
seumur hidup. Dalam proses perencanaan karir individu akan memperoleh
pengetahuan tentang potensi yang ada pada diri yang meliputi keterampilan, minat,

10
pengetahuan, motivasi, dan karakteristik yang digunakan sebagai dasar dalam
pemilihan karir yang kemudian dilanjutkan dengan menentukan tahapan untuk bisa
mencapai karir yang sudah dipilih.

3. Tujuan Perencanaan Karir


Simamora (2011: 505) berpendapat tujuan perencanaan karir yaitu :
a. Menyadari diri sendiri terhadap peluang-peluang, kesempatan-kesempatan,
kendala-kendala, pilihan-pilihan dan konsekuensi-konsekuensi.
b. Mengidentifikasi tujuan-tujuan yang berkaitan dengan karir
c. Menyusun program kerja, pendidikan dan yang berhubungan dengan
pengalamanpengalaman yang bersifat pengembangan guna menyediakan
arah, waktu dan urutan langkah-langkah yang diambil untuk meraih tujuan
karir.
Sedangkan menurut Dillard (Khairun & Hafina, 2016: 19) mengemukakan
tujuan pentingnya perencanaan karir yaitu :
a. Memperoleh kesadaran dan pemahaman diri
b. Pencapaian kepuasan pribadi
c. Mempersiapkan diri untuk memperoleh penempatan dan penghasilan yang
sesuai
d. Efisiensi usaha dan penggunaan waktu
Berdasarkan pendapat para ahli diatas, dapat di simpulkan tujuan
perencanaan karir adalah untuk menyadari terhadap adanya peluang,
kesempatan, serta kendala dan pilihan, dan juga mengidentifikasi tujuan-tujuan
yang berkaitan dengan karir, peyusunan program kerja, pendidikan dan
pengalaman yang berifat pengambangan dalam rangka meraih tujuan karir.

4. Aspek-aspek Perencanaan karir


Dalam kajian tentang perencanaan karir, harus dipahami aspek-aspek
perencanaan karir. Berikut ini adalah aspek yang perlu diperoleh dan ditafsirkan
siswa dalam membuat perencanaan karier siswa (Winkel, 2004: 685):
a. Informasi tentang diri sendiri

11
b. Informasi tentang lingkungan keluarga
c. Informasi tentang lingkungan hidup yang relevan bagi perencanaan karir
Menurut Parsons (Winkel & Hastuti, 2006), ada tiga aspek yang harus
terpenuhi dalam membuat suatu perencanaan karir, yaitu:
a. Pengetahuan dan pemahaman diri sendiri
b. Pengetahuan dan pemahaman dunia kerja
c. Penalaran yang realistis akan hubungan pengetahuan dan pemahaman diri
sendiri dengan pengetahuan dan pemahaman dunia kerja
Suherman (2009: 116) mengatakan bahwa dalam aspek perencanaan
karir terdiri dari indikator-indikator sebagai berikut :
a. Mempelajari informasi karir
b. Membicarakan karir dengan orang dewasa
c. Mengikuti pendidikan tambahan (kursus)
d. Berpartisipasi dengan kegiatan ekstrakurikuler
e. Mengikuti pelatihan-pelatihan terkait dengan pekerjaan yang
diinginkan
f. Mengetahui kondisi pekerjaan yang diinginkan
g. Mengetahui persyaratan pendidikan untuk karir yang diinginkan
h. Dapat merencanakan apa yang harus dilakukan setelah tamat dari
sekolah.
i. Mengetahui cara dan kesempatan memasuki karir yang diinginkan
j. Mengatur waktu luang secara efektif

Menurut Jordan (Yusuf, 2009: 27) mengemukakan aspek-aspek dalam


perencanaan karir meliputi:
a. Pemahaman karier adalah membantu pribadi untuk mengembangkan
kesatuan dan gambaran diri serta peranan dalam dunia kerja.
b. Mencari informasi, siswa yang memiliki perencanaan karir akan
memanfaatkan informasi yang telah didapat dari berbagai sumber untuk
dipelajari sehingga setiap siswa memiliki pemahaman tentang karir.
c. Perencanaan dan pengambilan keputusan, merupakan suatu proses untuk

12
menentukan langkah-langkah yang akan dilakukan dalam karir untuk
mencapai tujuan yang telah ditetapkan.
5. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Perencanaan Karir
Keberhasilan sebuah rencana merupakan impian dari setiap manusia. Namun
setiap keberhasilan tidak terlepas dari berbagai faktor yang mempengaruhinya.
Menurut Parson dan Williamson (Suherman, 2010: 57) berpendapat bahwa faktor
yang mempengaruhi perencanaan karir adalah kemampuan (abilities), minat
(interest) dan prestasi (achievement). Adapun penjelasan dari ketiga faktor tersebut
adalah sebagai berikut.
a. Kemampuan, yaitu kepercayaan diri terkait dengan bakat yang menonjol
disuatu bidang usaha kognitif, bidang keterampilan, atau bidang kesenian.
b. Minat, yaitu kecenderungan yang agak menetap kepada seseorang untuk
merasa tertarik pada suatu bidang tertentu dan merasa senang bergaul atau
bergabung dalam berbagai kegiatan yang berkaitan dengan bidang tersebut.
c. Prestasi, yaitu suatu hasil belajar (prestasi belajar), yang didapatkan dari
suatu kemampuan individu yang didapatkan siswa dari usaha belajar.

Menurut Rangka, dkk (2017:39) berpendapat bahwa faktor yang


mempengaruhi perencanaan krir antara lain: jenis kelamin, dukungan dan
keterlibatan dari orang yang sangat berarti dalam kehidupan siswa, seperti orang
tua, pengalaman belajar dan self-efficacy, keadaan finansial dan status sosial
ekonomi, kemampuan minat/bakat, umur, kepercayaan, budaya, pengetahuan
tentang dunia kerja, kepribadian, dan konsep diri.
Ada beberapa faktor yang mempengaruhi seorang individu dalam membuat
perencanaan karir, Winkel & Hastuti (2004: 647), antara lain:
a. Nilai-nilai kehidupan,
b. Keadaan jasmani
c. Masyarakat
d. Posisi anak dalam keluarga
e. Taraf sosial-ekonomi kehidupan keluarga
f. Pergaulan dengan teman-teman sebaya

13
g. Pendidikan sekolah
h. Gaya hidup dan suasana keluarga, serta status perkawinan orang tua
6. Urgensi Perencanaan Karir
Setiap individu yang berhasil atau sukses berawal dari sebuah perencanaan,
dan sukses tersebut adalah salah satu manfaat yang dirasakannya. Adapun manfaat
dari seseorang yang memiliki perencanaan karir, menurut Sukardi (1993: 24)
mengemukakan yaitu :
a. Persiapan pengambilan keputusan
b. Mengembangkan kepercayaan diri
c. Menemukan makna aktivitas masa sekarang
d. Mengenal berbagai kesempatan
e. Mengetahui persiapan yang harus dilakukan, dan mempersiapkan
perencanaan hidup.
Dillard (Khairun, 2016: 19) menyatakan beberapa manfaat yang diperoleh
jika siswa mampu merencanakan karirnya, yaitu:
a. Pengetahuan dan pemahaman tentang diri sendiri akan lebih meningkat
b. Mengetahui berbagai macam dunia karir.
c. Cakap membuat keputusan secara efektif.
d. Memperoleh informasi yang terarah tentang karir yang tersedia.
e. Cakap memanfaatkan kesempatan karir yang sesuai dengan
kemampuannya.
Menurut Sukardi (1993: 24) manfaat perencanaan karir bagi seseorang
adalah, sebagai berikut :
a. Membantu dalam memepersiapkan diri mengambil keputusan berdasarkan
informasi karir yang telah diterima
b. Mengembangkan kepercayaan diri
c. Dapat mengenal peluang-peluang yang akan dijumpai
d. Dapat menentukan apa yang akan dipersiapkan dalam menekuni karir.
Berdasarkan beberapa uraian di atas dapat disimpulkan bahwa manfaat
perencanaan karier yaitu :
a. Menghindarkan peserta didik dari kesalahan dalam pemilihan karier

14
b. Lebih memahami kemampuan, minat dan pribadi diri sendiri
c. Cakap membuat keputusan secara efektif dan memanfaatkan kesempatan
karier yang ada
d. Memiliki gambaran tentang profesi beserta kualifikasinya secara luas
e. Dengan perencanaan karier dapat dijadikan evaluasi kemampuan diri
f. Memiliki waktu lebih lama untuk memikirkan profesi yang hendak dipilih
g. Menjadikan peserta didik ahli pada bidang yang disenangi

7. Langkah-langkah Dalam Merencanakan Karir


Langkah-langkah yang harus dicapai untuk meningkatkan perencanakan
karir menurut Mastur dan Triyono (2014: 25) berpendapat langkah-langkah
dalam merencanakan karir yaitu :
a. Mengembangkan rencana karir. Pikirkanlah mengenai apa yang akan kita
lakukan dan langkah-langkah strategis apa yang dibutuhkan untuk
melakukan al-hal yang kita inginkan
b. Tinjaulah bakat atau kemampuan serta minat yang kita miliki. Pikirkan
secara serius dan mendalam hal-hal yang kita sukai, mampu kita kerjakan
dengan baik nilai-nilai yang kita yakini kebenarannya
c. Cobalah mencari tahu jenis-jenis karir atau pekerjaan yang mendekati
dengan diri kita, yaitu sesuai bakat serta minat yang kita miliki, latar
belakang pendidikan, kondisi kerja serta lingkungan yang kita harap yang
akan memberikan kejelasan arah dan fokus karir/pekerjaan kita.
d. Selanjutnya, bandingkanlah keterampilan dan minat yang kita miliki dengan
jenis karir atau pekerjaan yang akan kita pilih. Jadi karir atau pekerjaan yang
paling sesuai dan dekat dengan diri kita sangat mungkin menjadi karir atau
pekerjaan kita di masa depan.
e. Kembangkanlah tujuan karir/pekerjaan yang kita pilih. Hal ini akan menjadi
panduan yang sangat penting bagi kita untuk menyusun langkah-langkah
strategis selanjutnya.
f. Ikutilah pendidikan atau pelatihan yang mendekatkan kita dengan tujuan
karir atau pekerjaan yang telah kita buat.

15
g. Hal penting yang tidak boleh dilewatkan adalah masalah keuangan. Kita
mungkin akan berfikir mengenai sumber-sumber dan besarnya uang yang
kita butuhkan untuk mewujudkan karir kita.
h. Cobalah minta nasehat dari beberapa sumber yang anda yakini dapat
membantu anda memberikan penjelasan dan arahan megenai
karir/pekerjaan pilihan anda.
Dari pendapat diatas menurut ahli, dapat di simpulkan bahwa langkah-
langkah dalam merencanakan karir yaitu menilai diri sendiri, mengenal minat,
bakat, kemampuan yang dimiliki, mencari informasi terkait pekerjaan yang
sesuai dengan keinginan.

B. Konsep Dasar Bimbingan Karier Holland


1. Pengertian Bimbingan Karier
Semiawan (Ilfiandra, 2006: 4) memberikan definisi bimbingan karier yaitu
seperti berikut:
‘Bimbingan karier sebagai sarana pemenuhan kebutuhan perkembangan
individu yang harus dilihat sebagai bagian integral dari program pendidikan yang
diintegrasikan dalam setiap pengalaman belajar bidang studi. Bimbingan karir
terkait dengan perkembangan kemampuan kognitif dan afektif, maupun
keterampilan seseorang dalam mewujudkan konsep diri yang positif, memahami
proses pengambilan keputusan maupun perolehan pengetahuan dan keterampilan
yang akan membantu dirinya memasuki kehidupan, tata hidup dari kejadian dalam
kehidupan yang terus-menerus berubah; tidak semata-mata terbatas pada
bimbingan jabatan atau bimbingan tugas’.
Surya (1997: 31) menyatakan bahwa “bimbingan karir merupakan salah satu
jenis bimbingan yang berusaha membantu individu dalam memecahkan masalah
karir, untuk memperoleh penyesuaian diri yang sebaik-baiknya antara kemampuan
dengan lingkungan hidupnya, memperoleh keberhasilan dan perwujudan diri dalam
perjalanan hidupnya”.
Marsudi (2003: 113) berpendapat bahwa “bimbingan karier adalah suatu
perangkat, lebih tepatnya suatu program yang sistematik, proses, teknik, atau

16
layanan yang dimaksudkan untuk membantu individu memahami dan berbuat atas
dasar pengenalan diri dan pengenalan kesempatan-kesempatan dalam pekerjaan,
pendidikan, dan waktu luang, serta mengembangkan ketrampilan-ketrampilan
mengambil keputusan sehingga yang bersangkutan dapat menciptakan dan
mengelola perkembangan karirnya”.
Dari definisi diatas dapat disimpulkan bahwa bimbingan karir merupakan
bimbingan untuk membantu individu dalam perencanaan, pengembangan dan
pemecahan masalah-masalah karir seperti pemahaman terhadap kondisi dan
kemampuan diri, pemahaman terhadap kondisi lingkungan, perencanaan dan
pengembangan karir, dan pemecahan permasalahan-permasalahan karir yang
dihadapi dan diharapkan dengan layanan bimbingan karir, individu mampu
menentukan dan mengambil keputusan karir secara tepat dan bertanggung jawab
atas keputusan yang diambilnya sehingga mereka mampu mewujudkan dirinya
secara bermakna.

2. Tujuan Bimbingan Karier


Siswa di kelas Sekolah Menengah Pertama (SMP) harus melanjutkan tujuan
pengembangan yaitu untuk pengetahuan diri, eksplorasi pendidikan dan pekerjaan,
serta perencanaan karier. Tugas penting adalah belajar dan mengeksplorasi
informasi terkait karir. Tujuan bimbingan karir untuk kelas SMP telah disusun oleh
Herring (Zunker, 2006:407), sebagai berikut:
a. Keterampilan merencanakan, membuat keputusan, kesadaran diri dengan
mengenali kekuatan dan kelemahan diri
b. Kesadaran pendidikan dengan mengenali hubungan antara pendidikan dan
keterampilan kerja
c. Kesadaran ekonomi dengan memahami bagaimana penawaran dan
permintaan mempengaruhi ketersediaan lapangan kerja
d. Kesadaran kerja dengan belajar tentang isi dari pekerjaan
e. Sikap kerja dengan mengenali peran kerja dalam masyarakat
Secara umum tujuan bimbingan karir adalah untuk membantu para siswa
memiliki keterampilan dalam mengambil keputusan mengenai karirnya dimasa

17
depan, untuk mencapai hal itu diperlukan adanya pemahaman diri siswa dalam
pengamatan lingkungan sekitar yang tepat bagi dirinya sendiri dalam
menentukan masa depannya. Walgito (2010: 202) berpendapat bahwa tujuan
bimbingan karir adalah untuk membantu para siswa agar:
a. Dapat memahami dan menilai dirinya sendiri, terutama yang berkaitan
dengan potensi yang ada dalam dirinya mengenai kemampuan, minat, bakat,
sikap, dan cita-citanya.
b. Menyadari dan memahami nilai-nilai yang ada dalam dirinya dan yang ada
dalam masyarakat.
c. Mengetahui berbagai jenis pekerjaan yang berhubungan dengan potensi
yang ada dalam dirinya, mengetahui jenis-jenis pendidikan dan latihan yang
diperlukan bagi suatu bidang tertentu, serta memahami hubungan usaha
dirinya yang sekarang dengan masa depanya.
d. Menemukan hambatan-hambatan yang mungkin timbul, yang disebabkan
oleh dirinya sendiri dan faktor lingkungan, serta mencari jalan untuk dapat
mengatasi hambatan-hambatan tersebut.
e. Para siswa dapat merencanakan masa depannya, serta menemukan karier da
kehidupannya yang serasi atau sesuai.

Adapun menurut W.S. Winkel (1991: 551) berpendapat bahwa bimbingan


karir memiliki tujuan agar siswa:
a. Memahami sisi dunia kerja, serta faktor-faktor yang perlu dipertimbangkan
untuk memilih program atau jurusan secara tepat
b. Memiliki sifat positif terhadap diri sendiri serta pandangan yang objektif
dan maju terhadap dunia kerja
c. Membuat keputusan yang realistis tentang karir yang dipilih sesuai dengan
kemampuannya.
Berdasarkan pemaparan diatas tujuan bimbingan karir adalah untuk
membantu siswa dalam pemahaman diri dan lingkungan, dalam pengambilan
keputusan, perencanaan dan pengarahan kegiatan-kegiatan yang menuju
kepada karir.

18
3. Konsep Teori Holland
Pada teori yang dikembangkan oleh John L. Holland menjelaskan bahwa
suatu pemilihan pekerjaan atau jabatan merupakan hasil dari interaksi antara factor
hereditas (keturunan) dengan segala pengaruh budaya, teman bergaul, orang tua,
dan orang dewasa yang dianggap memiliki peranan yang penting (Seniawati dkk,
2014). Teori John Holland (Sharma, 2016) didasarkan pada modal pribadi orientasi
atau proses perkembangan yang dibentuk melalui faktor keturunan dan kehidupan
individu sejarah bereaksi terhadap tuntutan lingkungan. Selain itu John L. Holland
juga merumuskan tipe-tipe (golongan) kepribadian dalam pemilihan pekerjaan
berdasarkan atas inventori kepribadian yang disusun atas dasar minat.
Menurut Holland (Hadiarni dan Irman, 2009:99), kepribadian seseorang
merupakan hasil dari keturunan dan pengaruh lingkungan. Selanjutnya berkaitan
dengan minat terhadap sebuah pekerjaan atau karir (vocational interest) yang
memiliki oleh seseorang, menurut Holland merupakan kompromi atau perkawinan
antara karakteristik kepribadian (personal) seseorang dengan kesempatan yang
diberikan lingkungannya (personal environment interaction), diantara kesempatan
tersebut adalah peluang berkembang, kesempatan berkarya dan interaksi dengan
sejawat, sehingga karir mencerminkan life history bagi diri seseorang.
Holland (Wicaksana, 2015) berkeyakinan bahwa suatu minat yang
menyangkut pekerjaan dan okupasi adalah hasil perpaduan dari sejarah hidup
seseorang dan keseluruhan kepribadiannya sehingga minat tertentu akhirnya
menjadi suatu ciri kepribadian yang berupa ekspresi diri dalam bidang pekerjaan,
bidang studi akademik, hobi, dan berbagai kegiatan rekreatif serta kesukaan yang
lain. Dalam teori Holland terdapat empat asumsi yang merupakan jantung teori
Holland (Wicaksana, 2015). Empat asumsi tersebut adalah sebagai berikut:
a. Kebanyakan orang dapat dikategorikan sebagai salah satu dari enam tipe:
realistik, investigatif, artistik, sosial, enterprising, dan konvensional.
b. Ada enam tipe lingkungan pekerjaan: realistik, investigatif, artistik,
sosial, enterprising, dan konvensional.
c. Orang menyelidiki lingkungan-lingkungan yang akan membiarkan
atau memungkinkannya melatih keterampilan-keterampilan dan

19
kemampuankemampuannya, mengekspresikan sikap-sikap dan nilai-
nilainya, dan menerima masalah-masalah serta peranan-peranan yang
sesuai.
d. Perilaku seseorang ditentukan oleh interaksi antara kepribadiannya dan
ciri-ciri lingkungannya.
Holland dalam teori vokasionalnya mengemukakan bahwa pengenalan minat
dan karakteristik individu akan dapat memprediksikan pekerjaan yang tepat dan
memuaskan bagi individu tersebut (Kumaidi dkk, 2017:554). Teori Holland
(Munandir, 1996:107) menekankan pilihan pekerjaan dari sudut lingkungan kerja,
pribadi dan perkembangan, serta interaksi pribadi dengan lingkungannya. Pilihan
pekerjaan merupakan perluasan kepribadian dan merupakan uasaha untuk
mengungkapkan diri dalam kehidupan kerja.
Teori Holland memberikan perhatian pada karakteristik perilaku atau tipe
kepribadian sebagai penyebab utama dalam pilihan dan perkembangan karier
individu. Dalam pandangan Holland pemilihan dan penyelarasan karir merupakan
suatu kepanjangan dari kepribadian seseorang. Holland menegaskan bahwa ada
keterkaitan antara karakter kepribadian, lingkungan dan pekerjaan yang
memungkinkan mereka mengasah keterampilan dan kemampuan, mengungkapkan
sikap dan nilai-nilai yang mereka yakini dan hal-hal sejenis lainnya, Hadiarni dan
Irman (2009:102).
Teori Holland adalah teori mengenai pemilihan pekerjaan berdasarkan minat
dan bakat seseorang. Selain itu, menurut Holland pemilihan pekerjaan pun didasari
pada faktor lingkungan dimana individu tinggal (Almira, 2016). Holland mengakui
bahwa pandangannya berakar dalam psikologi diferensial, terutama penelitian dan
pengukuran terhadap minat, dan dalam tradisi psikologi kepribadian yang
mempelajari tipe-tipe kepribadian (Winkel & Hastuti, 2005 : 634).
Dua sumber pengaruh ini mendorong Holland untuk mengasumsikan bahwa
orang yang memiliki minat yang berbeda-beda dan bekerja dalam lingkungan yang
berlain-lainan, sebenarnya adalah orang yang berkepribadian lain-lain dan
mempunyai sejarah hidup yang berbeda-beda pula (Winkel & Hastuti, 2005 : 634).

20
4. Tipe Kepribadian Holland
Teori Holland (Brown & Lent, 2004: 28), Tipe kepribadian memiliki
karakteristik yang unik, yang berkembang dari faktor genetik dan pengaruh
lingkungan. Teori Holland menyatakan bahwa area RIASEC berbentuk hexagonal
didasarkan pada hubungan antara tipe yang satu dengan lainnya yang sering disebut
dengan Holland’s Hexagon. Seperti yang digambarkan pada Gambar berikut :

Tabel 2.1 Holland’s Hexagon

Teori Holland mengemukakan bahwa terdapat enam tipe kepribadian


seringkali disebut dengan RIASEC, yang merupakan singkatan dari Realistic,
Investigative, Artistic, Social, Enterprising, dan Conventional yaitu sebagai berikut:

Tabel 2.2 Tipe Kepribadian RIASEC


Tipe Deskripsi Ciri Kepribadian Pekerjaan
Realistik Patton dan Seniawati, dkk Brown & Lent
McMahon (2006: (2014) (2004: 28)
32) mengemukakan ciri- mengemukakan
berpendapat bahwa ciri kepribadianya contoh
tipe model ini yaitu; pekerjaan orang
memiliki mengutamakan dengan model
kemampuan praktis kejantanan, kekuatan orientasi ini
dan lebih suka otot, ketrampilan adalah montir
fisik, mempunyai mobil,

21
bekerja dengan menurut verbal, pengendali
mesin atau alat. konkrit, bekerja pesawat,
Sedangkan menurut praktis, kurang surveryor atau
Seniawati, dkk memiliki pekerja
(2014) berpendapat ketrampilan social, pengukur tanah,
tipe model ini serta kurang peka petani, operator
memiliki dalam hubungan mesin, teknisi
kecenderungan dengan orang lain. listrik.
untuk memilih
lapangan kerja yang
berorientasi kepada
penerapan.
Investigatif Seniawati, dkk Brown & Lent Patton dan
(2014) berpendapat (2004: 28) McMahon
Tipe kepribadian mengemukakan ciri- (2006: 32)
Investigatif ini ciri kepribadianya contoh
ditandai dengan yaitu : pekerjaan orang
adanya suatu tugas- Analitis, waspada, dengan model
tugas yang kitis, ingin tahu, orientasi ini
memerlukan pendiam, sederhana, adalah ahli
kemampuan bersifat Memiliki biologi, kimia,
abstrak dan logis kemampuan fisika,
matematika dan antropolog, ahli
ilmiah geologi,
teknolog medis

22
Artistik Patton dan Brown & Lent Seniawati, dkk
McMahon (2006: (2004: 28) (2014)
32) berpendapat mengemukakan ciri- mengemukakan
bahwa tipe ciri kepribadianya contoh
kepribadian artistik yaitu : pekerjaan orang
ini ditandai dengan Emosional. dengan model
adanya kemampuan ekspresif, idealistis. orientasi ini
artistik atau kreatif Imajinatif adalah ahli
menggunakan intuisi musik, ahli
dan imajinasi untuk kartun, ahli
pemecahan masalah drama, pencipta
lagu, penyair

Sosial Patton dan Seniawati, dkk Brown & Lent


McMahon (2006: (2014) (2004: 28)
32) berpendapat mengemukakan ciri- mengemukakan
bahwa tipe ciri kepribadianya contoh
kepribadian sosial yaitu : pandai pekerjaan orang
ini ditandai dengan bergaul dan dengan model
adanya keterampilan berbicara, bersifat orientasi ini
sosial yang baik, responsive, adalah
ramah menikmati bertanggung jawab, pekerjaan sosial
keterlibatan dengan kemanusiaan, seperti guru,
orang dan bekerja bersifat religius, pekerja agama,
dalam tim. membutuhkan konselor,
perhatian, memiliki psikolog klinis,
kecakapan verbal

23
Enterprising Seniawati, dkk Brown & Lent Seniawati, dkk
(2014) berpendapat (2004: 28) (2014)
tipe model ini mengemukakan ciri- mengemukakan
memiliki cirri khas ciri kepribadianya contoh
diantaranya yaitu : Optimis, pekerjaan orang
menggunakan percaya diri, ramah, dengan model
ketrampilan- banyak bicara, aktif orientasi ini
ketrampilan adalah
berbicara dalam pedagang,
situasi dimana ada politikus,
kesempatan untuk manajer
menguasai orang pimpinan
lain atau eksekutif
mempengaruhi orang perusahaan,
lain. perwakilan
dagang
Konvensional Seniawati, dkk Brown & Lent Seniawati, dkk
(2014) berpendapat (2004: 28) (2014)
tipe model ini pada mengemukakan ciri- mengemukakan
umumnya memiliki ciri kepribadianya contoh
kecenderungan yaitu : pekerjaan orang
terhadap kegiatan Cermat, teliti dengan model
verbal, ia Sesuai atau orientasi ini
menyenangi bahasa menyesuaikan diri adalah kasir,
yang tersusun baik, Bersungguh- statistika,
numerical (angka) sungguh, pemegang buku,
yang teratur Efisien,teliti pegawai arsip,
pegawai bank

24
C. Hasil Penelitian Terdahulu yang Relevan Dengan Bimbingan Karier
Holland dan Perencanaan Karier
Hasil penelitian terdahulu yang relevan dengan bimbingan karier holland dan
perencanaan karier sebagai berikut :
1. Berdasarkan penelitian Sumardiana (2016), yaitu “Pengaruh Bimbingan
Karir Menggunakan Teori John L. Holland dalam Pemilihan Studi Lanjut
Siswa Kelas IX SMP Negeri 1 Wonosalam Kabupaten Jombang Tahun
Pelajaran 2015/2016” Penelitian ini menggunakan pendekatan penenelitian
kuantitatif dengan teknik penelitian preexsperimental designs dengan
bentuk one-group pretest-posttest designs. Sampel yang digunakan
sebanyak 30 responden dari 200 jumlah siswa kelas IX. Instrumen
pengumpulan data menggunakan angket. Dari hasil penelitian dapat
diketahui rata-rata skor pretest skala pemilihan studi lanjut siswa adalah
100. Sedangkan rata-rata skor posttest skala pemilihan studi lanjut siswa
adalah 117. Hasil perhitungan analisis rumus t-test yang diperoleh t hitung
sebesar 6,063 sementara t tabel dengan db N – 1 / 30 – 1 = 29 dan taraf
signifikasi 5% (0,05) sebesar 2,045. Karena t hitung > t tabel, 6,063 > 2,045.
Maka Ha berbunyi “ ada pengaruh bimbingan karir menggunakan teori John
L. Holland dalam pemilihan studi lanjut siswa kelas IX SMP Negeri 1
Wonosalam tahun pelajaran 2015-2016, dapat diterima. Sedangkan Ho yang
berbunyi “tidak ada pengaruh bimbingan karir menggunakan teori John L.
Holland dalam pemilihan studi lanjut siswa kelas IX SMP Negeri 1
Wonosalam tahun pelajaran 2015-2016,ditolak”. Hasil penelitian ini adalah
Ada pengaruh layanan bimbingan karir menggunakan teori John L. Holland
dalam pemilihan studi lanjut siswa kelas IX SMP Negeri 1 Wonosalam
Kabupaten Jombang Tahun Pelajaran 2015/2016.
2. Penelitian yang dilakukan oleh Seniawati, Suarni & Arum (2014) tentang
“Efektivitas teori karier holland melalui layanan informasi untuk
meningkatkan pemahaman diri terhadap kesiapan kerja siswa”. Data hasil
penelitian menunjukkan bahwa pemahaman diri terhadap kesiapan kerja
siswa meningkat. Hal ini dapat dilihat berdasarkan hasil uji hipotesis yang

25
dilakukan dengan menggunakan uji–t, diperoleh thitung sebesar 4,355,
sedangkan ttabel dengan taraf signifikansi 5% dan db = 72 adalah 1,684.
Hal ini menunjukkan bahwa thitung lebih besar dari ttabel (thitung> ttabel)
sehingga H0 ditolak dan H1 diterima. Dengan demikian dapat disimpulkan
bahwa terdapat perbedaan efektivitas teori karier Holland melalui layanan
informasi untuk meningkatkan pemahaman diri terhadap kesiapan kerja
siswa.
3. Berdasarkan penelitian Trisnowati (2016) yaitu “Pengaruh Program
Bimbingan Karir Untuk Meningkatkan Orientasi Karir Remaja.” Tujuan
penelitian ini mendeskripsikan tinggi rendahnya sikap siswa terhadap karir.
Lokasi penelitian ialah SMP Negeri 12 Pontianak. Metode yang digunakan
ialah metode deskriptif dengan bentuk penelitian survei. Populasi berjumlah
244 orang yang terdiri dari 6 kelas dengan sampel 20% yaitu berjumlah 48
orang. Hasil penelitian didapatlah rumusan program bimbingan karir untuk
meningkatan orientasi karir berdasarkan aspek-aspeknya, yakni sikap
terhadap karir tergolong tinggi dengan persentase 89.29 %, keterampilan
membuat keputusan karir tergolong tinggi dengan persentase 91.78 %, dan
informasi dunia kerja tergolong tinggi dengan persentase 89.17 %.

26
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN

1. Metode penelitian
Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah kuantitatif. Sugiyono
(2010: 296) menjelaskan “metode kuantitatif karena data penelitian berupa
angka-angka dan analisis menggunakan statistika serta digunakan daalam
meneliti populasi dan sampel tertentu.” Jenis penelitian dengan pendekatan
Quasi Experimental Design dan menggunakan desain penelitian Pre-test and
Post-test. Dalam desain ini hasil percobaan dapat diketahui dengan akurat
karena dalam desain ini terdapat pre-test sebelum diberikan perlakuan dan post-
test setelah diberikan perlakuan, sehingga dapat membandingkan keadaan
sebelum diberi perlakuan dan setelah diberi perlakuan (Sugiyono, 2014: 74).
2. Rancangan Lokasi dan Subjek Penelitan
1) Penentuan Lokasi penelitian
Penelitian ini akan dilakukan di SMPN 12 Tasikmalaya yang beralamat di
Jl. Perintis Kemerdekaan Tasikmalaya. Lokasi ini dipilih karena penelitian
dapat menemukan masalah yang relevan yang berkenaan dengan judul yang
akan diteliti serta tersedianya data yang dibutuhkan dan faktor penunjang
lainnya yang mendukung, sehingga tempat ini dijadikan lokasi penelitian.
2) Populasi dan Sampel
a. Populasi
Populasi adalah keseluruhan subjek penelitian. Populasi adalah kelas
VIII dengan jumlah siswa sebanyak 156 siswa. Suharsimi Arikunto
(2010:173) berpendapat “apabila seseorang ingin meneliti semua elemen
yang ada dalam wilayah penelitian, maka penelitiannya merupakan
penelitian populasi. Studi atau penelitiannya juga di sebut studi populasi
atau studi sensus”.
b. Sampel
Sampel adalah sebagian atau wakil populasi yang diteliti. Peserta didik
kelas VIII. Dalam mengambil sampel, teknik yang digunakan dalam
penelitian ini adalah teknik simple random sampling, jumlah sampel yang

27
diambil sebanyak dua kelas yang terdiri dari kelas eksperimen dan kelas
kontrol.
3. Pengembangan Instrumen Penelitian
1) Definisi Operasional Variabel
a. Variabel Independen / Bebas (X)
Variabel independen/bebas (X) adalah variabel yang mempengaruhi
atau penyebab. Pada penelitian sebagai variabel bebas adalah efektivitas
bimbingan karier Holland.
Bimbingan Karir Holland adalah suatu proses bantuan, pendekatan
terhadap individu untuk mengenal dan memahami dirinya, mampu
mengenal dunia kerja sehingga dapat merencanakan masa depan dengan
keputusan yang tepat sesuai dengan potensi yang dimilikinya sesuai dengan
tipe kerpribadiannya.
b. Variabel Dependen / Terikat (Y)
Variabel dependen/terikat (Y) adalah variabel yang keberadaannya
bergantung pada variabel bebas. Pada penelitian ini sebagai variabel terikat
adalah perencanaan karier.
Perencanaan karier merupakan proses seseorang individu untuk
memilih dan memutuskan karir yang hendak dijalaninya yang berlangsung
seumur hidup. Dalam proses perencanaan karir individu akan memperoleh
pengetahuan tentang potensi yang ada pada diri yang meliputi keterampilan,
minat, pengetahuan, motivasi, dan karakteristik yang digunakan sebagai
dasar dalam pemilihan karir yang kemudian dilanjutkan dengan
menentukan tahapan untuk bisa mencapai karir yang sudah dipilih.
Berikut ini adalah aspek yang perlu diperoleh dan ditafsirkan siswa
dalam membuat perencanaan karier siswa (Winkel, 2004: 685):
a. Informasi tentang diri sendiri
b. Informasi tentang lingkungan keluarga
c. Informasi tentang lingkungan hidup yang relevan bagi perencanaan
karir

28

Anda mungkin juga menyukai